Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

8
RENCANA PENGEMBANGAN PULAU BILIK TAMAN NASIONAL BALURAN SEBAGAI SALAH SATU TUJUAN EKOWISATA BAHARI MAKALAH EKOLOGI WISATA Oleh : Septian Theo Fandani 121810401058 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2015

description

Beberapa langkah rencana pengembangan yang dapat diterapkan di pulau Bilik, Situbondo

Transcript of Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

Page 1: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

RENCANA PENGEMBANGAN PULAU BILIK TAMAN NASIONAL BALURAN

SEBAGAI SALAH SATU TUJUAN EKOWISATA BAHARI

MAKALAH EKOLOGI WISATA

Oleh :

Septian Theo Fandani

121810401058

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang

berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek

pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran

dan pendidikan. Indonesia sendiri memulai kegiatan ekowisata dari tahun 1980-an

dan diawali oleh sebuah biro wisata bernama Mountain Travel Sobek.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki

keanegaraman hayati yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang

berlimpah, baik di daratan, udara maupun di perairan. Semua potensi tersebut

mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan kepariwisataan,

khususnya wisata alam. Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

yang dimiliki Indonesia, antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan

keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam, peninggalan

sejarah/budaya yang secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.

Pulau Bilik, salah satu pulau di sebelah utara Taman Nasional Baluran

merupakan pulau dengan sejuta keindahan yang masih belum tereksplorasi

sebagai tujuan wisata. Dengan pantai yang sangat bersih dan pemandangan yang

indah, pantai Bilik menyimpan potensi wisata yang sangat melimpah. Kondisi

yang tanpa manajemen lah yang membuat pulau Bilik terkesan terbengkalai tanpa

ada upaya publikasi. Makalah ini akan mencoba memaparkan beberapa upaya

yang dapat dilakukan untuk membuat pulau Bilik dikenal oleh publik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat di ambil adalah apa saja yang dapat dilakukan

untuk membuat pulau Bilik menjadi tujuan wisata bahari yang baru.

Page 3: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

2

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahuai apa saja

usaha yang dapat dilakukan untuk mengenalkan pulau Bilik sebagai tujuan wisata

bahari

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberitahu usaha apa

saja yang dapat dilakukan untuk membuat pulau Bilik dikenal sebagai tujuan

wisata bahari.

Page 4: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Ekowisata atau wisata ekologis memiliki pengertian yakni, wisatawan

menikmati keanekaragaman hayati dengan tanpa melakukan aktifitas yang

menyebabkan perubahan pada alam, atau hanya sebatas mengagumi, meneliti dan

menikmati serta berinteraksi dengan masyarakat lokal dan objek wisata tersebut

(Qomariah, 2009).

Menurut Fandeli et al (2000), Indonesia memiliki potensi yang sangat besar

dalam pengembangan ekowisata kawasan hutan tropika yang tersebar di

kepulauan yang sangat menjanjikan untuk ekowisata dan wisata khusus. Kawasan

hutan yang dapat berfungsi sebagai kawasan wisata yang berbasis lingkungan

adalah kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman

Wisata Alam), kawasan suaka Alam (Suaka Margasatwa) dan Hutan Lindung

melalui kegiatan wisata alam terbatas, serta Hutan Produksi yang berfungsi

sebagai Wana Wisata.

Dalam konteks ekowisata maka sumberdaya alam dipandang sebagai asset

yang memiliki nilai, baik secara ekologi maupun ekonomi, sehingga

kegiatankegiatan yang dilahirkan akan bersifat nonekstraktif. Pendekatan yang

kemudian muncul dan harus digunakan para pengembang adalah yang bersifat

simbiotik, dimana para pelaku berinteraksi positif dengan kawasan yang

dikelolanya dan bukan bersifat parasitik (Lubis, 2006).

Lubis (2006) juga menambahkan bahwa pengembangan ekowisata secara

terpadu diperlukan untuk membangun ekowisata yang berkelanjutan dan berbasis

masyarakat. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, maka perlu diciptakan

suasana kondusif yakni situasi yang menggerakkan masyarakat untuk menarik

perhatian dan kepedulian pada kegiatan ekowisata dan kesediaan bekerjasama

secara aktif dan berkelanjutan.

Page 5: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

4

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Saat Ini

Pulau Bilik berada di sebelah utara taman nasional Baluran, tepatnya berada

di koordinat 7°45’06,5”S dan 114°22’12,9”E. Pulau Bilik dapat dicapai dengan

dua jalur yaitu jalur darat dan jalur laut. Jalur darat dimulai dari Karang Tekok

melalui jalan perkebunan yang masih berupa tanah dan hanya dapat dilalui oleh

kendaraan roda dua sedangkan jalur laut dapat ditempuh menggunakan perahu

dari pantai Bama selama 1 jam dengan biaya Rp 400.000 sekali jalan. Kondisi

terestrial dari pulau Bilik yang memiliki luas ±27,46 Ha dengan luas pulaunya

sendiri ±5,88 Ha ini masih tergolong gersang apalagi saat musim kemarau, hanya

terdapat beberapa jenis tumbuhan dan sedikit organisme di area intertidal.

Masyarakat di sekitar pulau bilik mayoritas bekerja sebagai nelayan,

pedagang, petani, dan berkebun sehingga masih belum ada upaya dari pihak

terkait atau masyarakat setempat untuk menjadikan pulau Bilik sebagai objek

wisata bahari dan karena tidak adanya usaha wisata disana, maka pulau Bilik tidak

mempunyai fasilitas dasar dari suatu tempat wisata seperti warung, toilet, dan

tempat duduk.

3.2 Pengembangan

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa cara

untuk mengembangkan pulau Bilik agar dapat dijadikan tujuan wisata bahari,

pengembangan tersebut adalah:

Perombakan kondisi alam oleh pihak BKSDA setempat agar dapat

dilakukan pendataan organisme terestrial dan akuatik di pulau Bilik dan

melakukan usaha konservasi lainnya.

Pemberian tanggung jawab pada pihak swasta untuk masalah

administratif dan manajemen wisata.

Pemberdayaan masyarakat sekitar untuk menambah lapangan pekerjaan

dan membuka peluang berwirausaha (warung)

Page 6: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

5

Penambahan fasilitas seperti tempat parkir, toilet, kursi, tempat

penyewaan, dan toko cindera mata serta dilakukan pembuatan jalan

setapak mulai dari Karang Tekok ke pulau bilik.

Pembangunan beberapa wahana di beberapa titik di dalam pulau guna

menambah nilai wisata.

Pembuatan media publikasi mulai dari media cetak sampai media

elektronik untuk mengenalkan wisata baru di pulau Bilik.

Membuka dan mengenalkan jalur baru dari pantai Bama melalui jalur

laut menuju pulau Bilik

Page 7: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

6

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah pulau Bilik dengan

segala keindahan yang tersimpan masih harus dibenahi dan dijalankan oleh

pengelola yang berpengalaman serta melakukan beberapa upaya perubahan

sehingga mempunyai nilai wisata di mata publik tapi juga dapat mempertahankan

nilai-nilai ekologis yang ada.

Page 8: Rencana Pengembangan Pulau Bilik Taman Nasional Baluran Sebagai Salah Satu Tujuan Ekowisata Bahari

7

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Fandeli, C. et al. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan

Universitas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Qomariah, L. 2009. Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Taman

Nasional Meru Betiri (Studi Kasus Blok Rajegwesi SPTN 1 Sarongan). IPB:

Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan.

Lubis, H. S. 2006. Perencanaan Pengembangan Ekowista Berbasis Komunitas di

Kawasan Wisata tangkahan Kabupaten langkat Sumatera Utara. USU:

Sekolah Pasca Sarjana.