Relaksasi
-
Upload
yufi-mustofa -
Category
Documents
-
view
72 -
download
0
description
Transcript of Relaksasi
Pengantar
Penggunaan relaksasi memiliki sejarah yg luas dlm bdg kedokteran,
psikologi klinis, & psikiatri (Goldfried & Davison, 1976). Mnrt sejarah,
relaksasi mengalami 2 fase yg berbeda (Beech dkk., 1982; Bernstein &
Borkovec, 1973). Fase pertama dimulai dg kerja Jacobson (pelopor metode
relaksasi) yg memulai penelitian relaksasi pd th 1908 di lab uni Harvard
hasil2 penelitian dilaporkan dlm jurnal2 ilmiah. Th 1938, ia menulis buku
progressive relaxation. Fase kedua, pengembangan metode relaksasi,
dilakukan olh Wolpe. Hasil penelitian kedua ahli tsb menunjukkan bhw
relaksasi dpt mengurangi ketegangan & kecemasan (Beech dkk., 1982;
Bernstein & Borkovec, 1973; Goldfried & Davison, 1876; Prawitasari, 1988).
Relaksasi adlh suatu teknik dlm terapi perilaku. Mnrt pandangan ilmiah,
relaksasi adlh perpanjangan serabut otot skeletal, sdg ketegangan adlh
kontraksi thd perpaindahan serabut otot (Beech dkk., 1982). Dimana
ketegangan otot dpt dikurangi dg terapi relaksasi.
Dasar Pikiran Metode Relaksasi
Di dlm sistem saraf manusia terdpt sistem saraf pusat & sistem saraf otonom.
Fgs sistem saraf pusat adlh mengendalikan gerakan2 yg dikehendaki, mis :
gerakan tangan, kaki, leher, & jari2. Sistem saraf otonom berfgs
mengendalikan gerakan2 yg otomatis, mis : fgs digestif, proses
kardiovaskuler, & gairah seksual. Sistem saraf otonom terdiri dr 2 subsistem
yg kerjanya slg berlawanan : 1) sistem saraf simpatetis yg bekerja
meningkatkan rangsangan atau memacu organ2 tubuh, memacu
meningkatnya denyut jantung & pernafasan, serta menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi & pembesaran pembuluh darah pusat,
serta menurunkan temperatur kulit & daya tahan kulit, & juga akan
menghambat proses digestif & seksual; 2) sistem saraf parasimpatetis yg
menstimulasi turunnya semua fgs yg dinaikkan olh sistem saraf simpatetis &
Psikoterapi –Relaksasi –
1
menstimulasi naiknya semua fgs yg diturunkan olh saraf simpatetis. Selama
sistem2 berfgs normal dlm keseimbangan, bertambahnya aktivitas sistem yg
satu akan menghambat atau menekan efek sistem yg lain. Pd waktu orang
mengalami ketegangan & kecemasan yg bekerja adlh sistem saraf
simpatetis, sdg pd waktu rileks yg bekerja adlh sistem saraf parasimpatetis.
Dg dmkn relaksasi dpt menekan rasa tegang & rasa cemas dg resiprok shg
timbul counterconditioning & penghilangan (Bellack & Hersen, 1977;
Prawitasari, 1988).
Kegunaan relaksasi
Burn (dlm Beech dkk., 1982) melaporkan bbrp keuntungan yg diperoleh dr
terapi relaksasi, a.l. :
1. membuat individu lbh mampu menghindari reaksi yg berlebihan krn
adanya stres
2. masalah2 yg berhubungan dg stres (spt hipertensi, sakit kepala,
insomnia) dpt dikurangi atau bahkan diobati dg relaksasi
3. mengurangi tk kecemasan
4. mengurangi kemgkn gangg yg berhungn dg stres & mengontrol
anticipatory anxiety sblm situasi yg menimbulkan kecemasan, spt pd
pertemuan penting, wwcr, dsb
5. mengurangi perilaku buruk selama periode stres, mis : merokok,
minum alkohol, obat2an, makan yg berlebihan
6. meningkatkan penampilan kerja, sosial, & keterampilan fisik
7. mengatasi dg lbh cepat kelelahan, aktivitas mental & terapi fisik yg
tertunda
8. memiliki kesadaran dirittg keadaan fisiologis
9. membantu menyembuhkan penyakit ttt & operasi
10.meningkatkan harga diri & keyakinan diri
11.meningkatkan hubgn interpersonal
Macam-macam relaksasi
Psikoterapi –Relaksasi –
2
Ada bermacam bentul terapi relaksasi a.l. : relaksasi otot, relaksasi
kesadaran indera, relaksasi melalui hipnosa, yoga, & meditasi.
Relaksasi Otot
Tujuannya utk mengurangi ketegangan & kecemasan dg cara melemaskan
otot2 badan. Cara : klien diminta utk menegangkan otot dg ketegangan ttt,
kmdn mengendurkannya. Sblm dikendurkan, penting utk merasakan
ketegangan yg ada shg klien dpt membedakan otot tegang & otot lemas. Dpt
dilakukan di rmh krn dpt diberikan mell tape recorder. Ada 3 macam relaksasi
otot : tension relaxation, letting go, & differential relaxation.
Tension Relaxation
Pertama kali diperkenalkan olh Lazarus & Paul (dlm Goldfriec & Davison,
1976). Cara : klien diminta utk menegangkan & melemaskan msg2 otot,
kmdn diminta utk merasakan & menikmati perbedaan antara ketika otot
tegang & otot lemas. Klien diberi tahu bhw pd fase menegangkan akan
membantu dirinya lbh menyadari sensasi yg berhubgn dg kecemasan, &
sensasi2 tsb bertindak sbg isyarat/tanda utk melemaskan ketegangan. Klien
dilatih utk melemaskan otot2 yg tegang dg cepat, seolah2 mengeluarkan
ketegangan dr tubuh shg klien akan merasa rileks. Otot yg dikenalkan adlh
otot lengan, tangan, biceps, bahu, leher, wajah, perut & kaki.
Instuksi ada di buku hal. 146-153!!!
Letting Go Relaxation
Bertujuan utk memperdalam relaksasi. Stlh klien berlatih relaksasi pd semua
kelompok otot tubuhnya, selanjutnya terapi letting go relaxation. Pd fase ini
klien dilatih utk lbh menyadari ketegangannya & berusaha sedpt mgkn utk
mengurangi serta menghilangkan ketegangan tsb. Shg klien akan lebh peka
thd ketegangan & lbh ahli dlm mengurangi ketegangan (Goldfried & Davison,
1976).
Instruksi ada di buku hal. 153-156!!!
Differential Relaxation
Psikoterapi –Relaksasi –
3
Mrpk salah satu penerapan keterampilan relaksasi progresif (Bernstein &
Borkovic, 1973). Pd wkt klien melakukan sst, bermacam2 kelompok otot mjd
tegang. Otot2 yg diperlukan utk melakukan aktivitas ttt sering lbh tegang
drpd yg seharusnya (tjd ketegangan yg berlebihan), & otot2 lain yg tdk
diperlukan utk melakukan aktivitas tsb jg mjd tegang selama aktivitas
berlgsg. Oki utk merilekskan otot2 yg ketegannya berlebihan & utk
merilekskan otot2 yg tdk perlu tegang pd waktu klien melakukan aktivitas ttt
dpt digunakan relaksasi diferensial. Terapi dilakukan dg cara menginduksi
klien utk relaksasi yg dlm pd oti2 yg tdk diperlukan utk melakukan suatu
aktivitas ttt, kmdn mengurangi ketegangan mengurangi ketegangan yg
berlebihan pd otot2 yg diperlukan utk melakukan aktivitas ttt shg hanya tjd
ketegangan yg wajar pd otot2 yg diperlukan utk melakukan aktivitas tsb,
Dlm terapi relaksasi diferensial yg penting adlh klien tdk hanya menyadari
kelompok otot yg diperlukan utk melakukan aktivitas ttttp jg mengidentifikasi
& lbh menyadari otot2 yg tdk perlu utk melakukan aktivitas tsb.
Terapi ini dpt dilakukan apabila klien sdh mencapai keadaan rileks. Terapi yg
teratur akan menurunkan tk ketegangan scr umum (Walker dkk., 1981). Hal
ini akan menghasilkan berkurangnya ketegangan & meningkatkan rasa
nyaman sewkt klien melakukan aktivitas sehari2. Dg dmkn terapi ini dpt
dilakukan tanpa klien perlu berbaring.
Keuntungan melakukan terapi ini : 1) bg klien yg melakukan latihan relaksasi
progresif akan memberikan kesempatan yg baik utk latihan meningkatkan
keterampilan dasar relaksasi; 2) bg klien yg mengalami ketegangan
kronisakan menolong utk mengelola melemahkan rangsangan sehari2; 3) bg
klien yg mengalami ketegangan hanya pd situasiw2 khusus maka terapi ini
akan membawa relaksasi pd situasi khusus tsb (Bernstein & Borkovis, 1973).
Program yg dilakukan adlh satu seri latihan yg dimulai dr situasi hanya
sendiri di ruang sunyi sampai situasi ada orla di tempat ramai; dr posisi
duduk sampai posisi berdiri; dr aktivitas sederhana sampai aktivitas yg
kompleks.
Instruksi ada di buku hal. 158 – 159
Relaksasi Kesadaran Indera
Psikoterapi –Relaksasi –
4
Dikembangkan olh Goldfried yg dipelajari dr Weitzman (Goldfried & Davison,
1976). Cara : klien diberi satu seri pertanyaan yg tdk utk dijawab scr lisan tp
utk dirasakan sesuai dg apa yg dpt atau tdk dpt dialami klien pd waktu
instruksi diberikan. Dpt diberikan mell tape recorder shg dpt dilakukan di
rumah.
Instruksi ada di buku hal. 160 – 166.
Persiapan dalam Terapi Relaksasi
Yg perlu diperhatikan : lingk fisik shg klien dpt berlatih dg tenang :
1. kondisi ruangan
ruangan tenang, segar, nyaman. Pintu & jendela sebaiknya ditutup.
Penerangan remang2 & menghindari cahaya lgsg.
2. kursi
kursi malas, sofa & kuris dg sandaran akan memudahkan latihan relaksasi. Jg
dpt dilakukan di tempat tidur.
3. pakaian
pakaian longgar dimana aksesoris (jam tangan, kaca mata, gelang, sepatu,
ikat pinggang) sebaiknya dilepas
Selain itu persiapan dr klien sendiri :
1. terapi relaksasi adlh suatu keterampilan yg hrs dipelajari, yi belajar utk
tegang & belajar utk rileks. Dan dpt dilakukan sedikit demi sedikit; oki
kuncinya adlh latihan dg disiplin & teratur
2. fase permulaan dpt dilakukan 30’/hari. Fase tengah & lanjut : 15’ – 20’;
dimana latihan dilakukan 2 – 3x/mgg. Jml sesi tgt keadaan klien & stresor
yg dialami dlm kehidupannya
3. selama latihan : observasi bermacam2 klpk otot tegang & rileks.
Ketegangan hrs dikendurkan dg segera, tdk blh dihilangkan scr pelan2
4. selama latihan : klien membedakan perasaan tegang & rileks pd otot2nya.
Selama otot2 ditegangkan & dirilekskan, perasaan2 hrs dimonitor
5. stlh suatu klpk otot rileks penuh, apabila klien mengalami ketdkenakan
sebaiknya klpk otot tsb tdk digerakkan meski klien merasa bebas
bergerak
Psikoterapi –Relaksasi –
5
6. Apabila selama latiha mengalami sensasi2 yg tdk biasa (gatal pd jari2,
mengambang di udara, berat pd bagian2 badan, kontraksi otot yg tiba2) :
klien tdk perlu takut krn sensasi tsb mrpkn petunjuk adanya relaksasi
7. Selama relaksasi : klien berada dlm kontrol yg dasar
8. dianjurkan latihan relaksasi tdk dilakukan 1 jam sblm tidur krn tujuan
latihan adlh utk rileks sementara tetap[ terjaga (kecuali utk kasus
insomnia)
9. kemampuan rileks dpt bervariasi dr hari ke hari tgt keadaan fisiologis &
psikologis sso
10.relaksasi akan lbh efektif jk dilakukan sbg metode utk kontrol diri
relaksasi sbg active coping shg klien diharapkan berpartisipasi aktif utk
memodifikasi respon2 ths stressful life event klien bertanggung jwb scr
mandiri thd pengelolaan dirinya
Psikoterapi –Relaksasi –
6