RENCANA STRATEGIS 2016 2021 -...

59

Transcript of RENCANA STRATEGIS 2016 2021 -...

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG 1. Pengertian Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah

Provinsi Sulawesi Utara Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Sulawesi Utara merupakan satu kesatuan dalam sistem

perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

adalah dokumen yang dijadikan pedoman atau acuan penyusunan dokumen perencanaan lainnya karena memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan,

dan prioritas pembangunan dan pengembangan industri dan perdagangan daerah, serta tahapan pelaksanaannya selama 5 (lima) tahun.

2. Fungsi Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara dalam Penyelenggaraan Pembangunan Daerah.

Penyusunan dokumen RENSTRA ini berfungsi sebagai alat koordinasi bagi seluruh stakeholder terkait, termasuk dunia usaha dan masyarakat.

Disamping itu pula, fungsi Renstra ini juga adalah sebagai pedoman bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka meningkatkan perannya sebagai organisasi publik yang

memberikan pelayanan jasa di sektor Perindustrian dan Perdagangan Daerah, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pencapaian

kinerja pembangunan daerah nyiur melambai. Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi

Utara 2015-2020 menggambarkan arahan kebijakan yang akan

dilaksanakan oleh pemerintah, kemudian disusun dengan pendekatan perencanaan yang terstruktur, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

3. Proses Penyusunan Renstra PERANGKAT DAERAH.

Proses dalam penyusunan Renstra Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dijabarkan sebagaimana dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

RPJMD, yang dilaksanakan sesuai dengan kemampuan teknis Dinas sebagai berikut:

1. Persiapan Penyusunan RENSTRA

a. Pembentukan Tim Penyusunan Materi RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

b. Orientasi mengenai RENSTRA. c. Pengumpulan Data dan Informasi.

2. Penyusunan rancangan awal RENSTRA

a. Pengolahan data dan informasi.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 2

b. Penyusunan rancangan Visi dan Misi Dinas. c. Perumusan penjelasan Visi dan Misi.

d. Perumusan Tujuan dan Sasaran. e. Perumusan Strategi dan Arah Kebijakan. f. Perumusan kebijakan umum dan program.

g. Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan.

h. Penetapan indikator kinerja. i. Pelaksanaan forum konsultasi dengan stakeholders dan Dinas

instansi sejenis di Kabupaten/Kota.

3. Penyusunan Rancangan RENSTRA a. Penyusunan rancangan rencana strategis (Renstra).

b. Penyampaian Rancangan Renstra.

4. Keterkaitan Renstra PERANGKAT DAERAH dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota dan dengan Renja PERANGKAT DAERAH.

Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dalam membuat perencanaan strategis

mengeluarkan 3 (tiga) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu RENSTRA PERANGKAT DAERAH, Rencana Kerja PERANGKAT

DAERAH (Renja-PERANGKAT DAERAH), dan Rencana Kerja dan Anggaran PERANGKAT DAERAH (selanjutnya disingkat RKA-PERANGKAT DAERAH).

Berdasarkan segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi 2

(dua), yaitu dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yaitu RENSTRA, dan jangka pendek (1 tahun) yaitu Renja-PERANGKAT DAERAH

dan RKA-PERANGKAT DAERAH. RENSTRA 2016-2021 disusun dengan berpedoman pada

RPJMD 2016-2021 dengan memperhatikan RPJMN. Renstra 2016-2021

dijabarkan dalam Renja Tahunan dan menjadi pedoman Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam

menyusun Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

Sinergitas RPJMD, Renstra dan RENJA harus sinkron dan sinergis meliputi: a. Visi, Misi, Arah, Tujuan, Kebijakan dan Sasaran Renstra Dinas Provinsi,

selaras dengan Visi, Visi, Arah, Kebijakan dan dan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);

b. Prioritas Renstra Dinas Provinsi, selaras dengan prioritas pembangunan jangka menengah daerah;

c. Pentahapan dan jangka waktu Renstra Dinas Provinsi, sesuai dengan pembangunan jangka menengah daerah; dan

d. Dilakukan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD

Provinsi. Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hirarkis,

artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi

dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 3

1.2. LANDASAN HUKUM

Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Utara, sebagai berikut. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);

6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4817); 10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 4

Rencana Pembangunan Daerah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517;

14. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara;

15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2016-2021;

17. Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara; 18. Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2008 tentang pembentukan UPTD

pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara. 19. Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 100 Tahun 2016

tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJMD Provinsi Sulawesi Utara 2016-2021.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan RENSTRA adalah untuk menyediakan suatu dokumen

perencanaan yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi dari Kepala Daerah kemudian dijabarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Proses penyusunan RENSTRA mengacu pada sistem perencanaan pembangunan daerah atau RPJMD yang disusun dengan memperhatikan empat pendekatan yang saling terintegrasi sebagai berikut.

a. Pendekatan Teknokratis Perencanaan dengan pendekatan teknokratis dilaksanakan dengan

menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.

b. Pendekatan Partisipatif Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap

perindustrian dan perdagangan di mana pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.

c. Pendekatan atas-bawah (top-down) dan Pendekatan bawah-atas (bottom-up) Perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan serta

rencana hasil proses “atas-bawah” dan “bawah-atas” yang diselaraskan melalui musyawarah pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Berdasarkan maksud dan tujuan, maka Renstra ini tersusun

berdasarkan kolaborasi antara ke tiga pendekatan diatas dengan melibatkan unsur-unsur pemerintah, akademisi (tenaga ahli), dan stakeholder serta masyarakat dengan harapan sebagai berikut.

a. Menjadi acuan bagi seluruh masyarakat/kelompok masyarakat, karena memuat seluruh kebijakan publik.

b. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat arah kebijakan perindustrian dan perdagangan daerah satu tahun selang selama 5 tahun ke depan.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 5

c. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah.

d. Memperkuat koordinasi pelaksanaan pembangunan daerah. e. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar PERANGKAT

DAERAH, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah.

f. Menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan dan pengembangan perindustrian dan

perdagangan. g. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya perindustrian dan

perdagangan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara beserta susunan garis besar isi dokumen Renstra dapat terlihat pada sistematikan penulisan berikut.

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang.

Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra PERANGKAT DAERAH, fungsi Renstra PERANGKAT DAERAH dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

proses penyusunan Renstra PERANGKAT DAERAH, keterkaitan Renstra PERANGKAT DAERAH dengan

RPJMD, Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/ Kota, dan dengan Renja PERANGKAT DAERAH.

I.2. Landasan Hukum. Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan

lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan PERANGKAT DAERAH, serta

pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran PERANGKAT DAERAH.

I.3. Maksud dan Tujuan.

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra PERANGKAT DAERAH.

I.4. Sistematika Penulisan. Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra

PERANGKAT DAERAH, serta susunan garis besar isi dokumen.

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) PERANGKAT DAERAH dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki PERANGKAT DAERAH dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting

yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra PERANGKAT DAERAH periode sebelumnya, mengemukakan capaian program

prioritas PERANGKAT DAERAH yang telah dihasilkan melalui

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 6

pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai

perlu diatasi melalui Renstra PERANGKAT DAERAH ini. 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara.

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan PERANGKAT DAERAH, struktur organisasi

PERANGKAT DAERAH, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala PERANGKAT DAERAH. Uraian tentang struktur organisasi PERANGKAT

DAERAH ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana PERANGKAT DAERAH.

2.2. Sumber Daya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara.

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki PERANGKAT DAERAH dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia,

asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional. 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Sulawesi Utara. Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja

PERANGKAT DAERAH berdasarkan sasaran/target Renstra PERANGKAT DAERAH periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator

kinerja pelayanan PERANGKAT DAERAH dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah

diratifikasi oleh pemerintah.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara. Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra

K/L dan Renstra PERANGKAT DAERAH kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra PERANGKAT DAERAH

provinsi (untuk kabupaten/kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi

pengembangan pelayanan PERANGKAT DAERAH pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan

macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan

arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi. 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 7

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan PERANGKAT DAERAH beserta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil

kepala daerah Terpilih. Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi

PERANGKAT DAERAH yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan

pelayanan PERANGKAT DAERAH, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan

PERANGKAT DAERAH yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala

daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan PERANGKAT DAERAH.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra. Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor

penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan PERANGKAT DAERAH yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan PERANGKAT DAERAH ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra PERANGKAT DAERAH provinsi/kabupaten/kota.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis. Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan PERANGKAT

DAERAH yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PERANGKAT DAERAH ditinjau dari implikasi RTRW dan

KLHS. 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis.

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan PERANGKAT DAERAH yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PERANGKAT DAERAH.

Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut.

Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani

melalui Renstra PERANGKAT DAERAH tahun rencana.

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan.

4.1. Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara.

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi PERANGKAT DAERAH.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 8

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah PERANGKAT DAERAH

(Perumusan Tujuan Pelayanan Jangka Menengah PERANGKAT DAERAH).

4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Perindustrian dan

Perdagagan Provinsi Sulawesi Utara. Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan

strategi dan kebijakan PERANGKAT DAERAH dalam lima tahun mendatang.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif.

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif

(Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif).

Bab VI Indikator Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja PERANGKAT DAERAH yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan

dicapai PERANGKAT DAERAH dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 9

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI SULAWESI UTARA

Pada bab ini akan memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan daerah, dan mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, serta mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra pada periode

sebelumnya, dan juga mengemukakan capaian program prioritas yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RENSTRA periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui

Renstra ini.

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

1. Dasar Hukum Pembentukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Utara didasaran pada:

1) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara; 2) Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara;

3) Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2008 tentang pembentukan UPTD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi

Utara. 2. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Utara tersusun sebagai berikut: 1) Kepala Dinas. 2) Sekretaris, yang dibantu oleh:

a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian;

c. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. 3) Bidang Perindustrian, dibantu oleh:

a. Seksi Bina Usaha Sarana dan Pengawasan Lingkungan; b. Seksi Industri Agrokimia dan Hasil Hutan; c. Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika, Tekstil, Aneka, Alat

Transportasi dan Telematika. 4) Bidang Fasilitasi dan Pengembangan Industri Kecil Menengah, dibantu

oleh: a. Seksi Industri Kecil Agro Perikanan dan Kehutanan; b. Seksi Industri Kecil Logam, Mesin, Kimia, Kerajinan dan Aneka

Produk;

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 10

c. Seksi Bina Usaha, Sarana dan Promosi Industri Kecil Menengah. 5) Bidang Perdagangan Luar Negeri, di bantu oleh:

a. Seksi Ekspor dan Impor; b. Seksi Promosi, Iklim Usaha dan Investasi; c. Seksi Kerja Sama Kelembagaan Internasional.

6) Bidang Perdagangan Dalam Negeri, dibantu oleh : a. Seksi Bina Pasar dan Distribusi;

b. Seksi Pembinaan Kelembagaan Usaha; c. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Konsumen.

Dalam melaksanakan tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan dibantu oleh 4 (empat) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

setingkat eselon III.a, yaitu: 1) UPTD Metrologi dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha;

2) UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha;

3) UPTD Balai Pameran Hasil Produksi Industri dan Perdagangan Daerah,

dibantu oleh : a. Sub Bagian Tata Usaha;

b. Seksi Pameran dan Misi Dagang; c. Seksi Sarana Informasi dan Publikasi.

4) UPTD Balai Pengaduan Transaksi Perdagangan, dibantu oleh: a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Seksi Pembinaan, Kerjasama dan Evaluasi;

c. Seksi Pengawasan dan Penegakkan Hukum. 3. Uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah Kepala Dinas

untuk dapat menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana Dinas dapat dilihat pada penjelasan berikut.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 56 tahun 2008

tentang Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan kepada Provinsi di bidang Perindustrian dan Perdagangan.

Di dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Sinkronisasi penyusunan rencana program dan kebijaksanaan

pembangunan industri dan perdagangan atas dasar keterpaduan kebijaksanaan instansi di Provinsi;

2. Pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan industri dan perdagangan yang disesuaikan dengan kondisi serta potensi daerah;

3. Peningkatan peranan sektor industri dan perdagangan dalam kegiatan ekonomi melalui pengembangan industri dan perdagangan;

4. Konsultasi dan pelaksanaan hubungan kerjasama dengan instansi dinas lainnya serta organisasi/asosiasi dunia usaha ditingkat Kabupaten/Kota, Propinsi dan Antar Negara;

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 11

5. Peningkatan dan pengembangan teknologi industri, peningkatan mutu, penerapan standar, pengawasan lingkungan dan peningkatan

desain dan kemasan; 6. Kelancaran pengadaan dan distribusi barang dan jasa, perlindungan

konsumen dan persaingan sehat, peningkatan penggunaan produksi

dalam negeri, pembinaan usaha dan sarana penunjang perdagangan, tertib usaha, penciptaan iklim usaha yang menunjang peningkatan

investasi, promosi dan peningkatan ekspor; 7. Pengawasan dan pengendalian teknis terhadap pelaksanaan kebijakan

pembinaan dan pengembangan industri dan perdagangan;

8. Urusan tata usaha dan rumah tangga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2008 tentang

Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

1. Kepala Dinas mempunyai tugas: a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perindustrian dan

perdagangan; b. Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan dan

pengendalian pelaksanaan tugas; c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

dibidang perindustrian dan perdagangan;

d. Penyelenggaraan urusan administrasi kesekretariatan; e. Penyelenggaraan urusan dibidang perindustrian;

f. Penyelenggaraan urusan dibidang fasilitasi dan pengembangan industri kecil dan menengah;

g. Penyelenggaraan urusan dibidang perdagangan luar negeri;

h. Penyelenggaraan urusan dibidang perdagangan dalam negeri; i. Penyelenggaraan urusan unit pelaksana teknis dinas;

j. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah;

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. 2. Sekretaris mempunyai tugas penyelenggaraan pelayanan administrasi,

hukum, kepegawaian, perencanaan, keuangan dan umum serta tugas

lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, dengan fungsi yaitu: a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi pelayanan

administrasi; b. Penyusunan perencanaan operasional dan pelaporan kegiatan;

c. Penyelenggaraan urusan hukum dan kepegawaian; d. Penyelenggaraan urusan perencanaan dan keuangan; e. Penyelenggaraan urusan umum;

f. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. 3. Kepala Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan urusan

dibidang bina usaha sarana dan pengawasan lingkungan, industri, agro kimia dan hasil hutan, industri logam, mesin elektronika, tekstil, aneka alat transportasi dan telematika serta tugas lain yang diberikan

oleh Kepala Dinas dengan fungsi yaitu:

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 12

a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c. Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas; d. Penyelenggaraan urusan bina usaha sarana dan pengawasan

lingkungan;

e. Penyelenggaraan urusan industri agrokimia dan hasil hutan; f. Penyelenggaraan urusan industri logam, mesin, elektronika, tekstil,

aneka alat transportasi dan telematika. 4. Kepala Bidang Fasilitasi dan Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang industri

kecil agro perikanan dan kehutanan, industri kecil logam, mesin, kimia, kerajinan dan aneka produk, bina usaha sarana dan promosi industri

kecil dan menengah serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan fungsi yaitu:

a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan; c. Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;

d. Penyelenggaraan urusan industri kecil agro perikanan dan kehutanan;

e. Penyelenggaraan urusan industri kecil logam, mesin, kimia, kerajinan dan aneka produk;

f. Penyelenggaraan urusan bina usaha, sarana dan promosi industri kecil dan menengah.

5. Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas

melaksanakan urusan dibidang ekspor dan impor, promosi, iklim usaha, investasi dan kerjasama kelembagaan internasional serta

tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan fungsi yaitu: a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c. Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas; d. Penyelenggaraan urusan ekspor dan impor;

e. Penyelenggaraan urusan promosi, iklim usaha dan investasi; f. Penyelenggaraan urusan kerjasama kelembagaan internasional.

6. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang bina pasar dan distribusi, pembinaan kelembagaan usaha, pengawasan dan perlindungan konsumen serta

tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan fungsi yaitu: a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;

b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan; c. Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;

d. Penyelenggaraan urusan bina pasar dan distribusi; e. Penyelenggaraan urusan pembinaan kelembagaan usaha; f. Penyelenggaraan urusan pengawasan dan perlindungan konsumen.

7. Kepala UPTD Metrologi mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang metrologi

dengan fungsi yaitu: a. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

tugas;

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 13

b. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang metrologi;

c. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan dan kelompok jabatan fungsional;

d. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 8. Kepala UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang pengawasan mutu barang dengan fungsi yaitu: a. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

tugas; b. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan teknis

operasional dan teknis penunjang dibidang pengawasan mutu barang;

c. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan dan kelompok jabatan fungsional;

d. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 9. Kepala UPTD Balai Pameran Hasil Produksi Industri dan Perdagangan

Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang pameran hasil produksi

industri dan perdagangan daerah dengan fungsi yaitu: a. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

tugas;

b. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang pameran hasil produksi

industri dan perdagangan daerah; c. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan; d. Penyelenggaraan urusan pameran dan misi dagang;

e. Penyelenggaraan urusan sarana informasi dan publikasi; f. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 10. Kepala UPTD Balai Pengaduan Transaksi Perdagangan mempunyai

tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang pengaduan transaksi perdagangan dengan fungsi yaitu:

a. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas;

b. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang dibidang pengaduan transaksi

perdagangan; c. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan; d. Penyelenggaraan urusan pembinaan, kerjasama dan evaluasi;

e. Penyelenggaraan urusan pengawasan dan penegakan hukum; f. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 2.2. SUMBER DAYA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI SULAWESI UTARA

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 14

Pada penjelasan berikut meringkaskan tentang macam sumber daya

yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup: 1. Sumber Daya Manusia.

Jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara per 31 Desember 2015 sebanyak 98 orang yang dapat

diuraikan menurut (1) Jabatan dan (2) tingkat pendidikan : 1) Menurut Jabatan :

PEGAWAI POSISI PER

31 DESEMBER 2015

Pejabat Struktural Eselon II 1

Pejabat Struktural Eselon III 9

Pejabat Struktural Eselon IV 23

Pejabat Fungsional 21

Staf Pelaksana 44

JUMLAH 98

2) Menurut Pendidikan :

Uraian Klasifikasi Pendidikan Jumlah Pegawai

(orang)

Strata 2 (S2) 8

Strata 1 (S1) 53

Diploma III (D3) 8

SLTA/Sederajat 27

Lainnya 2

JUMLAH 98

2. Asset/Modal.

NO

KODE

SARANA/PRASARANA

KEADAAN PER 31 DESEMBER 2015

JUMLAH HARGA (Rp.)

1 11.01 TANAH 18 75,077,077,000

2 11.02 ALAT-ALAT BESAR 7 56,275,000

3 11.03 ALAT-ALAT ANGKUTAN 17 1,639,974,000

4 11.04 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR 23 237,877,600

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 15

5 11.05 ALAT PERTANIAN 3 275,500,000

6 11.06 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA 526 2,566,527,700

7 11.07 ALAT STUDIO DAN ALAT

KOMUNIKASI

22 295,080,000

8 11.09 ALAT LABORATORIUM 1 50,000,000

9 11.10 ALAT-ALAT

PERENJATAAN/KEAMANAN

20 70,100,000

10 11.11 BANGUNAN GEDUNG 22 6,701,539,000

11 11.16 JARINGAN 1 98,500,000

12 11.17 BUKU DAN PERPUSTAKAAN 71 17,300,000

JUMLAH

731 87,085,750,300

2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan sasaran/target Renstra

periode sebelumnya, dan indikator kinerja pelayanan Dinas atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.

Adapun tabel yang perlu disajikan adalah dengan format sebagai berikut:

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 16

Tabel 2.1.

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

No. Indikator Kinerja sesuai

Tugas dan Fungsi Target SPM

Target IKK Target

Indikator Lainnya

Target Renstra PERANGKAT DAERAH Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio (%) Capaian pada Tahun ke-

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Meningkatnya jumlah unit usaha IKM baru yang tersebar merata ke seluruh Kab/Kota dengan tingkat

pertumbuhan, unit usaha 5% per tahun, tenaga kerja 4%, dan nilai investasi 5% per tahun.

-- Unit Usaha (UU)

9.542

10,020

10,520

11,047 11,599 9.670

9.820

10,216

10,882 12,253 101 98 97 99 106

TenagaKerja (orang)

32.832 34,145

35,511 36,931 38,409 33.274 33.462 34,644 36,548 39,578 101 98 98 99 103

Nilai Investasi (Rp.)

80.468.485

432,241,648

453,853,731

476,546,417

500,373,738

81.541.398 423.596.815 451,874,319

467,213,707

500,260,894

101 98 100 98 99.98

2 Meningkatnya kinerja ekspor sebesar 6% per tahun.

-- Nilai Ekspor (US$)

645,436,903.68

709,980,594.05

780,978,653.46

740,772,018.21

785,218,339.31

842,856,771. 63

974.923.226,22

733.023.567,24

1,047,097,649.83

1,103,316,497.24

131 137 94 141 141

3 Tersedianya stok kebutuhan bahan pokok dan barang strategis yang

cukup, terdistribusi dengan baik dan harga yang terjangkau.

-- Cukup tersedia

Cukup tersedia

Cukup tersedia

-- -- Cukup

tersedia Cukup

tersedia Cukup

tersedia -- --

100 100 100 -- --

1. Beras (Ton) 277,500 370,000 366,20

0

376,200 132 132

2. Gula (Ton) 54,850 100,000 60,200 100,500 110 110

3. Minyak Goreng (Ton)

33,800 130,000 78,200 132,500 231 231

4. Tepung Terigu (Ton)

28,700 27,000 17,050 24,200 59 59

5. Mentega (Ton)

7,600 5,000 4,355 5,350 57 57

6. Susu (Ton) 12,300 31,000 17,440 31,000 142 142

7. Telur Ayam (Butir)

101,000,000

365,000,000

269,000,000

372,500,000

266 266

8. Daging Sapi (Ton)

4,990 5,700 3,378 5,760 68 68

9. Daging Ayam (Ton)

7,070 26,500 18,130 26,700 256 256

4 Meningkatnya tertib ukur melalui Ukur, Takar,

Timbang dan Perlengkapannya (UTTP).

-- Pelayanan Tera dan Tera

Ulang alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapan

(UTTP)

12.250 14,187 14,613

15,051 15,503 13.716 14,591 16,718 13,319 12,524 112 103 114 88 81

5 Penyelesaian

pengaduan/sengketa

-- Penyelesaian

pengaduan/

1 4 4

2 2 1 3 2 0 1 100 75 50 100 50

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 17

konsumen. sengketa (kasus)

6 Meningkatnya Event MICE sebesar 35% per tahun di dalam dan luar negeri.

-- Pelaksanaan iven

internasional

& Kerjasama perdagangan internasional (kegiatan)

4 5 7 10 13 15 6 9 15 10 375 120 129 150 77

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 18

Gambaran tabel 2.1. diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan

pelayanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara belum memiliki kesenjangan/gap dalam pelayanan baik terhadap publik ataupun

stakeholders. Dan pada pelayanan tersebut, target yang telah ditetapkan rata-rata telah dapat dicapai.

Dari hasil pencapaian target tersebut, maka faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan ini dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) Adanya tekad dan komitmen untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu

gerbang Asia Timur dan Pasifik. 2) Letak geografis Sulawesi Utara yang strategis di Pasific Basin.

3) Potensi sumber daya alam yang dimiliki Sulawesi Utara cukup potensial serta didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai.

4) Stabilitas keamanan yang kondusif serta kultur budaya masyarakat Sulawesi

Utara yang terbuka sehingga banyak investor datang ke Sulut untuk menanamkan modalnya.

5) Adanya kesepakatan ASEAN dan mitra dialognya untuk membuka kesempatan pasar Ekspor.

6) Sulawesi Utara sudah membuktikan mampu melaksanakan event berskala internasional.

7) Mulai tersedianya pelaksanaan dan pembangunan Kawasan Industri di Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK). 8) Adanya Perda tentang Organisasi Disperindag Prov. Sulut.

9) Sumber Daya Manusia yang memadai. 10) Adanya Tupoksi dan pembagian tugas yang jelas dari masing-masing Unit Kerja.

11) Aturan dan kebijakan pusat dan daerah di bidang Industri dan Perdagangan. 12) Laboratorium dan Peralatan Teknis Pendukung Kegiatan Operasional yang cukup

memadai.

Adapun yang targetnya belum tercapai, dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut: 1) Ketatnya persaingan global. 2) Masih terbatasnya kemampuan kewiraswastaan pengusaha.

3) Sinergitas antar sektor belum berjalan harmonis. 4) Lambatnya pelaksanaan pembangunan Kawasan Industri pada KEK.

5) Adanya Perda dan Kebijakan yang tumpang tindih, mengakibatkan iklim usaha tidak kondusif.

6) Ekspor belum melalui pelabuhan Bitung yang mengakibatkan biaya tinggi. 7) Kualitas Pelayanan masih rendah. 8) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang tugas.

9) Belum tersedianya data base industri dan usaha perdagangan yang akurat. 10) Kesejahteraan pegawai belum memadai.

11) Tingkat disiplin aparat masih rendah.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 19

Tabel 2.2.

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

Uraian

Kewenangan

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun

ke- Rata-rata Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Pendapatan

312,650,000 85,000,000 25,000,000 91,243,800 175,000,000 389,559,375 94,430,000 8,950,000 73,340,201 150,516,000 124.60 111.09 35.80 80,38 86.01 4.16 9.42

Belanja Tidak Langsung

6,450,000,000 6,522,683,000 6,766,871,132 8,118,632,000 8,981,640,020 6,251,912,807 6,424,322,220 6,680,259,759 8,034,764,490 8,722,491,479 96.93 98.49 98.72 98,97 97.11 2.97 2.99

Belanja Langsung

7,348,325,000 7,300,000,000 11,140,000,000 11,650,271,000 9,239,971,000 6,433,879,549 6,298,891,736 9,461,519,803 10,085,023,665 7,845,470,136 87.56 88.55 84.93 86,56 84.91 3.36 3.34

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 20

Dari tabel 2.2. diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian realisasi

anggaran tertinggi masing-masing terdapat pada unsur pendapatan di tahun 2011, pada belanja tidak langsung di tahun 2014 dan belanja langsung di

tahun 2012. Sedangkan untuk pencapaian realisasi anggaran terendah masing-masing terdapat pada unsur pendapatan dan belanja langsung di

tahun 2013 dan unsur belanja tidak langsung di tahun 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan pendanaan

pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

terdapat pada kepatuhan/tidak patuhan terhadap prosedur atau mekanisme yang ada, juga oleh jumlah dan kualitas personil (sumber daya manusia) yang

masih perlu mendapatkan pengetahuan dan pembinaan serta pengendalian terhadap progres pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan.

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L yang

berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara pada 5 (lima) tahun mendatang.

1. Hasil Analisis terhadap Renstra K/L

a. Hasil Analisis terhadap Renstra Kementerian Perindustrian Kemampuan industri mikro dan kecil belum memadai untuk

dapat digunakan basis penumbuhan populasi industri berskala besar dan sedang. Sehingga pengungkit utama akselerasi pertumbuhan industri adalah investasi baik dalam bentuk penanaman modal asing

(PMA) ataupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Untuk menarik investasi maka kebijakan pertama adalah pembangunan

kawasan industri dengan seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan. Setelah itu baru kebijakan yang menyangkut arah penumbuhan populasi tersebut serta arah peningkatan produktivitasnya. Dengan

demikian arah kebijakan pembangunan industri adalah: 1. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa:

a. Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam Koridor ekonomi;

b. Kawasan Peruntukan Industri; c. Kawasan Industri; dan d. Sentra IKM.

Strategi pengembangan perwilayahan industri adalah: a. Memfasilitasi pembangunan 14 Kawasan Industri (KI) yang

mencakup: (1) Bintuni-Papua Barat, (2) Buli-Halmahera Timur-Maluku Utara, (3) Bitung-Sulawesi Utara, (4) Palu-Sulawesi

Tengah, (5) Morowali-Sulawesi Tengah, (6) Konawe-Sulawesi Tenggara, (7) Bantaeng-Sulawesi Selatan, (8) Batulicin-Kalimantan Selatan, (9) Ketapang-Kalimantan Barat, (10)

Landak-Kalimantan Barat, (11) Kuala Tanjung-Sumatera Utara,

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 21

(12) Sei Mangke-Sumatera Utara, (13) Tanggamus-Lampung,

dan (14) Jorong, Tanah Laut-Kalimantan Selatan. b. Membangun paling tidak satu kawasan industri di luar Pulau

Jawa. c. Membangun 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM)

yang terdiri dari 11 di Kawasan Timur Indonesia khususnya Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11 di Kawasan Barat Indonesia.

d. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun infra-struktur utama (jalan, listrik, air bersih,

telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja.

Kriteria untuk dapat ke tahap pembangunan selanjutnya adalah: a. Memiliki potensi sumber daya alam.

b. Sudah ada perusahaan perintis (investor champion). c. Dukungan dan komitemen pemerintah daerah.

d. Adanya indikasi peran sektor/kementerian lain (masuk dalam program nasional).

e. Memiliki kesesuaian lahan (status hukum, topografi, jenis tanah,

dan kemiringan lahan). f. Memupunyai aksesibilitas terhadap pelabuhan dan transportasi

darat utama. g. Memiliki sumber daya pendukung (penyedia sumber energi

listrik, gas, batubara, dan air). h. Dukungan sumber daya manusia (jumlah dan kualitas).

2. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50

persen tumbuh di luar Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha. Strategi utama penumbuhan populasi adalah dengan mendorong investasi baik melalui penanaman modal asing

maupun modal dalam negeri, yang terdiri dari: a. Mendorong investasi untuk industri pengolah sumber daya alam,

baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan (hilirisasi), yaitu industri pengolah:

i. Hasil-hasil pertanian/perkebunan yang mencakup industri pengolah minyak sawit (oleokimia), kemurgi, industri karet dan produk karet, industri cokelat, industri pangan

termasuk industri gula, bahan penyegar, pakan, serta industri pengolahan hasil hutan dan perkebunan lainnya.

ii. Produk turunan Migas (petrokimia) yang mencakup industri petrokimia hulu, kimia organik, pupuk, garam, semen, resin

sintetik dan bahan plastik, karet sintetik, serat tekstil, kimia penunjang pertahanan, plastik dan karet hilir, farmasi dan obat-obatan;

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 22

iii. Mineral hasil pertambangan yang mencakup industri

pengolahan dan pemurnian besi baja dasar, pengolahan dan pemurnian bukan besi (aluminium, tembaga, dan

nikel), pembentukan logam, logam untuk industri strategis, pengolahan logam tanah jarang. Strategi berikutnya

adalah mendorong investasi industri penghasil: b. Barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang utamanya

industri padat tenaga kerja: industri mesin – permesinan, tekstil

dan produk tekstil, alat uji dan kedokteran, alat transportasi, kulit dan alas kaki, alat kelistrikan, elektronika dan telematika.

c. Penghasil bahan baku, bahan setengah jadi, komponen, dan sub-assembly (pendalaman struktur). Di samping itu, strategi lain yang akan ditempuh adalah:

d. Memanfaatkan kesempatan dalam jaringan produksi global baik sebagai perusahaan subsidiary, contract manufacturer, maupun

sebagai independent supplier (Integrasi ke Global Production Network).

e. Pembinaan industri kecil dan menengah (Pembinaan IKM) agar dapat terintegrasi dengan rantai nilai industri pemegang merek (Original Equipment Manufacturer, OEM) di dalam negeri

dan dapat menjadi basis penumbuhan populasi industri besar dan sedang.

3. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja) dengan strategi sebagai berikut:

a. Peningkatan Efisiensi Teknis i. Pembaharuan / revitalisasi permesinan industri. ii. Peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja.

iii. Optimalisasi ke-ekonomian lingkup industri (economic of scope) melalui pembinaan klaster industri.

b. Peningkatan Penguasaan Iptek / Inovasi i. Infrastruktur mutu (measurement, standardization, testing,

and quality).

ii. Layanan perekayasaan dan teknologi. iii. Penyelenggaraan riset dan pengembangan teknologi;.

iv. Penumbuhan entrepreneur berbasis inovasi teknologi(teknopreneur).

c. Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan Pengembangan Produk Baru (New Product Development) oleh industri domestik.

d. Pembangunan Faktor Input

i. Peningkatan kualitas SDM Industri, Kapasitas dan kualitas sekolah ini akan ditingkatkan. Targetnya dalam tahun 2015-

2019 meningkat menjadi dua kali lipat, dan akan dirintis pendidikan tinggi vokasi yang baru yakni di bidang

elektronika dan instrumentasi. ii. Akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau melalui

pembentukan Lembaga Pembiayaan Industri sesuai amanat

UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 23

Fasilitasi dan Insentif:

Dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas industri, fasilitasi dan pemberian insentif:

a. Diprioritaskan pada: (1) industri strategis; (2) industri maritim; dan (3) industri padat tenaga kerja.

b. Terhadap impor bahan baku, komponen, dan barang setengah jadi diharmonisasikan sesuai dengan rantai pertambahan nilai berikutnya di dalam negeri, semakin besar forward linkage-nya

semakin besar insentifnya.

b. Hasil Analisis terhadap Renstra Kementerian Perdagangan i. Perdagangan Dalam Negeri

Arah kebijakan bidang perdagangan dalam negeri tahun

2015 2019 adalah meningkatkan aktivitas perdagangan dalam negeri yang lebih efisien dan berkeadilan melalui: (i) pembenahan

sistem distribusi bahan pokok dan sistem logistik rantai pasok agar lebih efisien dan lebih andal serta pemberian insentif perdagangan

domestik sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah, (ii) pembenahan iklim usaha perdagangan yang lebih kondusif, serta

(iii) penguatan perlindungan konsumen dan standardisasi produk lokal di pusat dan di daerah. Strategi pembangunan yang akan

ditempuh terkait dengan arah kebijakan perdagangan dalam negeri adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan, untuk mengatasi kelangkaan stok serta disparitas dan fluktuasi harga melalui: (i) pembangunan dan

revitalisasi pasar rakyat terutama yang telah berumur di atas 25 tahun, rusak berat dan tidak layak digunakan termasuk di

wilayah perbatasan; (ii) pengembangan rantai pasok dingin (cold chain) terutama untuk mendukung distribusi barang yang mudah rusak (perishable) di pasar domestik; (iii)

pengembangan sistem informasi perdagangan antar wilayah; (iv) pembangunan dan pengembangan pusat distribusi propinsi;

(v) pembangunan dan pengembangan pusat distribusi regional sebagai tulang punggung sistem distribusi bahan pokok nasional

melalui pengembangan sistem distribusi yang terpadu dengan pusat distribusi propinsi di wilayahnya serta pusat distribusi regional lainnya; serta (v) pengembangan gudang konvensional

dan gudang dengan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk menunjang sistem distribusi nasional melalui integrasi dan

kolaborasi dengan pusat distribusi propinsi atau pusat distribusi regional.

2. Meningkatkan kualitas sarana perdagangan (terutama pasar rakyat) melalui pelaksanaan pemberdayaan terpadu nasional pasar rakyat, yang merupakan penyediaan dukungan

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 24

non fisik untuk pengembangan pasar rakyat yang berkualitas,

nyaman, bersih dan sehat. 3. Meningkatkan aktivitas perdagangan antar wilayah di

Indonesia, melalui promosi produk unggulan daerah antar wilayah di Indonesia, serta fasilitasi kerjasama dan penurunan

hambatan perdagangan antar wilayah Indonesia. 4. Meningkatkan kapasitas pelaku usaha dagang kecil

menengah, melalui: pembinaan dan pelatihan, penataan dan

peningkatan status pedagang informal, penciptaan pelaku usaha pemula di bidang perdagangan, pengembangan sistem

informasi potensi pasar domestik, serta bantuan sarana usaha perdagangan termasuk di wilayah perbatasan.

5. Meningkatkan iklim usaha perdagangan konvensional

dan non konvensional yang lebih kondusif, terutama terkait dengan pembenahan prosedur perijinan usaha perdagangan dan

penataan perdagangan melalui Sistem Elektronik (e-commerce). 6. Mendorong penggunaan produk domestik yang antara lain

melalui: (i) peningkatan proporsi produk dalam negeri yang diperdagangkan di pasar domestik dan wilayah perbatasan, (ii) peningkatan tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan

produk dalam negeri, serta (iii) peningkatan tingkat kesadaran produsen untuk menggunakan kandungan lokal yang lebih

tinggi. 7. Meningkatkan perlindungan konsumen melalui: (i)

pengembangan standardisasi, mutu produk dan regulasi pro konsumen, (ii) pemberdayaan konsumen, (iii) peningkatan efektivitas pengawasan barang / jasa dan tertib ukur termasuk

di wilayah perbatasan, serta, (iv) penguatan kapasitas kelembagaan penyelesaian sengketa konsumen di

kabupaten/kota (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dan lembaga perlindungan konsumen lainnya di Indonesia. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) sangat

strategis dalam pemberian perlindungan kepada konsumen yang dirugikan seiring dengan meningkatnya perekonomian di

wilayah kabupaten/kota dan perkembangan global. 8. Menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara

konsisten, baik untuk produk impor maupun produk domestik, untuk mendorong daya saing produk nasional, peningkatan citra kualitas produk ekspor Indonesia di pasar internasional, serta

melindungi konsumen dalam negeri dari barang / jasa yang tidak sesuai standar.

9. Meningkatkan efektivitas pengelolaan impor untuk menjaga stabilitas pasar domestik, dalam rangka menjaga

ketersediaan pasokan bahan pokok untuk menopang ketahanan pangan nasional.

10. Mendorong Perdagangan Berjangka Komoditi, dalam

rangka optimalisasi pemanfaatan Perdagangan Berjangka

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 25

Komoditi sebagai sarana lindung nilai dan pembentukan harga

yang transparan. 11. Mendorong pengembangan Sistem Resi Gudang dan

Pasar Lelang, dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sistem resi gudang dan pasar lelang sebagai sarana alternatif

pembiayaan, tunda jual dan peningkatan efisiensi distribusi. 12. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan

prasarana penunjang perdagangan, dalam rangka: (i)

peningkatan kualitas dan kuantitas jangkauan pelayanan kepada masyarakat, antara lain melalui pengadaan peralatan, tanah,

gedung, dan sarana penunjang perdagangan lainnya, serta (ii) peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan.

ii. Perdagangan Luar Negeri Arah kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran

bidang perdagangan luar negeri adalah memperkuat daya saing ekspor produk non-migas dan jasa bernilai tambah tinggi untuk

meningkatkan kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan. Arah kebijakan tersebut akan dicapai melalui 4 (empat) pilar strategi yaitu: (i) menjaga dan

meningkatkan pangsa pasar produk Indonesia di pasar ekspor utama (market maintenance), (ii) meningkatkan pangsa pasar

ekspor di pasar prospektif (market creation), (iii) mengidentifikasi peluang pasar ekspor produk dan jasa potensial (product creation),

dan (iv) meningkatkan fasilitasi ekspor dan impor untuk mendukung daya saing produk nasional (export facilitation and import management). Untuk itu, strategi yang akan ditempuh

terkait upaya untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar produk Indonesia di pasar ekspor utama (market maintenance)

adalah: 1. Meningkatkan kemampuan diplomasi perdagangan

dalam rangka: (i) mengamankan akses pasar dan (ii)

menurunkan hambatan non tarif. 2. Meningkatkan peran perwakilan dagang di luar negeri dalam rangka (i)

memantau pangsa pasar produk ekspor Indonesia di negara tujuan ekspor utama dan (ii) memantau isu-isu perdagangan

dan perkembangan ekonomi yang mempunyai dampak bagi ekspor Indonesia. Sedangkan strategi yang akan ditempuh terkait upaya meningkatkan pangsa pasar ekspor di pasar

prospektif (market creation) adalah: 1. Memanfaatkan kerjasama perdagangan yang ada

dan meningkatkan kerjasama perdagangan bilateral untuk meningkatkan akses pasar ke negara-negara tujuan

ekspor prospektif termasuk melalui titik lintas batas di wilayah perbatasan.

2. Meningkatkan peran perwakilan dagang di luar

negeri dalam rangka (i) mengembangkan jaringan bisnis

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 26

dan kerjasama antar lembaga, dan (ii) melakukan market intelligence untuk mengidentifikasi peluang pasar bagi produk yang telah diproduksi di Indonesia.

3. Meningkatkan promosi ekspor yang antara lain melalui: (i) pengembangan sarana promosi secara elektronik dan

nonelektronik, (ii) peningkatan efektivitas misi dagang, (iii) penyebaran informasi peluang pasar ekspor baru kepada pelaku ekspor di Indonesia, dan (iv) pengembangan kantor

promosi terpadu di negara-negara tertentu agar mampu menangkap potensi pasar dan produk yang dibutuhkan di

suatu negara. 4. Meningkatkan pemanfaatan Rantai Nilai Global dan

Jaringan Produksi Global yang menghasilkan barang

dan jasa berorientasi ekspor yang dapat mendorong proses alih teknologi melalui kemitraan dengan pelaku

usaha lokal serta meningkatkan daya saing produk nasional.

Lebih lanjut, strategi yang akan ditempuh terkait upaya mengidentifikasi peluang pasar ekspor produk dan jasa potensial (product creation) adalah:

1. Meningkatkan efektivitas market intelligence dalam rangka melakukan identifikasi permintaan barang dan jasa termasuk

produk kreatif dan produk halal yang berpotensi diproduksi oleh produsen Indonesia dan dapat dipasarkan di negara tujuan ekspor

utama dan prospektif. 2. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan calon eksportir

dan eksportir pemula melalui peningkatan pemahaman

mengenai pasar ekspor dan pelatihan teknis pemasaran produk ekspor seperti teknis pengemasan (packaging) yang baik sehingga

termotivasi untuk memasarkan produknya di pasar internasional. 3. Meningkatkan sosialisasi dan diseminasi informasi

mengenai produk potensial kepada seluruh produsen atau

pelaku usaha potensial khususnya agar dapat menghasilkan barang atau jasa bernilai tambah lebih tinggi.

4. Meningkatkan daya saing produk nasional melalui peningkatan kualitas produk ekspor, peningkatan citra produk

Indonesia, penetapan harga produk yang lebih kompetitif, serta peningkatan kualitas layanan yang berstandar internasional.

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ekspor sektor jasa

prioritas dalam rangka mendorong ekspor non-migas, meningkatkan efisiensi ekonomi dan produktivitas ekonomi

serta meningkatkan fasilitasi perdagangan melalui upaya (i) peningkatan koordinasi dengan instansi terkait, yang antara lain

melalui pengembangan dan implementasi peta jalan sektor jasa, (ii) peningkatan pemanfaatan jasa prioritas yang dihasilkan pelaku usaha domestik sehingga mampu memberikan insentif bagi

pengembangan industri jasa nasional dan mengurangi impor jasa,

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 27

(iii) pemanfaatan jaringan produksi global bidang jasa dalam

meningkatkan daya saing sektor jasa, (iv) peningkatan pemanfaatan hasil perundingan jasa, (v) peningkatan kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia terkait perdagangan jasa sehingga memberikan nilai tambah bagi ekspor jasa, serta (vi) peningkatan

kualitas statistik perdagangan jasa dalam menyediakan data dan informasi yang akurat. Dalam hal ini sektor jasa prioritas meliputi jasa transportasi, jasa perjalanan atau pariwisata, jasa konstruksi,

jasa logistik, jasa distribusi, dan jasa keuangan. Rincian strategi sektor jasa tersebut di atas akan dibahas lebih lanjut pada

subbidang yang terkait sektor masing-masing.

Kemudian, strategi yang akan ditempuh terkait upaya meningkatkan

fasilitasi ekspor dan impor untuk mendukung daya saing produk nasional (export facilitation and import management) adalah:

1. Meningkatkan efektivitas manajemen impor untuk (i) meningkatkan daya saing produk ekspor nonmigas melalui upaya memperlancar impor

barang modal dan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk ekspor nonmigas, akan tetapi kebutuhannya belum dapat dipenuhi dari dalam negeri; (ii) meningkatkan harmonisasi dan koordinasi kebijakan

impor antar sektor dan lintas instansi pemerintah; serta (iii) mendorong kebijakan impor yang dapat meningkatkan daya saing produk nasional di

pasar domestik termasuk di wilayah perbatasan. 2. Mengoptimalkan fasilitas safeguards dan pengamanan

perdagangan lainnya untuk melindungi produk dan pasar dalam negeri dari praktek-praktek perdagangan yang tidak adil (unfair trade) dan menghindari penggunaan fasilitas pengamanan perdagangan tersebut

sebagai instrumen untuk mendukung perilaku anti persaingan dari pihak yang dilindungi.

3. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Free Trade Agreements (FTA) yang sudah dilakukan, termasuk pemanfaatan fasilitas safeguard, untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

kepentingan dan daya saing produk nasional. 4. Meningkatkan upaya pemantauan produk dan jasa luar negeri

yang berpotensi mengancam daya saing produk lokal di pasar domestik, yang salah satunya melalui peningkatan peran perwakilan

dagang di luar negeri untuk melaksanakan pemantauan perkembangan produk dan jasa di luar negeri (market intelligence) yang akan dipasarkan di Indonesia.

5. Mengembangkan fasilitasi perdagangan yang lebih efektif, terutama guna mempercepat proses perizinan dan memperlancar aktivitas

ekspor dan impor melalui pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan skema pembiayaan ekspor, dan harmonisasi regulasi

terkait ekspor dan impor.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 28

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara beserta faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Permasalahan yang berhubungan dengan perdagangan di Sulawesi Utara antara lain sebagai berikut.

Bidang Perindustrian

Permasalahan yang berhubungan dengan perindustrian antara lain sebagai berikut:

1. Masih lemahnya Daya Saing Industri daerah. 2. Belum terfasilitasinya Lahan Pengembangan Kawasan Industri 2,000 Ha.

dan Reklamasi 300 Ha. di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

3. Agroindustri yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas-komoditas unggulan Sulawesi Utara belum berkembang

sebagaimana yang diharapkan. 4. Teknologi pasca panen termasuk pengemasan belum dimanfaatkan secara

memadai. 5. Masih terbatasnya produk turunan komoditas-komoditas unggulan

Sulawesi Utara terutama kelapa.

6. Industri pengolahan yang ada belum variatif dan inovatif. 7. Permasalahan terkait dengan pemilikan tanah untuk lahan industri.

8. Belum adanya investor yang serius untuk membuka suatu kawasan industri pengolahan di Sulawesi Utara.

9. Terbatasnya dana pemerintah daerah untuk pembebasan tanah maupun

pembangunan kawasan industri. 10. Masih adanya pungutan liar saat pengangkutan bahan baku dan barang

jadi serta dalam operasi perusahaan. 11. Masih berbelitnya pengurusan izin yang dihadapi pengusaha.

12. Keterbatasan dalam pasokan energi listrik sehingga perusahaan menanggung biaya energi yang besar.

13. Terbatasnya jumlah pabrik pengolahan untuk memproduksi produk

turunan komoditas unggulan, seperti kelapa, pala, cengkih, jagung, dan hasil laut mengakibatkan rendahnya nilai tambah yang dinikmati Sulawesi

Utara atas hasil komoditas-komoditas unggulannya.

Bidang Perdagangan Permasalahan yang berhubungan dengan perdagangan antara lain

sebagai berikut:

1. Masih lemahnya Penguatan Pasar Dalam Daerah dan Nasional.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 29

2. Masih lemahnya Perebutan Pangsa Pasar Ekspor.

3. Sarana dan prasarana kegiatan distribusi yang meliputi pergudangan, pengemasan, transportasi untuk bahan pokok dan bahan strategis untuk

perdagangan domestik maupun internasional belum memadai. 4. Akses pasar, baik domestik maupun internasional, dari komoditas-

komoditas unggulan relatif masih terbatas. 5. Masih adanya regulasi yang menghambat kegiatan perdagangan antara

lain pungutan kabupaten/kota terhadap kegiatan transportasi.

6. Promosi komoditas unggulan Sulawesi Utara masih belum optimal. 7. Data mengenai kegiatan perdagangan masih belum akurat.

8. Belum diaturnya perdagangan lintas batas. 9. Belum adanya kerjasama dan sosialisasi tentang Sulawesi Utara sebagai

pintu gerbang kepada propinsi-propinsi tetangga, pelaku bisnis.

10. Belum optimalnya peran sektor swasta dan asosiasi-asosiasi binsis dalam menunjang perdagangan.

11. Belum adanya badan kerjasama internasional bidang perdagangan. 12. Belum optimalnya kerjasama sub-regional yang menunjang kegiatan

perdagangan antar negara 13. Belum optimalnya kerjasama badan-badan kerjasama antara daerah. 14. Belum optimalnya pemanfaatan Sekretariat Coral Triangle Initiative (CTI)

sebagai wadah untuk meningktakan kerjasama perdagangan antar negara yang memiliki wilayah laut.

15. Barang dan jasa yang dihasilkan di Sulawesi Utara masih jauh dari kebutuhan konsumen yang mengakibatkan Sulawesi Utara memiliki posisi

sebagai net-importer, yaitu lebih banyak memasukan barang dan jasa dari luar provinsi dibandingkan ekspornya ke daerah yang lain atau ke luar negeri.

16. Masih terbatasnya infrastruktur di daerah kepulauan yang menyebabkan distribusi barang menjadi terhambat yang pada gilirannya terjadi

disparitas harga jual secara signifikan antar daerah terutama dengan daerah kepulauan.

17. Masih adanya pungutan liar dalam pengangkutan barang sehingga

menimbulkan beban tambahan pada perusahaan yang pada gilirannya terjadi kenaikan harga barang.

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH TERPILIH

Bagian ini mengemukakan tugas dan fungsi PERANGKAT DAERAH yang

terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan

PERANGKAT DAERAH yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah.

A. TELAAHAN VISI KEPALA DAERAH TERPILIH

Dalam Tahun periode 2016-2021, Visi Pembangunan Provinsi

Sulawesi Utara adalah "TERWUJUDNYA SULAWESI UTARA BERDIKARI

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 30

DALAM EKONOMI, BERDAULAT DALAM PEMERINTAHAN DAN POLITIK,

SERTA BERKEPRIBADIAN DALAM BERBUDAYA", sehingga diharapkan seluruh stakeholder di Provinsi Sulawesi Utara secara bahu membahu

mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk meningkatkan dan mewujudkan seluruh masyarakat Sulawesi Utara lebih sejahtera.

Penjelasan Visi “SULAWESI UTARA BERDIKARI DALAM EKONOMI, BERDAULAT DALAM PEMERINTAHAN DAN POLITIK, SERTA BERKEPRIBADIAN DALAM BUDAYA” diukur dalam 3

komponen yaitu: 1. Ukuran BERDIKARI DALAM EKONOMI ditunjukkan oleh:

1) Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar baik pangan, sandang maupun papan sebagai bentuk kenmandirian wilayah.

2) Kemampuan menanggulangi kemiskinan, pengangguran serta

penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial. 3) Kemampuan Untuk Menjamin Pemberdayaan Pembangunan Pertanian,

Peternakan, Perkebunan, Perikanan Dan Kelautan Serta Pariwisata sebagai Sumber Ketahanan Ekonomi Wilayah.

4) Kemampuan untuk membangun sarana, prasarana, infrastruktur yang merata dan berkeadilan dalam koridor ketahanan lingkungan hidup menuju pembangunan berkelanjutan.

5) Kemampuan untuk meningkatkan kapasitas penerimaan dan pembiayaan pembangunan yang bersumber dari sumber daya lokal

sehingga mengurangi ketergantungan sumber daya dari daerah lain. 6) Kemampuan menciptakan iklim investasi yang kondusif.

7) Kemampuan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan wilayah.

2. Ukuran BERDAULAT DALAM PEMERINTAHAN DAN POLITIK ditunjukkan

oleh: 1) Kemampuan memastikan keamanan, ketentraman, ketertiban dan

kenyamanan hidup masyarakat dalam suasana kerukunan berdasarkan falsafah Pancasila.

2) Kemampuan aparatur sipil negara menjalankan tugas dan fungsinya

secara profesional meallui tata kelola pemerintahan yang baik sebagai wujud kedaulatan dalam pemerintahan.

3) Kemampuan pemerintah menegakkan peraturan daerah, mencegah tindak kriminalitas.

4) Kemampuan pemerintah melaksanakan pengarusutamaan gender di setiap aspek pembangunan.

5) Kemampuan pemerintah dalam mengelola wilayah kepulauan dan

perbatasan. 6) Kemampuan pemerintah membangun jaringan kerjasama regional,

bilateral dan internasional untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah.

7) Kemampuan pemerintah mendorong partisipasi politik masyarakat. 3. Ukuran BERKEPRIBADIAN DALAM BUDAYA ditunjukkan oleh:

1) Kemampuan meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas,

cerdas dan sehat serta mampu memiliki daya saing.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 31

2) Kemampuan masyarakat menjaga keragaman dan kekayaan budaya

daerah. 3) Kemampuan membangun jati diri dan karakter bangsa melalui revolusi

mental dalam penyelenggraan hidup bermasyarakat dan bernegara. 4) Kemampuan membangun dan menjaga warisan tradisi budaya daerah

Sulawesi Utara sebagai bentuk kearifan lokal dan penghargaan terhadap jati diri masyarakat Minahasa, Bolaang Mongondow dan Sangihe Talaud.

5) Kemampuan meningkatkan pengusaan dan pemanfaatan IPTEK mealui penelitian, dan pengembangan menuju inovasi berkelanjutan.

6) Kemampuan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan perlindungan anak.

7) Kemampuan meningkatkan kapasitas, watak dan kemampuan

masyarakat Sulawesi Utara dalam pergaulan internasional sebagai wujud kesiapan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang internasional di

kawasan timur lndonesia.

B. TELAAHAN MISI KEPALA DAERAH TERPILIH Untuk mewujudkan Visi Sulawesi Utara telah ditetapkan Misi sebagai

berikut:

1. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian dan sumberdaya kemaritiman sebagai penjabaran provinsi

kepulauan, serta mendorong sektor industri dan jasa; 2. Memantapkan pembangunan sumber daya manusia yang

berkepribadian dan berdaya saing; 3. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai destinasi investasi dan pariwisata

yang berwawasan lingkungan;

4. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, maju dan mandiri;

5. Memantapkan pembangunan infrastruktur berlandaskan prinsip pembangunan berkelanjutan;

6. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia

kawasan timur; 7. Mewujudkan Sulawesi Utara yang berkepribadian melalui tata kelola

pemerintahan yang baik.

C. TELAAHAN PROGRAM KEPALA DAERAH TERPILIH Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara yang terpilih,

menetapkan 9 (Sembilan) Program Prioritas Pembangunan Sulawesi Utara,

sebagai berikut: 1. Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Dasar.

2. Penanggulangan Kemiskinan (Pendidikan, Kesehatan dan Sosial). 3. Pembangunan Berkelanjutan (Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi

Bencana). 4. Revitalisasi Pertanian untuk membangun Ketahanan Pangan.

5. Pengembangan Kawasan Perbatasan dan Pulau-pulau Terpencil.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 32

6. Pengembangan Industri Pariwisata, Peningkatan MICE serta Pelestarian

Budaya Lokal. 7. Peningkatan Iklim Investasi dan Ekonomi Lokal/Kreatif.

8. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus.

9. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang baik.

3.2.1. Tugas Dan Fungsi Dinas yang terkait dengan Visi, Misi serta

Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

A. Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 56 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan

kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta kewenangan kabupaten/kota yang

diserahkan kepada Provinsi di bidang Perindustrian dan Perdagangan.

B. Fungsi

Di dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perindustrian

dan Perdagangan melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Sinkronisasi penyusunan rencana program dan

kebijaksanaan pembangunan industri dan perdagangan atas dasar keterpaduan kebijaksanaan instansi di Provinsi;

2. Pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan industri dan perdagangan yang disesuaikan dengan kondisi serta potensi daerah;

3. Peningkatan peranan sektor industri dan perdagangan dalam kegiatan ekonomi melalui pengembangan industri dan

perdagangan; 4. Konsultasi dan pelaksanaan hubungan kerjasama dengan

instansi dinas lainnya serta organisasi/asosiasi dunia usaha

ditingkat Kabupaten/Kota, Propinsi dan Antar Negara; 5. Peningkatan dan pengembangan teknologi industri,

peningkatan mutu, penerapan standar, pengawasan lingkungan dan peningkatan desain dan kemasan;

6. Kelancaran pengadaan dan distribusi barang dan jasa, perlindungan konsumen dan persaingan sehat, peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, pembinaan usaha dan

sarana penunjang perdagangan, tertib usaha, penciptaan iklim usaha yang menunjang peningkatan investasi, promosi

dan peningkatan ekspor; 7. Pengawasan dan pengendalian teknis terhadap pelaksanaan

kebijakan pembinaan dan pengembangan industri dan perdagangan;

8. Urusan tata usaha dan rumah tangga Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 33

3.2.2. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas yang dapat mempengaruhi Pencapaian Visi dan Misi Kepala

Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

1. Faktor Penghambat: a) Ketatnya persaingan global; b) Masih terbatasnya kemampuan kewiraswastaan pengusaha;

c) Sinergitas antar sektor belum berjalan harmonis; d) Belum tersedianya KEK & Kawasan Industri;

e) Adanya Perda dan Kebijakan yang tumpang tindih, mengakibatkan iklim usaha tidak kondusif;

f) Ekspor belum melalui pelabuhan Bitung yang mengakibatkan

biaya tinggi. g) Kualitas Pelayanan masih rendah;

h) Terbatasnya Sarana dan prasarana penunjang tugas; i) Belum tersedianya data base industri dan Usaha Perdagangan

yang akurat; j) Kesejahteraan pegawai belum memadai; k) Tingkat disiplin aparat masih rendah.

2. Faktor Pendorong:

a) Kebijakan Otonomi Daerah (UU Nomor 32 dan UU Nomor 35 Tahun 2004);

b) Adanya tekad dan komitmen dari Kabinet Indonesia Bersatu II serta visi dan misi Gubernur periode 2010-2015 untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Asia Timur

dan Pasifik; c) Letak geografis Sulawesi Utara yang staregis di Pasific Basin;

d) Potensi sumber daya alam yang dimiliki Sulut serta provinsi sekitarnya cukup potensial serta didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai;

e) Stabilitas keamanan yang kondusif serta kultur budaya masyarakat Sulut yang terbuka sehingga banyak investor

datang ke Sulut untuk menanamkan modalnya; f) Adanya kesepakatan ASEAN dan mitra dialognya untuk

membuka kesempatan pasar Ekspor; g) Sulawesi Utara sudah membuktikan mampu melaksanakan

ivent berskala internasional.

h) Adanya Perda tentang Organisasi Disperindag Prov. Sulut; i) Adanya SDM yang memadai;

j) Adanya Tupoksi dan pembagian tugas yang jelas dari masing-masing Unit Kerja;

k) Adanya aturan dan kebijakan pusat dan daerah di bidang Industri dan Perdagangan;

l) Adanya Laboratorium dan Peralatan Teknis Pendukung

Kegiatan Operasional.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 34

3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L

Telaahan terhadap Rencana Strategis Kementerian Perindustrian RI Arah kebijakan pertama adalah menarik investasi industri dengan

menyediakan tempat industri tersebut dibangun, dalam arti tempat yang seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan telah tersedia. Setelah itu baru kebijakan yang menyangkut arah pertumbuhan populasi tersebut serta arah

peningkatan produktivitasnya. Uraian rinci tentang arah kebijakan pembangunan industri adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa: a) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam

Koridor ekonomi;

b) Kawasan Peruntukan Industri; c) Kawasan Industri; dan

d) Sentra IKM. Strategi pengembangan perwilayahan industri adalah:

a. Memfasilitasi pembangunan 14 Kawasan Industri (KI) yang mencakup: (i) Bintuni - Papua Barat; (ii) Buli - Halmahera Timur-Maluku Utara; (iii) Bitung – Sulawesi Utara, (iv) Palu - Sulawesi Tengah; (v) Morowali -

Sulawesi Tengah; (vi) Konawe – Sulawesi Tenggara; (vii) Bantaeng - Sulawesi Selatan; (viii) Batulicin – Kalimantan Selatan; (ix) Jorong -

Kalimantan Selatan; (x) Ketapang - Kalimantan Barat; (xi) Landak – Kalimantan Barat, (xii) Kuala Tanjung, Sumatera Utara, (xiii) Sei

Mangke – Sumatera Utara; dan (xiv) Tanggamus, Lampung. b. Membangun paling tidak satu kawasan industri di luar Pulau Jawa. c. Membangun 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) yang trdiri

dari 11 di Kawasan Timur Indonesia khususnya Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11 di

Kawasan Barat Indonesia. d. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun

infrastruktur utama (jalan, listrik, air minum, telekomunikasi, pengolah

limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi

pekerja. 2) Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9

ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50 persen tumbuh di luar Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha. Strategi utama penumbuhan populasi adalah dengan mendorong investasi

baik melalui penanaman modal asing maupun modal dalam negeri, terutama pada:

1) Industri pengolah sumber daya alam, yaitu industri pengolah: i. Hasil-hasil pertanian/perkebunan yang mencakup industri pengolah

minyak sawit (oleokimia), kemurgi, industri karet dan produk karet, industri cokelat, industri pangan termasuk industri gula, bahan penyegar, pakan, serta industri pengolahan hasil hutan dan

perkebunan lainnya.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 35

ii. Produk turunan Migas (petrokimia) yang mencakup industri

petrokimia hulu, kimia organik, pupuk, garam, semen, resin sintetik dan bahan plastik, karet sintetik, serat tekstil, kimia penunjang

pertahanan, plastik dan karet hilir, farmasi dan obat-obatan; iii. Mineral hasil pertambangan yang mencakup industri pengolahan

dan pemurnian besi baja dasar, pengolahan dan pemurnian bukan besi (aluminium, tembaga, dan nikel), pembentukan logam, logam untuk industri strategis, pengolahan logam tanah jarang.

2) Industri penghasil barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang padat tenaga kerja: industri mesin – permesinan, tekstil dan produk

tekstil, alat uji dan kedokteran, alat transportasi, kulit dan alas kaki, alat kelistrikan, elektronika dan telematika.

3) Industri penghasil bahan baku, bahan setengah jadi, komponen, dan

sub-assembly (pendalaman struktur). 4) Industri yang memanfaatkan kesempatan dalam jaringan produksi

global baik sebagai perusahaan subsidiary, contract manufacturer, maupun sebagai pemasok independen (Global Production Network). Di

samping itu, Industri Kecil dan Menengah (IKM) akan dibina agar dapat terintegrasi dengan rantai nilai industri pemegang merek (Original Equipment Manufacturer, OEM) di dalam negeri dan menjadi basis

penumbuhan populasi industri besar / sedang. 3) Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (nilai ekspor dan nilai tambah

per tenaga kerja) dengan strategi sebagai berikut: a. Peningkatan Efisiensi Teknis

1. Pembaharuan/revitalisasi permesinan industri; 2. Peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja; 3. Optimalisasi keekonomian lingkup industri (economic of scope)

melalui pembinaan klaster industri. b. Peningkatan Penguasaan Iptek/Inovasi

1. Infrastruktur mutu (measurement, standardization, testing, and quality);

2. Layanan perekayasaan dan teknologi;

3. Penyelenggaraan riset dan pengembangan teknologi; 4. Penumbuhan entrepreneur berbasis inovasi teknologi

(teknopreneur). c. Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan Pengembangan Produk Baru

(New Product Development) oleh industri domestik. d. Pembangunan Faktor Input

1. Peningkatan kualitas SDM Industri;

2. Akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau.

Fasilitasi dan pemberian insentif dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas diprioritaskan pada: (1) industri strategis menurut Kebijakan

Industri Nasional; (2) industri maritim; dan (3) industri padat tenaga kerja. Kebijakan fiskal terhadap impor bahan baku, komponen, barang setengah jadi diharmonisasikan sesuai dengan rantai pertambahan nilai berikutnya di dalam

negeri.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 36

Telaahan terhadap Rencana Strategis Kementerian Perdagangan RI

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015−2019 telah

menetapkan misi pembangunan nasional yang terkait langsung dengan sektor perdagangan antara lain, yaitu perdagangan sebagai sektor penggerak

pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan. Arah kebijakan pembangunan Perdagangan Nasional ke depan secara

konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN menyusun langkah-langkah

strategis ke depan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Arah kebijakan perdagangan dapat dijabarkan menjadi 8 (delapan) pokok pikiran, yaitu:

1. Mengamankan pangsa ekspor di pasar utama; 2. Memperluas pangsa pasar ekspor di pasar prospektif dan hub

perdagangan internasional; 3. Meningkatkan diversifikasi produk ekspor;

4. Mengamankan pasar domestik untuk meningkatkan daya saing produk nasional;

5. Meningkatkan aksesibilitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM);

6. Meningkatkan perlindungan konsumen; 7. Meningkatkan efesiensi sistem distribusi & logistic;

8. Meningkatkan fasilitasi dan iklim usaha perdagangan.

Berdasarkan kedelapan pokok pikiran di atas, langkah-langkah strategis yang akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan selama periode 2015-2019 terkait dengan dukungan terhadap perdagangan luar negeri

adalah sebagai berikut: 1. Pengamanan pangsa ekspor di pasar utama dilakukan melalui beberapa

langkah strategis, yaitu: a. Pengamanan kebijakan nasional di fora internasional, Pengamanan

dan optimalisasi akses pasar ekspor, Peningkatan pemahaman

pemangku kepentingan dan penurunan hambatan perdagangan. b. Pengoptimalan instrumen perdagangan internasional, trade remedy,

untuk melindungi pasar dalam negeri dan mengamankan akses pasar luar negeri.

c. Peningkatan koordinasi dengan berbagai stakeholders di dalam negeri dalam menghadapi tantangan global dan menyuarakan kepentingan nasional di berbagai forum internasional.

2. Perluasan Pangsa Pasar Ekspor di Pasar Prospektif dan Hub Perdagangan Internasional dilakukan melalui beberapa langkah strategis, yaitu:

a. Diplomasi perdagangan berdasarkan region (region based). b. Pelaksanaan diversifikasi pasar prospektif yang telah dan akan

dilakukan melalui program misi dagang ke negara-negara Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, termasuk melakukan penguatan citra Indonesia melalui Promosi dan

“Nation Branding”.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 37

c. Pemanfaatan peran Perwakilan Perdagangan diluar negeri dalam

meningkatkan akses pasar produk Indonesia. d. Dukungan terhadap implementasi hasil perundingan, sosialisasi dan

persiapan AEC 2015. e. Kerjasama ekonomi internasional untuk membantu peningkatan akses

pasar bagi produk bernilai tambah. f. Diplomasi perdagangan untuk membuka akses pasar dan mengurangi

hambatan di negara tujuan ekspor serta mengamankan pasar dalam

negeri. 3. Peningkatan Diversifikasi Produk Ekspor dilakukan melalui beberapa

langkah strategis, yaitu: a. Pelaksanaan diversifikasi produk yang telah dan akan dilakukan

melalui program misi dagang ke negara-negara Afrika Selatan,

Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, termasuk melakukan penguatan citra Indonesia melalui Promosi dan

“Nation Branding”. b. Peningkataan pengarusutamaan di bidang perdagangan jasa dan

peningkatan rasio ekspor jasa terhadap PDB. c. Pembangunan bidang jasa sebagai pendorong ekspor non migas serta

peningkatan efisiensi ekonomi dan produktivitas.

d. Mendukung program hilirisasi dalam rangka peningkatan daya saing produk dan dukungan terhadap KEK.

Sementara itu, langkah-langkah strategis yang akan dilakukan oleh

Kementerian Perdagangan selama periode 2015-2019 terkait dengan dukungan terhadap perdagangan dalam negeri adalah sebagai berikut: 1. Pengamanan Pasar Domestik Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk

Nasional dilakukan melalui langkah strategis, yaitu: a. Peningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri;

b. Peningkatan sarana pembentukan harga yang transparan. 2. Peningkatan Kontribusi Usaha Dagang Kecil Menengah (UDKM) dilakukan

melalui langkah strategis peningkatan peran UKM.

3. Peningkatan Perlindungan Konsumen dilakukan melalui beberapa langkah strategis sebagai berikut, yaitu:

a. Efektivitas Pengawasan Barang/Jasa dan Tertib Ukur. b. Pengembangan standardisasi, mutu produk dan regulasi pro

konsumen. c. Gerakan Konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri. d. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perlindungan Konsumen.

4. Peningkatan Efisiensi Sistem dan Distribusi Logistik dilakukan melalui beberapa langkah strategis sebagai berikut, yaitu:

a. Pengoptimalan mekanisme dan manfaat pelaksanaan Pasar Lelang, Sistem Resi Gudang (SRG), dan Perdagangan Berjangka Komoditi

(PBK) untuk pembentukan harga yang transparan dan sarana lindung nilai.

b. Integrasi perdagangan antar wilayah.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 38

c. Kebijakan pengendalian barang kebutuhan pokok dan barang penting

melalui intervensi langsung dan tidak langsung.

Terkait dengan dukungan perdagangan luar negeri dan perdagangan dalam negeri, Kementerain Perdagangan selama periode 2015-2019 akan

melakukan upaya Peningkatan Fasilitasi dan Iklim Usaha Perdagangan melalui beberapa langkah strategis sebagai berikut: a. Peningkatan pelayanan perizinan ekspor dan impor melalui penyelesaian

waktu perijinan ekspor dan impor sesuai SLA. b. Pengembangan sistem perijinan secara online melalui integrasi Inatrade,

INSW, dan ASW. c. Peningkatan fasilitasi pembiayaan ekspor. d. Peningkatan pemanfaatan fasilitasi ekspor oleh pelaku usaha antara lain:

penggunaan SKA preferensi, Self Certification. e. Meningkatkan peran Kemendag dalam mewujudkan penciptaan iklim

usaha yang kondusif. f. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah.

g. Peningkatan fasilitasi pembiayaan ekspor. h. Peningkatan kualitas pengelolaan impor barang modal/bahan baku,

penolong dan pengelolaan impor produk pangan.

i. Peningkatan iklim usaha dan kelembagaan PDN.

3.3.1. Faktor-Faktor Penghambat ataupun Faktor-Faktor Pendorong dari Pelayanan Dinas yang mempengaruhi Permasalahan Pelayanan

Dinas Ditinjau dari Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L.

Bidang Perindustrian: 1. Masih lemahnya Daya Saing Industri daerah.

2. Belum tersedianya Penguasaan Teknologi dan Kualitas SDM Industri. 3. Belum terfasilitasinya Industri Hulu dan Industri Antara yang

berbasis Sumber Daya Alam.

4. Belum tersedianya Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri. 5. Masih lemahnya Daya Saing Industri Daerah.

6. Belum terfasilitasinya Lahan Pengembangan Kawasan Industri 2,000 Ha. dan Reklamasi 300 Ha. di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

7. Belum tersebarnya Industri Kecil dan Menengah secara merata.

Bidang Perdagangan: 1. Masih lemahnya Penguatan Pasar Dalam Daerah dan Nasional.

2. Masih lemahnya Perebutan Pangsa Pasar Ekspor. 3. Masih kurangnya pemanfaatan MICE (Meetings, Incentives,

Conferences, Exhibitions).

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 39

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN

LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Pada bagian ini dikemukakan faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan PERANGKAT DAERAH yang mempengaruhi permasalahan

pelayanan PERANGKAT DAERAH ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. Penataan ruang provinsi bertujuan untuk mewujudkan Provinsi

Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke kawasan Asia Timur dan

Pasifik yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan berbasis pada kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian yang berdaya saing serta

mengutamakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kebijakan penataan ruang di wilayah provinsi untuk mewujudkan

tujuan penataan ruang meliputi:

a. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana; b. Peningkatan fungsi ruang evakuasi pada kawasan rawan bencana alam;

c. Peningkatan potensi, sumber daya, aksesibilitas pemasaran produksi dan kualitas sumber daya manusia di bidang kelautan, perikanan, pariwisata,

dan pertanian; d. Peningkatan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan e. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi untuk mewujudkan kebijakan peningkatan dan pengembangan

sarana dan prasarana terdiri atas: a. Mengembangkan sistem jaringan internasional, nasional dan regional

penghubung antar wilayah laut, darat, dan udara pada PKSN, PKN, PKW, dan PKL;

b. Mengembangkan dan memantapkan sistem jaringan internasional,

nasional dan regional penghubung antar pusat-pusat produksi kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian dengan PKSN, PKN, PKW, dan PKL;

c. Mengembangkan prasarana teknologi modern kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian;

d. Mengembangkan sistem jaringan dan moda transportasi andal guna

mendukung sektor kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian; e. Meningkatkan jaringan energi dalam sistem kemandirian energi listrik

dengan lebih menumbuh-kembangkan pemanfaatan sumberdaya terbarukan yang ramah lingkungan; dan

f. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air, sanitasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi.

Kawasan Industri merupakan sarana untuk mengembangkan kegiatan

industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan kemudahan dan daya tarik bagi investasi dengan pendekatan konsep efisiensi, tata ruang, dan

lingkungan hidup. Perusahaan yang akan menjalankan usaha di bidang perindustrian wajib berlokasi di Kawasan Industri, kecuali: a. Perusahaan industri yang menggunakan bahan baku dan/atau proses

produksinya memerlukan lokasi khusus.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 40

b. Perusahaan industri dengan skala mikro, kecil, dan menengah.

c. Perusahaan industri yang akan berlokasi di daerah kabupaten/kota yang belum memiliki Kawasan Industri atau yang telah memiliki Kawasan

Industri namun seluruh kaveling industri dalam kawasan industrinya telah habis.

Strategi Pengembangan Kawasan Industri dibagi ke dalam 4 (empat)

macam :

a. Kawasan Industri Rumah Tangga Yang dimaksud dengan industri rumah tangga adalah kelompok

industri skala rumah tangga yang tidak berada pada kawasan industri. Kegiatan industri tersebut diatas tidak boleh mengganggu aktivitas, fungsi, keamanan dan kenyamanan kawasan dimana industri tersebut

tumbuh. Tingkat dan cakupan pelayanan fasilitas dan prasarana disesuaikan dengan lokasi di mana industri rumah tangga itu berada.

Strategi pengembangannya ialah: 1) Penataan ruang untuk zona Industri Kecil/Rumah Tangga diarahkan di

wilayah kabupaten dan kota di wilayah provinsi Sulawesi Utara dalam bentuk peruntukan industri kecil/rumah tangga dan sentra-sentra industri kecil, beserta pengembangannya.

2) Penyediaan prasarana pendukung terutama jaringan listrik, dan air baku yang memadai.

3) Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah perkotaan dalam bentuk peruntukan industri dan sentra-sentra industri kecil.

4) Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat pengembang industri kecil / Rumah Tangga.

5) Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jelas dan tegas mengarahkan lokasi industri pada kawasan yang telah

ditetapkan.

b. Kawasan Industri Tertentu untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Luas lahan kawasan industri ini paling rendah 5 (lima) hektar dalam satu hamparan. Kawasan industri ini dilengkapi dengan prasarana jalan,

saluran buangan air hujan, air kotor, instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik instalasi penyediaan, penerangan jalan, jaringan

telekomunikasi, instalasi penyediaan air bersih yang memadai. Strategi pengembangannya ialah : 1) Penataan ruang untuk zona Industri Kecil/Rumah Tangga diarahkan di

wilayah kabupaten dan kota di wilayah provinsi Sulawesi Utara dalam bentuk peruntukan industri kecil/rumah tangga dan sentra-sentra

industri kecil, beserta pengembangannya. 2) Penyediaan prasarana pendukung terutama jaringan listrik, dan air

baku yang memadai. 3) Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah perkotaan dalam

bentuk peruntukan industri dan sentra-sentra industri kecil.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 41

4) Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat pengembang industri kecil / Rumah Tangga.

5) Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jelas dan tegas mengarahkan lokasi industri pada kawasan yang telah

ditetapkan.

c. Kawasan Industri Agro

Lokasi kawasan berada di dekat komoditas agro yang diolahnya. Kawasan industri agro dikembangkan bersinergi dengan kawasan di

sekitarnya. Kawasan industria agro dilengkapi dengan prasarana jalan, saluran buangan air hujan, air kotor, instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik instalasi penyediaan, penerangan jalan, jaringan

telekomunikasi, instalasi penyediaan air bersih yang memadai. Strategi pengembangannya ialah:

1) Penataan ruang untuk Industri Agro diarahkan di wilayah Kauditan-Bitung-Kema (KABIMA) dalam bentuk Zona Industri; Kawasan Industri

di Kapitu-Amurang (Minahasa Selatan); Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Manado – Bitung; Kawasan Ekonomi Terpadu (KEK) Bitung; di luar Zona Industri KABIMA, kegiatan industri

diarahkan pengembangannya ke wilayah Kota/Kabupaten dalam bentuk peruntukan Industri Agro beserta pengembangannya, seperti

yang diarahkan oleh RTRW masing-masing kota/ kabupaten tersebut. 2) Penyediaan prasarana pendukung pada kawasan Industri Agro,

terutama jaringan jalan, jaringan listrik, air baku, cool room dan telepon yang memadai.

3) Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

memberikan bantuan dan kemudahan kepada badan pengelola dalam menjalankan tugasnya.

4) Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jelas dan tegas mengarahkan lokasi Industri Agro pada kawasan yang telah ditetapkan.

d. Kawasan Industri Ringan

Untuk pengembangan industri yang teratur dan terkelola dengan baik, kawasan industri ringan memerlukan luas lahan paling rendah 50

(lima puluh) hektar dalam satu hamparannya. Kawasan industri harus dilengkapi dengan prasarana jalan, saluran buangan air hujan, instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik instalasi penyediaan,

penerangan jalan, jaringan telekomunikasi, instalasi penyediaan air bersih, sistem pengelolaan sampah dan sistem pengelolaan limbah serta

unit pemadam kebakaran yang memadai. Kawasan industri harus mudah diakses dari kawasan lainnya untuk kepentingan sirkulasi bahan baku,

hasil produksi dan tenaga kerja serta adanya pembatas yang jelas dengan kawasan lainnya berupa sabuk hijau sehingga tidak saling mengganggu. Kawasan industri perlu didukung dengan penyediaan kawasan

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 42

permukiman pekerja industri yang letaknya berdekatan dengan akses

yang mudah, aman, nyaman. Strategi pengembangannya yaitu: 1) Penataan ruang untuk Industri Ringan diarahkan di wilayah

Kauditan-Bitung-Kema (KABIMA) dalam bentuk Zona Industri; Kawasan Industri di Kapitu-Amurang (Minahasa Selatan); Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Manado – Bitung; Kawasan Ekonomi Terpadu (KEK) Bitung; di luar Zona Industri KABIMA, kegiatan industri diarahkan pengembangannya ke wilayah

Kota/Kabupaten dalam bentuk peruntukan Industri Ringan beserta pengembangannya, seperti yang diarahkan oleh RTRW masing-

masing kota/ kabupaten tersebut. 2) Penyediaan prasarana pendukung pada kawasan Industri Ringan,

terutama jaringan jalan, jaringan listrik, air baku dan telepon yang

memadai. 3) Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

memberikan bantuan dan kemudahan kepada badan pengelola dalam menjalankan tugasnya.

4) Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jelas dan tegas mengarahkan lokasi Industri Ringan pada kawasan yang telah ditetapkan.

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Pada bagian ini dibuat penentuan isu-isu strategis yang setelah melalui

proses analisa-analisa yang ditinjau dari: 1. Gambaran Pelayanan PERANGKAT DAERAH; 2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra K/L;

3. Sasaran Jangka Menengah dari Renstra PERANGKAT DAERAH Provinsi/Kabupaten/Kota;

4. Implikasi RTRW bagi pelayanan PERANGKAT DAERAH; dan 5. Implikasi KLHS bagi pelayanan PERANGKAT DAERAH.

Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra PERANGKAT DAERAH tahun rencana 2016-2021.

Dengan memperhatikan analisis lingkungan eksternal dan internal, isu strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara dalam

lima tahun (2016-2021) mendatang adalah sebagai berikut: 1. Belum tersebarnya IKM secara merata di seluruh Kab./Kota. 2. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan perdagangan yang

berkualitas, terutama pada kelompok pasar tradsional. 3. Belum berkembangnya Kawasan Ekonomi Khusus.

4. Belum tersedianya Pelabuhan Internasional (Hub-port). 5. Kelangkaan Bahan Pokok Kebutuhan Masyarakat (Kepokmas).

6. Belum tersedianya data base industri dan Usaha Perdagangan. 7. Rendahnya kinerja sektor perdagangan besar dan eceran, serta ekonomi

kreatif.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 43

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. VISI DAN MISI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

4.1.1. Visi

Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara adalah menyesuaikan dengan visi dari Gubernur Sulawesi Utara yang terpilih yaitu:

“Terwujudnya Sulawesi Utara Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat Dalam Pemerintahan Dan Politik, serta Berkepribadian Dalam Budaya dengan menjadikan Industri dan Perdagangan Sulawesi Utara yang Tangguh dan Berdaya Saing menuju Kesejahteraan Masyarakat melalui Kemandirian Ekonomi, Penguatan Pasar Dalam Negeri Daerah dan Penguasaan Pangsa Pasar Ekspor Daerah.”

4.1.2. Misi

Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara mengadopsi misi ke-1 Gubernur Sulawesi Utara yang terpilih yaitu

“Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian dan sumberdaya kemaritiman sebagai penjabaran provinsi kepulauan, serta mendorong sektor industri dan jasa.”

4.2. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas

beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.2. sebagaimana berikut ini.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 44

Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE -

2016 2017 2018 2019 2020

1.

Terwujudnya wirausaha baru,

lapangan kerja, Ekonomi Kreatif serta meningkatnya

pendapatan masyarakat secara

merata melalui persebaran industri

kecil dan menengah di Kabupaten/Kota.

Meningkatnya jumlah unit usaha IKM baru

yang tersebar merata ke seluruh Kabupaten/Kota dengan tingkat

pertumbuhan 5 % per tahun, tenaga kerja

bertumbuh 4 % per tahun dan investasi 5%

per tahun.

1. Unit Usaha

12,253

13.509

14.184

14.894

15.638

2. Tenaga Kerja (org)

39.578 43.635 45.816 48.107 50.513

3. Nilai Investasi

(Rp.)

500.260.894 551.537.636 579.114.517 608.070.243 638.473.755

2. Terwujudnya Sulawesi

Utara sebagai Pelabuhan Ekspor ke Asia Timur dan

Pasifik.

1. Meningkatnya kinerja

ekspor 6% per tahun.

Nilai Ekspor (USD) 1.169.515.4

87

1.239.686.4

16

1.314.067.6

01

1.392.911.6

57

1.476.486.357

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 45

No. Tujuan Sasaran Indikator

Sasaran

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE -

2016 2017 2018 2019 2020

3. Terwujudnya sistem distribusi bahan

kebutuhan pokok dan barang strategis yang efisien dan efektif

serta iklim usaha yang kondusif yang

berdampak pada stabilitas harga dan

terkendalinya inflasi.

Tersedianya stok kebutuhan bahan pokok

dan barang strategis yang cukup, terdistribusi dengan baik dan harga

yang terjangkau.

Stok Kepokmas & Barang Strategis:

1. Beras (Ton) 2. Gula (Ton) 3. Minyak Goreng

(Ton) 4. Tepung Terigu

(Ton) 5. Mentega (Ton)

6. Susu (Ton) 7. Telur Ayam

(Butir)

8. Daging Sapi (Ton)

9. Daging Ayam (Ton)

277,500 54,850 33,800

28,700

7,600

12,300

101,000,000

4,990

7,070

277,500 54,850 33,800

28,700

7,600

12,300

101,000,000

4,990

7,070

277,500 54,850 33,800

28,700

7,600

12,300

101,000,000

4,990

7,070

277,500 54,850 33,800

28,700

7,600

12,300

101,000,000

4,990

7,070

277,500 54,850 33,800

28,700

7,600

12,300

101,000,000

4,990

7,070

4. Terwujudnya tertib niaga dan

perlindungan konsumen

1. Meningkatnya tertib ukur rata-rata 3% per

tahun melalui Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya

(UTTP).

1. Pelayanan Tera dan tera ulang

alat Ukur, Takar, Timbang dan

Perlengkapan nya (UTTP)

15,968 - - - -

2. Penyelesaian

pengaduan/ sengketa konsumen sebesar

100% per tahun.

2. Penyelesaian

pengaduan/ sengketa

1 1 1 1 1

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 46

4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

dalam lima tahun mendatang disajikan dalam Tabel 4.3. sebagaimana berikut ini.

Tabel 4.3

VISI : “Sulawesi Utara Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat Dalam Pemerintahan Dan Politik, Serta Berkepribadian Dalam Budaya”

MISI : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian

dan sumberdaya kemaritiman sebagai penjabaran provinsi kepulauan, serta mendorong sektor industri dan jasa

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Terwujudnya

struktur industri yang kuat berbasis sumber

daya lokal (kelapa, hasil

laut) dan IPTEK; 2. Terwujudnya

wirausaha baru, lapangan kerja, ekonomi kreatif

serta meningkatnya

pendapatan masyarakat melalui

persebaran industri kecil

menengah di Kabupaten/Kot;

3. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK). 4. Terwujudnya

sistem distribusi barang

kebutuhan pokok dan barang penting

yang efektif dan

1. Meningkatnya

jumlah unit usaha IKM, tenaga kerja,

nilai investasi; 2. Penyelesaian

pengaduan/sengketa

konsumen sebesar 25%.

3. Tersedianya

stok kebutuhan

barang pokok dan barang penting yang

cukup, terdistribusi

dengan baik dan harga

yang terjangkau;

4. Terlaksananya

standardisasi, sertifikasi dan

pengujian mutu barang

serta perlindungan konsumen.

1. Pemanfaatan

letak geografis Sulut yang strategis serta

potensi SDA Sulut dan

sekitarnya secara

optimal. 2. Peningkatan

pelayanan

publik yang ditunjang

dengan sarana dan prasarana

yang memadai.

3. Mewujudkan KEK yang

didukung dengan Pelabuhan

Internasional (International

Hub-port). 4. Meningkatkan

pembinaan dunia usaha yang

didukung

1. Mendorong

sektor industri yang tangguh untuk mengolah

SDA yang berbasis IPTEK

dalam menghadapi

pasar global. 2. Mendorong

terciptanya

wirausaha baru (bisnis

inkubator) dan industri kreatif di Kab/Kota.

3. Mempercepat tersedianya

Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK). 4. Mengembangka

n kerjasama

ekonomi sub-regional,

regional, bilateral dan

multilateral. 5. Mempersiapkan

Sulut sebagai

Pintu gerbang

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 47

efisien serta iklim usaha yang

kondusif yang berdampak pada

stabilitas harga & terkendalinya inflasi.

5. Terwujudnya tertib niaga dan

perlindungan konsumen.

6. Meningkatnya peran kelembagaan

usaha dalam hal ini asosiasi

usaha, KADIN, dsb.

7. Terwujudnya kegiatan promosi guna

memperkenalkan produk ke

pasar dalam dan luar negeri.

8. Terwujudnya

Sulawesi Utara sebagai

Pelabuhan Ekspor ke Asia

Timur dan Pasifik.

5. Meningkatnya kinerja

ekspor.

dengan infrastruktur

penunjang kegiatan

industri dan ekspor impor yang

memadai.

Indonesia ke Asia Timur dan

Pasifik. 6. Mendorong

kinerja ekspor melalui peningkatan

mutu dan diversifikasi

produk dan pasar.

7. Mendorong peran lembaga usaha dan

asosiasi serta KADIN.

8. Mensinergikan sistem distribusi

kebutuhan pokok dan barang strategis

yang efisien dan efektif serta

terkendalinya inflasi.

9. Menciptakan

iklim usaha yang kondusif

serta tertib ukur dan

perlindungan konsumen.

10. Menggalakan

ekonomi kreatif,

promosi dan Misi dagang

serta kegiatan MICE.

11. Mendorong

terwujudnya konsumen

cerdas.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 48

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana yang dihasilkan

dari perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Adapun penyajiannya menggunakan Tabel 5.1 sebagai

berikut.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 49

Tabel 5.1

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara

No.

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan

dan program

Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program

(Outcome)

Kondisi

Indikator

Kinerja pada

awal RPJMD

(2016)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Indikator

Kinerja pada

akhir RPJMD

(2021)

SKPD

Penanggung

Jawab

2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2 URUSAN PILIHAN

2.8 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BELANJA TIDAK LANGSUNG 9.513.132.240 9.798.526.207 10.092.481.993 10.395.256.453 10.707.114.147

Belanja

Pegawai 9.513.132.240 9.798.526.207 10.092.481.993 10.395.256.453 10.707.114.147

BELANJA LANGSUNG 14.011.600.811 15.539.487.547 20.090.991.014 18.450.367.445 24.687.705.717

1

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Meningkatnya Kinerja Pelayanan publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan ; INDEKS NILAI LKIP SKPD DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RATA-RATA MINIMUM B Dinas Perindustrian dan Perdagangan

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS

PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN RATA-

RATA MINIMUM B

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS

PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN RATA-

RATA MINIMUM B

1.419.650.900 1.703.584.800

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

977.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

977.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

977.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIAN

DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 50

2

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Meningkatnya Kinerja Pelayanan publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan ; INDEKS NILAI LKIP SKPD DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RATA-RATA MINIMUM B Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Nilai Akuntabilitas Kinerja SKPD

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

rata-rata minimum B

Nilai Akuntabilitas Kinerja SKPD

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

rata-rata minimum B

1.039.917.500 1.250.900.800

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

4.307.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

6.354.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

3.000.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIAN

DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM A

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Prosentase PNS Dinas Perindustrian dan Perdagangan rata-rata minimum B Dinas Perindustrian dan Perdagangan

95% 95% 154.039.500 184.847.400 97% 91.000.000 97% 91.000.000 97% 91.000.000 97%

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

4

Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Meningkatnya Kinerja Pelayanan publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan ; INDEKS NILAI LKIP SKPD DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RATA-RATA MINIMUM B Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Nilai Akuntabilitas Kinerja SKPD

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

rata-rata minimum B

Nilai Akuntabilitas Kinerja SKPD

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

rata-rata minimum B

50.000.000 60.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIA

N DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM B

228.000.000 - - - 228.000.000

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

DINAS PERINDUSTRIAN

DAN PERDAGANGAN

RATA-RATA MINIMUM B

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

5

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Cakupan pelaporan capaian kinerja dan keuangan; Laporan/tahun sesuai peraturan perundangan

100% 100% 57.561.900 69.074.200

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12

Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan EPRA)

94.950.000

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12

Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan EPRA)

69.000.000

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12

Laporan Bulanan, 12 Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan EPRA)

250.000.000

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN, LPPD

SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan

Bulanan, 12 Laporan fungsional

bendahara, Laporan

semesteran, 12 Laporan EPRA)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 51

6

Program penyelenggaraan hari-hari besar kenegaraan/ kedaerahan

Terselenggaranya Hari-hari Besar Kenegaraan/Kedaerahan

100% 100% 150.000.000 180.000.000 100% 150.000.000 100% 151.845.000 100% 150.000.000 100%

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

7 Program Perencanaan SKPD

Terciptanya Sinkronisasi dan sinergi pelaksanaan pembangunan daerah dalam upaya mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. (Cakupan dokumen perencanaan yang sinkron, konsisten, dan bersinergi terhadap RPJMD dan RKPD)

100% dari total 7 dokumen

Perencanaan

100% dari total 7 dokumen

Perencanaan 490.000.000 588.000.000

100% dari total 7 dokumen

perencanaan ( Rancangan Awal

Renja SKPD 2020,

Rancangan Renja SKPD

2020, Rancangan Akhir

Renja SKPD 2020, Renja SKPD 2020,

Renja Perubahan SKPD 2019, RKA

2020, RKA Perubahan 2019)

617.400.000

100% dari total 7 dokumen

perencanaan ( Rancangan Awal

Renja SKPD 2021,

Rancangan Renja SKPD

2021, Rancangan Akhir

Renja SKPD 2021, Renja SKPD 2021,

Renja Perubahan SKPD 2020, RKA

2021, RKA Perubahan 2020)

648.270.000

100% dari total 11 dokumen perencanaan

(Rancangan Awal Renja SKPD

2022, Rancangan Renja SKPD

2022, Rancangan Akhir Renja SKPD 2022, Renja SKPD 2022, Renja

Perubahan SKPD 2021, RKA 2022, RKA Perubahan

2021, Rancangan Awal

Renstra SKPD 2021-2026, Rancangan

Renstra SKPD 2021-2026,

Rancangan Akhir Renstra SKPD

2021-2026, Renstra SKPD 2021-2026, )

680.683.500,00

100% (43 DOKUMEN

PERENCANAAN yang sinkron, konsisten,dan

bersinergi terhadap RPJMD dan

RKPD)

8

Program

Perlindungan

Konsumen dan

Pengamanan

Perdagangan

Berkurang-nya

pengaduan

masyarakat

25 25% 628.820.800 25% 984.584.800 25% 1.033.814.040 25% 1.085.504.742 25% 1.139.779.979 25%

Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

Prov. Sulut

9

Program Pengembangan Industri kecil dan Menengah

1.Meningkat-nya Jumlah Unit Usaha IKM

95 Unit Usaha

100 Unit Usaha

4.875.000.000

105 Unit Usaha

6.550.000.000

120 Unit Usaha

6.877.500.000

126 Unit Usaha

7.221.375.000

134 Unit Usaha

7.582.443.750

134 Unit Usaha

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

2. Meningkat-nya Jumlah Tenaga

Kerja 420 Org 446 Org 473 Org 502 Org 533 Org 565 Org 565 Org

3. Meningkat-nya Nilai Investasi

Rp. 4.740.000.

000

Rp. 4.940.000.000

Rp. 5.238.000.

000

Rp. 5.344.000.

000

Rp. 5.558.000.

000

Rp. 5.781.000.

000

Rp. 5.781.000.

000

4. Meningkat-nya Jumlah Kelompok Usaha Bersama (KUB)

11 KUB 17 KUB 26 KUB 39 KUB 58 KUB 96 KUB 96 KUB

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 52

5. Kontribusi Industri Rumah Tangga terhadap PDRB sektor Industri

20% 20,05% 21% 21,05% 22% 22,05% 22,05%

6. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin

40 Perajin 44 Pengrajin

49 Pengrajin 54 Pengrajin 60 Pengrajin 66 Pengrajin 66 Pengrajin

7. Pertumbuhan Industri

1,11% 1,33% 1,60% 1,92% 2,30% 2,77% 2,77%

10

Program

peningkatan

kemampuan

teknologi

industri

8. Kontribusi Sektor

Industri Terhadap

PDRB

11,06 11,61% 500.000.000 11,61% 525.000.000 12,19% 550.000.000 12,80% 575.000.000 14,11% 600.000.000 14,11%

11

Program

Peningkatan

Industri Hilirisasi

Komoditi Agro

9. Meningkatnya

Jumlah Produk Hilir

Terstandardisasi

8 Produk 10 Produk 110.000.000 12 Produk 120.000.000 14 produk 520.000.000 16 Produk 520.000.000 18 Produk 520.000.000 18 Produk

12

Program

Peningkatan

dan

Pengembangan

ekspor

1. Meningkatnya

nilai Ekspor 9% 9% 743.440.000 9% 1.662.128.000 9% 1.745.234.400 9% 1.832.496.120 9% 1.924.120.926 9%

Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

Prov. Sulut

2. Ekspor Bersih

Perdagangan 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6%

12

Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Ketersediaan Bahan Pokok dan Barang Penting dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau (jumlah BAPOKTING)

20 Barang Pokok dan

Penting

20 Barang Pokok dan

Penting 1.075.000.000

20 Barang Pokok dan

Penting 2.350.000.000

20 Barang Pokok dan Penting

4.467.500.000 20 Barang Pokok

dan Penting 2.590.875.000

20 Barang Pokok dan Penting

2.720.418.750 20 Barang Pokok

dan Penting

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

2. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB

6,05% 5,68% 6,15% 6,30% 6,75% 7,00% 7,00%

3. Cakupan Bina Kelompok Pedagang Usaha Informal

80 Pelaku Usaha

80 Pelaku Usaha

85

Pelaku Usaha

100 Pelaku Usaha

110

Pelaku Usaha

120 Pelaku Usaha

120

Pelaku Usaha

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 53

13

Program Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung

Penyelesaian Aspek

Kelembagaan yaitu

Administrator KEK Bitung,

Badan Pengelola KEK Bitung dan Alih

fungsi dari HGU ke HPL tanah negara seluas 92,96

Ha

Penyelesaian Aspek

Kelembagaan yaitu

Administrator KEK Bitung,

Badan Pengelola KEK Bitung dan Alih

fungsi dari HGU ke HPL tanah negara seluas 92,96

Ha

4.641.569.400 Beroperasinya

KEK Bitung Tahap I

2.816.880.000 Beroperasinya

KEK 2.957.724.000

Beroperasinya KEK

3.105.610.200 Beroperasinya

KEK 3.260.890.710

Beroperasinya KEK

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulut

14

Program Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi SDM Penguji Mutu Barang

1. Bertambahnya Tenaga Fungsional Penguji Mutu Barang

3 Org 5 Org 1.000.000.000 7 Org 1.000.000.000 9 Org 2.000.000.000 11 Org 2.000.000.000 15 Org 2.000.000.000 15 Org

UPTD Balai Pengiji dan Sertifikasi Mutu Barang 15

Program Peningkatan Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang

1. Meningkatnya kegiatan Fungsional Penguji Mutu Barang

1 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 3 Kegiatan 3 Kegiatan 3 Kegiatan

2. Bertambahnya Komoditi Ekspor dan Produk yang di Uji

12 Komoditi/ Produk

15 Komoditi/ Produk

18

Komoditi/ Produk

20

Komoditi/ Produk

25

Komoditi/ Produk

30

Komoditi/ Produk

30

Komoditi/ Produk

16 Program Digitalisasi Perdagangan

Aplikasi Harga dan Stok Bapokting

- - - - - 1 Unit Aplikasi

Harga dan Stok Bapokting

480.000.000 1 Unit Aplikasi

Harga dan Stok Bapokting

225.000.000 1 Unit Aplikasi

Harga dan Stok Bapokting

235.000.000 1 Unit Aplikasi

Harga dan Stok Bapokting

TOTAL (BTL +

BL) 23.528.127.018 25.338.013.754 30.183.473.007 28.845.623.898 35.394.819.864

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 54

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara yang secara langsung menunjukkan kinerja

yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan

sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam Tabel 6.1 sebagaimana berikut ini.

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 55

Tabel 6.1

Indikator Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

1 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Perdagangan ; NILAI LKIP SKPD DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RATA-RATA MINIMUM A Dinas Perindustrian dan Perdagangan

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM B

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM A

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM A

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM A

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM A

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM A

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD DINAS PERINDUSTR

IAN DAN PERDAGANG

AN RATA-RATA

MINIMUM A

2 Prosentase ASN Perangkat Daerah yang tidak dikenai sanksi disiplin

95% 95% 95% 97% 97% 97% 97%

NO Indikator

Kondisi

Kinerja pada awal periode

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir periode

RPJMD Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 56

3 Cakupan pelaporan capaian kinerja dan keuangan; Laporan/tahun sesuai peraturan perundangan

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

100% dari 42 Laporan (LKIP,

LAPORAN TAHUNAN,

LPPD SKPD, LKPJ SKPD, 12 Laporan Bulanan, 12

Laporan fungsional bendahara,

Laporan semesteran, 12 Laporan

EPRA)

4 Terselenggaranya hari-hari besar kenegaraan/ kedaerahan

20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%

5 Terciptanya sinkronisasi dan sinergi pelaksanaan pembangunan daerah dalam upaya mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. (Cakupan dokumen perencanaan yang sinkron, konsisten,dan bersinergi terhadap RPJMD dan RKPD)

100% dari total 12

dokumen perencanaan (Rancangan Awal Renstra SKPD 2016-

2021, Rancangan

Renstra SKPD 2016-2021, Rancangan

Akhir Renstra SKPD 2016-

2021, Renstra SKPD 2016-

2021, Renstra Perubahan

SKPD 2016-2021,

100% dari total 7

dokumen perencanaan (Rancangan Awal Renja SKPD 2018, Rancangan Renja SKPD

2018, Rancangan Akhir Renja SKPD 2018, Renja SKPD 2018, Renja Perubahan

SKPD 2017, RKA 2018,

RKA Perubahan

100% dari total 11

dokumen perencanaan (Rancangan Awal Renstra

SKPD PERUBAHAN

2016-2021, Rancangan

Renstra SKPD PERUBAHAN

2016-2021, Rancangan

Akhir Renstra SKPD

PERUBAHAN 2016-2021,

Renstra SKPD PERUBAHAN

100% dari total 7

dokumen perencanaan ( Rancangan Awal Renja SKPD 2020, Rancangan Renja SKPD

2020, Rancangan Akhir Renja SKPD 2020, Renja SKPD 2020, Renja Perubahan

SKPD 2019, RKA 2020,

RKA Perubahan

100% dari total 7

dokumen perencanaan ( Rancangan Awal Renja SKPD 2021, Rancangan Renja SKPD

2021, Rancangan Akhir Renja SKPD 2021, Renja SKPD 2021, Renja Perubahan

SKPD 2020, RKA 2021,

RKA Perubahan

100% dari total 11

dokumen perencanaan (Rancangan Awal Renja SKPD 2022, Rancangan Renja SKPD

2022, Rancangan Akhir Renja SKPD 2022, Renja SKPD 2022, Renja Perubahan

SKPD 2021, RKA 2022,

RKA Perubahan

100% (43 DOKUMEN

PERENCANAAN yang sinkron,

konsisten,dan bersinergi terhadap

RPJMD dan RKPD)

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 57

Rancangan Awal Renja

SKPD, Rancangan

Renja SKPD, Rancangan Akhir Renja

SKPD, Renja SKPD, Renja Perubahan

SKPD, RKA, RKA

Perubahan)

2017) 2016-2021, Rancangan Awal Renja SKPD 2019, Rancangan Renja SKPD

2019, Rancangan Akhir Renja SKPD 2019, Renja SKPD 2019, Renja Perubahan

SKPD 2018, RKA 2019,

RKA Perubahan 2018)

2019) 2020) 2021, Rancangan

Awal Renstra SKPD 2021-

2026, Rancangan

Renstra SKPD 2021-2026, Rancangan

Akhir Renstra SKPD 2021-

2026, Renstra SKPD 2021-

2026, )

6 Berkurangnya Pengaduan Masyarakat 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25%

7 Meningkatnya Jumlah Unit Usaha 95 Unit Usaha

100 Unit Usaha

105 Unit Usaha

120 Unit Usaha

126 Unit Usaha

134 Unit Usaha

134 Unit USaha

8 Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja 420 Orang 446 Orang 473 Orang 502 Orang 533 Orang 565 Orang 565 Orang

9 Meningkatnya Jumlah Nilai Investasi Rp. 4.740.000.000

Rp. 4.940.000.000

Rp. 5.238.000.000

Rp. 5.344.000.000

Rp. 5.558.000.000

Rp. 5.781.000.000

Rp. 5.781.000.000

10 Meningkatnya Jumlah Kelompok Usaha Bersama (KUB)

11 KUB 17 KUB 26 KUB 39 KUB 58 KUB 96 KUB 96 KUB

11 Kontribusi Industri Rumah Tangga terhadap PDRB sector Industri

20% 20,05% 21% 21,05% 22% 22,05% 22,05%

12 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin 40 Pengrajin 44 Pengrajin 49 Pengrajin 54 Pengrajin 60 Pengrajin 66 Pengrajin 66 Pengrajin

13 Pertumbuhan Industri 1,11% 1,33% 1,60% 1,92% 2,30% 2,77% 2,77%

14 Kontribusi Sekstor Industri Terhadap PDRB 11,06% 11,61% 12,19% 12,80% 13,44% 14,11% 14,11%

15 Meningkatnya Jumlah Produk Hilir Terstandarisasi 8 Produk 10 Produk 12 Produk 14 Produk 16 Produk 18 Produk 18 Produk

16 Meningkatnya Nilai Ekspor 9% 9% 9% 9% 9% 9% 9%

17 Ekspor Bersih Perdagangan 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6%

18 Terkendalinya Ketersediaan Bahan Pokok dan Barang Penting sebesar 100%

4 Barang Pokok dan Penting

4 Barang Pokok dan Penting

4 Barang Pokok dan Penting

4 Barang Pokok dan Penting

4 Barang Pokok dan Penting

4 Barang Pokok dan Penting

4 Barang Pokok dan Penting

RENCANA STRATEGIS 2016-2021

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara 58

19 Kotribusi sector Perdagangan terhadap PDRB 6,05% 5,68% 6,15% 6,30% 6,75% 7,00% 7,00% 20 Cakupan Bina Kelompok Pedagang Usaha

Informal 80

Pelaku Usaha 80

Pelaku Usaha 85

Pelaku Usaha 100

Pelaku Usaha 110

Pelaku Usaha 120

Pelaku Usaha 120

Pelaku Usaha 21 Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus KEK

Bitung Penyelesaian Aspek Kelembagaan yaitu Administrator KEK Bitung, Badan Pengelola KEK Bitung dan Alih fungsi dari HGU ke HPL tanah negara seluas 92,96 Ha

Penyelesaian Aspek Kelembagaan yaitu Administrator KEK Bitung, Badan Pengelola KEK Bitung dan Alih fungsi dari HGU ke HPL tanah negara seluas 92,96 Ha

Beroperasinya KEK Bitung Tahap I

Beroperasinya KEK

Beroperasinya KEK

Beroperasinya KEK

Beroperasinya KEK

22 Bertambahnya Tenaga Fungsional Pengji Mutu Barang

42% 30% 46% 60% 73% 100% 100%

23 Meningkatnya Kegiatan Fungsional Penguji Mutu Barang

1 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 3 Kegiatan 3 Kegiatan 3 Kegiatan

24 Bertambahnya Komoditi ekspor dan produk yang di Uji

12 Komoditi/ Produk

15 Komoditi/ Produk

18 Komoditi/ Produk

20 Komoditi/ Produk

25 Komoditi/ Produk

30 Komoditi/ Produk

30 Komoditi/ Produk

25 Aplikasi Harga dan Stok Bapokting - - - 1 Unit Aplikasi Harga dan

Stok Bapokting

1 Unit Aplikasi Harga dan Stok Bapokting

1 Unit Aplikasi Harga dan Stok Bapokting

1 Unit Aplikasi Harga dan Stok Bapokting