RENCANA STRATEGI BISNIS RUMAH SAKIT PUSAT...

65
RENCANA STRATEGI BISNIS RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL (REVISI 2) TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl MT Haryono Kav 11 Cawang Jakarta Timur

Transcript of RENCANA STRATEGI BISNIS RUMAH SAKIT PUSAT...

  • RENCANA STRATEGI BISNIS RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL

    (REVISI 2) TAHUN 2015-2019

    DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

    Jl MT Haryono Kav 11 Cawang Jakarta Timur

  • i

    LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN

  • ii

  • iii

    DAFTAR ISI

    Contents KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

    DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 5

    I.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 5

    I.2 TUJUAN .............................................................................................................................. 8

    I.3 DASAR HUKUM .................................................................................................................. 8

    I.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN.................................................................................................... 9

    BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI ............................................................................................... 10

    II.1 GAMBARAN KINERJA ASPEK PELAYANAN ............................................................................... 10

    II.2 GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN ................................................................................ 18

    II.3 GAMBARAN KINERJA SDM, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN..................................................... 20

    BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS ......................................................................................... 23

    III.1 RUMUSAN PERNYATAAN VISI, MISI, DAN TATA NILAI ............................................................ 23

    III.2 ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI .............................................................................................. 25

    III.3 TANTANGAN STRATEGIS ...................................................................................................... 26

    III.4 BENCHMARKING .................................................................................................................. 26

    III.5 ANALISIS SWOT .................................................................................................................... 26

    III.6 DIAGRAM KARTESIUS PILIHAN PRIORITAS STRATEGIS ........................................................... 28

    III.7 ANALISA TOWS ..................................................................................................................... 33

    III. 8 RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD.......................................................... 36

    BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS ........................................... 38

    IV.1 MATRIKS IKU ........................................................................................................................ 38

    IV.2 KAMUS IKU DAN PENJELASAN SASARAN STRATEGIS ............................................................. 39

    IV.3 PROGRAM KERJA STRATEGIS ................................................................................................ 54

  • iv

    BAB V ANALISA DAN MITIGASI RESIKO ............................................................................................. 57

    V.1. IDENTIFIKASI RESIKO ............................................................................................................. 57

    V.2 PENILAIAN TINGKAT RESIKO .................................................................................................. 58

    V.3. RENCANA MITIGASI RESIKO .................................................................................................. 59

    BAB VI PROYEKSI FINANSIAL ............................................................................................................ 60

    VI.1. ESTIMASI PENDAPATAN ....................................................................................................... 60

    VI.2. RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN ..................................................................................... 61

    VI.3. PERENCANAAN PENDANAAN ............................................................................................... 62

    BAB VII PENUTUP ............................................................................................................................ 63

  • 5

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 LATAR BELAKANG

    Ide pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional atau National brain center hospital

    ini lahir dari kesadaran bahwa permasalahan dibidang kesehatan otak dan syaraf

    (neurologi) di Indonesia mengalami peningkatan dan memerlukan penanganan yang

    lebih terpadu.

    Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak

    produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung

    pada sebahagian besar negara di dunia. Di negara barat yang telah maju, stroke

    menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian sesudah penyakit jantung iskemik

    dan kanker.

    Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 ditemukan peningkatan jumlah penderita

    stroke menurut umur dibandingkan dengan tahun 2007. Pada usia 45-54 tahun

    meningkat dari 8% pada 2007 menjadi 10% pada 2013. Usia 55-64 tahun meningkat

    dari 15% pada 2007 menjadi 24% pada 2013. Kasus stroke pada tahun 2013 menurut

    jumlah penduduk juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu 8.3% per

    1000 penduduk menjadi 12.1% pada tahun 2013. Dengan adanya Rumah Sakit Pusat

    Otak nasional adalah milik pemerintah yang khusus menangani penyakit sistem saraf,

    yang belum ada di Indonesia, sehingga rumah sakit ini menjadi pusat rujukan nasional.

    Rumah Sakit Otak Nasional yang beralamat di Jalan MT Haryono Cawang, Kramat Jati,

    Jakarta Timur 13630 telah diresmikan pada hari Jumat pagi 1 Februari 2013 oleh

    Menteri Kesehatan RI Ibu Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH bertepatan dengan hari lahir

    almarhumah dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph, beliau yang telah melakukan

    pemancangan tiang pertama pembangunan gedung Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

    Jakarta pada tanggal 1 November 2011 saat itu sebagai Menteri Kesehatan RI.

    Rumah Sakit ini di dirikan untuk memberikan pelayanan otak dan sistem persarafan

    yang belum tersedia di Jakarta dan akan dijadikan center of excellence atas advanced

    clinical, restoration & rehabilitation, education & training, basic clinical & comprehensive

    research, product development, dan community policy development serta memenuhi

    amanat yang tertuang dalam Permenkes No.659/Menkes/PER/VIII tahun 2009 sebagai

    Word Class Hospital.

  • 6

    Rumah Sakit Pusat Otak Nasional akan menjadi pusat rujukan nasional dalam

    penanganan khusus kesehatan otak dan saraf, juga sebagai pilot project (percontohan)

    dalam pelayanan khusus kesehatan otak dan saraf yang benar (lege artis) dan

    diharapkan berdampak sistemik (domino effect) ke daerah lain seluruh Indonesia serta

    menjadi lahan penelitian neurosains dan pendidikan khusus dibidang otak dan

    persarafan.

    Dengan luas lahan 11.955 M², saat ini telah berdiri gedung seluas kurang lebih 32.000

    M² direncanakan mempersiapkan dokter spesialis dari berbagai kualifikasi dilengkapi

    dengan teknologi mutakhir, yang terdiri atas peralatan neuroimaging, neuradiagnostik,

    neurointervensi neuropatologi agar dapat memberikan pelayanan yang paripurna dan

    prima. Melalui penyediaan sarana dan prasarana yang prima, serta peningkatan

    pelayanan, maka diharapkan keberadaan RS Pusat Otak Nasional akan mengubah citra

    rumah sakit pemerintah di mata masyarakat menjadi pemberi pelayanan kesehatan

    terbaik dan dapat bersaing dengan rumah sakit swasta lain.

    Sarana prasarana yang dimiliki RS Pusat Otak Nasional memiliki kualitas sangat baik

    sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan seperti di negara maju. Saat ini RS

    Pusat Otak Nasional memiliki daya tampung pelayanan rawat inap dengan kapasitas

    446 tempat tidur, pelayanan gawat darurat, kamar operasi gawat darurat, kamar

    operasi sentral, ICU, NICU/PICU/HC, Cath-lab, Hemodialisa, Rehabilitasi Medik Neuro,

    Poliklinik Spesialis dan Subspesialis, Poliklinik Khusus Neurobehaviour dewasa dan

    anak.

    Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor:

    HK.03.05/III1818/2012 tanggal 28 September 2012 telah dibentuk Tim Persiapan

    Operasional Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Center Hospital) yang

    diketuai oleh Direktur Umum dan Operasional RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo yaitu Dr.

    Omo Sp.OG dengan tugas pokok melaksanakan persiapan pembukaan Rumah Sakit

    Pusat Otak Nasional Jakarta tanggal 01 Februari 2013.

    Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 045 tahun 2012 ditetapkan organisasi dan tata

    kerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta tertanggal 29 Oktober 2012 dan

    berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI

    Nomor: B/2668/M.PAN-RB9/2012 tanggal 24 September 2012 perubahan organisasi

    semua direksi dan jabatan diluar Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum menjadi

    non eselon, dan disetarakan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

    30/MENKES/SK/I/2013 tanggal 25 Januari 2013.

  • 7

    Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor: 221 tahun

    2013 tanggal 30 Januari 2013 telah diberikan izin operasional sementara Rumah Sakit

    Pusat Otak Nasional kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Direktorat

    Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

    Direksi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta dilantik bersamaan dengan peresmian

    rumah sakit yaitu Jumat 1 Februari 2013 juga oleh Menteri Kesehatan bersamaan

    pelantikan pejabat lain di Kementerian Kesehatan dengan susunan Direksi sebagai

    berikut: dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, MARS sebagai Direktur Utama, dr. Andi

    Basuki Prima Birawa, Sp.S sebagai Direktur Pelayanan, drg. Sophia Hermawan, M.Kes

    sebagai Direktur SDM Pendidikan dan Pelatihan dan Drs. Syamsuri, MM sebagai direktur

    Keuangan dan Administrasi Umum.

    Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan

    kesehatan, RS Pusat Otak Nasional telah menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) RS

    Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019.

    Rencana Strategis Bisnis (RSB) RS Pusat Otak Nasional merupakan dokumen

    perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program yang akan

    dilaksanakan dan telah terintegrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber

    daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategik di segala

    arah dengan tetap berada dalam tatanan sistem, untuk diimplementasikan oleh seluruh

    jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sebagai dasar penyusunan Rencana

    Kerja dan Anggaran tahun 2015-2019.

    Dalam perjalanan pelaksanaan program dan kegiatan muncul berbagai masalah,

    tantangan, dan perubahan yang berkembang semakin besar dan semakin kompleks.

    Oleh karena itu RSB RS Pusat Otak Nasional tahun 2015-2019 perlu diadakan

    perubahan sesuai dengan keperluannya.

    Penyusunan RSB RS Pusat Otak Nasional dilakukan melalui beberapa tahap dan

    lokakarya, yang dihadiri oleh jajaran Direksi serta anggota Tim Penyusunan Rencana

    Strategis yang merupakan perwakilan dari satuan kerja yang ada di rumah sakit yang

    selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional menjadi Rencana

    Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019.

  • 8

    Rencana Strategis Bisnis ini yang selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan

    (1) Rencana Program/kegiatan masing-masing satuan kerja RS Pusat Otak Nasional dan

    (2) Rencana anggaran RS Pusat Otak Nasional tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan 2019.

    I.2 TUJUAN

    Maksud penyusunan Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019

    adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan arah dalam penyelenggaraan kegiatan, pengembangan, dan pembinaan

    seluruh jajaran rumah sakit.

    2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran RS Pusat Otak Nasional dalam

    menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dituangkan ke

    dalam Rencana Kerja Tahunan satuan kerja.

    3. Menyediakan satu pedoman berwawasan jangka menengah (tahun 2015-2019)

    untuk menentukan arah pengembangan RS Pusat Otak Nasional dengan

    berlandaskan pada kondisi riil dan proyeksinya ke depan.

    Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun

    2015-2019 adalah sebagai berikut:

    1. Tersedianya acuan resmi bagi satuan kerja di lingkungan RS Pusat Otak Nasional

    dalam penyusunan perencanaan pengembangan RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-

    2019.

    2. Sebagai acuan dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Tahun 2015-2019

    serta Rencana Kerja setiap tahunnya secara partisipatif melalui rangkaian kegiatan

    perencanaan.

    I.3 DASAR HUKUM

    Dasar hukum penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSP Otak Nasional Tahun 2015-

    2019 adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia No. 4421).

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Nasional tahun 2005-2025.

  • 9

    3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009

    Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063).

    4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009

    Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072).

    5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional Tahun 2010-2014.

    6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan

    Nasional.

    7. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

    Kementerian Negara/Lembaga.

    I.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN

    Sistematika penyajian RSB RS Pusat Otak Nasional tahun 2015-2019 ini disusun sebagai

    berikut:

    BAB I Pendahuluan

    BAB II Gambaran Kinerja Saat Ini

    BAB III Arah dan Prioritas Strategis

    BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis

    BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko

    BAB VI Proyeksi Finansial

    BAB VII Penutup

  • 10

    BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI

    Tahapan operasional di mulai saat soft opening pada bulan Februari 2013. Pelayanan poliklinik

    mulai dibuka pada bulan Juli 2014. Sedangkan untuk pelayanan rawat inap dan gawat darurat di

    mulai pada bulan Januari 2014. Saat itu pelayanan dilakukan bertahap oleh karena

    ketidaksiapan SDM dan alat kesehatan, yaitu alat laboratorium, farmasi, penunjang radiologi,

    alat-alat dan kamar operasi.

    Tahun 2015 pelayanan kesehatan telah dapat lebih optimal dilaksanakan meskipun pasien yang

    dilayani masih terbatas jumlahnya.

    Dalam Bab II ini akan dibahas mengenai gambaran kinerja RS Pusat Otak Nasional sejak tahun

    2014-2016, yang terbagi atas 3 aspek yaitu aspek pelayanan, aspek keuangan, serta aspek SDM

    dan Diklit.

    II.1 GAMBARAN KINERJA ASPEK PELAYANAN

    Kinerja aspek pelayanan dinilai melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap, IGD, pelayanan

    cathlab dan operasi, pelayanan khusus seperti Neurokognitif, Neurodiagnostik, Psikologi,

    Fisioterapi, serta pelayanan penunjang seperti laboratorium dan radiologi.

    II.1.1 Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan IGD

    Gambar 2.1 Tren Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014-2017

    Pada gambar 2.1 terlihat tren kunjungan rawat jalan per bulan antara tahun 2014 sampai

    dengan 2016. Rata-rata kunjungan per bulan di tahun 2014 adalah 519 kunjungan,

    sedangkan di tahun 2015 meningkat hampir 3 kali lipat dengan rata-rata kunjungan per

    bulan sebanyak 1375. Di tahun 2016 terjadi peningkatan kembali sebanyak 2 kali lipat dari

    rata-rata kunjungan tahun 2015, yaitu sebanyak 3221 kunjungan. Di tahun 2017 kunjungan

  • 11

    rawat jalan adalah 4915 Hal ini memperlihatkan bahwa pelayanan rawat jalan RS Pusat

    Otak Nasional semakin meningkat dari tahun ke tahun (Gambar 2.2).

    Gambar 2.3 Tren Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan per Bulan Tahun 2014-2017

    Gambar 2.3 Tren Kunjungan Rawat Inap per Bulan Tahun 2014-2017

    Tren kunjungan rawat inap RS Pusat Otak Nasional per bulan antara tahun 2014 sampai

    dengan tahun 2017 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

  • 12

    Gambar 2.4 Tren Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014-2017

    Berdasarkan gambar 2.4 dapat terlihat tren rata-rata kunjungan per bulan antara tahun

    2014 sampai dengan tahun 2015. Jumlah kunjungan rata-rata dari tahun 2014 ke tahun

    2015 kurang lebih meningkat sebanyak 2 kali lipat, dari 68 kunjungan menjadi 146

    kunjungan di tahun 2015, dan kembali meningkat sebanyak hampir 2 kali lipat menjadi 266

    kunjungan di tahun 2016. Rata-rata kunjungan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi

    301

    Gambar 2.5 Tren Kunjungan IGD per Bulan Tahun 2014-20167

    Begitu pula dengan tren kunjungan IGD, dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015

    mengalami peningkatan yang cukup bermakna. Hal ini kemungkinan karena nama RS Pusat

    Otak Nasional mulai dikenal oleh masyarakat luas.

  • 13

    Gambar 2.6 Tren Rata-Rata Kunjungan per Bulan IGD Tahun 2014-2017

    Berdasarkan gambar 2.6 terlihat bahwa rata-rata kunjungan IGD tahun 2014 adalah sebanyak

    68 kunjungan, kemudian meningkat sebanyak lebih dari 2 kali lipat di tahun 2015 menjadi

    sebanyak 190 kunjungan, dan begitu pula di tahun 2016 terjadi peningkatan 2 kali lipat menjadi

    sebanyak 384 kunjungan dan pada tahun 2017 rata-rata kunjungan IGD sebanyak 385.

    II.1.2 Pelayanan Cathlab dan Operasi

    Gambar 2.7 Tren Tindakan Operasi per Bulan Tahun 2014-2017

  • 14

    Gambar 2.8 Tren Rata-Rata Tindakan Operasi Tahun 2014-2107

    Gambar 2.9 Tren Tindakan Cathlab per Bulan Tahun 2014-2017

    Gambar 2.10 Tren Rata-Rata Tindakan Cathlab Tahun 2014-2107

  • 15

    II.1.3 Pelayanan Neurokognitif, Neurodiagnostik& Neurobehaviour, Psikologi Dan

    Fisioterapi

    Gambar 2.11 Pelayanan Neurokognitif & Neurodiagnostik Tahun 2017

    Gambar 2.12 Tren Pelayanan Psikologi per Bulan 2015-2017

  • 16

    II.1.4 Pelayanan Laboratorium dan Radiologi

    Gambar 2.13 Tren Pelayanan Laboratorium per Bulan Tahun 2015-2017

    Gambar 2.14 Tren Pelayanan Radiologi per Bulan Tahun 2014-2017

    II.1.5 Pelayanan Pasien BPJS Kesehatan

    Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional sudah

    melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan sebagian besar pasien yang dirawat

    adalah pasien dengan severity level III, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

  • 17

    Tahun Jumlah Pasien Tarif RS Total Verifikasi

    2014 3,827

    12,326,134,105

    7,329,429,699

    2015 12,078

    48,890,610,159

    17,758,946,000

    2016 23,514

    83,940,140,306

    44,425,135,823

    TOTAL

    39,419

    145,156,884,570

    69,513,511,522

    Tabel Verifikasi BPJS berdasarkan jumlah pasien per Tahun

  • 18

    II.2 GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN

    II.2.1 Penerimaan Jasa Pelayanan Rumah Sakit

    Rekapitulasi Penerimaan Fungsional RS Tahun 2013-2016 Berdasarkan Sumber Penerimaan

    NO JENIS PENERIMAAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016

    1 RAWAT INAP

    -

    6,945,597,291

    17,091,533,508

    36,675,722,094

    2 RAWAT JALAN

    20,460,000

    829,807,057

    2,408,462,020

    6,879,521,094

    3 PENUNJANG MEDIK

    -

    336,823,491

    1,660,712,317

    3,625,089,027

    4 IGD

    -

    234,690,776

    733,854,760

    1,245,053,213

    5 POLI EKSEKUTIF

    -

    1,095,294,639

    6,693,443,872

    6 LAIN -LAIN :

    - DIKLAT -

    -

    78,351,020

    165,150,000

    - PENELITIAN -

    -

    16,600,000

    8,000,000

    - AMBULANCE -

    -

    31,670,000

    195,645,914

    - STERILISASI ALAT -

    -

    -

    2,680,000

    TOTAL 20,460,000 8,346,918,615 23,116,478,264 55,490,305,214

    Tabel 2.1 Rekapitulasi Penerimaan Fungsional Tahun 2013-2016

    Gambar 2.15 Tren Penerimaan Fungsional RS Tahun 2013-2016

  • 19

    II.2.2 Pendapatan dan Penerimaan Rumah Sakit Tahun 2013-2016

    TAHUN PENDAPATAN PENERIMAAN

    2013 20,460,000 20,460,000

    2014 14,193,990,490 8,346,918,615

    2015 60,751,825,221 23,870,347,993

    2016 126,276,203,518 56,145,931,652

    JUMLAH 201,242,479,228 88,383,658,260

    Tabel 2.2 Pendapatan dan Penerimaan RS Tahun 2013-2106

    II.2.3 Pengeluaran Operasional Rumah Sakit

    URAIAN

    TH 2014 TH 2015 TH 2016

    ALOKASI

    REALISASI %

    REALISASI ALOKASI REALISASI %

    REALISASI ALOKASI REALISASI %

    REALISASI

    OPERASIONAL RS OTAK (Total) 94,677,203 74,900,960 79.1 242,140,135 213,572,579 88 188,298,071 158,023,774 84

    Pembayaran Gaji dan Tunjangan 10,614,501 7,772,007 73 20,948,572 18,633,753 89

    Belanja Operasional Badan Layanan Umum (BLU) 45,280,095 24,904,108 55

    Belanja Operasional (RM) 6,894,616 6,383,411 93 49,805 28,078,092 56 22,597,249 20,191,449 90

    Belanja Modal (RM) 1,115,000 1,098,911 90.4 174,000,001 169,564,599 97 71,905,156 66,792,061 93

    Belanja Tupoksi (RM) 7,886,600 4,143,612 70 600,860 71,679 12 27,566,999 27,502,401 99

    Tabel 2.3 Pengeluaran Operasional RS Pusat Otak Nasional Tahun 2014-2106 (dalam ribuan

    Rupiah)

  • 20

    Gambar 2.15 Pengeluaran Operasional RS Pusat Otak Nasional Tahun 2014-2016 (dalam Ribuan

    Rupiah)

    II.3 GAMBARAN KINERJA SDM, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

    Direktorat SDM, Pendidikan dan Penelitian mempunyai 3 Bagian, yang terdiri dari:

    1. Bagian Sumber Daya Manusia

    2. Bagian Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)

    3. Bagian Penelitian dan Pengembangan (LITBANG)

    Hasil Kinerja Direktorat SDM, Pendidikan dan Penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Pengembangan SDM

    Proses rekruitmen CPNS tahun 2013 sebanyak 208 orang

    Bimbingan penyusunan grading pegawai

    Bimbingan pemahaman SKP

    Persiapan persyaratan proses pengusulan dan implementasi tunjangan kinerja

    2. Pengembangan DIKLAT

    Orientasi CPNS alokasi tenaga tahun 2014 sebanyak 208 orang

    Pelatihan Basic Neurology Life Support untuk perawat

    Pelatihan Advance Neurologi Life Support untuk dokter umum

    Pelatihan Service Excellence

    Pelatihan Corporate Building

    Pelatihan perawat ICU, OK, CSSD dan Laundry

    Pelatihan dokter, pemulasaraan jenazah, radiologi, laboratorium dan fisioterapi

  • 21

    3. Pengembangan Mutu

    Pelatihan dasar pengenalan KARS 2012 dan JCI

    Simulasi dasar akreditasi oleh KARS

    Evaluasi kesiapan dokumen standar akreditasi

    Evaluasi pemahaman indikator akreditasi

    4. Jumlah Pegawai RS Pusat Otak Nasional sebanyak 646 orang, yang terdiri dari:

    a. Pegawai PNS sebanyak 574 Pegawai

    b. Pegawai Non PNS sebanyak 67 Pegawai

    c. Kerjasama sebanyak 5 orang

    NO PENDIDIKAN PNS HONORER KERJASAMA JUMLAH

    1 Magister Epidemiologi 1 1

    2 Spesialis Saraf 21 2 2 25

    3 Spesialis Bedah Saraf 4 2 6

    4 Spesialis Anestesi 5 5

    5 Spesialis Orthopedi 2 2

    6 Spesialis Patologi Klinik 2 1 3

    7 Spesialis Radiologi 2 1 3

    8 Spesialis Anak 1 1 2

    9 Spesialis Paru 2 2

    10 Spesialis THT, Bedah Kepala dan Leher 1 1

    11 Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik 1 1

    12 Spesialis Penyakit Dalam 1 1

    13 Spesialis Farmasi Rumah Sakit 1 1

    14 Dokter Gigi 1 1

    15 Dokter Umum 17 1 18

    16 Magister Psikologi Klinis 1 1

    17 Magister Kesehatan Masyarakat 1 1

    18 Magister Akuntansi 1 1

    19 Magister Administrasi Rumah Sakit 3 3

    20 Magister Keperawatan Medical Bedah 1 1

    21 Magister Administrasi Publik 2 2

    22 Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 1 1

    23 Magister Manajemen 7 7

    24 Magister Ekonomi Kesehatan 1 1

    25 Magister Ilmu Administrasi 1 1

    26 Apoteker 8 8

    27 S.1 Farmasi Perapotikan 1 1

    28 S.1 Kesehatan Masyarakat 4 1 5

    29 S.1 Administrasi Publik 1 1

    30 S.1 Fisika Medik 1 1

  • 22

    31 S.1 Gizi 7 7

    32 S.1 Psikologi 1 1 2

    33 S.1 Hukum 3 3

    34 S.1 Sistem Informasi 4 2 6

    35 S.1 Ekonomi 8 6 14

    36 S.1 Teknik 1 1

    37 S.1 Teknik Informatika 3 1 4

    38 S.1 Biokimia 1 1

    39 S.1 Komunikasi 2 2

    40 S.1 Administrasi Negara 1 1

    41 NERS 144 144

    42 D.IV Fisioterapi 2 5 7

    43 D.III Keperawatan 183 1 184

    44 D.III Teknik Radiologi 16 16

    45 D.III Farmasi 21 21

    46 D.III Analis Kesehatan 22 22

    47 D.III Fisioterapi 5 1 6

    48 D.III Okupasi Terapi 1 1 2

    49 D.III Terapi Wicara 1 2 3

    50 D.III Gizi 8 1 9

    51 D.III Rekam Medik 15 15

    52 D.III Manajemen Informatika 6 2 8

    53 D.III Manajemen Komputer 1 1

    54 D.III Perpustakaan 1 1

    55 D.III Ekonomi Akuntansi 7 7

    56 D.III Manajemen Keuangan 3 3

    57 D.III Sekretaris 3 3

    58 D.III Administrasi Perkantoran 1 1

    59 D.III Teknik Informatika 2 2

    60 D.III Kesehatan Lingkungan 1 1

    61 D.III Teknik Elektromedik 3 3

    62 D.III Teknik Komputer 1 1

    63 SMA/Sederajat 3 35 38

    JUMLAH 574 67 5 646

  • 23

    BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS

    III.1 RUMUSAN PERNYATAAN VISI, MISI, DAN TATA NILAI

    III.1.1 Visi

    Sesuai dengan visinya RS Pusat Otak Nasional adalah sebagai berikut:

    “Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional bidang Otak dan Sistem

    Persarafan”

    RS Pusat Otak Nasional bertujuan dapat memberikan pelayanan yang prima, bermutu, dan

    professional serta memiliki kemampuan mengikuti perkembangan teknologi yang canggih dan

    modern, serta dapat menempatkan dirinya sekelas yang terbaik di Asia Tenggara atau Dunia.

    III.1.2 Misi

    Dalam mewujudkan Visi RS Pusat Otak Nasional diperlukan kerjasama dan tekad yang baik agar

    permasalahan yang dihadapi akan mudah diselesaikan, sehingga misi rumah sakit dirumuskan

    sebagai berikut:

    1. Mewujudkan pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh

    semua lapisan masyarakat.

    2. Mewujudkan pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi pada

    pemecahan masalah otak dan sistem persarafan di tingkat nasional dan internasional.

    3. Mewujudkan penapisan IPTEK di bidang ilmu kesehatan otak dan sistem persarafan

    4. Mewujudkan kenyamanan dan kesejahteraan pegawai

    III.1.3 Tujuan

    Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada

    operasionalisasi visi dan misi. Tujuan adalah penjabaran atau implementasi dari pernyataan

    misi, yang akan dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

    Tujuan utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

    1. Meningkatnya kompentensi tenaga rumah yang sakit dalam rangka optimalisasi pelayanan

    2. Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit bagi pelanggan ekstern dan intern

    3. Meningkatnya sistem manajemen keuangan dan pengelolaan sumber daya secara efisiensi,

    transaparan dan akuntabel

  • 24

    III.1.4 Nilai – Nilai

    Guna mewujudkan visi dan misinya, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional menganut dan

    menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:

    B R A I N

    Benevolent : senantiasa melayani pasien dengan tulus

    Responsive : selalu siap tanggap

    Attentive : memberi perhatian penuh terhadap pasien

    Innovative : mengikuti perkembangan ilmu

    Noble : sesuai dengan motto RS yaitu “Melayani Dengan Mulia”

    Sedangkan motto Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah sigap, tepat, cepat, ramah dan

    efisien serta berkomitmen untuk selalu fokus dan peduli pada kesehatan dan keselamatan

    pasien. “Melayani dengan Mulia”.

  • 25

    III.2 ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI

    No Komponen Stakeholders Inti Harapan Kekhawatiran

    1 Kementerian Kesehatan 1.Terwujudnya

    pelayanan

    ekselen(integrasi

    pelayanan,

    pendidikan, dan

    penelitian)

    Tidak tercapai target

    yang diinginkan

    2 Organisasi Profesi (PERDOSSI dan

    PERSEBSI

    Berperan dalam

    pengembangan ilmu

    Neurologi & bedah

    saraf serta mencetak

    Neurolog dan bedah

    saraf yg berkualitas

    Tersedianya banyak alat

    canggih dapat terjadi

    overuse teknologi

    kedokteran, spt CT

    Scan,MRI, sehingga

    dokter sp Neurologi

    cenderung

    meninggalkan

    kemampuan anamnesa

    dan pemeriksaan fisik

    utk menegakkan

    diagnosa

    3 Kolegium Neurologi Indonesia

    Kolegium Bedah Saraf Indonesia

    Berperan dalam

    menetapkan clinical

    privilege dan clinical

    appointment bagi

    dokter sp Neurologi

    dan Bedah Saraf dan

    bisa dijadikan

    panduan bagi RS

    lain

    Kesulitan untuk

    menjalankan rumah

    sakit yang baru, perlu

    kerja keras dan

    dukungan segenap

    masyarakat Neurologi

    dan bedah saraf

    Indonesia

    4 Departemen Neurologi RS

    Pendidikan

    RS Pusat Otak

    Nasional menjadi

    pionir dalam

    Perlu disiapkan sumber

    daya manusia

    utk menjalankan alat-

  • 26

    pelayanan tersier

    dan kuartener

    alat kedokteran yg

    canggih. Tarif yg tidak

    sesuai dengan klaim.

    5 Pejabat Struktural Menjadi RS BLU dan

    tipe A

    Pendapatan belum

    mencukupi

    6 Staf Fungsional Menjadi RS BLU dan

    tipe A

    Pendapatan belum

    mencukupi

    7 Masyarakat sekitar Kemudahan akses

    pelayanan

    Tidak mencukupinya

    sarana dan prasarana

    III.3 TANTANGAN STRATEGIS

    1. Kebutuhan pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna

    2. Terpenuhi akreditasi standar rumah sakit skala Nasional dan Internasional (KARS dan

    JCI)

    3. Terselenggaranya manajemen yang efektif dan akuntabel

    4. Menjadi RS Pendidikan dan penelitian di bidang neurologi dan bedah saraf

    5. Tingginya kebutuhan SDM yang kompeten

    III.4 BENCHMARKING

    1) NUHS (National University Hospital Singapore)

    2) RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

    III.5 ANALISIS SWOT

    Analisis SWOT adalah salah satu metoda analisa yang dilakukan dengan mengidentifikasi

    faktor-faktor internal dan eksternal yang secara sistematis dapat menentukan status

    posisi rumah sakit saat ini. Adapun faktor internal meliputi strength (kekuatan) dan

    weakness (kelemahan), serta faktor eksternal meliputi opportunity (peluang) dan threat

    (ancaman) yang mempengaruhi perkembangan kinerja organisasi (rumah sakit).

  • 27

    Tabel Faktor-faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan

    FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

    1. Peralatan kesehatan yang canggih

    untuk beberapa bidang medis

    1. Sebagian besar SDM RS Pusat Otak

    Nasional masih baru dan belum

    berpengalaman

    2. Kondisi RS Pusat Otak Nasional

    memiliki gedung yang relatif baru,

    terpelihara dan lingkungan yang

    nyaman

    2. RS Pusat Otak Nasional merupakan RS

    Khusus yang baru dan RS Saraf

    pertama di Indonesia dan dengan

    manajemen baru

    3. Memiliki konsultan ahli bidang

    Neurologi dan bedah saraf

    3. Unit cost tinggi sehingga sulit bersaing

    dengan tarif RS lain

    4. Alokasi anggaran dari Pemerintah

    (APBN) dan PNBP

    4. SIMRS belum maksimal

    5. Rumah Sakit sebagai pusat rujukan

    Neurologi

    5. Jumlah dan Jenis SDM medis dan non-

    medis masih kurang

    Selanjutnya, berdasarkan hasil kekuatan dan kelemahan yang teridentifikasi dilakukan

    identifikasi hal-hal apa saja peluang dan ancaman RS Pusat Otak Nasional.

    Tabel Faktor-faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman

    FAKTOR PELUANG FAKTOR ANCAMAN

    1. Belum ada RS khusus Neurologi Pertumbuhan rumah sakit swasta dengan

    pelayanan canggih semakin meningkat

    2. Tingginya angka kesakitan, kecacatan,

    dan kematian akibat penyakit saraf

    (Riskesdas 2007)

    INACBG’s untuk pelayanan neurologi

    belum sesuai dengan unit cost rumah sakit

    3. Trend kesadaran masyarakat terhadap

    kesehatan yang semakin membaik

    Sistem rujukan berjenjang dari BPJS

    4. Dukungan politik dan kebijakan

    Pemerintah sebagai RS Khusus pusat

    rujukan Nasional

    Meningkatnya tuntutan masyarakat akan

    pelayanan kesehatan di rumah sakit

    5. Belum ada pelayanan preventif pada

    penyakit saraf (Brain Check Up)

    6. Pengembangan pusat pendidikan dan

    penelitian di bidang Neurologi

  • 28

    kerjasama dengan institusi pendidikan

    dan penelitian pemerintah,

    swasta,LSM

    III.6 DIAGRAM KARTESIUS PILIHAN PRIORITAS STRATEGIS

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan posisi total nilai peluang, ancaman,

    kekuatan, dan kelemahan untuk mendapatkan posisi bersaing RS Pusat Otak Nasional:

    (1) Identifikasi dan penentuan faktor-faktor apa saja yang menentukan peluang

    (2) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan peluang dalam

    kurun waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk peluang adalah

    100%.

    (3) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan peluang dalam kurun

    waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk peluang berkisar

    antara nol (0) sampai dengan seratus (100).

    (4) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan peluang dalam kurun

    waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot

    (yang diperoleh dari butir 2) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 3) untuk

    setiap faktor pembentuk peluang

    (5) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk peluang yang diperoleh

    dari butir 4, sebagai jumlah dari semua nilai terbobot

    Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Peluang

    FAKTOR PELUANG BOBOT RATING (0-100) NILAI TERBOBOT

    1. Belum ada RS khusus Neurologi 0.25 75 18.75

    2. Tingginya angka kesakitan,

    kecacatan dan kematian akibat

    penyakit saraf.

    0.1 70 7

    3. Trend kesadaran masyarakat

    terhadap kesehatan yang semakin

    membaik

    0.15 60 6

    4. Dukungan politik dan kebijakan

    Pemerintah sebagai RS Khusus

    pusat rujukan Nasional

    0.15 75 11.25

    5. Belum ada pelayanan preventif pada 0.2 80 16

  • 29

    penyakit saraf (Brain Check Up)

    6. Pengembangan pusat pendidikan

    dan penelitian di bidang Neurologi,

    bekerjasama dengan institusi

    pendidikan dan penelitian

    pemerintah, swasta, LSM

    0.15 70 10.5

    Jumlah 72,25

    (6) Identifikasi dan penentuan apa saja faktor-faktor yang menentukan ancaman dalam

    kurun waktu periode RSB.

    (7) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan ancaman dalam kurun

    waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk ancaman adalah 100%.

    (8) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan ancaman dalam kurun

    waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk ancaman berkisar

    antara nol (0) sampai dengan seratus (100).

    (9) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan ancaman dalam kurun

    waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot

    (yang diperoleh dari butir 7) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 8) untuk setiap

    faktor pembentuk ancaman.

    (10) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk ancaman yang diperoleh dari

    butir 9.

  • 30

    Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Ancaman

    FAKTOR ANCAMAN BOBOT RATING (0-100) NILAI TERBOBOT

    1. Pertumbuhan rumah sakit swasta

    dengan pelayanan canggih

    semakin meningkat

    0.2 60 12

    2. INACBG’s untuk pelayanan

    neurologi belum sesuai dengan

    unit cost rumah sakit

    0.3 65 19.5

    3. Sistem rujukan berjenjang dari

    BPJS

    0.25 65 16.25

    4. Meningkatnya tuntutan

    masyarakat akan pelayanan

    kesehatan di rumah sakit

    0.25 60 16.25

    JUMLAH 64

    (1) Identifikasi dan penentuan apa saja faktor-faktor yang menentukan kekuatan dalam

    kurun waktu periode RSB.

    (2) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan kekuatan dalam kurun

    waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk kekuatan adalah 100%.

    (3) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan kekuatan dalam kurun

    waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk kekuatan berkisar

    antara nol (0) sampai dengan seratus (100).

    (4) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan kekuatan dalam kurun

    waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot

    (yang diperoleh dari butir 12) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 13) untuk

    setiap faktor pembentuk kekuatan.

    (5) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk kekuatan yang diperoleh dari

    butir 14.

  • 31

    Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Kekuatan

    FAKTOR KEKUATAN BOBOT RATING (0-100) NILAI TERBOBOT

    1. Peralatan kesehatan yang canggih

    untuk beberapa bidang medis

    0.25 80 20

    2. Kondisi RS Pusat Otak Nasional yang

    memiliki gedung baru dan lingkungan

    yang nyaman

    0.15 80 12

    3. Memiliki konsultan ahli bidang

    Neurologi dan Bedah Saraf

    0.25 80 20

    4. Alokasi anggaran dari pemerintah

    (APBN) dan PNBP

    0.15 70 10.5

    5. Image rumah sakit sebagai pusat

    rujukan Neurologi

    0.2 70 14

    Jumlah 76.5

    (6) Identifikasi dan penentuan apa saja faktor-faktor yang menentukan kelemahan dalam

    kurun waktu periode RSB

    (7) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan kelemahan dalam

    kurun waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk kelemahan

    adalah 100%.

    (8) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan kelemahan dalam kurun

    waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk kelemahan berkisar

    antara nol (0) sampai dengan seratus (100).

    (9) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan kelemahan dalam kurun

    waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot

    (yang diperoleh dari butir 17) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 18) untuk

    setiap faktor pembentuk kelemahan.

    (10) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk kelemahan yang diperoleh

    dari butir 19.

  • 32

    Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Kelemahan

    FAKTOR KELEMAHAN BOBOT RATING (0-100) NILAI TERBOBOT

    1. Sebagian besar SDM RS Pusat Otak

    Nasional masih baru, dan belum

    berpengalaman

    0.25 60 15

    2. RS Pusat Otak Nasional merupakan rumah

    sakit khusus yang baru dan rumah sakit

    saraf pertama di Indonesia dan dengan

    manajemen baru

    0.2 60 12

    3. Unit cost tinggi sehingga sulit bersaing

    dengan tarif RS lain

    0.15 60 9

    4. SIMRS belum maksimal 0.15 60 9

    5. Jumlah dan jenis SDM medis dan non medis

    masih kurang

    0.25 60 15

    Jumlah 60

    Berdasarkan 20 (dua puluh langkah) langkah di atas dilakukan penempatan nilai dalam diagram

    kartesius. Penentuan nilai untuk masing-masing sumbu X dan Y ditentukan sebagai berikut:

    Nilai Sumbu Y = total nilai terbobot peluang dikurangi total nilai terbobot ancaman

    Nilai Sumbu Y = 72,25 – 64 = 8.25

    Nilai Sumbu X = total nilai terbobot kekuatan dikurangi total nilai terbobot kelemahan

    Nilai Sumbu X = 76.5 – 60 = 16.5

    Sumbu Y

    Sumbu X

    Kuadran 3

    Kuadran 2 Kuadran 1

    Kuadran 4

  • 33

    Berdasarkan Analisa SWOT saat ini, RS Pusat Otak Nasional berada di kuadran 1, yaitu pada

    situasi yang menguntungkan. Rumah Sakit mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat

    memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan komplain, demi meningkatkan kepuasan

    pelanggan dan pendapatan rumah sakit. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari Direktorat

    Jenderal Pelayanan Kesehatan-Kementerian Kesehatan RI dalam menyusun kebijakan terkait

    dengan pengembangan dan pelayanan di RS Pusat Otak Nasional; rumah sakit menciptakan

    inovasi-inovasi pelayanan; meningkatkan kualitas pelayanan seiring dengan peningkatan

    jumlah kunjungan pasien dan komitmen pimpinan dan staf dalam mengawal dan melaksanakan

    evaluasi terhadap Renstra

    III.7 ANALISA TOWS

    Berikut merupakan sasaran strategis yang akan dilakukan RS Pusat Otak Nasional dalam

    kurun waktu 2015-2019 berdasarkan Analisa TOWS. Analisa dilakukan dengan

    mendasarkan pada masing-masing kondisi sebagai berikut, yakni dengan cara

    mempertemukan:

    (i) hasil identifikasi kekuatan dan peluang

    (ii) hasil identifikasi kekuatan dan ancaman

    (iii) hasil identifikasi kelemahan dan peluang

    (iv) hasil identifikasi kelemahan dan ancaman

  • 34

    ANALISIS TOWS

    FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

    (1) Peralatan kesehatan yang canggih untuk

    beberapa bidang medis

    (2) Kondisi RS Pusat Otak Nasional yang

    memiliki gedung baru dan lingkungan

    yang nyaman

    (3) Memiliki konsultan ahli bidang

    Neurologi dan bedah saraf

    (4) Alokasi anggaran dari Pemerintah

    (APBN) dan PNBP

    (5) Rumah Sakit sebagai pusat rujukan

    neurologi

    (1) Sebagian besar SDM dokter spesialis RS

    Pusat Otak Nasional masih baru dan

    belum berpengalaman

    (2) RS Pusat Otak Nasional merupakan RS

    khusus yang baru dan RS saraf pertama

    di Indonesia dan dengan manajemen

    baru

    (3) Unit cost RS Pusat Otak Nasional tinggi

    sehingga sulit bersaing dengan tarif RS

    lain

    (4) SIMRS belum maksimal

    (5) Jumlah dan jenis SDM medis dan non-

    medis masih kurang

    FAKTOR PELUANG

    (1) Belum ada RS khusus neurologi

    (2) Tingginya angka kesakitan, kecacatan

    dan kematian akibat penyakit saraf

    (3) Trend kesadaran masyarakat terhadap

    kesehatan yang semakin membaik

    (4) Dukungan politik dan kebijakan

    Pemerintah sebagai RS Khusus pusat

    Rujukan Nasional

    (1) Terwujudnya kepuasan stakeholder

    (2) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang

    unggul dengan endali mutu dan kendali

    biaya

    (3) Terwujudnya RS sebagai pusat

    pendidikan penyakit otak dan system

    persarafan

    (4) Terjalin kerjasama untuk semua bidang

    (1) Terwujudnya SDM yang kompeten

    (2) Terwujudnya budaya kinerja yang baik

  • 35

    (5) Belum ada pelayanan preventif pada

    penyakit saraf (Brain Check Up)

    (6) Pengembangan pusat pendidikan dan

    penelitian di bidang Neurologi

    bekerjasama dengan institusi

    pendidikan dan penelitian pemerintah,

    swasta, LSM

    pelayanan

    FAKTOR ANCAMAN

    (1) Pertumbuhan rumah sakit swasta

    dengan pelayanan canggih semakin

    meningkat

    (2) INACBG’s untuk pelayanan neurologi

    belum sesuai dengan unit cost rumah

    sakit

    (3) Sistem rujukan berjenjang dari BPJS

    (4) Meningkatnya tuntutan masyarakat

    akan pelayanan kesehatan di rumah

    sakit

    (1) Terwujudnya layanan unggulan

    (2) Tersedianya tarif yang kompetitif sesuai

    dengan pelayanan yang diberikan

    (1) Terwujudnya manajemen dan tata

    kelola yang baik

    (2) Terwujudnya kehandalan sarana,

    prasarana dan alat kesehatan

    (3) Terwujudnya optimalisasi surplus RS

  • 36

    III. 8 RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD

    Berdasarkan upaya-upaya strategis yang teridentifikasi pada bagian sebelumnya (sub-

    bagian 3.7), maka disusun peta strategi RS Pusat Otak Nasional untuk kurun waktu 2015-

    2019. Dalam pedoman ini, peta strategi BSC menggambarkan jalinan sebab-akibat

    berbagai sasaran strategis dalam kurun waktu periode RSB yang dikelompokkan dalam

    perspektif finansial, konsumen, proses bisnis, dan pengembangan personil dan organisasi

    RS Pusat Otak Nasional. Sasaran strategis yang ditentukan didasarkan atas upaya-upaya

    strategis yang dihasilkan dari analisa TOWS.

    Gambar Peta Strategi

    Visi: Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional

    di bidang Otak dan Sistem Persarafan

  • 37

    Strategi yang dilakukan rumah sakit untuk melakukan hal tersebut adalah :

    o Merencanakan Sumber daya manusia yang kompeten

    o Optimalisasi Sumber daya rumah sakit

    o Pengembangan pelayanan yang ada dan yang baru

    o Kerja sama dengan pihak ketiga

    o Efisiensi dan pengendalian biaya

    o Penyesuaian tarif rumah sakit yang kompetitif

    o Penetapan sebagai rumah sakit khusus rujukan nasional

    o Sistem rumah sakit yang berbasis teknologi informasi

    o Fokus terhadap potensi revenue center

    o Peningkatan kesejahteraan pegawai

    Upaya Minimalisasi hambatan dalam SWOT

    1. Melakukan pembuatan tarif berdasarkan unit cost

    2. Melakukan promosi unggulan pelayanan neurologi

    3. Melakukan perencanaan anggaran berdasarkan prioritas dan pengendalian biaya

    4. Fleksibilitas dalam melakukan kebijakan rumah sakit berdasarkan ketentuan

    5. Melakukan pelayanan prima kepada pelanggan

  • 38

    BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA

    STRATEGIS IV.1 MATRIKS IKU

    Untuk menentukan indikator kinerja utama dan program kerja strategis berdasarkan

    tujuan rumah sakit sebagai berikut:

    Secara rinci Matrik Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Utama Strategis adalah:

    Tabel 4.20 Matrik Indikator Kinerja Utama

    PERSPEKTIF SASARAN

    STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    UTAMA BOBOT

    (%) PIC

    TARGET

    2015 2016 2017 2018 2019

    Learning and

    Growth Terwujudnya SDM yang Kompeten

    Persentase SDM yang tersertifikasi

    6 Dir SDM dan

    Diklit 30% 40% 50% 70% 90%

    Terwujudnya sistem

    informasi RS yang terintegrasi

    Level integrasi IT Rumah Sakit

    6

    Dir Keu dan Adm Umum

    Siloed-1 Siloed-2 Integrated-1 Integrated-2 Advanced

    Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

    Tingkat kehandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan sesuai best practice

    7 50% 60% 70% 80% 100%

    Budaya kinerja yang

    baik

    Persentase SDM

    dengan kinerja optimal 7

    Dir SDM dan

    Diklit 70% 80% 85% 90% 90%

    Internal Business Process

    Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik

    Opini audit atas laporan keuangan oleh KAP

    7 Dir Keu dan Adm Umum

    WTP WTP WTP WTP WTP

    Akreditasi Rumah Sakit 7

    Dir SDM dan Diklit

    KARS Kontinuitas

    KARS Kontinuitas

    KARS KARS

    SNARS 1 Akreditasi

    Internasional

    Terwujudnya RS sebagai sarana pendidikan otak dan

    sistem persarafan

    Akreditasi RS pendidikan

    7 Persiapan Persiapan Persiapan Pengajuan Terakreditasi

    RS Pendidikan

    Terselenggaranya layanan unggulan

    dalam bidang Otak dan Sistem Persarafan

    Jumlah Layanan

    Unggulan 7 Dir Yan 3 5 6 6 7

    Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian

    Jumlah kerjasama 6 Dir Keu dan Adm Umum

    5 7 10 12 15

    Terwujudnya pelayanan kesehatan

    yang unggul dengan kendali mutu & kendali biaya

    Persentase kasus sesuai PPK

    7

    Dir Yan

    75% 80% 85% 90% 95%

    Persentase capaian 5 indikator medik

    7 75% 80% 85% 90% 95%

    Stakeholder Terwujudnya kepuasan stakeholder

    Tingkat kepuasan

    pasien dan keluarga 7 Dir SDM dan

    Diklit

    70% 70% 80% 90% 90%

    Tingkat kepuasan staf 6 70% 75% 80% 85% 90%

    Financial

    Peningkatan

    pendapatan dan efisiensi anggaran

    Peningkatan surplus rumah sakit per tahun

    7 Dir Keu dan

    Adm Umum

    - 2% 5% 8% 10%

    Peningkatan sistem akuntansi

    6 - 1 4 5 6

  • 39

    IV.2 KAMUS IKU DAN PENJELASAN SASARAN STRATEGIS

    IKU-1 : PERSENTASE SDM YANG TERSERTIFIKASI

    Perspektif : Learning and Growth

    Sasaran

    Strategis

    : Terwujudnya SDM yang kompeten

    IKU : Persentase SDM yang tersertifikasi

    Definisi : SDM yang memiliki sertifikasi sesuai dengan lingkup profesinya

    Formula : Jumlah SDM yang memiliki sertifikasi sesuai lingkup profesi dibagi

    dengan jumlah total SDM yang wajib memiliki sertifikasi (Dokter dan

    tenaga kesehatan lainnya) dikali 100%

    Bobot IKU : 6

    Person In

    Charge

    : Direktur SDM dan Diklit

    Sumber Data : Berkas SDM

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    30% 40% 50% 70% 90%

    Penjelasan;

    Terwujudnya SDM RS Pusat Otak Nasional yang tersertifikasi diharapkan mencapai 90% pada

    tahun 2019.

  • 40

    IKU-2: LEVEL INTEGRASI IT RUMAH SAKIT

    Perspektif : Learning and Growth

    Sasaran Strategis : Terwujudnya sistem informasi RS yang terintegrasi

    IKU : Level integrasi IT Rumah Sakit

    Definisi : Tingkatan/klasifikasi kemapanan sistim informasi ter-integrasi sebagai berikut:

    a. Basic/Siloed Enterprises. (Siloed 1): Infrastruktur dan platform bersifat manual, konstan;

    sehingga diperlukan pemantauan dan perbaikan yang tersendiri untuk tiap kasus;

    b. Standard/Integrated Enterprises. (Siloed 2): Infrastruktur dan platform mengacu pada

    integrasi autentifikasi, sehingga seluruh sistem saling terhubung dan memudahkan

    pemanfaatan dan perawatannya. Infrastruktur terpasang dan system informasi disiapkan

    untuk sistem rawat jalan terintegrasi dengan admisi, kasir (billing system), serta instalasi

    farmasi;

    c. Advance/Extended Enterprises (Integrated 1): Infrastruktur dan platform mengacu pada

    kemampuan otomisasi manajemen, peningkatan keamanan dan kebijakan yang

    memungkinkan self provisioning. Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi

    instalasi rawat inap, inventory, laboratorium, radiologi, dan penunjang diagnostik;

    d. Dynamic/Business Network (Integrated 2): Infrastruktur dan platform mencapai potensi

    penuh sebagai aset strategis untuk bisnis, dan memungkinkan semua pengguna untuk

    mendapatkan informasi yang cepat, akurat dan dinamis untuk kemajuan bisnis.

    Infrastruktur dan platform lebih mendukung kegiatan backoffice seperti keuangan (LAN),

    SDM, Tata Usaha (surat Menyurat melalui Electronic Filling System (EFS));

    e. Advance/Extended: infrastruktur dan platform mengacu pada peningkatan keamanan

    dan sistem remunerasi.

    Formula : Hasil Self Assessment di akhir tahun tercapai sesuai target yang telah ditetapkan

    Bobot IKU : 6

    Person In Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

    Sumber Data : Hasil Self Assessment

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    Siloed-1 Siloed-2 Integrated-1 Integrated-2 Advanced

    Penjelasan: tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya sistem informasi rumah sakit yang

    terintegrasi pada level advanced pada tahun 2019.

  • 41

    IKU-3: TINGKAT KEHANDALAN SARANA DAN PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN SESUAI

    BEST PRACTICE

    Perspektif : Learning and Growth

    Sasaran Strategis : Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

    IKU : Tingkat kehandalan sarana, prasarana, dan alat kesehatan sesuai best practice

    Definisi : Persentase prasarana yang memenuhi persyaratan OEE (Overall Equipment

    Effectiveness) sesuai best practice yang mencakup tiga aspek yaitu ketersediaan,

    kinerja dan atau kualitas.

    Ketersediaan (availability) adalah jumlah hari alat beroperasi dibagi jumlah hari

    kerja sesuai best practice.

    Kinerja adalah kemampuan yang ada dibagi kemampuan tersedia. Kualitas adalah

    hasil yang dapat dipergunakan.

    Formula : OEE = Ke x Ki x Ku

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

    Sumber Data : a) Kartu kendali pemeliharaan alat b) Data Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah c) Data Hasil Pemeriksaan Air Bersih d) Data Pemakaian Alat e) Kartu Pemeliharaan Genset

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    50% 60% 70% 80% 100%

    Penjelasan:

    Alat Kesehatan yang diukur tingkat keandalannya adalah: CT Scan, DR/X-Ray, USG di ruang Radiologi

    Sarana Prasarana: IPAL, Fasilitas Air Bersih, Mesin Genset Kriteria penilaian: nilai ≤50 = 50% , 51-60 = 60%, 61-70= 70%, 71-80 = 80%, ≥81 = 100%

  • 42

    IKU-4: PERSENTASE STAF DENGAN KINERJA OPTIMAL

    Perspektif : Learning and Growth

    Sasaran Strategis : Terwujudnya budaya kinerja yang baik

    IKU : Persentase SDM dengan kinerja optimal

    Definisi : Staf yang berkinerja baik (optimal) berdasarkan hasil Penilaian Sasaran Kerja

    dengan nilai capaian SKP 76-90%.

    Formula : Jumlah staf yang termasuk dalam kriteria baik sesuai capaian SKP dibagi dengan

    total staf yang dinilai SKP (PNS) x 100%

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur SDM, Diklat dan Litbang

    Sumber Data : Hasil Penilaian Kinerja

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    70% 80% 85% 90% 90%

    Penjelasan:

    Terwujudnya sumber daya manusia pada tahun 2015 dengan target 70% dari jumlah pegawai

    secara bertahap, setiap tahun dengan harapan terjadi peningkatan kinerja setiap pegawai.

  • 43

    IKU-5: OPINI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Perspektif : Internal Business Process

    Sasaran Strategis : Terwujudnya manajemen dan tata kelola keuangan yang akuntabel

    IKU : Opini audit atas laporan keuangan

    Definisi : Hasil audit atas laporan keuangan oleh KAP berupa opini, yang terdiri dari :

    1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)/Unqualified 2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP)/Qualified 3. Tidak Wajar/Adverse 4. Tidak Memberikan Pendapat/Disclaimer

    Formula : Sesuai standar audit yang dilakukan KAP untuk laporan keuangan tahun

    sebelumnya

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

    Sumber Data : Laporan Hasil Audit KAP

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    WTP WTP WTP WTP WTP

    Penjelasan:

    Opini terhadap laporan keuangan per tahun oleh akuntan publik berupa predikat Wajar

    Tanpa Pengecualian (WTP).

    2015 mengikuti hasil audit Kementerian Kesehatan RI

  • 44

    IKU-6: AKREDITASI RUMAH SAKIT

    Perspektif : Internal Business Process

    Sasaran Strategis : Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik

    IKU : Akreditasi Rumah Sakit

    Definisi : Manajemen rumah sakit mendapatkan akreditasi KARS dan akreditasi

    internasional dari pihak yang berwenang mengeluarkan/menerbitkan akreditasi

    tersebut.

    Formula : Sesuai standar yang ditetapkan assessor

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian

    Sumber Data : a) Hasil assesment b) Dokumen aplikasi

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    KARS

    Kontinuitas

    KARS

    Kontinuitas

    KARS

    KARS

    SNARS 1

    Akreditasi

    Internasional

    Penjelesan: Akreditasi KARS tahun 2015 dan pada tahun 2015 sampai dengan 2017 dilakukan

    rekareditasi dan kontinuitas KARS. Secara bertahap tahun berikutnya akreditasi internasional

    sebagai dasar kualitas pelayanan kepada masyarakat.

  • 45

    IKU-7: AKREDITASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

    Perspektif : Internal Business Process

    Sasaran Strategis : Terwujudnya rumah sakit sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persarafan

    IKU : Akreditasi rumah sakit pendidikan

    Definisi : Standarisasi terhadap pelayanan rumah sakit yang diakui sesuai ketentuan

    Formula : Standar yang diakui oleh institusi formal

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian

    Sumber Data : Tim akreditasi RS Pendidikan

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    Persiapan Persiapan Persiapan Pengajuan

    Terakreditasi

    RS

    Pendidikan

    Penjelasan: Akreditasi sebagai rumah sakit pendidikan ditargetkan pada tahun 2015 mencapai

    target persiapan sehingga rumah sakit dapat melakukan kerja sama dengan lembaga

    pendidikan/universitas sebagai rumah sakit pendidikan, kemudian secara bertahap dan akan

    diajukan untuk dinilai (visitasi) menjadi RS Pendidikan pada tahun 2018 sehingga mencapai

    target terakreditasi sebagai RS Pendidikan di tahun 2019.

  • 46

    IKU-8: JUMLAH LAYANAN UNGGULAN

    Perspektif : Internal Business Process

    Sasaran Strategis : Terselenggaranya layanan unggulan bidang otak dan sistem persarafan

    IKU : Jumlah layanan unggulan

    Definisi : Layanan yang merupakan produk khusus RS Pusat Otak Nasional. Untuk tahun

    2015-2019 direncanakan pembentukan 7 produk unggulan yang terdiri dari:

    Brain Check-Up, Comprehensive Stroke Care, Gangguan Memori dan

    Neurobehavior, Neurointensif, Neurointervensi, Brain Micro Surgery, dan

    Neurorestorative and Paliative Ward

    Formula : Jumlah layanan unggulan yang terealisasi dan terlaksana

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur Pelayanan

    Sumber Data : Bidang Medik

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    3 5 6 6 7

    Penjelasan: pada tahun 2015 ditargetkan tiga produk unggulan terbentuk dan berjalan sampai

    akhirnya akan tercapai target 7 produk unggulan pada tahun 2019.

  • 47

    IKU-9: JUMLAH KERJASAMA

    Perspektif : Internal Business Process

    Sasaran Strategis : Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian

    IKU : Jumlah kerjasama

    Definisi : Ikatan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan kualitas

    pelayanan, pendidikan, dan penelitian di lingkungan RS

    Formula : Jumlah program kerjasama yang telah memiliki MOU dan terlaksana

    Bobot IKU : 6

    Person In Charge : Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian/Direktur Keuangan dan Administrasi

    Umum

    Sumber Data : Perjanjian Kerjasama

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    5 7 10 12 15

    Penjelasan: Target tahun 2015 ikatan kerja sama ini mencapai 5 kerjasama dan setiap tahun

    diharapkan mengalami peningkatan sampai mencapai tingkat optimal sesuai kebutuhan

    pelayanan rumah sakit.

  • 48

    IKU-10: PERSENTASE KASUS SESUAI PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK)

    Perspektif : Internal business process

    Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan kendali mutu dan kendali

    biaya

    IKU : Persentase kasus sesuai Clinical Pathway

    Definisi : Tatalaksana kasus sesuai dengan Panduan Praktek Klinik (PPK)/Clinical Pathway

    diisi dan ditetapkan di RS Pusat Otak Nasional

    Formula : Jumlah kasus tertentu yang diisi sesuai Panduan Praktek Klinik (PPK)/Clinical

    Pathway dibagi dengan total kasus yang termasuk dalam criteria Clinical Pathway

    dikali 100%

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur pelayanan

    Sumber Data : -

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    75 % 80% 85% 90% 95%

    Penjelasan: Target persentase kasus yang diisi sesuai dengan Clinical Pathway pada tahun 2017

    diharapkan sebanyak 85% dan meningkat setiap tahunnya hingga mencapai 95% pada tahun

    2019.

  • 49

    IKU-11: PERSENTASE CAPAIAN INDIKATOR MEDIK

    Perspektif : Internal business process

    Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan kendali mutu dan kendali

    biaya

    IKU : Jumlah capaian indikator medic

    Definisi : Komite Medik RS telah menetapkan 5 indikator medik, yaitu: 1. Meningitis TB, 2.

    Transient Ischemic Attack (TIA) dengan faktor resiko hipertensi, dislipidemia,

    hiperurisemia, obesitas, dan merokok 3. Stroke Iskemik tanpa penyulit 4.

    Stroke Perdarahan tanpa penyulit 5. Concussion Cerebri dengan kesadaran

    menurun

  • 50

    IKU-12: TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA

    Perspektif : Stakeholder

    Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan stakeholder

    IKU : Tingkat kepuasan pasien dan keluarga

    Definisi : Tingkat kepuasan pasien terhadap kegiatan pelayanan di RS

    Formula : Penilaian dilakukan melalui survey tingkat kepuasan pasien dan keluarga. Jumlah

    pasien rawat inap yang puas (nilai ≥3 skala 4) dibagi dengan jumlah pasien rawat

    inap yang mengisi lembar kuesioner kepuasan pasien dikali 100%

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian

    Sumber Data : Hasil survey kepuasan pelanggan

    Periode

    Pelaporan

    : Semesteran

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    70% 70% 80% 90% 90%

    Penjelasan: tingkat kepuasan pasien dan keluarga tahun 2015 sebesar 70% sedangkan tahun

    berikutnya meningkat terus.

  • 51

    IKU-13: TINGKAT KEPUASAN STAF

    Perspektif : Stakeholder

    Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan stakeholder

    IKU : Tingkat kepuasan staf

    Definisi : Tingkat kepuasan staf adalah tingkat penerimaan staf terhadap kondisi yang

    berhubungan dengan iklim dan lingkungan kerja, beban kerja, kepemimpinan,

    karir, dan kesejahteraan

    Formula : Penilaian dilakukan melalui e-survey tingkat kepuasan staf. Jumlah staf yang puas

    dibagi jumlah seluruh staf yang menginput form e-survey dikali 100%

    Bobot IKU : 6

    Person In Charge : Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian

    Sumber Data : Hasil survey kepuasan pelanggan

    Periode

    Pelaporan

    : Semesteran

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    70% 75% 80% 85% 90%

    Penjelasan: tingkat kepuasan staf tahun 2015 sebesar 70% sedangkan tahun berikutnya

    meningkat terus.

  • 52

    IKU-14: PENINGKATAN SURPLUS RUMAH SAKIT PER TAHUN

    Perspektif : Financial

    Sasaran Strategis : Terwujudnya Peningkatan Pendapatan dan Efisiensi Anggaran

    IKU : Peningkatan surplus rumah sakit per tahun

    Definisi : Surplus adalah selisih antara seluruh pendapatan rumah sakit dikurangi dengan

    seluruh belanja rumah sakit pada periode tertentu

    Formula : Selisih antara surplus tahun ini dengan surplus tahun sebelumnya dibagi surplus

    tahun sebelumnya dikali 100%

    Bobot IKU : 7

    Person In Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

    Sumber Data : Laporan Keuangan Tahunan

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    - 2% 5% 8% 10%

    Penjelasan: Peningkatan Surplus Rumah Sakit per Tahun sebagai rumah sakit yang baru

    beroperasi tahun 2015 nihil, kemudian pada tahun berikutnya diharapkan dapat terus

    meningkat.

  • 53

    IKU-15: PENINGKATAN SISTEM AKUNTANSI

    Perspektif : Financial

    Sasaran Strategis : Terwujudnya Peningkatan Pendapatan dan Efisiensi Anggaran

    IKU : Peningkatan sistem akuntansi

    Definisi : Sistem akuntansi yang sesuai dengan ketentuan PP Nomor 71/2010 tentang

    Standar Akuntansi Pemerintahan, Pedoman Akuntansi Rumah Sakit BLU dan

    ketentuan lainya.

    Formula : Jumlah sistem akuntansi yang dibuat sesuai dengan peraturan dalam PP Nomor

    71/2010, Pedoman Akuntansi Rumah Sakit BLU dan ketentuan lainnya

    Bobot IKU : 6

    Person In Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

    Sumber Data : Laporan Keuangan Tahunan

    Periode

    Pelaporan

    : Tahunan

    Target : 2015 2016 2017 2018 2019

    - 1 4 5 6

    Penjelasan: Target 2016 dan seterusnya diharapkan sistem akuntansi rumah sakit sudah sesuai

    dengan standard akuntansi pemerintahan dan ketentuan akuntansi lainnya yang berlaku serta

    ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama.

  • 54

    IV.3 PROGRAM KERJA STRATEGIS

    Berikut adalah Program Kerja Strategis yang akan dilakukan oleh RS Pusat Otak Nasional untuk

    mewujudkan target IKU pada setiap tahun. Program kerja strategis yang dipilih merupakan

    gambaran rangkaian program kerja yang dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran strategis

    dalam kurun waktu 2015-2019.

    Program Kerja Strategis RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019

    Tujuan 1 : Meningkatkan kompentensi tenaga rumah yang sakit dalam rangka

    optimalisasi pelayanan

    Sasaran : 1. Terwujudnya SDM yang Kompeten

    2. Terwujudnya budaya kinerja yang baik

    Tujuan 2 : Meningkatkan sistem manajemen keuangan dan pengelolaan sumber daya

    secara efisiensi, transaparan dan akuntabel

    Sasaran :

    1. Kehandalan sarana prasarana dan alat kesehatan

    2. Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik

    3. Terwujudnya optimalisasi surplus RS

    Tujuan 3 : Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit bagi pelanggan eksternal dan

    internal

    Sasaran : 1. Terselenggaranya layanan produk unggulan

    2. Terwujudnya RS sebagai Sarana pendidikan pelayanan

    primer neurologi

    3. Terjalinnya kerjasama untuk semua bidang pelayanan

    4. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan

    kendali mutu dan kendali biaya

    5. Terwujudnya kepuasaan stakeholder

  • 55

    Tabel 4.21 Program Kerja Strategis Tahun 2015-2019

    SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR

    KINERJA

    UTAMA

    PIC

    PROGRAM

    2015 2016 2017 2018 2019

    Terwujudnya

    SDM yang

    kompeten

    Persentase

    SDM yang

    tersertifikasi

    Dir SDM

    dan Diklit

    Program training

    dan pendidikan

    utk staff

    1. Program

    training dan

    pendidikan utk

    staff

    1. Program

    training dan

    pendidikan utk

    staff

    1. Program

    training dan

    pendidikan utk

    staff

    1. Program training

    dan pendidikan utk

    staff

    2. Evaluasi

    Training staff

    2. Evaluasi

    Training staff

    2. Evaluasi

    Training staff

    2. Evaluasi Training

    staff

    Terwujudnya

    sistem

    informasi RS

    yang

    terintegrasi

    Level

    integrasi IT

    RS

    Dir Keu

    dan Adm

    Umum

    Pengintegrasian

    sistem informasi

    RS

    Pengintegrasian

    sistem informasi

    RS

    Pengintegrasian

    sistem informasi

    RS

    Pengintegrasian

    sistem informasi

    RS

    Pengintegrasian

    sistem informasi RS

    Kehandalan

    sarana,

    prasarana

    dan

    peralatan

    kesehatan

    Tingkat

    kehandalan

    sarana,

    prasarana

    dan alat

    kesehatan

    sesuai best

    practice

    1.Pengembangan

    sarana dan

    prasarana

    1.Pengembangan

    sarana dan

    prasarana

    1.Pengembangan

    sarana dan

    prasarana

    1.Pengembangan

    sarana dan

    prasarana

    1.Pengembangan

    sarana dan prasarana

    2.Pengembangan

    sistem

    monitoring

    kehandalan

    sarana dan

    prasarana

    2.Pengembangan

    sistem

    monitoring

    kehandalan

    sarana dan

    prasarana

    2.Pengembangan

    sistem

    monitoring

    kehandalan

    sarana dan

    prasarana

    2.Pengembangan

    sistem

    monitoring

    kehandalan

    sarana dan

    prasarana

    2.Pengembangan

    sistem monitoring

    kehandalan sarana

    dan prasarana

    Terwujudnya

    budaya

    kinerja yang

    baik

    Persentase

    SDM

    dengan

    kinerja

    optimal

    Dir SDM

    dan Diklit

    1.Program

    pengembangan

    sistem penilaian

    kinerja

    2. Program

    pengembangan

    sistem untuk

    menentukan

    pola ketenagaan

    staf yang tepat

    untuk tiap unit

    dari jumlah dan

    tingkat keahlian

    Implementasi

    program

    pengembangan

    sistem untuk

    menentukan dan

    mendefinisikan

    pola ketenagan

    staff

    Evaluasi sistem

    ketenagaan dan

    rencana

    pengembangan

    staff

    Implementasi

    pengembangan

    staff

    Implementasi

    pengembangan staff

    Terwujudnya

    manajemen

    dan tata

    kelola yang

    baik

    Opini audit

    atas laporan

    keuangan

    Dir Keu

    dan Adm

    Umum

    Pengembangan

    sistem

    pengendalian

    internal rumah

    sakit

    1.

    Pengembangan

    sistem akuntansi

    keuangan RS

    2.

    Pengembangan

    sistem akuntansi

    berbasis IT

    Pengembangan

    sistem akuntansi

    berbasis IT

    Pengembangan

    sistem akuntansi

    berbasis IT

    Pengembangan

    sistem akuntansi

    berbasis IT

    Akreditasi

    Rumah Sakit

    Dir SDM

    dan Diklit

    Akreditasi Akreditasi Akreditasi Akreditasi Akreditasi

    Terwujudnya

    RS sebagai

    sarana

    pendidikan

    otak dan

    sistem

    persarafan

    Akreditasi

    RS

    Pendidikan

    Dir SDM

    dan Diklit

    Pengembangan

    Mutu Pendidikan

    Pengembangan

    Mutu Pendidikan

    Pengembangan

    Mutu Pendidikan

    Pengembangan

    Mutu Pendidikan

    Pengembangan Mutu

    Pendidikan

  • 56

    Terselenggaranya layanan unggulan

    Jumlah Layanan Unggulan

    Dir Yan Pengembangan

    Brain Check-Up,

    Comprehensive

    stroke care,

    gangguan

    memori dan

    neurobehaviour

    1.

    Pengembangan

    neuro

    intervensi,

    neurointensif,

    brain micro

    surgery

    2. optimalisasi

    brain check up,

    comprehensive

    stroke care,

    gangguan

    memori dan

    behaviour

    3. Pemasaran

    1.Optimalisasi

    Brain Check up,

    comprehensive

    stroke care,

    gangguan

    memori dan

    neurobehaviour,

    neurointensif,

    brain micro

    surgery

    2. pemasaran

    1.Optimalisasi

    Brain Check up,

    comprehensive

    stroke care,

    gangguan

    memori dan

    neurobehaviour,

    neurointensif,

    brain micro

    surgery

    2. pemasaran

    1.Optimalisasi Brain

    Check up,

    comprehensive

    stroke care,

    gangguan memori

    dan

    neurobehaviour,

    neurointensif, brain

    micro surgery

    2. pemasaran

    Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian

    Jumlah kerjasama

    Dir SDM

    dan

    Diklit, Dir

    Keu dan

    Adm

    Umum

    Proses

    pengembangan

    jejaring

    Proses

    pengembangan

    jejaring

    Proses

    pengembangan

    jejaring

    Proses

    pengembangan

    jejaring

    Proses

    pengembangan

    jejaring

    Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan kendali mutu & kendali biaya

    Persentase kasus sesuai PPK

    Dir Yan Penyusunan SOP

    dan penerapan

    PPK

    Penerapan PPK Penerapan PPK Penerapan PPK Penerapan PPK

    Persentase capaian 5 indikator medik

    Pengembangan

    SOP dan tata

    kelola medik

    Pengembangan

    SOP dan tata

    kelola medik

    Pengembangan

    SOP dan tata

    kelola medik

    Pengembangan

    SOP dan tata

    kelola medik

    Pengembangan SOP

    dan tata kelola

    medik

    Pengembangan SOP dan tata kelola medik

    Tingkat kepuasan pasien dan keluarga

    Dir SDM

    dan Diklit

    1. Depth

    interview

    2. memenuhi

    kebutuhan

    fasilitas publik

    3. Survey

    kepuasan

    pelanggan

    1. Depth

    interview

    2. memenuhi

    kebutuhan

    fasilitas publik

    3. Survey

    kepuasan

    pelanggan

    1. Depth

    interview

    2. memenuhi

    kebutuhan

    fasilitas publik

    3. Survey

    kepuasan

    pelanggan

    1. Depth

    interview

    2. memenuhi

    kebutuhan

    fasilitas publik

    3. Survey

    kepuasan

    pelanggan

    1. Depth interview

    2. memenuhi

    kebutuhan fasilitas

    publik

    3. Survey kepuasan

    pelanggan

    Tingkat kepuasan staf

    1. Memenuhi

    kebutuhan akan

    fasilitas staf

    2. Survey

    Kepuasan staf

    1. Memenuhi

    kebutuhan akan

    fasilitas staf

    2. Survey

    Kepuasan staf

    1. Memenuhi

    kebutuhan akan

    fasilitas staf

    2. Survey

    Kepuasan staf

    1. Memenuhi

    kebutuhan akan

    fasilitas staf

    2. Survey

    Kepuasan staf

    1. Memenuhi

    kebutuhan akan

    fasilitas staf

    2. Survey Kepuasan

    staf

    Peningkatan pendapatan dan efisiensi anggaran

    Peningkatan surplus rumah sakit per tahun

    Dir Keu

    dan Adm

    Umum

    1. Kerjasama dengan pihak

    ketiga

    2. Efisiensi dan pengendalian

    biaya

    3. Penyesuaian tarif dan

    menjadi rs

    pusat

    4. Fokus terhadap

    revenue

    center

    1. Kerjasama dengan

    pihak ketiga

    2. Efisiensi dan pengendalia

    n biaya

    3. Penyesuaian tarif dan

    menjadi rs

    pusat

    4. Fokus terhadap

    revenue

    center

    1. Kerjasama dengan pihak

    ketiga

    2. Efisiensi dan pengendalian

    biaya

    3. Penyesuaian tarif dan

    menjadi rs

    pusat

    4. Fokus terhadap

    revenue

    center

    1. Kerjasama dengan pihak

    ketiga

    2. Efisiensi dan pengendalian

    biaya

    3. Penyesuaian tarif dan

    menjadi rs

    pusat

    4. Fokus terhadap

    revenue

    center

    1. Kerjasama dengan pihak

    ketiga

    2. Efisiensi dan pengendalian

    biaya

    3. Penyesuaian tarif dan menjadi

    rs pusat

    4. Fokus terhadap revenue center

    Peningkatan sistem akuntansi

  • 57

    BAB V ANALISA DAN MITIGASI RESIKO

    V.1. IDENTIFIKASI RESIKO

    Indentifikasi resiko sebagai berikut yang didasarkan pada sasaran strategis rumah sakit

    mencakup seluruh perspektif terhadap resiko yang akan terjadi dalam periode lima tahun,

    yaitu:

    SASARAN STRATEGIS

    RESIKO

    Terwujudnya SDM rumah sakit yang kompeten Pengalaman SDM belum merata

    Kompetensi SDM belum merata

    Terwujudnya sistem informasi RS yg terintegrasi Keterbatasan anggaran

    Terwujudnya budaya kinerja yang baik Tidak semua berubah perilaku

    Terwujudnya kehandalan sarana prasarana dan alat

    kesehatan Pelayanan tidak maksimal

    Terwujudnya sistem manajemen dan tata kelola yang

    baik

    Pelaksana belum dapat menyusun laporan keuangan

    Keterbatasan anggaran

    Terwujudnya RS sebagai pusat pendidikan otak dan

    sistem persarafan Keterbatasan anggaran

    Terselenggaranya Layanan Unggulan bid. Otak dan

    sistem persarafan Keterbatasan anggaran

    Terjalinnya kerjasama di bidang pelayanan,

    pendidikan, dan penelitian Investor belum tertarik

    Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas

    dengan kendali mutu dan kendali biaya

    Belum adanya lengkapnya standar mutu dan

    pengendalian pengeluaran

    Terwujudnya penambahan pendapatan dan efisiensi

    anggaran Belum optimalnya pelayanan

    Terwujudnya kepuasan stakeholder

    Belum ramahnya SDM

    Fasilitas Terbatas

    Daerah banjir

  • 58

    V.2 PENILAIAN TINGKAT RESIKO

    Penilaian resiko sebagai menilai kemungkinan resiko yang akan terjadi meliputi, dampak

    terhadap resiko tersebut, tingkat resiko yang akan timbul dan warna terhadap resiko

    tersebut.

    SASARAN STRATEGIS RESIKO KEMUNGKINAN

    RESIKO TERJADI

    DAMPAK

    RESIKO

    TINGKAT

    RESIKO WARNA

    Terwujudnya SDM rumah sakit

    yang kompeten

    Pengalaman SDM belum

    merata S Minor Medium Kuning

    Kompetensi SDM belum

    merata S Minor Medium Kuning

    Terwujudnya budaya kinerja

    yang baik

    Tidak semua berubah

    perilaku S Minor Medium Kuning

    Terwujudnya sistem informasi

    RS yang terintegrasi

    Data tidak valid dan

    update B Minor Medium Kuning

    Terwujudnya kehandalan sarana

    prasarana dan alat kesehatan Pelayanan tidak maksimal B Minor Medium Merah

    Terwujudnya sistem manajemen

    dan tata kelola yang baik

    Pelaksana belum dapat

    menyusun laporan

    keuangan

    Keterbatasan anggaran

    S Minor Medium Kuning

    Terwujudnya RS sebagai pusat

    pendidikan otak dan sistem

    persarafan

    Keterbatasan anggaran

    dan sumber daya S Minor Medium Kuning

    Terselenggaranya Layanan

    Unggulan Keterbatasan anggaran S Minor mediun Kuning

    Terjalinnya kerjasama semua

    bidang pelayanan Investor belum tertarik S Minor Medium Kuning

    Terwujudnya pelayanan

    kesehatan yang unggul dengan

    kendali mutu dan kendali biaya

    Belum adanya lengkapnya

    standar mutu dan

    pengendalian

    pengeluaran

    S Minor Medium Kuning

    Terwujudnya peningkatan

    pendapatan dan efisiensi

    anggaran

    Belum optimalnya

    pelayanan B Minor Medium Kuning

    Terwujudnya kepuasan

    stakeholder

    Belum ramahnya SDM S Minor Medium Kuning

    Fasilitas Terbatas S Minor Medium Kuning

    Daerah banjir S Minor Medium Kuning

  • 59

    V.3. RENCANA MITIGASI RESIKO

    Rencana mitigasi resiko merupakah langkah konngkrit dalam upaya mengnedalikan resiko

    yang akan timbul terhadap sasaran strategi, yang diambil dari penilaian resiko dengan

    melakukan rencana mitigasi resiko dan penanggungjawab resiko:

    SASARAN STRATEGI RESIKO

    KEMUNGKINAN RESIKO TERJADI

    DAMPAK RESIKO

    TINGKAT RESIKO

    WARNA RENCANA MITIGASI

    RESIKO

    PENANGGUNG JAWAB

    Terwujudnya SDM rumah sakit yang kompeten

    Pengalaman SDM belum merata

    S Minor Medium Kuning Pelatihan

    Dir SDM dan Diklit

    Kompetensi SDM belum merata

    S Minor Medium Kuning Pendidikan dan

    pelatihan Dir SDM dan

    DIklit

    Terwujudnya budaya kinerja yang baik

    Tidak semua berubah perilaku

    S Minor Medium Kuning Sosialisasi Budaya

    kinerja

    Dir SDM dan DIklit

    Terwujudnya sistem informasi RS yang terintegrasi

    Data tidak valid dan update

    B Minor Medium Kuning Software IT Dir Keuangan

    & Adum Terwujudnya kehandalan sarana prasarana dan alat kesehatan

    Pelayanan tidak maksimal

    B Minor Medium Merah

    Monev rutin terhadap sarana, prasarana, dan

    alkes

    Dir Keuangan & Adum

    Terwujudnya sistem manajemen dan tata kelola yang baik

    Pelaksana belum dapat menyusun laporan keuangan Keterbatasan anggaran

    S Minor Medium Kuning

    Pengelolaan data berdasarkan IT dan

    peningkatan pelayanan

    Dir SDM & Diklit, Dir Pelayanan

    Terwujudnya RS sebagai pusat pendidikan penyakit otak dan sistem persarafan

    Keterbatasan anggaran dan sumber daya

    S Minor Medium Kuning Prioritas Anggaran Dir SDM & Diklit, Dir Pelayanan

    Terwujudnya layanan unggulan bidang otak dan sistem persarafan

    Keterbatasan anggaran

    S Minor Medium Kuning Prioritas Anggaran Dir Keuangan & Adum

    Terjalinnya kerjasama di bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian

    Investor belum tertarik

    S Minor Medium Kuning Kelengkapan

    sarana Dir Keuangan

    & Adum

    Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan kendali mutu dan kendali biaya

    Belum adanya lengkapnya standar mutu dan pengendalian pengeluaran

    S Minor Medium Kuning

    Pengembangan pelayanan dan

    optimilasi pelayanan

    Dir Pelayanan

    Terwujudnya peningkatan pendapatan dan efisiensi anggaran

    Belum optimalnya pelayanan

    B Minor Medium Kuning Optimalisasi

    pelayanan dan IKS

    Dir SDM & Diklit, Dir Pelayanan

    Terwujudnya kepuasan stakeholder

    Belum ramahnya SDM

    S Minor Medium Kuning Diklat Dir SDM &

    DIklit

    Fasilitas Terbatas S Minor Medium Kuning Prioritas anggaran Dir Keuangan

    & Adum

    Daerah banjir

    B Mayor Ekstrim Merah Prioritas Anggaran Dir Keuangan

    & Adum

  • 60

    BAB VI PROYEKSI FINANSIAL

    Proyeksi finansial untuk periode lima tahun rencana strategis bisnis didasarkan kepada peluang

    rumah sakit setelah perubahan penerimaan Negara bukan pajak mendapat persetujuan menjadi

    rumah sakit badan layanan umum yaitu

    VI.1. ESTIMASI PENDAPATAN

    Estimasi pendapatan bersumber dari dana pemerintah berupa rupiah murni yang terdiri

    dari belanja pegawai, belanja operasional, belanja modal, dan belanja tupoksi serta yang

    bersumber dari dana BLU rumah sakit. Dana BLU rumah sakit diperoleh dari pelayanan

    pasien rawat jalan, rawat inap, pelayanan penunjang dan lainnya, sedangkan pemasukan

    lain-lain diperoleh dari sewa lahan kepada pihak ketiga.

    Estimasi Pendapatan BLU Selama Lima Tahun Periode RSB Tahun 2015 – 2019

    No. Uraian

    Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Proyeksi Target

    Target Realisasi Target Realisas Target Real s/d Meret Estimasi s.d

    Des 2018 2019

    A. PENERIMAAN PNBP BLU

    19,966,258,000

    22,989,857,244

    45,280,095,000

    56,144,741,833

    56,750,119,000

    34,768,676,654

    85,359,041,103

    106,961,392,005

    123,005,600,807

    I. Penerimaan Fungsional

    19,966,258,000

    22,989,857,244

    45,000,000,000

    55,118,829,300

    56,470,024,000

    34,199,568,051

    85,000,000,000

    106,250,000,001

    122,187,500,002

    1 IGD

    1,430,000,000

    733,854,760

    1,250,000,000

    1,245,053,213

    1,250,000,000

    242,700,781

    1,562,500,000

    1,953,125,000

    2,246,093,750

    2 Rawat Jalan

    1,650,000,000

    2,408,462,020

    2,000,000,000

    6,879,521,094

    2,000,000,000

    5,722,349,587

    7,000,000,000

    8,750,000,000

    10,062,500,000

    3 Rawat Inap

    9,086,258,000

    17,091,533,508

    28,250,000,000

    36,675,722,094

    38,769,905,000

    24,283,346,373

    63,194,945,150

    78,993,681,438

    90,842,733,654

    4 Penunjang Medik

    7,800,000,000

    1,660,712,317

    8,500,000,000

    3,625,089,027

    8,500,000,000

    1,021,821,838

    5,804,906,100

    7,256,132,625

    8,344,552,519

    5 Poli Eksekutif -

    1,095,294,639

    5,000,000,000

    6,693,443,872

    5,950,119,000

    2,929,349,472

    7,437,648,750

    9,297,060,938

    10,691,620,079

    II. Penerimaan Non Fungsional

    - -

    280,095,000

    1,025,912,533