RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

79
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV Hal. IV - 1 Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat- pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kota dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kota yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota selain untuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem sumber daya air dan sistem jaringan lainnya. Rencana struktur ruang wilayah kota berfungsi : a. Sebagai arahan pembentukan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan layanan bagi wilayah kota; b. Sebagai arahan perletakan jaringan prasarana kota sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antara pusat-pusat pelayanan kota; dan c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun. Rencana Struktur Wilayah Kota Medan digambarkan dalam bentuk : 1. Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk yang merupakan perkiraan jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan yang selanjutnya diuraikan dalam rencana pendistribusian untuk setiap kawasan/kecamatan sesuai dengan daya dukungnya. 2. Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan yang merupakan pengembangan sistem penyebaran pusat-pusat pelayanan kota yang disusun secara hirarkis dan terstruktur sesuai dengan arahan dan rencana fungsi masing-masing pusat. Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial

Transcript of RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

Page 1: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 1

Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-

pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan

oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota. Rencana Struktur Ruang Wilayah

Kota adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kota dalam

wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kota yang dikembangkan

untuk mengintegrasikan wilayah kota selain untuk melayani kegiatan skala kota,

meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan,

sistem jaringan telekomunikasi, sistem sumber daya air dan sistem jaringan

lainnya.

Rencana struktur ruang wilayah kota berfungsi :

a. Sebagai arahan pembentukan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota

yang memberikan layanan bagi wilayah kota;

b. Sebagai arahan perletakan jaringan prasarana kota sesuai dengan fungsi

jaringannya yang menunjang keterkaitan antara pusat-pusat pelayanan kota;

dan

c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima

tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun.

Rencana Struktur Wilayah Kota Medan digambarkan dalam bentuk :

1. Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk yang merupakan perkiraan

jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan yang selanjutnya diuraikan

dalam rencana pendistribusian untuk setiap kawasan/kecamatan sesuai

dengan daya dukungnya.

2. Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan yang merupakan pengembangan

sistem penyebaran pusat-pusat pelayanan kota yang disusun secara hirarkis

dan terstruktur sesuai dengan arahan dan rencana fungsi masing-masing

pusat. Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial

Page 2: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 2

dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional,

yang meliputi :

a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;

b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota;

c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan kota

3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi merupakan pengembangan sistem

jaringan yang menggambarkan pola pergerakkan dan penyebaran prasarana

dan sarana penunjangnya, mencakup sistem transportasi darat, sistem

jaringan kereta api, sistem jaringan angkutan sungai dan penyeberangan,

sistem jaringan transportasi laut dan sistem jaringan transportasi udara.

4. Rencana Sistem Jaringan Utilitas adalah pengembangan sistem jaringan

pelayanan yang memungkinkan kota dapat terlayani secara optimal dengan

memperhatikan arahan pengembangan dan distribusi penduduk, sistem

pusat-pusat pelayanan serta arah pengembangan kota dalam jangka

panjang.

4.1 ARAHAN PENGEMBANGAN DAN DISTRIBUSI PENDUDUK

Penyebaran penduduk Kota Medan saat ini tidak merata, terkonsentrasi

di kawasan pusat kota seperti di Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan

Perjuangan, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Area dan

Kecamatan Medan Tembung. Sejalan dengan kecenderungan perkembangan

fisik kota, saat ini perkembangan permukiman mulai mengarah ke Selatan.

Perkembangan permukiman ke arah Selatan perlu dibatasi mengingat kawasan

ini merupakan daerah konservasi. Untuk itu pada masa yang akan datang

perkembangan permukiman diharapkan akan mengarah ke Utara, seperti

Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan.

Beberapa pertimbangan dalam penetapan arahan distribusi penduduk

adalah :

a) Pertumbuhan penduduk dilihat dari beberapa periode diperoleh

kecenderungan pertumbuhan yang meningkat. Pada periode 1980 sampai

tahun 1990 pertumbuhan penduduk rata-rata meningkat sebesar 1,5% per-

tahun, dan pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 pertumbuhan

penduduk meningkat sebesar 1,8% per tahun, dan periode 2000 sampai

dengan tahun 2007 pertumbuhan penduduk mencapai 2% per tahun.

Page 3: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 3

b) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pada setiap kecamatan.

Diperkirakan pertumbuhan penduduk masing-masing kecamatan akan

bervariasi, pada kecamatan di kawasan pusat kota, diperkirakan

penduduknya tidak akan bertambah, karena kepadatan kawasan ini sudah

cukup tinggi dan tidak tersedia lahan untuk pengembangan dan bahkan

kecenderungan kawasan perumahan beralih fungsi untuk penggunaan

perdagangan dan jasa.

c) Keberadaan pusat–pusat pertumbuhan yang ada seperti pusat sekunder

yang akan dikembangkan merupakan salah satu faktor penarik

perkembangan perumahan ke kawasan tersebut. Kawasan kecamatan

Medan Marelan dan Medan Amplas merupakan kecamatan yang paling

tinggi tingkat perkembangan penduduknya. Di kawasan ini banyak tumbuh

kompleks perumahan baru.

d) Rencana pengembangan pusat-pusat pegembangan baru untuk kegiatan

perekonomian dan perdagangan akan menarik perkembangan kawasan

perumahan kekawasan tersebut, seperti pusat primer utara.

e) Kebijaksanaan pemerintah yang telah ada, dalam menetapkan arah

pengembangan kota.

Berdasarkan pertimbangan diatas dan kondisi masing-masing

kecamatan, maka arahan pengembangan dan strategi distribusi penduduk Kota

Medan adalah sebagai berikut :

a) Pengembangan penduduk diarahkan sesuai rencana struktur ruang dan pola

ruang.

b) Pengendalian pertambahan penduduk di kawasan pusat kota, berupa

pembatasan pembangunan perumahan baru pada kawasan tertentu atau

meningkatkan pajak untuk lahan dan bangunan.

c) Mengarahkan perkembangan penduduk ke luar kawasan pusat kota, yaitu

pada kawasan-kawasan yang relatif masih sangat rendah tingkat kepadatan

dan penggunaan lahannya masih banyak berupa lahan kosong, diawali

dengan menyiapkan prasarana/sarana dasar (jalan, jaringan utilitas serta

fasilitas sosial dan fasilitas umum).

Secara umum arahan distribusi penduduk pada masing-masing

kecamatan di Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 4: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 4

1. Kecamatan Medan Tuntungan

Merupakan kecamatan yang berada di luar Pusat Kota. Kepadatan penduduk

di kecamatan ini masih tergolong rendah dan lahan pengembangan masih

tersedia cukup luas. Namun mengingat kecamatan ini berada pada kawasan

Selatan yang fungsinya sebagai kawasan konservasi maka pertumbuhan

penduduknya juga diharapkan tidak terlalu besar. Perkiraan jumlah penduduk

pada tahun 2030 berjumlah 81.256 jiwa dengan kepadatan sekitar 39

Jiwa/Ha.

2. Kecamatan Medan Johor

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup

berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan

pertumbuhan penduduk di kecamatan ini relatif akan cukup besar. Di kawasan

ini masih cukup tersedia lahan pengembangan, namun perlu dibatasi

perkembangannya mengingat kecamatan ini berada pada kawasan Selatan

yang fungsinya sebagai kawasan konservasi. Perkiraan jumlah penduduk

pada tahun 2030 berjumlah 169.592 jiwa dengan kepadatan sekitar 116

Jiwa/Ha.

3. Kecamatan Medan Amplas

Merupakan kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk terbesar

kedua setelah Medan Marelan dengan potensi lahan pengembangan yang

masih luas. Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak

terdapat industri yang berkembang. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun

2030 berjumlah 266.374 jiwa dengan kepadatan sekitar 238 Jiwa/Ha.

4. Kecamatan Medan Denai

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup

berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan jumlah

penduduk pada tahun 2030 berjumlah 189.233 jiwa dengan kepadatan sekitar

209 Jiwa/Ha.

5. Kecamatan Medan Area

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup

berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan jumlah

penduduk pada tahun 2030 berjumlah 99.141 jiwa dengan kepadatan sekitar

180 Jiwa/Ha.

Page 5: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 5

6. Kecamatan Medan Kota

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah

kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat

terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 77.032 jiwa

dengan kepadatan sekitar 146 Jiwa/Ha

7. Kecamatan Medan Maimun

Merupakan kawasan di pusat kota, sebagian kawasan ini merupakan

kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan

pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun

2030 berjumlah 99.087 jiwa dengan kepadatan sekitar 333 Jiwa/Ha.

8. Kecamatan Medan Polonia

Merupakan kawasan di pusat kota, kawasan ini merupakan kawasan bandara

polonia dan permukiman. Ketersediaan lahan pengembangan sangat

terbatas. Namun dengan adanya rencana pemindahan bandara polonia ke

Kuala Namo, maka kawasan polonia akan dikembangkan menjadi kawasan

CBD. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 81.298 jiwa

dengan kepadatan sekitar 90 Jiwa/Ha.

9. Kecamatan Medan Baru

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah

kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat

terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 43.553 jiwa

dengan kepadatan sekitar 75 Jiwa/Ha

10. Kecamatan Medan Selayang

Merupakan kecamatan yang berada di luar Pusat Kota. Lahan

pengembangan masih tersedia cukup luas. Perkiraan jumlah penduduk

pada tahun 2030 berjumlah 110.868 jiwa dengan kepadatan sekitar 87

Jiwa/Ha.

11. Kecamatan Medan Sunggal

Merupakan kecamatan yang berada di luar Pusat Kota dan memiliki luas

kecamatan yang paling kecil, sehingga lahan pengembangan sangat

terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 127.717

jiwa dengan kepadatan sekitar 83 Jiwa/Ha.

Page 6: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 6

12. Kecamatan Medan Helvetia

Merupakan kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk cukup

besar. Potensi lahan pengembangan sangat terbatas. Perkembangan pada

kawasan ini sangat pesat, dimana banyak terdapat kawasan perumahan.

Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 208.592 jiwa

dengan kepadatan sekitar 159 Jiwa/Ha.

13. Kecamatan Medan Petisah

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah

kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan masih

luas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 58.131 jiwa

dengan kepadatan sekitar 85 Jiwa/Ha.

14. Kecamatan Medan Barat

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah

kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat

terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 55.497 jiwa

dengan kepadatan sekitar 104 Jiwa/Ha.

15. Kecamatan Medan Timur

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah

kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat

terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 108.581

jiwa dengan kepadatan sekitar 140 Jiwa/Ha.

16. Kecamatan Medan Perjuangan

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah

cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan

jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 128.498 jiwa dengan

kepadatan sekitar 314 Jiwa/Ha.

17. Kecamatan Medan Tembung

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah

cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Lahan

pengembangan sangat terbatas karena luas wilayah sangat kecil.

Kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk

yang cukup tinggi. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah

159.097 jiwa dengan kepadatan sekitar 199 Jiwa/Ha.

Page 7: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 7

18. Kecamatan Medan Deli

Merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk paling

besar, dengan potensi lahan pengembangan yang masih luas.

Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak

pembangunan kompleks perumahan baru. Pesatnya perkembangan ke

kawasan ini disebabkan adanya kawasan industri dalam skala yang cukup

besar. Berdasarkan hal tersebut laju pertumbuhan penduduk diperkirakan

2% per tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah

228.361 jiwa dengan kepadatan sekitar 110 Jiwa/Ha.

19. Kecamatan Medan Labuhan

Merupakan kecamatan yang mempunyai luas terbesar dengan potensi lahan

pengembangan yang masih luas. Perkembangan pada kawasan ini sangat

pesat, dimana banyak pembangunan kompleks perumahan baru. Pesatnya

perkembangan ke kawasan ini disebabkan adanya kawasan industri dalam

skala yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut laju pertumbuhan

penduduk diperkirakan 2% per tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada

tahun 2030 berjumlah 186.433 jiwa dengan kepadatan sekitar 51 Jiwa/Ha.

20. Kecamatan Medan Marelan

Merupakan kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk terbesar

dengan potensi lahan pengembangan yang masih luas. Perkembangan

pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak pembangunan kompleks

perumahan baru. Berdasarkan hal tersebut laju pertumbuhan penduduk

diperkirakan 2% per tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030

berjumlah 407.907 jiwa dengan kepadatan sekitar 171 Jiwa/Ha.

21. Kecamatan Medan Belawan

Merupakan kecamatan dengan ketersediaan lahan sangat terbatas.

Kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang di kawasan ini adalah

pelabuhan, industri, pergudangan dan perikanan. Perkiraan jumlah

penduduk pada tahun 2030 berjumlah 106.680 jiwa dengan kepadatan

sekitar 41 Jiwa/Ha.

Untuk lebih jelasnya, arahan pengembangan dan distribusi penduduk

Kota Medan sampai akhir tahun 2030 yang dirinci perkecamatan, dapat dilihat

pada Tabel IV.1 dan Tabel IV.2 serta Gambar 4.1.

Page 8: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 8

TABEL IV.1

ARAHAN DISTRIBUSI PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber : Rencana

TABEL IV.2

ARAHAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber : Rencana

Page 9: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 9

Page 10: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 10

Gambar. 6.4.

TEORI-TEORI POLA PERKEMBANGAN /PENGGUNAAN TANAH PERKOTAAN

IV

III

II

ILoop

V

Central BusinessDistrict (CBD)

Zone in transition

Zone of workmenshomes

Residential zone

Commuters zone

The Concentric Zone Theory

of Metropolitan Growth

1. Central Business District (CBD)

2. Wholesale light manufacturing

3. Low-class residential

4. Medium-class residential

5. High-class residential

6. Heavy manufacturing

7. Outlying business district

8. Residential sub-urban

9. Industrial sub-urban

10. Commuters zone

Multiple Nuclei Theory

of Urban Growth

5

4

3

3

2

3

6

9 8

1

7

10

10

1. Central Business District (CBD)

2. Wholesale light manufacturing

3. Low-class residential

4. Medium-class residential

5. High-class residential

Sector Theory

of Urban Growth

`

3

3

III

2

2

3

3

1

4

4

53

GAMBAR 4.2

4.2 RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN KOTA

4.2.1 Konsep Pusat-Pusat Pelayanan Kota

Setidaknya terdapat 3 (tiga) teori utama tentang gambaran pola

perkembangan kota yang selama ini dijadikan bahan analisis dalam

mengidentifikasi kecenderungan pola perkembangan suatu kota maupun dalam

menentukan pola pengembangan kota dimasa mendatang, yaitu :

a) Teori Lingkaran Konsentrik (concentric zone theory) yang dikembangkan

oleh Ernest Burgess (1923). Teori ini mengidentifikasi 5 zona penggunaan

lahan, yaitu :

• Kawasan pusat kegiatan usaha/niaga (central business district-CBD)

yang merupakan pusat kegiatan;

• Zona transisi yang mencampurkan penggunaan perdagangan dan jasa

dan industri;

• Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah;

• Zona perumahan penduduk berpendapatan sedang; dan

• Zona perumahan penduduk commuter.

b) Teori Sektor (sector theory) yang dikembangkan oleh Homer Hoyt (1939)

menyatakan bahwa kota-kota tumbuh tidak dalam zona-zona konsentrik

saja, tetapi dalam sektor-sektor dengan jenis-jenis perkembangan yang

serupa.

c) Teori Banyak Pusat (multiple nuclei theory) dikembangkan oleh Chauncy

Harris dan Edward Ullman (1945), yang mengemukakan bahwa pola-pola

penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaian pusat, yang masing-

masing mempunyai fungsi yag berbeda. Setiap pusat berkembang dari

interdependensi ruang dari fungi-fungsi tertentu. Lihat Gambar 4.2.

Page 11: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 11

Mengacu kepada 3 (tiga) teori di atas, dan dikaitkan dengan

perkembangan pola penggunaan lahan Kota Medan yang digambarkan dalam

bentuk stadia perkembangan Kota Medan, terlihat bahwa pola perkembangan

atau penggunaan lahan perkotaan Kota Medan lebih mendekati Teori Lingkaran

Konsentrik (concentric zone theory) karena sejak periode tahun 1970-an terjadi

perkembangan yang hanya memusat di pusat kota saja, kemudian berkembang

secara merata ke luar pusat kota. Lihat Gambar. 4.3.

Gambar 4.3

Stadia Perkembangan Kota Medan

Sumber : RUTRK Kota Medan 2005

Page 12: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 12

Aplikasi dari teori atau konsep tersebut dituangkan dalam bentuk

identifikasi cluster-cluster (kelompok perkembangan yang saling terkait). Cluster-

cluster yang diidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah :

a). Cluster Pusat Kota dengan fungsi utama sebagai : pusat perdagangan dan

jasa;

b). Cluster Kawasan Utara dengan fungsi utamanya sebagai: kawasan industri,

pelabuhan, pariwisata dan perikanan; dan

c). Cluster Kawasan Selatan dengan fungsi utamanya sebagai : Ruang Terbuka

Hijau.

Dalam konteks rencana struktur ruang Kota Medan perlu disusun rencana

sistem pusat-pusat pelayanan yang terdiri Pusat Pelayanan Kota dan Subpusat

Pelayanan Kota. Subpusat Pelayanan Kota harus terintegrasi dengan Pusat

Pelayanan Kota. Pengembangan struktur ruang Kota Medan dilakukan dengan

beberapa pertimbangan antara lain :

1. Mengembangkan kawasan Utara Medan menjadi Kawasan Strategis Kota

(KSK) dengan memperhatikan potensi dan peranan kawasan utara yang

memiliki pelayanan regional dan internasional, antara lain :

Dengan memperhatikan peran penting Pelabuhan Belawan dalam

pergerakan arus barang dari dan ke wilayah Sumatera Utara yang

melayani sekitar 84,5 % arus masuk dan 77 % arus keluar Sumatera

Utara;

Pelabuhan Belawan merupakan outlet-inlet point utama yang memegang

peranan penting dalam sistem perhubungan laut antara Sumatera Utara

dengan wilayah lainnya; dan

Dalam rangka mengembangkan perdagangan dalam skala regional,

nasional, dan internasional ditempuh dengan meningkatkan kemampuan

Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan Hub Internasional.

2. Berdasarkan arahan kebijakan Kawasan Perkotaan Mebidangro, kawasan

utara diarahkan sebagai pengembangan :

Pelabuhan penumpang (TOD= transit oriented development), pelabuhan

laut peti kemas internasional, kawasan industri, pergudangan dan

ekspedisi, Export Processing Zone (EPZ) dan pusat permukiman; dan

Page 13: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 13

Pusat perdagangan (TOD), pusat pelayanan kawasan industri, kawasan

industri high technology, pusat permukiman industri, perlindungan

kawasan dan bangunan bersejarah, water front city, dan theme park.

3. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan Utara sebagai kawasan

yang memiliki pelayanan regional dan internasional, maka perlu adanya

suatu pusat pelayanan di utara yang juga memiliki skala pelayanan regional

(primer), yang disebut dengan istilah Pusat Pelayanan Kota;

4. Sedangkan pusat kota tetap dipertahankan fungsinya sebagai pusat

pelayanan perdagangan dan jasa skala regional.

5. Kawasan ex Polonia seluas 590 ha merupakan kawasan bernilai jual tinggi

karena lokasinya yang berada dipusat kota. Mengingat tingginya harga lahan

dan lokasinya yang strategis, daerah ini sesuai untuk dikembangkan sebagai

pusat kegiatan komersial atau untuk perumahan kelas menengah atau

menengah atas dengan kepadatan tinggi. Disamping bernilai jual tinggi,

kawasan ini juga merupakan paru-paru kota Medan mengingat makin

padatnya pembangunan di dalam Kota Medan sendiri dan kurangnya fasilitas

taman dan rekreasi dalam kota.

Pada lokasi ini akan dibangun dan dikembangkan sebagai pusat keuangan

bertaraf nasional dan regional. Untuk mencapai hal ini pusat keuangan ini

dirancang dengan kombinasi pengembangan sarana perkantoran,

perbelanjaan, konvensi, rekreasi dan hiburan sehingga menjadi pusat baru

yang hidup dan menarik (CBD). Pada kawasan ini dapat juga dikembangkan

kawasan perkantoran Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Kota untuk

mengurangi arus pergerakkan menuju ke Kawasan Pusat Kota dan sekaligus

mempermudah akses penduduk untuk memperoleh pelayanan di satu

kawasan.

6. Pada wilayah pusat kota dan CBD Polonia yang juga memiliki pelayanan

regional juga akan dilayani oleh satu pusat pelayanan regional yang wilayah

pelayanannya lebih besar dari Pusat Primer Utara, yang disebut dengan

Pusat Pelayanan Kota;

7. Dengan demikian maka di Kota Medan akan memilikin dua Pusat pelayanan

kota, 1 (satu) Pusat pelayanan kota di utara dan 1 (satu) Pusat pelayanan

kota di Pusat Kota.

Page 14: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 14

8. Untuk menghubungkan wilayah Utara (Pusat pelayanan kota di Utara) dan

wilayah Pusat Kota (Pusat pelayanan kota di Kota) akan dikembangkan

transportasi Multimoda dengan tulang punggung transportasi massal Kereta

Api.

4.2.2 Pusat Pelayanan Kota

Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 (dua)

Pusat pelayanan kota, yaitu satu Pusat pelayanan kota di Utara dan 1 (satu)

Pusat pelayanan kota di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) Subpusat

pelayanan kota. Adanya dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong

perkembangan kota ke arah utara agar perkembangan kota antara bagian

selatan dan utara dapat lebih merata. Pengembangan Pusat Pelayanan Kota

juga merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi

terhadap Inti Pusat Kota Medan.

Kriteria lokasi dari masing-masing pusat dan subpusat pelayanan kota

ditetapkan sebagai berikut:

1. Memiliki kegiatan ekonomi yang ditandai dengan adanya kegiatan jasa dan

perdagangan;

2. Memiliki aksesibilitas yang cukup tinggi, seperti berada pada jalur jalan arteri

dan kolektor; jalan lingkar, jalan tol, dan stasiun kereta api;

3. Kawasan yang memiliki nilai-nilai historis, seperti: kota/permukiman lama,

bekas wilayah kesultanan Deli, perkebunan tembakau Belanda, situs

bersejarah pertemuan Sungai Deli dengan Sungai Babura, permukiman

pribumi di zaman Belanda dan lain sebagainya;

4. Penggunaan lahan eksisting yang mendukung fungsi kegiatan;

5. Potensi pengembangan kawasan dan memiliki ketersediaan lahan

pengembangan; dan

6. Komitmen Pemerintah derah, berupa kebijakan yang ada terhadap kawasan.

Berdasarkan kriteria diatas maka lokasi-lokasi subpusat pelayanan akan

ditetapkan pada bagian selanjutnya, sedangkan lokasi Pusat Pelayanan Kota

Medan dapat diarahkan sebagai berikut :

1. Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota Medan yang berfungsi sebagai pusat

kegiatan perdagangan/bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan

Page 15: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 15

provinsi dan kota, dan pusat pelayanan ekonomi, meliputi 7 (tujuh

Kecamatan) di Pusat Kota Medan antara lain:

Kecamatan Medan Polonia;

Kecamatan Medan Maimun;

Kecamatan Medan Baru (Kelurahan Darat dan Petisah Hulu);

Kecamatan Medan Petisah (Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip);

Kecamatan Medan Barat (Kelurahan Kesawan dan Silalas);

Kecamatan Medan Timur (Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang

Buntu); dan

Kecamatan Medan Kota (Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan

Kelurahan Mesjid).

2. Pusat Pelayanan Kota di Bagian Utara, terletak di antara Kecamatan Medan

Labuhan dan Medan Marelan, tepatnya disekitar Mesjid Raya Labuhan,

Kelurahan Pekan Labuhan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

perdagangan dan jasa regional, pusat pelayanan transportasi; pusat kegiatan

sosial – budaya, dan pusat kegiatan industri serta pusat pertahanan

keamanan.

4.2.3 Subpusat Pelayanan Kota

Pengembangan Subpusat Pelayanan Kota berfungsi sebagai penyangga

dua Pusat Pelayanan Kota dan meratakan pelayanan pada skala subpusat

pelayanan kota. Penyebaran Subpusat Pelayanan Kota juga dimaksudkan untuk

mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar subpusat

wilayah kota. Lokasi Subpusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan sebagai

berikut:

a. subpusat pelayanan kota Medan Belawan yang berfungsi sebagai

pusat pelayanan transportasi laut, pusat kegiatan bongkar muat dan

impor – ekspor, pusat pelayanan pertahanan keamanan, pusat kegiatan

industri dan pusat kegiatan perikanan, ditetapkan di Kecamatan Medan

Belawan, tepatnya di stasiun kereta api Pelabuhan Belawan Lama;

b. subpusat pelayanan kota Medan Labuhan yang berfungsi sebagai

pusat kegiatan jasa dan perdagangan, pusat pelayanan transportasi,

dan pusat pelayanan kesehatan, ditetapkan di Kecamatan Medan

Labuhan, tepatnya di persimpangan jalan Marelan Raya dan Jalan Yos

Page 16: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 16

Sudarso, diantara Kelurahan Pekan Labuhan dengan Kelurahan

Martubung;

c. subpusat pelayanan kota Medan Marelan yang berfungsi sebagai

pusat kegiatan perdagangan dan jasa kebutuhan pokok (pasar induk)

dan pusat kegiatan rekreasi serta wisata, ditetapkan di Kecamatan

Medan Marelan, tepatnya dipersimpangan Jalan Marelan Raya dan

Jalan Rahmad Budin (Kelurahan Terjun);

d. subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan yang berfungsi sebagai

pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pelayanan olahraga,

ditetapkan di Kecamatan Medan Tembung tepatnya di sekitar aksara,

meliputi Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Tembung;

e. subpusat pelayanan kota Medan Area yang berfungsi sebagai pusat

pelayanan ekonomi dan pusat pelayanan transportasi, ditetapkan di

Kecamatan Medan Amplas tepatnya di sekitar persimpangan terminal

Amplas, Kelurahan Timbang Deli, meliputi Kecamatan Medan Area,

Medan Kota (kecuali Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan

Mesjid);

f. subpusat pelayanan kota Medan Helvetia yang berfungsi sebagai

pusat pelayanan ekonomi, pusat pelayanan transportasi wilayah bagian

Barat, dan pusat kegiatan sosial-budaya, ditetapkan di Kecamatan

Medan Helvetia tepatnya di Jalan Asrama, antara rel Kereta Api dan

Jalan Gaperta, meliputi Kecamatan Medan Petisah (kecuali Kelurahan

Petisah Tengah dan Sekip) serta pusat pelayanan pertahanan

keamanan;

g. subpusat pelayanan kota Medan Selayang yang berfungsi sebagai

pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan, ditetapkan di

Kecamatan Medan Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda,

meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru

(kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu), Kecamatan Medan

Selayang dan Kecamatan Medan Johor; dan

h. subpusat pelayanan kota Medan Timur yang berfungsi sebagai pusat

kegiatan perdagangan/bisnis, pusat pelayanan transportasi (TOD), dan

pusat kegiatan sosial-budaya, ditetapkan di Kecamatan Medan Timur

tepatnya disekitar jembatan layang Pulo Brayan, meliputi Kecamatan

Medan Deli, Kecamatan Medan Timur (kecuali Kelurahan Persiapan

Page 17: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 17

Perintis dan Gang Buntu), Kecamatan Medan Barat (kecuali Kelurahan

Kesawan dan Silalas) serta pusat pelayanan pertahanan keamanan.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur ruang Kota Medan dapat dilihat pada

Tabel IV.3 dan Gambar 4.4 berikut :

TABEL IV.3

RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN TAHUN 2030

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A

Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;

Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

Pusat pelayanan ekonomi

Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

Provinsi Sumatera Utara

Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

Pusat pelayanan transportasi;

Pusat kegiatan sosial-budaya

Pusat kegiatan industri

Kota Medan Bagian Utara;

Provinsi Sumatera Utara

Regional

1

Subpusat pelayanan kota Medan Belawan

pusat pelayanan transportasi laut,

pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

pusat kegiatan industri, dan

pusat kegiatan perikanan

Kec. Medan Belawan

2

Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan

Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Pusat pelayanan transportasi

Pusat pelayanan kesehatan

Kec. Medan Labuhan

3

Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);

Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

Kec, Medan Marelan;

Kabupaten Deli Serdang

4

Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan

Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

Pusat pelayanan olahraga

Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung

5

Subpusat pelayanan kota Medan Area

Pusat pelayanan ekonomi

Pusat pelayanan transportasi

Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas

Page 18: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 18

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

6

Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia

Pusat pelayanan ekonomi

Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat

Pusat kegiatan sosial-budaya

Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

8

Subpusat pelayanan kota Medan Selayang

Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

Pusat Pendidikan

Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

9

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

Pusat pelayanan transportasi (TOD);

Pusat kegiatan sosial-budaya

Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

Sumber : Rencana

Page 19: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 19

Page 20: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 20

4.2.4 Rencana Pusat Lingkungan

Rencana pusat pelayanan yang lebih rendah skala pelayanan dari Pusat

Pelayanan Kota dan Subpusat Pelayanan Kota di Kota Medan menjadi Pusat

Pelayanan Lingkungan, yaitu pusat pelayanan yang melayani kebutuhan

pelayanan tiap unit lingkungan atau kelurahan.

Pusat Pelayanan Lingkungan memiliki ketentuan :

a. Tersebar di tiap Kelurahan;

b. Lokasi pusat diprioritaskan di dekat Kantor Kelurahan atau Pusat aktivitas

tingkat kelurahan baik fungsi perdagangan, fasilitas umum, transportasi,

rekreasi maupun campuran dari dua atau beberapa fungsi tersebut;

c. Satu Kelurahan boleh memiliki lebih dari satu pusat pelayanan lingkungan

sepanjang memiliki dasar perhitungan ilmiah dan pertimbangan kemudahan

pencapaian tiap unit lingkungan atau blok peruntukan;

d. Pada kelurahan yang memiliki pusat pelayanan primer, sekunder dan tersier

maka lokasi pusat pelayanan lingkungan dapat menyatu ataupun terpisah

dengan pusat pelayanan yang lebih tinggi; dan

e. Pusat pelayanan lingkungan harus terhubung dan memiliki akses langsung

dengan jalan dengan hirarki minimal Kolektor Sekunder.

Atas kriteria tersebut maka lokasi pelayanan tersier maupun pusat

pelayanan lingkungan akan ditentukan lebih lanjut berdasarkan analisis dalam

penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota. Demikian pula mengenai

distribusi penduduk dan sebaran fasilitas pelayanan tiap unit permukiman atau

lingkungan akan diperinci dengan alokasi ruang dalam rencana detail tata ruang

mengingat kesesuaian dengan tingkat kedalaman peta dan kedalaman data.

4.3 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA

4.3.1 Konsep Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi

Pengembangan sistem jaringan transportasi bertujuan untuk

meningkatkan aksesibilitas penduduk, pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi

terhadap pusat-pusat kegiatan produksi atau pusat-pusat pelayanan dan

pemasaran, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah Kota Medan yang

dilakukan dengan cara meningkatkan dan mengembangkan prasarana dan

sarana transportasi darat, laut, dan udara. Sistem jaringan transportasi Kota

Medan yang direncanakan mencakup Sistem Jaringan Transportasi Darat,

Page 21: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 21

Sistem Jaringan Transportasi Udara dan Sistem Jaringan Transportasi Laut.

Ketiga sistem jaringan tersebut akan sangat menentukan struktur dan pola ruang

Kota Medan sampai dengan tahun 2030, karena faktor yang paling menentukan

dalam pembentukan struktur kota adalah jaringan transportasi, khususnya

jaringan transportasi berupa jaringan jalan raya dan jaringan jalan kereta api.

Sedangkan sistem jaringan transportasi udara dan laut lebih terkait kepada

sistem perpindahan antar moda transportasi.

Tujuan pengembangan sistem jaringan transportasi Kota Medan, adalah untuk :

a. Meningkatkan aksessibilitas dan mobilitas orang, barang dan jasa dari

dan ke pusat primer, pusat sekunder dan pusat-pusat lingkungan.

b. Memperkuat interaksi antar pusat-pusat perkembangan/pelayanan di

wilayah Kota Medan dan ke wilayah-wilayah sekitarnya (Mebidangro)

agar dapat tercipta sinergi perkembangan wilayah.

c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan mewujudkan

pemerataan pembangunan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan

pelayanan pergerakan orang dan barang dan jasa serta

memfungsikannya sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi.

Agar tujuan pengembangan di atas dapat tercapai, maka perlu adanya

pengembangan sistem jaringan transportasi secara terpadu dan terintegrasi

antara sistem transportasi lokal dan transportasi regional. Terminologi terminal

terpadu perlu dikembangkan secara lebih luas, yaitu terpadu dengan beberapa

penggunaan lainnya, seperti pasar dan sebagainya. Rencana pengembangan

sistem jaringan transportasi di wilayah Kota Medan, meliputi :

4.3.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

1) Rencana Sistem Jaringan Jalan

Pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah Kota Medan didasari oleh

kebijaksanaan RTRW Nasional, RTR Pulau Sumatera, RTRW Provinsi Sumatera

Utara, RTR Kawasan Perkotaan Mebidangro, sistem jaringan jalan eksisting,

pola pemanfaatan ruang dan sebaran pusat-pusat pelayanan kegiatan kota.

Pengembangan sistem jaringan jalan Kota Medan ini akan lebih difokuskan pada

sistem primer dan sekunder, baik untuk fungsi Jalan Arteri, Kolektor, maupun

Lokal. Jaringan jalan yang direncanakan pengembangannya adalah :

Page 22: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 22

a). Jalan Arteri Primer

Fungsi Jalan Arteri Primer terhadap transportasi Kota Medan adalah jalan-

jalan yang menghubungkan kota tersebut dengan kota-kota besar lainnya

(ibukota provinsi), atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara satu

kawasan andalan dengan kawasan andalan lainnya dalam satu provinsi,

atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara Pusat Primer dan Pusat

Primer lainnya dalam wilayah Kota Medan. Ruas jalan yang akan ditetapkan

sebagai jalan Arteri Primer antara lain seperti pada Tabel IV.14 berikut :

Tabel IV.4

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

A Jalan Arteri Primer

1 Jln. Sisingamangaraja 40 11,5 Jln. Tritura – Batas Kota

2 Jln. Tritura 40 11,5 Jln. Sisingamangaraja – Jln. Brigj. Zein Hamid

3 Jln. A. H Nasution 40 8,5 Jln. Brigjen Zein Hamid – Jln. Karya Jaya

4 Jln. A. H Nasution 40 11,5 Jln. Karya Jaya – Sungai Babura

5 Jln. A. H Nasution 40 4,5 Sungai Babura – Jln. Jamin Ginting

6 Jln. Ngumban Surbakti 40 11,5 Jln. Jamin Ginting – Batas Fly over

7 Jln. Ngumban Surbakti 33 15 Batas Fly over – Jln. Setiabudi

8 Jln. Gagak Hitam/Industri 33 10 Jln. Setiabudi – Jln. Gatot Subroto

9 Jln. Asrama 33 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Flamboyan

10 Jln. Helvetia 33 15 Jln. Flamboyan – Batas Kab. Deli Serdang

11 Jln. Pertahanan/Jln. Cemara 33 2 Jembatan Sungai Deli – Jln. Komodor Laut Yos Sudarso

12 Jln. Kol. Bejo/Jln. Cemara 33 15 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso – Jln. Williem Iskandar

13 Jln. Jend. Gatot Subroto 33 15 Batas Kota – Jln. Asrama

14 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso 26 12,5 Jln. Kol. Bejo - Jln. Sumatera

15 Jln. Pelabuhan I 48 15 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso - Tol titik 0,0

16 Jln. Pelabuhan II 48 15 Jln. Tol titik 0,0 – Pelabuhan Peti Kemas

17 Jln. Letjen. Jamin Ginting 33 15 Jln. A. H Nasution – Batas Kota

18 Jln. Letda Sujono 26 12 Intersection tol – Batas kota

19 Jln. Layang/tol CBD Polonia-Tol Belmera (rencana)

40 5 Ujung exrunway – Tol Belmera

20 Jalan Susur Pantai Trans Sumatera (rencana)

48 15 Batas Kota Sisi Barat – Batas Kota Sisi Timur

21 Jln. Tol titik 0,0 – Pelabuhan Peti Kemas (rencana)

48 15 Tol Belmera – Jalan Pelabuhan II

22 Jln. Tol Medan – Belawan 80 10 Jln. Tol titik 0,0 – Batas kota

23 Jalan Tol Medan – Binjai 70 15 Pintu Tol Tanjung Mulia – Batas kota

24 Jalan exrunway 100 15 Jalan Adi Sucipto – Jalan Jamin Ginting

25 Jalan Ters. Exrunway/Jalan Jamin Ginting

40 5,5 Jalan Pasar V – Jalan A. H Nasution

Sumber : Rencana

Page 23: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 23

b). Jalan Arteri Sekunder

Fungsi Jalan Arteri Sekunder terhadap transportasi Kota Medan adalah

jalan-jalan yang dapat berfungsi sebagai jalur pengalih arus lalu lintas

angkutan utama yang menuju ke dan dari Kota Medan untuk mengurangi

beban jalan Arteri Primer dan kepadatan lalu-lintas di dalam kota. Selain itu

berfungsi juga melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder.

Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan arteri primer dan jalan

kolektor sekunder sebagai bagian dari kerangka jalan utama wilayah kota.

Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Arteri Sekunder, seperti pada

Tabel IV.5 berikut :

Tabel IV.5

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN ARTERI SEKUNDER

KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

B Jalan Arteri Sekunder

1 Jln. Sicanang 26 10 Jln. Komodor Yos Sudarso – Jalan Lingkar Marelan Sisi Barat (rencana)

2 Jalan Lingkar Marelan Sisi Barat (rencana)

26 15 Jln. Sicanang – Jln. Rahmad Budin

3 Jln. Marelan Raya 26 10 Jln. Rahmad Budin – Batas Kota

4 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso 26 12,5 Jln. Kol Bejo – Jln. Bambu II

5 Jln. Adam Malik 26 15 Jln. KL Yos Sudarso – Jln. Tengku Amir Hamzah

6 Jln. T. Amir Hamzah 26 12,5 Jln. Adam Malik – Jln. Gaperta

7 Jln. Kapten Muslim 26 10 Jln. Gaperta- Jln. Gatot Subroto

8 Jln. Sunggal 26 15 Jln. Gatot Subroto – Jln. Setia Budi

9 Jln. Setia Budi 26 9,5 Jln. Sunggal – Jln Dr. Mansyur

10 Jln. Dr. Mansyur 26 12 Jln. Setiabudi – Jln. Jamin Ginting

11 Jln. Terusan Dr. Mansyur 26 12 Jln. Jamin Ginting – Pusat Kota (CBD Polonia)

12 Jln. Armada 40 4 Jln. Brigjen Katamso – Jln. Sisingamangaraja

13 Jln. H. M Joni 40 5 Jln. Sisingamangaraja – Jln. Bakti

14 Jln. Bakti 26 6 Jln. H. M Joni - Jln. Halat/Megawati

15 Jln. A. R Hakim 26 9,5 Jln. Halat/Megawati – Jln. H. M Yamin

16 Jln. Willem Iskandar 26 10 Jln. H. M Yamin – Jln. Cemara

17 Jln. Perdamaian/Pelita III/Bambu II 18 5 Jln. Willem Iskandar – Jln. Gaharu

18 Jln. Putri Hijau 26 12,5 Jln. Adam Malik – Jln. H. M Yamin

19 Jln. Balai Kota 26 12,5 Jln. H. M Yamin – Jln. Pulau Pinang

20 Jln. A. Yani 20 6 Jln. Pulau Pinang – Jln. Palang Merah

21 Jln. Pemuda 26 6 Jln. Palang Merah – Jln. Suprapto

22 Jln. Brigjen Katamso 22 6 Jln. Suprapto – Jln. Alfalah

23 Jln. Brigjen Zein Hamid 22 10 Jln. Alfalah – Jln. A. H Nasution

24 Jln. Gaharu 20 9 Jln. Bambu II – Jln. H. M Yamin

25 Jln. Jawa 20 6 Jln. H. M Yamin – Jln. Veteran

26 Jln. Irian Barat 18 1,25 Jln. Veteran – Jln. M. T Haryono

27 Jln. Cirebon 22 1,25 Jln. M. T Haryono – Jln. Pandu

Page 24: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 24

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

28 Jln. Sisingamangaraja 30 10 Jln. Pandu – Jln. Tritura/A. H. Nasution

29 Jln. Jend. Gatot Subroto 33 15 Jln. Asrama – Jln. Adam Malik

30 Jln. Guru Patimpus 26 12,5 Jln. Adam Malik – Jln.Putri Hijau

31 Jln. Perintis Kemerdekaan 26 12,5 Jln. Putri Hijau – Jln. H. M Yamin

32 Jln. H. M Yamin 26 4 Jln. Perintis Kemerdekaan – Jln. A. R Hakim

33 Jln. Letda Sujono 26 12 Jln. A. R Hakim – intersection Tol Bandar

Selamat

34. Jln. Pinang Baris 26 12 Jln. Gatot Subroto – Jln. Flamboyan Raya

35 Jln. Layang Letda Sujono – H. M Yamin – Gatot Subroto

26

Sumber : Rencana

c). Jalan Kolektor Primer

Fungsi Jalan Kolektor Primer terhadap transportasi Kota Medan adalah ruas-

ruas jalan yang melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder

maupun. Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan kolektor primer dan

arteri sekunder. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Kolektor

Primer seperti pada tabel IV.6 berikut :

Tabel IV.6

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

C Jalan Kolektor Primer

1 Jln. Rahmad Budin 26 15 Jalan Marelan – Batas Kota

2 Jln. Marelan Raya/Pahlawan 26 10 Jalan Rahmad Budin – Jln. Komodor Laut Yos Sudarso

3 Jln. Baru Sicanang 20 12 Batas Kota Sungai Percut – Batas Kota Sungai Belawan

4 Jln. Lingkar Labuhan 26 15 Jln. Lingkar Marelan – Simp. Seruway – hingga ke Batang Kuis (Batas Kota)

5 Jln. Brigjen Zein Hamid 26 8 Titi Kuning – Deli Tua

6 Jln. Bajak II 20 12 Jalan A. H Nasution – Batas Kota

7 Jln. Flamboyan Raya 26 15 Jln.Ngumban Surbakti – Batas Kota

8 Jln. Sejajar Medan Binjai 33 15 Jln. Pinang Baris – Batas Kota

9 Jln. Lingkar Luar Timur 26 15 Jalan Trans Sumatera – Batas Kota

10 Jln. Datuk Kabu 20 12 Jalan Panglima Denai – Batas Kota

Sumber : Rencana

d). Jalan Kolektor Sekunder

Fungsi Jalan Kolektor Sekunder terhadap transportasi Kota Medan adalah

ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari pusat sekunder dengan

Page 25: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 25

pusat sekunder lainnya. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan

Kolektor Sekunder seperti pada Tabel IV.7 berikut :

Tabel IV.7 RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

D Jalan Kolektor Sekunder

1. Jln. Pancing (Kec. M. Labuhan) 20 12 Jln. Rawe – Jln. K.L.Yos Sudarso

2. Jln. Krakatau Ujung 26 15 Jln. Alumunium Raya - Jln. Kolonel Bejo/Cemara

3 Jln. Krakatau 26 6 Jln. Kolonel Bejo/Cemara – Jln. Karantina

4 Jln. Sutomo Ujung 26 2 Jln. Karantina – Jln. Perintis Kemerdekaan

5 Jln. Halat/Gg. Kolam 25 6 Jln. Sisingamangaraja – Jln. Panglima Denai

6 Jln. Baru (Simp. Dr. Mansyur – CBD Polonia – HM Joni)

26 15 Jln. Lingkar Dalam

7 Jln. Juanda 26 15 Jln. S. M Raja – Jln. Mongonsidi

8 Jln. Mongonsidi 26 15 Jln. Juanda – Jln. Pattimura

9 Jln. Jamin Ginting 24 12,5 Jln. Pasar V/Sembada – Jln. Abdul Hakim

10 Jln. Jamin Ginting 26 6 Jln. Abdul Hakim- Jln. Mongonsidi

11 Jln. Pattimura 20 15 Jln. Jamin Ginting – Jln. Sudirman

12 Jln. S. Parman 20 6 Jln. Sudirman – Jln. Gatot Subroto

13 Jln. Sudirman 26 15 Jln. Pattimura – Jln. Imam Bonjol

14 Jln. Suprapto 26 15 Jln. Imam Bonjol – Jln. Pemuda

15 Jln. Pandu 26 15 Jln. Pemuda – Jln. Sutomo

16 Jln. Sutomo 20 1,25 Jln. Rahmadsyah – Jln. Merbabu

17 Jln. Sutomo 20 1,25 Jln. Merbabu – Jln. P. Kemerdekaan

18 Jln. Rahmadsyah 14 4 Jln. S. M Raja – Jln. Sutomo

19 Jln. Sutrisno 20 1,25 Jln. Sutomo – Jln. A. R Hakim

20 Jln. Denai 20 1,25 Jln. A. R Hakim – Jln. Panglima Denai

21 Jln. Panglima Denai 16 10 Jln. Datuk Kabu – Jln. S. M Raja

22 Jln. Gatot Subroto 26 8 Jln. Glugur – Jembatan Sungai Babura

23 Jln. Glugur 20 6 Jln. S. Parman – Jln. Gatot Subroto

24 Jln. Kapt. Maulana Lubis 25 10 Jembatan Sungai Babura – Jembatan Sungai Deli

25 Jln. Raden Saleh 20 9 Jembatan Sungai Deli – Jln. Balai Kota

26 Jln. Imam Bonjol 20 15 Jln. Kapt. Maulana Lubis – Jln. Palang Merah

27 Jln. Imam Bonjol 20 15 Jln. Palang Merah – Jln. Adi Sucipto

28 Jln. SMA 2 14 8 CBD Polonia – Jln. A. H Nasution

29 Jln. Palang Merah 20 10 Jln. Pemuda – Jln. Imam Bonjol

30 Jln. Zainul Arifin 20 15 Jln. Imam Bonjol – Jln. Diponegoro

31 Jln. Zainul Arifin 20 1,25 Jln. Diponegoro – Jembatan Sungai Babura

32 Jln. Gajah Mada 18 10 Jembatan Sungai Babura – Jln. Darussalam

33 Jln. Sei Batang Hari 18 10 Jln. Darussalam – Jln. Sunggal

34 Jln. Iskandar Muda 20 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Jamin Ginting

35 Gg. Warga (rencana terusan Jln. Iskandar Muda)

20 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Pabrik Tenun

36 Jln. Pabrik Tenun 20 10 Jln. Sekip – Jln. Ayahanda

37 Jln. Sampul 20 10 Jln. Ayahanda – Sei Sikambing

Page 26: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 26

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

38 Terusan Jln. Sampul (rencana) 6 4 Sei Sikambing – Jln. Kapt. Muslim

39 Jln. Sekip 20 5 Jln. Gatot Subroto – Jln. Gereja/Danau Singkarak

40 Jln. Gereja/Danau Singkarak 16 10 Jln. Karya – Jln. Kapt. Muslim

41 Jln. Karya 20 12 Jln. Gereja – Batas kota

42 Jln. Ayahanda 16 10 Jln. Gatot Subroto - Jln. Gereja/Danau Singkarak

43 Jln. Darussalam 16 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Sei Brutu

44 Jln. Sei Brutu 16 10 Jln. Darussalam – Jln. Setiabudi

45 Jln. H. M Yamin 20 10 Jln. Putri Hijau – Jln. Perintis Kemerdekaan

46 Jln. M. H. Thamrin 20 1,25 Jln. Sutrisno – Jln. Perintis Kemerdekaan

47 Jln. M. T Haryono 20 1,25 Jln. Pemuda – Jln. Sumatera

48 Jln. Wahidin 20 1,25 Jln. M. H Thamrin – Jln. A. R Hakim

49 Jln. Pukat VIII 15 8 Jln. A.R Hakim – Jln. Mandala by pass

50 Jln. Setiabudi 20 12 Jln. Dr. Mansyur – Jln. Jamin Ginting

51 Jln. Gaperta 16 10 Jln. Kapt. Muslim – Jln. Kelambir V

52 Jln. Kasuari 16 6 Jln. Sunggal – Jln. Industri

53 Jln. Amal 16 10 Jln. Industri – Jln. Pinang Baris

54 Jln. Sunggal 16 10 Jln. Setiabudi – Jln. Pinang Baris

55 Jln. Tri Dharma 30 15 Jln. Dr. Mansyur – Jln. Harmonika

56 Jln. Organ 26 15 Jln. Harmonika – Jln. Bunga Cempaka

57 Jln. Pasar Baru 20 12 Jln. Jamin Ginting – Jln. Organ

58 Jln. Bunga Cempaka 14 8 Jln. Organ – Jln. Setiabudi

59 Jln. Melintang/Jln. Bunga Kenanga 16 10 Jln. Bunga Cempaka – Jln. Ngumban Surbakti

60 Jln. Harmonika/Pasar II 16 6 Jln. Jamin Ginting – Jln. Setiabudi

61 Jln. Karya Wisata 20 10 Jln. A.H. Nasution – Batas Kota

62 Jln. Karya Bakti 16 10 Jln. Karya Jaya – Jln. Karya Wisata

63 Jln. Karya Budi 14 4 Jln. A. H Nasution – Jln. Karya Kasih

64 Jln. Karya Kasih 14 8 Jln. Karya Jaya – Jln. Karya Wisata

65 Jln. Karya Sejati 12 4 Jln. Eka Warni – Jln. Karya Kasih

66 Jln. Danau Singkarak 12 8 Jln. D. Jampang – Jln. Kapt. Muslim

67 Jln. Karya 14 10 Jln. Amir Hamzah – Batas kota

68 Jln. Harmonika/Pasar II 12 8 Jln. Organ – Jln. Jamin Ginting

69 Jln. Bunga Rampe 3 20 12 Jln. Pintu Air – Jln. Jamin Ginting

70 Jln. Stasiun (Kedai Durian) 20 12 Jln. Karya Jaya – Jalan Bajak II

71 Jln. Sumber Utama 2 20 12 Jln. Bajak II – Batas Kota

72 Jln. Sakura Raya 26 12 Jln. Flamboyan Raya – Jln. Jamin Ginting

73 Jln. Eka Surya 26 12 Jln. Karya Jasa – Jln. Pintu Air

74 Jln. M. Nawi Harahap 20 12 Jln. S. M Raja – Jln. Panglima Denai

75 Jln. Bahagia by pass 26 6 Jln. A.R Hakim – Jln. Nawi Harahap

76 Jln. Ex-lingkar Luar Timur (rencana) 16 10 Jln. Panglima Denai – Batas kota

77 Jln. Mandala By. Pass 20 6 Jln. Denai – Jln. Leta Sujono

78 Jln. Slamet Ketaren 20 6 Jln. Letda Sujono – Batas Kota

79 Jln. Bilal 20 8 Jln. Kom. Yos Sudarso – Jln. Sei Kera

80 Jln. Bilal 20 12 Jln. Sei Kera – Jln. Willem Iskandar

81 Jln. Pasar III 16 10 Jln. Krakatau – Jln. Willem Iskandar

Page 27: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 27

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

82 Jln. Rakyat 14 8 Jln. Bilal – Jln. Gurilla

83 Jln. Purwo 12,5 2,5 Jln. Gurilla – Jln. Perintis Kemerdekaan

84 Jln. Haidir 12 8 Jln. Kom. Yos Sudarso – Kampung Nelayan

85 Jln. Jermal 12 8 Jln. Panglima Denai – Batas Kota

86 Jln. Platina Raya 12 8 Jln. Marelan Raya – Jln. K. L Yos Sudarso

87 Jln. AMD 12 8 Jln. Platina Raya – Jln. Titi Pahlawan

88 Jln. Abdulsani Muntahalib 16 10 Jln. Marelan IX – Jln. Rahmad Budin

89 Jln. Pasar I Marelan 16 10 Jln. Marelan Raya – Batas Kota

90 Jln. RPH 20 12 Jln. K.L.Yos Sudarso – Batas kota

91 Jln. Mabar 16 10 Jln. K.L.Yos Sudarso - KIM

92 Jln. Kayu Putih 16 10 Jln. K.L.Yos Sudarso – Batas kota

93 Terusan Jln. Abdulsani Muntahalib (rencana)

16 10 Jln. Rahmad Budin – Jln. Titi Pahlawan

94 Jln. M. Basir 12 8 Jln. Marelan Raya – Jln. K. L Yos Sudarso

Sumber : Rencana

e). Jalan Lingkungan

Fungsi Jalan lingkungan terhadap transportasi Kota Medan adalah ruas-ruas

jalan yang melayani pergerakan dari pusat tersier dengan pusat tersier

lainnya. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Lingkungan seperti

pada Tabel IV.8 berikut :

Tabel IV.8

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN LOKAL PRIMER KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan Lebar Jalan

GSB Keterangan

E Jalan Lokal Primer

1 Jln. Kelambir 5 16 10 Jln. Gatot Subroto – Batas Kota

2 Jln. Pintu Air/Bunga Rante V/

Bunga Rampai

26 15 Jln.Jamin Ginting – Batas Kota

3 Jln. Karya Jaya 26 10 Jln. A. H Nasution – Batas Kota

4 Jln. Rawe 26 15 Intersection tol Mabar – Jln. Lingkar Timur

(rencana)

5 Jln. Rawe VII 20 10 Jln. Rawe – Batas kota

6 Jln. Mangaan III/Platina I 20 8 Jln. K. L Yos Sudarso – Jln. Bouksit V

7 Jln. KIM 40 12 Jln. Bouksit V – Batas kota

8 Jln. Menteng Raya 22 12 Jln. Panglima Denai – Batas kota

Sumber : Rencana

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana dan fungsi jaringan jalan di Kota Medan

dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 berikut:

Page 28: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 28

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

%[

&\

Kec.Medan Belawan

Kec.Medan Labuhan

Kec.Medan Marelan

Kec. Medan Deli

Kec. Medan Helvetia

Kec.Medan Sunggal

Kec.Medan Selayang

Kec.Medan Tuntungan

Kec.Medan Johor

Kec.Medan Amplas

Kec.Medan Denai

Kec. Medan Tembung

Kec. Medan Timur

Kec.Medan Barat

Kec.Medan Petisah

Kec.Medan Baru

Kec.Medan Polonia

Kec.Medan Maimun

Kec.Medan Kota

Kec.Medan Area

Kec. Medan Perjuangan

KABUPATENDELISERDANG

KABUPATENDELISERDANG

KABUPATENDELISERDANG

KABUPATENDELISERDANG

Kec.

Labuhan Deli

Kec.

Percut Sei Tuan

Kec.

Tj. Morawa

Kec.

Patumbak

Kec.

Namurambe

Kec.

Kutalimbaru

Kec.

Hamparan Perak

SELAT MALAKAPETA 4.5

RENCANA JARINGAN JALAN

KOTA MEDAN TAHUN 2028

BADAN PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH

1 0 1 2 3 Kilome te rs

U

Skala 1:50000

PEMERINTAH KOTA MEDAN

KETERANGAN:

Rel K.AJalan TOL

Sungai dan Badan Air

Batas KecamatanBatas Kota

Jalan Lingkar Utara

Jalan Lingkar Tengah

Jalan Lingkar Luar

Jalan Lingkar Paling Luar

Rencana Jalan Trans Sumatra

Jalan Lokal

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN

Jembatan Layang

Under Pass

Jalan Penghubung

KOTA MEDAN

PROPINSI SUMATERA UTARA

Walikota Medan Ketua DPRD Kota Medan

H. Syamsul Arifin, SE H. Denny Ilham Panggabean, SH

Ke Tj Morawa

Ke Berastagi

Ke Binjai

mU

mTmT

mU

mU

mT

mU

mT

Rencana Jalan Tol

Ibukota

#Y Ibukota Kecamatan

&\ Ibukota Kota/Kabupaten

%[ Ibukota Provinsi

- Zona : 47 N

- Sistem Koordinat : UTM

Sumber : - Foto Udara Kota Medan

- Bappeda Kota Medan- Hasil Rencana - Sistem Proyeksi : UTM

- Datum : WGS 894

Page 29: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 29

Page 30: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 30

2) Sistem Prasarana dan Sarana Angkutan Umum

Kemacetan lalulintas adalah permasalahan transportasi yang tidak akan

pernah lepas dari setiap daerah perkotaan seperti dikota medan. Solusi yang

sangat tepat untuk mngurangi kemacetan yang semakin rumit maka

diperlukan Rencana pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal

(SAUM). Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) yang

dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar, yang beroperasi secara

cepat, nyaman, aman, terjadwal dan berfrekuensi tinggi pada koridor-koridor

utama (jalur primer) berbasis rel atau jalan raya. Dalam hal ini angkot

diarahkan sebagai angkutan pengumpan (feeder) untuk moda angkutan

dengan hirarki yang lebih tinggi diteruskan kepada jalur primer (trunk route)

yang dilayani oleh Kereta Api

Sebagai sarana transportasi masa depan, SAUM haruslah memiliki

keunggulan-keunggulan antara lain :

1.Kemampuan daya angkut besar

2.Kecepatan yang tinggi

3.Keamanan terjamin

4.Kenyamanan yang memadai

5.Biaya perjalanan terjangkau

6.Aksesibilitas tinggi

7.Ramah lingkungan

Untuk memenuhi persyaratan itu, maka SAUM harus merupakan sistem

transportasi baru yang tidak terikat dengan jaringan jalan raya yang telah

ada, dan alternatif terbaik adalah sarana kereta api yang khusus melayani

kebutuhan masyarakat di kawasan perkotaan. Adapun penempatan jaringan

rel dari kereta api ini dapat dipilih dari tiga alternatif mulai dari yang termurah

hingga termahal, yaitu di permukaan tanah (trem), diatas tanah (kereta

layang/sky train), maupun bawah tanah (kereta bawah tanah/subway).

Pengembangan sistem angkutan umum massal direncanakan untuk

menghubungkan sistem pusat primer – Pusat primer, primer dan sekunder,

serta sekunter antar sekunder. Serta dikawasan CBD Polonia. Adapun

pengembangan terminal angkutan umum massal di Kota Medan meliputi:

Page 31: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 31

Page 32: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 32

a. Terminal Amplas, Tipe A, ditetapkan di Kelurahan Harjosari Kecamatan

Medan Amplas;

b. Terminal Pinang Baris, Tipe A, ditetapkan di Kelurahan Sunggal Kecamatan

Medan Sunggal;

c. Terminal Belawan, Tipe A, ditetapkan di Kelurahan Belawan II Kecamatan

Medan Belawan;

d. Terminal Agribisnis, Tipe A, ditetapkan di Kelurahan Ladang Bambu

Kecamatan Medan Tuntungan;

e. Teminal Terpadu, Tipe B, ditetapkan di CBD Polonia; dan

a. Terminal Sambu, Tipe C, ditetapkan di Kelurahan Gang Buntu Kecamatan

Medan Timur.

Adapun jalur angkutan masal yang akan dikembangkan :

a. jalur Feeder (mini bus): Titi Kuning– Aksara – Brayan – Mabar – Titi Papan –

Labuhan – Belawan;

b. jalur Bus Rapid Transit : Pinang Baris – Guru Patimpus (koridor 1), Brigjend

Katamso – Kol. Yos Sudarso (koridor 2), Amplas – Titi Kuning – Gaperta –

Brayan – Titi Papan – Mandala (koridor 3);

4.3.3 Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian

sistem jaringan perkeretaapian adalah sistem jaringan untuk memperlancar

perpindahan orang dan/atau barang secara massal, menunjang pemerataan,

pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak

pembangunan kawasan.

a. Terminal dan Stasiun Kereta Api

Rencana pengembangan sistem terminal ialah dengan membangun terminal

terpadu di CBD Polonia yang terintegrasi dengan stasiun Kereta Api dan

terminal-terminal kelas A yang telah ada seperti Terminal Amplas, Terminal

Belawan dan Terminal Pinang Baris. Untuk mendukung pengembangan

kawasan Utara, maka pada Pusat Primer Utara juga akan dibangun sebuah

terminal yang terintegrasi dengan Stasiun Kereta api.

Api, yaitu terminal Labuhan. Tujuannya adalah untuk mendukung pergerakan

orang dan barang dari Medan dan wilayah sekitarnya. Untuk terminal

penumpang akan dikembangkan terminal barang dan peti kemas yang

diarahkan di Belawan dan Kecamatan Labuhan. Selain itu juga akan

Page 33: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 33

direncanakan adanya Terminal Sayur yang diarahkan pengembangannya

pada Bagian Selatan Kota, yaitu di Kecamatan Medan Tuntungan (Kelurahan

Ladang Bambu).

Pengembangan terminal terpadu, selain terintegrasi dengan Stasiun Kereta

Api juga terpadu dengan guna lahan lainnya (multi use), seperti:

Terpadunya dengan trayek angkutan, seperti: AKAP dan AKDP;

Terpadunya dengan moda transportasi, seperti: bus, minibus, angkot,

mobil pribadi dan pejalan kaki; dan

Terpadunya dengan tata guna lahan, seperti: fasilitas umum dan sosial,

pasar, perdagangan dan jasa, permukiman maupun perkantoran.

Penambahan stasiun kereta api baru sedapat mungkin dilakukan dengan

menghidupkan kembali stasiun-stasiun kereta api yang sudah ada. Beberapa

Stasiun Kereta Api yang dapat dikembangkan pada tahun perencanaan

antara lain :

a. stasiun Kereta Api Besar, Jalan Kereta Api Medan di Kecamatan Medan

Barat;

b. stasiun Kereta Api Medan Pasar, Jalan M.H Thamrin di Kecamatan

Medan Area;

c. stasiun Kereta Api Pulo Brayan di Kecamatan Medan Timur;

d. stasiun Kereta Api Belawan di Kecamatan Medan Belawan;

e. stasiun Kereta Api City Check in, Jalan Kereta Api Medan di Kecamatan

Medan Timur;

f. stasiun Kereta Api Polonia di Kecamatan Medan Polonia;

g. stasiun Kereta Api Labuhan di Kecamatan Medan Labuhan; dan

h. stasiun Kereta Api di Kecamatan Helvetia.

b. Angkutan Kereta Api

Fungsi Jalan/Rel Kereta Api terhadap sistem jaringan transportasi Kota

Medan diarahkan sebagai salah satu alternatif angkutan moda transportasi darat,

baik untuk mengangkut orang maupun barang inter dan intra regional, yaitu

dengan mendorong percepatan realisasi dari pengoperasian jaringan jalan/rel

kereta api dengan terkoneksi dalam sistem jaringan kereta api Sumatera

(Sumatera Railway) yang mulai digagas beberapa waktu lalu dalam pertemuan

Gubernur se-Sumatera di Jambi.

Page 34: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 34

Jaringan jalan/rel kereta api dari Kota Medan yang dapat dikembangkan

dimasa mendatang adalah ;

a. jalur kereta api Jalur Medan – Binjai – Tanjung Pura – hingga Banda Aceh;

b. jalur kereta api Medan – Tebing Tinggi – Rantau Prapat – hingga Pekan

Baru;

c. Jalur kereta api Medan – Belawan;

d. Jalur kereta api Medan – Deli Tua;

e. Jalur kereta api Medan – Pancur Batu;

f. jalur kereta api Medan – Kuala Namo;

g. Jalur kereta api Medan – Gabion; dan

h. jalur kereta api layang : Gaperta – Pusat Kota (CBD Polonia) – Titi Kuning –

Simpang Pos dan Brayan – Pusat Kota – Mandala.

4.3.4 Rencana Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan

Penyeberangan

Sistem jaringan angkutan sungai dan danau serta angkutan

penyeberangan erdiri atas alur pelayaran dan pelabuhan/dermaga Rencana

pengembangan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan yang dapat

dikembangkan di Kota Medan adalah pelabuhan Sungai di Kecamatan Medan

Labuhan (Kelurahan Nelayan Indah). Pengembangan pelabuhan sungai di

Kecamatan Medan Labuhan dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung

kegiatan pergerakan orang dan barang di Kawasan Utara. Terutama mendukung

kegiatan perindustrian (Kawasan Industri) di Kecamatan Medan Labuhan dan

sekitarnya.

Beberapa ketentuan dalam rencana pengembangan sistem ini antara lain:

(1) Alur pelayaran meliputi: alur Sungai Deli di Kecamatan Medan Labuhan dan

sekitarnya (di kawasan Utara Kota Medan);

(2) Dermaga sungai di Dermaga Kelurahan Nelayan Indah – Kecamatan Medan

Labuhan;

(3) Dermaga danau dan penyeberangan di Kecamatan Medan Marelan;

(4) Dermaga untuk industri dan kepentingan strategis lainnya meliputi Dermaga

Lamhotma di KEK;

Page 35: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 35

(5) Angkutan penyeberangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan di Belawan Lama – Batang Sere dan Belawan Lama – Karang

Gading; dan

(6) Angkutan sungai sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di

Belawan – Batang Sere, Belawan – Sungai Dua, Belawan – Paluh Subur,

Belawan – Paluh Makna, Belawan – Paluh Manan, Belawan – Karang

Gading.

4.3.5 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut

Rencana pengembangan transportasi laut dilakukan dengan

meningkatkan pelayanan di pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan utama,

sehingga dapat menampung pergerakan orang dan barang. Untuk aksesibilitas

transportasi laut tesebut perlu didukung oleh moda transportasi lainnya, yaitu

kereta api, jalan tol dan jalan raya. Untuk mengintegrasikan seluruh moda

tranport tersebut perlu dibangun terminal terpadu di Belawan, sehingga dapat

menjadi satu kesatuan sistem transportasi Kota Medan dan Mebidangro.

Integrasi antara terminal penumpang, pelabuhan laut dengan stasiun kereta api

Belawan.

Pelabuhan Belawan ini akan menjadi Pelabuhan Hub Internasional dan

dalam jangka panjang dapat menjadi pelabuhan terbesar di wilayah Pulau

Sumatera. Pelabuhan Belawan akan memiliki skala pelayanan untuk pelayaran

regional, nasional dan internasional. Untuk pelayanan lingkup regional,

Pelabuhan Belawan dapat melayani pelayaran kapal dari pelabuhan-pelabuhan

yang terdapat di pesisir Timur Pulau Sumatera. Untuk lingkup nasional,

Pelabuhan Belawan dapat secara optimal melayani kapal penumpang dan kapal

barang (cargo) dari berbagai pelabuhan nasional lainnya. Dan untuk pelayanan

internasional, diharapkan Pelabuhan Belawan dapat melayani kapal pesiar dan

kapal barang dari luar negeri, khususnya dari/ke negara-negara Asia.

Beberapa kegiatan dan pelayanan yang akan dikembangkan di Kawasan

Pelabuhan Hubungan Internasional Belawan, antara lain:

Zona penumpang;

Zona industri dan pergudangan;

Zona peti kemas;

Zona proses ekspor – import;

Page 36: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 36

Zona perkantoran, dan

Zona perikanan samudera.

Alur pelayaran di laut sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. alur pelayaran Belawan – Tanjung Balai – Batam – Tanjung Priok;

b. alur pelayaran Belawan – Tanjung Balai; dan

c. alur pelayaran Belawan – Luar Negeri (Malaysia & Singapore).

4.3.6 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

Transportasi udara di Kota Medan saat ini masih menggunakan Bandara

Polonia. Pada masa yang akan datang bandara tersebut direncanakan akan

dipindahkan ke Kuala Namo (Kabupaten Deliserdang). Dengan demikian maka

dalam lingkup Kota Medan tidak memiliki sistem transportasi udara, yang akan

dikembangkan di Kota Medan adalah terminal city check-in. Rencana

pembangunan transportasi udara di Kuala Namu ini diharapkan dapat

menampung pergerakan orang yang sudah sangat padat. Untuk mendukung

terhadap rencana pengembangan bandara Kuala Namu tersebut perlu di dukung

oleh sistem transportasi yang lain, yaitu: integrasi terminal penumpang udara

dengan stasiun kereta api.

Ruang udara untuk penerbangan akan ditetapkan lebih lanjut oleh

instansi pengelola sesuai dengan kebutuhan.

4.4 RENCANA SISTEM JARINGAN LAINNYA

Rencana Sistem Jaringan Prasarana lainnya terdiri atas sistem jaringan

energi/kelistrikan, telekomunikasi, sumber daya air, dan infrastruktur perkotaan

yang mengintegrasikannya.

4.4.1 Rencana Sistem Jaringan Energi

Sistem jaringan energi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi masa

datang dalam jumlah yang memadai dan dalam upaya menyediakan akses

berbagai macam jenis energi bagi segala lapisan masyarakat.

Sistem jaringan energi meliputi jaringan tenaga listrik dan jaringan pipa

minyak dan gas bumi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari pembangkit tenaga listrik

dan jaringan transmisi.

Pemerataan pelayanan terhadap kebutuhan listrik tersebut perlu

diusahakan semaksimal mungkin mengingat salah satu indikator berkembangnya

Page 37: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 37

suatu kota atau wilayah adalah terpenuhinya kebutuhan akan penerangan/listrik.

Jenis pembangkit yang disediakan untuk tiap kawasan tidak harus sama,

melainkan disesuaikan dengan karakteristik wilayah, kemungkinan pencapaian

hasil yang maksimal dengan biaya yang terjangkau. Hal tersebut dapat

dilakukan, mengingat telah terdapat berbagai penelitian mengenai berbagai

macam sumber energi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kesulitan

penyediaan listrik oleh PT. PLN.

Rencana pengembangan sistem jaringan energi dan kelistrikan di Kota

Medan sampai dengan tahun 2030 dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pembangkit Tenaga Listrik

Bangunan pembangkit yang ada di Kota Medan saat ini hanya satu unit, yaitu

Bangunan Pembangkit Listrik PLTG dan PLTU Sicanang di Belawan.

Mengingat kebutuhan listrik pada masa yang akan datang terus meningkat,

maka perlu dilakukan dengan peningkatan kapasitas beberapa pembangkit di

Sistem Sumbagut diantaranya dengan mengembangkan PLTG Paya Pasir,

PLTG Glugur dan PLTD Titi Kuning.

b. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET)

Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) yang memiliki tegangan 275

KV, saat ini belum ada di Kota Medan. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi

(GITET) yang terdapat di wilayah Sumatera Utara baru terdapat 2 (dua) unit,

yaitu; GITET Kuala Tanjung dan GITET Tebingtinggi. Dalam rencana jangka

panjang, pihak PT. PLN telah berencana untuk menambah Gardu Induk

Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) di Sistem Sumbagut.

c. Gardu Induk

Gardu induk memiliki tegangan 150 KV. Jumlah gardu induk yang ada saat ini

di Kota Medan terdapat sekitar 10 unit, yaitu; GI Belawan, GI Labuhan, GI

Paya Pasir, GI KIM, GI Mabar, GI Glugur, GI Paya Geli, GI Titi Kuning, GI Sei

Rotan dan GI Namo Rambe. Untuk melayani kebutuhan listrik pada masa

yang akan datang maka peningkatan terhadap kapasitas masing-masing

gardu induk terus ditingkatkan, dengan penambahan beberapa Gardu Induk,

antara Lain:

Gardu Induk Lamhotma;

Gardu Induk Kuala Namo, dan

Gardu Induk Jalan Listrik dengan menggunakan kabel bawah tanah (Under Ground Cable) sepanjang 8,5 Km yang dari Gardu Induk Titi Kuning.

Page 38: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 38

d. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang memiliki tegangan 275

KV saat ini belum ada melintas di Kota Medan. Untuk masa yang akan

datang, pihak PT. PLN telah berencana untuk menambah Saluran Udara

Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Sistem Sumbagut , yaitu mulai dari PLTU

Sumut di Pangkalan Susu ke Binjai – Galang – Simanko (Porsea) – PLTP

Sarulla – Sipirok – Padangsidimpuan hingga Payakumbuh.

e. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang memiliki tegangan 150 KV yang

ada saat di Kota Medan, adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang

menghubungkan Gardu Induk dengan Gardu Induk Lainnya seperti dari Gardu

Induk Belawan - Labuah, Gardu Induk Belawan – Sei Rotan – Tanjung

Morawa, Gardu Induk Belawan – Paya Pasir – KIM (kawasan industri medan),

Gardu Induk Belawan – Paya Pasir – Paya Geli – Glugur, GI Belawan – Paya

Pasir – Paya Geli – Namo Rambe – Titi Kuning - Sei Rotan. Gardu Induk Titi

Kuning – Gardu Induk Jalan Listrik, Gardu Induk Belawan - Labuhan –

Lamhotma, yaitu:

SUTT Belawan – Labuhan

SUTT Belawan – Sei Rotan – Tanjung Morawa

SUTT Belawan – Paya Pasir – KIM

SUTT Belawan – Paya Pasir – Paya Geli - Glugur

SUTT Belawan – Paya Pasir – Paya Geli – Namo Rambe – Titi Kuning –

Sei Rotan

Untuk melayani kebutuhan listrik pada masa yang akan datang maka

peningkatan terhadap kavasitas masing-masing gardu induk terus

ditingkatkan, dengan penambahan beberapa jaringan SUTT, antara Lain:

SUTT GI Titi Kuning - Gardu Induk Jalan Listrik dengan menggunakan

kabel bawah tanah (Under Ground Cable) sepanjang 8,5 Km;

SUTT Belawan – Labuhan - Lamhotma

SUTT Belawan – Kuala Namo;

d. Kebutuhan Energi Listrik

Kebutuhan energi listrik sampai tahun 2030 untuk keperluan domestik (rumah

tangga) di Kota Medan diproyeksikan sebesar 610.557,31 Kwh, yang akan

melayani 598.586 KK yang terdiri dari 3 kategori, yaitu: rumah kecil, sedang

Page 39: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 39

dan besar. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan dan rencana jaringan

listrik di Kota Medan dapat dilihat pada tabel Tabel IV.9 dan Gambar 4.11.

Tabel IV.9

RENCANA KEBUTUHAN LISTRIK DI KOTA MEDAN TAHUN 2030

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Jumlah KK

Kebutuhan Listrik Tahun 2030

Rumah Kecil (unit)

Kebutuhan Listrik (KWH)

Rumah Sedang (unit)

Kebutuhan Listrik (KWH)

Rumah Besar (unit)

Kebutuhan Listrik (KWH)

Total Kebutuhan

(KWH)

1 Medan Tuntungan 81.256 16.251 9.751 9.945,73 4.875 4.972,87 1.625 1.657,62 16.576,22

2 Medan Johor 169.592 33.918 20.351 20.758,06 10.176 10.379,03 3.392 3.459,68 34.596,77

3 Medan Amplas 266.374 53.275 31.965 32.604,18 15.982 16.302,09 5.327 5.434,03 54.340,30

4 Medan Denai 189.233 37.847 22.708 23.162,12 11.354 11.581,06 3.785 3.860,35 38.603,53

5 Medan Area 99.141 19.828 11.897 12.134,86 5.948 6.067,43 1.983 2.022,48 20.224,76

6 Medan Kota 77.032 15.406 9.244 9.428,72 4.622 4.714,36 1.541 1.571,45 15.714,53

7 Medan Maimun 99.087 19.817 11.890 12.128,25 5.945 6.064,12 1.982 2.021,37 20.213,75

8 Medan Polonia 81.298 16.260 9.756 9.950,88 4.878 4.975,44 1.626 1.658,48 16.584,79

9 Medan Baru 43.553 8.711 5.226 5.330,89 2.613 2.665,44 871 888,48 8.884,81

10 Medan Selayang 110.868 22.174 13.304 13.570,24 6.652 6.785,12 2.217 2.261,71 22.617,07

11 Medan Sunggal 127.717 25.543 15.326 15.632,56 7.663 7.816,28 2.554 2.605,43 26.054,27

12 Medan Helvetia 208.592 41.718 25.031 25.531,66 12.516 12.765,83 4.172 4.255,28 42.552,77

13 Medan Petisah 58.131 11.626 6.976 7.115,23 3.488 3.557,62 1.163 1.185,87 11.858,72

14 Medan Barat 55.497 11.099 6.660 6.792,83 3.330 3.396,42 1.110 1.132,14 11.321,39

15 Medan Timur 108.581 21.716 13.030 13.290,31 6.515 6.645,16 2.172 2.215,05 22.150,52

16 Medan Perjuangan 128.498 25.700 15.420 15.728,16 7.710 7.864,08 2.570 2.621,36 26.213,59

17 Medan Tembung 159.097 31.819 19.092 19.473,47 9.546 9.736,74 3.182 3.245,58 32.455,79

18 Medan Deli 228.361 45.672 27.403 27.951,39 13.702 13.975,69 4.567 4.658,56 46.585,64

19 Medan Labuhan 186.433 37.287 22.372 22.819,40 11.186 11.409,70 3.729 3.803,23 38.032,33

20 Medan Marelan 407.907 81.581 48.949 49.927,82 24.474 24.963,91 8.158 8.321,30 83.213,03

21 Medan Belawan 106.680 21.336 12.802 13.057,63 6.401 6.528,82 2.134 2.176,27 21.762,72

Jumlah 2.992.928 598.586 359.151 366.334,39 179.576 183.167,19 59.859 61.055,73 610.557,31

Sumber : Rencana

Page 40: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 40

Page 41: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 41

Kebutuhan akan Gas di Kota Medan saat ini telah dilayani oleh Perusahaan

Nasional Gas (PN Gas). Namun pelayanan gas di Kota Medan saat ini masih

sangat terbatas. Keterbatasan gas tersebut disebabkan oleh sedikitnya pasokan

gas dari Pertamina serta keterbatasan sumber bahan baku. Dengan demikian

maka PN Gas saat ini masih belum mempunyai rencana untuk menambah Pabrik

Gas maupun Jaringan Gasnya di Kota Medan. Namun mengingat akan kebijakan

pemerintah yang akan mengalihkan bahan bakar minyak dari minyak tanah ke

gas, maka pada masa mendatang pihak PN Gas sudah merasa perlu untuk

menambah jumlah Pabrik Gas yang ada serta memperluas jaringan gasnya

untuk melayani seluruh penduduk di Kota Medan.

Jaringan pipa minyak dan gas bumi direncanakan akan dapat berupa

sistem yang menghubungkan:

a. Sicanang – Gebang;

b. Wampu – Belawan;

c. Wampu – Paya Pasir;

d. Paya Pasir – Belawan;

e. Pantai Pakam Timur – Hamparan Perak;

f. Polonia – Medan – Tanjung Morawa;

g. Sicanang – Medan;

h. Belawan – Kwala Tanjung; dan

i. Pembangunan terminal terapung di 16 km ke arah lepas pantai Belawan;

Adapun penyediaan dan pemanfaatan jaringan pipa minyak dan gas bumi

diatur lebih lanjut oleh penyelenggara minyak dan gas bumi Rencana Sistem

Jaringan Energi Wilayah Kota Medan dijelaskan lebih rinci dalam peta rencana

struktur ruang Kota Medan.

4.4.2 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi bertujuan untuk meningkatkan

aksesibilitas masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan telekomunikasi.

Sistem Jaringan telekomunikasi di Kota Medan semakin pesat

berkembang, terutama jasa telekomunikasi dan telepon selular. Untuk beberapa

daerah masih membutuhkan jasa telekomunikasi jaringan Telkom, karena

permasalahan sinyal yang lemah di pemukiman sekitar kebun sawit dan hutan.

Untuk memelihara estetika ruang udara Kota Medan, maka sebaran BTS perlu

Page 42: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 42

dibatasi. Untuk masa yang akan datang pola penyebaran BTS perlu

diintegrasikan, antar sesama provider dengan membuat “Tower Bersama”,

misalnya dengan pembuatan “Menara Medan”.

Berdasarkan jumlah penduduk terkini dan standar teknis bahwa 1 unit rumah

dihuni oleh 5 jiwa, maka diperkirakan pada Tahun 2030 dibutuhkan jumlah

sambungan telepon rumah (dari Telkom) sebesar 134.682 SST untuk

melayani 598.586 unit rumah yang dibagi kedalam beberapa tipe perumahan,

mulai tipe rumah berukuran kecil, sedang, hingga tipe rumah berukuran besar

di seluruh Kota Medan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel

proyeksi kebutuhan telekomunikasi Kota Medan pada Tabel IV. 10 dan

Gambar 4.12.

Tabel IV.10

RENCANA KEBUTUHAN TELEPON DI KOTA MEDAN TAHUN 2030

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Jumlah KK

Kebutuhan Telepon Tahun 2030

Rumah Kecil (unit)

Kebu- tuhan

Telepon (SST)

Rumah Sedang (unit)

Kebu- tuhan

Telepon (SST)

Rumah Besar (unit)

Kebu- tuhan

Telepon (SST)

Total Kebu tuhan (SST)

1 Medan Tuntungan 81.256 16.251 9.751 1.463 4.875 1.463 1.625 731 3.657

2 Medan Johor 169.592 33.918 20.351 3.053 10.176 3.053 3.392 1.526 7.632

3 Medan Amplas 266.374 53.275 31.965 4.795 15.982 4.795 5.327 2.397 11.987

4 Medan Denai 189.233 37.847 22.708 3.406 11.354 3.406 3.785 1.703 8.515

5 Medan Area 99.141 19.828 11.897 1.785 5.948 1.785 1.983 892 4.461

6 Medan Kota 77.032 15.406 9.244 1.387 4.622 1.387 1.541 693 3.466

7 Medan Maimun 99.087 19.817 11.890 1.784 5.945 1.784 1.982 892 4.459

8 Medan Polonia 81.298 16.260 9.756 1.463 4.878 1.463 1.626 732 3.658

9 Medan Baru 43.553 8.711 5.226 784 2.613 784 871 392 1.960

10 Medan Selayang 110.868 22.174 13.304 1.996 6.652 1.996 2.217 998 4.989

11 Medan Sunggal 127.717 25.543 15.326 2.299 7.663 2.299 2.554 1.149 5.747

12 Medan Helvetia 208.592 41.718 25.031 3.755 12.516 3.755 4.172 1.877 9.387

13 Medan Petisah 58.131 11.626 6.976 1.046 3.488 1.046 1.163 523 2.616

14 Medan Barat 55.497 11.099 6.660 999 3.330 999 1.110 499 2.497

15 Medan Timur 108.581 21.716 13.030 1.954 6.515 1.954 2.172 977 4.886

16 Medan Perjuangan 128.498 25.700 15.420 2.313 7.710 2.313 2.570 1.156 5.782

17 Medan Tembung 159.097 31.819 19.092 2.864 9.546 2.864 3.182 1.432 7.159

18 Medan Deli 228.361 45.672 27.403 4.110 13.702 4.110 4.567 2.055 10.276

19 Medan Labuhan 186.433 37.287 22.372 3.356 11.186 3.356 3.729 1.678 8.389

20 Medan Marelan 407.907 81.581 48.949 7.342 24.474 7.342 8.158 3.671 18.356

21 Medan Belawan 106.680 21.336 12.802 1.920 6.401 1.920 2.134 960 4.801

Jumlah 2.992.928 598.586 359.151 53.873 179.576 53.873 59.859 26.936 134.682

Sumber : Rencana

Rencana pengembangan Sistem jaringan telekomunikasi untuk memenuhi

kebutuhan diatas dilakukan melalui pengembangan :

a. jaringan tetap meliputi jaringan tetap lokal, sambungan langsung jarak jauh,

sambungan internasional dan tertutup, dikembangkan secara terpisah

Page 43: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 43

untuk setiap kawasan pengembangan dengan lokasi sentral telekomunikasi

di CBD Polonia; dan

b. jaringan bergerak meliputi jaringan bergerak terestrial dan seluler.

Jaringan bergerak teresterial meliputi radio trangking dan radio panggil

untuk umum akan ditetapkan lebih lanjut oleh penyelenggara telekomunikasi

sedangkan jaringan bergerak seluler meliputi infrastruktur telepon nirkabel

berupa lokasi menara telekomunikasi termasuk menara bersama telekomunikasi

ditetapkan lebih lanjut oleh penyelenggara telekomunikasi dengan

memperhatikan efisiensi pelayanan, keamanan dan kenyamanan lingkungan

sekitarnya.

Page 44: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 44

Page 45: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 45

4.4.3 Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sistem penyediaan air minum adalah sistem yang dikembangkan untuk

menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan air minum bagi penduduk

dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan.

Sistem jaringan sumber daya air adalah sistem yang dikembangkan

bertujuan untuk memberikan akses secara adil kepada seluruh masyarakat untuk

mendapatkan air agar dapat berperikehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

Berdasarkan jumlah penduduk terkini, maka dapat diproyeksikan

kebutuhan air bersih untuk masing-masing kecamatan di Kota Medan, kebutuhan

penambahan unit Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan Kran Umum (KU).

Dari Tabel IV.11 dapat dilihat bahwa proyeksi kebutuhan total air bersih rata-rata

untuk Kota Medan pada Tahun 2030 dengan rencana tingkat pelayanan 90%

dibutuhkan air bersih sebesar 6.235,27 liter/detik. Bila dilihat dari meningkatnya

jumlah kebutuhan akan air bersih pada tahun 2030, maka perlu adanya langkah-

langkah dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih. Langkah-langkah ini

bertujuan agar dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih pada tahun 2030

dapat terpenuhi dengan secara maksimal.

a. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan PDAM Tirtanadi sudah mencakup seluruh Kota Medan

dan sekitarnya. Ada daerah yang sebagian besar penduduk sudah mendapat

pelayanan air minum dan ada daerah yang sebagian kecil penduduknya yang

mendapat pelayanan air minum (lihat Gambar 4.13). Pada saat ini daerah

pelayanan di Kota Medan dan sekitarnya dilayani melalui 14 cabang PDAM

Tirtanadi yaitu sebagai berikut : Cabang Utama, Cabang Deli Tua, Cabang

Tuasan, Cabang Amplas, Cabang Sunggal, Cabang Medan Labuhan,

Cabang Yamin, Cabang Denai, Cabang Cemara, Cabang Padang Bulan,

Cabang Sei Agul, Cabang Diski, Cabang Belawan dan Cabang Sibolangit.

Cabang tersebut akan terus bertambah sesuai dengan pertambahan jaringan

dan pelanggan.

b. Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi

Sistem pengaliran pada jaringan transmisi/distribusi di daerah pelayanan Kota

Medan dan sekitarnya dilakukan dengan pemompaan, baik langsung dari IPA

maupun dari reservoir distribusi. Sistem pemompaan ini dilakukan karena

daerah pelayanan Kota Medan dan sekitarnya merupakan daerah yang datar

Page 46: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 46

dan lokasi IPA berada pada elevasi yang relatif sama dengan daerah

pelayanan tersebut, kecuali pengaliran air mata air/IPA Sibolangit (dengan

elevasi + 400 m) dilakukan secara gravitasi langsung ke pelanggan.

Panjang total jaringan pipa transmisi dan distribusi adalah sekitar 2.668 km,

dan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

Pipa Transmisi/distribusi utama meliputi jaringan perpipaan diameter 200

– 1.000 mm, sepanjang ± 250 km;

Pipa distribusi sekunder/tersier (retikulasi/minor distribution) meliputi

perpipaan dengan diameter < 200 mm sepanjang 2.186,5 km.

Panyadapan ke sambungan pelanggan dilakukan dari jaringan pipa

sekunder/tersier ini.

Jaringan Pipa Transmisi di daerah operasional Kota Medan dan sekitarnya

adalah untuk mengalihkan air dari reservoir produksi IPA ke reservoir

distribusi/reservoir booster. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya

penyadapan dari pipa transmisi ke jaringan pipa distribusi, sehingga air

mengalir langsung ke konsumen dan pengaliran air ke reservoir distribusi

menjadi berkurang.

Tabel IV.11

RENCANA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber : Rencana

Page 47: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 47

Page 48: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 48

Sistem jaringan sumber daya air terdiri atas wilayah sungai, sistem jaringan air

baku untuk air bersih, dan sistem pengendalian banjir. Beberapa ketentuan

mengenai pengembangan sumber daya air pada tahun perencanaan terdiri dari :

(1) Pelayanan air minun perpipaan dengan sumber dari sumur dangkal, sumur

pompa tangan, bak penampung air hujan, terminal air, mobil tangki air,

instalasi air kemasan atau bangunan perlindungan mata air;

(2) Wilayah sungai ditetapkan di Belawan – Ular – Padang yang meliputi

beberapa daerah aliran sungai yaitu Sungai Belawan, Sungai Ular, Sungai

Deli, Sungai Belumai, Sungai Padang, Sungai Martebing, Sungai Kenang,

Sungai Serdang, Sungai Percut, Sungai Bedagai dan Sungai Belutu serta

cekungan air tanah Medan;

(3) Sistem jaringan air baku untuk air bersih meliputi sistem air permukaan, mata

air dan/atau sistem air tanah yang dimanfaatkan dengan tetap

memperhatikan keperluan konservasi lingkungan dan pencegahan kerusakan

lingkungan;

(4) Sistem pengendalian banjir pembangunan sistem polder dan kanal;

(5) Sistem polder ditetapkan di kawasan perumahan skala besar dan Kawasan

Industri Medan;

(6) Sistem kanal terdiri dari;

a. kanal flood way yang mangalihkan aliran Sungai Deli ke Sungai Denai di

Kecamatan Medan Johor dan Medan Amplas;

b. kanal untuk mengalirkan aliran pembuangan dari Sei Sikambing ke

Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal;

(7) Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Wilayah Kota Medan dijelaskan

lebih rinci dalam peta rencana struktur ruang Kota Medan.

4.4.3 Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

A. Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem penyediaan air minum meliputi jaringan perpipaan yang ditetapkan

diseluruh kecamatan di Kota Medan dengan ketentuan sebagai berikut :.

(1) Sistem penyediaan air minum adalah penyediaan kebutuhan air bersih atau

air minum yang dilayani oleh PDAM Tirtanadi dengan sistem pengaliran pada

jaringan transmisi/distribusi di daerah pelayanan Kota Medan dan dengan

sistem pemompaan (booster pump) untuk Kecamatan Medan Belawan.

Page 49: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 49

(2) Daerah pelayanan air minum /air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) dilayani melalui 14 cabang PDAM Tirtanadi meliputi : Cabang Utama,

Cabang Deli Tua, Cabang Tuasan, Cabang Amplas, Cabang Sunggal,

Cabang Medan Labuhan, Cabang Yamin, Cabang Denai, Cabang Cemara,

Cabang Padang Bulan, Cabang Sei Agul, Cabang Diski, Cabang Belawan

dan Cabang Sibolangit.

B. Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sistem pengelolaan air limbah adalah sistem yang dikembangkan untuk

pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan bagi air limbah dari

kegiatan permukiman, perkantoran dan kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan baku mutu limbah yang berlaku.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan penanganan air limbah secara

keseluruhan yang ada di Kota medan sangat dibutuhkan kesiapan dana untuk

penanganannya. Karena melihat kondisi perkembangan Kota Medan yang

semakin pesat, hal ini harus diiringi dalam hal penanganan dan penyediaan

prasarana air limbah yang cukup serius, terutama bagi perumahan dan industri.

Dimana kedua kawasan ini sangat berpotensial dalam menghasilkan

pencemaran air tanah dan badan-badan air sekitarnya antara lain industri

makanan, kimia, logam, industri kayu dan industri CPO.

Pada Tabel IV.12 proyeksi timbulan air limbah yang diperuntukkan untuk

melihat peningkatan kebutuhan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Kota

Medan, terlihat secara total jumlah timbulan air limbah pada Tahun 2030 yang

direncanakan diolah di IPAL adalah sebesar 430.981,63 m³/hari, dimana

diharapkan tingkat pelayanan air limbah secara sistem off site (terpusat) ini

mencapai 40% penduduk total. Dan bila sistem pengelolaan air limbah dengan

sistem perpipaan berjalan optimal maka beban pencemaran air tanah akibat

rembesan tinja ataupun beban pencemaran air permukaan akibat buangan bekas

mandi dan cuci serta kakus akan semakin berkurang, sehingga kualitas sumber

air permukaan dapat dilestarikan dan beban pengolahan IPA PDAM yang

mengambil sumber air dari sungai akan lebih berkurang.

Dan selain itu perlu juga dilestarikan pembangunan tangki septik komunal

yaitu 1 unit digunakan untuk 7 - 10 KK. Sehingga kekhawatiran terjadinya

pencemaran air tanah akibatnya tiap rumah memiliki 1 septic tank, yang

Page 50: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 50

terkadang cuma berupa cubluk (tidak di-lining, sehingga mencemari air tanah

dibawahnya), dapat diminimasi. Dari tabel proyeksi timbulan tinja sampai tahun

2030 adalah 245,99 m³/hari dan kebutuhan sarana Septic Tank Komunalnya

sebanyak 598.586 unit. Sedangkan untuk sarana sanitasi masyarakat kurang

mampu disediakan MCK Umum pada tahun 2030 sebanyak 29.929 unit. Untuk

lebih jelasnya mengenai perkiraan volume air limbah dan rencana jaringan air

limbah di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel IV.12 dan Gambar 4.14.

Sistem pengelolaan air limbah terdiri atas sistem pengelolaan air limbah

domestik dan industri, dimana ketentuan untuk masing-masing sistem tersebut

antara lain :.

(1) Sistem pengelolaan air limbah terpusat ditetapkan pada Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL) Cemara.

(2) Lokasi sistem air limbah domestik terpusat ditetapkan di Instalasi Pengolahan

Air Limbah Cemara.

(3) Sistem air limbah domestik setempat dilakukan secara individual melalui

pengolahan dan pembuangan air limbah setempat dan dikembangkan pada

kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat serta dilengkapi

dengan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang disediakan oleh

Pemerintah Kota.

(4) Sistem pengelolaan air limbah industri meliputi sistem air limbah terpusat dan

atau setempat, dilakukan secara individual oleh industri itu sendiri.

Page 51: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 51

Tabel IV.12 PERKIRAAN JUMLAH VOLUME AIR LIMBAH DI KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber : Rencana

Page 52: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 52

Page 53: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 53

C. Sistem Pengolahan Persampahan

Sistem pengolahan persampahan adalah sistem yang dikembangkan

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta

menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Sampah merupakan produksi masyarakat yang selalu ada setiap hari dari

berbagai kegiatan. Oleh karena itu pengorganisasian sampah perlu dirancang

secara hirarki dan terkoordinir dengan instansi terkait lainnya. Berdasarkan

kondisi tinggi muka air tanah Kota Medan yang rendah yaitu rata-rata 1 - 3 m di

bawah permukaan tanah, maka penanganan sampah dengan cara penimbunan

dinilai kurang baik, terutama mengingat dampaknya terhadap kerusakan air

tanah dan air permukaan yang berada di sekitarnya.

Kemudian seiring dengan berkembangnya jaringan jalan dan

aksesibilitas antar wilayah, sistem penimbunan tersebut perlu diubah menjadi

sistem terpusat, menggunakan pengangkutan dengan truk sampah (dump truck)

ataupun menggunakan arm roll truck (dengan container) dan compactor truck

menuju tempat pembuangan akhir di TPA. Kebutuhan terhadap lahan untuk

pembangunan TPA saat ini masih dapat disediakan mengingat cukup

tersedianya lahan kosong yang dapat dikembangkan di daerah TPA Terjun. Dan

hal ini harus diiringi dengan pemanfaatan teknologi dalam penanganan sampah

yang harus ditingkatkan dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill.

Untuk mengantisipasi permasalahan persampahan di Kota Medan saat ini

dan yang akan datang, maka dihitunglah perkiraan timbulan sampah per hari.

Berdasarkan jumlah penduduk Tahun 2007 maka diproyeksikan pada Tahun

2030 total jumlah penduduk Kota Medan adalah 2.992.928 jiwa. Berdasarkan

standar estimasi timbulan sampah dari Dinas Kebersihan, maka diperkirakan

pada Tahun 2030 total timbulan sampah Kota Medan adalah 8188,65 m3/hari.

Untuk sarana pengangkut sampah yang dibutuhkan yaitu becak sampah

dibutuhkan sebanyak 1.820 unit, Arm roll truk (6 m3) sebanyak 227 unit, arm roll

truk (10 m3) sebanyak 136 unit, Tipper truk sebanyak 682 unit dan compactor

truk sebanyak 256 unit. Lihat Tabel IV.13 dan Gambar 4.15.

Manajemen persampahan dikaitkan dengan pengelolaan kebersihan Kota

Medan, maka kegiatan operasional kebersihan kota meliputi tahapan sebagai

berikut :

1. Pewadahan

Page 54: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 54

Pada tahap pewadahan setiap rumah/bangunan harus memiliki pewadahan

sampahnya masing-masing. Pada tahap ini kepala lingkungan bertanggung

jawab membantu, menghimbau dan mensosialisasikan penggunaan

pewadahan sampah dan membuang sampah pada tempatnya.

2. Pemilahan

Pada tahap pemilihan, pada setiap warga masyarakat diwajibkan agar

melakukan pemilihan sampahnya masing-masing. Dalam hal ini lurah

bertanggungjawab memotivasi masyarakat untuk melakukan pemilihan

sampahnya masing-masing untuk mengurangi volume sampah yang dibuang

ke TPA karena sebagian besar sampah masih bisa dimanfaatkan secara

ekonomis dengan melibatkan unsur-unsur yang ada di kelurahan.

3. Pengumpulan

a. Pola langsung : proses pengumpulan sampah langsung (house to

house collection) dengan truk sampah dan kemudian

dibuang ke TPA.

b. Pola Tidak Langsung : proses pengumpulan sampah dengan

menggunakan becak/gerobak sampah dan

kemudian dipindahkan/ditempatkan ke tempat

penampungan sementara (TPS).

Pada tahap ini lurah bertanggungjawab membantu melakukan sosialisasi

jadwal waktu pembuangan/ pengumpulan sampah dari sumbernya dan

memelihara kebersihan lingkungan TPS.

4. Pengangkutan

a. Pola Langsung : Proses pengangkutan sampah dengan

menggunakan truk sampah secara langsung dari

sumber sampah dan kemudian diangkat

langsung ke TPA.

b. Pola Tidak Langsung : Proses pengangkutan sampah dengan cara

mengangkut sampah yang telah

terkumpul/bertumpuk di TPS dan kemudian

diangkut ke TPA.

Pada tahap ini camat aktif melakukan koordinasi dengan Dinas Kebersihan

tentang jadwal waktu pengangkutan sampah ke TPA.

Page 55: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 55

5. Pembuangan Akhir

Pembuangan akhir merupakan kegiatan operasional pembuangan sampah

tahap akhir dengan mengumpulkan sampah di suatu tempat agar tidak

menimbulkan kualitas lingkungan sekitarnya. Tempat pembuangan akhir

(TPA) adalah tempat pembuangan sampah di suatu lokasi yang telah

ditentukan oleh pemerintah (Pasal 1 Perda Kota Medan No. 8/2002).

Adapun metode pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan

di lokasi TPA adalah metode dumping yaitu sampah yang masuk ke TPA

tanpa melalui proses tertentu langsung di buang/dipaparkan di lokasi TPA.

Sebelum dilakukan pembuangan dan pemaparan sampah terlebih dahulu

lokasi TPA yang ada dibagi dalam beberapa zona agar pembuangan dan

pemaparan sampah menjadi teratur, misalnya sampah yang masuk ke TPA

dipaparkan/ditimbun di suatu zona tertentu, apabila zona tersebut telah

penuh dengan timbunan sampah, maka pemaparan dialihkan kepada zona

yang baru demikian seterusnya.

Sebagai dampak dari penerapan metode open dumping yang dilakukan saat

ini adalah :

a. Dampak negatif, dikhawatirkan terjadi pencemaran lingkungan (tanah,

air, udara)

b. Dampak positif, membuka lapangan kerja bagi pemulung di TPA, dan

saat ini diperkirakan di TPA Namo Bintang para pemulung berjumlah ±

250 orang dan di TPA Terjun berjumlah ±200 orang.

Akantetapi, pada perencanaan pengelolaan persampahan di Kota Medan

pada masa yang akan datang tidak menggunakan Metode Open Dumping

melainkan dengan menggunakan Metode Sanitary Landfill.

Khusus untuk sampah medis (clinical waste) dikelola sendiri oleh masing-

masing rumah sakit dan klinik, yang pemusnahannya mempergunakan

incenarator dan Dinas Kebersihan tidak menangani sampah medis,

melainkan hanya menangani sampah domestik (solid waste) selanjutnya

kepada masing-masing Rumah Sakit telah disosialisasikan agar cermat

memilah sampah domestik dengan sampah medis, antara lain dengan

membedakan pewadahanya sehingga petugas Dinas Kebersihan tidak perlu

keliru dalam melakukan pengangkutan sampah.

Page 56: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

Hal. IV - 56

3. Pengelolaan Sampah

Pengolahan sampah di TPA Namo Bintang dan Terjun adalah pengolahan

kompos skala kecil yang bahan bakunya diperoleh dari sampah yang telah

bertumpuk lama di TPA dan saat tumpukan sampah telah mencapai

ketinggian 5 M.

Solusi permasalahan persampahan Kota Medan adalah :

1). Peningkatan sarana dan prasarana kebersihan

a. Perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan

b. Pembelian suku cadang kendaraan operasional.

c. Pengadaan sarana operasional kebersihan

d. Pembangunan TPA baru sesuai dengan tuntutan Kota Metropolitan

dengan metode ramah lingkungan.

Page 57: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 57

Tabel IV.13

PERKIRAAN JUMLAH TIMBULAN SAMPAH DAN KEBUTUHAN SARANA PERSAMPAHAN

DI KOTA MEDAN TAHUN 2030

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Jumlah Penduduk

Commuters (Jiwa)

TIMBULAN SAMPAH DAN JUMLAH SARANA SAMPAH TAHUN 2030

Kriteria Desain

Sampah Penduduk Menetap (m³/hari)

Sampah Penduduk

Commuters (m³/hari)

Total Sampah

Kota (m³/hari)

Total Sampah Terlayani (m³/hari)

Becak Sampah

(unit)

TPS (Unit)

Arm Roll Truk (6 m³)

Arm Roll Truk

(10 m³)

Tipper Truk (unit)

Compactor Truk (unit)

1 Medan Tuntungan 81.256,00 22.751,68 195,01 27,30 222,32 200,08 49 37 6 4 19 7

2 Medan Johor 169.592,00 47.485,76 407,02 56,98 464,00 417,60 103 77 13 8 39 15

3 Medan Amplas 266.374,00 74.584,72 639,30 89,50 728,80 655,92 162 121 20 12 61 23

4 Medan Denai 189.233,00 52.985,24 454,16 63,58 517,74 465,97 115 86 14 9 43 16

5 Medan Area 99.141,00 27.759,48 237,94 33,31 271,25 244,12 60 45 8 5 23 8

6 Medan Kota 77.032,00 21.568,96 184,88 25,88 210,76 189,68 47 35 6 4 18 7

7 Medan Maimun 99.087,00 27.744,36 237,81 33,29 271,10 243,99 60 45 8 5 23 8

8 Medan Polonia 81.298,00 22.763,44 195,12 27,32 222,43 200,19 49 37 6 4 19 7

9 Medan Baru 43.553,00 12.194,84 104,53 14,63 119,16 107,24 26 20 3 2 10 4

10 Medan Selayang 110.868,00 31.043,04 266,08 37,25 303,33 273,00 67 51 8 5 25 9

11 Medan Sunggal 127.717,00 35.760,76 306,52 42,91 349,43 314,49 78 58 10 6 29 11

12 Medan Helvetia 208.592,00 58.405,76 500,62 70,09 570,71 513,64 127 95 16 10 48 18

13 Medan Petisah 58.131,00 16.276,68 139,51 19,53 159,05 143,14 35 27 4 3 13 5

14 Medan Barat 55.497,00 15.539,16 133,19 18,65 151,84 136,66 34 25 4 3 13 5

15 Medan Timur 108.581,00 30.402,68 260,59 36,48 297,08 267,37 66 50 8 5 25 9

16 Medan Perjuangan 128.498,00 35.979,44 308,40 43,18 351,57 316,41 78 59 10 6 29 11

17 Medan Tembung 159.097,00 44.547,16 381,83 53,46 435,29 391,76 97 73 12 7 36 14

18 Medan Deli 228.361,00 63.941,08 548,07 76,73 624,80 562,32 139 104 17 10 52 20

19 Medan Labuhan 186.433,00 52.201,24 447,44 62,64 510,08 459,07 113 85 14 9 43 16

20 Medan Marelan 407.907,00 114.213,96 978,98 137,06 1.116,03 1.004,43 248 186 31 19 93 35

21 Medan Belawan 106.680,00 29.870,40 256,03 35,84 291,88 262,69 65 49 8 5 24 9

Jumlah 2.992.928,00 838.019,84 7.183,03 1.005,62 8.188,65 7.369,79 1.820 1.365 227 136 682 256

Sumber : Rencana

Page 58: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 58

Page 59: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 59

2). Peningkatan Pelaksanaan Operasional Pelayanan Kebersihan

a. Penyediaan SDM untuk pelaksanaan operasional kebersihan

sebanyak 1.800 orang Tenaga Harian Lepas (THL).

b. Terlaksananya pengawasan dan monitoring kebersihan kota.

c. Tersedianya BBM dan alat kebersihan

d. Menampung dan menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang

pelayanan kebersihan.

e. Mendukung pelaksanaan gotong royong yang dilaksanakan oleh

kelurahan dan kecamatan.

3). Peningkatan Kerjasama dengan mitra swasta untuk pengadaan sarana

dan prasarana kebersihan.

a. Penyewaan angkutan sampahdan penyewaan alat berat untuk TPA.

b. Penyewaan instalasi pembuangan limbah tinja (IPAL).

c. Penyewaan bus pengangkut Bestari dan Melati dari Tanjung Morawa.

4). Peningkatan mekanisme pengelolaan kebersihan/persampahan.

a. Penugasan camat sebagai koordinator pengangkutan sampah dari

TPS ke TPA.

b. Penugasan lurah sebagai koordinator pelaksana penyapuan dan

pengumpulan sampah dari sumbernya ke TPS.

c. Penugasan kepala lingkungan sebagai koordinator pelaksanaan

kebersihan di tingkat lingkungan dan menghimbau masyarakat agar

menempatkan sampah dalam wadah sampah masing-masing.

5). Peningkatan kesadaran dan komitmen masyarakat berbudaya bersih

a. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kebersihan lingkungan

kepada masyarakat dan sekolah percontohan mulai dari tingkat pra

sekolah sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Umum.

b. Melaksanakan sosialisasi kebersihan sungai kepada masyarakat yang

berdomisili di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Medan.

c. Pembuatan papan himbauan kebersihan, leaflet/brosur, stiker, dan

spanduk kebersihan.

d. Melakukan pendekatan pada masyarakat agar tergugah berpartisipasi

memberikan bentuan berupa sarana persampahan.

Page 60: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 60

6). Peningkatan penerimaan retribusi pelayanan kebersihan

a. Melaksanakan sosialisasi Perda No. 8 Tahun 2002 tentang retribusi

pelayanan kebersihan kepada masyarakat.

b. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan retribusi

pelayanan kebersihan.

c. Melaksanakan penyempurnaan mekanisme penerimaan retribusi

pelayanan kebersihan.

d. Penagihan retribusi persampahan dilakukan langsung kepada

masing-masing wajib retribusi sampah.

7). Pembangunan TPA baru dengan penerapan sistem pemrosesan akhir

sampah dengan sistem sanitary landfill sesuai dengan maksud Undang-

Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. TPA eksisting

yang terletak di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan marelan akan

ditetapkan menjadi RTH berupa taman kota setelah tidak dioperasionalkan

menjadi TPA.

8). Direncanakan akan dikembangkan TPA regional di wilayah Tadukan Raya di

Kecamatan STM Hilir Kabupaten dan wilayah sekitrarnya di Kabupaten Deli

Serdang.

Sistem pengolahan persampahan terdiri dari ketentuan sebagai berikut :

a. Tempat Penampungan Sementara ditetapkan pada setiap unit

lingkungan perumahan dan pusat-pusat kegiatan;

b. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu berupa tempat

dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan

ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir

sampah, ditetapkan di setiap unit RW atau kawasan seluas 500-

1.000 m²; dan

c. Tempat Pemprosesan Akhir ditetapkan di TPA Terjun dan TPA

Namo Bintang dengan menggunakan metode sanitary landfill.

D. Rencana Sistem Drainase

Sistem drainase kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf d

bertujuan untuk mengurangi banjir dan genangan air bagi kawasan permukiman,

industri, perdagangan, perkantoran, persawahan, dan jalan.

Page 61: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 61

Faktor penyebab terjadinya masalah drainase dan banjir di Kota Medan

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat kemiringan lahan yang relatif datar, hal ini akan berakibat pada akan

semakin lambannya pengaliran air baik pada saluran-saluran drainase

maupun aliran sungainya. Sehingga akan terjadi genangan terutama di

daerah Middle Stream.

2. Terjadinya penyumbatan aliran sungai dan drainase, akibat dari pembuangan

sampah yang tidak benar (yang menjadikan saluran drainase dan sungai

sebagai tempat pembuangan sampah) sehingga terjadi penumpukkan pada

aliran di bagian Down Stream.

3. Pengawasan dan pengendalian pada fungsi sungai dan saluran air yang

kurang baik, terutama dari proses penyempitan baik secara alamiah maupun

yang dilakukan oleh penduduk melalui pembangunan fisik disekitar bantaran

atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS).

4. Terjadi pergeseran penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian, baik

yang terjadi secara alamiah sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan

penduduk maupun sebagai akibat dari pengaruh kegiatan sosial ekonomi

masyarakat yang terjadi.

5. Daerah-daerah cekungan atau resapan air yang telah beralih fungsi menjadi

lahan terbangun yang berdampak pada volume air limpasan (run off) yang

terjadi pada musim penghujan menjadi lebih tinggi, yang mengakibatkan

sebagian kawasan tertentu manjadi daerah genangan.

6. Sistem drainase antara satu kawasan kegiatan tertentu dengan kawasan

lainnya yang kurang terintegrasi, sehingga terjadi perbedaan dimensi saluran

yang tidak sesuai dengan volume air yang harus dialirkan.

7. Semakin kuatnya kecenderungan perubahan penggunaan lahan dari

pertanian ke lahan non pertanian (terutama untuk kegiatan perumahan dan

industri), sebagai akibat dari pertambahan jumlah penduduk baik alami

maupun akibat dari migrasi masuk.

Agar terjamin bekerjanya sistem drainase secara baik, maka harus selalu

diusahakan untuk memanfaatkan keadaan topografi wilayah setempat. Selain hal

tersebut di atas, perlu juga diperhatikan keseimbangan alam dengan penyediaan

ruang terbuka hijau yang luasnya cukup menjamin terjadinya peresapan air yang

Page 62: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 62

baik, sehingga debit air hujan yang ada di saluran lebih kecil sehingga dimensi

saluran yang dibutuhkan tidak besar. Jaringan drainase yang akan direncanakan

di wilayah ini akan mengikuti pola jaringan jalan dan pola aliran air yang ada

dengan memperhatikan kemiringan lahan kawasan. Hirarki sistem drainase yang

direkomendasikan di Kota Medan antara lain terdiri dari:

1. Saluran primer:

Sungai Badera.

Sungai Belawan.

Sungai Deli.

Sungai Babura.

Sungai Percut.

2. Saluran drainase sekunder:

Anak-anak sungai yang ada di Kota Medan

o Sei Selayang.

o Sei Putih.

o Sei Siput.

o Sei Berkala.

o Parit Emas.

o Parit Martondi.

o Sungai Buncong.

o Sungai Pelangkah.

o Sei Percut Denai.

Saluran sekunder eksisting (buatan) yang ada di pinggir jalan utama.

3. Saluran drainase tersier:

Saluran drainase perumahan.

Saluran drainase permukiman.

Pengembangan sistem yang diusulkan adalah :

1. Melakukan normalisasi saluran drainase dan aliran sungai yang berfungsi

sebagai saluran pembuangan air limbah dan air hujan pada setiap Sistem

Sungai (DAS) yaitu:

o Sistem Sungai Badera – Sungai Belawan.

o Sistem Sungai Deli – Babura.

o Sistem Sungai Kera.

Page 63: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 63

o Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan.

2. Pengembangan fisik untuk saluran drainase pada umumnya terdiri dari

pembesaran saluran drainase dan gorong-gorong, pembersihan sampah dan

pengerukan sedimen. Pembuatan waduk/kolam penampungan (detention

pond) di daerah hulu (up stream) dan di daerah middle stream (tengah)

daerah aliran sungai selain juga bisa dimanfaatkan sebagai penampung air

hujan, juga dapat digunakan sebagai air baku IPA terdekat.

3. Pembuatan drainase/riol tertutup untuk seluruh kota.

4. Sosialisasi pembuatan sumur resapan skala rumah dan lingkungan (RT atau

RW).

5. Pembangunan sistem polder untuk mengatasi meluapnya sungai pada saat

pasang surut air laut, terutama di daerah Medan Utara antara lain di

Kampung Mabar, Kawasan Industri Medan (KIM) dan Labuhan Deli.

6. Pengendalian pada kawasan konservasi dan lindung agar dapat tetap

berfungsi sebagai kawasan yang telah direkomendasikan dalam rencana tata

ruang.

7. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya, yaitu

pengendalian ruang pada kawasan-kawasan yang sesuai dengan

rekomendasi tata ruangnya.

8. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan.

9. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna

dan berhasil guna serta berkelanjutan.

10. Penggunaan lahan yang proporsional sesuai dengan peruntukkan guna

menjamin terselenggaranya setiap kegiatan pembangunan.

Adapun rencana pengembangan sistem drainase untuk pengendalian

banjir dan genangan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel IV.14 dan Gambar

4.16 berikut:

TABEL IV.14

KEBUTUHAN PENANGANAN MASALAH SISTEM DRAINASE KOTA MEDAN

No TIPE MASALAH PENANGANAN

1 Luapan saluran pembuang - Normalisasi saluran

- Penataan drainase pemukiman

2 Penyempitan saluran pembuang Normalisasi saluran

Page 64: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 64

No TIPE MASALAH PENANGANAN

3 Penyumbatan saluran Pengerukan saluran

4 Kerusakan saluran dan prasarana Rehabilitasi saluran, gorong-gorong dan street inlet

5 Belum adanya prasarana drainase Pembangunan drainase perumahan/pemukiman

Sumber : Rencana

Page 65: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 65

Page 66: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 66

4.4.4. Rencana Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki

Di Kota Medan saat ini belum ada jalur khusus untuk pejalan kaki yang aman dan

nyaman. Seluruh moda transportasi, mulai dari sepeda, becak, angkot dan truk

masih bercampur dalam satu jalur, sehingga riskan keamanan dan kenyamanan.

Belum adanya pemisahan jalur sirkulasi pada kondisi eksisting menunjukkan

kurang pekanya dalam memprioritaskan manusia dalam ruang kota, sementara

konsep kota ekologis menekankan pentingnya menempatkan manusia sebagai

pihak yang harus dinyamankan dalam setiap kegiatannya. Berdasarkan

pemikiran tersebut maka pengembangan sarana pejalan kaki lebih diprioritaskan

pada jalan-jalan utama kota yang masih belum banyak terisi bangunan, sehingga

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai jalur khusus pejalan kaki, seperti jalan

lingkar luar dan jalan arteri yang dibuat pemisah antara jalur cepat, jalur lambat

dan jalur khusus pejalan kaki. Jalur khusus pejalan kaki tersebut sekaligus dapat

berfungsi sebagai jalur hijau jalan.

Pedestrian adalah jalur sirkulasi khusus bagi pejalan kaki, terpisah jelas dari jalur

kendaraan, dapat ditempatkan sepanjang jalur kendaraan atau pada kawasan

lainnya, menghubungkan dua atau lebih kawasan, tempat atau bangunan.

Keberhasilan sebuah kota atau areal kota yang berkembang bergantung pada

bagaimana sistem penghubungnya bekerja. Ukuran keberhasilannya tidak

terletak pada tampilan fisiknya, tetapi lebih kepada kontribusinya pada kualitas

dan pembentukan karakter ruang kota. Ruang kota sebagai tempat untuk

berinteraksi dipengaruhi oleh sistem pergerakan. Sistem pergerakan di dalam

ruang kota dikatakan berhasil apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) tersedianya beberapa pilihan rute bagi pelaku perjalanan untuk

mencapai tujuannya.

(2) perkembangan kota didukung oleh semua jenis pergerakan baik

kendaraan umum, kendaraan pribadi, pemakai sepeda dan pejalan kaki

(3) jalur-jalur dan fasilitas-fasilitas perkotaan terhubung dengan baik

a) Komponen sistem pergerakan adalah:

Aksesibilitas

Areal perkembangan lahan baru harus terhubung dengan baik ke jalan

eksisting. Semakin banyak penghubung langsung ke jalur eksisting

maka semakin baik pula integrasi antara areal lama dan baru.

Page 67: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 67

Sistem Transportasi

Sistem transportasi mempengaruhi nilai lahan dan berinteraksi dengan

perubahan guna lahan. Ketersediaan pelayanan transportasi

menunjukkan potensi untuk menghubungkan Jaringan Jalan

Disamping sebagai pemberi akses ke bangunan, jalan merupakan

elemen ruang publik yang sangat penting. Kenyamanan dan

kemudahan pergerakan di dalam ruang kota dapat diciptakan dengan

membuat rute-rute dengan jarak tempuh pendek langsung mencapai

tujuan dan jalur-jalur penghubung antar fasilitas perkotaan yang

penting.

Semakin banyak penghubung antar jalan-jalan arteri maka semakin

besar potensi bagi guna lahan campuran, penghubung ini tidak harus

berbentuk jalan untuk kendaraan namun bisa berupa jalur khusus

pejalan kaki.

Pedestrian

Pedestrian atau pejalan kaki adalah bagian dari elemen fisik dalam

perancangan kota. Jalur pedestrian atau pejalan kaki sebaiknya

diintegrasikan dengan konsep sirkulasi kota secara keseluruhan. Setiap

jalur pejalan kaki sebaiknya mempunyai arah tujuan yang jelas dan

menyediakan rute-rute yang dapat dipilih sesuai kebutuhan

penggunanya dan menyediakan jalan pintas bila keadaan

memungkinkan.

Tata guna lahan dengan sirkulasi dan akses jalur pejalan kaki

diarahkan ke pusat-pusat kegiatan antara lain tempat-tempat

perbelanjaan, perkantoran, sekolah-sekolah, taman, dan kawasan

lainnya akan dapat memudahkan pencapaian tujuan, pola guna lahan

berbentuk grid dan blok-blok pendek pada kawasan pusat kota

dimaksudkan untuk memperpendek jarak tempuh perjalanan.

Lingkungan pejalan kaki yang aman dan nyaman dapat diciptakan

dengan cara menurunkan kecepatan kendaraan, menata sistem

perparkiran, meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pedestrian

melalui penambahan kuantitas dan kualitas perabot jalan, tata

informasi, tata hijau, elemen-elemen lansekap.

Page 68: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 68

Sepeda.

Kegiatan bersepeda dapat lebih dipopulerkan di kalangan masyarakat

dengan cara memberikan kemudahan akses jalur khusus sepeda dan

tempat penyimpanan sepeda yang aman di tempat tujuan.

Bila zona trotoar cukup lebar, pejalan kaki dan pengguna sepeda dapat

berada pada jalur yang sama, dibuat pemisah berupa kerb atau marka

yang jelas untuk membantu penyandang tuna netra.

Dalam kecepatan lalu lintas rendah (di bawah 30 km/jam) sepeda dapat

menggunakan jalur yang sama dengan jalur kendaraan bermotor.

b) Tujuan Perencanaan Pedestrian

a. Mewujudkan kota yang manusiawi, yaitu kota yang berorientasi

kepada kenyamanan aktivitas manusia di dalam ruang kota

b. Mempermudah akses dan linkage antar fungsi dalam satu

kawasan/kota dengan berjalan kaki, sehingga

mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan

bermotor. Berkurangnya intensitas penggunaan

kendaraan bermotor akan mengurangi konsumsi

energi, sehingga mengurangi emisi dan polusi,

menciptakan ruang kawasan/kota yang lebih

bersih dan sehat

c. Menciptakan ruang sosial di mana warga kota

dapat berinteraksi

d. Memperbesar kesempatan mengalami dan

menikmati ruang kota bagi warga dengan berjalan kaki

c) Prinsip Perencanaan Pedestrian

Pedestrian terutama ditempatkan di pusat-pusat kegiatan, terintegrasi

dengan pusat transportasi publik

Setiap bangunan langsung dapat diakses oleh pejalan kaki, dengan

mendekatkan bangunan ke pedestrian di sekitarnya. Parkir tidak

ditempatkan sebagai buffer antara bangunan dan jalan, tetapi

ditempatkan di dalam gedung parkir atau di belakang blok bangunan

Gamba 4.7. Penempatan pusat transportasi publik dan fasilitas pejalan kaki pada titik pusat kegiatan .

Page 69: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 69

Pedestrian sekaligus menjadi ruang

sosial dan ruang kontrol dalam

lingkungannya. Untuk itu maka di

sepanjang jalur pedestrian ditempatkan

street furniture dengan tema-tema

tertentu untuk memberikan ciri khas

suatu kawasan dan memberikan

suasana yang menyenangkan bagi

pejalan kaki.

Jalur pejalan kaki terpisah secara jelas

dengan jalur kendaraan bermotor. Di

antara jalur pedestrian dan jalur

kendaraan bermotor ditempatkan buffer

berupa area hijau. Pepohonan di area

hijau sekaligus berfungsi sebagai

peneduh bagi pejalan kaki.

Jarak tempuh pejalan kaki dari titik

transit kendaraan bermotor

(terminal/halte/lot parkir) maksimal 300

meter.

Agar efisien jalur pedestrian didasarkan

pada kebutuhan akan jalan tersingkat

menuju blok bangunan, formasi lurus

lebih direkomendasikan.

Sebagai orientasi bagi pejalan kaki, di

beberapa titik atau ujung vista suatu jalur

pejalan kaki ditempatkan plaza,

sclupture, bangunan, fountain, signage dan elemen street furniture

lainnya.

Untuk kenyamanan pejalan kaki pedestrian direncanakan secara

kontinyu, dengan pola perkerasan yang menarik, cukup lebar

(minimal 1.5 m), dengan landscaping yang memberikan suasana

yang menyenangkan.

Lebar jalur pedestrian minimal 1.5 meter pada jalur jalan lingkungan

dan minimal 2 meter pada kawasan pusat kegiatan.

4.8 Gambar Pembagian jalur pejalan kaki dan jalur sepeda.

Gambar 3.4. Konsep jalur pedestrian

Page 70: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 70

Pada setiap jarak 50 meter dalam jalur pedestrian ditempatkan area

duduk terbuka dengan peneduh yang cukup.

Tinggi pedestrian dari muka jalan tidak lebih dari 15 cm untuk

menjamin keamanan saat berjalan kaki.

Beda ketinggian pada pertemuan antara pedestrian dan jalur

kendaraan diselesaikan dengan ramp.

Semua bangunan sepanjang pedestrian menghadapkan wajah utama

bangunan dan pintu masuk utama ke arah pedestrian untuk

meningkatkan kontrol ruang pedestrian.

d) Pedestrian Bagi Penyandang Cacat

a) Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian adalah jalur yang digunakan untuk berjalan kaki atau

berkursi roda bagi penyandang cacat, yang dirancang berdasarkan

kebutuhan orang untuk bergerak aman, nyaman dan tak terhalang.

Persyaratan jalur pedestrian adalah sebagai berikut:

1. Permukaan

Permukaan jalan harus, stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur

halus tetap tidak licin. Hindari sambungan atau gundukan pada

permukaan, kalaupun terpaksa ada tingginya harus tidak lebih

dari 1,25 cm. Apabila menggunakan karpet maka ujungnya

harus kencang dan mempunyai trim yang permanen.

2. Kemiringan

Kemiringan maksimum 7° dan pada setiap jarak 9 m disarankan

terdapat pemberhentian untuk istirahat.

3. Area istirahat

Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan

penyandang cacat.

4. Pencahayaan

Berkisar antara 50 – 150 lux tergantung pada intensitas

pemakaian, tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.

5. Perawatan

Dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

kecelakaan.

Page 71: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 71

6. Drainase

Dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman

maksimal 1,5 cm, mudah dibersihkan dan perletakan lubang

dijauhkan dari tepi ramp.

7. Ukuran

Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur

searah dan 160 cm untuk dua arah. Jalur pedestrian harus

bebas dari pohon, tiang rambu-rambu dan benda-benda

pelengkap jalan yang menghalang.

8. Tepi pengaman

Penting bagi penghentian roda kendaraan dan tongkat tuna

netra yang berbahaya. Tepi pengaman dibuat setinggi minimum

10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.

RENCANA PEDESTRIAN KOTA MEDAN

1. Konsep Dasar

a. Pedestrian dijadikan sebagai jalur sirkulasi utama dalam kawasan-

kawasan pusat kegiatan di kota Medan untuk menjadikan ruang

kota manusiawi dan hemat energi

b. Perencanaan pedestrian dibuat secara terintegrasi dengan titik

transit transportasi publik (halte, stasiun kereta api, terminal), area

pedagang informal dan linkage ruang terbuka

c. Pedestrian direncanakan di sepanjang jalur sirkulasi kendaraan

pada semua kelas jalan dengan desain merujuk kepada standar-

standar yang berlaku dengan mempertimbangkan faktor

keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki

d. Untuk kawasan yang sudah pada, pelebaran jalur pedestrian

dapat dilakukan dengan menutup jalur drainase dan menjadikan

penutupnya sebagai jalur pedestrian

e. Pedestrian harus bersih dari elemen lain yang mengganggu

kenyamanan dan kontinuitas pejalan kaki, seperti bak tanaman,

papan reklame,

Page 72: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 72

2. Perencanaan Pedestrian di Kawasan Pusat Kegiatan

a. Pedestrian yang sesuai dengan standar keamanan, kenyamanan

dan upaya untuk menciptakan ruang kota yang manusiawi dan

hemat energi direncanakan pada beberapa titik pusat kegiatan.

Titik pusat kegiatan direncanakan sebagai rencana terintegrasi

Transportasi dan tata guna lahan yang disebut sebagai

Pengembangan Berorientasi Transit (Transit Oriented

Development -TOD). Dalam prinsip TOD, pusat kegiatan diatur di

sekeliling titik transit transpotasi massal, seperti bus, kereta api

baik dalam bentuk di bawah tanah, di permukaan atau jalur yang

diangkat (light rail).

Untuk kondisi kota Medan, yang potensial dikembangkan adalah

jalur kereta api, dengan pertimbangan :

Jalur telah tersedia

Tidak membutuhkan pelebaran jalan

Investasi lebih terjangkau

Dalam kawasan pusat kegiatan dengan prinsip TOD, guna lahan

yang terdekat dengan titik transit jalur transportasi masal

difungsikan sebagai kawasan komersil dan fasilitas umum/sosial

dengan bangunan berkepadatan tinggi. Semakin keluar dari titik

transit, kepadatan bangunan semakin rendah, dengan fungsi

hunian/permukiman.

Dalam kawasan TOD Pedestrian dijadikan sebagai moda

transportasi utama. Untuk itu kawasan TOD direncanakan dalam

radius yang tidak lebih dari 600 meter dari titik pusat transit, atau

lebih kurang sepuluh menit berjalan kaki. Pedestrian dalam

kawasan TOD direncanakan dalam kualitas tinggi untuk

mewujudkan kondisi terbaik bagi kenyamanan manusia berjalan

kaki, dengan kriteria sebagai berikut :

Page 73: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 73

Aman;

- Terpisah secara jelas dari jalur kendaraan bermotor dengan

meninggikan level pedestrian beberapa sentimeter di atas

jalur kendaraan bermotor dan menempatkan buffer berupa

jalur hijau di antara jalur kendaraan bermotor dann jalur

pedestrian

- Tinggi dari muka tanah tidak membahayakan jika pejalan kaki

tergelincir

- Bangunan sepanjang pedestrian harus menghadapkan wajah

dan membuat bukaan ke arah pedestrian. Kondisi ini

menjadikan pedestrian lebih terkontrol, sehingga

meningkatkan keamanan

- Di beberapa titik sepanjang pedestrian ditempatkan pusat

kegiatan, seperti toko atau spot untuk pedagang kaki lima.

Keberadaan fungsi-fungsi ini juga dimaksudkan untuk

meningkatkan kontrol ke arah pedestrian

Nyaman;

- Kontiniu dan tidak terputus-putus

- Menghubungkan dengan baik (sebagai linkage) unit fungsi

atau titik pusat kegiatan

- Teduh dari panas matahari; sepanjang jalur pedestrian harus

ditanami pohon peneduh

Atraktif

- Sepanjang jalur pedestrian ditempatkan perabot jalan (street

furniture) yang berkualitas tinggi, informatif, dan tematis,

sehingga membentuk karakter kawasan dan membantu

orientasi pejalan kaki

b. Pedestrianisasi di kawasan pusat kegiatan terintegrasi dengan

tujuan peningkatan kualitas pariwisata kota, konservasi bangunan

bersejarah dan peningkatan kualitas desain ruang kota.

Kawasan pusat kegiatan yang diharapkan menjadi kawasan

pedestrian-oriented adalah sebagai berikut

(1) TOD Belawan; berpusat di stasiun kereta api Belawan

Page 74: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 74

(2) TOD Labuhan; berpusat di stasiun kereta api Labuhan,

mencakup juga kawasan kota Cina Labuhan dan Mesjid

Labuhan

(3) TOD Mabar; berpusat di stasiun kereta api Mabar

(4) TOD Brayan; mencakup kawasan Brayan Kota, Brayan

Bengkel dan komplek PT KAI

(5) TOD Sunggal; berpusat di stasiun Kereta Api Sunggal

(6) Kawasan Aksara; mencakup kawasan perdagangan dan jasa

Aksara Plaza, koridor komersil M. Yamin dan Jl. Aksara

(7) TOD Kawasan Pusat Kota Medan

(8) Kawasan Maimun dan Sisingamangaraja; mencakup koridor

wisata Sisingamangaraja dan Maimun

(9) Kawasan Garden City Polonia; mencakup kawasan jalan

Sudirman, Imam Bonjol, Diponegero

(10) CBD Polonia; mencakup kawasan bekas bandara Polonia dan

kawasan sekitarnya

(11) TOD Amplas; berpusat di Terminal Amplas

(12) TOD Tuntungan ; berpusat di stasiun Kereta Api Tuntungan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4. 17

Page 75: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 75

Page 76: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 76

4.4.5. Jalur Evakuasi

Ruang Evakuasi atau jalur penyelamatan (escape road) Jalur evakuasi

bertujuan untuk menyediakan ruang yang dapat dipergunakan sebagai tempat

keselamatan dan ruang untuk berlindung jika terjadi bencana. Strategi yang

dapat dilakukan adalah :

Mengembangkan jalan eksisting dan menambah jalan baru yang tegak

lurus dengan garis pantai sebagai jalur penyelamatan;

Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan

baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan

dan sistem kota secara umum;

Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi dengan

cara : pelebaran jalan, perbaikan alignment jalan eksisting, peningkatan

kualitas badan jalan penambahan jalan-jalan baru untuk meningkatkan

aksesibilitas, efektivitas dan efisiensi kota;

Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting tersebut dengan

rencana jalur penyelamatan yang merupakan urban sistem lama

sehingga menjadi suatu sistem kota yang terpadu dan dapat memitigasi

bencana alam;

Pembangunan jalur penyelamatan harus disertai dengan: penyadaran

publik (pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, demo evakuasi dan

sebagainya);

Penanaman pohon-pohon besar sebagai peneduh jalan dan taman

secara teratur memberikan keteduhan kota dan jiwa warga kota. Jenis

pohon yang ditanam adalah jenis tanaman lokal seperti : pohon

simalambuwo, mahoni. Pohon-pohon besar tersebut akan dirancang

sebagai pohon penyelamatan (escape trees) di sepanjang rute-rute

penyelamatan, taman penyelamatan, atau bangunan penyelamatan

lainnya.

Jalur evakuasi bencana di Kota Medan diperuntukkan khususnya untuk

bencana banjir, gelombang pasang, gempa bumi dan kebakaran meliputi :

Jalur evakuasi bencana meliputi escape way dan melting point;

Page 77: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 77

Escape way ditetapkan di Jalan Yos Sudarso dan Jalan Tol, Jalan-jalan

disekitar Lapangan Merdeka, Lapangan Benteng, jalan disekitar Stadion

Teladan, jalan di sekitar Lapangan Sejati , jalan di sekitar UNIMED, dan

jalan-jalan yang mengarah ke lapangan terbuka lainnya; dan

Melting point ditetapkan di Lapangan Merdeka, Lapangan Benteng,

stadion Teladan, Lapangan Sejati, Lapangan Krakatau, dan ruang

terbuka hijau lainnya.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar. 4.18

Page 78: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 78

Page 79: RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN ...

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030 BAB - IV

LAPORAN AKHIR Hal. IV - 79