koran relawan RM

16
G elap. Mungkin itu satu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan masyarakat Sumatera Selatan hari ini. Kekayaan alam terbesar kelima di Indonesia hanya menyejahterakan segelintir kelompok elit di provinsi ini. Sementara sang lokomotif masih tak jelas arah tujuan, malah mengadu nasib di negeri orang. Kalangan akademisi menilai, Sumatera Selatan bahkan layak disebut sebagai propinsi terkaya di Indonesia. Ini karena Bumi Sriwi- jaya ini memilki kategori kekayaan sumber daya alam yang lengkap. Namun kenyataanya, akar rumput masih hidup dalam kesengsaraan. Rakyat Sumatera Selatan seolah ayam mati di lumbung padi. Namun,Masih ada setitik cahaya menembus awan gelap di Bumi Sriwijaya. Kabupaten yang tujuh tahun lalu merupakan daerah terting- gal kini telah melepas belenggu ketertinggalan tersebut. Akses ke desa terisolir dibuka. Kabu- paten itu bernama Musi Rawas. Kini, masyarakat Musi Rawas dengan mudah memutar roda per- ekonomian mereka. Sebuah hal yang bukan ke- niscayaan belaka. Sumsel juga bisa lebih baik. harapan itu masih ada ! AWAN HITAM DI BUMI SRIWIJAYA 4 5 15 7 SECERCAH HARAPAN DARI MUSI RAWAS KORAN RELAWAN RM DESEMBER 2012 BEDA PEMIMPIN BEDA GAYA SUMATERA SELATAN, AYAM MATI DI LUMBUNG PADI MINIM AKSES HAMBAT MASUKNYA LISTRIK

description

koran relawan RM Rakyat Madani gratis untuk warga Sumatera Selatan

Transcript of koran relawan RM

Gelap. Mungkin itu satu kata yang tepat untuk menggambarkan pe rasaan masyarakat Sumatera Selatan hari ini. Kekayaan alam terbesar kelima di Indonesia hanya menyejahterakan

segelintir kelompok elit di provinsi ini. Sementara sang lokomotif masih tak jelas arah tujuan, malah mengadu nasib di negeri orang.

Kalangan akademisi menilai, Sumatera Selat an bahkan layak disebut sebagai propinsi terkaya di Indonesia. Ini karena Bumi Sriwi­jaya ini memilki kategori kekayaan sumber daya alam yang lengkap. Namun kenyataanya,

akar rumput masih hidup dalam kesengsaraan. Rakyat Sumatera Selatan seolah ayam mati di lumbung padi.

Namun,Masih ada setitik cahaya menembus awan gelap di Bumi Sriwijaya. Kabupaten yang tujuh tahun lalu merupakan daerah terting­gal kini telah melepas belenggu ketertinggalan tersebut. Akses ke desa terisolir dibuka. Kabu­paten itu bernama Musi Rawas. Kini, masyarakat Musi Rawas dengan mudah memutar roda per­ekonomian mereka. Sebuah hal yang bukan ke­niscayaan belaka. Sumsel juga bisa lebih baik. harapan itu masih ada !

AwAn hitAmdi bumi

sriwijAyA

4 5

15

7secercAh hArApAn dAri musi rAwAs

KORANRELAWAN RM DESEMBER 2012

bedA pemimpin bedA GAyA

sumAterA selAtAn, AyAm mAtidi lumbunG pAdi

minim Akses hAmbAt mAsuknyA listrik

Tidak selamanya cerita tentang kepemimpinan di negeri ini tentang kegelapan dan keputusasaan. Ada juga beberapa inspirasi yang menjanjikan harapan. Hanya saja, seringkali pemimpin yang bekerja keras memajukan masyarakatnya

tidak tertangkap kamera. Mereka jauh dari hingar-bingar pembe-ritaan dan kerlap-kerlip kamera wartawan.

Di salah satu daerah paling jauh dari pusat Sumatera Sela-tan, Musi Rawas menggeliat mengejar ketertinggalan dari daerah lain. Meski butuh perjuangan berat, di tahun 2012, daerah ini sudah nyaris terbebas dari keberadaan desa tertinggal.

Di tahun 2005, daerah ini memiliki 117 daerah tertinggal dan terisolir. Daerah-daerah tertinggal waktu itu sama sekali tidak memberikan harapan, karena APBD-nya sangat kecil. Namun seorang kepala daerah yang berdedikasi tidak akan berputus asa hanya karena persoalan dana. Dia harus berani datang ke Jakarta, mengetuk pintu departemen-departemen dan instansi pusat agar mau mengucurkan anggaran pembangunan bagi Musi Rawas. Al-hasil, APBD Mura naik drastis, dari 400 miliar menjadi 1,2 triliun.

Dengan dedikasi seperti itulah pembangunan Musi Rawas dimulai. Silahkan datang dan saksikan betapa jalan-jalan dibangun seperti jaring laba-laba, lebih dari 3.000 kilometer. Dengan de-mikian akses jalan terbuka sampai ke pelosok-pelosok. Masyarakat yang puluhan tahun tidak pernah bisa keluar dari daerahnya, atau bahkan butuh lebih dari dua hari dua malam menuju pusat kabu-paten, kini bisa merasakan berkahnya pembangunan Musi Rawas.

Pembangunan juga membutuhkan birokrasi yang handal, tetapi juga jauh dari dorongan untuk berlaku korup. Rekrutmen pegawai negeri sipil harus dimulai dengan bersih dan transparan. Dan memulainya harus dengan membebaskan pungutan pada proses penerimaan pegawai negeri sipil. Baru Musi Rawas yang secara tegas menghilangkan praktik percaloan PNS ini, sehingga tidak ada lagi pemuda-pemudi desa yang harus menjual tanah dan kebun hanya untuk menjadi PNS.

Ada banyak cerita menarik dari Musi Rawas. Namun yang ter-penting sebenarnya adalah memberikan apresiasi terhadap pemimpin yang memiliki dedikasi. Di tengah gelapnya awan yang menggantung di atas langit Sumatera Selatan, ada cahaya terang di kejauhan. Apre-siasi yang paling pantas diberikan adalah dengan menceritakan sepak terjangnya ke daerah lain agar menjadi inspirasi.

Musi Rawas punya mutiara. Seorang putera daerah yang memberanikan diri pulang ke kampung halaman untuk mengabdi. Padahal, di saat yang sama, puncak karir sebagai seorang profe-sional di perusahaan multi-nasional dan sebagai politisi tingkat nasional sedang menunggunya. Satu-satunya alasan untuk pulang kampung hanya demi memajukan kampung halamannya.

Namanya Ridwan Mukti. Kini begitu banyak dorongan yang memaksanya untuk mempertimbangkan maju sebagai Calon Gu-bernur Sumatera Selatan tahun 2013 nanti. Namun Ridwan Mukti tetap seorang figur yang penuh etika politik. Baginya, melihat dan memastikan besarnya dukungan masyarakat jauh lebih penting daripada harus merasa besar kepala.

Untuk itulah koran ini lahir. Yaitu sebagai penyambung informasi dan cerita mengenai Ridwan Mukti kepada khalayak ramai. Cerita apa adanya, sehingga masyarakat memiliki alternatif di luar nama-nama yang selama ini sudah tertangkap kamera para wartawan.

edito

rial

Koran Rakyat MadaniDiterbitkan oleh Relawan RMJl. Lettu Roni Belut No. [email protected]

Pemimpin Redaksi Hafizul Mizan Piliang

Redaktur Ali Imron Diponegoro Titah Hari Prabowo

Desain Dan Tata Letak Irfan Hilmi

Reporter Adi Pratama Ade Irawan

Fotografer Titah Ade irawan

Sirkulasi Dan Distribusi Amir Maulana

Koordinator Relawan Hendy UtomoDasmanAnindya

IT Support Farlin Setiawan

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

2

khAtAmAn AlqurAn terbAnyAk di indonesiA

Komitmen Ridwan Mukti, Bupati Musi Ra­was, untuk mewujudkan Musi Rawas Darussalam dibuktikan melalui program

nyata. Salah satunya adalah program khataman Alquran. Program ini akhirnya memecahkan Re­

kor Muri Khataman Alquran Terbanyak dengan 12.587 peserta.

“Yang terpenting dari konsep Darussalam adalah membangun mental dan akhlaq,” papar calon Gubernur Sumatera Selatan tersebut. Ia menyayangkan paradigma pembangunan yang sering kali hanya berorientasi pada pembangu­nan fisik.

Untuk menyukseskan program Khataman Alquran, Bupati Musi Rawas memberikan insentif kepada guru ngaji dan santri. Setiap mengkhatam­kan satu santri, guru ngaji akan mendapatkan in­sentif sebesar Rp500.000,00. Sedangkan santrinya sendiri mendapatkan insentif Rp100.000,00.

Untuk menyosialisasikan program tersebut, sang Bupati tak enggan untuk turun sendiri ke masyarakat. Bahkan ia menginisiasi Forum Guru Ngaji sebagai wadah koordinasi guru ngaji di Musi Rawas.

Bibit yang ditanam dan diterus dipupuk ini akhirnya berbuah manis. Gayung bersambut dari masyarakat. Lebih dari 15.000 santri mengikuti seleksi. Surau­surau di desa tak pernah putus mengumandangkan ayat suci.

MURI melalui Deputi Managernya, Damian Awan, mengajak seluruh masyarakat untuk mencontoh dan mendukung program­program bagus seperti yang ada di Musi Rawas. “Program Bupati Musi Rawas untuk memberantas buta ak­sara Alquran ini sangat baik dan tentu kita semua harus mendukung hal ini”, ajaknya.

“Semoga program ini tidak terhenti di Musi Rawas, tapi juga bisa diaplikasikan di Sumatera Selatan,” ujar Ridwan Mukti Adi

30

Jt

Peserta lomba adalah masyarakat umum di Sumatera Selatan.Tema Komik berhubungan “Pemimpin Sumsel Masa Depan”.Free Hand Drawing atau menggunakan aplikasi komputer (Corel Draw, Photshop, dll)Komik bisa berwarna atau tidak.Minimal 1 Halaman kertas A4.Perlombaan bisa diikuti oleh individu dan peserta dapat mengirimkan satu karya atau lebih.Hasil Hasil Karya tidak mengandung unsur SARA dan Pornografi.Pendaftaran di mulai tanggal 15 Nopember 2012 sampai 15 Desember 2012.Kriteria penilaian meliputi : Kreativitas, orisinalitas, nilai edukasi dan seni.Formulir pendaftaran dan petunjuk teknis dapat diunduh di www.ridwanmukti.comPemenang akan diumumkan pada 15 Januari 2013.

PERSYARATAN LOMBA MENGGAMBAR KOMIK :

PERSYARATAN LOMBA MENULIS :Terbuka untuk seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili diSumatera Selatan.Lomba dibagi dibagi dalam 3 (tiga) kelompok lomba: PELAJAR, MAHASISWA, dan UMUM.Untuk mendaftarkan diri anda cukup like facebook http://www.facebook.com/RidwanMuktiOfficial dan follow twitter @Ridwan_Mukti serta mendapatkan formulir pendaftaran di situs: http://ridwanmukti.com.

Dengan Tema

Dengan Tema

“Sumsel dan Budayanya”

www.ridwanmukti.com

Setiap peserta lomba boleh mengirimkan tidak lebih dari satu naskah. Tulisan asli (orisinil) bukan saduran, ditulis dalam bahasa populer, dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan EYD. Kutipan diperbolehkan tidak lebih dari 20% dan wajib mencantumkan sumber referensinya.Naskah diketik dengan jenis huruf Time News Roman (TNR), ukuran 12, spasi 1, dengan panjang artikel populer antara 800 s/d 1.200 kata saja.PPada akhir tulisan dicantumkan identitas lengkap penulis meliputi nama, tempat/tanggal lahir, nama sekolah/universitas, alamat sekolah/universitas, alamat rumah, nomor telepon seluler dan/atau nomor telpon rumah serta (bila ada) alamat e-mail, akun facebook, akun twitter atau lainnya. Pengiriman naskah artikel hanya dapat diterima Panitia melalui surat elektronik (e-mail) saja ke : [email protected] .PPanitia tidak melayani penerimaan naskah dan surat-menyurat secara konvensional (kantor pos atau jasa pengiriman lainnya). Bagi yang tidak memiliki email dan/atau akses internet, dapat me-nitipkan kepada orang lain dengan tetap mencantumkan identitas diri penulis.Seluruh naskah lomba harus disertai kartu identitas (KTP, SIM, Kartu Pelajar/Mahasiswa yang discan) dan sudah diterima Panitia paling lambat 20 Desember 2012 (Pukul 24.00 WIB).Penjurian akan dilakukan dari tanggal 21-25 Desember dan akan diumumkan pada 26 Desember 2012.PPenilaian artikel akan dilakukan oleh Dewan Juri sebanyak tiga orang yang terdiri(Indra J Piliang), Akademisi Perguruan Tinggi (), dan Penulis ().Seluruh hasil naskah yang dikirimkan ke panitia akan dipublikasikan di : http://ridwanmukti.com Hak publikasi dan penggunaan artikel untuk kepentingan pendidikan, sosial-budaya, dan demokrasi menjadi milik : http://ridwanmukti.comUntuk penilaian artikel antara lain • Kesesuaian naskah dengan tema lomba (40%) • • Kedalaman analisis dan kandungan ide/gagasan (30%). • Komunikatif dan mudah dimengerti (30%).

PETUNJUK TEKNIS LOMBA MENULIS :

Untuk mendaftarkan diri anda cukup like facebook http://www.facebook.com/RidwanMuktiOfficial dan follow twitter @Ridwan_Mukti serta mendapatkan formulir pendaftaran situs : http://ridwanmukti.com.Setelah melakukan pendaftaran, karya yang sudah dikirim ke [email protected] akan di publish di website www.ridwanmukti.com dan http://www.facebook.com/RidwanMuktiOfficial dalam album "Lomba KOMIK".Pemenang hasil lomba ditentukan melalui dua kategori :

DDewan juri diambil dari orang yang berkompeten dibidangnya.

Diambil 3 besar karya terbanyak vote like Facebook http://www.facebook.com/RidwanMuktiOfficial dalam album "Lomba KOMIK".Penentuan pemenang berdasarkan penjurian redaksi.

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KOMIK :

*Keputusan Dewan Juri adalah absolut (mutlak) dan tak bisa diganggu-gugat.

----

Hadiah Lomba Menulis dan Komik

TOTAL HADIAH

LOMBA MENULIS DAN MENGGAMBAR KOMIK “Pemimpin Sumsel Masa Depan”

@KitoPunyo ktnyo berobat gratis tp ngapo d persulit, obat

yg dikasih kadang msh di srh bayar, pelayanan yg diberikan jg jauh dari kt layak!! #faktanya

@wongkitodewe masy kini juga mulai muak dg janji2nya. Janji2 gratis soal sekolah dan keseha-tan hanyalah jadi isapan jempol.

@NagaEnim sakit perut gara2 jalan hancur akibat mobil batu bara....kejam nian penguasa skrg demi kepent-ingan pribadi mengorbankan rakyat kecil,,,

@ady_tjahyadikondisi jln Plg - indraya km 14 kembali macet..kicauan sopir dan penumpng tentang kemajuan sumsel kembali terdengar

@bujang_gadisPlgJalan lintas bae masih ancurrr, nak banguuunn tol!! #ngakak

@UrangBalai1 imB sumbang retribusi tertinggi Pemkot

Palembang, Pantas aja Banjir Terus..

@Vampire_RI Praktis @alexnoerdin kini berpegang pd

dana-2 aPBd Sumsel utk bergerak. Cu-kong-2 besar dan mafia naga blm firmed.

@IyanMura Hujan 3 jam saja ketinggian banjir 130 cm.

Situasi ini lama-lama akan bertambah parah jika penangannya sepotong2 dan tidak komprehensif.

Seorang warga bersusah payah melewati banjir di daerah Palembang, Sumatera Selatan. (12/11) setiap kali hujan datang banjir menjadi tradisi di Jl Sultan mahmud Baddarudin.

mutiArA dAri musi rAwAs

3Tak seorangpun me­ragukan kebesaran Kerajaan Sriwijaya. Berpusat di wilayah yang kini disebut

Sumatera Selatan, Kerajaan Sri­wijaya dikenal hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Dengan armada maritim yang besar, Sriwijaya menjadi pusat perda­gangan nusantara. Kejayaan ini membuat kerajaan lain pada saat itu hanya bisa gigit jari.

Sumatera Selatan hari ini adalah provinsi dengan sumber daya alam terkaya kelima di Indonesia. Kalangan akademisi bahkan menyebut Sumatera Selatan layak meyandang provinsi terkaya pertama. Ini karena Sumatera Selatan memiliki kategori kekayaan alam yang lengkap. Mulai dari

sumsel riwAyAtmu kini

SDA­terludesi, SDA­hayati, SDA­maliri, hingga SDA­segari.

Namun suka tidak suka, harus diakui bahwa masih banyak masyarakat Sumate ra Selatan yang tinggal dalam kemiskinan. Terbelenggu ketertinggalan. Data BPS 2011 menunjukkan Su­matera Selatan masuk 14 besar provinsi termiskin. Masyarakat masih hidup menderita. Provinsi ini bagai ayam mati di lumbung padi.

Belum lagi di sektor energi. Hampir separuh cadangan batu bara Indonesia ada di Sumatera Selatan. Belum lagi potensi energi dari aliran Sungai Musi. Meskipun kaya akan sumber energi ternyata Sumatera Selatan belum juga dapat memenuhi ke­butuhan listriknya sendiri.

Palembang Pos, edisi 8 November 2012 menye­butkan 60 ribu kepala ke­luarga (KK) dari 553 desa di Sumate ra Selatan masih belum menikmati aliran listrik.

Kondisi ini diperparah dengan minimnya infrastruk­tur jalan dan jembatan. Masih banyak desa terisolir yang

susah dijangkau. Wilayah perairan misalnya. Belum ada alternatif transportasi utama selain speed boat yang kapasitasnya terbatas.

Wilayah perairan merupakan salah satu lum­bung pangan masyarakat Sumate ra Selatan. Ironis­nya petani di sana masih serba kesusahan. Akses minim. Benih dan pupuk untu kebutuhan tani pun macet. Untuk melihat mobil saja susahnya setengah mati. Apalagi untuk hidup sejahtera.

Minimnya infrastruk­tur juga dirasakan pelin­tas jalan­jalan utama di Sumatera Selatan. Jalur Palembang­Lubuk Linggau yang ada di ruas Betung­Sekayu misalnya. Kondisi jalan rusak parah. Lubang menganga. Debu berte­baran. Tak jarang mobil dan truk terperosok hingga pecah ban. Debu yang ber­terbaran juga mengganggu kesehatan masyarakat. Penyakit seperti sesak nafas dan tipes yang selama ini belum pernah terjadi kini melanda mereka.

Jika selama ini saja belum ada terobosan untuk menangani permasalah an ini. Masih percaya romant­isme masa lalu kemilau Kerajaan Sriwajaya dapat terulang? Adi/tHP

Data BPS 2011 menunjukkan Sumatera Selatan masuk 14 besar provinsi termiskin. Masyarakat masih hidup menderita. Provinsi ini bagai ayam mati di lumbung padi.

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

4 Besarnya potensi kekayaan alam Sumatera Selatan, tidak sejalan dengan tingkat kesejahteraan

penduduknya. Provinsi yang ter­kenal dengan Sungai Musinya ini merupakan propinsi dengan potensi sumber daya alam nomor lima di Indonesia. Sayangnya, ke­kayaan alam tersebut belum da­pat menyelamatkan masyarakat Sumatera Selatan dari jurang kemiskinan.

Pemerintah provinsi Sumate ra Selatan acap kali mengklaim bahwa tingkat kemiskinan cende­rung menurun. Menurut data BPS tahun 2011, pada tahun 2010 pre­sentase penduduk miskin di Su­matera Selatan sebanyak 15.5%. Presentase ini kemudian menurun pada tahun 2011 menjadi 14.2%.

Namun, Ditingkat nasional, ternyata penurunan ini tidak meru bah Sumatera Selatan se­bagai provinsi termiskin nomor 14 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Belum ada terobosan berarti dalam penanggulangan kemiskinan. Dengan kata lain, Sumatera Selatan masih terting­gal.

Tak salah jika kalangan aka­demisi menyebut kondisi ini seperti “ayam mati di lumbung padi”. Salah satunya adalah Prof. Dr.Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowie, M.Sc. Guru Besar Ilmu Ekonomi SDA dan Agribisnis Universitas Sriwijaya (Unsri) tersebut me­ngibaratkan Sumatera Selatan seperti ayam jago yang unggul. “Sayangnya ayam itu sakit­sa­kitan, bahkan mati di lumbung pangan!” paparnya.

Menurutnya pemerintah provinsi Sumatera Selatan be­lum memiliki konsep yang jelas dalam mengelola sumber daya alam yang melimpah. Misalnya pada potensi perikanan. Terdapat 148 macam spesies ikan khas Su­matera Selatan. Yang dibudidaya­kan paling baru satu atau dua. Ekosistem dibiarkan rusak. Entah sisanya masih ada atau sudah pu­nah. “Padahal di Pusat Penelitian

sumAterA selAtAn, AyAm mAtidi lumbunG pAdi

sumber enerGi terbuAnG percumA

jumlah ini setara 85% cadangan batu bara di Pulau Sumatera.

“Jumlah ini setengah dari cadang an batu bara Indonesia. Tidak ada tandingannya!” papar Prof. Dr.Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowie, M.Sc.

Lebih lanjut lagi, Guru Besar Ilmu Ekonomi SDA dan Agribsinis Universitas Sriwijaya (Unsri) me­ngatakan bahwa kekayaan alam yang besar di Sumatera Selatan ini belum dikelola secara maksimal. Padahal ia cenderung mengatakan Sumatera Selatan sebagai provinsi terkaya di Indonesia. “Ini karena kita memiliki kate gori sumber daya alam (SDA) yang lengkap,”paparnya.

Salah satu kategori SDA tersebut adalah SDA­maliri, yaitu SDA yang mengalir. “SDA ini kalau kita diam saja, ya dia lewat begitu saja. Perlu teknologi untuk memanfaatkan ini,” tutur Ketua Dewan Riset Daerah Su­matera Selatan tersebut. Ia mencon­tohkan potensi energi dari derasnya aliran sungai yang selama ini dibiar­kan saja.

Meskipun menyimpan potensi sumber energi yang besar, Sumatera Selatan bahkan belum dapat meme­nuhi kebutuhan listriknya sendiri.

Kabupaten OKU Selatan misalnya, kabupaten ini masih banyak desa yang belum menikmati listrik. Tercatat ter­dapat 91 dari 261 desa (65,13 persen)

yang belum teraliri listrik. Sedangkan di Kab. Banyuasin terdapat 88 dari 286 desa (68,53 persen) yang juga belum mendapat aliran listrik.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Kepala Bidang Kelistrikan dan Peman­faatan Energi Distamben Sumsel Mar­wan Saragih. (Palembang Pos, Kamis 8 November 2012)

Ketiadaan aliran listrik bah­kan juga masih terdapat di kota. “Masyarakat sejak dulu berharap su­paya listrik masuk ke desa ini. Kami ini tinggal di kota. Tapi ya beginilah adanya,” tutur Laham (72) , warga Desa Ulu Malus, Kecamatan Lubuk Linggau Utara 1, Kota Lubuk Linggau,

Situs Pemerintah Provinsi Sumate ra Selatan memprediksi tahu 2012 defisit PLN di Sumatera Selatan akan mencapai 291,91 Mega Watts. Pembangunan pembangkit listrik di Sumatera Selatan banyak yang belum juga selesai hingga saat ini.

Kondisi ini sangat ironis, meng­ingat Sumatera Selatan memiliki po­tensi sumber energi yang sangat besar. Tak pelak lagi, diperlukan terobosan kepala daerah provinsi Sumatera Se­latan untuk memaksimalkan potensi sumber energi yang ada.

“Sudah punya rencana belum? Jangan hanya tebar baliho!” tegas Prof. Dr.Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowie, M.Sc. Adi

Cadangan sumber energi batu bara Sumatera Selatan tercatat mencapai 22,24 miliar ton. Data dari situs Badan Koordinasi Pe­

nanaman Modal (BKPM) menyebutkan

dalam gelap malaikat Gejibril berumur 14 tahun, masih duduk di kelas 6 Sd ini harus tetap belajar demi mengejar ketertinggalannya, seharusnya ia duduk di bangku kelas 2 SmP.

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

utam

a

Perikanan Air Tawar Indonesia berada di sini!” ujarnya dengan nada tinggi.

Tidak banyak provinsi memi­liki kekayaan alam yang memiliki

kategori lengkap seperti Sumate ra Selatan. Kategori tersebut ada­lah SDA­terludesi, SDA­hayati, SDA­maliri, dan SDA­segari. “Kita ini merata hampir disemua

kategori,”lanjut Ketua Dewan Riset Daerah Sumatera Selatan tersebut.

Untuk memaksimalkan po­tensi SDA selama ini pemangku kepentingan cenderung saling

menunggu. Pemerintah, pengu­saha, akademisi, dan masyarakat sering bingung siapa yang harus mengambil inisaitif. “Tentu ini tugas pemerintah untuk dapat merangkul semua itu (pemangku kepentingan­red)”, jelasnya.

Menjelang Pilkada Sumatera Selatan 2013, Fachrurrozie men­gajak tokoh masyarakat untuk menantang calon gubernur. “Apa mereka yang tebar baliho itu su­dah punya rencana?” tantangnya

Jangan sampai masyarakat membeli kucing dalam karung. Isinya bisa kucing kurap atau ang­gora. “Buat apa punya pemimpin yang tinggal di rumah gedongan tapi tidak tahu nasib masyarakat,” tegasnya menutup pembicaraan. Adi/tHP

5

Kerut wajah tidak bisa disembunyikan oleh Daliyono, to­koh masyarakat Desa

Pangestu, Kecamatan Makar­tijaya, Kabupaten Banyuasin. Semburan asap mengepul dari mulutnya. Baju yang lusuh tidak menghalanginya untuk selalu tersenyum lebar kepada setiap lawan bicaranya.

“Kalau tidak punya uang cepek (Rp100.000­red) kami tidak bisa lihat mobil beneran Pak,” ceritanya kepada reporter Rakyat Madani.

Desa Pangestu termasuk wilayah perairan. Belum ada akses jalan beraspal dan jem­batan yang memadai untuk menuju desa ini. Jangankan mobil, motor saja harus ber­juang keras melewati jembatan kecil yang rapuh dan berlubang. Dibeberapa titik sungai motor itu harus diangkut perahu un­

perlu cepek untuk melihAt mobil

minim Akses hAmbAt mAsuknyA

listrik

Mesin motor berderu kencang. Beradu dengan derasnya angin. Pengemudi speed boat dengan lincah membelah gelombang air sungai. Meskipun demikian, guncangan keras tak dapat dielakkan. Perlu sekitar dua jam lamanya dari Palembang untuk tiba di Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin

Mojek (28) hanya bisa meringis melihat shockbreaker truknya yang hampir patah. Truk yang ia bawa hampir setiap hari dari Lubuk Linggau ke Palembang itu ak­hirnya harus menyerah bertempur dengan jalan yang

rusak parah. Kerusakan parah terjadi di ruas Sekayu hingga Betung.“Bahkan truk saya pernah hampir terbalik,” papar sopir truk

yang biasa mengangkut sembako tersebut.Ruas jalan Sekayu­Betung memang dikenal sebagai jalur maut

oleh masyarakat. Nyaris tidak ada aspal yang mulus disepanjang jalan ini. Lubang menganga lebar dan dalam. Kerikil bekas tamba­lan lubang berserakan dipinggir jalan. Belum lagi debu yang berte­baran menghalangi pandangan pengemudi.

Menurut Edy (43) warga Desa Lumpatan, kerusakan ini sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu. Desa Lumpatan terletak diantara ruas Sekayu­Betung. Hampir setiap hari jalan tersebut memakan korban. “Dalam seminggu saya bisa melihat dua truk bermuatan sawit terguling di jalan ini,” tutur Edy. Truk dan kelapa sawit ber­ceceran menutup badan jalan. Kemacetan panjang akhirnya tidak terelakkan.

Kerusakan jalan juga mengancam kesehatan masyarakat, teru­tama infeksi saluran pernafasan. “Saya jadi sering sesak nafas ka­rena debu yang bertebaran,” keluh Siban (46) warga desa setempat. Keluhan sakit bukan hanya disampaikan oleh Siban.

Frans (43) mengalami hal yang serupa. “Belakangan warga jadi mudah terserang tipes,” tuturnya. Menurut Frans penyakit semacam ini baru dialami warga sejak jalan desa rusak dan berdebu. “Kalau kaya gini, mending jalan becek. Tidak banyak debu yang bertebaran,” timpal Frans. Adi/tHP

sepucuk deritA lintAs betunG-sekAyu

tuk menyebrang.Uang cepek yang dimak­

sud Daliyono adalah ong­kos yang harus ia keluarkan untuk naik speed boat ke Palembang dan kembali ke desanya. Di Palembang­lah ia bisa melihat mobil secara langsung.

“Bukan mobil yang digambar­gambar, bukan cuma yang di televisi Pak,” lanjutnya.

Luas wilayah dan be­sarnya potensi sumber daya alam merupakan modal bagi pemerintah untuk menye­jahterakan masyarakat. Na­mun nyatanya, masih banyak desa­desa terisolir di provinsi terkaya kelima di Indonesia ini. Akses desa sangat ter­batas. Pelayanan kesehat an dan pendidikan minim. Masyarakat seperti Daliyono hanya bisa meringis. Adi

Di beberapa jalur terli­hat tiang­tiang listrik kokoh berdiri. Warna catnya masih baru.

Belum terlihat bercak bekas ditempa panas dan hujan.

“Tiang­tiang ini baru dipa­sang Mas, tapi listriknya belum nyala,” tutur Rudi (22) warga desa setempat kepada Rakyat Madani. Selama ini masyarakat

masih mengandalkan genset di rumahnya masing­masing. Itu pun bagi mereka yang mampu membeli genset.

Masih banyak daerah di Sum­sel yang belum menikmati aliran listrik. Menurut General Manager PT PLN Wilayah Sumsel Jambi dan Bengkulu (WS2JB), Agung Sutedja, hal ini dikarenakan kondisi geografis yang menyulit­

kan jangkauan jaringan listrik. “Seperti daerah perairan dan pe­gunungan,” jelasnya seperti di­kutip dari Palembang Pos.

Desa Ganesha Mukti me­mang termasuk wilayah perair an. Menurut penduduk setempat desa ini sebenarnya bisa dijang­kau dengan mobil. Rakyat Madani memang melihat beberapa mobil double gardan terpakir di pinggir jalan yang masih berupa tanah.

Rudi begitu heran kenapa pemerintah tidak kunjung mem­bangun jalan yang layak menuju desanya. Selama ini akses jalan masih berupa jalan tanah. Jalan tersebut berdebu saat kering. Tidak bisa dilewati saat hujan. “Padahal orang Palembang itu kalau makan beras ya dari sini,” keluhnya.

Desa bukan satu­satunya desa yang belum dialiri listrik. Kabu­paten OKU Selatan misalnya, ka­bupaten ini masih banyak desa yang belum menikmati listrik. Tercatat terdapat 91 dari 261 desa (65,13 persen) yang belum teraliri listrik. Sedangkan di Kab. Banyu­asin terdapat 88 dari 286 desa (68,53 persen) yang juga belum mendapat aliran listrik.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Kepala Bidang Kelistrikan dan Pemanfaatan Energi Dis­tamben Sumsel Marwan Saragih. (Palembang Pos, Kamis 8 No­vember 2012)

Secara keseluruhan masih terdapat 60 ribu kepala keluarga (KK) dari 553 desa di Provinsi Sumsel belum dialiri listrik.

Akses jalan yang layak sangat dibutuhkan bagi penduduk desa terisolir. Adanya jalan yang layak akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan sehari­hari. Termasuk memu­dahkan PLN untuk membangun akses listrik bagi masyarakat.

“Kalau tidak ada korupsi Mas, saya yakin jalan ke desa ini sudah dibangun sejak dulu!” tegas Rudi menutup pembicaraan. Adi/tHP

Gorong-Gorong menganga lebar di tengah kota Lahat ( 01-11-12),

menurut pengusaha sekitar hal itu membuat pendapatannya turun

derastis

Jalan rusak di kecamatan Sekayu, kabupaten musi Banyuasin (06-11-12) hampir setiap hari terjadi kejadian yang merugikan para pengguna jalan, penduduk sekitarpun sering menderita penyakit sesak nafas hingga tipes

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

utam

a

“Kalau tidak punya uang cepek (Rp100.000-red) kami tidak bisa lihat mobil beneran Pak,”

6

Menurut Anda, seberapa besar kekayaan alam Sumatera Selatan ini?

Sebagai seorang pengamat dan ilmuwan, saya cenderung mengatakan Sumatera Selatan ini kekayaan alamnya nomor satu di Indonesia.

Mengapa demikian Pak?Jika melihat kekayaan alam

dari minyak dan gas bumi, me­mang kita kalah dengan Kaliman­tan Timur dan Riau. Namun provinsi ini memiliki variasi ke­kayaan alam yang sangat merata untuk hampir semua kategori sumber daya alam. Belum tentu provinsi lain memiliki kekayaan alam selengkap Sumatera Sela­tan.

Apa saja kategori SDA terse­but?

Pertama, SDA­terludesi. Ke­kayaan alam ini suatu saat akan habis jika digunakan terus me­nerus. Contohnya adalah barang

tambang.Kedua, SDA­hayati. Termasuk

dalam kekayaan alam ini adalah seluruh kekayaan flora dan fauna yang ada di Sumatera Selatan.

Ketiga, SDA­maliri. Kekayaan

diperlukAn pemimpin yAnG menGerti

kekAyAAn AlAm sumsel no 1, ini tAntAnGAn untukcAlon Gubernur

alam ini sifatnya mengalir. Jika kita diam saja, maka kekayaan alam ini lewat begitu saja. Con­tohnya, aliran sungai, air terjun. Kita kan sebenarnya bisa meng­gunakannya sebagai pembangkit

listrik.Keempat, SDA­segari. Sifatr

dari SDA ini adalah menyegar­kan. Contohnya, sumber mata air yang bisa langsung diminum.

Menurut Anda, bagaimana pengelolaan kekayaan alam tersebut selama ini?

Pemerintah belum memiliki konsep yang jelas untuk me­ngelolanya. Masih minim dalam peraturan. Terlebih lagi dalam aksi nyata di lapangan.

Lalu, apa komentar Anda mengenai masih minimnya kesejahteraan rakyat di tengah kekayaan alam ini?

Bisa jadi benar. Orang Sumsel itu ibarat ayam jago unggul yang sakit­sakitan, bahkan mati di lumbung pangan. Kan lucu.

Menurut Anda, bagaimana seharusnya pengelolaan ke­kayaan alam tersebut?

Inilah PR (pekerjaan rumah­red) calon gubernur. Mereka harus mengerti semua per­masalahan ini. Pemerintah harus menjadi leading sector yang bisa merangkul semua pemangku kepentingan. Tidak bisa me­nunggu perguruan tinggi, atau investor saja.

Tokoh masyarakat nanti mesti menantang calon guber­nur. Mana mereka punya ren­cana, jangan Cuma nebar baliho saja! Adi

Menurut anda, permas­alahan apa yang sedang diha­dapi Sumatera Selatan?

Begini, setiap daerah itu memiliki karakteristiknya masing­masing. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari segi potensi kekayaan alamnya, juga dari kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Potensi tersebut dikelola untuk tujuan yang sama. Tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat.

Sumatera Selatan ini sa­ngat besar potensinya, terutama kekayaan alam. Sayangnya ke­kayaan tersebut belum dapat me­nyejahterakan masyarakat.

Kenapa hal tersebut terjadi?Banyak faktornya. Salah satu­

nya adalah hubungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, juga investor. Kepala daerah harus mampu memberdayakan potensi kekayaan alam ini dengan baik. Bagaimana caranya mendatang­kan investor supaya bisa mau berinvestasi di Sumatera Selatan. Masih banyak potensi yang belum tergali.

Bagaimana komentar anda tentang masih banyaknya desa terisolir di Sumatera Selatan ini?

Saya ambil contoh di OKU Selatan. Tempatnya terpencil, di­ujung dari provinsi ini. Kekayaan alamnya tidak banyak, kecuali perkebunan, pertanian. Namun bukan berarti tidak bisa berkem­bang. Setiap daerah kan punya kesempatan mengembangkan potensinya sendiri. Misalnya po­tensi wisata Danau Ranau. Me­mang lokasinya jauh, tapi kan bisa dikembangkan.

Contoh lain, wilayah per­airan. Kenapa nggak dikembang­kan usaha budidaya ikan dengan keramba. Wilayahnya ada diping­gir sungai, tapi sungainya tidak dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Ini kan perlu kreatifitas se­derhana yang diremehkan orang. Kalau bisa diciptakan kan bisa mendatangkan keuntungan.

Lantas bagaimana komen­tar Bapak mengenai nama Bakal Calon Gubernur yang su­dah beredar?

Dari enam nama yang su­dah beredar, mereka semua kan memiliki rekam jejak yang jelas. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari kepemimpinan mereka yang terpilih hingga dua kali. Kalau tidak baik, saya rasa tidak mung­kin mereka akan terpilih dua kali. Kita juga harus memperhatikan

Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) masih menjadi tanda tanya bagi masyarakat. Kekayaan ini apakah sebuah anugerah? Atau malah kutukan? Pasalnya, meskipun kekayaan alam sangat besar ternyata masih banyak penduduk Sumatera Selatan yang belum sejahtera.Rakyat Madani berkesempatan untuk mewawancarai salah satu tokoh Sumatera Selatan, Prof. Dr.Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowie, M.Sc. Guru Besar Ilmu Ekonomi SDA dan Agribsinis Universitas Sriwijaya (Unsri) ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Berikut petikan wawancaranya.

Saat ini politik Sumatera Selatan ini mulai memanas menjelang Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan 2013. Tentu masyarakat Sumatera Selatan membutuhkan pemimpin yang bisa mengerti segala permasalaan yang ada. Pengelolaan sumber daya alam pun menjadi sorotan utama di Sumatera Selatan. Dengan sumber daya alam yang begitu besar Sumatera Selatan masih belum bisa memberikan kesejahteraan bagi warganya. Permasalahan ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah provinsi Sumatera Selatan.Rakyat Madani mewawancarai pengamat politik Sumatera Selatan, Drs. H. Joko Siswanto, M.Si. Dosen FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) ini juga pernah menjabat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumatera Selatan. Berikut petikan wawancaranya.

siapa partai politik yang akan mengusung calon­calon tersebut.

Ridwan Mukti misalnya. Dia juga memiliki prestasi yang bagus di Musi Rawas. Hanya saja orang belum banyak mengenal dia. Dia kan orang Golkar. Sementara Alex Noerdin juga dari Golkar. Saya belum tahu siapa yang akan diusung oleh Golkar.

Punya prediksi mengenai Pilkada Sumatera Selatan 2013 nanti Pak?

Begini, pemilu yang bagus itu pemilu yang kompetitif. Mak­sudnya susah diduga siapa yang bakal menang. Saya ambil contoh pemilu di Amerika Serikat kema­rin. Sampai detik terakhir men­jelang hari pemilihan, masih sulit diprediksi siapa yang menang. Hasil survey menunjukkan pro­babilitasnya masih 50:50.

Prediksi saya di Sumatera Se­latan ini akan terjadi hal serupa. Terjadi persaingan sengit antar calon gubernur.

Menurut anda, bagaimana kriteria pemimpin yang dicari oleh rakyat Sumatera Selatan Pak?

Seharusnya mereka meme­nuhi tiga karakteristik ini. Per­tama, pemimpin yang mengerti karakteristik Sumatera Selatan. Kedua, pemimpin yang merakyat. Ketiga, pemimpin yang merang­kul semua golongan.

Dalam persyaratan kepala daerah itu seorang kepala daerah harus mengenal wilayahnya dan dikenal masyarakat. Bagaimana gubernur memimpin kalau nggak mengenal wilayahnya sendiri? Tidak tahu kondisi masyarakat, dan potensinya. Adi

utam

a

7

secercAh hArApAn dAri musi rAwAsDibalik awan mendung yang menggelayut di Sumatera Selatan, terdapat secercah cahaya. Cahaya tersebut bersinar dari Musi Rawas, salah satu kabupaten di ujung Sumatera Selatan.

Kabupaten Musi Rawas awalnya merupakan daerah terting­gal di Sumatera Selatan. Bagaimana tidak, pada tahun

2006, sebanyak 117 desa merupakan daerah tertinggal, hampir separuh dari total desa di Musi Rawas yang berjum­lah 269 desa.

Namun kini, kondisi itu berubah se­jak dipimpin oleh Bupati Ridwan Mukti, status sebagai kabupaten tertinggal kini telah mereka tanggalkan. Pada 2008 jumlah desa tertinggal menurun men­jadi 42 desa. Pada 2010 jumlahnya terus menurun jadi 22 desa. Bahkan pada ta­hun 2011 tersisa 3 desa tertinggal!

Tak ayal prestasi ini mengundang decak kagum masyarakat, bahkan hingga setingkat menteri. “Secara fak­tual Musi Rawas telah bangkit dari daerah yang memiliki desa tertinggal menjadi desa maju berkarya,”ujar Men­teri Negara Pembangunan Daerah Ter­tinggal (Meneg PDT) A Helmi Faishal Zaini, saat melakukan kunjungan kerja ke Musi Rawas, April 2012.

Menurut Ridwan Mukti, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal. Diantaranya adalah kelemahan infrastruktur dan minimnya investasi. “Inilah yang menyebab­kan lapangan pekerjaan tidak ada, masyarakat tidak punya pendapatan, hingga akhirnya tertinggal,” jelas Bu­pati yang kini mencalonkan diri sebagai gubernur Sumatera Selatan 2013 terse­but.

Selama ia memimpin Musi Rawas, ia memprioritaskan pembangunan desa­desa tertinggal tersebut. Salah sa­tunya adalah Desa Pauh, di Kecamatan Rawas Ilir.

Lomba dibagi menjadi 2 katagori yaitu : Pelajar/Mahasiswa dan Umum.Untuk mendaftarkan diri anda cukup like facebook www.RidwanMukti.com(http://www.facebook.com/RidwanMuktiOfficial) dan follow twitter @Ridwan_Mukti serta mendapatkan formulir pendaftaran situs: http://www.ridwanmukti.com .Wajib mengisi formulir yang telah disediakan di website www.ridwanmukti.com.Telah berusia 13 Tahun ke atas.MengirimMengirimkan scan KTP/Kartu Pelajar ke email panitia.Pengambilan Foto kurun waktu lomba atau boleh diambil paling lama 1 tahun sebelumnya.Foto hasil karya sendiri dan bukan hasil karya orang lain.Foto harus memiliki metadata untuk bukti keaslian foto.Edit foto tidak diperkenankan atau bukan hasil Photoshop/edit photoshop atau sejenisnya.

PERSYARATAN LOMBA

Pemenang lomba akan ditentukan dalam 2 kategori. Kategori “like” terbanyak dan kategori fa-vorit dari redaksi.Foto yang telah diposting melalui facebook peserta dan telah di tag ke facebook fanpage http://www.facebook.com/ridwanmuktiofficial akan dipilih 10 terbanyak yang mendapatkan “like”. Selanjutnya dari 10 nomitor terbaik akan dipilih lagi menjadi 3 terbanyak yang mendapat-kan “like”.Untuk penilaian dari redaksi, redaksi hanya akan memilih satu pemenang untuk masing-masing kategori disetiap perlombaan berdasarkan penilaian kurator redaksi internal.Penyaringan untuk mendapatakan peserta nominasi lomba foto dan mendapatkan posting ex-lusif di fanpage http://www.facebook.com/ridwanmuktiofficial

PENILAIAN

Setiap peserta wajib mengirimkan foto melalui email panitia. Panitia tidak menerima pengiriman dan penyerahan foto melalui mekanisme surat menyurat, hanya melalui email.Setiap perseta wajib mengirimkan foto melalui email : [email protected] perseta wajib memposting/upload/unggah di facebook user masing-masing peserta lomba lalu di tag ke fanpage ridwanmukti : http://www.facebook.com/ridwanmuktiofficialFoto yang telah masuk menjadi milik panitia

Pengumuman hasil lomba foto akan diumumkan melalui website www.ridwanmukti.com setalah batas akhir penentuan 3 besar.Di email ke masing-masing peserta pemenangDi informasikan juga melalui SMS nomor telepon peserta lomba yang menang.Penyerahan hadiah akan dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2013

PENGUMUMAN dan PENYERAHAN HADIAH

Kopiahku

Ridwan Mukti Dalam Lensa

Tahun Baru Harapan Baru

Idul Adha Dalam LensaLomba dimulai tanggal 15 Okt 2012 s/d 30 Nov 2012

Lomba dimulai tanggal 15 Nop 2012 s/d 15 Jan 2013

Lomba dimulai tanggal 1 Des 2012 s/d 25 Jan 2013

Lomba dimulai tanggal 25 Des s/d 25 Jan 2013

www.ridwanmukti.com

32

TOTAL HADIAH

Jt

Tema Lomba dan Waktu Lomba

PENYERAHAN FOTO

*Keputusan Dewan Juri adalah absolut (mutlak) dan tak bisa diganggu-gugat.

Tema 1 s/d 4 dibagi menjadi 3 Katagori Peserta Lomba, yaitu :Kategori Pelajar dan Mahasiswa Juara 1 : Hadiah Uang Rp.1.500.000,- Juara 2 : Hadiah Uang Rp. 1.000.000,-Juara 3 : Hadiah Uang Rp. 500.000,- KKategori UMUMJuara 1 : Hadiah Uang Rp.1.500.000,- Juara 2 : Hadiah Uang Rp. 1.000.000,-Juara 3 : Hadiah Uang Rp. 500.000,- Kategori Favorit RedaksiSatu Pemenang untuk masing-masing kategori : Rp 1.000.000,-

HADIAH

LOMBA FOTOGRAPHY “Sekarang ini kalau dari Lubuk Linggau ke sini sudah bisa 4 jam naik mobil. Ini semua berkat Pak Ridwan Mukti,” ujar Haji Hajar (53) warga Desa Pauh

Tujuh tahun lalu, akses utama un­tuk mencapai desa ini menggunakan speed boat. Perahu kecil yang dileng­kapi dengan mesin penggerak inilah yang menjadi andalan warga setempat untuk menjangkau dunia luar. Setelah pembangunan jalan dan jembatan, kini desa tersebut dapat dijangkau dengan mobil.

Memimpin Musi Rawas sangat penuh tantangan. Luas wilayahnya 1.236.582,66 Hektar. Lebih luas dari beberapa provinsi yang ada di In­donesia. Sebut saja Kepulauan Riau (820.172 Ha), bahkan Gorontalo (1.125.707 Ha). Namun Ridwan Mukti mampu melaluinya dengan baik.

Masyarakat berharap secercah cahaya ini dapat menerangi Sumatera Selatan yang masih dirundung awan gelap. “Semoga apa yang terjadi di Musi Rawas juga bisa terjadi di kabu­paten­kabupaten lain di Sumatera Se­latan,” ujar Haji Hajar. Adi/tHP

kabupaten musi rawas membangun karakter masyarkat Qurani yang berasalkan dasar falsafah hidup masyarkat Sumatra Selatan yang hampir terbenam dalam era Globalisasi, musi rawas darussalam

Secara fisik pembangunan di musi rawas terus meningkat

seiring pembangunan akses jalan

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

utam

a

8 Dibawah kepemimpinan Ridwan Mukti percepatan pem-bangunan musi rawas begitu signifikan. bagaimana tidak, awalnya kabupaten paling barat di Sumatera Selatan ini pada tahun 2006 mempunyai 117 desa tertinggal dari kes-eluruhan desa yang berjumlah 268. Tapi kini jumlah terse-but berubah drastis hanya tinggal 3 desa saja yang masih berstatus desa tertinggal. Hampir 100 persen bebas dari desa tertinggal dengan waktu kurang dari 10 tahun.

Capaian tersebut tentu tidak begitu saja ter-jadi. Pembukaan akses ke daerah-daerah terting-gal merupakan kunci utama, tak kurang 3000 kilometer jalan dibangun oleh pemerintah kabupaten Musi Rawas. dan hanya sekitar 2,18 persen jalan yang rusak berat.

Tidak hanya pembangunan jalan, akses langsung Musi Rawas pun dibuka. Melalui penerbangan langsung bandara Silampari ke Soekarno Hatta pun turut membantu penambahan investasi di daerah Musi Rawas. Tak kurang kini jumlah peru-sahaan mencapai 356 perusahaan. Meningkat empat kali lipat dibanding tahun 2007 yang hanya berjumlah 86 perusahaan.

Dengan banyaknya perusahaan yang berinvestasi terse-but, Pendapatan Asli Daerah pun kini berjumlah 1,23 tril-liun, hampir 300 persen lebih besar dari pendapatan asli daerah tahun 2005 yang hanya sebesar 416 milyar

Indikator lain perkembangan Musi Rawas bisa dili-hat dari meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto. Rata-rata, tiap tahunnya mencapai 785 milyar pertahun. Se-lain itu pendapatan perkapita pun meningkat. Dari hanya 9,226,750 pada tahun 2007 menjadi 14, 023,046 rupiah

Angka ini juga didukung oleh berkurangnya jumlah pen-duduk miskin hamper setengahnya, dari 34,82 persen pada tahun 2005 kini menjadi 18,25 persen menurut data ta-hun 2011. Sebuah perkembangan yang sangat signifikan.

Musi Rawas yang dulu merupakan daerah tertinggal, kini secara defacto telah berhasil bangkit dan setara dengan ka-bupaten lain di Sumatera Selatan. Dengan pengolalaan yang baik, dan perhatian terhadap akses masyarakat bukan tidak mungkin daerah lain mengikuti jejak Musi Rawas. tHP

pembAnGunAn Akses mumpuni,pAd meninGkAt

300 persen

tinGkAt penGAnGGurAn

terbukA

3,87%

8,65%

jumlAh penduduk miskin

2005 34,82%

2011 18,25%

pend

ApAt

An r

eGio

nAl

perk

ApitA

2007

-20

11 (j

utA

rupi

Ah)

123456789101112131415

14.023.0482011

12.457.7972010

11.070.3982009

10.851.7502008

9.226.7502007

info g

rafis

3.000 km

2005 2011

Panjang jalan yang dibangun dari tahun 2005 sampai 2011 mencapai 3000 kilometer

9pembAnGunAn Akses mumpuni,pAd meninGkAt

300 persenBandara Silampari sejak 2005 panjang lintasan saat ini mencapai 1.850 meter

dan sedang dalam proses pengerjaan hingga 2.250 meter.

jumlAh desA tertinGGAl

pdrb menurut lApAnGAn usAhA AtAs dAsAr hArGA berlAku

2005-2011 (jutA rupiAh)

1 023456789

8.846.808

7.711.039

6.740.921

6.489.935

5.419.004

4.686.125

4.132.628

2011

2010

2009

2008

2007

2006

2005

pend

ApAt

An A

sli d

AerA

h

10

23

45

67

89

1011

12

1.2 Trilyun

1 Trilyun

804 milyar

952 milyar

757 milyar

631 milyar

416 milyar

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

200842 desA

2006117 desA

20113 desA

info g

rafis

2011

900 m 1.850 m1.350 m

2005 20122010

2.250 m

2013

900 m

1994

FOTO

: Hu

maS

Pem

kaB

LuBu

k Li

nGG

au

JAdi Pns di musi rAwAs tAk Perlu sogok menyogok

Namun, kondisi terse­but mulai berubah sejak 2005 dibawah kepemimpinan Rid­

wan Mukti, Bupati Musi Rawas. Bupati yang telah terpilih dua periode tersebut berkomitmen mengembangkan bandara ini untuk bisa melayani penerbang an bagi masyarakat.

Perbaikan dan pembe­nahan pun dilakukan, seperti penambahan panjang landasan pacu. Akhirnya, pada tahun 2010 bandara ini bisa didarati pesawat jet ringan seperti BAE 146­200.penerbangan umum untuk masyarakat umum pun dibuka

Penerbangan tersebut di­layani oleh maskapai Aviastar. Melalui bandara ini masyarakat di sekitar Kabupaten Musi Ra­was bisa menjangkau Palem­bang, bahkan Ibu Kota Negara, Jakarta.

“Penerbangan kedepannya akan terus ditingkatkan. Pem­kab Musi Rawas akan terus berupaya sampai bandara ini dapat memberikan pelayanan

bukA bAndArA berbuAh berkAhPada awalnya diresmikan pada tahun 1994 Bandara Silampari

hanya sebuah bandara kecil yang hanya dapat didarati pesawat tipe Cessna. Kapasitas penumpang masih bisa dihitung dengan jari.

Suap menyuap masih menjadi rahasia umum dalam birokrasi Sumatera Selatan. Musi Rawas mendobrak semua ini dengan reformasi birokrasi.

terbang setiap hari,” tutur calon gubernur Sumatera Selatan 2013­2018 tersebut.

Untuk menarik minat maska­pai penerbangan dan masyarakat supaya menggunakan Bandara Silampari, sang Bupati memberi­kan subsidi 10 Milyar pertahun­nya. “Ini kebijakan penting yang akhirnya menarik minat maska­pai penerbangan dan masyarakat untuk terbang dari sini,” tutur Ari Narsa, Kepala Dinas Perhubung an Komunikasi dan Informatika Musi Rawas. Ia menambahkan, bahkan saat ini penumpang harus mengisi daftar tunggu untuk bisa terbang ke Jakarta.

Dibukanya Bandara Silam­pari untuk penerbangan publik berbuah manis bagi masyarakat. Investor tak enggan lagi untuk berinvestasi di Musi Rawas.

Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Musi Rawas menunjukkan pada tahun 2007 hanya terdapat 89 perusahaan. Jumlah ini melonjak tajam sejak dibukanya Bandara Silampari. Pada tahun 2010 jumlah perusa­haan menjadi 345 perusahaan.

Jumlah ini terus bertambah pada tahun 2011 mencapai 356 perusahaan.

Unit­unit usaha perda­gangan juga menggeliat. Pemkab Musi Rawas mener­bitkan 77 Surat Izin Usaha Perdagang an pada tahun 2010 dan jumlah ini melonjak tajam menjadi 395 pada tahun 2011.

Imbasnya, lapangan kerja bagi masyarakat terbuka. Pada tahun 2007 perusahaan­pe­rusahaan tersebut menyerap 8.124 karyawan. Jumlah terse­but terus mening kat hingga 13.813 pada akhir tahun 2011. Belum lagi bentuk usaha in­formal yang terus berkem­bang.

Saat ini Bandara Silampari terus berbenah. Landasan pacu sedang ditingkatkan mencapai 2.100 meter. Saat landasan ini sudah jadi, maskapai pener­bangan akan mendaratkan pe­sawatnya di bandara ini.

“Tahun 2013 pesawat jenis Boeing sudah bisa masuk ke Bandara Silampari!” tegas Rid­wan Mukti Adi

Sugeng (59) bisa bernapas lega. Pasalnya, keem­pat anaknya hanya perlu mengikuti seleksi CPNS

dan percaya diri untuk bisa menjadi PNS di Musi Rawas. “Empat anak dan menantu saya semuanya PNS di Musi Rawas. Tak pernah kami bayar sepeser­pun,” tutur Sugeng (59 th), tokoh masyarakat di Musi Rawas, mem­buka cerita.

Menurut mantan kepala desa teladan tersebut, selama ini proses rekruitmen PNS di Musi Rawas berlangsung sangat baik. Tidak perlu menyetor sejumlah uang tertentu untuk menjadi PNS. Yang penting memiliki kompe­tensi diri yang baik.

“Kawan saya pernah men­coba setor sampai 150 juta supaya anaknya masuk (jadi PNS­red), tapi ternyata tidak masuk juga tuh,” papar Sugeng.

Yang menyedihkan, cerita Sugeng bertolak belakang de ngan rekruitmen PNS di beberapa ka­bupaten lain di Sumatera Selatan. Suap menyuap masih menjadi sebuah hal yang umum supaya

diangkat menjadi PNS.“Saya dengar hal itu masih

ada. Jumlah setorannya bisa sam­pai 100 juta bahkan 150 juta,” ujar seorang narasumber dari salah satu kabupaten di sisi selatan Su­matera Selatan yang enggan dise­butkan namanya.

Sebagai Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti memang melaku­kan reformasi birokrasi sejak hari pertama ia dilantik. Contoh lainnya adalah penerapan one day clean desk. Surat yang masuk meja bupati akan direspon dalam tempo 1x24 jam.

Menurut Bupati yang ter­pilih dua periode itu, reformasi birokrasi ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut juga dapat menarik minat investor untuk mena­namkan modalnya di Musi Ra­was. Pasalnya ruwetnya birokrasi dan pungutan liar masih lazim di berbagai daerah.

“Kalau di Musi Rawas, tidak perlu lagi itu namanya lobi­lobi bupati untuk segera tanda ta­ngan,” tegas Ridwan Mukti. Adi

0 rupiah menjadi PnS di musi rawas, syaratnya hanya lulus adminintrasi

Seorang Petugas Bandara Silampari kabupaten musi rawas sedang mengatur pesawat yang akan lepas landas, kedepannya awal tahun 2013 bandara Silampari akan siap dengan penerbangan menggunakan pesawat Boeing, melayani rute penerbangan Jakarta - musi rawas

QUIZ

RadioLA NUGRAHA

105 FMSetiap Rabu

pukul 09.00 & 15.00

RadioISMOYO 88.7 FMSetiap Rabupukul 09.00 & 16.00

10ut

ama

FOTO

: ad

e ir

awan

/rak

yaT

mad

ani

musi rAwAs dArussAlAm

3,000 km jAlAn dibAnGundi musi rAwAs

Sebagian besar paradigma pembangunan masih berorientasi fisik semata. Namun ada satu yang luput, yaitu pembangunan mental dan karakter anak bangsa ini. Kedua hal ini harus seimbang.

Itulah yang mendasari Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti, untuk meluncurkan konsep Musi Rawas Darussalam dalam pembangunan­nya.

“Saya prihatin, masyarakat suka bekerja keras, ulet dan suka ber­gotong­royong digerogoti budaya pesta malam, minuman keras sam­pai narkoba. Inilah yang sudah dan sedang kita lakukan perubah an, yakni membentengi diri dari sisi rohaninya,” kata Ridwan Mukti

Musirawas Darussalam adalah program Millennium Develop-ment Goals (MDGs) plus religius. Ibarat sebuah bangunan, program ini memiliki tiga tiang meliputi: Mura Cerdas, Mura Sehat, dan Mura Mapan. Atap bangunan adalah akhlakul karimah, sementara fonda­sinya adalah khatam Al­Quran

Menurutnya, pembangunan sebuah daerah, terutama dalam membangun karakter masyarakat, tidak bisa serta­merta men­contoh Barat yang dikenal memiliki kultur penduduk yang indi­vidualistis. Sebaliknya budaya bangsa Indonesia menganut sistem kekeluargaan dan sistem masyarakat yang komunal.

Konsep Musi Rawas Darussalam ini kemudian diterjemahkan kedalam rumus peradaban 20:50:100. Artinya, dengan adanya pro­gram menuju Musi Rawas Darussalam, Bupati Ridwan Mukti menar­getkan 20 persen masyarakat Mura sampai tahun 2015 sudah khatam Al­Quran, 50 persen sudah tergabung dalam majelis taklim dan 100 persen masyarakat bebas buta aksara Al­Quran.

Bila di daerah lain, program khatam Al­Quran hanya dijadikan sebagai program sampingan, justru di Musi Rawas menjadi pro­gram unggulan yang dibuktikan dengan anggaran dana dan struktur kelembagaan yang mengakar sampai ke tingkat desa.

Dengan konsep Musi Rawas Darussalam, diharapkan kedepan masyarakat Mura memiliki kecerdasan diatas rata­rata sehingga bisa bersaing ditengah kompetisi globalisasi. Lalu, masyarakat Mura juga yang memiliki fisik dan rohani yang sehat sehingga bisa hidup lebih sejahtera. Dan terakhir, masyarakat Mura mampu mencukupi kebu­tuhan hidupnya sehingga memiliki kemapanan ekonomi. Adi

karena inilah akhirnya masyarakat bahkan tidak meminta tanah mereka diganti,” ujarnya.

Sebelumnya masa kepemim­pinan Ridwan Mukti, Desa Pauh termasuk desa terisolir. Speed boat dengan kapasitas minim menjadi moda transportasi

utama. Namun kini jalan menuju desa ini sudah bisa diakses bah­kan dengan mobil.

Pembangunan jalan baru sepanjang 27 kilometer dian­tara kedua desa tersebut dilaku­kan untuk mendekatkan akses masyarakat dengan jalan provinsi terdekat. Yaitu ruas Muara Beliti – Sekayu yang ada di kecama­tan Muara Lakitan, Musi Rawas. Penyelesaian pembangunan jembatan di Desa Prabumulih pada 2013 nanti juga semakin mendekatkan akses masyarakat ke jalan provinsi.

Di tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah menganggarkan untuk pemba­ngunan infrastruktur jalan de­ngan meningkatkan statusnya dari jalan tanah kerikil ke aspal sepanjang 190,6 Km.

Selain infrastruktur jalan Pemerintah Kabupaten Musi Ra­was fokus membangun jembatan. Beberapa jembatan panjang di­antaranya adalah Jembatan Biaro sepanjang 180 meter, Jembatan Pulau Kidak sepanjang 160 me­ter serta jembatan di Prabumulih sepanjang 180 meter

Ridwan Mukti memang dike­nal sebagai bupati yang mem­prioritaskan pembangunan infrastruktur terutama di desa­desa terisolir. Total anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan jalan dan jembatan sebesar Rp. 366 Miliar. Jumlah ini sekitar 30 persen dari total APBD Musi Ra­was. Jumlah tersebut terus me­ningkat dari tahun ke tahun.

“Ini merupakan bentuk dari komitmen kami dalam pemba­ngunan infrastruktur dasar,” tegas calon bakal Gubernur Su­matera Selatan 2013 ini. Adi/tHP

Seorang warga melintas dijalan beraspal desa karang waru kecama-

tan rupit, kabupaten musi rawas ( 02-11-12) perbaikan jalan terus

digalangkan dierah tersebut

Jika Belanda punya Sir Willem Daendels , maka Musi Rawas punya Haji Ridwan Mukti. Daendels adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia-Belanda tahun 1808-1811. Mereka sama-sama membangun jalan, tapi Ridwan Mukti membangunnya dengan rasa cinta untuk rakyatnya..

Sedangkan Haji Ridwan Mukti mencatatkan pem­bangunan jalan tiga kali lebih panjang dari Daendels

di Musi Rawas. Berbeda dengan Daendels yang membangun jalan dengan kerja paksa, Bupati Musi Rawas tersebut malah didukung masyarakat dengan sukarela.

“Masyarakat di Desa Trans­lokal Pauh hingga Desa Prabu­mulih bahkan tidak minta ganti

rugi kepada Pemkab Musi Rawas meskipun tanahnya dibangun ja­lan untuk membuka akses desa mereka” ujar Ridwan Mukti.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas PU Bina Marga Kab. Musi Rawas, Ir H Aidil Rusman MM. Ia menjelaskan bahwa masyarakat sangat senang karena akhirnya jalan dibangun. Pemba ngunan ja­lan tersebut membuka akses desa mereka yang terisolir. “Mungkin

11

utam

a

12

tersesAt di jAlAnyAnG benAr

Tidak pernah terlintas dalam benak Ridwan Mukti untuk menjadi seorang politisi. Putra daerah Sumatera kela­

hiran Lubuk Linggau, Musi Rawas 49 tahun silam ini sebenarnya ber­cita­cita menjadi seorang insinyur. Bahkan kedua orangtuanya meng­harapkan ia menjadi seorang Kiai.

“Saat itu sedang gencar­gen­carnya diperlukan sarjana teknik, makanya saya ingin kuliah di juru­san teknik,” kenangnya.

Cita­cita itu harus ia pendam sementara waktu. Kedua orang tuanya menyarankan ia masuk ke Universitas Islam Indonesia (UII) di jurusan akutansi. Padahal di saat yang sama ia juga diterima di Universitas Atmajaya, jurusan teknik sipil. “Orang tua saya dulu mengira UII ini IAIN, makanya saya disuruh masuk sana saja,” ujarnya berseloroh.

Bakti kepada kedua orang tua ini membawa berkah. Rid­wan Mukti mampu menyelesai­kan studi dalam tempo waktu 4,5 tahun. Sementara rekan­rekan seangkatannya menyelesaikan studi rata­rata 10 tahun. Ia juga me nyalip seniornya, bahkan men­

dapat ijasah dengan nomor 001 se­bagai wisudawan pertama dalam studi tersebut.

Atas prestasinya, Ridwan Mukti diterima di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tanpa tes. Karirnya terus menan­jak menjadi akuntan senior kemu­dian menjadi manajemen senior sejumlah perusahaan BUMN. Ia juga pernah menjadi pimpinan di perusahaan multinasional.

Hidup bergelimang harta tidak membuat tidurnya nyenyak. Ia selalu terpikir nasib masyarakat yang masih banyak hidup dalam kemiskinan. Inilah yang selama ini ia perjuangkan saat menjadi ak­tivis mahasiswa. “Hati nurani saya tidak bisa membiarkan kemiski­nan ini terus terjadi,” paparnya.

Panggilan inilah yang kemu­dian mengantarkan dirinya masuk ke ranah politik. Ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Sumatera Selatan pada tahun 1999. Dengan status baru ini, ia harus menanggalkan jabatan­jabatan profesionalnya di BUMN sesuai peraturan yang berlaku. Ia seolah tersesat di dunia baru ini, “sebenarnya saya masuk politik ini tersesat, tapi tersesat di jalan

yang benar” ungkap Ridwan Mukti sembari tersenyum.

Upaya Ridwan Mukti untuk memperjuangkan kepentingan rakyat mendapatkan pengakuan dari rakyat Sumatera Selatan. Ia kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dari Sumatera Selatan un­tuk kali kedua di tahun 2004.

Ketertinggalan di Musi Rawas, semakin mengusik tidurnya. Seta­hun kemudian ia memilih untuk pulang kampung mengejar ke ­tertinggalan Musi Rawas. Banyak rekan­rekannya di pusat heran, mengapa ia sampai turun gunung, sementara sebenarnya ia sedang menuju puncak karirnya.

“Saya banyak diledek oleh kawan­kawan. Tapi ini sudah jadi tekad saya untuk membenahi dae­rah saya yang sudah jauh terting­gal menjadi lebih baik,” tegasnya.

Ridwan banyak melaku­kan terobosan penting untuk mengejar ketertinggalan Musi Rawas. Segudang pengalaman­nya selama berkarya di pusat ia implementasikan di Musi Ra­was. Prioritas utamanya adalah tidak ada lagi desa yang tering­gal. Pembangun an infrastruktur jalan dan jembatan ia gencarkan.

Pembangnan ini kemudian diikuti dengan pembangunan sekolah, pelayanan kesehatan, serta pusat kegiatan ekonomi masyarakat.

Perjuangan keras ini tidak sia­sia. Kemajuan Musi Rawas mendapatkan pengakuan, bahkan setingkat menteri. “Secara faktual, Musi Rawas telah bangkit dari dae­rah yang memiliki desa tertinggal menjadi desa maju berkarya. Ini akan dilaporkan secara resmi ke Presiden saat penyampa­ian pertanggungjawaban tahun 2014 mendatang,” ujar Men­

BIoDATA :

Nama : H. Ridwan Mukti, MM

Tempat tanggal lahir : Lubuk Linggau, 21 Mei 1963

Istri : LIli Martiani Madari

Pendidikan : - Pasca sarjana univer-

sitas sriwijaya (s2)

- Universitas Islam Indone-

sia, jurusan akuntasi (s1)

Karier politik : - Bupati musi rawas periode

2005-2010, dan 2010-sekarang

- Anggota DPR RI periode 1999-

2004, 2004-2005 Fraksi Golkar

Saat acara pemeca-han rekor muri

untuk anak yang khatam al-qur’an

di musi rawas pak Bupati menghampiri salah satu warganya

untuk berbincang

FOTO

: TiT

aH/r

akya

T m

adan

i

profil

teri Negara Pembangunan Desa Ter tinggal (PDT) Republik In­donesia, Helmy Faizal Zaini saat kunjungan kerja ke Musi Rawas, April 2012. Adi/tHP

13

Mengapa Musi Rawas dulu dikatakan tertinggal?

Ada tiga indikator utama yang bisa kita perhatikan. Tiga hal tersebut adalah tingkat pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi

masyarakat. Di tahun 2005, 117 dari 268 desa yang ada

di Musi Rawas dika­tegorikan tertinggal. Ini

karena tiga indikator tadi sangat rendah. Masyarakat susah untuk mengakses pendidikan dan pe­layanan kesehat an. Jalan tidak ada. Otomatis perekonomian masyarakat mati.

Lantas langkah apa yang anda laku­

kan untuk mengatasinya?Kebutuhan pangan,

pendidikan, serta pelayanan kesehatan masyarakat harus kita penuhi. Inilah kebutuhan dasar masyarakat. Persoal­annya, desa­desa terting­gal itu kan tidak ada akses menuju ke sana. Maka kita bangun akses dulu. Kita

bangun jalan dan jembatan.Setelah itu kita dekat­

kan fasilitas pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat. Kita bangun sekolahnya dan kita kirim gurunya. Kita bangun puskesmasnya lalu kita kirim bidannya. Kita aliri listrik desanya. Kita bangun pasarnya. Ini supaya guru dan bidan betah tinggal di desa. Pertumbuhan kuantitas kita iringi dengan kualitasnya.

Jika demikian apa bedanya dengan pem­bangunan yang dilaku­kan daerah lain?

Sebagian besar paradigma pembangunan di berbagai dae­rah itu dilihat dari pembangu­nan fisiknya. Tidak demikian di Musi Rawas. Saya mene­kankan pentingnya mem­bangun karakter masyarakat. Saya menyebutnya dengan Musi Rawas Darussalam.

Apa maksudnya?Konsep Darussalam

dimaksudkan untuk memben­tuk masyarakat berakhlakul karimah. Apapun agamanya, pada prinsipnya masyarakat

harus semakin mendekat­kan diri kepada Tuhannya. Masyarakat harus semakin rajin beribadah. Pemerintah harus mendukung hal ini.

Bagaimana hasilnya?Seperti anda lihat sendiri.

Akses desa terisloir kini terbuka. Roda perekono­mian masyarakat berputar. Pelayanan pendidikan dan kesehatan kini lebih mudah dijang kau oleh masyarakat. Selain itu masyarakat Musi Rawas juga memiliki religiusitas yang bagus. Artinya terjadi keseimbang an antara jiwa dan raga.

Secara faktual, Musi Rawas sudah tidak lagi tertinggal. Kita tinggal menunggu peresmi­annya di 2014 nanti. Adi

melepAs ketertinGGAlAn, menunGGu peresmiAn

Meskipun sempat merasa tersesat, namun Ridwan Mukti tahu bahwa jalan yang ia tempuh adalah benar. Sejak tahun 2005, Ridwan Mukti fokus untuk melepaskan Musi Rawas dari status kabupaten tertinggal. Apa saja usaha dan hasilnya? Berikut petikan wawancaranya

Saya usahakan untuk selalu menggunakan motor

-ridwan mukti-

Saya lebih enak kemana-mana menggunakan motor -ridwan mukti-

Selepas sholat Jumat, pak ridwan mukti menyempatkan berbicara dengan warga

Selepas Sholat Jumat seorang warga menghampiri pak ridwan mukti

FOTO

-FOT

O: a

de

iraw

an, T

iTaH

/rak

yaT

mad

ani

profil

Bersama warga Bupati musi rawas ridwan mukti meninjau daerah terisolir di daerah musi Banyuasin,

14Meskipun pemilihan kepala

daerah Sumatera Selatan baru dilangsungkan tahun depan, ribuan relawan RM menyata-kan siap untuk memenangkan Ridwan Mukti. Komitmen ini terlihat melalui antusiasme tinggi relawan saat Temu Relawan RM di Palembang (21/11)

Tercatat, 500 koordina-tor sekecamatan se Sumsel hadir di acara tersebut. “Seluruh relawan hingga tingkat ke-camatan sudah hadir di sini. Ini termasuk relawan yang berasal dari perbatasan-perbatasan Sumatera Selatan,” tutur Hairad, koordinator Relawan RM.

Relawan inilah yang nanti mengenalkan Ridwan Mukti kepada masyarakat. “Masyarakat harus tahu bahwa harapan untuk Sumatera Selatan yang lebih baik belum sirna. Masih ada pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat. Ridwan Mukti-lah orangnya,” ujar Anto, relawan asal OKU Timur.

Sementara itu Peter, rela-wan asal Musi Rawas berharap bahwa masyarakat se-Sumatera Selatan dapat merasakan kemajuan seperti yang ada di daerahnya. Sampai saat ini masih banyak desa terting-gal di Sumatera Selatan. “Kami pernah merasakannya, namun kini tidak lagi. Semoga daerah lain dapat merasakan kepem-impinan Ridwan Mukti seperti kami di Musi Rawas,” tuturnya.

Tanpa pengawalan khu-sus Ridwan Mukti menghadiri pelantikan tersebut. Ia juga lebih memilih bersantap siang ber-sama relawan daripada di ruang khusus. Calon gubernur Sumat-era Selatan 2013 ini menyadari benar bahwa tak mungkin keberhasilan akan tercapai tanpa peran aktif dari masyarakat.

“Saya ini sama saja seperti masyarakat lain. Dibesarkan oleh alam. Tumbuh di lingkungan keluarga miskin. Ini tak boleh terus terjadi. Mari kita berjuang bersama!” tegas Ridwan Mukti.

500 kordinAtor kecAmAtAn se sumsel siAp menAnGkAn ridwAn mukti

FOTO

-FOT

O: a

de

iraw

an, T

iTaH

/rak

yaT

mad

ani

galer

i

15PEMIMPINGAYABEDA

TTS RM 01MENDATAR1. Penghuni suatu negara3. Berusaha menemukan7. Adalah (Inggris)8. Menjual barang lebih murah

di luar negeri10. Merujuk kepada12. Ridwan Mukti ....... yang

Mengerti13. Menimbang-nimbang15. Lain17. Pasukan18. Lemah19. Kata sandang wanita yang

dihormati20. Tempat menjual aneka

kebutuhan22. Memahami28. Surat kabar ukuran kecil30. Makanan tradisional Indonesia

terbuat dari kedelai31. Perserikatan32. …..Mukti (Pemimpin yang Mengerti)33. Ridwan…… (Pemimpin yang Mengerti)

PERTANYAANMENURUN1. Satuan ukuran sudut lingkaran2. Kata ganti orang pertama jamak4. Pasangan Adam (Inggris)5. Antar Kota Antar Provinsi (Singkat)7. Inter-Governmental Group on

Indonesia (Singkat)6. Pasangan ayahanda9. Gagasan10. Peta (Inggris)11. Huruf arab ke-2512. …..Merah Indonesia (Organisasi

Kemanusiaan)14. Kegiatan15. Muara…..(Ibukota Musi Rawas)16. Paksa19. Catatan sejumlah nama21. Pikiran yang sulit dihilangkan22. Pemimpin revolusi Cina23. Provinsi paling utara di pulau

Sumatera24. Jenis kayu hitam yang sangat keras25. Bahan peledak26. 100 tahun27. Membabi buta29. Partikel bermuatan listrik

1 2 3 4 5 6

7

8 9 10 11

12

13 14 15 16

17 18

19 20 21

22 23 24 25

26 27

28 29 30

31

32 33

• Siapakah dia? a. alexander b. M. alex c. alex Noerdin

• apa jabataNNya? a. bupati b. kepala desa c. Camat

• Siapakah dia? a. Muhammad Ridwan b. Ridwan Mukti c. Mukti ali

kirim jawaban anda melalui SMS ke 08985995721caranya ketik : kUiSbEda(spasi)Nama(spasi)kota/kabupaten(spasi)jawaban gambar 1(spasi)jawaban gambar 2 contoh: KUISBEDA SUDARSO OKU 1ac 2aa

• Tebakkatayangterdapatpadakotakbertanda • GuntingkUpON ttS RM 01 beserta lembar jawaban• KirimkanjawabandisertaifotocopyKartuPengenal(KTP/SIM) ke pO. bOX 1217 paLEMbaNG paling lambat tgl 22 Desember 2012 (cap pos)• Akan dipilih 5 orang pemenang yang akan mendapatkan masing-masing Rp 500.000

kEtENtUaN

perhatikan kedua foto diatas, dan anda jawab pertanyaan berikut:

• apa jabataNNya? a. Menteri b. Gubernur c. Walikota

DAPATKANToTAl HADIAH

*

gambar 1 gambar 2

Rp 30jUTA*• SMS paling lambat tgl 25 Desember 2012• Satunomorhanyabolehkirim1xsms• 30orangpemenangakanmendapatkan masing-masing Rp. 1 juta

cUKUPKIRIM

SMSSEKAlI

SAjA

kuPoNTTS RM 01

jaWabaN:

NaMa: tELp/hp:

kuis

dApAtkAn totAl hAdiAh

rp 2,5jutA

16

Kemiskinan dan pengangguran di Sumatera Selatan semakin meningkat

kita butuh PEMIMPIN BARU bisa mensejahterakan

RAKYAT MENCARI PEMIMPIN YANG MENGERTI

Pendidikan tak cukup hanya gratistapi juga berkualitas.

Nasib guru harus diperhatikan agar sejahtera dan mampu

mendidik dengan baik.

RAKYAT MENCARI PEMIMPIN YANG MENGERTI

Sosok pemimpin ideal adalah pemimpin yang mau berkorban

untuk rakyat dan mau mendengar keluhan rakyat

RAKYAT MENCARI PEMIMPIN YANG MENGERTI

MUKTI ALIMANAGER EVENT ORGANIZER

RIDWAN A.RKETUA FOKUS

M. RIDWAN GURU SWASTA

rakyat mencari @rakyatmencari