RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA...

76
RELEVANSI KETE TERHADAPP PEND DI SMP PAS Diajukan Untuk Memen Pendidikan Agama SY PROGRAM PENIN PROGRAM ST FAKULTAS UIN SYARI ELADANAN BERAGAMA ORANG TU PENINGKATAN HASIL BELAJAR DIDIKAN AGAMA ISLAM SARMINGGU SISWA KELAS IX Skripsi nuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : YARIF HIDAYATULLOH NIM: 1810011000005 NGKATAN KUALIFIKASI AKADEMI JENJANG S-1 TUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S TARBIYAH DAN KEGURUAN IF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/2014 UA a IK

Transcript of RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA...

Page 1: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUATERHADAPPENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI SMP PASARMINGGU SISWA KELAS IX

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

SYARIF HIDAYATULLOHNIM: 1810011000005

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIKJENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/2014

RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUATERHADAPPENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI SMP PASARMINGGU SISWA KELAS IX

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

SYARIF HIDAYATULLOHNIM: 1810011000005

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIKJENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/2014

RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUATERHADAPPENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI SMP PASARMINGGU SISWA KELAS IX

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

SYARIF HIDAYATULLOHNIM: 1810011000005

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIKJENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/2014

Page 2: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul Relevansi Keteladanan Beragama Orang Tua Terhadappeningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP PasarmingguSiswa Kelas IX disusun oleh Syarif Hidayatulloh, NIM. 1810011000005, JurusanPendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dandinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidangmunaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 15 Maret 2014

Yang mengesahkan

Pembimbing,

Sholeh Hasan, MA.NIP. 197102142006041018

Page 3: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Relevansi Keteladanan Beragama Orang TuaTerhadap peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMPPasarminggu Siswa Kelas IX disusun oleh Syarif Hidayatulloh, NIM.1810011000005, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakanlulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 23 September 2014 di hadapan dewanpenguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pdi) dalambidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 23 September 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Pjs. Ketua Jurusan PAI)

Dr. Muhbib Abd. Wahab, MA. _______________ _________________NIP. 196810231993031002

Penguji I

Tanenji, MA. _______________ _________________NIP. 197207121998031004

Penguji II

Drs. Abdul Ghofur, MA. _______________ _________________NIP. 196812081997031003

Mengetahui,Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D.NIP. 195910201986032001

Page 4: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

ABSTRAK

Syarif Hidayatulloh. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan. Relevansi Keteladanan Beragama Orang TuaTerhadap peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMPPasarminggu Siswa Kelas IX.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keteladananberagama orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IX SMP Pasarminggu.Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasarminggu Jakarta Selatan dari bulanJanuari sampai dengan Februari 2014. Yang dijadikan sampel dalam penelitian iniadalah siswa/i SMP Pasarminggu kelas IX dengan jumlah sampel 40 siswa. Inimerupakan sebagian dari populasi yang jumlahnya 100 siswa kelas IX SMPPasarminggu Jakarta Selatan. Data tentang keteladanan beragama orang tuadiperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa/i SMP Pasarminggu.Sedangkan hasil belajar diperoleh dari hasil tes soal. Metode analisis data yangdigunakan adalah Korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil analisis didapatnilai korelasi r = 0,696 terletak antara 0,60 – 0,799 yaitu tingkat korelasi yangtergolong kuat. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuatantara keteladanan beragama orang tua dengan hasil belajar Pendidikan AgamaIslam. Dari perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar r2 = 0,484, ini berartiketeladanan beragama orang tua mempunyai pengaruh sebesar 48,4%.

Kata kunci: Keteladanan beragama orang tua, Hasil belajar, Pendidikan AgamaIslam

Page 5: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah, Segala puji dan syukur

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kepada seluruh muslimin dan

muslimat.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, senantiasa penulis panjatkan kepada-Nya.

Karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang

tidak mungkin dapat hidup mandiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan

penyusunan skripsi, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan

do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik. Sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, berkat jasa beliau penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik, beliau juga yang senantiasa memberikan yang terbaik

untuk seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Sholeh Hasan, MA., selaku dosen pembimbing, berkat jasa beliau,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Endang Triastuti, S.Pd., kepala sekolah SMP Pasarminggu Jakarta Selatan,

yang telah memberikan penulis kesempatan untuk mengadakan penelitian di

sekolah.

5. Keluarga Besar SMP Pasarminggu Jakarta Selatan.

6. Seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 6: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

ii

7. Kedua orang tua, yang senantiasa memberikan kasih sayang serta dukungan

moril dan materil. Juga tak henti-hentinya memanjatkan do’a kepada-Nya

untuk penulis, agar senantiasa mendapatkan ridho-Nya di setiap langkah

perjuangan dalam menempuh perjalanan yang berliku untuk menggapai

kesuksesan.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan pengorbanan selama

penyusunan skripsi ini.

9. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan

banyak inspirasi kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan do’a dan dukungan

selama proses penyusunan skripsi.

Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa

yang telah mereka berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang

jauh lebih baik dari-Nya. Amin.

Akhirul kalam, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala

kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis

menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2014

Penulis

Syarif Hidayatulloh

Page 7: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 4

D. Perumusan Masalah .................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

F. Kegunaan Penelitian.................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 6

A. Keteladanan Beragama.............................................................. 6

1. Pengertian keteladanan beragama ........................................ 6

2. Ciri-ciri keteladanan beragama ............................................ 11

3. Faktor-faktor keteladanan beragama .................................... 20

4. Fungsi keteladanan beragama .............................................. 22

B. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam...................................... 22

1. Pengertian hasil belajar Pendidikan Agama Islam................ 22

2. Ciri-ciri hasil belajar............................................................ 26

3. Faktor-faktor hasil belajar.................................................... 28

4. Fungsi hasil belajar.............................................................. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 32

1. Tempat penelitian ................................................................ 32

2. Waktu penelitian ................................................................. 32

B. Metode Penelitian ..................................................................... 32

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 32

D. Variabel Penelitian .................................................................... 33

Page 8: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

iv

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 34

1. Observasi ............................................................................ 34

2. Wawancara.......................................................................... 34

3. Angket ................................................................................ 35

4. Tes ...................................................................................... 36

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 39

A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 39

1. Gambaran umum SMP Pasarminggu ................................... 39

2. Visi dan Misi SMP Pasarminggu ......................................... 39

3. Sarana dan Prasarana ........................................................... 40

4. Struktur Organisasi dan Fungsi ............................................ 41

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 46

1. Analisis Deskripsi Keteladanan Beragama Orang Tua ......... 46

2. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam................................ 53

3. Analisis Data ....................................................................... 55

4. Pembahasan......................................................................... 58

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 60

A. Kesimpulan ............................................................................... 60

B. Saran ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

LAMPIRAN

Page 9: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, adalah harapan semua orang

terutama bagi orang tua, untuk itu dalam suatu keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak tidak terlepas dari hal-hal pendidikan terutama pendidikan agama

pada anak keluarga yang berpredikat sebagai salah satu Lembaga Pendidikan di

Luar Sekolah sangatlah dipandang penting sebagai mitra kerja dalam

menyelenggarakan pendidikan agama pada anak karena keluarga adalah lembaga

pertama yang dikenal anak sebelum ia mengenal sekolah. Hal ini berarti sangatlah

dimungkinkan pengajaran agama menjadi paripurna bila dalam pelaksanaannya

tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah akan tetapi juga keluarga terutama

orang tua. Membangun keluarga sakinah merupakan suatu proses kedepan dalam

jangka waktu yang panjang, karena bukan keluarga yang tanpa masalah tapi lebih

pada keterampilan orang tua dan mengelola konflik yang terjadi di keluarga.

Berbicara masalah pendidikan keluarga, menurut M. Ngalim Purwanto

menerangkan bahwa “Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari

pendidikan anak selanjutnya”.1 Dalam lingkungan keluarga, orang tualah yang

menjadi tokoh terdekat, bahkan tidak banyak pola pikir seorang anak, sikap dan

perilaku anak tidak jauh dari kedua orang tuanya, untuk itu dapat saya simpulkan

bahwa hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga, sedikit banyaknya

akan turut mewarnai perolehan pendidikan agama pada anak di sekolah.

Sering dijumpai orang tua yang mempercayakan pendidikan agama

anaknya di sekolah saja. Tindakan orang tua seperti itu memang benar. Tapi

ternyata itu belum mencukupi. Di sekolah pengajaran itu lebih banyak bersifat

1 M. Ngalim, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),Cet. ke 18, h. 79

Page 10: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

2

kognitif saja, berupa penyampaian pengetahuan. Adapun akhlak berhubungan

dengan tingkah laku, maka harus ditanamkan sejak kecil kepada anak oleh orang

tuanya sendiri. Caranya melalui keteladanan dan pembiasaan sejak kecil.

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling

meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak di

dalam moral, sosial, dan spiritual. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik

dalam pandangan anak didik, yang akan mereka tiru bentuk tindakan-tindakannya,

terutama akhlaknya. Disadari atau tidak itu akan tercetak dalam jiwa dan perasaan

anak didik.

Disini, masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal suksesnya

anak didik menjadi baik maupun buruk. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya,

berakhlak yang mulia dan sanggup melaksanakan perintah Allah SWT, serta

berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan yang menjadi larangan Allah

SWT, maka punya harapan besar anak didik akan tumbuh dan berkembang dalam

kejujuran berbentuk akhlak mulia, berani mengambil sikap untuk melaksanakan

perintah Allah SWT, berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.

Sebaliknya jika pendidik bohong, khianat, durhaka, dan hina, maka tak heran si

anak didik akan tumbuh dalam kebohongan, durhaka, dan hina.

Allah SWT dengan tegas menyatakan dalam al-qur’an bahwa anak

merupakan amanah yang perlu dipelihara dan dijauhkan dari hal-hal yang maksiat.

Firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat : 6 yang berbunyi:

...یا أیھا الذین آمنوا قوا أنفسكم وأھلیكم ناراHai orang - orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...(QS At-Tahrim: 6)

Sebagaimana ayat di atas memberikan tuntunan kepada kaum beriman

untuk meneladani Nabi dan memelihara istri, anak-anak dan seluruh yang berada

di bawah tanggung jawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka agar

kamu semua terhindar dari api neraka. Ayat diatas menggambarkan bahwa

dakwah dan pendidikan harus bermula di rumah. Ini berarti kedua orangtua

bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing

sebagaimana masing-masing bertanggungjawab atas kelakuannya. Ayah atau ibu

Page 11: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

3

sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-

nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.

Anak bila dilihat dari satu segi, ia merupakan buah hati dan bunga dalam

keluarga. Dari segi lain ia merupakan amanat Ilahi yang harus dididik dan

dibimbing sesuai dengan kehendak Allah. Anak didik, bagaimanapun besarnya

usaha yang dipersiapkan untuk kebaikan, dan bagaimanapun sucinya fitrah, ia

tidak akan mampu memenuhi prinsip-prinsip kebaikan terutama pokok-pokok

pendidikan, selama mereka tidak melihat sang pendidik sebagai teladan dan

memiliki moral yang tinggi. Sangat mudah bagi sosok pendidik mengajar anak

didiknya dengan berbagai metode pendidikan. Namun amat sukar bagi anak didik

untuk melaksanakan selama pendidik diketahui oleh mereka tidak melaksanakan

didikan dan bimbingannya. Malah mereka dibilang oleh anak didik hanya omong

kosong. Akibatnya, lahir krisis moral yang bermula dari krisis kepercayaan.

Keteladanan ini seharusnya memang dari pendidikan orang tua dalam

lingkungan keluarga. Maksudnya, pihak keluarga tidak boleh cuci tangan, karena

sudah menyerahkan sepenuhnya anaknya ke lembaga pendidikan. Perlu disadari,

agama atau jalan hidup anak didik tidak bisa berjalan sendiri, karenanya peran

orang tua sangat penting dan ikut menentukan keberhasilan pendidikan anaknya.

Hal ini ditegaskan oleh Muhibbin “lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan

demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberikan dampak baik atau

buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.2

Orang tua yang paham akan ajaran agama Islam biasanya akan mendidik

anak-anaknya sesuai dengan ajaran Islam. Di atas telah dituliskan bahwa orang

tua dan keluarga banyak mempengaruhi kegiatan belajar, sehingga jika anggota

keluarga memiliki pemahaman yang lebih tentang agama dan semakin aktif orang

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2010), h. 135

Page 12: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

4

tua dalam kegiatan keagamaan maka semakin bertambah ilmu agama yang

didapat orang tua dan semakin luar pemahamannya tentang ajaran agama islam

maka akan semakin besar anak menerima perhatian dari orang tuanya dan

memacu kemampuan, semangat anak-anaknya dalam memahami dan mempelajari

agama.

Dari latar belakang yang penulis paparkan dan ketengahkan diatas, maka

penulis tertarik sekali untuk mengungkapkan masalah ini dalam sebuah skripsi

yang berjudul “Relevansi Keteladanan Beragama Orang Tua Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Pasarminggu

Siswa Kelas IX”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah berikut:

1. Apakah orang tua sangat penting dan ikut menentukan keberhasilan

pendidikan anaknya?

2. Apakah anak cenderung menirukan perkataan dan perilaku orang tua.

3. Apakah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal suksesnya anak

didik menjadi baik maupun buruk.

4. Apakah hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga akan turut

mewarnai perolehan pendidikan agama pada anak di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perluasan dan salah tafsir terhadap judul penelitian

tersebut penulis memberikan batasan sebagai berikut:

1. Membahas mengenai keteladanan beragama yang diterapkan orang tua

siswa.

2. Membahas relevansi keteladanan beragama orang tua siswa terhadap

peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam.

D. Perumusan Masalah

Page 13: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

5

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keteladanan beragama orang tua siswa kelas IX SMP

Pasarminggu?

2. Bagaimanakah hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IX SMP

Pasarminggu?

3. Apakah ada relevansi keteladanan beragama orang tua terhadap hasil

belajar siswa kelas IX SMP Pasarminggu?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keteladanan beragama orang tua siswa kelas IX SMP

Pasarminggu.

2. Untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IX

SMP Pasarminggu.

3. Untuk mengetahui relevansi keteladanan beragama orang tua terhadap

hasil belajar siswa kelas IX SMP Pasarminggu.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun harapan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah suatu

kegunaan, yaitu:

1. Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan sebagai bacaan untuk

memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu

Pendidikan Agama Islam.

2. Digunakan sebagai sumbangan pemikiran kepada sekolah untuk

memecahkan permasalahan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

peningkatan belajar PAI.

3. Memberikan kontribusi kepada masyarakat khususnya orang tua untuk

mencontohkan pelaksanaan ilmu agama kepada anak melalui keteladanan.

Page 14: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keteladanan Beragama

1. Pengertian keteladanan beragama

Keteladanan menurut kamus bahasa Indonesia yang berarti hal (perbuatan,

kelakuan, sifat) yang dapat ditiru atau dicontoh.1 Sehingga keteladanan berarti

perbuatan atau perilaku yang dapat ditiru atau dicontoh.

Menurut Kartini Kartono, keteladanan sama dengan modeling, yaitu bentuk

pembelajaran seseorang bagaimana melakukan suatu tindakan dengan

memperhatikan dan meniru sikap serta tingkah laku orang lain.2

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keteladanan adalah

hal-hal yang dapat ditiru, diikuti, atau dicontoh dari seseorang. Namun

keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan

sebagai metode pendidikan, yaitu keteladanan yang baik yang sesuai dengan

pengertian uswah dalam ayat-ayat al-Qur‘an.

Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam kesuksesan anak didik

untuk menjadi baik atau buruk. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak

mulia dan sanggup melaksanakan perintah Allah SWT, serta berani dan mampu

menjauhkan diri dari perbuatan yang menjadi larangan Allah SWT, diharapkan

anak didik akan tumbuh dan berkembang dalam kejujuran, terbentuk akhlak mulia

pada diri anak, berani mengambil sikap untuk melaksanakan perintah Allah SWT,

serta berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Sebaliknya jika

pendidik bohong, khianat, durhaka, dan hina, maka tak heran si anak didik akan

tumbuh dalam kebohongan, durhaka, dan hina.

Keteladanan beragama sebagai salah satu metode pendidikan didasarkan

pada dua sumber, yaitu al-Qur’an dan al-Hadis. Dalam al-Qur’an keteladanan

diistilahkan dengan kata uswah hasanah. Islam memberikan contoh kongrit melalui

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta; PusatBahasa, 2008), h. 1656

2 Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: Satelit, 1987), h.285

Page 15: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

7

figur Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti beliau patut dijadikan contoh

(diteladani). Sebagaimana dalam surat al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi:

لقد كان لكم في رسول اللھ أسوة حسنة لمن كان یرجو اللھ والیوم )21: األحزب(الآخر وذكر اللھ كثیرا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).

Ayat ini merupakan prinsip utama dalam meneladani Rasulullah saw. baik

dalam ucapan, perbuatan maupun perlakuannya. Ayat ini merupakan perintah

Allah kepada manusia agar meneladani Nabi Muhammad dalam peristiwa Al

Ahzab, yaitu meneladani kesabaran, upaya dan penantiannya atas jalan keluar

yang diberikan oleh Allah Azza wa jalla. Yakni, ujian dan cobaan Allah akan

membuahkan pertolongan dan kemenangan sebagaimana yang Allah janjikan

kepadanya.3

Dan Nabi sendiri juga pernah mendidik para sahabat dengan prinsip

meniru model shalat yang ditunjukkan di depan mereka sebagai berikut:

يلصأنـيومتیأرامكا ولص“Shalatlah kamu seperti kamu lihat aku bershalat”.

Pada dasarnya ayat tersebut menunjukkan pada pribadi Nabi Muhammad

saw. Dengan demikian, pribadi Rasulullah Saw. hendaknya harus dimiliki oleh

seorang pendidik, ini berarti seorang guru atau orang tua mempunyai peranan

penting dalam membentuk jiwa anak. Sifat sabar, teguh pendirian, akhlakul

karimah merupakan sifat yang harus ditanamkan kepada mereka. Sehingga

mereka akan memiliki jiwa dan mental yang kuat dengan kepribadian yang baik

serta tidak memiliki sifat pengecut.

Keteladanan di dalam al-Qur’an juga dijelaskan pada surat Al-Muntahinnah

ayat 4 dan 6, yang berbunyi:

ا برآء قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراھیم والذین معھ إذ قالوا لقومھم إن3 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Taisiru al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,

Terj., Drs. Syihabudin, M.A., Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3,(Jakarta: Geema Insani Press,1989) h.841.

Page 16: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

8

منكم ومما تعبدون من دون اللھ كفرنا بكم وبدا بیننا وبینكم العداوة والبغضاء أبدا حتى تؤمنوا باللھ وحده إلا قول إبراھیم لأبیھ لأستغفرن لك

ربنا علیك توكلنا وإلیك أنبنا وإلیك لك من اللھ من شيء وما أملك )4: الممتحنة(المصیر

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim danorang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaummereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apayang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyataantara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampaikamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:"Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapatmenolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhankami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulahkami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali"

ومن یتول لقد كان لكم فیھم أسوة حسنة لمن كان یرجو اللھ والیوم الآخر )6: الممتحنة(فإن اللھ ھو الغني الحمید

Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baikbagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan(keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, makasesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.

Keteladanan dalam pribadi Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya

adalah sesuatu yang pasti terealisasi bagi orang-orang yang mengharapkan ridha

Allah dan kehidupan akhirat. Merekalah orang-orang yang menyadari tentang

nilai dari ujian yang mereka hadapi karena ikatan yang kuat dan mulia. Mereka

menemukan padanya keteladanan yang pantas dan sangat patut dicontoh dan

preseden yang baik untuk menjalani petunjuk hidayah. Sedangkan, bagi orang-

orang yang ingin berpaling dari manhaj ini, orang-orang yang ingin menyimpang

dari jalan lurus kafilah iman, dan orang-orang yang ingin melepaskan diri dari

garis keturunan nasab yang tinggi ini, maka Allah tidak membutuhkan apa-apa

darinya.4

Dari ayat dan penafsiran para mufasir dapat disimpulkan bahwa Nabi

4 Sayid Quthub, Fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin, dkk, Di Bawah Naungan Al-Qur’an,Jilid 11, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 238

Page 17: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

9

Ibrahim telah mengedepankan keteladanan dalam beberapa hal. Sebagai pendidik,

Nabi Ibrahim tampil sebagai teladan dengan kasih sayang dan lemah lembut.

Dalam hubungan ini hendaknya seorang guru atau pendidik tidak boleh berlaku

kasar kepada muridnya, tidak boleh menghina murid yang sedang berkembang.

Kasih sayang dan lemah lembut yang ditunjukkan seorang guru tersebut

sejalan dengan psikologi manusia. Diketahui bahwa kegairahan dan semangat

belajar seorang murid atau sebaliknya, sangat bergantung kepada hubunngan

antara murid dengan guru.

Lingkungan keluarga (orang tua) merupakan pusat pendidikan yang

pertama dan utama bagi seorang anak. Sebagai pusat pendidikan pertama dan

utama, keluarga merupakan poros penentu dalam membentuk pribadi seorang

anak menjadi muslim yang taat beribadah serta perkembangan berfikirnya dalam

mempersiapkan anak bagi perannya di masa depan.

Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang

besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa yang akan datang.

Keluargalah yang akan memberikan wacana kehidupan seorang anak, baik

perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari. Dengan memberikan

pendidikan yang baik kepada anak-anak dalam lingkungan keluarga, maka anak

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pula, karena tujuan pendidikan yang

dilaksanakan di dalam rumah tangga (keluarga) adalah untuk membina,

membimbing dan mengarahkan anak kepada tujuan yang suci.

Keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri

seorang anak. Anak akan selalu meniru tabiat orang tuanya hingga orangtualah

yang akan pertama kali mencetak anak menjadi apa saja yang diajarkan

orangtuanya melalui perilaku mereka sendiri.5

Orang tua yang saleh, yang menjalankan ajaran-ajaran agama akan

membawa dampak positif bagi anak dalam mengamalkan ajaran agama tersebut.

Karena anak adalah peniru yang baik dan ia akan melakukan sesuai dengan apa

5 M. Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-Bayan, 1997),Cet. ke-1, h. 290-291

Page 18: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

10

yang ia lihat dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini ditegaskan oleh

M. Nur Abdul Hafizh bahwa, “Anak akan selalu melihat apa yang tengah

dilakukan kedua orang tuanya dan secara perlahan mulai meniru dan berlaku

seperti mereka. Hingga jika mereka mendapatkan kedua orang tuanya berlaku

jujur, maka hal itu akan membentuk mereka menjadi orang yang jujur pula.

Demikian pula sebaliknya”.6

Dalam perspektif psikologi, bahwasanya anak dalam perkembangan

kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifikasi. Identifikasi

berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain.7 Hal ini karena

secara insting manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mencontoh

atau mengikuti orang lain, terlebih lagi mereka yang dianggap sebagai figur atau

panutan.

Pada mulanya remaja hanya merindukan sesuatu yang dianggap bernilai

dan pantas dipuja, walaupun sesuatu itu belum mempunyai bentuk tertentu.

Kemudian objek pemujaan itu menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang

dipandang mendukung nilai-nilai tertentu (personifikasi nilai-nilai).

Menurut Abdurrahman an-Nahlawi proses peniruan atau taqlid adabeberapa tahap, yaitu: Pertama, keinginan untuk meniru dan mencontoh. Anakterdorong oleh keinginan halus yang tidak dirasakannya untuk meniru orang yangdikaguminya tanpa disengaja. Peniruan tidak disengaja ini tidak hanya mengarahpada perilaku yang baik saja, tetapi kadang-kadang merambah kepada tingkahlaku yang tidak terpuji. Seseorang yang terpengaruh, secara tidak disadari akanmenyerap kepribadian orang yang mempengaruhinya, baik sebagian ataukeseluruhan.

Kedua, kesiapan untuk meniru. Setiap tahapan mempunyai kesiapan dan

potensi tertentu. Oleh karenanya Islam tidak memberikan perintah sholat pada

anak yang usianya belum mencapai 7 tahun.

Ketiga, Tujuan. Setiap peniruan mempunyai tujuan yang kadang diketahui

6 Ibid., h. 2917 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003),

Cet. ke 9, h. 30

Page 19: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

11

oleh peniru dan kadang tidak. Peniruan biasanya berlangsung dengan harapan

akan memperoleh sesuatu seperti yang dimiliki oleh orang yang dikaguminya.

Apabila peniruan ini disadari, dan disadari pula tujuannya, maka peniruan ini

tidak lagi disebut taqlid, tetapi merupakan kegiatan yang disertai dengan

pertimbangan yang disebut ittiba’.8

Keempat, melakukan. Ketika anak memasuki tahap melakukan, ia akan

mulai membiasakannya, sehingga lama kelamaan, sesuatu itu akan menjadi

pribadinya. Apa yang dilakukannya bisa benar-benar serupa dengan apa yang

ditirunya, namun juga bisa sebagian saja.

2. Ciri-ciri Keteladanan Beragama

Dilihat dari term-term keteladanan (uswatun hasanah) dalam al-Qur’an.

Yakni “Uswah, Iqtida’,Ittiba’”, yang kesemuanya memiliki arti mencontoh atau

mengikuti perilaku orang lain, di mana para Rasul dan para sahabatnya menjadi

sentral modeling, maka keteladanan mereka tersebut dapat sifat dan prilaku

sebagai berikut:

a. Keteladanan dalam Kesabaran

Keteladanan dalam kesabaran ini tercermin pada diri rasul. Sebagai

mana firman Allah SWT:

كأنھم یوم فاصبر كما صبر أولو العزم من الرسل ولا تستعجل لھم فھل یھلك إلا بلاغ یرون ما یوعدون لم یلبثوا إلا ساعة من نھار

)35: االحقاف(القوم الفاسقونMaka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hatidari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan(azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepadamereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat padasiang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakanmelainkan kaum yang fasik. (Q.S. Al-Ahqaf: 35).

Menurut Sayid Quthub dalam tafsir fi zhilalil qur’an, bahwa jalan

dakwah sebagai jalan yang pahit. Sehingga, seseorang perlu berjiwa seperti

8 Abdurrahman an-Nahlawi, “Ushulut Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibuha fi baiti walmadrasati wal mujtama”, Terj. Shihabuddin, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah danMasyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 263-266

Page 20: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

12

Muhammad SAW., yaitu bersabar dan tidak tergesa-gesa meminta

diturunkannya azab atas musuh-musuh dakwah yang congkak. Ayat ini

memotivasi, menyuruh bersabar, bersimpati, dan menghibur. Allah tidak

berkehendak untuk menzalimi para hamba. Hendaknya para dai bersabar atas

penderitaan yang dialaminya.9

Senada dengan itu Ibnu katsir menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah

menyuruh Rasul SAW untuk bersabar atas pendustaan kaumnya itu, maka

bersabarlah kamu seperti orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-

rasul atas pendustaan yang telah dilakukan oleh mereka.10

Dari ayat dan penafsiran para mufasir dapat diketahui bahwa kesabaran

merupakan kunci kekuatan iman. Hal itu didasarkan bahwa para Nabi yang

memperoleh gelar Ulul Azmi memiliki kesabaran yang sangat luar biasa.

Kesabaran para nabi dalam menerima ejekan, hinaan dan perlawanan dari

kaumnya yang memusuhi merupakan bukti akan ketabahan dan kesabaran

dalam menempuh jalan Allah. Dan mereka percaya akan memperoleh

kemenangan dan keselamatan di dunia dan akherat.

b. Keteladanan dalam Beribadah

Firman Allah SWT dalam al-Quran sebagai berikut:

یا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانھ عن المنكر واصبر على ما )17: لقمان(إن ذلك من عزم الأمورأصابك

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baikdan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlahterhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasukhal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman : 17).

Inilah jalan akidah yang telah dirumuskan. Yaitu, mengesakan Allah,

merasakan pengawasan-Nya, mengharapkan apa yang ada di sisi-Nya, yakin

kepada keadilan-Nya, dan takut terhadap pembalasan dari-Nya. Kemudian ia

9 Sayid Quthub, op.cit., h. 337-33810 Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Terj. Bahrun

Abu Bakar, Juz 26, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), h. 389

Page 21: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

13

beralih kepada dakwah untukmenyeru manusia agar memperbaiki keadaan

mereka, serta menyuruh mereka kepada yang makruf dan mencegah mereka

dari yang mungkar..11

Dari ayat dan penafsiran mufasir diatas, dapat penulis ambil benang

merah dalam pendidikan keteladanan ibadah yaitu Lukman Hakim

memerintahkan kepada anaknya untuk melaksanakan shalat karena dalam

shalat itu terdapat hikmah dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Lukman Hakim merupakan contoh dari orang tua yang patut dijadikan

teladan bagi orang-orang yang beriman. Ia merupakan bapak yang

bertanggung jawab terhadap keluarga. Nasehatnya yang dimulai dengan

perintah shalat, kemudian diakhiri dengan perintah untuk sabar merupakan

suatu hal yang sangat fundamental dalam mencapai ridha Allah SWT.

Orang tua dalam keluarga merupakan orang yang sangat berpengaruh

terhadap perkembangan jiwa anak. Untuk itu keteladanan beribadah perlu

ditanamkan pada anak mulai sejak kecil. Dengan mempraktekkan ibadah

seperti mengajak anak shalat berjamaah, berpuasa dibulan Ramadhan

merupakan bentuk ibadah yang ditanamkan oleh ajaran agama. Hal tersebut

akan membekas dan tertanam pada jiwa anak bila bila pendidikan beribadah

dimulai sejak kecil.

c. Keteladanan dalam Akhlaq Karimah

)4: القلم(خلق عظیموإنك لعلىDan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. AlQalam: 4)

Ayat di atas menurut para, mufasir menunjukkan keutamaan akhlaq

Nabi Muhammad saw. sebagaimana keutamaan akhlak Rasul maka dikatakan

bahwa akhlak beliau adalah qur’an. Sebagaimana sabda Rasulullah:

لوسرقلخنعينیربخأتلقفةشائعتلأسالقامشھنبدعسنع11 Sayid Quthub, op.cit., Jilid. 9, h. 176-177

Page 22: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

14

.آنرقالھقلخانكتالقفملسوھیلعى اهللالصاهللاDari Sa’id ibn Hisyam berkata saya bertanya kepada ‘Aisyah ceritakankepadaku tentang akhlak Rasulullah Saw., maka ‘Aisyah menjawab akhlakbeliau adalah Al-Qur’an. (H.R. Ahmad)

Ma’mar menceritakan dari Qutadah, dia pernah menanyakan kepada

Aisyah tentang akhlaq rasul, maka dia menjawab, “Akhlaq Rasul adalah al-

Qur’an”. Yaitu sebagaimana yang terdapat dalam alQur’an. Seseorang dari

Bani Sawad menyatakan, “aku bertanya kepada Aisyah,beritahukan kepadaku

hai Umuml Mukminin, tentang akhlaq Rasulullah saw! lalu dia menjawab

“tidaklah kamu baca alQur’an, dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi

pekerti yang agung?” dia menjawab, pada suatu hari aku pernah membuatkan

makanan untuknya.ternyata hafsah juga membuat makanan untuknya. Aku

pun berkata pada budakku, pergila jika hafsah membawa makanan untukku,

maka lemparkan makanan itu. Maka Hafsahpun datang dengan membawa

makanan dan budak itupun melemparkan makanan tadi, sehingga piringnya

jatuh dan pecah. Rasulullah ketika itu sudah kenyang, lalu rasul

mengumpulkannya dan mengatakan, mintalah ganti piring itu kepada bani

Aswad dengan piring lain.” Aisyah berkata dan Rasul saw sedikitpun tidak

mengomentari hal itu”.12

Dari hadits di atas dapat dijelaskan bahwa nabi Muhammad merupakan

manusia yang sangat mulia dan patut dijadikan suri tauladan dalam akhlaknya.

Sebagaimana dikatakan bahwa Rasulullah berakhlak qur’an, maka segala

tindakan beliau merupakan pilar ajaran moral. Dengan berakhlak karimah

sebagaimana yang dicontohkan nabi akan membentuk jiwa yang suci.

Nabi Muhammad merupakan perwujudan semua kebajikan. Dia tidak

hanya merupakan orang yang terbaik, tetapi juga nabi yang terbesar.

Akhlaknya adalah qur’an demikian kata Aisyah istri nabi.

Dengan kata lain, kehidupan sehari-harinya merupakan gambaran yang benar-

benar dari ajaran al-Qur’an. Karena kitab tersebut merupakan undang-undang

12 Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, op.cit.

Page 23: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

15

yang mengandung moral-moral yang tinggi bagi pengembangan kemampuan

manusia yang berbeda-neda, maka kehidupan nabi memperlihatkan semua

moral itu dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata.

Kesederhanaan, tutur bahasa yang halus, pemaaf merupakan inti

akhlak nabi. Beliau mencintai kebajikan untuk kepentingan akhlak itu sendiri.

Moral yang tinggi merupakan gambaran yang menarik dari akhlaknya.

Dengan demikian patutlah bila beliau dijadikan sumber teladan dalam segala

kebajikan.

d. Keteladanan dalam Tawadu’

Q.S. Asy Syu’ara’ ayat 215:

)215: الشعراء(واخفض جناحك لمن اتبعك من المؤمنینDan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaituorang-orang yang beriman. (Q.S. AsySyu’ara’ : 215)

Bersikap rendah hati kepada orang lain maksudnya menghormati oranglain dengan ikhlas. Orang lain diperlakukan dengan penuh rasa hormat, dijagaperasaannya, dan ia menampakkan tingkah laku yang menyenangkan.Siapapun yang dihadapinya selalu diperlakukan dengan hormat. Bila berbicaradengan orang lain selalu dihargai lawan bicaranya. Kalau bertemu denganorang yang lebih rendah tingkat sosialnya ia akan tetap berlaku hormat danmemuliakan martabatnya.

Rasul mempraktekkan sikap ini dalam kehidupan sehariharinya. Beliau

tidak pernah marah terhadap orang yang menghina beliau. Bahkan beliau bila

bertemu dengan para sahabat terlebih dahulu mengucapkan salam. Dan bila di

tengah jalan beliau disapa oleh sahabat beliau menoleh dengan seluruh

badannya. Akhlak rasul ini merupakan suri tauladan bagi kaum muslimin.

Orang tua pun dapat melatih anak-anaknya memiliki sifat rendah hati

kepada sesamanya bila sejak kecil ditanamkan sifat-sifat yang baik seperti

tutur kata yang lembut, kasih sayang dan penghargaan terhadap mereka.

Dengan didididk kasih sayang dan sikap rendah diri (tawadu’) akan

menjadikan kelak diwaktu dewasa memiliki akhlak yang mulia.

Page 24: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

16

e. Keteladanan dalam Keadilan

Q.S. An Nisa’ ayat 135:

یا أیھا الذین آمنوا كونوا قوامین بالقسط شھداء للھ ولو على أنفسكم فلا تتبعوا إن یكن غنیا أو فقیرا فاللھ أولى بھما أو الوالدین والأقربین

وإن تلووا أو تعرضوا فإن اللھ كان بما تعملون الھوى أن تعدلوا )135: النساء(خبیرا

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benarpenegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimusendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikutihawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamumemutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnyaAllah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (Q.S. AnNisa’ : 135)

Dalam tafsir fi zhilalil qur’an ayat ini menjelaskan bahwa ini adalah

seruan kepada orang-orang yang beriman, untuk menegakkan keadilan secara

mutlak, dalam semua keadaan dan lapangan. Keadilan yang mencegah

kesewenang-wenangan dan kezaliman, dan keadilan yang menjadi kesamaan

di antara manusia dan memberikan hak kepada masing-masing yang punya

hak, baik muslim maupun non muslim. Karena dalam hak ini, samalah di sisi

Allah antara orang-orang mukmin dan orang-orang yang tidak beriman, atara

kerabat dan orang jauh (bukan kerabat), antara kawan dan lawan, serta antara

orang kaya dan orang miskin.13

Bersikap adil merupakan hakekat Islam itu sendiri karena Islam itu

berisikan ajaran yang menegakan keadilan. Setiap dalam Islam, misalnya; hal

ibadah, pergaulan dimasyarakat, dan tata tertib kehidupan keluarga, umat

maupun negara, selaulu didasarkan pada prinsip keadilan.

Adapun adilnya seorang guru adalah dalam memberikan nilai kepada

murid-muridnya sesuai dengan tingkat kemampuan dan kepandaian seorang

13 Sayid Quthub, Fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin, dkk, Di Bawah Naungan Al-Qur’an, Jilid 2, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 99

Page 25: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

17

murid, tidak karena pilih kasih. Begitu juga dalam keluarga orang tua dapat

membimbing anak-anaknya untuk bersikap adil. Seperti bila anak

menumpahkan air teh ke lantai, maka yang bersangkutan harus membersihkan

lantai yang dikotorinya, bukan menyuruh saudara yang lain untuk

membersihkan karena ia menjadi anak kesayangan orang tuanya.

Pada hakekatnya proses menanamkan perilaku adil pada anak dapat

dimulai oleh orang tua sejak timbulnya kasus anak dengan saudaranya atau

dengan teman sepermainannya. Bila sejak dini dalam diri anak-anak sudah

ditanam semangat untuk bertingkah laku adil, maka kelak setelah mereka

dewasa semangat akan menjadi jiwa dan kepribadiannya. Dengan tertanamnya

sifat adil pada anak-anak yang disemaikan oleh orang tua dalam keluarga,

insyaallah akan dapat tercipta masyrakat yang adil dan umat yang berjiwa adil,

insya Allah kelak mereka menjadi manusia saleh dan berani memperjuangkan

tegakya kalimat Allah di muka bumi ini.

f. Keteladanan dalam Zuhud

Q.S. Al-Furqan ayat 57:

قل ما أسألكم علیھ من أجر إلا من شاء أن یتخذ إلى ربھ سبیلا)57: الفرقان(

Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalammenyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya. (Q.S. al-Furqan: 57)

Sayid Quthub menafsirkan ayat ini bahwa Rasul Saw. tidak

mengharapkan imbalan atau materi dan kenikmatan dunia dari mereka yang

menyambut ajakan beliau, tidak ada ada upeti, tidak ada pemberian dalam

bentuk apapun yang dipersembahkan orang muslim kepada beliau, saat beliau

masuk Islam. Hanya satu upah/imbalan rasul, yaitu memperoleh hidayah

menuju Tuhannya dan kedekatannya. Yang memuaskan hati beliau yang suci,

menyenangkan jiwa beliau yang luhur, adalah ketika melihat seorang hamba

dari hamba Allah telah mendapat petunjuk TuhanNya, karena memang beliau

Page 26: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

18

hanya mencari ridha-Nya.14

Dari ayat dan dan penafsiran mufasir bila dikaitkan dengan profil

pendidik, maka seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan, baik ilmu

dunia maupun akhirat, harus mengarah kepada tujuan hidup muridnya yaitu

mencapai hidup bahagia dunia akhirat. Guru harus membimbing muridnya

agar ia belajar bukan karena ijazah semata, hanya bertujuan menumpuk harta,

mengapai kemewahan dunia, pangkat dan kedudukan, kehormatan dan

popularitas. Dalam mengajar pendidik haruslah meneladani rasul,bukan

bertujuan mencari harta benda dan kemewahan duniawi, melainkan mencari

ridha Allah, ikhlas dalam melaksanakan tugasnya. Sebagaimana hal tersebut

dikutib Abidin Ibn Rusn dalam Ihya’ yang artinya mengatakan:

Barang siapa mencari harta benda dengan cara menjual ilmu, maka bagaikan

orang yang membersihkan bekas injakan kakinya dengan wajahnya. Dia telah

mengubah orang yang memperhamba menjadi orang yang dihamba dan orang

yang diperhamba.15

Pernyataan di sini bukan berarti seorang guru tidak boleh menerima

gaji atau upah. Namun pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa seorang

guru harus ikhlas. Tetapi kriteria ikhlas itu bukan hanya bersih dari tujuan lain

selain Allah yang bersifat lahir seperti mengajar untuk mendapatkan upah atau

gaji.

g. Keteladanan dalam Berpolitik

Q.S. Muhammad ayat 4.

فإذا لقیتم الذین كفروا فضرب الرقاب حتى إذا أثخنتموھم فشدوا : محمد... (الوثاق فإما منا بعد وإما فداء حتى تضع الحرب أوزارھا

14 Sayid Quthub, Fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin, dkk, Di Bawah Naungan Al-Qur’an, Jilid 19, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 310

15 Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: PustakaPelajar,1998) h. 68

Page 27: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

19

4(Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) makapancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkanmereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskanmereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. (Q.S. Muhammad:4).

Ayat ini menerangkan cara menghadapi orang-orang kafir dalam

peperangan. Allah swt menerangkan, apabila kaum muslimin menghadapi

orang-orang kafir dalam peperangan maka penggallah leher mereka di mana

saja kamu temui dalam peperangan. Utamakan kemenangan yang akan dicapai

pada setiap medan pertempuran dan janganlah kamu mengutamakan

penawanan dan harta rampasan dari pada mengalahkan mereka.16

Menurut Ibnu Katsir ayat ini turun setelah peristiwa Badar. Allah telah

mengecam orang-orang yang beriman yang terlalu banyak membawa tawanan

dan selalu sedikit membunuh, agar mereka berhasil mengambil tebusan dari

tawanan itu.17

Dari ayat dan penafsiran para mufasir maka dapat diketahui bahwa

keteladanan Nabi Muhammad dalam perperang terdapat pada sifat keberanian

beliau. Ini dibuktikan dengan tidak segan-segannya Nabi membunuh para

musuh Allah dengan memancung leher mereka. Dan sifat belas kasihnya

terhadap para tawanan perang sehingga Allah memerintahkan pada Nabi untuk

tidak memperbanyak tawanan perang.

Sesungguhnya peperangan yang dilakukan Nabi bukanlah ambisi untuk

menguasai mereka tetapi yang dilakukan Nabi karena membela agama Allah.

Bagi beliau bertemu musuh jangan lari, tetapi hadapilah dengan semangat

untuk mempertahankan diri karena tujuan peperangan adalah untuk mencapai

kemenangan dan keselamatan umat serta menegakkan syariat dari Allah.

3. Faktor Keteladanan Beragama16 Sayid Quthub, op.cit., Jilid 10, h. 34517 Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, op.cit., Juz 26, h. 394

Page 28: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

20

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

kepribadian ada tiga aliran yang sudah sangat populer, yaitu aliran Nativisme,

Empirisme dan aliran Konvergensi.

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan

oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir; pembawaan yang telah

terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya.

Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat

pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut percumalah kita mendidik; atau

dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut

pesimisme pedagogis.18

Selanjutnya menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling

berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu

lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika

pembinaan dan pendidikan yang diberikan itu baik maka seseorang akan menjadi

baik, begitupun sebaliknya. Aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada

peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.

Sedangkan aliran konvergensi (William Stern) berpendapat bahwa

pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh faktor internal (pembawaan dari diri)

dan faktor eksternal (luar) yaitu pendidikan dan pembinaaan yang dilakukan

secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan

kecenderungan kearah yang baik yang ada dalam diri manusia dibina secara

intensif melalui berbagai metode.

Dengan demikian faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian

ada dua, yaitu faktor dari dalam, yakni potensi fisik, intelektual, dan hati

(rohaniah) yang dibawa seseorang sejak lahir. Dan kedua adalah faktor dari luar

yang dalam hal ini adalah orang tua, guru di sekolah, tokoh-tokoh serta pemimpin

dalam masyarakat, dan lingkungan pergaulan lainnya seperti: teman bergaul,

media informasi, dan lain-lain.

18 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2000), cet.12, h. 59

Page 29: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

21

4. Fungsi Keteladanan Beragama

Metode keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan

tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa

agar mereka dapat berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak

yang baik dan benar. Keteladanan memberikan kontribusi yang sangat besar

dalam pendidikan ibadah, akhlak, kesenian dan lain-lain.

Untuk menciptakan anak yang shaleh, pendidik tidak cukup hanya

memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang

memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Sehingga sebanyak

apapun prinsip yang berikan tanpa disertai dengan contoh tauladan hanya akan

menjadi kumpulan resep yang tak bermakna.

Sungguh tercela seorang guru mengajarkan sesuatu kebaikan kepada

siswanya sedang ia sendiri tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini Allah mengingatkan dalam firmannya:

أفلا تعقلونالبر وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكتاب أتأمرون الناس ب)44: البقرة(

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamumelupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS. Al-Baqarah: 44)

Menurut Sayid Quthub dalam tafsir fi zhilalil qur’an menjelaskan bahwa

bahaya para tokoh agama ketika agama sudah menjadi perusahaan dan

perindustrian, bukan lagi akidah, pembebasan, dan pembela manusia dari

kesesatan, ialah mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada di

dalam hati mereka. Mereka menyuruh orang lain berbuat baik sementara mereka

sendiri tidak mau melakukannya. Mereka mengajak manusia kepada kebajikan,

sedang mereka sendiri mengabaikannya.19

Dari penjelasan tersebut dapat diambil pelajaran, bahwa seorang guru

agama hendaknya tidak hanya mampu memberikan perintah atau memberikan

teori kepada siswa, tetapi lebih dari pada itu ia harus mampu menjadi panutan

19 Sayid Quthub, op.cit., Jilid 1, h. 81

Page 30: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

22

bagi siswanya, sehingga siswa dapat mengikuti tanpa merasakan adanya unsur

paksaan. Oleh karena itu keteladanan merupakan faktor dominan dan sangat

menentukan keberhasilan pendidikan.

B. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Manusia, menurut hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia lahir tanpa

memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian, tumbuh dan

berkembang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai banyak hal. Itu

terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang

telah dianugerahkan Allah kepadanya. Tuhan memberi potensi yang bersifat

jasmani dan rohani untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk kemaslahatan umat manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT

dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat: 78 yang berbunyi:

واللھ أخرجكم من بطون أمھاتكم لا تعلمون شیئا وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة لعلكم تشكرون

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidakmengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan danhati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78)

Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan

kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Potensipotensi

tersebut terdapat dalam organ-organ fisio-psikis manusia yaitu indera penglihat

(mata), indera pendengar (telinga) dan akal yang berfungsi sebagai alat-alat

penting untuk melakukan kegiatan belajar.

Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

20 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13

Page 31: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

23

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.21

Seorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga

kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat

dilakukannya. Ia menghadapi sutuasi dengan cara lain. Kelakuan harus kita

pandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan,

keterampilan, minat, penghargaan, sikap, dan lain-lain. Jadi belajar tidak hanya

mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif,

efektif, maupun psikomotor.22

Menurut Juliah “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.23

Hasil belajar dapat dilihat ketika siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran

berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga komponen tersebut

merupakan satu kesatuan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain.

Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam

proses pendidikan. Perilaku kejiwaan tersebut dibagi menjadi 3 domain yaitu:

Tiga ranah hasil belajar tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Kognitif Domain :

1) Knowledge (pengetahuan, ingatan).

2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh).

3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

4) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru).

5) Evaluation (menilai).

6) Application (menerapkan).

b. Affective Domain :

1) Receiving (sikap menerima).

21 Ibid.22 Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 11, h. 5923 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), Cet. ke-14, h. 22

Page 32: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

24

2) Responding (memberikan respon).

3) Valuing (nilai).

4) Organization (organisasi).

5) Characterization (karakterisasi).

c. Psychomotor Domain:

1) Initiatory level.

2) Pre-routine level.

3) Rountinized level.24

Benjamin S. Bloom berpendapat tiga ranah hasil belajar adalah kognitif,

afektif dan psikomotorik.

1) Ranah kognitif “berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiridari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitiftingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkattinggi.”

2) Ranah afektif “berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaknipenerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi”.

3) Ranah psikomotoris “berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dankemampuan bertindak. Ada enam aspek raah psikomotoris, yakni (a) gerakreflek, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) gerakan keterampilankompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif”.25

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar, penulis dapat

menyimpulkan bahwa hasil belajar ialah tingkat penguasaan seseorang yang

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai akibat dari proses

belajar yang telah diuji, salah satunya ialah dengan memberikan tes. Hasil tes

mempunyai fungsi yaitu sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar

mengajar serta dapat memberikan gambaran kemajuan bagi siswa.

Menurut HM. Arifin dalam bukunya menjelaskan bahwa pendidikan

agama Islam adalah suatu suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh

aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah

menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun

24 Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),Cet. 19, h. 23-24

25 Nana Sudjana, op.cit., h. 22-23

Page 33: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

25

ukhrawi.26

Dalam kurikulum PAI yang dikutip oleh Abdul Majid, Pendidikan AgamaIslam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,menghayati dan mengamalkan agama Islam melalu kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormatiagama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakatuntuk mewujudkan persatuan nasional.27

Berdasarkan definisi dan pengertian yang dikemukakan di atas dapatditarik kesimpulan bahwa, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar danterencana berupa bimbingan dan asuhan terhadap pertumbuhan jasmani danrohani anak didik yang bertujuan untuk membentuk anak didik agar setelahmereka memperoleh pendidikan itu anak didik dapat meyakini, memahami,menghayati dan mengamalkan seluruh ajaran Islam sehingga mendapatkankebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dari penjelasan di atas dapat ditemukan beberapa hal yang perludiperhatikan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, yaitu :1. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan,

pembelajaran, atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas

tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam arti ada

yang dibimbing, Dibelajarkani, atau dilatih dalam peningkatan keyakinan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.

3. Pendidik atau Guru PAI yang melakukan kegiatan bimbingan, pembelajaran

atau latihan secara sadar terhadap peseta didiknya untuk mencapai tujuan

pendidikan Agama Islam.

4. Kegiatan pembelajaran PAI yang diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta

didiknya.

Menurut Muhaimin (2002) yang dikutip oleh Nusat Putra, dkk,

26 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis BerdasarkanPendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. ke. 5, h. 8

27 Abdul Majid, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, Jurnal, Guru BesarUniversitas Pendidikan Indonesia.

Page 34: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

26

berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam pada dasarnya menyentuh tiga aspek

secara terpadu, yaitu: (1) knowing, yakni agar para peserta didik dapat mengetahui

dan memahami ajaran dan nilai-nilai agama; (2) doing, yakni agar peserta didik

dapat mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai agama; dan (3) being, yakni agar

peserta didik dapat menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama.28

Berdasarkan definisi mengenai pendidikan agama islam maka teori-teori

pendidikan Islam sekurang-kurangnya haruslah membahas hal-hal sebagai

berikut:

a. Pendidikan dalam keluarga:

1) Aspek jasmani

2) Aspek akal

3) Aspek hati

b. Pendidikan dalam masyarakat

1) Aspek jasmani

2) Aspek akal

3) Aspek hati

c. Pendidikan di sekolah

1) Aspek jasmani

2) Aspek akal

3) Aspek hati29

2. Ciri-ciri Hasil Belajar

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah

laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

28 Nusa Putra dan Santri Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. I, h. 3

29 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya:2010), Cet. IX, h. 32

Page 35: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

27

mengerti menjadi mengerti.30 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau

sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,

kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah

laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak

termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang

bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung

terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan

ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar

menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat

menulis. Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan

menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan

tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan

demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin

baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa

perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha

individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan

yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk

perubahan dalam pengertian belajar.

30 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. 11,h. 30

Page 36: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

28

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk

beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan

sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian

belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano

setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan

makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang

benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya

sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik,

atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan

belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah

ditetapkannya.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan

sebagainya.31

3. Faktor-faktor Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat

terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Yudi

31 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h.15-16

Page 37: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

29

Munandi mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri

dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal.32 Keduanya dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor internal

1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang

prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan

hasil belajar.

2) Faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki

kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan

dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada

proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis

yang diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif

dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan

hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan

dapat pula berupa lingkungan sosial.

2) Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana

dan fasilitas, dan guru.

4. Fungsi Hasil Belajar

Menurut Arikunto secara sistematis dapat dikemukakan bahwa laporan

tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

a. Siswa sendiri

Secara alamiah setiap orang selalu ingin tahu akibat dari apa yang telah

mereka lakukan, entah hasil itu menggembirakan atau mengecewakan. Jika

32 Yudi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2010), Cet. III, h. 24

Page 38: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

30

siswa mendapat informasi bahwa jawabannya salah, maka lain kali ia tidak

akan menjawab seperti itu lagi.

b. Guru yang mengajar

Seperti halnya siswa yang ingin tahu akan hasil usahanya, guru yang

mengajar siswa itu pun ingin mengetahui hasil u saha yang telah dilakukan

terhadap siswa. Dengan melihat pada catatan laporan kemajuan siswa, maka

guru akan dengan tenang mengamati hasil tersebut. Daftar nilai yang disimpan

oleh guru masih merupakan catatan sementara, dan masih bersifat rahasia.

Tetapi laporan kemajuan siswa yang berupa rapor atau STTB (Surat Tanda

Tamat Belajar) sudah merupakan laporan resmi yang bersifat tetap dan

terbuka.

Oleh karena laporan ini merupakan titik tolak bagi guru untuk

menentukan langkah selanjutnya, maka laporan ini harus dibuat sejujur dan

setepat mungkin.

c. Guru lain

Yang dimaksud dengan guru lain di sini adalah guru yang akan

menggantikan guru yang mengajar terdahulu karena siswa tersebut sudah naik

kelas atau adanya perpindahan baik siswa yang pindah atau guru yang pindah

ke tempat lain.

Apabila tidak ada catatan atau laporan mengenai siswa, maka guru

yang menggantikan mengajar akan tidak tahu bagaimana meladeni atau

memperlakukan siswa tersebut.

d. Petugas lain di sekolah

Siswa yang berada di suatu sekolah, sebenarnya bukan hanya

merupakan asuhan atau tanggung jawab guru yang mengajar saja. Kepala

sekolah, wali kelas, dan guru pembimbing, ketiganya merupakan personal-

personal penting yang juga memerlukan catatan tentang siswa. Dengan

demikian maka hasil belajar siswa akan diperhatikan dan dipikirkan oleh

beberapa pihak.

e. Orang tua

Page 39: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

31

Secara alamiah, orang tualah yang mempunyai tanggung jawab utama

terhadap pendidikan anak. Akan tetapi karena berkembangnya pengetahuan

secara pesat, menyebabkan orang tua tidak mampu lagi menguasai seluruh

ilmu yang ada.

Dengan menyerahkan ke sekolah ini tidak berarti bahwa orang tua

dapat lepas pemikiran dan menyerahkan cita-citanya kepada guru. Orang tua

masih tetap merupakan penanggung jawab utama, dan masih pula menentukan

cita-cita bagi anaknya. Itulah sebabnya maka orang tua masih ingin selalu

mengetahui kemajuan anak dari hari ke hari, yang dapat dilihatnya melalui

laporan yang dibuat oleh guru.33

33 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2012), Cet. I, h. 316-318

Page 40: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasarminggu Jakarta Selatan yang

berlokasi di Jln. Asem Komp Pejaten Indah II Kebagusan Pasarminggu

Jakarta Selatan.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari

sampai dengan selesai.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, merupakan penelitian

yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan atau gambaran

umum tentang suatu fenomena atau gejala yang dilandasi pada teori, asumsi atau

andaian, dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola fikir yang menunjukkan

hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan

jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori

yang digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik

yang hendak digunakan.1

C. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi menurut Singarimbun yang dikutip oleh Iskandar

“adalah jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang

akan diduga”.2

Populasi adalah unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa

berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas,

1 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi, 2013), Cet. 5,h. 17

2 Ibid., h. 69

Page 41: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

33

oragnisasi, dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah “kumpulan dari

sejumlah elemen”. 3 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa

SMP Pasarminggu Jakarta Selatan kelas IX yang berjumlah 100 siswa.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif

atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati.

Penelitian terhadap sampel biasanya disebut studi sampling.4 Dalam penelitian ini

penulis mengambil sampel dengan system kelompok atau cluster sampling.

Sampel ini digunakan apabila populasi cukup besar, sehingga perlu dibuat

beberapa kelas atau kelompok. Dengan demikian, dalam sampel ini uni

analisisnya bukan individu tetapi kelompok atau kelas yang terdiri atas sejumlah

individu.5 Mengingat keterbatasan waktu penulis mengambil sampel berjumlah 40

siswa kelas IX. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan setiap anggota dari

populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk di pilih sebagai sampel

penelitian.

Setelah angket yang diberikan kepada responden telah dikembalikan, tahap

berikutnya adalah penyuntingan (editing) yaitu memeriksa angket yang telah

dikembalikan oleh responden dalam tahap untuk mengelola data.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu:

1. Variabel X sebagai variabel bebas (independent variable), yaitu

keteladanan beragama orang tua.

2. Variabel Y sebagai variabel terikat (dependent variable), yaitu hasil

belajar Pendidikan Agama Islam.

3 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT SinarBaru, Algensindo 2001), Cet. 2, h. 84

4 Iskandar, op.cit., h.1315 Nana Sudjana dan Ibrahin, op.cit., h. 92

Page 42: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

34

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian dapat

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan

mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan pengamatan

yang meliputi melihat, merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat

kejadian. Observasi bisa dikatakan merupakan kegiatan yang meliputi

pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang

dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang

sedang dilakukan.

Observasi terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku

apa yang hendak diobservasi, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam

pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat

sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian, mengenai gejala yang

nampak dari perilaku individu yang diobservasi, bisa pula dalam bentuk

memberi tanda cek list pada kolom jawaban hasil observasi, jika pedoman

observasi yang dibuat telah disediakan jawabannya (berstruktur).6

2. Wawancara

Untuk memperoleh data yang memadai sebagai Cross Ceks, peneliti

juga menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang terlibat dalam

interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan

mengetahui informasi untuk mewakili obyek penelitian.7

Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan

guru untuk mengetahui kemampuan guru dalam pengelolaan kelas selama

proses pembelajaran berlangsung.

6 Nana Sudjana dan Ibrahim, op.cit., h. 1097 Iskandar, op.cit., h. 78

Page 43: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

35

3. Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis,

sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang

diteliti. Penyebaran kuesioner atau angket kepada subjek penelitian bertujuan

untuk memperoleh data atau informasi mengenai masalah penelitian yang

menggambarkan varibel-variabel yang diteliti.8

Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk memperoleh

data tentang keterkaitan antara keteladanan beragama orang tua dengan hasil

belajar Pendidikan Agama Islam siswa.

Skala pengukuran dari angket yang disebarkan kepada responden

menggunakan skala likert. Skala Likert atau skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena atau gejala sosial yang terjadi, hal ini secara spesifik telah

ditetapkan oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian.9

Pertanyaan atau pernyataan akan dijawab oleh responden berbentuk

skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat posittif dan sangat negatif

yang diungkapkan melalui kata-kata sebagai berikut:

Tabel 1

Instrumen skala likert

Pernyataan Positif

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

8 Ibid.9 Ibid., h. 83

Page 44: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

36

4. Tes

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-

aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari

petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan

pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan

tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.10

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data

yaitu angket (kuesioner) mengenai keteladanan beragama orang tua dan

menggunakan tes soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif, uji

korelasi, uji signifikansi dan koefisien determinasi. secra rinci dijabarkan sebagai

berikut:

1. Deskriptif data

Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan

dijabarkan deskripsi data berupa rentang sekor, rata-rata, standar deviasi, dan

modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan

histogram untuk memperjelas deskripsi masing-masing variabel yang diteliti.

Skala data nominal menghasilkan data dalam bentuk kategori jawaban

yang bisa dihitung jumlahnya dan dilukiskan dalam tabel frekuensi jawaban.

Demikian juga data interval dalam bentuk skor-skor hasil pengukuran dapat

dibuat kategori skor sehingga bisa dibuat dalam bentuk tabel distribusi skor.

Untuk mengukur frekuensi digunakan rumus persentase sebagai

berikut:

10 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),Edisi 2, h. 67

Page 45: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

37

P =

Keterangan:

P = Persentase

F = Jumlah jawaban responden

N = Jumlah responden

2. Uji Korelasi

Konsep analisis korelasi dapat dipahami melalui salah satu bentuk

korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu

variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan teknik korelasi

“product-moment” Person-r untuk melihat korelasi antara bariabel bebas

dengan variabel terikat.11

Rumus Product Moment yaitu:

Keterangan:

rxy = Angka Indeks korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

Nilai r mempunyai interval antara +1.00 dan -1.00, oleh karena itu,

korelasi sempurna jarang ditemukan dalam penelitian, sebagai indeks korelasi

11 Iskandar, op.cit., h. 130

Page 46: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

38

mempunyai nilai antara -1 hingga +1. Seperti diagram sebagai berikut:

Tabel 2

Interprestasi Nilai Korelasi Variabel Penelitian

Korelasi Tingkat Hubungan.80 hingga 1.00 atau -.80 hingga -1.00 Sangat Kuat

.60 hingga .799 atau -.60 hingga -.799 Kuat

.40 hingga .599 atau -.40 hingga -.599 Sedang

.20 hingga .399 atau -.20 hingga -.399 Rendah

.01 hingga .199 atau -.01 hingga -.199 Sangat Rendah

.00 Tidak KorelasiSumber: Iskandar (2013: 83)

3. Koefesien Deteminasi

Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel dependen

terhadap variabel independen digunakan analisis koefisien determinasi dimana

langkah perhitungannya sebagai berikut:

Rumus Koefesien Determinan

KD = R2 x 100%

Keterangan:

KD = Konstribusi variabel X terhadap variabel Y

R2 = Koefesien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y

Page 47: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum SMP Pasarminggu

Nama Sekolah : SMP Pasarminggu

Tahun Berdiri : 1979

Kepemilikan Tahah : Yayasan

Luas Tanah : 1660 m2

Luas Tanah Bangunan : 1060 m2

Pendiri :

- Ketua : Kolonel, H. Suwardi Tirtosudarmi

- Wakil Ketua : Comodor (AL) H. Sujendro

- Sekertaris : H. Muhamamad Alakfi, SH

- Bendahara : Drs. H. Soetadi

Alamat : Jl. Asem Pejaten Indah II Pasarminggu Jakarta

Selatan

Jumlah siswa :

- Kelas VII : 146 siswa

- KelasVIII : 150 siswa

- Kelas IX : 100 siswa

Jumlah Guru : 23 guru

Jumlah TU : 9

2. Visi, Misi dan Moto SMP Pasarminggu

Visi :

“Terwujudnya tamatan SMP Pasarminggu yang, berilmu dilandasi iman dan

taqwa“

Misi:

1. Memperbaiki proses pembelajaran dengan metode tepat guna

2. Melaksanakan kurikulum yang sesuai standar yang ada

Page 48: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

40

3. Memperbaiki peserta didik ilmu yang dibutuhkan sesuai dengan

lingkungannya

Moto:

“Pengetahuan adalah Kekuatan”

3. Sarana dan Prasarana SMP Pasarminggu

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar

sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai

pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal.

Sebagaimana ditetapkan dalam UU sisdiknas No 20/2003 Bab XII

pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa: "Setiap satuan pendidikan formal dan

nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan

pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,

kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik".

Ruang kelas

Ruang perpustakaan

Ruang laboratorium biologi

Ruang laboratorium fisika

Ruang laboratorium kimia

Ruang laboratorium computer

Ruang laboratorium bahasa

Ruang pimpinan

Ruang guru

Ruang tata usaha

Tempat beribadah,

Ruang konseling

Ruang UKS

Ruang organisasi kesiswaan

Toilet

Gudang

Page 49: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

41

Ruang sirkulasi

Tempat bermain/berolahraga

4. Struktur Organisasi dan Fungsi

Sebagai mana diketahui bahwa struktur organisasi adalah

penggambaran struktur kerja dari suatu organisasi, penggambaran ini

dimaksudkan untuk mempermudah dalam koordinasi setiap bagian dari

satuan kerja personil dalam melakukan tugas dan fungsi organisasi.

Penggambaran struktur organisasi pada SMP Pasarminggu adalah

sebagai berikut :

Gambar 1Struktur Organisasi

Kepala Sekolah

Wakil KepalaSekolah

Wk. UrusanKurikulum

Wk. UrusanKesiswaan

Wk. UrusanPrasarana

Wk. UrusanHumas

Wali Kelas

GuruKurikulum

Siswa

Page 50: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

42

Uraian Fungsi dan Tugas

Dari susunan struktur organisasi dapat dijelaskan tugas dan fungsi

dari masing-masing yaitu :

a. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

• Sebagai Edukator bertugas melaksanakan proses Belajar mengajar

secara efektif dan efisien (lihat tugas guru).

• Kepala sekolah selaku manajer mempunyai tugas menyusun

perencanaan.

• Bertanggung jawab penuh terhadap sekolah.

• Menyelenggarakan supervisi mengenai proses belajar mengajar.

b. Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah

• Membantu Kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai

menyusun perencanaan.

• Membuat program kegiatan dan pelaksanaan program.

• Membantu Kepala sekolah dalam urusan-urusan kurikulum,

kesiswaan, sarana prasarana, dan hubungan dengan masyarakat.

c. Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

• Menyusun Program Pembelajaran.

• Menyusun pembagian tugas guru.

• Menyususn jadwal pelajaran.

• Melakukan pengecekan kehadiran guru dalam kegiatan mengajar

setiap jam pelajaran.

• Menanggulangi kelas yang gurunya tidak hadir dalam KBM dengan

cara menghadirkan invaler berserta tugasnya.

• Mengatur pengadaan dan pengelolaan daftar hadir guru dalam proses

pembelajaran.

• Menyusun jadwal evaluasi belajar.

• Menyusun pelaksanaan Ujian Nasional (UAN).

• Menetapkan kreteria persyaratan naik kelas/tidak naik kelas.

• Menetapkan jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (Rapor) dan

pemeberian Ijazah serta Surat Tanda Lulus.

Page 51: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

43

• Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan perangkat/

administrasi pembelajaran.

• Membantu pengadaan administrasi guru, wali kelas yang

berhubungan dengan proses pembelajaran dan urusan kurikulum.

• Menyediakan buku kemajuan kelas.

• Mengatur pengadaan bahan laporan mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar dan urusan

kurikulum.

• Mengumpulkan dan mendistribusikan informasi mengenai segala

sesuatu yang perlu diketahui atau dilaksanakan dalam

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

• Menyusun laporan pelaksanaan pembelajaran.

d. Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

• Menyusun Program Pembinaan Kesiswaan (OSIS)

• Melaksanakan Bimbingan, Pengarahan dan Pengendalian kegiatan

siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tertib sekolah

• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin dan tata tertib

siswa serta menanggulangi segala kendalanya

• Membina dan melaksanakan koordnasi keamanan, dan kebersihan,

ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan

• Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS

• Melakukan pembinaan dan pembimbingan pengurus OSIS

• Melakukan pembinaan dan pembimbingan pengurus OSIS dalam

berorganisasi serta memantau realisasi kegiatannya

• Memberikan bantuan secara aktif dalam realisasi pelaksanaan

Anggaran Dasar, Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga dan

realisasi kegiatannya

• Menyusun Progaram dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan

insidental

• Melaksanakan Pemilihan calon siswa Teladan dan calon siswa

penerima bea siswa

Page 52: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

44

• Mengadaka pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan

di luar sekolah

• Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala

• Mengatur/mengurus mutasi siswa

e. Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Massa

(HUMAS)

• Menyusun Program Kerja Humas

• Memberikan penjelasan tentang kebijaksanaan sekolah, situasi dan

perkembangan sekolah sesuai dengan pendelegasian Kepala Sekolah

• Mengatur dan menyelenggarakan hubungan baik antara sekolah

dengan Komite Sekolah

• Menampung saran-saran dan pendapat masyarakat demi kemajuan

sekolah

• Mengatur dan menyelenggarakan hubungan antara sekolah dengan

orang tua/wali murid

• Membina hubungan baik antar sesama personal sekolah, siswa

dengan personal sekolah dan antarsesama siswa di sekolah

• Mengkoordinasikan segala aspek dari setiap urusan / bidang yang

akan diinformaskan kepada orang tua / wali atau Dinas Instansi lain

baik negeri maupun swasta

• Membantu mewujudkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang

berhubungan dengan usaha dan kegiatan pengabdian masyarakat

• Melayani pelayanan terhadap Tamu Dinas, yang berkepentingan

dengan Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan warga sekolah pada

umumnya.

• Menengani surat-surat undangan dinas baik kedalam maupun keluar

Page 53: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

45

• Menunjukkan guru untuk menjadi notulis dalam rapat Dinas an rapat

persekolahan lainnya serta mempersiapkan/menyimpan Buku Notulen

Rapat.

• Membuat konsep-konsep Surat Dinas dan surat-surat lainnya yang

berhubungan dengan urusan Humas serta mengarsipkannya

• Menjalin kerjasama kemitraaan antara sekolah dengan instansi lain

• Menyerap segala informasi baik dari sekolah maupun luar sekolah

guna peningkatan pendidikan

• Melaksanakan pemanggilan kepada orang Tua/Wali Siswa bagi siswa

yang tidak masuk sekolah dan atau melakukan pelanggaran, tata tertib

sekolah, bekerjasama dengan wali kelas, Guru BK, dan guru bidang

studi.

• Turut serta memantau prestasi guru dan personal sekolah lain serta

membuat rekapitulasinya guna kepentingan penilaian kinerja pegawai

dan pendanaannya

• Turut serta memantau prestasi siswa dan membuat rekapitulasinya

guna peningkatan disiplin serta pembinaan dan pembimbingan siswa

• Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan kepada orang tua/wali

siswa

• Menyusun laporan pelaksanaan hubungan massa secara berkala

f. Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

• Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

• Mengatur pengadaan denah sekolah, organigram, papan data, kohor,

atribut, label, dan lain-lain yang berhubungan dengan keperluan

sekolah

• Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah

• Pengelolaan pembiayaan alat-alat pembelajaran

• Mengatur dan atau mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan

dan atau rehabilitasi gedung ,ruangan, halaman, kebun, meubeler,

sarana prasarana sekolah lainnya

Page 54: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

46

• Melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap sarana sekolah (barang

habis pakai/barang tidak habis pakai) serta peningkatan ketertiban

administrasinya

• Menyusun laporan pelaksanaan Urusan / bidang Sarana dan Prasarana

secara berkala

g. Tugas dan Fungsi Guru :

• Membuat perangkat pengajaran

• Melaksanakan kegiatan pembelajaran

• Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,

ulangan umum, ujian akhir.

• Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.

• Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

h. Tugas dan Fungsi Wali Kelas

• Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai

pengelolaan kelas.

• Penyelenggaraan administrasi kelas.

• Pengisian daftar kumpulan nilai siswa.

i. Tugas dan Fungsi Siswa

• Penyelenggaran proses pembelajaran tugas harian, ulangan harian,

UAS dan UAN.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskripsi Keteladanan Beragama Orang Tua

Tabel 1Orang tua rajin melaksanakan ibadah shalat 5 waktu setiap hari

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 7 17,5Sering 7 17,5Kadang-kadang 26 65,0Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Page 55: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

47

Tabel 2Orang tua selalu mengajak untuk melaksanakan shalat berjamaah

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 15 37,5Sering 10 25,0Kadang-kadang 15 37,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 3Setiap selesai ibadah shalat, orang tua selalu berdo’a dan dzikir terlebih dahulu

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 1 2,5Sering 12 30,0Kadang-kadang 27 67,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 4Orang tua selalu melaksanakan ibadah puasa pada bulan ramadhan

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 19 47,5Sering 21 52,5Kadang-kadang - -Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 5Orang tua membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 8 20,0Sering 13 32,5Kadang-kadang 19 47,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Page 56: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

48

Tabel 6

Orang tua selalu mengingatkan anak-anaknya untuk melaksanakan shalatapabila sudah memasuki waktu shalat

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 10 25,0Sering 11 27,5Kadang-kadang 19 47,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 7

Orang tua sering memberi keteladanan untuk menutup auratkepada anaknya

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 14 35,0Sering 8 20,0Kadang-kadang 17 42,5Tidak pernah 1 2,5

Jumlah 40 100

Tabel 8

Orang tua selalu memberikan teguran kepada anak-anaknyaapabila tidak mengaji dan belajar

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 16 40,0Sering 11 27,5Kadang-kadang 13 32,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Page 57: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

49

Tabel 9

Orang tua selalu membantu apabila saya mengalami kesulitan dalam shalat,mengaji dan belajar

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 10 25,0Sering 13 32,5Kadang-kadang 17 42,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 10

Apabila orang tua maupun anda sendiri mendapat rejeki lebih dari Allah,memberi keteladanan untuk menabung

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 13 32,5Sering 11 27,5Kadang-kadang 12 30,0Tidak pernah 4 10,0

Jumlah 40 100

Tabel 11

Orang tua anda selalu memberi contoh untuk selalu berinfaqkepada yatim piatu

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 19 47,5Sering 7 17,5Kadang-kadang 13 32,5Tidak pernah 1 2,5

Jumlah 40 100

Page 58: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

50

Tabel 12

Apabila ada penarikan iuran atau sumbangan untuk membangun masjidatau mushola orang tua anda ikhlas dan senang untuk menyumbang

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 10 25,0Sering 13 32,5Kadang-kadang 17 42,5Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 13Apabila di dalam keluarga ada yang mendapat musibah/cobaan,orang tua anda sabar dan ikhlas menghadapi dan menerimanya

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 11 27,5Sering 8 20,0Kadang-kadang 19 47,5Tidak pernah 2 5,0

Jumlah 40 100

Tabel 14Orang tua anda selalu berbicara baik dan sopan kepada keluarga

maupun orang lain

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 17 42,5Sering 2 5,0Kadang-kadang 20 50,0Tidak pernah 1 2,5

Jumlah 40 100

Page 59: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

51

Tabel 15

Orang tua selalu menjaga kebersihan dirumah maupun di lingkungan

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 19 47,5Sering 7 17,5Kadang-kadang 14 35,0Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 16

Ketika ada saudara atau tetangga yang sakit, orang tua andamenengok keluarga untuk menjenguknya

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 19 47,5Sering 13 32,5Kadang-kadang 8 20,0Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 17

Apabila tetangga ada yang meminjam sesuatu seperti uang atau barang,orang tua bersedia meminjamkannya bila ada

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 22 55,0Sering 6 15,0Kadang-kadang 12 30,0Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Page 60: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

52

Tabel 18

Orang tua selalu mengikuti pengajian yang ada di lingkungan

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 11 27,5Sering 17 35,0Kadang-kadang 11 27,5Tidak pernah 4 10,0

Jumlah 40 100

Tabel 19

Orang tua selalu ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan gotong royongdi lingkungan RT

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 9 22,5Sering 15 37,5Kadang-kadang 16 40,0Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Tabel 20

Orang tua selalu menegur apabila saya melakukan perbuatanyang tidak baik

Alternativejawaban F Persen (%)

Selalu 8 20,0Sering 14 35,0Kadang-kadang 18 45,0Tidak pernah - -

Jumlah 40 100

Jika dibuat tingkat atau level persepsi siswa tentang keteladanan beragama

orang tua pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebanyak 40 siswa adalah

sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 61: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

53

Tabel 21

Indeks Tingkat Keteladanan Orang Tua

No. Rentang PerolehanNilai Hasil Belajar

Tingkat NilaiHasil

JumlahSiswa %

1 70-79 Sangat Tinggi 6 15%

2 60-69 Tinggi 10 25%

3 50-59 Sedang 16 40%

4 40-49 Rendah 8 20%

Jumlah 40 100

Berdasarkan perhitungan perolehan nilai keteladanan beragama orang tua

menunjukkan bahwa skor hasil berada pada rentang 50-59 yaitu 40% dari jumlah

siswa sebanyak 40 orang yaitu menunjukkan skor yang tertinggi pada posisi

Sedang. Hal ini menunjukkan bahwa keteladanan beragama orang tua sedang atau

cukup.

2. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Deskripsi data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam penulis menggunakan hasil tes soal pada mata

pelajaran PAI di SMP Pasarminggu Jakarta Selatan, rentang skor angka nilai hasil

belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PAI (Variabel Y)

Frequency PersenValid 42 1 2.5

44 2 5.047 1 2.549 4 10.050 2 5.051 1 2.552 1 2.553 2 5.054 1 2.5

Page 62: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

54

55 2 5.056 2 5.057 2 5.058 1 2.559 2 5.060 1 2.561 2 5.062 1 2.564 2 5.065 1 2.566 1 2.568 2 5.070 1 2.571 2 5.073 2 5.074 1 2.5

Total 40 100

Jika dibuat tingkat atau level hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam sebanyak 40 siswa adalah sebagaimana dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 23

Tingkat Hasil Belajar

No. Rentang PerolehanNilai Hasil Belajar

Tingkat NilaiHasil

JumlahSiswa %

1 65 – 74 Sangat Tinggi 5 12,5%

2 55 – 64 Tinggi 15 37,5%

3 45 – 54 Sedang 10 25%

4 35 – 44 Rendah 10 25%

Jumlah 40 100

Berdasarkan perhitungan perolehan nilai hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan bahwa skor hasil belajar siswa

pada rentang 55-64 yaitu 37,5% dari jumlah siswa sebanyak 40 orang yaitu

menunjukkan skor yang tertinggi pada posisi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil belajar cukup baik.

Page 63: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

55

3. Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X (keteladanan

beragama orang tua) dengan variabel Y (hasil belajar siswa) dengan menggunakan

rumus Product Moment. Penghitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 24

Variabel Keteladanan beragama orang tua (X)dan Variabel Hasil belajar siswa (Y)

Resp. X Y X2 Y2 XY1 53 45 2809 2025 23852 50 40 2500 1600 20003 68 50 4624 2500 34004 56 40 3136 1600 22405 64 55 4096 3025 35206 47 45 2209 2025 21157 49 50 2401 2500 24508 74 65 5476 4225 48109 71 60 5041 3600 4260

10 58 50 3364 2500 290011 65 60 4225 3600 390012 44 40 1936 1600 176013 66 65 4356 4225 429014 50 55 2500 3025 275015 64 60 4096 3600 384016 51 35 2601 1225 178517 73 65 5329 4225 474518 73 65 5329 4225 474519 55 60 3025 3600 330020 57 55 3249 3025 313521 59 60 3481 3600 354022 54 55 2916 3025 297023 70 60 4900 3600 420024 68 55 4624 3025 374025 44 40 1936 1600 176026 49 60 2401 3600 2940

Page 64: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

56

27 56 65 3136 4225 364028 59 40 3481 1600 236029 61 45 3721 2025 274530 61 45 3721 2025 274531 55 40 3025 1600 220032 42 35 1764 1225 147033 71 60 5041 3600 426034 57 55 3249 3025 313535 53 45 2809 2025 238536 49 40 2401 1600 196037 52 45 2704 2025 234038 49 40 2401 1600 196039 60 50 3600 2500 300040 62 55 3844 3025 3410 2319 2050 137457 108500 121090

Diketahui:

N = 40 ∑X2 = 137457

∑X = 2319 ∑Y2 = 108500

∑Y = 2050 ∑XY = 121090

Untuk menghitung korelasi antara variabel X dengan variabel Y, data di

atas akan diuji dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

22 )(.)(.

))((.

22 YYXX

YxXYxy

NN

Nr

22 )2050(10850040)2319(13745740)2050)(2319(12109040

420250043400005377761549828047539504843600

13750012051989650

Page 65: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

57

0165713625089650

8042.12872989650

r = 0.696

Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut diketahui bahwa korelasi antara

keteladanan beragama orang tua dengan hasil belajar siswa SMP Pasarminggu

sebesar = 0,696.

Nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,696 ternyata terletak antara 0,60 –

0,799. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan sebelumnya, dikatakan

bahwa nilai 0,696 dalam kategori tingkat korelasi yang tergolong kuat. Dengan

demikian secara sederhana dapat diberikan kesimpulan bahwa terdapat korelasi

positif antara keteladanan beragama orang tua dengan hasil belajar siswa SMP

Pasarminggu dan tingkat korelasinya kuat.

Selanjutnya, untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel X terhadapvariabel Y berdasarkan angka indeks korelasi (rxy) atau “r” hitung sebesar = 0,696tersebut diinterpretasikan berapa prosentase variansi variabel pertama berasosiasidengan variansi variabel kedua. Artinya, berapa persen variansi keteladananberagama orang tua (variabel X) berasosiasi dengan variansi hasil belajar siswa(variabel Y). Ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus KoefisienDeterminasi yakni merupakan hasil kuadrat dari koefisien sederhana yangdinyatakan dengan rumus sebagai berikut:KD = r2 x 100%

= 0,6962 x 100%

= 0,484 x 100%

= 48,4 %

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui besar koefisien determinasi

yaitu 48,4% yang berarti bahwa keteladanan beragama orang tua mempunyai

pengaruh sebesar 48,4% terhadap hasil belajar siswa SMP Pasarminggu,

sedangkan sisanya 51,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada

penelitian ini.

Page 66: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

58

4. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi keteladanan beragama orang tua siswa SMP

Pasarminggu dengan pengambilan sampel berjumlah 40 siswa, menunjukkan

bahwa skor yang tertinggi pada posisi sedang yaitu 40% dengan rentang nilai 50-

59. Hal ini menggambarkan bahwa keteladanan beragama orang tua belum cukup

baik, oleh karena itu diperlukan kerja sama dengan orang tua siswa.

Berdasarkan deskripsi data hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam diatas, menunjukkan bahwa skor hasil belajar siswa

pada rentang 55-64 yaitu 37,5% dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang yaitu

menunjukkan skor yang tertinggi pada posisi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil belajar cukup baik.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara keteladanan beragama orang

tua (variabel X) dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (variabel Y) menunjukkan dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,696

terletak antara 0,60 – 0,799 yaitu tingkat korelasi yang tergolong kuat. Nilai R

Square/(Koefesien Diterminasinya) adalah 48,4%, ini berarti keteladanan

beragama orang tua mempunyai pengaruh sebesar 48,4%, sedangkan sisanya

51,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Di karenakan banyaknya faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar

siswa, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal sangat

mempengaruhi hasil belajar seorang siswa walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa

faktor eksternal mempunyai andil dalam menentukan hasil belajar. Karena hasil

belajar merupakan hasil dari usaha belajar yang dilakukan oleh siswa yang

meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dalam penelitian ini keteladanan beragama orang tua berpengaruh

terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam yaitu dengan berkorelasi yang

kuat. Orang tua yang saleh, yang menjalankan ajaran-ajaran agama akan

membawa dampak positif bagi anak dalam mengamalkan ajaran agama tersebut.

Karena anak adalah peniru yang baik dan ia akan melakukan sesuai dengan apa

yang ia lihat dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini ditegaskan oleh

M. Nur Abdul Hafizh bahwa, “Anak akan selalu melihat apa yang tengah

Page 67: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

59

dilakukan kedua orang tuanya dan secara perlahan mulai meniru dan berlaku

seperti mereka. Hingga jika mereka mendapatkan kedua orang tuanya berlaku

jujur, maka hal itu akan membentuk mereka menjadi orang yang jujur pula.

Demikian pula sebaliknya”.1

1 M. Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-Bayan, 1997),Cet. ke-1, h. 291

Page 68: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di paparkan sebelumnya,

maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Secara umum keteladanan beragama merupakan hal-hal yang dapat ditiru,

diikuti, atau dicontoh dari seseorang yang dapat dijadikan sebagai metode

pendidikan, yaitu keteladanan yang baik yang sesuai dengan pengertian uswah

dalam ayat-ayat al-Qur‘an. Adapun hasil yang diperoleh dari keteladanan

beragama orang tua siswa kelas IX pada SMP Pasarminggu ini ditunjukkan

dengan nilai rata-rata skor dari penelitian untuk variabel keteladanan

beragama orang tua yang diperoleh sebesar 40%, nilai tersebut dalam kategori

cukup baik.

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Adapun hasil belajar siswa kelas IX pada SMP Pasarminggu hal ini

ditunjukkan dengan memperoleh nilai rata-rata skor penelitian variabel hasil

belajar pada posisi yang tinggi yaitu sebesar 37,5%.

3. Terdapat hubungan positif antara variabel X (keteladanan beragam orang tua)

dan variabel Y (hasil belajar), dengan perolehan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,696. Dengan perolehan nilai tersebut hubungan kedua variabel

dikategorikan sebagai hubungan yang kuat. Hubungan yang positif tersebut

dinyatakan dengan adanya kontribusi variabel X (keteladanan beragama orang

tua) terhadap variabel Y ( hasil belajar) melalui koefisien determinasi. Dari

perhitungan koefisien determinasinya adalah 48,4% hal ini di cerminkan

bahwa keteladanan beragama orang tua dapat memberikan kontribusi atas

hasil belajar siswa sebesar 48,4%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang

penulis sarankan yaitu:

Page 69: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

61

1. Untuk orang tua hendaknya:

a. Memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya sebab bagaimanapun

juga anak adalah peniru ulang.

b. Memperhatikan pendidikan anak-anak, sehingga anak tidak ketinggalan

mengenai ilmu agama maupun ilmu pengetahuan.

c. Membiasakan situasi pergaulan keluarga yang mencerminkan tingkah laku

orang yang agamais, sehingga apa yang dapat dihayati anak setiap harinya

menunjukkan pengaruh yang bernilai agama.

d. Bijaksana dalam menghadapi anak-anaknya, karena setiap anak

mempunyai sifat dan bakat sendiri-sendiri.

2. Kepada pihak sekolah:

a. Sebagai penyelengara pendidikan pihak sekolah harus lebih fokus dalam

membina kepribadian anak, karena lingkungan sekolah juga

mempengaruhi pembentukan kepribadian anak muslim.

b. Meningkatkan komunikasi dan mengajak orang tua untuk mampu menjadi

orang yang baik. Karene untuk menididik diperlukan contoh atau teladan.

c. Membiasakan shalat berjama’ah disekolah, baik peserta didik maupun

guru dan karyawan. Kegiatan ini dapat mempengaruhi sikap dalam

melaksanakan shalat berjama’ah dan tepat waktu.

Page 70: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

62

DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, Terj.Bahrun Abu Bakar, Juz 26, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000

an-Nahlawi, Abdurrahman, “Ushulut Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibuha fi baitiwal madrasati wal mujtama”, Terj. Shihabuddin, Pendidikan Islam diRumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani, 1995.

Arifin, H.M., Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis BerdasarkanPendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. ke. 5

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2012, Edisi 2

ar-Rifa’i, Muhammad Nasib, Taisiru al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir IbnuKatsir, Terj., Drs. Syihabudin, M.A., Kemudahan Dari Allah RingkasanTafsir Ibnu Katsir, Jilid 3, Jakarta: Geema Insani Press,1989

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, Cet. 3

Hafizh, M. Nur Abdul, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al-Bayan,1997, Cet. ke-1

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010,Cet. 11

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi, 2013

Kartono, Kartini, Kamus Psikologi, Bandung: Satelit, 1987

Majid, Abdul, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, Jurnal, GuruBesar Universitas Pendidikan Indonesia.

Munandi, Yudi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GaungPersada Press, 2010, Cet. III.

Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. 11

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: RemajaRosdakarya, 2000, cet.12

Putra, Nusa dan Santri Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. I

Quthub, Sayid, Fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin, dkk, Di Bawah NaunganAl-Qur’an, Jilid 11, Jakarta: Gema Insani, 2004

Page 71: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

63

Rusn, Abidin Ibn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1998

Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers,2011, Cet. 19

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,2003, Cet. ke 9

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: PTSinar Baru, Algensindo 2001, Cet. 2

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2010

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: RemajaRosdakarya: 2010, Cet. IX

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia,Jakarta; Pusat Bahasa, 2008

Page 72: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

ANGKET PENELITIAN

KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA

I. Identitas

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

II. Petunjuk Umum

1. Isilah biodata diri kamu di atas terlebih dahulu.

2. Bacalah tiap pertanyaan dengan teliti sehingga mudah untuk

menjawabnya.

3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada alternatif jawaban

yang dianggap sesuai dengan keadaanmu setiap hari.

4. Pengisian angket ini adalah semata-mata untuk kepentingan penelitian.

5. Jawaban serta identitasmu akan dijamin kerahasiaannya.

6. Sebelum mengisi angket ini, bacalah basmalah terlebih dahulu.

III. Daftar Pertanyaan

1. Orang tua anda rajin melaksanakan ibadah shalat 5 waktu setiap hari

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Orang tua anda selalu mengajak untuk melaksanakan shalat berjamaan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Setiap selesai ibadah shalat, orang tua anda selalu berdo’a dan dzikir terlebih

dahulu

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Orang tua anda selalu melaksanakan ibadah puasa pada bulan ramadhan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 73: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

5. Orang tua anda membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Orang tua selalu mengingatkan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat

apabila sudah memasuki waktu shalat

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Orang tua anda sering memberi keteladanan untuk menutup aurat kepada

anaknya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Orang tua anda selalu memberikan teguran kepada anak-anaknya apabila tidak

mengaji dan belajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Orang tua anda selalu membantu apabila saya mengalami kesulitan dalam

shalat, mengaji dan belajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apabila orang tua maupun anda sendiri mendapat rejeki lebih dari Allah,

memberi keteladanan untuk menabung

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Orang tua anda selalu memberi contoh untuk selalu berinfaq kepada yatim

piatu

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Apabila ada penarikan iuran atau sumbangan untuk membangun masjid atau

mushola orang tua anda ikhlas dan senang untuk menyumbang

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 74: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

13. Apabila di dalam keluarga ada yang mendapat musibah/cobaan, orang tua

anda sabar dan ikhlas menghadapi dan menerimanya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Orang tua anda selalu berbicara baik dan sopan kepada keluarga maupun

orang lain

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Orang tua anda selalu menjaga kebersihan dirumah maupun di lingkungan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

16. Ketika ada saudara atau tegangga yang sakit, orang tua anda mengak keluarga

untuk menjenguknya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Apabila tetangga ada yang meminjam sesuatu seperti uang atau barang, orang

tua bersedia meminjamkannya bila ada

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

18. Orang tua anda selalu mengikuti pengajian yang ada di lingkungan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Orang tua anda selalu ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan gotong royong

di lingkungan RT

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Orang tua anda selalu menegur apabila saya melakukan perbuatan yang tidak

baik

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 75: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDENVARIABEL KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA

RespKeteladanan Beragama Orang Tua

Jml1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 2 2 2 3 532 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 503 2 3 3 4 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 684 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 4 2 2 3 565 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 646 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 477 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 498 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 749 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 71

10 2 3 2 4 3 4 2 3 2 4 2 2 4 3 4 3 2 4 2 3 5811 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 3 6512 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4413 2 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 6614 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 4 2 2 2 2 3 4 1 3 3 5015 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 2 2 2 4 6416 2 3 2 4 2 4 4 3 2 1 3 2 2 4 2 3 3 1 2 2 5117 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 7318 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7319 2 2 2 4 2 2 2 3 4 3 3 4 2 1 4 4 3 3 3 2 5520 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 5721 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 2 4 2 2 2 4 4 3 4 5922 2 2 3 3 2 2 2 4 4 1 2 2 4 2 4 4 4 1 4 2 5423 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 7024 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 2 6825 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4426 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4927 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 5628 2 4 2 3 2 3 2 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 2 2 5929 2 4 2 4 2 4 4 4 2 3 4 4 1 4 4 4 2 3 2 2 6130 2 3 3 4 4 2 2 4 3 4 4 2 3 2 3 3 2 4 3 4 6131 2 4 2 4 2 2 2 2 3 4 1 4 3 2 2 4 3 4 3 2 5532 2 2 2 4 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4233 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 7134 2 2 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 5735 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 5336 2 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 4937 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 5238 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 4939 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 1 4 4 3 4 4 2 2 6040 2 2 2 3 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 62

Page 76: RELEVANSI KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27409/1/SYARIF... · Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara