Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf ·...

26
REKOMENDASI BARCELONA Untuk Kemajuan Pariwisata Indonesia yang Berkelanjutan PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA se-DUNIA KAWASAN AMERIKA EROPA (PPIDK AMEROP) BARCELONA 27 April 2019

Transcript of Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf ·...

Page 1: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

REKOMENDASI BARCELONA Untuk Kemajuan Pariwisata Indonesia yang Berkelanjutan

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA se-DUNIA

KAWASAN AMERIKA EROPA (PPIDK AMEROP)

BARCELONA

27 April 2019

Page 2: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

2

Daftar Isi

Daftar Isi ........................................................................................................................... 2

Ringkasan Eksekutif .......................................................................................................... 3

Pendahuluan ..................................................................................................................... 6

Rumusan Masalah ............................................................................................................. 9

Nature-Based Tourism .............................................................................................................. 9

Smart Tourism and Tourism Infrastructure ............................................................................. 9

Sociocultural and Economic Impacts of Tourism ................................................................... 10

Sustainable Tourism ................................................................................................................ 11

Tourism Legislation and Regulation ....................................................................................... 11

Rekomendasi ................................................................................................................... 12

Rekomendasi untuk Nature-Based Tourism ........................................................................... 12

Rekomendasi untuk Smart Tourism and Tourism Infrastructure .......................................... 13

Rekomendasi untuk Sociocultural and Economic Impacts of Tourism .................................. 15

Rekomendasi untuk Sustainable Tourism ............................................................................... 19

Rekomendasi untuk Tourism Legislation and Regulation ...................................................... 20

Kesimpulan ..................................................................................................................... 21

Lampiran ......................................................................................................................... 22

Page 3: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

3

Ringkasan Eksekutif Sebanyak 66 delegasi mahasiswa berbagai jenjang pendidikan yang mewakili 20 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di kawasan Amerika dan Eropa berkumpul di Barcelona, Spanyol dari tanggal 25 sampai dengan 27 April 2019 untuk membahas dampak dan harapan atas percepatan tumbuhnya kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 26% per tahun. Selama 6 bulan, para mahasiswa telah mengkaji berbagai tantangan dalam pengembangan industri pariwisata Indonesia yang berkelanjutan sehingga dapat memberi dampak lebih besar lagi terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia. Semua pemikiran dan usulan mahasiswa ini disebut dengan “Rekomendasi Barcelona”. Berikut hal-hal utama dalam rekomendasi tersebut.

• Diperlukannya buku panduan untuk seluruh Taman Nasional Indonesia yang berjumlah 54 buah, dengan satu standar penulisan yang baik dan lengkap. Buku panduan ini dapat pula berupa buku elektronik (e-book) yang dapat diunduh bebas biaya di halaman resmi www.indonesia.travel. Serta tautan dari www.indonesia.travel ke seluruh laman pariwisata resmi dari 513 kabupaten/kota yang kualitas dan kuantitas informasinya terstandardisasi.

• Pengembangan desa wisata dari sebatas berdasarkan keunikan budaya menjadi berbasis keunikan usaha, komunitas, dan keunikan alam, yang secara keseluruhan diregulasi dan didukung dengan pendanaan tahunan.

• Diperlukannya Dana Abadi Bencana sebagai sumber dana untuk percepatan pemulihan bencana yang setiap tahun pasti dan akan selalu terjadi. Sehingga hambatan pertumbuhan kunjungan wisatawan saat bencana dapat teratasi dengan cepat. Pengelolaan dana ini serupa dengan pengelolaan Dana Abadi Pendidikan, dimana hasil pengelolaan dana dapat digunakan untuk pemulihan bencana.

• Pemetaan, pengelolaan, pengembangan, dan publikasi informasi museum berdasarkan segmentasinya untuk mempermudah akses publik. Selain itu, standardisasi kualitas informasi dan pelayanan seluruh museum di Indonesia juga diperlukan. Untuk menumbuhkan semangat dan kualitas pengelolaan museum, pemerintah dapat melakukan evaluasi dengan sistem pemeringkatan kualitas museum di seluruh kabupaten/kota sesuai dengan kinerjanya.

• Pemerintah didorong segera untuk mengaplikasikan pemandu bersuara (audio guide) dan aplikasi yang dapat diakses tanpa koneksi internet untuk tujuan-tujuan

Page 4: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

4

wisata unggulan di daerah. Segera memulai pembangunan pusat perbelanjaan dan hotel berkonsep adat, museum kuliner, dan museum dengan kamar ganti secara virtual (virtual dressing museum) untuk memakai baju adat Indonesia dengan teknologi virtual reality (VR).

• Diperlukannya Gerakan Menabung Pohon Bakau (Mangrove) Nasional dan Gerakan Pantai Bersih Nasional di seluruh kota-kota pesisir Indonesia yang pendanaan dan strateginya didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia.

• Informasi satu atap untuk data pariwisata di 34 provinsi yang meliputi 513 kabupaten/kota di Indonesia. Sehingga bisa digunakan untuk riset dan pengembangan strategi pariwisata oleh pihak akademisi, pemerintah, organisasi masyarakat (ormas), dan penanam modal.

• Media yang sudah ada berupa Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) dapat dioptimalkan dengan metode crowdsourcing dan pelibatan komunitas.

• Diperlukannya keberpihakan terhadap wisatawan dalam berwisata. Pemerintah didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon untuk 98 kota di Indonesia, serta tiket grup untuk wisatawan.

• Perlu diterbitkan buku elektronik (e-book) dan buku panduan Homestay Nusantara dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), akses permodalan yang bebas jaminan dan rendah bunga, serta pendampingan dan pelatihan materi bimbingan teknis dalam mengelola pelayanan dan keuangannya.

• Pengembangan pangkalan data Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang berbasis teknologi digital seperti aplikasi atau laman agar dapat diakses oleh perusahaan sehingga dana tanggung jawab sosial perusahaan dapat tepat sasaran.

• Diplomasi budaya dan promosi destinasi pariwisata melalui film memberikan insentif (baik secara finansial maupun nonfinansial) bagi produser film lokal maupun internasional dengan memberikan potongan harga (cash rebate) dan membebasbiayakan perizinan pembuatan film yang cepat dan mudah, terutama film bertemakan budaya dan sejarah maupun legenda suatu daerah di Indonesia.

Page 5: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

5

• Memfokuskan penambahan beasiswa kepada sineas-sineas muda untuk belajar di institusi pendidikan perfilman ternama di Indonesia maupun luar negeri, terutama bagi para sineas yang berpartisipasi dalam diplomasi budaya.

• Program pertukaran pembuat konten (content creator) serta sineas lokal dan internasional yang dilaksanakan di daerah pariwisata, serta menghasilkan film pendek atau hasil karya perfilman yang mampu membantu promosi pariwisata lokal.

• Mengoptimalkan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia untuk kebutuhan energi di daerah wisata menuju kepariwisataan yang ramah lingkungan (green tourism). Memberikan insentif pajak kepada hotel dan obyek wisata yang menggunakan minimal 20% energi terbarukan dari total kebutuhan energi tahunan mereka. Pemerintah perlu mulai merencanakan target dekarbonisasi industri pariwisata dengan penerapan energi terbarukan yang dapat berasal dari matahari, angin, dan biomassa.

• Menetapkan standar penulisan informasi di lokasi wisata dengan tiga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Daerah setempat sebagai upaya pelestarian bahasa daerah.

• Menerapkan pajak kota, dimana penerapan pajak menginap sebanyak 1% dari harga yang dijual (di luar dari pajak dan jasa pemerintah sebanyak 21%) yang kemudian dialokasikan untuk pengembangan pariwisata di daerah dan menambah fasilitas-fasilitas umum yang mendukung perkembangan pariwisata kota yang diaudit setiap tahun oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan/atau lembaga kredibel lainnya.

Page 6: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

6

Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.504 pulau dan 237,6 juta penduduk (Badan Pusat Statistik, 2010), Indonesia sebenarnya telah menjadi salah satu negara destinasi wisata di dunia. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata Indonesia, pada tahun 2017, Indonesia mendapatkan kunjungan dari 14.039.799 turis dari mancanegara. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sekitar 21,88% dari tahun sebelumnya (Kementerian Pariwisata Indonesia, 2017). Peningkatan jumlah turis ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi destinasi wisata yang mampu menarik minat turis dari mancanegara.

Sebagai destinasi wisata, Indonesia memiliki opsi daerah yang dituju seperti Karimun Jawa, Bali, Raja Ampat, Labuan Bajo, Lombok, dan beberapa daerah lainnya. Indonesia memang memiliki kelebihan dalam memikat turis yang menyukai nuansa pemandangan alam yang menakjubkan. Namun, beberapa kota di Indonesia juga memiliki nilai historis dan kuliner yang memikat para turis untuk mengunjungi daerah tersebut.

Sementara itu, Spanyol yang terpilih sebagai tuan rumah Simposium Kawasan Amerika Eropa tahun 2019 memiliki reputasi sebagai salah satu negara favorit para turis di dunia. Berdasarkan data dari statista.com, diperkirakan ada sebanyak 81,7 juta turis mancanegara yang berkunjung ke Spanyol pada tahun 2017. Lebih dari itu, Spanyol juga mencatat prestasi sebagai nomor 1 dalam Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 Ranking yang dibuat oleh World Economic Forum. Selain memiliki nuansa alam yang kaya seperti pegunungan Sierra Nevada, Montserrat, ataupun bentang alam menakjubkan di Pais Basque, Spanyol terkenal pula akan kota-kota yang eksotis secara arsitektural dan memiliki nilai historis yang tinggi. Seperti misalnya Barcelona, Madrid, Toledo Valencia, Sevilla, Granada, Cordoba, Malaga, Bilbao, San Sebastian, Vigo, dan Santiago Compostela.

Kondisi tersebut juga didukung oleh moda transportasi yang layak dan terintegrasi dengan gawai para pengunjung destinasi wisata di Spanyol. Adanya tiket/paket gabungan transportasi umum yang memudahkan para pengunjung untuk menuju ke/dari destinasi yang diinginkan juga menjadi daya tarik yang kuat bagi para turis untuk mengunjungi negara ini. Seperti misalnya tiket harian sampai 5 hari untuk semua moda transportasi atau gabungan beberapa moda (kereta, kereta gantung, dan/atau kereta gunung).

Dengan demikian, Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia Kawasan Amerika Eropa (PPIDK Amerop) mengadakan Simposium PPI se-Dunia Kawasan Amerop yang ke-6 di

Page 7: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

7

Barcelona dengan tema Indonesia's Booming Tourism: Between Socio-Ecological Resilience and Social Welfare Maximisation. Dengan membawa tema ini, diharapkan Simposium Kawasan kali ini mampu menghasilkan poin-poin rekomendasi untuk meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia yang disertai dengan peningkatan pelestarian ekologi dan budaya, serta peningkatan kesejahteraan sosial di berbagai destinasi wisata yang ada di Indonesia.

Tema utama kegiatan simposium mahasiswa Indonesia di Amerika dan Eropa adalah pembangunan industri pariwisata di Indonesia dengan mengangkat judul besar sebagai berikut.

Indonesia's Booming Tourism:

Between Socio-Ecological Resilience and Social Welfare Maximisation

Judul ini adalah upaya mahasiswa Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa dalam mengkaji hal-hal penting yang signifikan dan yang perlu pemerintah persiapkan setelah menargetkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia pada tahun 2019 sebesar 20 juta wisatawan mancanegara. Sebagai perbandingan di 2015, pemerintah telah berhasil mendatangkan setidaknya 8 juta wisatawan asing ke Indonesia.

Atas dasar motivasi tersebut, PPI se-Dunia kawasan Amerika Eropa menyiapkan 5 tim kajian yang beririsan dengan judul tersebut. Tim kajian ini selanjutnya akan diisi oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang memiliki latar belakang yang sesuai dengan poin pembahasan di setiap tim kajian. Berikut ini adalah daftar pembahasan yang akan dikerjakan tim-tim kajian menuju Simposium Amerika Eropa (SAE).

1. Tim Kajian Nature-Based Tourism

a. Mengkaji konservasi lingkungan dan pelestarian ekosistem di daerah wisata.

b. Rekomendasi pengembangan geoturisme dan ekoturisme.

c. Evaluasi manajemen bencana terutama di lokasi pariwisata.

d. Rekomendasi pengembangan pariwisata pesisir dan maritim.

2. Tim Kajian Smart Tourism and Tourism Infrastructure

a. Analisa pengembangan perdagangan elektronik (e-commerce) bidang kepariwisataan.

b. Investigasi penerapan teknologi digital pada bidang kepariwisataan (smart tourism).

Page 8: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

8

c. Rekomendasi peningkatan kualitas akomodasi & transportasi.

3. Tim Kajian Sociocultural and Economic Impacts of Tourism

a. Analisa kemiskinan dan ekonomi mikro di daerah potensi wisata.

b. Identifikasi kondisi dan sumber daya sosial di daerah potensi wisata.

c. Upaya pelestarian seni dan budaya setempat.

4. Tim Kajian Sustainable Tourism

a. Implementasi sumber energi terbarukan di daerah wisata.

b. Evaluasi rantai pasok untuk pangan di potensi wisata.

c. Rekomendasi untuk implementasi Wisata Halal.

d. Rekomendasi langkah peningkatan kompetensi dan kapabilitas pemandu wisata dan penggiat pariwisata lainnya dalam hal kemampuan bahasa asing.

5. Tim Kajian Legislation and Regulation

a. Evaluasi kebijakan pariwisata yang sudah diimplementasikan.

b. Mengkaji regulasi, standardisasi, dan kualifikasi nasional untuk pemandu wisata.

c. Komparasi kebijakan Spanyol dan Indonesia pada bidang pariwisata perkotaan.

d. Komparasi kebijakan pariwisata alam di Indonesia dengan negara di Eropa.

e. Analisa dampak pariwisata pada makro ekonomi nasional.

Dari kelima kajian tersebut, diharapkan SAE di Barcelona, Spanyol mampu menghasilkan kajian yang bersifat komprehensif dan dapat dijadikan masukan serta pertimbangan kepada pemerintah pusat maupun daerah dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu, besar harapan kami agar fungsi kelestarian lingkungan hidup dapat dipertahankan.

Page 9: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

9

Rumusan Masalah

Nature-Based Tourism 1. Bagaimana mencegah dan mengatasi membeludaknya jumlah wisatawan yang

terkonsentrasi pada wilayah tertentu?

2. Bagaimana meminimalisir potensi dampak bencana kawasan wisata?

3. Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan akan pelestarian lingkungan?

4. Langkah strategis apa yang harus dilakukan untuk mengedukasi wisatawan terhadap lokasi wisata khususnya daerah rawan bencana?

Smart Tourism and Tourism Infrastructure 1. E-commerce, e-tourism, and smart tourism. Banyak informasi yang tidak seragam

dalam pelayanan pariwisata, baik itu transportasi, akomodasi, dan harga tiket yang merugikan wisatawan. Di sisi lain, kanal informasi yang sudah ada belum banyak diketahui oleh calon wisatawan lokal maupun mancanegara. Ditambah lagi, diperlukannya edukasi untuk masyarakat agar bisa menguasai teknologi digital. Tentunya hal ini harus didukung dengan akses internet yang memadai di seluruh destinasi pariwisata. Selain itu, berkembangnya jumlah aplikasi perdagangan elektronik juga dapat dioptimalkan untuk meningkatkan potensi pariwisata.

2. Infrastruktur transportasi. Saat ini, sistem transportasi di Indonesia belum terkoneksi secara efisien dan nyaman bagi wisatawan lokal maupun mancanegara; dalam hal ini yang perlu menjadi perhatian adalah konektivitas dari bandara terdekat ke destinasi wisata dan akomodasi. Namun juga perlu diperhatikan bahwa setiap daerah memiliki karakter khusus, sehingga transportasi yang dikembangkan akan sesuai dengan karakteristik konsep wisata yang akan dikembangkan. Masalah lainnya adalah harga tiket penerbangan domestik yang kurang terjangkau sehingga menjadi salah satu faktor penghambat bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Page 10: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

10

3. Akomodasi. Saat ini masih banyak akomodasi yang tidak memenuhi standar dengan tingkat okupansi yang rendah. Adanya aplikasi perdagangan elektronik yang memanfaatkan teknologi digital dapat memperbaiki masalah ini. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi yang kuat untuk memfasilitasi wisatawan dengan akomodasi yang memberikan pengalaman lokal dan unik. Di samping itu, pelayanan Sumber Daya Manusia (SDM) di bagian akomodasi yang belum terstandardisasi.

Sociocultural and Economic Impacts of Tourism 1. Pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan serta peningkatan ekonomi

pariwisata suatu daerah harus seiring dengan kelestarian dan membaiknya kualitas sosial budaya masyarakat setempat.

2. Program pembinaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang disinergikan dengan produk Warisan Budaya Tak Benda maupun produk inovatif hasil karya masyarakat setempat, demi menjaga tradisi budaya, identitas, dan menopang perekonomian daerah.

3. Pengembangan pariwisata dan komodifikasi budaya dalam pariwisata tanpa studi kelayakan terhadap kondisi sosial dan budaya daerah meningkatkan dampak negatif yang berakibat pada rusaknya tatanan masyarakat dan menurunkan potensi pendapatan daerah.

4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya Indonesia, utamanya dalam hal Warisan Budaya Berwujud dan Tak Berwujud UNESCO (wastra/kain nusantara, kuliner, spa tradisional, dan musik tradisional).

5. Kurangnya kesadaran Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda dalam memahami kearifan lokal.

6. Kurangnya upaya pemanfaatan Media Kreatif, Film, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung pelestarian budaya Indonesia dan kemajuan promosi pariwisata daerah.

Page 11: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

11

Sustainable Tourism Bagaimana penggunaan energi terbarukan, wisata halal, dan pengoptimalan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam segi kemampuan berkomunikasi dapat menunjang keberlanjutan pariwisata di Indonesia?

Tourism Legislation and Regulation 1. Kurangnya optimalisasi pada destinasi pariwisata di daerah.

2. Pelaku pariwisata cenderung mengabaikan regulasi yang telah ditetapkan.

3. Kurangnya kesadaran pada masyarakat lokal terhadap potensi pariwisata di daerahnya.

4. Kurangnya kerjasama yang bersinergi antar institusi pemerintahan, pelaku swasta, dan masyarakat.

5. Kurangnya transparansi terhadap daftar harga pada lokasi pariwisata tertentu, dimana para pelaku kebijakan pariwisata masih kurang maksimal dalam memonitor hal tersebut.

6. Kurangnya sosialisasi terkait dengan regulasi pariwisata kepada pelaku pariwisata dan masyarakat.

7. Kurangnya infrastruktur transportasi, seperti kurangnya pelabuhan udara maupun laut bahkan jalur transportasi untuk kendaraan roda dua maupun roda empat dalam menjangkau lokasi pariwisata.

Page 12: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

12

Rekomendasi

Rekomendasi untuk Nature-Based Tourism 1. Konservasi Lingkungan dan Pelestarian Ekosistem

a. Penyusunan buku panduan yang mengacu pada keberhasilan manajemen Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan satu kawasan wisata di Indonesia dan memiliki standar untuk pelestarian lingkungan di lokasi tersebut. Pengelola Taman Nasional ini memiliki misi bahwa setiap orang yang memasuki kawasan dan setelah pulang dari tempat ini mendapatkan ilmu konservasi. Penerapan sistem pendaftaran sebelum melakukan pendakian.

b. Peningkatan kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah serta pengawasan secara berkala.

c. Perlunya penyusunan regulasi pengelolaan tambak yang ramah lingkungan, terutama untuk daerah yang memiliki danau dan sungai sebagai obyek wisata.

d. Pentingnya keterlibatan Pemerintah Daerah, masyarakat, serta komunitas-komunitas bidang terkait dalam pelestarian lingkungan.

2. Manajemen Bencana di Lokasi Pariwisata

a. Pentingnya penyiapan Dana Abadi untuk penanganan bencana yang bersumber dari Kementerian Sosial dan Kementerian terkait. Dana Abadi diperuntukkan sebagai dana talangan pemerintah dalam menanggulangi bencana alam, mengingat secara geografis, Indonesia adalah negara yang berada di daerah lingkaran api (ring of fire) yang memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi.

b. Penyusunan buku panduan untuk kawasan-kawasan pariwisata Indonesia lainnya dengan mengacu pada keberhasilan manajemen bencana Taman Nasional Gede Pangrango.

3. Pengembangan Geoturisme dan Ekoturisme

a. Pengembangan geoturisme dan ekoturisme berbasis edukasi dengan membuat dan menyediakan sarana dan prasarana pariwisata seperti Museum Tsunami Aceh dan Museum Merapi.

Page 13: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

13

4. Pengembangan Pariwisata Pesisir dan Maritim

a. Melaksanakan program wisata Menabung Mangrove sebagai upaya edukasi dan pemeliharaan pantai-pantai di Indonesia dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah.

b. Pembuatan regulasi yang mengikat bagi pengelola akomodasi di pulau-pulau atau daerah pesisir untuk menjaga dan melindungi ekosistem bawah laut serta didukung dengan pengelolaan tata ruang lokasi pariwisata.

Rekomendasi untuk Smart Tourism and Tourism Infrastructure 1. Perdagangan Elektronik dan Smart Tourism

a. Pengembangan sistem informasi satu atap yang dikelola oleh masing-masing pemerintah daerah dengan arahan Kementerian Pariwisata, yang merupakan satu data pariwisata. Sehingga, di daerah-daerah yang informasinya masih sulit diakses turis bisa mendapatkan informasi yang akurat.

b. Menggunakan strategi yang melibatkan komunitas agar informasi dan kampanye pariwisata dapat bersifat masif.

c. Meningkatkan kapasitas digital masyarakat dengan menyediakan berbagai lokasi untuk pelatihan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diakses publik sekaligus menjadi informasi pariwisata.

d. Peningkatan infrastruktur internet agar dapat diakses di semua titik dengan kecepatan tinggi.

e. Strategi pemasaran digital untuk menarik wisatawan asing. Media yang sudah ada berupa Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) dapat dioptimalkan untuk hal ini dengan metode crowdsourcing dan pelibatan komunitas.

f. Pengembangan pemandu bersuara (audio guide) dan aplikasi yang dapat diakses tanpa koneksi internet.

Page 14: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

14

2. Infrastruktur Transportasi

a. Pengembangan transportasi umum seperti kereta dan/atau bis di daerah perkotaan dengan membuat tiket diskon khusus seperti tiket sehari penuh dan tiket grup untuk wisatawan.

b. Pengembangan transportasi khusus pariwisata dari bandara menuju destinasi wisata menyesuaikan dengan karakter destinasi tersebut, terutama untuk daerah-daerah terpencil.

c. Bekerja sama dengan berbagai perusahaan dalam berbagai penyediaan jasa transportasi, termasuk dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Dalam hal ini pemerintah menjadi jembatan antara perusahaan dan pemasar pariwisata yang membutuhkan.

3. Akomodasi

a. Peningkatan program “Homestay Nusantara” sebagai strategi memberdayakan masyarakat lokal, memberikan pengalaman lokal dan unik kepada wisatawan, serta melestarikan arsitektur Nusantara, seperti contoh banyaknya hal-hal dan aktivitas menarik yang bisa dinikmati oleh turis mancanegara di daerah wisata, bisa dimulai di daerah “10 Bali Baru”.

b. Dukungan untuk pasar digital (marketplace) akomodasi untuk peningkatan okupansi, standar akomodasi, dan manajemennya.

c. Pelatihan untuk Sumber Daya Manusia (SDM) agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik di akomodasi, melalui program-program pelatihan dan juga beasiswa (dapat bekerja sama dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan).

4. Umum

a. Kerja sama dengan berbagai perusahaan baik dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan maupun Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

b. Pengembangan pangkalan data yang berbasis teknologi digital seperti aplikasi atau laman agar dapat diakses oleh perusahaan sehingga tanggung jawab sosial perusahaan dapat tepat sasaran.

c. Pelibatan masyarakat dengan pendekatan partisipatif dan inklusif. Dalam pengembangan infrastruktur maupun teknologi untuk mendukung pariwisata, harus diterapkan konsep rights and risks, sehingga dalam proses perencanaan dan

Page 15: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

15

negosiasi, masyarakat lokal harus selalu dilibatkan dan diperhatikan hak serta risikonya akibat pengembangan pariwisata di wilayahnya. Konsep benefit sharing maupun perekrutan sumber daya manusia lokal perlu diperhatikan. Pelibatan masyarakat ini dapat dilaksanakan melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sudah ada.

Rekomendasi untuk Sociocultural and Economic Impacts of Tourism 1. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

a. Pemerintah agar menyempurnakan program inkubasi agar tercipta suatu program yang inklusif, sinergis, dan komprehensif.

b. Aktualisasi peran Dinas Pariwisata dan Badan Kreatif dengan membuat sebuah media digital (platform) kerjasama dalam mendukung dan memperkuat UKM budaya.

c. Mendorong peran masyarakat, pemerintah, dan swasta untuk bersinergi dalam mendukung dan memberdayakan UKM budaya.

d. Badan Kreatif beserta Organisasi atau Paguyuban Masyarakat bersinergis untuk memetakan keunikan karakter UKM yang berbeda dalam memperkuat target pasar yang strategis.

e. Merumuskan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) demi menciptakan standar keberhasilan UKM di pasar, tanpa menghilangkan keunikan dan karakter UKM yang berbeda.

f. Memperkuat koordinasi dan pemantauan dari badan kementerian pusat dan daerah untuk memastikan keberhasilan implementasi program di daerah-daerah destinasi.

g. Komprehensif: materi bimbingan teknis disusun agar sesuai dengan kebutuhan pengembangan pelaku usaha dan kesuksesan dari pelatihan/bimbingan teknis dapat diukur.

h. Multisektoral: terus meningkatkan koordinasi antar kementerian, serta berbagai program yang bersinggungan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif, sebagai contohnya Rumah Kreatif BUMN (RKB), Bekraf, Generasi Pesona Indonesia

Page 16: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

16

(GenPI), Generasi Wonderful Indonesia (GenWI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Koperasi.

2. Bidang Sosial dan Budaya

a. Melakukan studi kelayakan terhadap kondisi sosial budaya masyarakat dan kesesuaian program pemerintah dalam bidang pariwisata di daerah perlu terus diukur dan dievaluasi.

b. Investasi-investasi asing yang diimplementasikan oleh lembaga kementerian dan pemerintah daerah sangat penting untuk memberdayakan warga lokal di daerah destinasi, namun program yang sudah berjalan belum terukur keberhasilannya.

c. Setiap program penanaman modal, baik asing maupun lokal yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata daerah, perlu memenuhi Indikator Sosial Budaya dan Kesejahteraan Masyarakat (Social and Cultural Sustainability).

d. Promosi daerah destinasi perlu mengedepankan aura lingkungan suatu daerah (spirit of the place) dan mempertahankan kearifan lokal dan budaya daerah setempat.

e. Menggali kembali makna-makna yang terkandung dalam setiap karya tekstil nusantara (Batik, Tenun, Songket, dsb.) dan kerajinan tangan lainnya yang mencerminkan. Keunikan motif di setiap daerah menjadi kekuatan dan meningkatkan kesan (image) dan ciri khas suatu daerah destinasi pariwisata.

3. Film dan Media Kreatif

a. Mengoptimalkan peran komisi film Indonesia baik tingkat nasional maupun lokal sebagai sarana diplomasi budaya dan promosi destinasi pariwisata melalui film.

b. Memberikan insentif (finansial maupun nonfinansial) bagi produser film lokal maupun internasional, contohnya memberikan potongan harga (cash rebate) dan mempermudah perizinan pembuatan film.

c. Terus mendukung dan mengoptimalkan peran Badan Perfilman Indonesia serta Komisi Film Daerah dalam mengangkat dan membina sutradara/sineas-sineas muda dalam berkarya.

d. Membuat media digital (platform) yang menghubungkan sineas-sineas muda dengan pemerintah serta Badan Perfilman terkait untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi dari kegiatan perfilman.

Page 17: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

17

e. Memberikan insentif khusus bagi para sineas penggiat film bertemakan budaya dan sejarah maupun legenda suatu daerah di Indonesia.

f. Berkolaborasi dengan instansi perfilman internasional utamanya yang memiliki fokus pada pelatihan dan pengembangan budaya daerah.

g. Memberikan beasiswa kepada sineas-sineas muda untuk belajar di institusi pendidikan perfilman ternama di Indonesia maupun luar negeri, terutama bagi para sineas yang berpartisipasi dalam diplomasi budaya.

h. Menggalang dan menggalakkan partisipasi generasi muda Indonesian baik di daerah maupun di luar negeri untuk berpartisipasi dalam membuat film maupun kegiatan komunitas perfilman lokal. Selain itu, kegiatan bisa disinergikan dengan kegiatan Pokdarwis, GenPi, dan GenWI.

i. Membuat program pertukaran sineas lokal dan internasional yang dilaksanakan di daerah pariwisata, serta menghasilkan film pendek atau hasil karya perfilman yang mampu membantu promosi pariwisata lokal.

j. Mendorong sineas untuk senantiasa memasukkan unsur budaya Indonesia dan kearifan lokal dalam cerita populer yang diangkat dalam film (drama, komedi, percintaan, aksi, dsb.).

k. Mengoptimalkan peran komisi film Indonesia sebagai upaya destinasi pariwisata melalui film baik nasional maupun lokal.

4. Media Kreatif

a. Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk melestarikan kebudayaan daerah dan pariwisata dengan Prinsip ABCDE: Access (Akses), Better Experience (Pengalaman yang lebih baik), Connect (Peningkatan dan perluasan konektivitas, baik jaringan maupun hubungan dengan berbagai pihak), Dis-intermediate (Menghubungkan pihak-pihak secara langsung melalui teknologi komunikasi), dan Education (Pemanfaatan TIK atau media digital (platform) untuk memfasilitasi pelatihan dan program edukasi - eLearning).

b. Melibatkan komunitas pemuda dalam inventarisasi budaya lisan maupun permainan tradisional (tradisi mendongeng yang diturunkan oleh Ibu, Nenek, dan lingkungan sekitar) yang tidak hanya dibukukan oleh Badan Kebudayaan Daerah. Kekayaan budaya dan tradisi lisan tersebut dapat dikemas menjadi rute dan tema

Page 18: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

18

dari sebuah tur pariwisata berdongeng (storytelling) di daerah. Pemandu wisata dapat juga mendorong para turis untuk ikut menjadi bagian dalam cerita tersebut dan membaur dengan tradisi masyarakat setempat (Experiential Tourism). Para pemuda, Pokdarwis, dan wisatawan lokal maupun internasional yang terlibat dapat membuat sebuah konten yang dibagikan baik melalui media sosial maupun artikel cerita di media elektronik maupun cetak.

c. Pemberdayaan pembuat konten (content creator) yang didedikasikan untuk penyebaran informasi pariwisata Indonesia melalui blog perjalanan (travel).

d. Memfasilitasi komunitas film di daerah-daerah Indonesia dengan memberikan pelatihan sinematografi dan penaskahan (visual, tulisan, storyboard), untuk mengangkat potensi daerah setempat yang menurut masyarakat lokal dapat dijadikan lokasi pariwisata.

e. Mengemas kearifan lokal dan budaya daerah setempat melalui metode dongeng (storytelling) melalui film dan media kreatif lainnya untuk mempromosikan pariwisata.

f. Membangkitkan partisipasi masyarakat sebagai promotor dalam mengangkat aset pariwisata setempat dengan membuat konten promosi yang disebarkan melalui saluran komunikasi online.

5. Pusat Kerajinan dan Teknologi Komunikasi. Membangun pusat kerajinan ekonomi kreatif yang dikombinasikan dengan teknologi digital dan kearifan lokal, antara lain dengan cara sebagai berikut.

a. Membangun museum kuliner dimana wisatawan domestik maupun lokal bisa mencicipi, melihat, dan mempelajari sejarah dan nilai luhur dari makanan tradisional di Indonesia.

b. Membangun museum dengan kamar ganti virtual (virtual dressing museum), dimana pengunjung bisa mencoba menggunakan baju adat Indonesia tanpa harus benar-benar menggunakannya dengan dukungan teknologi virtual reality (VR).

c. Membangun hotel adat, yaitu hotel dengan konsep rumah tradisional untuk menarik wisatawan domestik maupun internasional.

d. Membangun konsep pusat perbelanjaan bertemakan budaya Indonesia yang diterapkan di luar negeri, sehingga dapat menjadi wadah promosi wisata dan

Page 19: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

19

budaya Indonesia di luar negeri. Sebagai contoh, pemerintah Thailand berencana membangun pusat perbelanjaan di Macau dengan konsep dan tema kebudayaan Thailand.

Rekomendasi untuk Sustainable Tourism 1. Mengoptimalkan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia untuk

kebutuhan pada daerah wisata dengan cara pembuatan riset berbasis pangkalan data mengenai kelapa sawit yang kredibel dan mudah diakses. Kemudian, pengaplikasian sistem keberlanjutan terhadap perkebunan kelapa sawit. Selain itu, edukasi masyarakat mengenai dampak positif dan negatif dari kelapa sawit.

2. Pengembangan potensi wisata margasatwa melalui pengaplikasian rekomendasi 1.

3. Desa/ Kampung Wisata Halal. Pemilihan desa yang akan menjadi objek wisata halal harus melihat beberapa kondisi seperti latar belakang agama, budaya, dan kondisi lingkungan. Desa/Kampung Wisata Halal ini digalang oleh pemuda di bawah naungan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan tujuan untuk menghapus kekhawatiran masyarakat desa tentang dampak negatif dari pariwisata. Selain itu, keuntungan bagi masyarakat lokal adalah mendapatkan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan daerah setempat.

4. Perluasan penggunaan bahasa-bahasa prioritas di Indonesia (Indonesia-Inggris-Mandarin). Ketiga bahasa tersebut dapat digunakan dalam papan-papan informasi dan petunjuk arah. Pemandu wisata dapat pula meningkatkan pengetahuan dan penggunaan bahasa dengan diadakannya pusat bahasa yang menampung pelatihan bahasa, komunitas pemandu wisata dan relawan turis (tourist volunteering) untuk membagikan ilmu mengenai bahasa ibu dari wisatawan ke peserta pelatihan bahasa. Selain itu, pengadaan aplikasi bergerak satu atap (one-stop mobile application) untuk wisatawan dengan menggunakan berbagai macam bahasa lainnya juga dapat diwujudkan.

Page 20: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

20

Rekomendasi untuk Tourism Legislation and Regulation 1. Optimalisasi strategi pemasaran teritorial dimana difokuskan dan melibatkan

penduduk lokal sebagai pelaku yang memiliki peranan penting dalam memajukan pariwisata di daerahnya.

2. Melihat kembali tugas pokok dan fungsi dari masing-masing pihak yang terkait agar tidak saling tumpang tindih dalam memajukan pariwisata dan diharapkan mereka dapat bekerjasama dengan baik.

3. Mengevaluasi ulang proposisi penjualan (unique-selling proposition) di setiap destinasi daerah wisata yang belum terpublikasi dengan baik.

4. Merencanakan pajak kota (penerapan pajak menginap sebanyak 1% dari harga yang dijual; di luar dari pajak dan jasa pemerintah sebanyak 21%) dengan tujuan untuk pengembangan pariwisata di daerah dan menambah fasilitas-fasilitas umum yang mendukung perkembangan pariwisata di destinasi wisata daerah tersebut.

5. Mengoptimalkan pusat informasi turis di daerah terutama daerah termarginalkan. Hal ini dapat diimplementasikan di gerbang utama pariwisata seperti di Bandara, Stasiun Kereta, Terminal Bis, Rumah Adat, bahkan Rumah Kepala Desa.

6. Mengembangkan dan mengoptimalkan saluran media berupa laman satu atap (one step web) seperti www.indonesia.travel dalam pemajuan pariwisata di setiap daerah.

7. Mengoptimalkan kembali lembaga pengembangan sumber daya manusia yang memiliki peranan penting dalam pemajuan pariwisata seperti kesadaran pariwisata dalam pembangunan negara, pembelajaran bahasa asing, pembelajaran hospitality management.

8. Memaksimalkan dana tanggung jawab sosial perusahaan dan dana desa yang masuk kepada pemerintah daerah untuk memajukan daerah dalam segi kebudayaan dan pariwisata.

Page 21: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

21

Kesimpulan Berdasarkan uraian rumusan masalah dan rekomendasi yang ditawarkan, maka dapat disimpulkan bahwa potensi pariwisata berdasarkan alam menjadi prioritas utama dalam program pemerintah. Akan tetapi, pentingnya kelengkapan informasi khususnya di lokasi rawan bencana dan dukungan dana yang berkelanjutan menjadi langkah tepat dalam memajukan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan.

Untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, industri pariwisata Indonesia harus melakukan digitalisasi. Transportasi yang mudah dan akomodasi yang berstandar adalah salah satu hal yang menjadi fokus pembangunan. Tentunya masyarakat dan pihak yang terkait perlu dilibatkan dalam setiap proses dari perencanaan hingga penerapan pembangunan. Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan hendaknya senantiasa memperhatikan dan menjaga aspek sosial budaya masyarakat setempat dengan memperkuat program-program pelestarian Warisan Budaya Bendawi dan Warisan Budaya Tak Benda. Hal ini dilakukan dengan memperkuat dan meningkatkan partisipasi masyarakat utamanya kaum milenial dalam komunitas-komunitas pelestarian budaya dan seni kreatif. Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan peran dalam mewadahi kreasi pemuda melalui inkubasi UKM, kegiatan perfilman budaya dan pelatihan konten media kreatif.

Sistem keberlanjutan sangat penting untuk keberlangsungan pariwisata di Indonesia dimana akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan finansial. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan generasi milenial dapat mempercepat dan mempermudah penerapan sistem keberlanjutan. Pihak-pihak terkait harus dapat terus bersinergi dengan baik dalam memajukan pariwisata di Indonesia.

Page 22: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

22

Lampiran Lampiran kehadiran delegasi Simposium Amerika Eropa ke-6 tahun 2019 di Barcelona yang terlibat dalam kajian dan perumusan rekomendasi.

1. Persatuan Mahasiswa Indonesia di Kanada (PERMIKA)

• Tri Handoko

2. Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS)

• I Dewa Gede Parandita Wiracakra

3. Perhimpunan Pelajar Indonesia di United Kingdom (PPI UK)

• Ghaitsa Zhafira Dinuritra

• Laura Aprilyani

• Muhamad Falah Putra

• Orgea Bungawali

• Redita Aliyah Agustin Utomo

4. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Irlandia (PPI Irlandia)

• Tubagus Aryandi Gunawan

5. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Portugal (PPI Portugal)

• Daya Negri Wijaya

• Ferryan Nugraha

6. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Spanyol (PPI Spanyol)

• Alfonsina Abat Amelanan Torimtubun

• Beladenta Amalia

• Brimoresa Wahyu Dhoran Dhoro

• Dini Kusumawardhani

• Henry Loharja

• Nathaniel Lekatompessy

Page 23: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

23

• Sahilaushafnur Rosyadi

• Sony Saputra

7. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Prancis (PPI Perancis)

• Ridho Indawan Utomo

• Setyawan Ajie Sukarno

• Sri Karina Bangun

8. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belgia (PPI Belgia)

• Nadya Immanuella

9. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda (PPI Belanda)

• Atika Almira

• Mochamad Diaz Alichsan

10. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman)

• Betharie Cendera Arrahmani

• Charisma Winarga Rochadi

• Mabintang Gilang Ranaharyo

• Muhammad Reza Faisal

• Windhu Arya Perdhana Cakti

11. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Austria (PPI Austria)

• Fitriani Amira Subki

12. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Swiss & Lichtenstein (PPI Swiss & Lichtenstein)

• Adnin Qasifa

• Nova Syafni

• Puspita Ayu Permatasari

13. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Hongaria (PPI Hongaria)

• Arif Rahmansyah Darana

Page 24: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

24

• Dyah Ayu Puspita

• Julio Alexander

14. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Polandia (PPI Polandia)

• Dani Alfatwari

• Dwi Rizka Harriami

• Fancawati

• Nadia Puspamaya

• Sri Trisnayanti

15. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Italia (PPI Italia)

• Audrey Faine

• Bunga Zethira

• Halimatusadiyah Purnama Putri

• Kartika Krisnawati

• Sandra Woro Aryani

• Titah Haritul Ichwani

• Vivaldi Liman

• Yovian Prasetya

16. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Finlandia (PPI Finlandia)

• Margaretta Christita

17. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Denmark (PPI Denmark)

• Syariful Anam

18. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki (PPI Turki)

• Fauziah Rufaidah

• Mutiara Yulinar Pribadi

• Nabillah Utama Nihan

Page 25: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

25

19. Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA)

• Dedy Mulyadi Simatupang

• Jeff Timothy Kalengkongan

20. Persatuan Pelajar dan Pemuda Indonesia di Azerbaijan (P3I Azerbaijan)

• Alif Paramardhika Putera

• Muhammad Sultan Zakaria

Page 26: Rekomendasi Barcelona v3ppidunia.org/wp-content/uploads/2019/05/Rekomendasi-Barcelona.pdf · didorong untuk segera menerapkan sistem tiket transportasi harian dan mingguan yang berdiskon

26

Barcelona, 27 April 2019

Atas nama delegasi yang hadir,

Setyawan Ajie Sukarno Teuku Muammar Rizki Taqwa

PPI Perancis PPI Turki

Atas nama penyelenggara Simposium Amerika Eropa ke-6 tahun 2019,

Sahilaushafnur Rosyadi Betharie Cendera Arrahmani

PPI Spanyol PPI Jerman

Atas nama PPI se-Dunia Kawasan Amerika Eropa,

Tubagus Aryandi Gunawan Jeanne Svensky Ligte

PPI Irlandia PPI Spanyol