rematoid atritis

12
REFLEKSI KASUS REITER’S DISEASE Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh : Budi Kusumah 20090310158 Diajukan Kepada : dr. H. M. Wibowo, Sp.PD ILMU PENYAKIT DALAM RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

description

rematoid atritis

Transcript of rematoid atritis

REFLEKSI KASUSREITERS DISEASE

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit DalamRS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :Budi Kusumah20090310158

Diajukan Kepada :dr. H. M. Wibowo, Sp.PD

ILMU PENYAKIT DALAMRS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2013

REFLEKSI KASUS

I. IDENTITASNama : SoekarmanAgama : IslamUmur : 65 TahunPekerjaan : PensiunanJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Pogung

II. ANAMNESISa. Kasus : Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut kiri dan juga pada paha bagian bawah, pasien mengeluh nyerinya sampai tidak bisa jalan, beberapa hari sebelumnya pasien juga mengeluh nyeri pada pinggang, bengkak(-), riwayat jatuh (-)

b. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (-), DM (-), PJK (-), Asma (-), Kolesterol (+)c. Riwayat Penyakit Keluarga :-

III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : BaikKesadaran : ComposmentisTanda Vital Tekanan darah : 160/100 mmHg Nadi : 70 kali/menit Respirasi : - Suhu : 36, 6 derajat celciusPemeriksaan Kepala Mata: CA (-/-), SI (-/-), pupil isokor, edema palpebra (-/-), ptosis (-/-), Konjungtivitis (-) Hidung :deformitas (-/-), rhinore (-/-) Mulut dan faring : tepi hiperemis (-), bibir kering (-)

Pemeriksaan leher Leher dalam batas normalPemeriksaan DadaPulmo : dalam batas normalKananKiri

DepanBelakangDepanBelakang

Inspeksi : Ketinggalan gerak (-) Retraksi interkostal (-)Inspeksi : Ketinggalan gerak (-) Retraksi interkostal (-)Inspeksi : Ketinggalan gerak (-) Retraksi interkostal (-)Inspeksi : Ketinggalan gerak (-) Retraksi interkostal (-)

Palpasi :Apex : VF normal ka = kiPalpasi :Apex : VF normal ka = kiPalpasi :Apex : VF normal ka = kiPalpasi :Apex : VF normal ka = ki

Perkusi : Apek sampai basal normalPerkusi : Apek sampai basal normalPerkusi : Apek sampai basal normalPerkusi : Apek sampai basal normal

Auskultasi : Vesikuler (+) N Ronki (-) Wheezing (-)Auskultasi : Vesikuler (+) N Ronki (-) Wheezing (-)Auskultasi : Vesikuler (+) N Ronki (-) Wheezing (-)Auskultasi : Vesikuler (+) N Ronki (-) Wheezing (-)

Cor: dalam batas normal, tidak ada cardiomegaliAuskultasi: suara jantung reguler, suara tambahan S3 (-), S4 (-), Gallop (-), Bising (-)

Pemeriksaan abdomenPemeriksaan abdomen dalam batas normalInspeksi: dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, tidak ada tanda peradangan, scar (-)Auskultasi : peristaltik usus (+) normalPalpasi : distensi (-), nyeri tekan (-), defans muskular (-), turgor baik, splenomegali (-), Hepatomegali (-), tes undulasi (-)Perkusi : tympaniPemeriksaan Genitalia : -Pemeriksaan ekstremitasSuperior : pucat (-/-), hiperpigmentasi (-/-), palmar eritem (-/-), edem (-/-), akral hangat (+/+), Inferior : edem (-/-), akral hangat (+/+), nyeri pada lutut dan paha sebelah bawahIV. PEMERIKSAAN LABORATORIUMPemeriksaan hematologi dan kimia darahPemeriksaan tanggal 26HematologiAL : 11, 8 Eosinofil : 1Basofil: 1Netrofil: 71Limfosit: 21Monosit : 6Hb : 15,1Hmt : 44AT : 220Kimia darahGDS : 136ASAM URAT : 5,4Kolesterol total : 262Trigliserid : 131Pemerikaan tanggal 28Hematologi ANA: 6,8ImunologiASTO :NON REAKTIFRheumatoid faktor :NON REAKTIFCRP : NEGATIFKIMIA DARAHCK: 83LDH: 429Calsium Total: 11Magnesium : 2

Pemeriksaan urinalisa dan sedimen urinPemeriksaan tanggal 26UrinalisaWarna : KuningKekeruhan: -Berat jenis: 1,030Protein: -Glukosa: +1Bilirubin: +1Urobilinogen: normal pH : 5,5Keton: +1Nitrit: +1Sel lekosit: 69Sel eritrosit: 0-1Sel epitel gepeng : 5-8

Pemeriksaan tanggal 29UrinalisaWarna : KuningKekeruhan: -Berat jenis: 1,025Protein: -Glukosa: +1Bilirubin: -Urobilinogen: normal pH : 6,0Keton: -Nitrit: -Sel lekosit: 01Sel eritrosit: 1-2Sel epitel gepeng : 1-3

V. DIAGNOSIS Reiters disease syndrome/ reaktif arthritisDd Osteoatritis ISKVI. TERAPI Mexphanm Methylpredisolon Intrix Kettese Asering VII. PERTANYAAN1. Apa penyebab dari reiter disease 2. Bagaimana gambaran klinis dan kriteria diagnosis reiter disease syndrome3. Farmakoterapi pada reiter disease syndrome JAWABANPenyebab reiter diseasePenyebab ReA mungkin dapat dikaitan dengan gen tertentu, umumnya gen HLA B27 (+), dan orang yang yang mempunyai gen ini lebih beriko untuk terjadinya ReA, namun tidak hanya gen saja, tetapi harus ada yang memicu misalnya paparan infeksi tertentu biasanya infeksi-infeksinya dapat terjadi pada saluran pencernaan, urogenital, dan saluran pernapasan. Pada penderita dengan HLA-B27(+) kuma penyebabnya ialah, berturut turut :80-90% kuman Shigella, 70-80% dengan Yersinia, 40-50% dengan Chlamydia dan 20-30%infeksi SalmonellaBeberapa bakteria yang dihubungkan dengan timbulnya arthritis reaktif1. Infeksi Enterik Salmonella sp Shigella sp : S. Flexneri, Dysentrie, Sonnei Yersinia sp : Y. enterocolitica, pseudotubersulosis Campylobacter sp : C. jejuni, colli Clostridium difficile Escherichia colli2. Infeksi Urogenital Chlamudia trachomatis Ureaplasma Urealyticum Mycoplasma Genitalium3. Infeksi Saluran Nafas Chlamydia Pneumoniae Group A-beta Streptococus haemolyticusGambaran klinis dan kriteria diagnosisGambaran klinis Karakterristik dari ReA adalah oligoatritis asimetrik terutama pada ektremitas bawah, tetapi pada 20% kasus dapat berupa poliatritis Sendi yang terlibat mengalami bengkak hangat dan nyeri sehingga menyerupai gambaran atritis septik Gejala khas yang lain adalah enteritis yaitu inflamasi pada insersi ligament/tendon ke tulang, terutama tendinitis Achilles fasilitis plantaris Keluhan sakit pinggan/tulang belakang dan bokong ditemukan pada 50% pasienManifestasi ekstraartikuler Keratoderma blenoragika : yaitu ruam papuloskuamosa yang mengenai telapak tangan dan kaki Balanitis sirsinata : yaitu suatu ulkus yang dangkal di batang atau glan penis, berupa plak dan hiperkeratotik Eritema maupun ulkus yang tidak nyeri di palatum durum atau lidah, lebih jarang di palatum mole atau tonsil Uveitis anterior dapat ditemukan pada 20% kasus, dengan keluhan mata merah, perih, berair, kabur dan fotofobia. Gejala sistemik seperti demam dan malaiseKriteria diagnosisHingga saat ini belum ada kriteria diagnosis ReA yang tervalidasi dengan baik, tetapi pada tahun 1996 the 3rd international workshop on Reactive Arthritis telah menyepakati kriteria untuk ReA, yaitu didapatkannya dua gambaran :1. Inflamasi aku arthritis, sakit pinggang inflamasi, atau enteritis2. Bukti adanya 4-8 minggu sebelumnyaAda juga kriteria klasisfikasi arthritis reaktif modifikasi Braun dkk pada workshop arthritis reaktif di Berlin, Jerman 1999.Kriteria Mayor1. Arthritis dengan 2 dari 3 yang ditemukan dibawah ini : Asimetri Monoartritis atau Oligoartritis2. Didahului infeksi sebelumnya 1 atau 2 dibawah ini : Enteritis atau diare sebelumnya (1 hari sebelumnya, 3-6 minggu) sampai timbulnya serangan arthritis Uretritis ( 1 hari sebelumnya, 3-6 minggu) sampai timbulnya seragan arthritis.Kriteria Minor (paling sedikit 1 dibawah ini) :1. Adanya bukti factor pencetus enfeksi : Dibuktikan dengan tes PCR dari urin atau swab uretral / sertvikal terhadap Chlamydia trachomatis Kultur feses positif terhadap kuman pathogen pada usus yang dihubungkan dengan arthritis reaktif.2. Adanya bukti infeksi synovial yang persisten PCR (+) terhadap ChlamydiaDiagnosis pasti arthritis reaktif : Bila kedua kriteria mayor dan kriteria minor yang relevan Kemungkinan arthritis reaktif memenuhi kedua criteria mayor akan tetapi criteria minor yang relevan tidakterpenuhi atau 1 kriteria mayor dan 1 atau lebih kriteria minor.Farmakoterapi OAINS Pilihan pertama tatalaksana ReA adalah obat anti inflamasi no steroid (OAINS) yang pada banyak keadaan mampu memperbaiki keadaan arthritis dan sangat diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri. Obat-obat ini termasuk aspirin , indometasin, tolmetin, sulindac, piroksikam, meloxicam . Tapi perlu diperhatikan juga untuk penggunaan OAINS ini karena bereefek pada gastrointestinal yang dapat menyebabkan iritasi bahkan mungkin perdarahan saluran cernaKortikosteroid Pada monoatritis dapat diberikan injeksi kortikosteroid intraartikular, sedangkan pada untuk keratoderma blenoragika, balanitis sirsinata dan uveitis anterior dapat digunakan kortikosteroid yang ringan seperti golongan hidrokortison varelatAntibiotikPatogenesa ReA yang berkaitan dengan adanya pemicu infeksi sebelumnya dapat digunakan siprofloksasin 2x500 mg lymeccyclin 3x350 dapat juga diberikan antibiotic golongan quinolon seperti ciprofloxacin atau levoproxacin. Penggunaan antibiotic ini dianggap hanya mampu mencegah penyebaran infeksinya, terutama pada kasus yang dapat diisolasi mikoorganisme penyebabnya, dan dianggap tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ReA