Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

24
Rencana Strategis dan Program Kerja Relawan TIK Indonesia 2014

Transcript of Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Page 1: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Rencana Strategis dan Program Kerja

Relawan TIK Indonesia

2014

Page 2: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Renstra dan Program Kerja 2

II. TIK DI INDONESIA 3

2.1 Statistik Pengguna Internet di Indonesia. 3

2.2 Web Index 2013 5

2.3 Network Readiness Index 2014 8

III. RELAWAN TIK INDONESIA 14

3.1 Sejarah berdirinya Relawan TIK Indonesia 14

3.2 Struktur Organisasi 15

3.2 Visi dan Misi Relawan TIK Indonesia 16

IV. SASARAN STRATEGIS DAN PROGRAM KERJA RELAWAN TIK INDONESIA 18

4.1 Tujuan Strategis 18

4.2 Sasaran Strategis 19

4.3 Program Kerja Relawan TIK 2014-2016 20

Page 3: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari kehidupan manusia. Dengan TIK berbagi kegiatan telah mengalami perubahan, TIK

telah mengubah cara orang bekerja, belajar, berusaha, berkomunikasi dan sebagainya.

Bahkan TIK telah dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan ekonomi suatu bangsa. TIK adalah salah satu pilar utama pembangunan

peradaban manusia saat ini yang harus mampu memberi nilai tambah bagi masyarakat

luas dan diharapkan menjadi sarana penting dalam proses transformasi menjadi

bangsa yang maju. Tidak ada satupun bidang kehidupan bangsa ataupun sektor

pembangunan nasional yang tidak memerlukan penggunaan TIK.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memiliki roadmap TIK

Indonesia menuju Indonesia Digital pada tahun 20201. Kemkominfo sudah menyiapkan

sejumlah tahap yang harus dilalui agar tujuannya tercapai. Berdasarkan roadmap

Kemkominfo, pada tahap pertama atau 2010-2012, yaitu masuk Indonesia Connected, 1 Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2010 Indonesia ICT Whitepaper,Pusat Data Kemkominfo, 2010

Page 4: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 2

dimana dalam tahap ini seluruh desa ada akses telepon, seluruh kecamatan harus ada

akses internet. Pada tahap kedua tahun 2012-2014 Kemkominfo memiliki misi

Indonesia Informative, yaitu masyarakat Indonesia sudah masuk dalam masyarakat

Informasi. Diharapkan saat fase ini seluruh ibukota propinsi terhubung dengan serat

optik, seluruh kabupaten/kota ada akses broadband dan peningkatan E-layanan, E-

Health, E-education untuk semua. Pada tahun 2014-2018 diharapkan Indonesia masuk

dalam Indonesia Broadband dan masyarakat masuk dalam masyarakat pengetahuan.

Pada tahap ini yaitu harus dipenuhi peningkatan akses broadband diatas 5 MB.

Peningkatan daya saing bangsa dan Industri Inovatif. Dan akhirnya pada tahun 2020

menuju Indonesia Digital dengan Masyarakat Madani. Seluruh kabupaten/ kota

memiliki e-government dengan Indonesia yang kompetitif.

Lalu dimana peran Relawan TIK Indonesia dalam pembangunan TIK? Kontribusi apa

yang dapat dilakukan oleh Relawan TIK dalam pemberdayaan masyarakat melalui

pemanfaatan TIK?

1.2 Tujuan Renstra dan Program Kerja

Tujuan dari disusunnya Rencana Strategis dan Program Kerja Relawan TIK Indonesia ini

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan arah gerakan Relawan TIK ke depan

2. Menyamakan persepsi tentang visi dan misi gerakan relawan TIK

3. Menjadi pedoman kegiatan Relawan TIK Indonesia

4. Menjadi target pelaksanaan kegiatan baik di pusat maupun di daerah

Page 5: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 3

II. TIK di Indonesia

2.1 Statistik Pengguna Internet di Indonesia.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia, terus tumbuh

meskipun menghadapi beberapa tantangan besar dalam beberapa sektor termasuk

pembangunan infrastruktur telekomunikasi di berbagai daerah dengan kondisi geografis

yang kompleks, serta berbagai permasalahan sosial, politik dan ekonomi yang harus

dihadapi. Di tahun 2013, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 74,6 juta

orang2. Ini berarti baru sekitar 30% dari total jumlah penduduk Indonesia. Deklarasi

World Summit on Information Society (WSIS) pada tahun 2003 di Jenewa

mengamanatkan bahwa 50% penduduk dunia dapat memiliki akses informasi (internet)

di tahun 2015. Berarti masih ada pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia untuk dapat

turt mengemban amanat WSIS tersebut.

Penambahan jumlah pengguna internet di Indonesia ini juga didorong oleh

berkembangnya teknologi internet itu sendiri. Saat ini dunia telah memasuki era web 2.0.

Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O'Reilly Media pada

tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004, merujuk

pada generasi yang dirasakan sebagai generasi kedua layanan berbasis web, seperti situs

jaringan sosial, wiki, perangkat komunikasi, dan folksonomi yang menekankan pada

kolaborasi online dan berbagi antar pengguna. Istilah web 2.0 tidak mengacu pada

pembaruan spesifkasi teknis World Wide Web (www) tetapi lebih kepada bagaimana cara

si pengembang sistem di dalam menggunakan platform web. Jika dahulu pengguna

internet adalah konsumen informasi (information consumer), di era web 2.0 ini pengguna

internet telah berevolusi menjadi prosumer (information producer and consumer).

Pengguna internet kini telah dengan sengaja maupun tidak menjadi produsen informasi

melalui apa yang telah ditulisnya dalam media internet seperti blog, facebook, twitter,

youtube, path dan jejaring social media lainnya.

2 Majalah The Marketeers, Edisi November 2013

Page 6: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 4

10 Negara dengan Jumlah Pengguna Facebook Terbesar

(www.socialbakers.com, diambil pada tanggal 28 September 2012)

Maraknya jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter telah mendorong tumbuhnya

pengguna internet di Indonesia. Dari data yang diperoleh dari socialbakers.com, pengguna

Facebook Indonesia hingga bulan September 2012 mencapai lebih dari 47 juta pengguna.

Nomor 4 tertinggi di bawah Amerika Serikat, Brazil dan India. Ini berarti hampir 20%

penduduk Indonesia memiliki akun Facebook. Jejaring sosial lain yang tidak kalah marak

penggunaannya adalah Twitter. Twitter adalah jejaring sosial berupa mikroblog sehingga

memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang ditulis dalam 140

karakter. Pada bulan Juli 2012, tercatat sudah terdapat 517juta akun pengguna Twitter

dan pengguna Twitter di Indonesia sudah mencapai 29.4 juta pengguna3. Dari laporan ini

juga bisa dilihat bahwa pengguna twitter di Indonesia merupakan pengguna yang paling

aktif di dunia. Besarnya pengguna jejaring sosial ini merupakan potensi yang cukup besar

bagi berbagai aspek dalam kehidupan di Indonesia.

3 Semiocast, “Twitter reaches half a billion accounts, More than 140 millions in the U.S” http://semiocast.com/publications/2012_07_30_Twitter_reaches_half_a_billion_accounts_140m_in_the_US (diakses 20 September 2012)

Page 7: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 5

2.2 Web Index 2013

Didirikan oleh penemu web Sir Tim Berners-Lee, World Wide Web Foundation adalah

organisasi non-profit yang ditujukan untuk mencapai sebuah dunia dimana semua

orang dapat menggunakan Web untuk berkomunikasi, berkolaborasi dan berinovasi

dengan bebas, dan membangun jembatan untuk mengatasi kesenjangan. World Wide

Web Foundation mengeluarkan Web Index4., suatu index yang mengukur pemanfaatan

web dari berbagai dimensi dan dampaknya bagi masyarakat dan bangsa. Di tahun 2013

ini, penilaian dilakukan terhadap 81 negara

Struktur Index yang diukur dalam Web Index ini adalah sebagai berikut

A. Universal Access

Mengukur apakah negara telah menginvestasikan infrastruktur internet dengan

kualitas baik untuk menciptakan akses yang terjangkau bagi masyarakat, dan juga

upayanya dalam pendidikan dan peningkatan kemampuan masyarakat untuk dapat

memanfaatkan internet (Web) secara baik.

Komponen yang diukur adalah:

- Education and awareness

4 Laporan lebih lengkap dapat diunduh di situs WEBINDEX: www.thewebindex.org

Page 8: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 6

- Access and Affordability

- Communications Infrastructure

B. Relevant Content

memetakan Web digunakan oleh warga dan konten yang tersedia di masing-masing

negara, dengan penekanan pada sejauh mana berbagai pemangku kepentingan

dapat mengakses informasi yang relevan untuk mereka, dalam bahasa yang mereka

paling nyaman gunakan dan melalui platform dan saluran yang luas tersedia.

Komponen yang diukur adalah:

- Web Use

- Relevant Content

C. Freedom & Openness

Menilai sejauh mana warga negara dapat menikmati hak atas informasi,

berpendapat, berekspresi, keamanan dan privasi online.

Komponen yang diukur adalah:

- Freedom of the Web

D. Empowerment

bertujuan untuk menilai perubahan yang dihasilkan internet bagi masyarakat, dan

sejauh mana penggunaan Web dapat mendorong perubahan positif dalam empat

bidang utama: sosial, ekonomi, politik dan lingkungan.

Komponen yang diukur adalah:

- Political impact

- Social and environmental

- Economic impact

Secara keseluruhan Indonesia berada pada peringkat ke 48 dari 81 negara yang

diukur:

Page 9: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 7

Dengan rincian nilai komponen yang diukur adalah sebagai berikut:

Sub-Index dan Komponen Nilai Peringkat

Universal Access 34.8 57

Education And Awareness 50.8 41

Access And Affordability 46.2 62

Communications Infrastructure 38.2 61

Relevant Content 47 48

Web Use 55.2 45

Content Creation 39.6 50

Freedom And Openness 48.8 48

Freedom Of The Web 48.8 48

Impact And Empowerment 27.2 53

Political Impact 31.9 50

Social And Environmental 34.4 56

Economic Impact 27.7 59

WEB INDEX 39.7 48

Dari data tersebut, kita dapat melihat bahwa meskipun penetrasi penggunaan

internet di Indonesia meningkat, akan tetapi hal tersebut belum dapat secara

signifikan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat.

Di bagian Universal Access, Pendidikan dan awareness tentang TIK masih berada di

peringkat 41, bahkan di bawah Malaysia yang menempati peringkat 39. Ini

menandakan bahwa pendidikan berbasis TIK di Indonesia masih belum berkembang

pesat. Infrastruktur komunikasi pun kita menempati peringkat terendah di antara

negara Asia Tenggara, bentuk negara kepulauan merupakan salah satu sulitnya

pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pemanfaatan Web sebagai suber informasi

yang diukur dalam Sub Index Relevat Content, nilai dari Indonesia juga tidak terlalu

baik. Pemerintah maupun masyarakat masih belum banyak membuat konten untuk

web dan juga memanfaatkan konten tersebut untuk keperluan di berbagai bidang.

Kita juga dapat melihat nilai dan peringkat yang rendah dalam komponen Economic

Impact, pada sub index Impact and Empowerment, yang memperlihatkan bahwa

internet belum dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan di Indonesia.

Disinilah sebenarnya Relawan TIK Indonesia dapat berperan, bahwa perkembangan

TIK yang da dapat juga dapat memberikan dampak yang positif dalam berbagai aspek

kehidupan masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan yang optimal.

Page 10: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 8

2.3 Network Readiness Index 2014

Pada tahun 2014 Global Information Technology Report (GITR)5, yang dikeluarkan oleh

World Economic Forum bekerja sama dengan INSEAD, telah mengeluarkan Network

Readiness Index (NRI) yang merupakan pengukuran sejauh mana pengaruh Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap daya saing ekonomi suatu negara. Pada tahun ini,

pengukuran dilakukan kepada 148 negara. Dan dari hasil NRI 2014 ini, Indonesia berada

pada peringkat 64, meningkat dari peringkat 76 di tahun 2013.

Elemen Penilaian

Network readiness Index (NRI), terdiri dari empat subindex yang mengukur lingkungan

yang mempengaruhi perkembangan TIK di suatu negara seperti kondisi politik,

regulasi, bisnis dan inovasi (environment), kesiapan masyarakat dalam menggunakan

TIK (readiness), pemanfaatan TIK oleh para stakeholder yaitu individu, bisnis dan

pemerintahan (usage), dan dampak penggunaan TIK terhadap ekonomi dan

masyarakat (impact). Keempat subindex tersebut dibagi ke dalam 10 pilar dan 53

variable. Tiga subindex pertama dianggap sebagai pemicu kondisi yang menyebabkan

dampak penggunaan TIK (subindex keempat).

5 Laporan lengkap Global Information Technology Report 2014 dapat diunduh di: http://www.weforum.org/issues/global-information-technology

Page 11: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 9

Berikut rincian pengukuran di setiap indexnya:

a). Environment subindex

Environtment subindex mengukur seberapa besar keramahan pasar di suatu negara

serta regulasinya dalam mendukung pemanfaatan TIK serta pengembangan jiwa

wirausaha dan kreativitas dalam menciptakan inovasi. Lingkungan yang mendukung

sangat penting untuk memaksimalkan dampak potensial penggunaan TIK dalam

meningkatkan daya saing dan kesejahteraan social. Subindex ini meliputi 18

variabel penilaian yang dibagi ke dalam dua pilar.

Page 12: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 10

Pilar pertama yaitu lingkungan politik dan regulasi (Political and regulatory

environment), menilai sejauh mana kerangka hukum nasional memfasilitasi

penetrasi TIK dan pembangunan yang aman dalam kegiatan bisnis, dengan

mempertimbangkan hak-hak umum (termasuk perlindungan terhadap hak

kepemilikan, kemandirian peradilan, efisiensi proses pembuatan undang-undang)

serta hak lain yang lebih spesifik ke arah TIK (melalui undang-undang/ peraturan

yang berkaitan dengan TIK dan tingkat pembajakan perangkat lunak).

Pilar yang kedua yaitu lingkungan bisnis dan inovasi (business and innovation

environment pillar), menilai sejauh mana kualitas kondisi bisnis untuk

meningkatkan kewirausahaan, dengan mempertimbangkan kemudahan dalam

melakukan wirausaha dan memulai suatu bisnis. Pilar ini juga mengukur adanya

kondisi yang memungkinan inovasi dapat berkembang dengan adanya ketersediaan

teknologi yang memadai, permintaan untuk produk-produk TIK yang inovatif,

ketersediaan modal untuk membiayai produk inovasi tersebut dan tersedianya

tenaga kerja yang terampil.

Dalam environment subindex ini, Indonesia menempati peringkat 63 dari 142

negara. Penilaian kurang baik diberikan pada pilar political and regulatory

environment, seperti masih tingginya tingkat pembajakan peranti lunak (86%,

peringkat ke 98) serta masih banyaknya dan lamanya prosedur yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu sengketa. Sementara pada pilar business and

innovation environment, Indonesia mendapat peringkat yang baik pada

ketersediaan modal ventura, pengusaha yang inovatif tetapi dengan proyek-proyek

beresiko masih dianggap mudah untuk mendapatkan modal di Indonesia. Akan

tetapi peringkat kurang baik diberikan dalam hal jumlah hari dan prosedur yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan perizinan dalam memulai usaha baru. Selain itu,

Pemerintah sendiri dianggap telah cukup baik dalam mendorong teknologi inovasi.

b). Readiness subindex

Readiness subindex terdiri dari 12 variabel penilaian yang mengukur sejauh mana

masyarakat siap untuk memanfaatkan infrastruktur TIK dan konten digital yang

terjangkau.

Pilar Infrastruktur dan digital konten (infrastructure and digital content pillar)

terdiri dari lima variabel: mengukur pembangunan infrastruktur TIK (termasuk

jangkauan jaringan seluler, bandwith, server internet yang aman, dan ketersediaan

listrik yang memadasi) serta aksesibilitas konten digital. Pilar keterjangkauan

(affordability) terdiri dari tiga variable yang menilai berapa banyak biaya yang harus

dikeluarkan untuk dapat mengakses TIK, baik melalui telepon selular maupun

sambungan internet via LAN, serta persaingan di level penyedia layanan internet

Page 13: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 11

dalam menekan biaya penggunaan internet. Pilar yang selanjutnya yaitu

keterampilan (skills) terdiri dari empat variable, mengukur kemampuan masyarakat

dalam memanfaatkan TIK secara efektif berkat kualitas pendidikan dasar dari

system pendidikan yang ada, tingkat melek huruf orang dewasa dan tingkat

pendidikan menengah.

Untuk Readiness Subindex ini Indonesia menempati peringkat 65 dari 142 negara.

Dalam pilar infrastruktur, Indonesia dinilai lemah dalam penyediaan listrik

dibandingkan dengan jumlah populasi yang ada. Total produksi listrik di Indonesia

748.1 kWh per kapita dan menempati urutan ke 104. Jaringan selular di Indonesia

telah menjangkau 100% dari total jumlah penduduk. Dan bandwidth internet untuk

jaringan internasional, Indonesia dinilai masih rendah dengan hanya 17 kbps per

user dan menempati peringkat 77.

Untuk pilar affordability Indonesia dinilai telah cukup baik, khususnya dibandingkan

dengan negara-negara berkembang lainnya. Tarif selular serta tarif jaringan

internet broadband dianggap cukup murah dibandingkan negara lainnya. Demikian

pula dengan kompetisi penyedia jasa telepon dan internet yang dinilai baik

sehingga dapat memberikan layanan dan tarif yang juga baik kepada pelanggannya.

Untuk penilaian terhadap kualitas sistem pendidikan, yang mengukur sejauh mana

sistem pendidikan di suatu negara memenuhi kebutuhan daya saing ekonomi,

Indonesia mendapat nilai 4,3 dari skala 7, dan menempati peringkat 36 dari 148

negara. Sementara terdapat 92,8% warga Indonesia di atas 15 tahun yang telah

bebas buta huruf (mampu baca dan tulis)

c). Usage subindex

Usage Subindex menilai usaha individu , bisnis dan pemerintahan untuk

meningkatkan kapasitasnya dalam memanfaatkan TIK, serta dalam penggunaan TIK

sehari-hari di kehidupan mereka, terdiri dari 15 variable dalam 3 pilar utama.

Pilar penggunaan oleh individu (individual usage) terdiri dari tujuh variabel, menilai

penetrasi TIK dan difusi pada tingkat individu, dengan menggunakan indikator-

indikator seperti jumlah pelanggan telepon seluler, individu yang menggunakan

internet, rumah tangga dengan komputer pribadi (PC), rumah tangga dengan akses

internet baik langganan fixed atau mobile broadband, dan penggunaan jaringan

social.

Pilar penggunaan oleh sektor bisnis (business usage) terdiri dari lima variable,

menangkap tingkat penggunaan internet di sektor bisnis serta upaya perusahaan

untuk mengintegrasikan TIK ke dalam lingkungan kerja yang kondusif, penggunaan

teknologi secara cerdas, lingkungan yang mampu menciptakan inovasi sehingga

dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Selanjutnya, pilar ini akan menilai

Page 14: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 12

sejauh mana tingkat penyerapan TIK oleh sektor bisnis. Selain itu, pilar ini juga

menilai jumlah pelatihan TIK yang tersedia untuk staff, yang mengindikasikan

sejauh mana manajemen dan karyawan mampu mengidentifikasi dan

mengembangkan inovasi bisnis baru untuk perusahaan.

Pilar penggunaan oleh sektor pemerintah (government usage) terdiri dari tiga

variabel, memberikan wawasan atas pentingnya pemerintah menempatkan

kebijakan TIK yang mampu meningkatkan daya saing, mensejahterakan masyarakat

serta mampu mengimplementasikan visi yang telah dibuat dalam pembangunan TIK

sebagai salah satu alat membangun negeri dan jumlah layanan pemerintah yang

bersifat online.

Bagaimana pemerintah Indonesia menempatkan TIK dalam prioritasnya? NRI

memberikan skor 4,3 (skala 7) dan menempatkan Indonesia pada peringkat 49. Hal

ini berarti walaupun pemerintah Indonesia telah memberikan prioritas yang cukup

untuk pemanfaatan TIK, akan tetapi jika dibandingkan dengan negara lain ternyata

hal tersebut masih kurang. Pemerintah juga dirasa perlu untuk terus

mengembangkan rencana implementasi tentang pemanfaatan TIK yang lebih jelas

dan terarah sehingga dapat meningkatkan daya saing negara yang lebih luas. Untuk

index pelayanan pemerintah melalui internet, Indonesia masih mendapat nilai 0.5

(skala 1). Hal ini wajar karena memang belum banyak bentuk layanan pemerintah

yang dapat dinikmati masyarakat secara online.

d). Impact subindex

Impact subindex mengukur sejauh mana dampak ekonomi dan sosial yang

ditimbulkan atas penggunaan TIK untuk meningkatkan daya saing dan

kesejahteraan masyarakat serta mampu merefleksikan transformasi TIK dan

penggunaan teknologi cerdas untuk ekonomi dan masyarakat. Impact subindex

terdiri dari delapan variable dalam dua pilar.

Pilar dampak terhadap sektor ekonomi (economic impacts) mengukur dampak

penggunaan TIK terhadap daya saing ekonomi. Termasuk didalamnya dampak TIK

terhadap layanan dan produk baru, aplikasi, model organisasi dan pekerjaan

berbasis pengetahuan.

Pilar dampak sosial (social impacts) menilai dorongan penggunaan TIK dalam

meningkatkan kesejahteraan msyarakat, pendidikan, penggunaan energi,

kesehatan atau partisipasi aktif masyarakat dalam pemerintahan. Saat ini, karena

adanya keterbatasan data, pilar ini hanya mengukur sejauh mana efektifitas proses

pemerintahan dan peningkatan penyediaan layanan online untuk masyarakat

Page 15: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 13

sehingga meningkatkan e-partisipasi masyarakat. Pilar ini juga menilai sejauh mana

TIK berperan dalam bidang pendidikan serta perannya sebagai penyaring manfaat

potensial yang berkaitan dengan penggunaan TIK.

Untuk penilaian terhadap Impact Subindex ini, Indonesia mendapatkan skor 3,5

(skala 7) dan menempati peringkat ke 72 dari 148 negara. Pada penilaian atas

economy impact Indonesia hanya mendapatkan skor 3.1 dan menempati peringkat

86, ini menandakan bahwa pemanfaatan TIK di Indonesia belum dapat banyak

memberikan dampak bagi perkembangan ekonomi di masyarakat. Sementara

untuk Social Impact, skor Indonesia lebih baik sedikit yaitu 3,8 dan berada pada

peringkat 63.

Page 16: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 14

III. Relawan TIK Indonesia

3.1 Sejarah berdirinya Relawan TIK Indonesia

Relawan TIK Indonesia adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang mendasarkan

gerakannya pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan/ ilmu pengetahuan

di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi para anggota serta warga

masyarakat. Inisiasi pembentukan Relawan TIK Indonesia dirintis oleh Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sejak tanggal 9 Desember 2008 di Jakarta

dengan melibatkan beberapa pihak dalam diskusi kecil guna pengungkapan wacana

mereplikasi program UNESCO dibidang ICT, yaitu ICT 4 YOUTH maupun semangat

pengabdian teman-teman relawan Air Putih di wilayah bencana.

Kemudian Kemkominfo di tahun 2009 dan 2010 melanjutkan inisiatif ini dengan

mengadakan pertemuan regional barat di Pangkal Pinang (Kep. Bangka Belitung) dan

pertemuan regional tengah dan timur di Makassar (Sulawesi Selatan) yang dihadiri oleh

akademisi, pejabat/pegawai instansi pemerintah, swasta dan berbagai elemen

masyarakat lainnya, sehingga akhirnya muncullah sebuah gagasan untuk membentuk

organisasi Relawan TIK.

Hasil pertemuan di kedua kota tersebut dimatangkan di Surabaya, dan pada akhirnya

dibawa ke Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi dan Kerjasama Komunitas TIK

(FK5T) Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Bogor, 4-5 Juli 2011. Forum yang

dihadiri perwakilan Relawan TIK dari seluruh Indonesia tadi, sekaligus berfungsi sebagai

penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Relawan TIK yang pertama dan

menyepakati terbentuknya organisasi secara formal. Pertemuan FK5T di Bogor tersebut

juga berhasil mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Relawan TIK

Indonesia serta menetapkan kepengurusan tingkat Pusat yang bersifat adhoc guna

mengawal dan mempersiapkan kegiatan organisasi satu tahun ke depan.

Pada tanggal 28 April 2012, diselenggarakan Munas Relawan TIK Indonesia yang kedua

di Bandung yang dihadiri oleh sekitar 17 perwakilan provinsi. Pada Munas tersebut juga

dilakukan pemilihan kepengurusan Relawan TIK untuk masa bakti 2012-2016. Rapat

Kerja Nasional (Rakernas) yang pertama diselenggarakan pada tanggal 21-22 Mei 2013

di Surabaya yang mengagendakan evaluasi kegiatan serta pembahasan kode etik dan

peraturan administrasi organisasi. Rakernas pertama ini dihadiri oleh perwakilan dari 21

wilayah. Rakernas kedua direncanakan diselenggarakan di Manado pada tanggal 1-2

Juni 2014 yang akan dihadiri oleh 26 perwakilan provinsi.

Page 17: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 15

3.2 Struktur Organisasi

Berdasarkan Musyawarah Nasional Relawan TIK Indonesia yang pertama pada tahun

2012, maka disusunlah struktur organisasi Relawan TIK Indonesia sebagai berikut

Dengan kepengurusan sebagai berikut:

No Nama Jabatan

1 Indriyatno Banyumurti Ketua Umum

2 AS Zarkasih Sekretaris Umum

3 Komarul Hadi Sekretaris I

4 Elly Agustini Bendahara Umum

5 Maya Sylvia Lidya Bendahara I

6 Muh Said Hasibuan Ketua I

7 Ramadiani Koord Bid Organisasi & SDM

8 Netty P Angel Koord Bid Humas & Kemitraan

9 Suryani Koord Bid Hukum & Legal

10 Arman Satari Ketua II

11 Fajar Eridianto Koord Bid Literasi

12 Akhfiyan Qoyyum Koord Bid Aplikasi

13 Ahmad Luthfie Koord Bid Advokasi

14 Okky Tri Hutomo Ketua III

15 Ari Rahman Koord Bid Keamanan

16 Erwin Gunawan Koord Bid Infrastruktur

17 Abdul Rahman Koord Bid Konten

Sampai dengan tahun bulan Mei 2014, Relawan TIK Indonesia telah memiliki perwakilan

di 26 provinsi sebagai berikut:

Ketua Umum

Ketua I

Pengurus Daerah

Biro Organisasi

Biro Humas

Biro Hukum

Ketua II

Bid. Literasi

Bid. Advokasi

Bid. Aplikasi

Ketua III

Bid. Keamanan

Bid. Infrastruktur

Bid. Konten

SEKRETARIS UMUM

BENDAHARA

Page 18: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 16

No Daerah Provinsi

1 Dahlan Abdullah Aceh

2 Ade Chandra Sumatera Utara

3 Rusrian Yuzaf Sumatera Barat

4 John Kennedy, M.Si Sumatera Selatan

5 Muh Said Hasibuan Lampung

6 Eka Pebriyanto Bangka Belitung

7 Hendi Sama Kep. Riau

8 Unggul Sagena DKI Jakarta

9 Muh Nurfajar Muharom Jawa Barat

10 Masruhan Mufid Jawa Tengah

11 Kholid Haryono DIY Yogyakarta

12 Gatot Wahyu W Jawa Timur

13 Roy Rudolf Huizen Bali

14 Ida Bagus K Widiartha Nusa Tenggara Barat

15 Dwi Wahyudi Kalimantan Barat

16 Agung Suryo Putra Kalimantan Tengah

17 Bahrom Madjie Kalimantan Selatan

18 Said Salim Kalimantan Timur

19 Yaulie Rindengan Sulawesi Utara

20 Zainal Abidin Sulawesi Selatan

21 Eko Prasetya Sulawesi Tenggara

22 Taufiq Anugrah Ramadhan Gorontalo

23 Kaharuddin Evhan Sulawesi Barat

24 Semuel Toding Maluku

25 Wulan Rista Ningsih Maluku Utara

26 M Mihram Papua

3.2 Visi dan Misi Relawan TIK Indonesia

Visi Relawan TIK Indonesia adalah:

Menjadikan Relawan TIK sebagai pribadi, sekaligus warga masyarakat unggulan, yang

siap siaga mengemban misi sosial, kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi

pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan/ penguasaan keterampilan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan masyarakat dan kemajuan bangsa.

Untuk mencapai tujuan dan mewujudkan visi tersebut, Relawan TIK Indonesia memiliki

misi:

a) Menghimpun dan membina potensi Relawan TIK dalam satu wadah yang

terorganisir, untuk mencapai efisiensi, manfaat dan efektivitas kegiatan secara

optimal;

Page 19: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 17

b) Mempersiapkan kader-kader Relawan TIK secara intelektual, pribadi dan sosial serta

moral khususnya di bidang TIK sebagai unsur generasi penerus pembangunan dan

perjuangan bangsa;

c) Mengusahakan secara bersama-sama agar tercapainya tujuan organisasi dengan

menyusun kebijakan, landasan program dan rencana kegiatan yang sesuai dengan

perkembangan teknologi guna ikut serta mengarahkan kemajuan masyarakat;

d) Menjalin koordinasi, kerjasama, kolaborasi dan komunikasi dengan para pemangku

kepentingan serta pihak lain dalam masyarakat, agar sinergis dan saling

menguntungkan dalam mendayagunakan sumberdaya TIK untuk pembangunan

berkelanjutan dengan keberpihakan jender, aksi afirmatif bagi minoritas, netral

teknologi serta ramah lingkungan.

Page 20: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 18

IV. Sasaran Strategis dan Program Kerja Relawan TIK Indonesia

4.1 Tujuan Strategis

Untuk mencapai Visi dan Misi Relawan TIK Indonesia maka disusunlah Tujuan Strategis

Organisasi yang pada akhirnya bertujuan untuk pencapaian Masyarakat Informasi

Indonesia. Tujuan Strategis tersebut dibangun berdasarkan visi dan misi Relawan TIK

Indonesia dan landasan organisasi dan SDM yang kuat, yang ditopang oleh 4 (empat)

pilar, yaitu:

(1) Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang TIK

(2) Pengembangan dan Pendampingan Teknologi dan Infrastruktur TIK

(3) Pengembangan dan Dokumentasi Aplikasi dan Konten

(4) Pengembangan Kemitraan dan Humas

Secara lengkapnya Tujuan Strategis Relawan TIK Indonesia adalah sebagai berikut:

MASYARAKAT INFORMASI INDONESIA

EDU

KA

SI D

AN

PEM

BER

DA

YA

AN

M

ASY

AR

AK

AT

AP

LIK

ASI

DA

N K

ON

TEN

TEK

NO

LOG

I DA

N

INFR

AST

RU

KT

UR

KEM

ITR

AA

N D

AN

HU

MA

S

ORGANISASI DAN SDM RELAWAN TIK

VISI RELAWAN TIK INDONESIA

Page 21: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 19

TS -1 : Terwujudnya sebuah organisasi belajar yang solid dan anggota Relawan TIK

yang berkompeten

TS-2 : Terwujudnya masyarakat yang informatif melalui program edukasi dan

pengembangan masyarakat berbasis TIK

TS-3 : Termanfaatkannya berbagai teknologi dan infrastruktur TIK yang tersedia

melalui program pendampingan

TS-4 : Tersedianya aplikasi dan konten berbasis TIK, melalui program

pengembangan dan dokumentasi, yang bermanfaat bagi masyarakat

TS-5 : Terjalinnya kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan

(stakeholders)

4.2 Sasaran Strategis

Dari setiap tujuan tersebut diturunkan dalam Sasaran Strategis yang yang ingin dicapai

sebagai berikut:

TS-1 Terwujudnya sebuah organisasi belajar yang solid dan anggota Relawan TIK yang

berkompeten

S1.1 Tersedianya standar dan peta kompetensi Relawan TIK Indonesia

S1.2 Tersedianya modul dan program untuk pengembangan kompetensi

Relawan TIK

S1.3 Tersedianya Knowledge Management

S1.4 Terpenuhinya legalitas Relawan TIK Indonesia

S1.5 Terbentuknya kepengurusan Relawan TIK Indonesia di seluruh provinsi

TS-2 Terwujudnya masyarakat yang informatif melalui program edukasi dan

pemberdayaan masyarakat berbasis TIK

S2.1 Tersedianya panduan pelaksanaan edukasi

S2.2 Terlaksananya kegiatan edukasi di bidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi

S2.3 Tersedianya modul-modul pelatihan yang dapat dengan mudah diakses

oleh masyarakat

S2.4 Tersedianya layanan advokasi untuk membantu masyarakat di bidang TIK

TS-3 Termanfaatkannya berbagai teknologi dan infrastruktur TIK yang tersedia melalui

program pendampingan

Page 22: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 20

S3.1 Tersedianya panduan pendampingan telecenter

S3.2 Tersedianya peta data telecenter Indonesia

S3.3 Terlaksananya pendampingan telecenter

S3.4. Terlaksananya dokumentasi teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat

TS-4 Tersedianya aplikasi dan konten berbasis TIK, melalui program pengembangan

dan dokumentasi, yang bermanfaat bagi masyarakat

S4.1 Tersedianya dokumentasi aplikasi open source yang dapat dimanfaatkan

masyarakat

S4.2 Terlaksananya pengembangan aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat

S4.3 Tersedianya konten yang berbasis digital yang bermanfaat bagi

masyarakat

TS-5 Terjalinnya kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders)

S5.1 Terlaksananya kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di

bidang TIK di Indonesia: Academic – Business – Government - Community

S5.2 Tersedianya standar/contoh proposal kerjasama untuk berbagai kegiatan

S5.3 Terjalinnya kerjasama dengan berbagai organisasi internasional

S5.4 Terpublikasikannya aktivitas Relawan TIK Indonesia

4.3 Program Kerja Relawan TIK 2014-2016

Sasaran strategis Relawan TIK Indonesia yang telah dirumuskan tersebut diturunkan

dalam detail program-program kerja pada tahun 2014-2016 sebagai berikut:

No Program 2014 2015 2016

Organisasi dan SDM

1 Penyusunan peta kompetensi Relawan TIK Indonesia √ √

2 Penyusunan modul untuk pengembangan kompetensi

Relawan TIK √

3 Pelaksanaan workshop/pelatihan untuk

pengembangan kompetensi Relawan TIK √ √ √

4 Pengurusan legalitas Relawan TIK Indonesia √

5 Pembentukan kepengurusan Relawan TIK Indonesia di

seluruh provinsi √ √ √

Page 23: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 21

No Program 2014 2015 2016

6 Penyusunan Data Anggota dan Pembuatan Kartu

Anggota Relawan TIK Indonesia √ √ √

7 Penyusunan panduan organisasi bagi Pengurus

Relawan TIK Daerah √ √

8 Penyelenggaraan Musyawarah Nasional dan Pemilihan

Pengurus Baru √

Teknologi dan Infrastruktur

1 Penyusunan Peta Telecenter (CAP, MCAP, PLIK, MPLIK

dsb) yang ada di Indonesia √

2 Penyusunan panduan pendampingan telecenter

berdasar beberapa kisah sukses √ √

3 Pengajuan pengelolaan telecenter kepada beberapa

penyedia telecenter (misalnya BP3TI dan Direktorat

Pemberdayaan Informatika)

√ √

4 Pendampingan Telecenter yang sudah berjalan √ √ √

Edukasi dan pemberdayaan masyarakat berbasis TIK

1 Penyusunan panduan pelaksanaan

pelatihan/workshop/ seminar √ √

2 Pelaksanaan kegiatan sosialisasi Internet Sehat dan

Aman, khususnya untuk orang tua dan guru √

3 Pelaksanaan kegiatan edukasi TIK ke sekolah-sekolah √ √ √

4 Pelaksanaan Bimtek/Workshop TIK untuk UKM √ √ √

5 Pelaksanaan Bimtek/Workshop TIK untuk Pesantren √ √ √

6 Pelaksanaan Bimtek/Workshop TIK untuk Aparat Desa √ √ √

7 Pelaksanaan Bimtek/Workshop TIK untuk

Pemerintahan √ √ √

8 Penyusunan modul-modul serta presentasi untuk

pelatihan/workshop/seminar yang dapat dengan

mudah digunakan oleh siapa saja

√ √ √

Pengembangan dan Dokumentasi Aplikasi

1 Dokumentasi aplikasi open source yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat √

2 Pengembangan aplikasi yang bermanfaat untuk

masyarakat √ √ √

3 Dokumentasi dan implementasi aplikasi untuk Desa √ √ √

4 Sosialiasi dan implementasi penggunaan aplikasi Open

Source √ √ √

Page 24: Rencana strategis-relawan-tik-2014-2016

Renstra dan Proker Relawan TIK 2014 22

No Program 2014 2015 2016

Kemitraan dan Humas

1 Kerjasama dengan perguruan tinggi, pemerintah,

operator telekomunikasi, organisasi masyarakat sipil

dan pihak lain yang dapat mendukung kegiatan

Relawan TIK

√ √ √

2 Kerjasama dengan Gerakan Desa Membangun untuk

pemanfaatan TIK untuk Desa √ √ √

3 Kerjasama dengan Media untuk publikasi kegiatan √ √ √

4 Kerjasama dengan organisasi Internasional untuk

pengembangan program kerelawanan TIK dunia √ √ √

5 Pertukaran Relawan TIK dengan negara lain √ √ √

6 Publikasi kegiatan melalui media sosial dan web √ √ √