Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

download Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

of 12

Transcript of Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    1/12

    REKOMENDASI UNTUK PENGELOLAAN NYERI NEOROPATIK

    DIKAITKAN DENGAN PENYEMPITAN SARAF PERIFER

    Penyempitan saraf perifer (periveral nerve entrapment) sering dikaitkan dengan gejala nyeri

    neuropatik. Rekomendasi ini merupakan pembaharuan dari rekomendasi yang pertama kali diterbitkan

    pada tahun 2005 yang menggambarkan tentang pengelolaan beberapa penyebab umum dari nyeri

    neuropatik, sebagai akibat dari penyempitan saraf perifer. Rekomendasi ini disusun berdasarkan tingkat

    saraf sebagai berikut:

    Level dasar (root level)o Cervical radiculopathy (radikulopati serviks)o Lumbal radiculopathy (radikulopati lumbal)

    Penyebab yang tidak umum

    o Brachial plexus injury (cedera pleksus brakialis)o Syndrome thoracic outlet (sindrom toraks outlet)

    Level saraf peripheralo Syndrome carpal tunnelo Syndrome cubital tunnel

    Penyebab yang tidak umum

    o Syndrome radial tunnelPengobatan nyeri neoropatik yang disasosiasikan dengan penyempitan saraf perifer berbeda

    dengan kondisi penyakit neoropatik yang lain seperti: post-herpetic neuralgia, painful diabetic

    neuropathic, dan trigeminal neuralgia. Pada kondisi ini proses pengobatan lebih berfokus pada

    pengobatan lini pertama (first-line treatment option) dari pada pengobatan farmakologis

    (pharmacological treatmen). Perbaikan fungsi saraf tergantung pada permasalahan fungsi saraf yang

    terjadi (didiagnosa) dan hal ini merupakan cakupan pembahasan dalam artikel ini. Tujuan pertama dari

    tahap ini (mechanical compression) adalah dekompresi bedah saraf (surgical decompression).

    Pengobatan dengan cara konservatif dan farmakoterapi lebih efektif saat neuroimaging menunjukkan

    penyempitan yang tidak signifikan terhadap akar saraf yang terkena (affected nerve root )Pengobatan

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    2/12

    penyakit neuropatik mengikuti tahap pengobatan dekompresi bedah atau atau perbaikan saraf yang

    rusak. Dalam kasus ini, farmakoterapi merupakan cara pengobatan yang cocok (appropriate)

    Neuropatik diasosiasikan dengan penyempitan saraf pada leve dasar (akar)

    Carvical Radiculopathy

    Carvical Radiculopathy adalah gejala yang umum pada pasien dengan spondylosis serviks.

    Spondylosis serviks adalah suatu kondisi degeneratif tulang leher, disc intervertebralis dan ligamen

    sekitarnya. Sementara spondylosis serviks dapat terjadi pada orang dengan cedera leher sebelumnya,

    faktor risiko utama adalah penuaan.

    Gejala biasanya meliputi nyeri leher, nyeri dan parestesia menjalar ke bawah lengan; pusing;

    sakit kepala; kekakuan leher progresif; dan kelemahan progresif dari tungkai atas. Spondylosis serviks

    merupakan penyebab umum pusing pada orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun. Parestesia (mati

    rasa dalam distribusi saraf tulang belakang serviks) adalah karakteristik dari radiculopathy.

    Radiculopathy serviks umumnya merupakan hasil dari kompresi (himpitan) saraf pada akar yang

    disebabkan oleh lempengan (disc) intervertebralis yang menggembung, osteofit atau faced joint.

    Diagnosis

    Pasien dengan radiculopathy serviks memiliki otot yang lemah akibat dari myotome, defisit

    sensorik akibat dari dermatom, dan refleks yang abnormal. Tusukan dengan peniti dan sensasi sentuhan

    ringan membantu mengurangi sakit pada sisi yang terkena. Diagnosis serviks spondyosis meliputi:

    X-ray (tulang belakang leher atau leher): perubahan degeneratif konsisten dengan spondylosisserviks harus nampak, termasuk penyempitan foramen intervertebralis oleh osteofit.

    Tomografi komputer (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) scan tulang belakang: untukmemastikan bahwa akar saraf atau sumsum tulang belakang dalam kondisi terjepit

    (compressed).

    Neurophysiological: pengujian konduksi saraf dan elektromiografi (EMG) untuk mengukurdampak dari konduksi saraf dan attivitas otot rangka.

    Myelogram: Teknik invasif ini dapat mengkonfirmasi sejauh mana terjadi penyimpitan. Hal initidak umum digunakan seiring dengan munculnya MRI

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    3/12

    Pengobatan

    Pengobatan konservatif.Cara ini termasuk penggunaan jangka pendek kerah serviks (cervical collar)selama fase

    akut (kerah lembut / soft collarakan mudah diatasi dengan pengobatan konservatif), oral non-

    steroidal anti-inflammatory drug (NSAIDs), latihan perawatan leher, latihan postural, modifikasi

    kegiatan / aktivitas, dan traksi serviks berselang. Banyak kasus spondylosis serviks cocok dengan

    pengobatan konservatif. Pasien dengan radiculopathy serviks memerlukan dekompresi bedah

    akar saraf.

    Pasien dengan radiculopathy serviks dan gejala nyeri neuropatik dapat mengalami

    perubahan dengan farmakoterapi. Sebuah pengamatan terbaru mengenai prospektif dalam

    pengobatan nyeri leher atau lumbosakral radiculopathy, pengaturan perawatan primer

    (pregabalinmonotherapy versus farmakoterapi non-pregabalin). Selama 12 minggu percobaan,pasien mengalami perubahan rasa sakit, kecemasan, depresi, sulit tidur, kesehatan secara

    umum dan tingkat kemampuan. Perubahan atau peningkatan secara signifikan terjadi di metode

    pregabalin.

    Terdapat beberapa bukti untuk peran prosedural kortikosteroid dalam manajemen

    radiculopathy serviks. Sebuah Kajian ulang yang sistematis menyimpulkan bahwa ada bukti

    moderat antara serviks terlaminar dan transformasional epidural torakal injeksi steroid dalam

    memberikan bantuan jangka panjang. Namun harus ada kesabaran serta kehati-hatian dalam

    prosedur ini. Suatu tinjauan terhadap komplikasi reaksi terlaminar seviks epidural steroid

    (complication of terlaminar cervical epidural steroid reaction)mengungkapkan bahwa prosedur

    ini masih sangat relative dan masih mungkin terjadi komplikasi yang serius. Oleh karena itu

    pasien harus disarankan untuk menemui Dokter yang berpengalaman untuk mendapatkan

    epidural kortikosteroid injeksi.

    Intervensi BedahPembedahan dilakukan setelah berbagai cara terapi telah dilakukan namun hasilnya tidak

    maksimal. Tujuan utama dari pembedahan pada pasien dengan myelopathy seviks dan radiculopathy

    adalah dekompresi spinal cord(sumsum tulang belakang) atau syaraf akar (nerve root).Namun bedah

    serin dikaitkan dengan komplikasi / berdampak pada komplikasi (1 % -8 % pasien) termasuk kematian (0

    % 1,8 % ). Komplikasi terjadi akibat kerusakan pada spinal cordmeliputi; tetraplegia, dan kerusakan

    saraf dasar (nerve root)mencakup kelemahan otot. Pasien yang mengalami rasa sakit adalah kelompok

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    4/12

    yang paling sulit untuk diobati. Pembedahan cenderung akan lebih mudah dilakukan bagi pasien dengan

    neurologis yang deficit.

    Pembedahan dekompresi saraf-saraf dasar (nerve root) dicapai melalui pendekatan anterior

    (dengan menghilangkan intervertebral disk dan osteophyte) atau pendekatan posterior (denganlaminectomy). Sebuah Cochrane review tahun 2001 tentang peran pembedahan dalam serviks

    spondylotic radiculomyelopathy mengidentifikasikan dua proses percobaan yang melibatkan 130 pasien.

    Intervensi pembedahan yang paling umum adalah melalui pendekatan serviks depan (anterior) dengan

    fusi spinal. Pasien mendapatkan pembedahan melalui pendekatan posterior laminectomy. Intervesi

    control meliputi; fisioterapi, serviks collar (keras atau lunak), obat anti-inflamasi, pencegahan kegiatan

    yang menguras tenaga. Pasien bedah semakin besar mengalami peningkatan rasa sakit, kelemahan dan

    kehilangan indera dalam jangka pendek, dari pasien kontrol. Namun setelah 1 sampai 2 tahun

    percobaan, tidak ada perbedaan antara kelompok diamati. Para penulis menyimpulkan bahwa tidak ada

    data yang mencukupi untuk menentukan apakah intervensi bedah lebih unggul daripada terapi

    konservatif.

    Beberapa tahun terakhir, telah muncul metode baru yang dimasukkan ke dalam praktik, seperti;

    microsurgical foraminotomy serviks, melalui pendekatan anterior atau posterior dan spinal

    arthroplasty. Microforaminotomy serviks posterior maupun anterior dirancang untuk memperbesar

    ruang dimana saraf dasar (nerve root) dan spinal cord berada. Metode ini menghasilkan uji klinik yang

    baik, meski tanpa discectomy. Dua penelitian prospektive, random, dan multicenter pada tahun 2007

    melaporkan neourologis yang signifikan dan perkembangan pada pasien yang dirawat dengan serviks

    arthroplasty dibandingkan dengan discectomy serviks depan (anterior) dan fusi. Pemilihan pasien yang

    sesuai sangat penting untuk mencapai hasil yang baik dengan prosedur ini.

    Lumbar Radiculopathy

    Lumbar radiculopathy adalah penyebab umum terjadinya sakit punggung dan ekstremitas

    bawah, karena akar saraf lumbar terjepit / terhimpit. Lumbar spondylosis adalah kondisi generatif dari

    vertebra lumbalis, disc intervertebralis dan ligamen sekitarnya. Sementara spondylosis lumbar dapat

    terjadi pada orang dengan cedera sebelumnya, faktor risiko utama adalah penuaan. Nyeri dapat berawal

    dari belakang menuju ke bagian pantat dan, kadang-kadang ke seluruh ekstremitas bawah (lower limb).

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    5/12

    Lumbar radiculopathy adalah penyebab umum terjadinya sakit punggung dan ekstremitas

    bawah, karena akar saraf lumbar terjepit / terhimpit. Lumbar spondylosis adalah kondisi generatif dari

    vertebra lumbalis, disc intervertebralis dan ligamen sekitarnya. Sementara spondylosis lumbar dapat

    terjadi pada orang dengan cedera sebelumnya, faktor risiko utama adalah penuaan. Nyeri dapat berawal

    dari belakang menuju ke bagian pantat dan, kadang-kadang ke seluruh ekstremitas bawah (lower limb)

    Diagnosis

    Patients dengan lumbar radiculopathy memiliki otot yang lemah akibat dari myotome, defisit

    sensorik akibat dari dermatom, positif legraising-test , dan refleks yang abnormal. Tusukan dengan

    peniti dan sensasi sentuhan ringan membantu mengurangi sakit pada sisi yang terkena. Beberapa tes

    yang secara umum dapat mendiagnosa radikulopati lumbar meliputi:

    X-ray (tulang belakang lumbar): perubahan degeneratif konsisten dengan spondylosis lumbarharus tampak, termasuk penyempitan foramen intervertebralis yang disebabkan oleh osteofit

    CT atau MRI scan; untuk menentukan lokasi herniasi atau akar saraf yang terhimpit. Neurophysiological; pengujian konduksi saraf dan elektromiografi (EMG) untuk mengukur

    dampak pada konduksi saraf dan aktivitas otot rangka

    Myelogram: Teknik invasif ini dapat mengkonfirmasi sejauh mana terjadi penyimpitan. Hal initidak umum digunakan seiring dengan munculnya MRI

    Pengobatan.

    Pengobatan konservatifPengobatan konservatif dari lumbar radiculopathy sering tergantung pada lamanya

    waktu pengobatan; kebanyakan pasien dengan herniasi lumbar mengalami perubahan lebih dari

    6 minggu. Mempertahankan / menjaga mobilitas (aktivitas) sangat penting; istirahat yang

    kurang dapat memperlambat pegurangan rasa sakit dan gejala yang berhubungan dengan

    lumbar radiculopathy. Fisioterapi mencakup paket pemanasan (hot pack),manipulasi dan traksi

    pelvis intermiten juga bermanfaat. NSAID oral dapat membantu meningkatkan rasa sakit dan

    mengurangi symptoms.

    Sebuah penelitin tahun 2003 menunjukkan bahwa gabapentin terinveksi pada pasien

    dengan radikulopati kronis (L4-5 and Or L5-S1 bulging and/or protrusion). Penelitian ini

    mengacak (randomize) 50 pasien dengan pengobatan gabapentin (sampai 3.600 mg per hari

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    6/12

    dalam tiga dosis terbagi) atau plasebo selama 8 - minggu percobaan, dengan cara ini pasien

    mengalami peningkatan yang signifikan dalam rasa sakit saat beristirahat dan parameter klinis

    lainnya. Sebuah laporan kasus terbaru yang dipublikasikan menggambarkan dua pasien dengan

    linu panggul yang berhasil diobati dengan gabapentin. Selain itu, sebagaimana disebutkan pada

    bagian radiculopathy serviks, pregabalin sebagai monoterapi memberikan hasil klinik yang baik

    bagi pasien dengan kondisi lumbar yang menyakitkan atau serviks radiculopathy.

    Epidural corticosteroid injection memberikan bantuan dalam jangka pendek; Namun,

    kurang jelas apakah cara ini bermanfaat atau memberi bantuan dalam jangka panjang. Sebuah

    review yang diterbitkan mengevaluasi tentang perbedaan corticosteroid injection techniques:

    (interlaminar, caudal dan transforaminal). Review tersebut menyimpulkan bahwa masing-

    masing teknik berlaku efektif untuk bantuan jangka pendek.

    Pengobatan lain dari lumbar radiculopathy adalah chemonucleolysis, yang dapat

    memberikan bantuan jangka panjang. Meskipun ada beberapa efek yang merugikan (< 0,1%)

    dengan teknik ini, (misalnya, anafilaksis, infeksi dan defisit neurologis). Stimulasi listrik saraf

    transkutan dan Percutaneous (PENS / TENS) juga telah terbukti memberikan bantuan jangka

    pendek dan meningkatkan fungsi pada pasien dengan radikulopati lumbar. Penggunaan jangka

    panjang dari stimulasi saraf tersebut cenderung tidak memberikan manfaat tambahan.

    Intervensi bedahIntervensi bedah standar untuk lumbar radiculopathy adalah Disektomi, yang memiliki

    tingkat keberhasilan yang tinggi (80% -96%), tetapi hanya sedikit lebih baik dalam jangka

    panjang dari pada manajemen non-bedah untuk pasien tertentu. Microdiscectomy memberikan

    hasil lebih baik dibandingkan dengan standar lumbar discectomy. Selain itu, sebuah penelitian

    retrospektif terbaru terhadap 172 pasien, menyimpulkan bahwa; mereka yang menjalani

    discectomy invasif minimal merupakan penyempurnaan dari teknik Disektomi mikro-bedah,

    memiliki hasil perioperatif yang mirip dengan mereka yang menjalani microdiscectomy.

    Disektomi perkutan juga digunakan untuk pengobatan herniasi terkait radiculopathy. Berbagai

    teknik yang tersedia, seperti laser ablasi frekuensi radio dan hasil mekanik. Jika penyebab

    radiculopathy berhubungan dengan segi hipertrofi sendi atau lumbar foraminotomy atau fusi

    tulang belakang lumbar mungkin diperlukan fusi.

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    7/12

    Nyeri neuropatik diasosiasikan dengan jepitan / himpitan saraf di tingkat perifer.

    Saraf median: Carpal tunnel syndrome

    Himpitan atau jepitan saraf median dapat menyebabkan terjadinya carpal tunnel syndrome,

    anterior teres syndrome. Fokus dalam rekomendasi ini adalah carpal tunnel syndrome, sebagai

    penyebeb paling umum dari kondisi ini.

    Carpal tunnel syndrome terjadi karena adanya kompresi atau himpitan saraf median di saluran

    karpal. Gejala umumnya mempengaruhi tangan, tetapi juga dapat menjalar ke siku. Gejala ini

    mencakup; parestesia, kesemutan diantara ketiga jari lateral dan mati rasa (terutama pada saat malam

    hari, kecapaian, kelemahan)

    Penyebab umum dari sindrom carpal tunnel adalah cedera stres yang berulang atau sindrom

    overuse. Hal ini adalah gejala yang paling umum terjadinya himpitan saraf neuropati, dan biasanya

    paling mempengaruhi wanita. Gejala ini berawal dari himpitan yang terjadi di jari-jari tangan, misalnya

    gerakan tangan dan lengan yang terus menerus (mengetik, dll). Selain cedera akibat aktivitas yang

    berulang-ulang, carpal tunnel syndrome juga bisa dipengaruhi oleh kondisi lokal seperti; trauma,

    arthritis, cedera pembuluh darah dan tumor, dan kondisi sistematis seperti; gangguan metabolisme,

    penyakit kolagen.

    Diagnosis.

    Tanda klinis dari carpal tunnel syndrome meliputi:

    Pengecilan tenar muscle. Kelemahan di jari jempol. Penurunan sensasi akibat tusukan peniti di jari dengan sensasi utuh di telapak tangan. Tanda Tinel positifInvestigasi untuk diagnosis sindrom carpal tunnel meliputi:

    Test untuk mengetahui apakah ada penyebab: tes fungsi ginjal. X-ray ( tangan dan pergelangan tangan dengan carpal tunnel view Ultrasonografi pergelangan tangan

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    8/12

    Studi elektrofisiologi, termasuk kecepatan konduksi saraf sensorik, kecepatan konduksi sarafmotorik, gelombang dan amplitudo, dengan atau tanpa EMG dari otot tenar

    Sebuah studi terbaru mengevaluasi kegunaan klinis tes (perlakuan) baru;the scratch collapse test

    untuk diagnosis sindrom carpal tunnel dan cubiti tunnel syndrome. Untuk tes ini, pasien menolak bahurotasi eksternal bilateral dengan siku tertekuk; daerah yang dicurigai terjadnya himpitan saraf

    digerakkan, dan bahu kemudian menolak rotasi eksternal sekali lagi (diulang). Tes dianggab posifit jika

    bahu resisten eksternal hilang pada sisi yang terkena. Mekanisme yang disarankan adalah refleks spinal

    inhibitory, pelindung untuk stimulasi kulit yang nyeri. Hasil tes menunjukkan signifikan sensitivitas yang

    lebih tinggi bahwa antara tes Tinel dan Phalesmanoeuvre digunakan untuk mendeteksi kedua sindrom.

    Pengobatan

    Pengobatan konservatif

    Pengobatan konservatif dari carpal tunnel syndrome meliputi; belat pergelangan tangan dalam

    posisi alami, fisioterapi (misalnya, ultrasound), steroid oral, injeksi steroid lokal dan diuretik.

    Penggunaan steroid oral dapat menyebabkan efek samping yang sistematis, termasuk retensi cairan dan

    hipertensi, dan distribusi berat dan distribusi siklus menstruasi, yang membatasi penggunaan di

    beberapa pasien. Sementara suntikan steroid lokal sering efektif, komplikasi termasuk cedera pada

    tendon atau saraf, dan infeksi. Akupunktur, termasuk akupunktur laser, juga dapat mengurangi rasa

    sakit.

    Sebuah Cochrane review tahun 2003 mengevaluasi efektivitas pengobatan non-bedah (selain

    injeksi steroid) untuk carpal tunnel syndrome versus plasebo atau intervensi non-bedah, kontrol lainnya

    dalam meningkatkan hasil klinis. Kajian tersebut menyimpulkan bahwa alternatif jangka pendek yang

    signifikan mungkin berasal dari steroid oral, belat (splinting), USG, yoga dan mobilisasi tulang karpal;

    perawatan non-bedah lainnya, seperti diuretik dan NSAID, tidak menghasilkan manfaat yang signifikan.

    Sebuah tinjauan yang lebih sistematis menyimpulkan bahwa; 1) ada bukti kuat tentang kemanjuran pada

    steroid lokal dan lisan; 2) bukti moderat bahwa vitamin B6 dan splints efektif; dan 3) bukti yang terbatas

    atau bertentangan bahwa NSAID, diuretik, yoga, laser dan ultrasound efektif.

    Pasien juga harus disarankan pada ergonomis yang baik dan pentingnya beristirahat untuk

    meminimalkan cedera berulang. Tugas atau pekerjaan yang membutuhkan banyak gerakan tangan dan

    pergelangan tangan harus dikurangi, seperti mencuci pakaian denagn tangan atau memutar kain pel.

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    9/12

    Pembedahan diindikasikan jika pengobatan konservatif telah gagal, atau ada keterlibatan motorik,

    atau jika pasien memiliki terapi mati rasa (numbness).

    Drug terapi untuk carpal tunnel syndrome ringan sampai sedang melipuit: NSAID, diuretik dan

    steroid oral. Sebuah uji coba terkontrol plasebo acak terhadap tiga cara ini menemukan bahwa

    pengobatan 4 minggu dengan kortikosteroid oral menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam skor

    gejala umum daripada obat lain. Studi lain menemukan bahwa pasien yang diobati dengan prednisolon

    oral selama 2 minggu - 4 minggu, secara keseluruhan mirip. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa;

    untuk jangka pendek, dosis rendah; steroid oral efektif untuk carpal tunnel syndrome.

    Local injeksi steroid merupakan terapi yang efektif untuk sindrom carpal tunnel. Injeksi dengan

    metilprednisolon proksimal ke saluran carpal meningkatkan gejala sindrom dalam 1 bulan pada 77%

    pasien kelompok intervensi (n = 30) dibandingkan dengan 20% pasien dalam kelompok kontrol (n = 30).

    Setelah 12 bulan follow-up sekitar setengah / sebagian pasien masih menerima manfaat dari suntikan

    tunggal metilprednisolon. Perbandingan kortikosteroid lokal versus sistematis mengungkapkan bahwa

    injeksi lokal tunggal methylprednisolone lebih unggul dari pada prednisolon oral.

    Sebuah Cochrane review mengevaluasi efektivitas injeksi steroid lokal carpal tunnel syndrome

    versus injeksi plasebo atau intervensi non-bedah lainnya. Kajian tersebut menyimpulkan bahwa,

    dibandingkan dengan plasebo, injeksi steroid lokal memberikan perbaikan klinis yang lebih besar

    terhadap gejala carpal tunnel setelah 1 bulan injeksi; Namun, bantuan gejala yang signifikan di luar 1

    bulan belum terbukti. Selain itu, injeksi kortikosteroid lokal memberikan perbaikan klinis signifikan lebih

    besar daripada kortikosteroid oral sampai 3 bulan

    .

    Intervensi bedahPembedahan diindikasikan jika pengobatan konservatif telah gagal, ada perbaikan motorik, atau

    pasien memiliki mati rasa berat. Sampai saat ini, prosedur standar untuk sindrom carpal tunnel adalah

    open carpal tunnel release (OCTR) via a long, palmar, curvilinear incision. Teknik endoscopic

    carpal tunnel release(ECTR) yangkurang invasif kini telah dikembangkan dan digunakan secara luas.

    Sebuah Cochrane review tahun 2007 membandingkan efektivitas pendekatan OCTR dan ECTR dalam

    mengurangi gejala carpal tunnel menyimpulkan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung

    penggantian OCTR standar dengan prosedur bedah alternatif yang ada. Para penulis mengamati bahwa

    keputusan untuk menerapkan ECTR tampaknya dipandu oleh ahli bedah dan pasien preferensi. Selain

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    10/12

    itu, sebuah tinjauan sistematis sebelumnya menyimpulkan bahwa OCTR, secara teknis kurang menuntut,

    dikaitkan dengan rendahnya risiko komplikasi.

    Cochrane Review terbaru membandingkan efektivitas pengobatan bedah carpal tunnel

    syndrome dengan pengobatan non-bedah. Para penulis menyimpulkan bahwa pengobatan bedahmengurangi gejala carpal tunnel secara signifikan lebih baik daripada splinting, namun untuk penelitian

    lebih lanjut diperlukan penjelasan apakah kesimpulan ini berlaku untuk pasien dengan gejala ringan, dan

    apakah perawatan bedah lebih baik daripada injeksi steroid lokal.

    Ulnaris saraf: cubiti Tunnel Syndrome

    Cubiti tunnel syndrome timbul dari cedera kompresi/himpitan saraf ulnar pada siku. Hal ini

    mengakibatkan nyeri, parestesia dan mati rasa di bagian ulnar tangan; Namun, tidak ada mati rasa di

    sepanjang lengan medial. Tangan bisa menjadi semakin canggung dan lemah.

    Penyebab utama dari cubiti tunnel syndrome adalah himpitan saraf; penyebab lain dari saraf

    ulnaris neuropati ulnar meliputi; dyskinesia palsy, karena factor usia, kelainan bentuk siku, rheumatoid

    arthritis, osteoarthritis, sebuahh ganglion atau lipoma, sebuah subluxing ulnar nerve, dan

    supracondylar spur.

    Diagnosis

    Tanda-tanda klinis sindrom saluran cubiti meliputi:

    Kondisi tangan yang tidak normal (Claw hand deformity) Flexor carpi ulnaris lemah dan fleksor digitorium profunda ke jari manis dan jari kelingking. Aduksi jari lamh (Weak finger abduction) Tanda Froment positif Mengurangi sensasi cocokan peniti di ulnaris 1 jari dan daerah telapak dan punggung. Tanda Tinel positif pada tingkat epikondilus median

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    11/12

    Test untuk mengkonfirmasi diagnosis sindrom saluran cubiti meliputi:

    X-ray siku, dengan cubital tunnel view Studi elektrofisiologi, untuk mengukur kecepatan konduksi saraf sensorik, kecepatan konduksi

    saraf motorik, gelombang dan amplitude, (dengan atau tanpa EMG), dari otot yang disuplai olehsaraf ulnaris. Sensorik dan tes saraf motorik konduksi menunjukkan perlambatan kecepatan

    (velocity) di siku.

    Pengobatan

    Pengobatan konservatifCubital tunnel syndrome dapat diatasi dengan istirahat dan modifikasi aktivitas yang beragam

    untuk menghindari tekanan pada saraf. Sebuah studi terbaru mengklasifikasi pasien dengan cubital

    tunnel syndrome ringan dan sedang kedalam tiga kelompok; night splinting, nerve gliding exercise or

    control. Semua pasien diberitahu tentang penyebab gejala mereka. Setelah 6 bulan, 99% dari pasien

    mengalami perkembangan yang uar biasa, dan tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara

    ketiga kelompok. Pasien dengan gejala ringan atau sedang akan memiliki prognosis yang baik jika

    mereka dididik tentang penyebab sindrom saluran cubiti dan diajarkan cara untuk menghindari

    kebiasaan yang mengakibtkan terjadinya sindrom tersebut. Bentuk lain dari pengobatan konservatif

    tidak memiliki peran besar dalam pengelolaan ulnar neuropati pada siku; operasi rilis sering diperlukan

    jika gejala menetap/meningkat.

    Intervensi bedahIntervensi bedah yang paling umum untuk sindrom saluran kubiti adalah;

    Neurolysis sederhana. Transposisi anterior saraf ulnaris. Epicondylectomy medis dari humerus distal. Endoskopi cubiti tunnel rilis

    Sebuah meta-analisis membandingkan dekompresi sederhana transposisi anterior saraf ulner

    menyimpulkan bahwa; tidak ada perbedaan statistk yang signifikan antara kedua prosedur, meskipun

    ada kecenderungan peningkatan hasil klinis dengan transposisi saraf.

  • 7/22/2019 Rekomendasi Untuk Manajemen Penyakit Neoropatik

    12/12

    Seperti carpal tunnel syndrome, pendekatan endoskopi sekarang sedang digunakan dalam

    pengobatan sindrom saluran cubiti.

    Situs lain.

    Tarsal tunnel syndrome merupakan hasil atau dari kompresi/himpitan saraf tibialis posterior

    atau saraf plantar di saluran tarsal. Gejalanya meliputi; nyeri, mati rasa dan kesemutan paresthesia di

    telapak kaki. Ill-fitting footwear, fibrosis pasca-trauma, kista selubung tendon atau tenosinovitis,

    ganglia, rheumatoid arthritis, hipotiroidisme, akromegali atau penebalan retinakulum fleksor dapat

    menyebabkan sindrom terowongan tarsal.

    Pengobatan tarsal tunnel syndrome yang tidak ada defisit motorik meliputi, terapi obat seperti;NSAID dan antikonvulsan. Jika gejala bertahan/tidak mengalami perubahan, intervensi bedah untuk

    melepaskan saraf diperlukan.

    Summary.

    Peripheral nerve entrapment (himpitan saraf perifer) sering dikaitkan dengan gejala nyeri

    neuropatik. Dalam banyak kasus, gejala ini dapat diatasi dengan istirahat dan pengobatan konservatif,termasuk pendidikan pasien akan kondisi mereka, fisioterapi, splinting, dan penggunaa NSAID oral.

    Pasien dengan gejala persisten atau sakit parah harus dirujuk untuk memastikan apakah operasi

    diperlukan: berbagai intervensi bedah yang tersedia, tergantung pada lokasi himpitan saraf.