RELIABILITAS.docxk

20
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai ketercapaian tujuan pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan dokumentasi. Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilainya, di samping itu juga yang tidak kalah pentingnya tergantung pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya. Alat tes yang bagaimana dan seperti apa yang dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini, selanjutnya akan kita bahas dalam makalah ini berjudul “Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar” ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Validitas Tes? 2. Apa itu Reliabilitas Tes?

description

j

Transcript of RELIABILITAS.docxk

Page 1: RELIABILITAS.docxk

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh

seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai ketercapaian tujuan

pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui

dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil

belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau

instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan

dokumentasi.

Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana adanya (objektivitas

hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilainya, di samping itu juga yang

tidak kalah pentingnya tergantung pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan

mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu

validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya.

Alat tes yang bagaimana dan seperti apa yang dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini,

selanjutnya akan kita bahas dalam makalah ini berjudul “Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil

Belajar” ini.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu Validitas Tes?

2.      Apa itu Reliabilitas Tes?

3.      Validitas dan Reliabilitas pada Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Page 2: RELIABILITAS.docxk

PEMBAHASAN

1.      Validitas

a.      Pengertian Validitas

Dalam istilah bahasa Indonesia valid dikenal dengan istilah sahih

atau tepat benar. Valid menurut Gronlund dapat diartikan sebagai

ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen

evaluasi. Suatu instrumen tes dikatakan valid, seperti dikatakan oleh Gay

dan Johnson apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang

hendak diukur.

Contoh yang dapat menggambarkan validitas misalnya guru

olahraga yang akan menilai kemampuan dan pemahaman siswa

mengenai lari estafet maka seharusnya guru tersebut menggunakan jenis

tes praktek agar diperoleh hasil tes sesuai tujuan. Perlu ditekankan disini

bahwa suatu tes yang valid untuk menilai suatu kelompok belum tentu tes

tersebutjuga valid bila digunakan pada kelompok lain karena perbedaan

pada setiap anggota kelompok tersebut.[1]

Ruang lingkup bahasan dari validitas tes meliputi: macam validitas,

cara menentukan validitas tes, validitas butir, aplikasi penerapan rumus-

rumus para ahli dalam menentukan validitas suatu tes. Fungsi validitas

instrumen adalah untuk menentukan kesahihan instrumen sehingga jika

instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data atau digunakan

untuk mengukur kemampuan seseorangtidak diragukan lagi hasil yang

diperoleh oleh instrumen tersebut.[2]

Dalam operasionalannya terdapat empat langkah validitas yaitu,

triangulasi yang mencakup keragaman sumber, data, metode, dan teori

konstruk validitas dalam pemahaman pengakuan terhadap konstruk yang

ada dan bukan memaksakan implementasi konstruk atau teori terhadap

informan atau konteks; validitas permukaan yang segera mengenal

apayang terjadi secara spontan berseru “ya, tentu saja” terhadap situasi

yang sedang terjadi; dan validitas penyebab yang mendorong partisipan

untuk mengetahui kenyataan yang menyebabkan transformasi. Menurut

Richadson bahwa ada validitas tradisonal yang sangat kaku dan hanya

Page 3: RELIABILITAS.docxk

berdimensi dua. Ia menginginkan citra kristal sentral yang secara simetris

mengkombinasikan substansi dan pendekatan-pendekatan.[3]

b.      Makna Validitas

Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna

penting diantaranya adalah sebagai berikut:

1)      Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau

instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu sendiri.

2)      Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori yang bisa

mencakup kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah, dan

tinggi.

3)      Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu

diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk suatu

tujuan saja.[4]

c.       Unsur Validitas

Ada dua unsur penting dalam validitas tes. Unsur tersebut adalah

sebagai berikut:

1)      Validitas suatu tes harus menunjukkan suatu derajat tertentu, ada yang

sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah.

2)      Validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan spesifik.

Sebagaimana pendapat R. L Thorndike dan H. P Hagen bahwa “validiti is

always in relation to a specific decision or use”.[5]

d.      Faktor yang Mempengaruhi Validitas

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi valid.

Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut

sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor

yang berasal dari siswa yang bersangkutan.

1)      Faktor yang berasal dari dalam tes

Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes

evaluasi diantaranya sebagai berikut:

a)      Arahan tes yang disusun dengan makna yang jelas sehingga dapat

menambah validitas tes.

Page 4: RELIABILITAS.docxk

b)      Kata-kata yang dugunakan dalam struktur instrumen evaluasi harus

mudah.

c)      Item-item dikonstruksikan dengan baik.

d)     Tingkat kesulitan soal harus disesuaiakan dengan materi pembelajaran

yang diterima oleh siswa.

e)      Jumlah item dan waktu evaluasi harus disesuaikan dengan pelajaran

yang diterima siswa.

2)      Faktor yang berasal dari administrasi dan skor

Faktor yang berasal dari administrasi dan skor yang dibuat oleh guru.

Berikut beberapa faktor yang bersumber dari administrasi dan skor antara

lain:

1)      Waktu mengerjakan harus sesuai dengan jumlah soal yang diberikan

pada siswa, agar siswa tidak tergesa-gesa menjawab soal tersebut.

2)      Pemberian petunjuk dari pengawas yang harus bisa dilakukan oleh

semua siswa.

3)      Teknik pemberian skor harus konsisten.

3)      Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa

Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi

valid karena dipengaruhi oleh jawaban siswa bukan instrumen evaluasi

lagi. Misalnya saja siswa senang mengikuti suatu ujian karena guru mata

pelajaran mereka baik, ramah dan mudah dimengerti ketika

menerangkan, atau ketika siswa harus tampil dalam evaluasi

keterampilan suasana ketika tampil nyaman dan tenang, hal inilah yang

dapat meningkatkan kualitas validitas suatu tes.[6]

e.       Teknik Uji Validitas

Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan

validitas empiris.

1)      Validitas logis mengandung kata logis yang berasal dari kata logika, yang

berarti penalaran. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi

menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi

Page 5: RELIABILITAS.docxk

persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut

dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah

dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Validitas

logis dapat dicapai apabila insterumen disusun mengikuti ketentuan yang

ada. Degan demikian dapat disimpulkan bahwa, validitas logis tidak perlu

diuji kondisinya tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut

selesai disusun.

2)      Validitas empiris memuat kata empiris yang artinya pengalaman. Sebuah

instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji

dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorng dapat diakui jujur

oleh masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang

tersebut memang jujur. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya

dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya

validitas logis, tetapi harus dibuktkan melalui pengalaman.

Telah dikatakan sebelumnya bahwa validitas suatu tes evaluasi

bukanlah merupakan ciri yang absolut atau mutlak. Suatu tes evaluasi

dapat mempunyai validitas yang bertingkat-tingkat seperti tinggi, sedang,

dan rendah tergantung pada tujuan yang diinginkan. Sehubungan dengan

itu ada beberapa jenis validitas yaitu:

1)      Validitas isi (content validity)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi jika scope dan isi tes itu

sesuai dengan scope dan isi kurikulum yang sudah diajarkan. Isi tes

sesuai atau mewakili sampel-sampel belajar yang seharusnya dicapai

menurut tujuan kurikulum. Validitas isi juga mempunyai peran yang

sangat penting untuk tes pencapaian hasil belajar.

Validitas isi biasanya ditentukan oleh para ahli. Walaupun tidak ada

formula matematika khusus untuk menghitung dan tidak ada cara secara

pasti akan tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes

divalidasi dengan validitas tes para ahli memberikan beberapa opsi yaitu

dengan mengamatinya secara langsung pada tes dan item tes secara

seksama sehingga diperoleh cara perbaikan jika ada kesalahan.

Upaya lain yang dapat ditempuh dalam rangka mengetahui validitas isi

dari hasil tes belajar adalah dengan jalan menyelenggarakan iskusi panel.

Page 6: RELIABILITAS.docxk

Dalam forum diskusi tersebut, para pakar ayng yag dipandang memiliki

keahlian yang ada hubungannya dengan mata pelajaran yang diujikan,

dimintapendapat dan rekomendasinya terhadap isi atau materi yang

terkandung dalam tes hasil belajar yang bersangkutan. Hasil-hasil diskusi

itu selanjutnya dijadikan pedoman atau bahan acuan untuk memperbaiki

dan menyempurnakan isi atau materi tes hasil belajar tersebut.[7]

2)      Validitas kostruk (construct validity)

Untuk menentukan adanya validitas konstruk, suatu tes dikorelasikan

dengan suatu konsepsi atau teori. Item dalam tes tersebut harus sesuai

dengan ciri-ciri yang disebutkan dalam konsepsi tadi. Dengan kata lain,

hasil-hasil tes tersebut disesuaiakan dengan tujuan atau ciri-ciri tingkah

laku yang hendak diukur.

Seperti halnya pada penganalisisan validitas isi, maka penganalisisan

validitas konstruksi dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan

diskusi panel. Pengujian validitas konstruksi tes ini pun dapat dilakukan

baik sesudah maupun sebelum tes hasil belajar tersebut dilaksanakan.[8]

3)      Validitas prediksi (predictive validity)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi jika hasil korelasi tes itu

dapat meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang pada masa

mendatang di dalam lapangan tertentu. Tepat-tidaknya ramalan tersebut

dapat dilihat dari korelasi koefisien antara hasil tes itu dengan hasil alat

ukur lain pada masa mendatang.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan

apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang.[9]

Berdasarkan uraian di atas dapatlah dipahami, bahwa untuk

mengetahui apakah suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes

yang memiliki validitas ramalan atau belum, dapat ditempuh dengan cara:

mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji validitas

ramalannya, denga kriterium yang ada. Jika di antara kedua variabel

tersebut terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes hasil belajar

yang sedang diuji validitas ramalannya itu, dapat dinyatakan sebagi tes

hasil belajar yang telah memiliki daya ramal yang tepat, artinya: apa yang

Page 7: RELIABILITAS.docxk

telah diramalkan, betul-betul telah terjadi secara nyata dalam praktek.

[10]

4)      Validitas konkuren (concurrent validity)

Jika hasil suatu tes mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil suatu

hasil alat ukur lain terhadap bidang yang sana dan waktu yang sama pula,

maka dikatakan tes itu memiliki validitas konkuren dalam persamaan

waktu.[11]

Untuk mengetahui ada/tidaknya hubungan yang searah antara tes

pertama dengan tes berikutnya, dapat digunakan teknik analisis

korelasional product moment dari Karl Pearson. Jika korelasi antara

variabel X (tes pertama) denga variabel Y (tes berikutnya) adalah positif

dan signifikan, maka tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang

memiliki validitas bandingan.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari angka korelasi “r”

product moment (rxy), dengan derajat kebebasan (N-2), pada taraf

signifikansi 1%, dengan ketentuan bahwa jika rxy atau r0 sama atau tidak

lebih besar daripada rtabel atau rt maka hipotessis nihil; berarti di antara

kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif yang signifikan, sehingga

tes formatif tersebut dapat diyantakan valid, dalam arti telah memiliki

validitas bandingan yang mantap atau meyakinkan. Rumus yang

digunakan:

     rxy        = [12]

2.      Reliabilitas

a.      Pengertian Reliabilitas

Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga

dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen

evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes

yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang

hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita

dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu  tes mempunyai hasil yang

Page 8: RELIABILITAS.docxk

sama dan bisa dipakai di suatu tempat sekolah, ketika dilakukan tes

tersebut.

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan

atau kekonsistenan suatu tes soal. Untuk mengukur tingkat keajegan soal

ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang digunakan

dinyatakan dengan:

R11 =

Keterangan:

n    =banyaknya butir soal

Si2  = jumlah varians tiap skor

St2  = varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah:

Si2  =

Interpretasi nilai r11 mengacu pada pendapat Guilford (Ruseffendi,

1991b: 191):

rii    < 0,20                          reliabilitas sangat rendah

0,20 < rii 0,40                    reliabilitas rendah

0,420 < rii 0,70                  reliabilitas sedang

0,70 < rii 0,90                    reliabilitas tinggi

0,90 < rii 1,00                    reliabilitas sangat tinggi.[13]

b.      Teknik Analisis Reliabilitas

Analisis abilitas suatu tes dan atau alat ukur lainnya, termasuk

nontes, pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes apabila

diberikaan berulang kali pada objek yang sama. Suatu tes dikatakan

reliabel atau ajeg apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil

yang relatif sama. Pengujian suatu tes bisa dilakukan terhadap objek yang

sama pada waktu yang berlainan dengan selang waktu yang tidak terlalu

lama dan juga terlalu singkat, bisa juga dilakukan dengan

membandingkan hasil pengujian dari tes yang setara.[14]

1)      Single test-single trial

Pendekatan single test-single trial adalah merupakan pendekatan

serba single atau pendekatan serba satu, yaitu satu kelompok subjek,

Page 9: RELIABILITAS.docxk

satu jenis alat ukur, dan satu kali pengukuran, atau satu kelompok testee,

satu jenis tes, dan satu kali testing. Single test-single trial bisa dilakukan

dengan menggunakan formula:

a)      Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula

Spearman Brown

rtt   =

di mana:   

r tt : koefisien reabilitas tes secara total (tt=total tes)

rhh : koefisien korelasi product moment antara separoh (bagian pertama)

tes, dengan separoh (bagian tes kedua) dari tes tersebut (hh= half-half)

1&2 : bilangan konstan

b)      Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula

Flanagan

r11        = 2 (

Di mana:

R11         : koefiisien reliabilitas tes secara totalitas

2 dan 1            : bilangan konstan

S12        : jumlah kuadrat deviasi (=varian) dari skor-skor hasil tes yang

termasuk pada belahan I; S12 =

S22        : jumlah kuadrat deviasi (=varian) dari skor-skor hasil tes yang

termasuk pada belahan II; S22 =

St2        : jumlah kuadrat deviasi (=varian total) dari skor-skor hasil tes

yang termasuk pada belahan I dan II;S12 =

c)      Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Rulon

Rumus yang dikemukakan oleh Rulon untuk mencari Koefisien

Reliabilitas Tes (r11) adalah sebagai berikut:

r11 = 1-

dimana: 

r11  = koefisien reliabilitas tes

1                     = bilangan konstan

 = varian perbedaan antarskor yang dicapai oleh testee pada belahan I

dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II.

   = varian total

Page 10: RELIABILITAS.docxk

d)   Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Kuder

Richadson

Adapun formula yang diajukan oleh Kuder Richadson ada dua buah

yang masing-masing diberi kode: KR20 dan KR21, yaitu:

         Rumus KR20:

r11=  

dimana

r11           = koefisien reliabilitas tes

n          = banyaknya butir item

1          = bilangan konstan

        = varian total

pi         = proporsi testee yang menjawab betul butir item yang bersangkutan

qi          = proporsi testee yang jawabannya salah

  = jumlah dari hasil perkalian pi dan qi

         Rumus KR21:

r11=  

dimana

r11           = koefisien reliabilitas tes

n          = banyaknya butir item

1          = bilangan konstan

Mt        = mean total (rata-rata hitung dari skor total)

        = varian total

e)      Pendekatan Single Tes-Single Trial dengan Menggunakan Formula C.

Hoyt

Dengan menggunakan teknik analisis varian, maka koefisien reliabilitas

tes dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

r11= 1-  

dimana

r11           = koefisien reliabilitas tes

1                     = bilangan konstan

MKe     = mean kuadrat interaksi antara testee dan item

MKs     = mean kuadrat antar subjek[15]

2)      Test-retest

Page 11: RELIABILITAS.docxk

Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan

konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes retes menunjukkan

variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang

dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran.

Dengan melakukan tes retes tersebut seorang guru akan mengetahui

seberapa jauh konsistensi suatu tes apa yang ingin diukur.

Reliabilitas tes retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk

menentukan prediktor misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak

akan bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah

ubah secara signifikan saat diberikan kepada responden.

Reliabilitas tes retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:

-       Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan

rencana

-       Setelah selang waktu tertentu, misalnya 1 minggu atau 2 minggu,

lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.

-       Korelasikan kedua tes tersebut.[16]

Untuk mencari korelasi natara skor-skor hasil tes pertama dengan skor-

skor hasil tes kedua, dapaat dipergunakan teknik korelasi rank-order

(teknik korelasi tata-jenjang) dari Spearman, dengan menggunakan

rumus:

      = 1-

Di mana           :

 (dibaca rho): koefisien korelasi antara variabel 1 (skor-sjor hasil tes

pertama) dengan variabel II (skor-skpr hasil tes kedua)

D                 : Difference (beda antara rank variabel I dengan variabel II),

atau D= R1-R2

6        dan 1     : bilangan konstan

N                 : banyaknya subjek (testee)[17]

3) Alternate Form

Dalam pelaksanaan pengujian reabilitas tes dengan menggunakan

pendekatan alternate form atau bentuk paralel ini, skor-skor yang

diperoleh dari kedua seri tes tadi dicari korelasinya. Apbila terdapat

korelasi positif yang signifikan maka dapat dikatakan bahwa tes hasil

Page 12: RELIABILITAS.docxk

belajar tersebut dapat dikatakan reliabel. Teknik korelasi yang

dipergunakan bisa dipilih antara teknik korelasi product moment dari

Pearson atau teknik korelasi rank order dari Spearman (khusus untuk N

kurang dari 30).

Rumus prodect moment Pearson:[18]

rxy        =

c.       Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas

Koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi diantaranya oleh waktu

penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu jauh

ataupun yang terlalu dekat akan mempengaruhi koefisien reliabilitas.

Faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrumen evaluasi

diantaranya sebagai berikur:

1)      Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi semakin banyak jumlah

item materi pembelajran yang diukur. Hal ini menunjukkan dua

kemungkinan yaitu tes semakin mendekati kebenaran dan dalam tes

semakin kecil siswa untuk menebak jawaban, hal ini berarti semakin

tinggi nilai koefisien reliabilitas.

2)      Penyebaran skor, semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi

koefisien reliabilitas. Hal ini terjadi karena posisi skor siswa secara

individual mempunyai kedudukan sama pada tes retes lain sebagai acuan.

3)      Kesulitan tes, tes normatif yang sangat sulit bagi siswa cenderung

menghasilkan skor reliabilitas yang rendah.

4)      Objektifitas, yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama,

mencapai hasil sama. Ketika prosedur tes evaluasi mmiliki objektifitas

tinggi, maka reliabilitas hasil tes tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik

penskoran.[19]

Page 13: RELIABILITAS.docxk

3.      Validitas dan Reabilitas pada Penelitian Kuantitatif dan Kulitatif

a.      Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid

dan reliabel, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen

yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah

populasi dan pengumpulan serta analisis data yang dilakukan secara

benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid

dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen

penelitiannya. Oleh karena itu penelitian kuantitatif lebih menekankan

aspek reliabilitas daripada aspek validitasnya karena yang diuji adalah

instrumennya.

b.      Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan

valid apabila tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan oleh

peneliti dengan keadaan objek yang terjadi di lapangan penelitian. Dalam

penelitian kualitatif yang diuji kevalidan dan reliabannya adalah datanya

bukan instrumennya sehingga dalampenelitian kualitatif ini lebih

menekankan pada aspek validitas daripada realibilitasnya.[20]

Page 14: RELIABILITAS.docxk

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.2009.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo. 2008.

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya. 1997.

Sudijono, Anas. Pengantar  Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

2009.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta. 2009.

Sukardi. Evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

2009.

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2008.

[1] Sukardi, Evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 30.

[2] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 103-104.

[3] Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 162-163.

[4] Sukardi, Evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, 31.[5] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), 245.[6] Sukardi, Evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, 38-39.[7] Anas Sudijono, Pengantar  Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2009), 165.[8] Ibid., 167.[9] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:

Bumi Aksara), 67-69.

Page 15: RELIABILITAS.docxk

[10] Anas Sudijono, 170.[11] Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), 138-139.[12] Anas Sudijono 180-181.[13] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta:

Multi Pressindo, 2008), 180-181.9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009), 148-149.[15] Anas Sudijono, 260.[16] Sukardi, hlm. 45.[17] Anas Sudijono, hlm. 269.[18] Ibid., hlm. 275.[19] Sukardi, Evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, 51-52.[20] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 365.