REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA...

23
i REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA PASCA-ORDE BARU (1999-2014) DISERTASI Oleh Rudi Salam Sinaga NIM. 14010513520007 PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO AGUSTUS 2019

Transcript of REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA...

Page 1: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

i

REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA

PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA

PASCA-ORDE BARU (1999-2014)

DISERTASI

Oleh

Rudi Salam Sinaga

NIM. 14010513520007

PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

AGUSTUS

2019

Page 2: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

ii

LEMBAR PENGESAHAN

DISERTASI

REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK

PADA PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMATERA

UTARA PASCA-ORDE BARU (1999-2014)

Oleh

Rudi Salam Sinaga

NIM. 14010513520007

Telah diuji dan dinyatakan lulus ujian pada tanggal 30 April 2019 Oleh tim

penguji Program Studi Doktor Ilmu Sosial Konsentrasi Ilmu Politik pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro.

Promotor

Prof. Drs. Y. Warella, M.P.A., Ph.D

Tanggal………………………………

Co-Promotor I Co-Promotor II

Drs. Yuwanto, M.Si.,Ph.D Budi Setiyono, S.Sos.,M.Pol.Admin.,Ph.D

Tanggal…………………. Tanggal……………………………………

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua Program Studi Doktor Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro

Dr. Drs. Hardi Warsono,M.T.P Drs. Yuwanto, M.Si, Ph.D

NIP. 19640827 199001 1 001 NIP. 19650325 198803 1 001

Page 3: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

iii

DISERTASI

REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK

PADA PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMATERA

UTARA PASCA-ORDE BARU (1999-2014)

Oleh

Rudi Salam Sinaga

NIM. 14010513520007

Telah diuji dan dinyatakan lulus ujian pada tanggal 30 April 2019 oleh tim

penguji Program Studi Doktor Ilmu Sosial Konsentrasi Ilmu Politik pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro.

Telah disetujui oleh:

Pimpinan Sidang:

Dr. Hardi Warsono, M.T.P

Anggota Tim Penguji:

Prof. Drs. Y. Warella, M.P.A., Ph.D

Drs. Yuwanto, M.Si.,Ph.D

Budi Setiyono, S.Sos.,M.Pol. Admin.,Ph.D

Prof. Dr. Wasino, M.Hum

Dr. Laila Kholid Alfirdaus, M.P.P

Page 4: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rudi Salam Sinaga

NIM : 14010513520007

Mahasiswa : Program Studi Doktor Ilmu Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro

Dengan ini menyatakan bahwa:

Disertasi yang berjudul: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM

PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI

SUMATERA UTARA PASCA-ORDE BARU (1999-2014)

1. Adalah karya ilmiah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar akademik (doktor) di Perguruan Tinggi manapun.

2. Disertrasi ini adalah murni ide, rumusan dan hasil penelitian saya serta

dilakukan tanpa bantuan orang lain, kecuali Tim Promotor dan narasumber

informan penelitian.

3. Disertasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dicantumkan sumber

referensi dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan judul

aslinya serta disebutkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan bila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

saya peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di

Universitas Diponegoro.

Semarang, Agustus 2019

Yang Membuat Pernyataan

Rudi Salam Sinaga

Page 5: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

v

KATA PENGANTAR

Terima kasih tidak terhingga saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kekuatan kepada saya dalam bentuk kesehatan, kemampuan olah pikir dan

menulis, mental, rejeki (pekerjaan dan keuangan), pertolongan dan bantuan dari

tangan-tangan orang-orang terdekat seperti kedua orang tua, kedua saudara

kandung serta istri dan anak-anak tercinta. Terima kasih saya ucapkan kepada

pihak-pihak secara institusi dan pribadi yang turut membantu kelancaran studi

saya seperti Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim sebagai penyelenggara

Universitas Medan Area, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara,

enam partai politik di tingkat Provinsi Sumatera Utara yaitu Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Amanat Nasional,

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai

Demokrat. Rasa penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada para

informan penelitian yang berasal dari beberapa pengurus partai politik dan

beberapa calon legislatif dari kalangan etnis Tionghoa. Salam hormat disampaikan

kepada Dr. Indra Wahidin sebagai figur tokoh etnis Tionghoa yang telah

memfasilitasi peneliti sehingga dapat mengakses sejumlah informan dan sejumlah

informasi yang berkaitan dengan studi penelitian. Tidak lupa peneliti

mengucapkan rasa terima kasih kepada Bang Brilian Moktar, Haryanto, Sukiran,

Kak Juliutari, Sukiran yang turut membantu peneliti dalam menjangkau informan

lainnya serta turut memberikan pemahaman dalam konteks dinamika kontestasi

legislatif di tingkat Provinsi Sumatera Utara.

Selama studi saya mendapatkan tempat tinggal yang tepat untuk fokus

menulis karena sangat nyaman, hening dan selalu disambut hangat seperti

keluarga. Pemilik rumah bernama Hendra Taviv senior saya yang pernah sama-

sama menempuh studi magister (S2) ilmu politik di Universitas Diponegoro.

Kepada Mas Hendra Taviv saya ucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih

sekaligus salam hormat saya sampaikan kepada tim pembimbing disertasi Prof.

Drs. Y. Warella, M.P.A., Ph.D Drs. Yuwanto, M.Si.,Ph.D Budi Setiyono,

S.Sos.,M.Pol. Admin.,Ph.D. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada tim

penguji disertasi Prof. Dr. Wasino, M.Hum, Dr. Laila Kholid Alfirdaus, M.P.P,

Dr. Hardi Warsono, M.T.P. Terima kasih saya kemukakan kepada seluruh dosen

di Program Studi Doktor Ilmu Sosial Universitas Diponegoro. Ucapan terima

kasih saya ucapkan kepada Dr. Humaizi, Dr. Robert Tua Siregar dan kepada para

senior dan rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu turut

membantu saya dalam aspek moril dan materil.

Disertasi ini berada dalam kerangka bingkai penguatan demokrasi dalam

aspek sistem Pemilu proporsional terbuka yang sangat relevan pada negara

Page 6: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

GLOSARI .................................................................................................... xvi

ABSTRAK .................................................................................................. xviii

ABSTRACT ................................................................................................ xix

RINGKASAN ............................................................................................. xx

SUMMARY ................................................................................................ xxiv

BAB. I. PENDAHULUAN ............................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2. Pembatasan Masalah .................................................................. 19

1.3. Perumusan Masalah ................................................................... 19

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................. 20

1.4.1. Tujuan Penelitian ......................................................... 20

1.4.2. Manfaat Penelitian ....................................................... 21

1.4.2.1. Manfaat Teoritis .................................................. 21

1.4.2.2. Manfaat Praktis ................................................... 21

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 23

2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................. 23

2.2. Novelty ..................................................................................... 29

2.3. Orisinalitas Penelitian ............................................................... 30

2.4. Landasan Teori ......................................................................... 33

2.4.1. Partai Politik ................................................................ 33

Page 7: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

ix

2.4.2. Lembaga Perwakilan (Legislatif) .................................. 38

2.4.3. Rekrutmen Politik ........................................................ 42

2.4.4. Etnis ............................................................................. 47

2.4.4.1. Etnis Minoritas Dalam Rekrutmen Calon

Legislatif di Negara Demokrasi ........................... 48

2.4.4.2. Mobilisasi Etnis Dalam Pemilu ........................... 51

2.4.5. Kerangka Alur Pikir ..................................................... 59

BAB. III. METODE PENELITIAN ............................................... 60

3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 60

3.2. Tipe dan Lokasi Penelitian ....................................................... 62

3.3. Fokus Penelitian ........................................................................ 63

3.4. Jenis Data ................................................................................. 65

3.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 65

3.6. Teknik Penentuan Informan ...................................................... 66

3.7. Teknik Analisa Data ................................................................. 67

BAB. IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN............................ 69

4.1. Deskripsi Provinsi Sumatera Utara ........................................... 69

4.1.1. Sejarah Provinsi Sumatera Utara .................................. 69

4.1.2. Kondisi Geografis dan Demografi Penduduk ............... 70

4.1.3. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi ........................... 72

4.1.4. Kondisi Politik di DPRD Provinsi Sumatera Utara

Pada Pemilu di Era Pasca-Orde Baru ............................ 75

4.2. Etnis Tionghoa di Provinsi Sumatera Utara .............................. 79

4.2.1. Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa di Provinsi

Sumatera Utara ............................................................ 79

4.2.2. Partisipasi Etnis Tionghoa Dalam Politik di Provinsi

Sumatera Utara ............................................................. 83

4.3. Partai Politik Pengusung Caleg Etnis Tionghoa di Pemilu

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara .................................. 85

4.3.1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ........................ 85

4.3.2. Partai Gerakan Indonesia Raya ..................................... 90

4.3.3. Partai Amanat Nasional ................................................ 94

Page 8: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

x

4.3.4. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ..................... 101

4.3.5. Partai Kebangkitan Bangsa ......................................... 104

4.3.6. Partai Demokrat .......................................................... 110

BAB. V. TEMUAN PENELITIAN ............................................... 113

5.1. Rekrutmen Caleg Etnis Tionghoa di Partai Politik Pada

Pemilihan Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara di Era pasca-

Orde Baru (1999-2014) ........................................................... 113

5.1.1. Masa Pra Pencalonan ................................................. 113

5.1.2. Masa Pencalonan ....................................................... 115

5.1.2.1.Rekrutmen di Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan ........................................................... 115

5.1.2.2. Rekrutmen di Partai Gerakan Indonesia Raya ..... 120

5.1.2.3. Rekrutmen di Partai Amanat Nasional ................ 123

5.1.2.4. Rekrutmen di Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia ............................................................ 125

5.1.2.5. Rekrutmen di Partai Kebangkitan Bangsa ........... 128

5.1.2.6. Rekrutmen di Partai Demokrat ........................... 130

5.1.3. Latar Belakang Sosial, Politik dan Ekonomi Caleg

Etnis Tionghoa ............................................................ 134

5.1.3.1. Caleg Etnis Tionghoa di Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan ............................................ 134

5.1.3.2. Caleg Etnis Tionghoa di Partai Gerakan

Indonesia Raya ...................................................... 141

5.1.3.3. Caleg Etnis Tionghoa di Partai Amanat

Nasional ..................................................... 142

5.1.3.4. Caleg Etnis Tionghoa di Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia ............................................... 144

5.1.3.5. Caleg Etnis Tionghoa di Partai Kebangkitan

Bangsa .............................................................. 146

5.1.3.6. Caleg Etnis Tionghoa di Partai Demokrat ........... 148

5.2. Keterpilihan Caleg Etnis Tionghoa di Pemilihan Anggota

DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Era Pasca-Orde

Baru ......................................................................................... 149

5.2.1. Pemilu Tahun 1999 ..................................................... 149

5.2.2. Pemilu Tahun 2004 ..................................................... 150

Page 9: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xi

5.2.3. Pemilu Tahun 2009 ..................................................... 152

5.2.4. Pemilu Tahun 2014 ..................................................... 154

BAB. VI. ANALISIS ..................................................................... 156

6.1. Proses Rekrutmen Calon Legislatif Etnis Tionghoa Pada

Partai Politik di Pemilu Anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara Era Pasca-Orde Baru ................................................... 156

6.1.1. Masa Pra Pencalonan ................................................. 157

6.1.2. Masa Pencalonan ....................................................... 165

6.1.2.1. Rekrutmen di Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan ........................................................... 165

6.1.2.2. Rekrutmen di Partai Gerakan Indonesia Raya ...... 172

6.1.2.3. Rekrutmen di Partai Amanat Nasional ................. 181

6.1.2.4. Rekrutmen di Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia.............................................................. 184

6.1.2.5. Rekrutmen di Partai Kebangkitan Bangsa ............ 190

6.1.2.6. Rekrutmen di Partai Demokrat ............................. 195

6.1.2.7. Pola Pendekatan Kombinasi Dalam Proses

Rekrutmen Caleg Etnis Tionghoa di Enam

Partai Politik Pada Pemilu DPRD Provinsi

Sumut Pasca-Orde Baru: Pendekatan Ideologis,

Elitis dan Pragmatis ............................................. 200

6.1.3. Latar Belakang Sosial, Politik dan Ekonomi Caleg

Etnis Tionghoa ............................................................ 210

6.2. Penyebab Keterpilihan Caleg Etnis Tionghoa Rendah di

Pemilihan Anggota DPRD Provinsi Sumut Pada Pemilu Era

Pasca-Orde Baru (1999-2014) ................................................. 219

6.2.1. Faktor Aspek Kelayakan Caleg Dalam Konsep

Norris .......................................................................... 219

6.2.1.1. Pengalaman ................................................... 219

6.2.1.2. Popularitas .................................................... 222

6.2.1.3. Latar Belakang Sosial Politik dan Ekonomi .. 225

6.2.1.4. Status Sosial Ekonomi ................................... 228

6.2.1.5. Keterbatasan Ketersediaan Figur Etnis

Tionghoa yang Sesuai Kriteria Norris ............... 229

6.2.2. Aspek Temuan Baru ................................................... 234

Page 10: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xii

6.2.2.1. Faktor Akseptabilitas ..................................... 234

6.2.2.1.1. Kendala Sejarah ................................ 235

6.2.2.1.2. Eksklusifitas Etnis Tionghoa ............. 238

6.2.2.2. Faktor Persaingan yang Ketat di Dapil ........... 241

6.2.2.3. Faktor Heterogenitas Etnis Tionghoa ............. 248

6.2.2.4 Perilaku Politik Transaksional yang

Cenderung Tidak Loyal Di Antara Caleg dan

Pemilih ............................................................ 252

BAB. VII. SIMPULAN DAN SARAN .......................................... 256

7.1. Simpulan ................................................................................ 256

7.2. Saran ...................................................................................... 258

7.3. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 260

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 262

Lampiran 1: Daftar Informan

Lampiran 2: Pedoman Wawancara

Lampiran 3: Transkip Wawancara Pengurus Partai Politik

Lampiran 4: Transkip Wawancara Caleg DPRD Provinsi

Sumatera Utara Dari Etnis Tionghoa

Lampiran 5: Transkip Wawancara Tokoh Masyarakat

Lampiran 6: Dokumentasi Foto Kegiatan Wawancara Informan

Page 11: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Partai Politik yang Mengakomodasi Etnis

Tionghoa Sebagai Caleg DPRD Provinsi

Sumut Pada Pemilu Era Pasca-Orde Baru

(1999-2014) ............................................................. 5

Tabel 1.2. Daftar Calon Anggota DPRD Provinsi

Sumatera Utara Dari Etnis Tionghoa Pada

Pemilu Tahun 2014 ................................................ 13

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu yang Didapatkan ................... 26

Tabel 2.4.5. Negara Demokrasi Multi Etnis Berdasarkan

Sistem Pemilu Legislatif ........................................ 58

Tabel 5.1.1. Jumlah Partai Politik Peserta Pemilu dan

Undang-Undang Pemilu yang Digunakan

Pasca-Orde Baru .................................................. 114

Tabel 5.2.2. Caleg Etnis Tionghoa Berdasarkan Partai

Politik Pada Pemilihan Anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004 ................... 152

Tabel 5.2.3. Caleg Etnis Tionghoa Berdasarkan Partai

Politik Pada Pemilihan Anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 ................... 153

Tabel 5.2.4. Caleg Etnis Tionghoa Berdasarkan Partai

Politik Pada Pemilihan Anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 ................... 155

Tabel 6.1.1. Inisiatif Pencalonan dan Motivasi Caleg DPRD

Provinsi Sumut Dari Etnis Tionghoa .................... 164

Tabel 6.1.3.1. Latar Belakang Sosial Caleg Etnis Tionghoa

Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan

Organisasi Sosial ................................................. 211

Tabel 6.1.3.2. Latar Belakang Sosial Politik dan Ekonomi

Caleg Etnis Tionghoa Berdasarkan Organisasi

Politik dan Pekerjaan ........................................... 215

Tabel 6.2.2.2.1. Peningkatan Jumlah Etnis Tionghoa Menjadi

Caleg DPRD Provinsi Sumut di Empat Pemilu

Era Pasca-Orde Baru (1999-2014) ........................ 242

Tabel 6.2.2.2.2 Peningkatan Jumlah Partai Politik yang

Mengakomodasi Etnis Tionghoa Menjadi

Caleg DPRD Provinsi Sumut di Empat Pemilu

Era Pasca-Orde Baru (1999-2014) ........................ 244

Page 12: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xiv

Tabel 6.2.2.2.3. Penrsaingan Caleg Etnis Tionghoa di Dapil

yang Sama Pada Pemilihan Anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara di Pemilu Era Pasca-

Orde Baru (1999-2014) ........................................ 246

Page 13: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xviii

ABSTRAK

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) di era pasca-orde baru pada kontek pemilihan

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara

(Sumut) terjadi peningkatan jumlah partai politik mengakomodasi etnis Tionghoa

menjadi Caleg. Pada keempat Pemilu ini juga terlihat meningkatnya ekspektasi

etnis Tionghoa menjadi Caleg DPRD Provinsi Sumut. Peningkatan jumlah partai

mengakomodasi etnis Tionghoa menjadi Caleg DPRD Provinsi terlihat pada

Pemilu tahun 1999 terdapat 2 persen (1 dari 48 partai) dengan jumlah Caleg etnis

Tionghoa 1 orang. Pemilu tahun 2004 terdapat 12,5 persen (atau 3 dari 24 partai)

jumlah Caleg etnis Tionghoa 3 orang. Pemilu 2009 terdapat 21 persen (atau 8 dari

38 partai nasional) jumlah Caleg etnis Tionghoa 10 orang. Pemilu 2014 terdapat

50 persen (6 dari 12 partai nasional) jumlah Caleg etnis Tionghoa 12 orang.

Meningkatnya ekspektasi partai dan etnis Tionghoa pada empat Pemilu di era

pasca-orde baru tidak memperlihatkan terjadinya peningkatan jumlah etnis

Tionghoa yang terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sumut dengan hasil

Pemilu 2004 terpilih 1 Caleg, Pemilu 2009 terpilih 3 Caleg dan Pemilu 2014

terpilih 2 Caleg. Ditengah sistem Pemilu demokrasi yang terbuka dan pada daerah

demografi yang plural mengapa keterpilihan Caleg etnis Tionghoa rendah di

empat Pemilu era pasca-orde baru dalam kontek pemilihan anggota DPRD

Provinsi Sumut. Disertasi ini mengambil posisi untuk menganalisis rekrutmen

Caleg etnis Tionghoa di enam partai politik pada pemilihan anggota DPRD

Provinsi Sumut di era pasca-Orde Baru (Pemilu tahun 1999, 2004, 2009 dan

2014) dan mengapa keterpilihan Caleg etnis Tionghoa rendah menjadi anggota

DPRD Provinsi Sumut. Disertasi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

jenis studi kasus. Data didapatkan melalui wawancara, studi pustaka dan studi

dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman. Hasil

penelitian disertasi ini mendapatkan temuan bahwa rekrutmen Caleg etnis

Tionghoa di enam partai politik berlangsung di secara serimonial dengan tiga

pendekatan 1) ideologis, 2) elitis dan 3) pragmatis. Rendahnya keterpilihan Caleg

etnis Tionghoa di daerah pemilihan yang plural dengan sistem demokrasi terbuka

dikarenakan beberapa sebab yaitu: 1) keterbatasan figur dikalangan etnis

Tionghoa yang memenuhi kriteria kelayakan pada konsep Norris (2006), 2)

akseptabilitas (daya keberteriman pemilih terhadap Caleg di Dapil) yang

dipengaruhi dua sebab yaitu: a) kendala sejarah dan b) eksklufitas kehidupan

sosial etnis Tionghoa, 3) Heterogenitas etnis Tionghoa, 4) Persaingan ketat di

Dapil dan 5) Perilaku transaksional yang cenderung tidak loyal di antara Caleg

dengan pemilih.

Kata kunci: Partai Politik, Etnis Tionghoa, Calon Legislatif, Rekrutmen,

Pasca-Orde Baru.

Page 14: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xix

ABSTRACT

Indonesian general election (Indonesian: Pemilihan Umum/Pemilu) in Post-New

Order era concerning the Regional Representative Council (Indonesian: Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) election of North Sumatra Province,

alternatively translatable as Indonesian legislative election, have occurred an

increase in the number of political parties accommodating Chinese-Indonesian as

candidates. After fourth Indonesian general elections, it shows the increasing

expectations of Chinese-Indonesian to become legislative candidates for North

Sumatra Province. The increase in the number of parties accommodating the

Chinese-Indonesian to legislative candidates was seen since the 1999 Election,

which had 2 percent (1 of 48 parties) with the number of Chinese-Indonesian

candidates was one person. In 2004 Election, there were 12.5 percent (3 of 24

parties), which the number of them were three persons. In 2009 election, there

were 21 percent (8 of 38 national parties) with ten candidates. In 2014 election,

there were 50 percent (6 of 12 national parties) with twelve candidates. The

improvement of parties expectations and Chinese-Indonesian candidates in four

Indonesian general election in Post-New Order does not mean that it will improve

the number of Chinese-Indonesia as elected legislative candidates of North

Sumatra since the results showed that only one elected candidate for 2004

election, three candidates for 2009 election, and two candidates for 2014 election.

In the midst of an open primaries democratic election system and in a plural

demographic area, why those Chinese-Indonesian candidates with low voter

turnout in the four Post-New Order elections concerning the legislative election of

North Sumatra occurred. This dissertation takes a position to analyze the

recruitment of Chinese-Indonesian candidates in six political parties in the

legislative election of North Sumatra in Post-New Order era (Elections of 1999,

2004, 2009 and 2014) and why the electability of Chinese-Indonesian candidates

are low. It uses the case study as a type of qualitative research. The data obtained

through interviews, library research and documentation studies. The data analysis

uses Miles and Huberman techniques. The results of it indicate that the

recruitment of Chinese-Indonesian candidates in six political parties taken place in

ceremonial manner with three approaches: 1. Ideological, 2. Elitist, and 3.

Pragmatic. The low electability of Chinese-Indonesian candidates in plural

electoral districts with an open democratic system is due to several reasons,

namely: 1.) The limited number of Chinese-Indonesian among those who meet the

eligibility criteria in the concept of Norris (2006), 2.) Acceptability (the power of

voters' trust towards candidates in the electoral districts) influenced by two

reasons namely: a.) Historical constraints and b.) Exclusivity of Chinese-

Indonesian social life, 3.) Chinese-Indonesian Heterogeneity, 4.) Tight

competition in electoral districts and 5.) Transactional behavior tended to be

disloyal between candidates and voters.

Keywords: Political Parties, Chinese-Indonesian, Legislative Candidates,

Recruitment, Post-New Order.

Page 15: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xx

RINGKASAN

Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif di era pasca-Orde Baru yang

berlangsung dalam kontek pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Provinsi memperlihatkan peningkatan terjadinya peningkatan ekspektasi

partai politik dalam mengakomodasi etnis Tionghoa menjadi Caleg DPRD

Provinsi Sumut. Peningkatan ekspektasi yang sama juga terjadi pada partisipasi

etnis Tionghoa yang menjadi Caleg DPRD Provinsi Sumut. Peningkatan

ekspektasi partai politik dalam mengakomodasi etnis Tionghoa sebagai Caleg

DPRD Provinsi Sumut terlihat pada Pemilu tahun 1999 terdapat 2 persen (1 dari

48 partai) dengan jumlah Caleg etnis Tionghoa 1 orang. Pemilu tahun 2004

terdapat 12,5 persen (atau 3 dari 24 partai) dengan jumlah Caleg etnis Tionghoa 3

orang. Pemilu 2009 terdapat 21 persen (atau 8 dari 38 partai nasional) dengan

jumlah Caleg etnis Tionghoa 10 orang. Pemilu 2014 terdapat 50 persen (6 dari 12

partai nasional) dengan jumlah Caleg etnis Tionghoa 12 orang. Ditengah sistem

Pemilu yang terbuka dan demografi daerah pemilihan yang plural hasil pada

keempat Pemilu yang berlangsung pada era pasca-orde baru memperlihatkan

rendahnya keterpilihan Caleg etnis Tionghoa menjadi anggota DPRD Provinsi

Sumut.

Disertasi ini berada pada wilayah kajian rekrutmen Caleg etnis minoritas.

Sejumlah kajian terdahulu yang dilakukan di luar area Indonesia didapati

rekrutmen Caleg dari etnis minoritas dilakukan atas dasar kuota etnis yang telah

diatur dalam persyaratan Pemilu. Rendahnya keterpilihan Caleg etnis minoritas

dalam hasil studi Juenke dan Shah (2016) disebabkan keterbatasan jumlah figur

etnis minoritas yang berpeluang terpilih sementara studi Mugge (2016) mendapati

kemampuan Caleg etnis minoritas dalam membentuk jaringan dan koalisi di luar

eksternal etnis sebagai penyebab keterpilihan Caleg etnis minoritas di Pemilu.

Dalam kontek Provinsi Sumut pada rekrutmen Caleg etnis minoritas pada kasus

Caleg etnis Tionghoa di enam partai politik dengan hasil rendahnya keterpilihan

Caleg etnis Tionghoa dalam pemilihan anggota DPRD Provinsi Sumut pada

empat Pemilu di era pasca-orde baru apakah disebabkan situasi yang sama dalam

temuan studi Juenke dan Shah (2016) studi Mugge (2016).

Dalam area Indonesia belum terdapat kajian disertasi mengenai rekrutmen

Caleg etnis minoritas dalam area Indonesia. Disertasi yang memiliki kedekatan

terhadap studi kajian ini adalah disertasi Gregory (1976) yang menganalisis

kecenderungan latar belakang sosial dan profesi yang paling populer

mempengaruhi rekrutmen politik yang terjadi di era Demokrasi Terpimpin dan era

Orde Baru. Studi yang berkaitan dengan keterlibatan etnis Tionghoa di arena

politik elektoral pada wilayah Provinsi Sumut terdapat pada bagian dari disertasi

Wu Ling (2014) namun dalam disertasinya Wu Ling mengambil setting penelitian

dalam tema ekonomi politik di tingkat lokal untuk mengeksplorasi adaptasi

pengusaha etnis Tionghoa dilingkungan demokrasi liberal pada era pasca Suharto

di Kota Medan dan Kota Surabaya.

Page 16: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxi

Disertasi ini mengambil posisi studi berbeda dan belum pernah dilakukan

oleh studi disertasi sebelumnya yaitu menganalisis rekrutmen rekrutmen Caleg

etnis Tionghoa pada enam partai politik di pemilihan anggota DPRD era pasca-

orde baru. Disertasi ini bertujuan untuk mendapatkan bagaimana proses rekrutmen

Caleg etnis Tionghoa dilakukan dan mengapa keterpilihan Caleg etnis Tionghoa

rendah pada demografi pemilih yang plural dengan sistem Pemilu terbuka. Subjek

penelitian dalam disertasi ini ditetapkan pada di enam partai politik: Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia

Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia (PKPI), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat (PD) di

tingkat Provinsi Sumut. Objek penelitian pada disertasi ini adalah Caleg DPRD

Provinsi Sumut dari etnis Tinghoa di era pasca-Orde Baru.

Metode penelitian dalam studi ini menggunakan penelitian kualitatif

dengan jenis studi kasus. Penggunaan penelitian kualitatif dalam studi ini

dikarenakan pertanyaan penelitian dalam studi ini berkaitan dengan proses,

interaksi dan aktivitas serta mencari makna dari proses interaksi yang terjadi.

Jenis studi kasus dalam penelitian kualitatif ini dikarenakan studi ini berada pada

kurun waktu tertentu. Data dalam studi ini diperoleh melalui wawancara, studi

pustaka dan dokumentasi. Informan penelitian dalam studi ini berasal dari

pengurus enam partai politik di tingkat Provinsi (PDIP, Gerindra, PAN, PKPI,

PKB, PD) dan beberapa etnis Tionghoa pernah menjadi Caleg DPRD Provinsi di

era pasca-orde baru yang bersedia di wawancara (Juliutari, Sukiran, Haryanto,

Brilian Moktar dan Ferdinan Godang).

Informan pendukung berasal dari tokoh etnis Tionghoa di Provinsi Sumut

yang tidak berstatus sebagai partisan partai yaitu Indra Wahidin. Teknik analisis

data menggunakan teknik Miles dan Huberman (1984) teknik ini dianggap relevan

dalam studi yang menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus.

Studi ini menggunakan teori proses rekrutmen Caleg dan indikator kelayakan

Caleg yang dikemukakan Norris (2006). Norris (2006: 89-94) memberikan tiga

tahapan proses rekrutmen Caleg yang terbuka yaitu: 1). Sertifikasi. 2). Nominasi.

3). Pemilihan. Indikator kelayakan figur menjadi Caleg disebutkan Norris (2006:

91-94) dengan mempertimbangakan beberapa aspek penting yang berkaitan

dengan peluang keterpilihan Caleg dan kualitas Caleg yaitu aspek: 1) pengalaman,

2) aktivitas di bidang sosial dan politik, 3) status sosial ekonomi dan 4)

popularitas. Meski demikian Norris (2006: 89-94) memberikan pengecualian pada

aspek pengalaman yang menyangkut persyaratan administrasi dan status

keanggotaan partai terhadap etnis minoritas yang menjadi Caleg.

Dari penelitian lapangan yang telah dilaksanakan studi ini mendapatkan

jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan dengan temuan: 1).

Proses rekrutmen Caleg etnis Tionghoa di enam partai politik berlangsung dengan

modifikasi dari teori Norris (2006: 89-91) dengan kecenderungan partai secara

mayoritas melaksanakan rekrutmen Caleg di internal partai hingga melalui 5

tahapan yaitu 1) pendaftaran calon, 2) pemberkasan internal partai, 3) wawancara,

4) penetapan, 5) pemberkasan Pemilu di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan

Caleg berkompetisi di Pemilu. Namun tahapan cenderung bersifat serimonial dan

Page 17: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxii

kecenderungan didapati mengabaikan aspek pertimbangan yang dikemukakan

Norris (aspek pengalaman, popularitas, latar belakang sosial, politik, ekonomi dan

status sosial) karena terbatasnya ketersediaan Caleg etnis Tionghoa yang

memenuhi kriteria Norris. Penentapan Caleg etnis Tionghoa berlangsung dalam

tiga pola pendekatan yaitu: 1). Pendekatan ideologis diartikan sebagai pendekatan

yang mempertimbangkan status keanggotaan Caleg sebagai kader partai pada

kurun waktu yang panjang dan terlibat aktif dalam beragam kegiatan di internal

partai maupun kegiatan diluar partai yang berkaitan dengan kepentingan partai. 2).

Pendekatan elitis diartikan sebagai pendekatan yang mempertimbangkan

rekomendasi ataupun pengaruh yang berasal dari elit internal partai. 3).

Pendekatan pragmatis diartikan sebagai pendekatan yang mempertimbangkan

kepentingan partai yang berkaitan dengan pemenuhan jumlah Caleg, kota Caleg

Perempuan, keterwakilan etnis Tionghoa pada daerah pemilihan (Dapil) yang

memiliki populasi cukup berarti bagi peningkatan suara partai serta kepentingan

pemenuhan kebutuhan keuangan partai dalam rangka kampanye.

Temuan 2) Penyebab rendahnya keterpilihan Caleg etnis Tionghoa di

daerah pemilihan yang plural dengan sistem Pemilu terbuka dalam kontek

pemilihan anggota DPRD Provinsi Sumut era pasca-orde baru disebabkan faktor:

1) Keterbatasan Caleg etnis Tionghoa yang memenuhi kriteria kelayakan

sebagaimana disebutkan Norris (2006). 2) Akseptabilitas atau menyangkut daya

keberterimaan pemilih terhadap Caleg etnis Tionghoa di Dapil yang dipengaruhi

a) aspek sejarah dan b) eksklusifitas etnis Tionghoa dalam kehidupan sosial. 3)

Heterogenitas etnis Tionghoa. 4) Persaingan ketat di Dapil dan 5) Perilaku

transaksional yang cenderung tidak loyal di antara pemilih dan Caleg.

Berdasarkan uraian analisis dan temuan yang diperoleh dalam studi ini

maka dapat diberikan saran. Bagi partai politik di Provinsi Sumut dapat diberikan

saran sebagai berikut: 1). Untuk mendapatkan Caleg etnis Tionghoa yang

memiliki kelayakan berpeluang terpilih di Pemilu partai politik dapat

mempersiapkan ketersediaan Caleg etnis Tionghoa melalui kerjasama dengan

organisasi-organisasi kelompok masyarakat etnis Tionghoa secara kelembagaan.

Langkah ini akan berdampak pada stabilnya perolehan suara partai yang

bersumber dari suara kelompok etnis Tionghoa di Pemilu serta berdampak pada

stabilnya jumlah Caleg etnis Tionghoa yang terpilih menjadi anggota DPRD

Provinsi Sumut. 2). Untuk dapat mengoptimalkan proses rekrutmen Caleg yang

berkualitas dan profesional partai politik dapat lebih awal (misal dua tahun

sebelum Pemilu) membuka proses rekrutmen Caleg secara manual dan online

serta membuat tahapan rekrutmen lebih ringkas.

Bagi Caleg etnis Tionghoa di Provinsi Sumut dapat diberikan saran

sebagai berikut: 1) keterpilihan Caleg etnis Tionghoa di lembaga DPRD Provinsi

Sumut dapat ditingkatkan melalui keputusan kolektif di internal kelompok etnis

untuk membentuk kaukus politik yang mendistribusikan saluran politik kepada

dua partai politik. Semakin banyak pilihan partai akan memperkecil peluang

keterpilihan Caleg etnis Tionghoa karena distribusi dukungan suara akan semakin

banyak terbagi. Distribusi saluran politik kepada satu-satunya partai politik perlu

dihindari agar tidak menjadi “korban” politik berupa sentimen etnis dimana ketika

Page 18: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxiii

partai mengalami kegagalan di Pemilu dapat berdampak pada ketidakyamanan

dalam berbagai bidang kehidupan. 2). Figur etnis Tionghoa yang berkeinginan

berkarir menjadi anggota legislatif perlu untuk secara terus menerus melakukan

pembauran dalam lingkungan sosial dan memperluas aktivitas interaksi di bidang

sosial politik dan ekonomi yang berdampak positif bagi masyarakat luas agar

terjadi peningkatan popularitas, jaringan dan akseptabilitas.

Studi ini telah dilakukan dan diupayakan sesuai dengan norma-norma

dalam prosedur ilmiah namun demikian masih terdapat keterbatasan dalam

penelitian ini yaitu: 1). Studi ini memiliki keterbatasan pada objek penelitian yang

hanya menggunakan enam partai politik di tingkat Provinsi Sumut.

Pertimbangannya dikarenakan terdapat partai politik yang tidak aktif lagi atau

tidak memperlihatkan eksistensi partai karena tidak lagi menjadi partai peserta

Pemilu dan responsivitas partai berbeda-beda terhadap keberadaan peneliti. 2).

Studi ini memiliki keterbatasan dalam menjangkau data Caleg etnis Tionghoa

secara lebih lengkap karena KPU Provinsi Sumut tidak memiliki data Caleg

berdasarkan pengelompokan etnis. 3). Studi ini memiliki keterbatasan dalam

menjangkau informan Caleg etnis Tionghoa. Beberapa Caleg etnis Tionghoa

sebagai informan tidak berhasil di wawancara terkesan informan cenderung

menghindar dan terdapat informan yang telah ditahan Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dengan dugaan melakukan korupsi sehingga tidak dapat di

wawancara.

Page 19: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxiv

SUMMARY

Legislative election in the Post-New Order era which took place in the

context of the election of members of the Regional Representative Council

(Indonesian: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) showed an increase in the

expectations of political parties accommodating the Chinese-Indonesian

candidates for the North Sumatra Province. As much as the increase in

expectations, it also occurred for the participation of Chinese-Indonesian to

become the legislative candidates for North Sumatra Province. It can be seen in

the 1999 election which had 2 percent (1 of 48 parties) with the number of

Chinese-Indonesian candidates being 1 person. In 2004 election, there were 12.5

percent (3 of 24 parties) with 3 candidates. In 2009 election, there were 21 percent

(8 of 38 national parties) with 10 candidates. In 2014 election, there were 50

percent (6 of 12 national parties) with 12 candidates. In the midst of an open

primaries democratic election system and in a plural demographic area, the results

of the four elections in the post-New Order era show that the low electability of

Chinese-Indonesian candidates to become members of the North Sumatra

Provincial DPRD.

This dissertation is the study of ethnic minority candidate’s recruitment. A

number of previous studies conducted outside the area of Indonesia found that the

recruitment of candidates coming from ethnic minorities is carried on the basis of

ethnic quotas that had been stipulated in Election requirements. The low

electability of ethnic minority candidates in Juenke and Shah's study results

(2016) is due to the limited number of ethnic minority figures who have an

opportunity to be elected. According to Mugge's study (2016), she agrees that the

ability of ethnic minority candidates in forming networks and coalitions outside

the external ethnicity has become the cause of electability of ethnic minority

candidates in Election. The North Sumatra Province candidate’s recruitment of

ethnic minority—in the case of Chinese-Indonesian candidates—in six political

parties for the legislative election of North Sumatra happens due to weather the

same situation in the Juenke and Shah Study findings (2016) or Mugge study

(2016).

According to Indonesian studies, there is no any dissertations related to the

recruitment of ethnic minority candidates in Indonesia. A dissertation that closes

to this study is a dissertation of Gregory (1976) who analyzes the trends in social

background and the most popular profession influencing political recruitment that

occurred in the Guided Democracy and the New Order era. Studies related to the

involvement of Chinese-Indonesian in the electoral political arena in the North

Sumatra Province are part of dissertation of Wu Ling (2014), but it takes political

economy at the local level to explore the adaptation of Chinese-Indonesian

Page 20: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxv

entrepreneurs in the liberal democracy environment Post-Suharto era in Medan

and Surabaya City.

This dissertation takes a different study part and has never been done by a

previous dissertations before. It analyzes the recruitment of Chinese-Indonesian

candidates in six political parties on a legislative election of the post-New Order

era. This dissertation aims to find out how the recruitment process of Chinese-

Indonesian candidates in which explores more about low electability of them on

plural voter demographics with an open primiries election system. In this

dissertation, the subjects of the study are established in six political parties:

Indonesian Democratic Party of Struggle (Indonesian: Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan/PDIP), Great Indonesia Movement

Party (Indonesian: Partai Gerakan Indonesia Raya/Gerindra), National Mandate

Party (Indonesian: Partai Amanat Nasional/PAN), Indonesian Justice and Unity

Party (Indonesian: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia/PKPI), National

Awakening Party (Indonesian: Partai Kebangkitan Bangsa/PKB), Democratic

Party (Indonesian: Partai Demokrat/PD) on North Sumatra Province. The object

of this study is the North Sumatra legislative candidates came from the Tinghoa

ethnic group—Chinese-Indonesian—in the post-New Order era.

This dissertation uses the case study as a type of qualitative research

because the research questions in this study are related to the processes,

interactions and activities as well as searching for the meaning of the interaction

processes that occur in a certain period of time. The data are obtained through

interviews, library research and documentation. The research informants in this

study came from administrators of six political parties at the provincial level

(PDIP, Gerindra, PAN, PKPI, PKB, PD) and several Chinese-Indonesian who had

been candidates for legislative election in the post-New Order era who are willing

to be interviewed (Juliutari, Sukiran, Haryanto, Brilliant Moktar and Ferdinan

Godang).

Supporting informants came from Chinese-Indonesian leaders in North

Sumatra Province who are not partisan in the party, Indra Wahidin. Data analysis

techniques using Miles and Huberman (1984) techniques, which are considered

relevant in studies that use qualitative research with case study types. This study

uses the theory of the recruitment process of candidates and the eligibility

indicators of candidates proposed by Norris (2006). Norris (2006: 89-94) provides

three stages of an open recruitment process for candidates, namely: 1). The

certification. 2). Nominated 3). Election. Indicator of eligibility for figures to

become candidates mentioned by Norris (2006: 91-94) by considering several

important aspects related to the chances of candidates being elected and the

quality of candidates are: 1) experience, 2) activities in the social and political

fields, 3) socioeconomic status and 4) popularity. However, Norris (2006: 89-94)

gives an exception to the aspects of experience regarding administrative

requirements and party membership status of ethnic minorities who are

candidates.

Page 21: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxvi

The field research of this study gets some answers to the research

questions that have been set from the findings: 1.) The process of recruiting

Chinese-Indonesian candidates in six political parties with a modification of the

Norris theory (2006:89-91) with the tendency of the party to implement the

recruitment of candidates in internal parties through five stages, namely 1.)

Candidate registration, 2.) Internal party filing, 3.) Interviews, 4.) Stipulations, 5)

filing elections in the General Elections Commision (Indonesian: Komisi

Pemilihan Umum/KPU) and candidates competing in election. However, the

stages tend to run ceremonially and the tendency is found to neglect the

consideration aspects raised by Norris (aspects of experiences, popularity, social

background, politics, economy and social status) due to the limited availability of

Chinese-Indonesian candidates to fulfill in Norris's criteria. Determination of

Chinese-Indonesian candidates takes place in three approaches, namely: 1.) The

ideological approach is defined as an approach that considers the status of

candidates as a cadre members over a long period of time and actively involved in

a variety of activities within the party as well as activities outside the party related

to party interests. 2.) An elitist approach is defined as an approach that considers

to recommendations or influences coming from the internal party with levels of

elite. 3.) The pragmatic approach is interpreted as an approach that considers the

interests of parties related to the fulfillment of the number of candidates, the city

with women candidates, the representation of Chinese-Indonesian in electoral

districts (Indonesian: Daerah Pemilihan/Dapil) which have a significant

population for increasing party votes and the interests of fulfilling the party's

financial needs in campaign.

Finding 2.) The reason for the low The low electability of Chinese-

Indonesian candidates in plural electoral districts with an open democratic system

in the context of the election of legislative members of the North Sumatra

Province in Post-New Order era is due to factors: 1.) The limitations of Chinese-

Indonesian candidates who met the eligibility criteria as mentioned by Norris

(2006); 2.) Acceptability or concerning the acceptability of voters to them in the

electoral district which is influenced by: a.) historical aspects and b.) the

exclusivity of them in social life; 3.) Heterogeneity of Chinese-Indonesia; 4.) A

tight competition in electoral districts and; 5.) Transactional behavior tended to be

disloyal between voters and candidates.

Based on the analysis and findings obtained in this study, the writer

delivers some suggestions. For political parties in North Sumatra Province,

suggestions can be given as follows: 1). To get Chinese-Indonesian candidates

who have the opportunity to be elected in political party elections can prepare for

the availability of them through collaboration with organizations of their

community groups as an institution. This step will have an impact on the stable

vote acquisition of the party that originates from the voice of the Chinese-

Indonesian group in the General Election and has an impact on the stable number

of them who are elected to legislative members of North Sumatra Province; 2.) To

be able to optimize the recruitment process of qualified candidates and political

party professionals, it can be earlier (for example, two years before the election)

Page 22: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

xxvii

opening the recruitment process of candidates manually and online and making

the recruitment stage more concise.

For the Chinese-Indonesian candidates in the North Sumatra Province, the

following suggestions can be given: 1.) The choice of the Chinese-Indonesian

candidates in the North Sumatra DPRD institution can be increased through

collective decisions within internal ethnic groups to form political caucuses that

distribute political channels to two political parties. The excisting of more party

choices will reduce the chances of electing them because the distribution of voting

support will be increasingly divided. The distribution of political channels to

political parties needs to be avoided so as not to become a political "victim" in the

form of ethnic sentiment where when a party fails in an election it can have an

impact on discomfort in various fields of life. 2). Chinese-Indonesian figures who

wish to pursue a career as members of the legislature need to continually integrate

in the social environment and expand interaction activities in the socio-political

and economic fields that have a positive impact on the wider community in order

to increase popularity, networking and acceptability.

This study has been conducted and pursued in accordance with the norms

in scientific procedures, however there are still limitations in this research,

namely: 1). This study has limitations on the object of research that only uses six

political parties at the level of North Sumatra Province. There are political parties

that are no longer active or do not show the existence of parties because they are

no longer parties participating in the General Election and the party's

responsiveness varies with the existence of researchers. 2). This study has

limitations in reaching data on Chinese-Indonesian candidates more fully because

the North Sumatra Provincial KPU does not have data on candidates based on

ethnic grouping. 3). This study has limitations in reaching Chinese informants.

Some Chinese-Indonesian candidates as informants were unsuccessful in the

interviews, and the informants tended to avoid them and there were informants

who had been detained by the Corruption Eradication Commission (Indonesian:

Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK) on suspicion of corruption that they could

not be interviewed.

Page 23: REKRUTMEN ETNIS TIONGHOA DI ENAM PARTAI POLITIK PADA ...eprints.undip.ac.id/76069/1/cover_rudi_salam_betul.pdf · ii lembar pengesahan disertasi rekrutmen etnis tionghoa di enam partai

vi

dengan karakteristik multikultural termasuk karakteristik masyarakat di Provinsi

Sumatera Utara. Pendapat tersebut sebagai sintesis dari fenomena politik secara

nasional termasuk dalam konteks politik di Provinsi Sumatera Utara yang secara

implisit telah menampilkan politik identitas pada arena kontestasi Pemilu. Asumsi

yang muncul ketika politik identitas menguat maka akan terjadi peningkatan

penggunaan isu identitas di area Suku, Agama, Ras dan Antara Golongan (SARA)

pada arena kontestasi Pemilu. Kehadiran sistem Pemilu proporsional terbuka telah

memberikan ruang terbuka kepada setiap segmentasi kalangan masyarakat baik

yang berada dalam populasi mayoritas dan minoritas untuk mendapatkan

kesempatan yang sama untuk di pilih dalam jabatan politik termasuk jabatan

legislatif. Untuk terpilih menjadi aggota legislatif terdapat jumlah suara yang

harus terpenuhi atau mencapai jumlah bilangan pembagi pemilih atau sebutan lain

di setiap Pemilu. Dengan demikian peluang calon legislatif untuk dapat terpilih

terletak pada kehendak pemilih yang di daerah pemilihan yang heterogen sebagai

karakteristk masyarakat Provinsi Sumatera Utara.

Disertasi ini berdiri pada posisi untuk menjawab bagaimana proses

rekrutmen calon legislatif dari etnis Tionghoa (etnis minoritas) dilakukan di enam

partai politik dan berupaya mendapatkan faktor dominan yang membuat calon

legislatif dari etnis Tionghoa cenderung sedikit terpilih di Pemilu anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara pada era pasca-Orde Baru. Disertasi ini terdiri dari tujuh

bab dengan metode penelitian kualitatif. Penulis menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan dalam penulisan disertasi ini, atas kekurangan dan kekeliruan penulis

meminta maaf. Demikian, terima kasih.

Penulis

Rudi Salam Sinaga