REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek...

75
ii HALAMAN PERSETUJUAN REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK LIMBAH KOTORAN SAPI Disusun Oleh : FAISYAL ANDRI AMRULLAH I 8106025 Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pembimbing I Pembimbing II Dr.Kuncoro Diharjo, ST., MT NIP. 1971013 199702 1 001 Eko Prasetya Budiana, ST., MT NIP. 19710926 1999031 002

Transcript of REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek...

Page 1: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK

ORGANIK LIMBAH KOTORAN SAPI

Disusun Oleh :

FAISYAL ANDRI AMRULLAH

I 8106025

Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas

Akhir Program Studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Kuncoro Diharjo, ST., MT

NIP. 1971013 199702 1 001 Eko Prasetya Budiana, ST., MT

NIP. 19710926 1999031 002

Page 2: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

iii

HALAMAN PENGESAHAN

REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK

ORGANIK LIMBAH KOTORAN SAPI

Disusun oleh :

Nama : Faisyal Andri A

NIM : I 8106025

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada :

Hari :

Tanggal :

No Nama

1. Dr.Kuncoro Diharjo, ST., MT

NIP. 1971013 199702 1 001

( )

2. Eko Prasetya Budiana, ST., MT

NIP. 19710926 1999031 002

( )

3. Eko Surojo ST.,MT

NIP. 196904112000031006

( )

4. Bambang Kusharjanta,ST.,MT

19691116199702 1 001

( )

Mengetahui, Disahkan,

Ketua Program D-III Teknik Koordinator Proyek Akhir Fakultas Teknik UNS Fakultas Teknik UNS

Zainal Arifin, S.T., M.T. Jaka Sulistya Budi, S.T.

NIP. 19730308 200003 1 001 NIP. 19671019 199903 1 001

Page 3: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

iv

HALAMAN MOTTO

Manusia sepantasnya berusaha dan berdoa, tetapi Tuhan yang

menentukan.

Apa yang kita cita-citakan tidak akan terwujud tanpa disertai tekad dan

usaha yang keras.

Tidak ada suatu rencana tidak dapat terwujud kala kita punya keyakinan

dan mengubah cara pandang kita semua itu dapat terwujud karena tekad

semangat dan keyakinan.

Tiada sesuatu yang paling indah di dunia ini keculai keberhasilan.

Kegagalan merupakan sebuah proses menuju keberhasilan.

Orang yang mengabaikan orang lain lambat laun akan mengabaikan

dirinya sendiri.

Page 4: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

v

PERSEMBAHAN

Sebuah hasil karya yang kami buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang

ingin ku-persembahkan kepada:

Allah SWT, karena dengan rahmad serta hidayah-Nya saya dapat

melaksanakan `Tugas Akhir’ dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan ini

dengan lancar

Kedua Orang Tua yang aku sayangi yang telah memberi dorongan moril

maupun meteril serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan

tugas akhir ini.

Kakak dan ade`-ade`ku yang aku sayangi, ayo kejar cita-citamu.

My love yang aku cintai dan sayangi yang selalu mendukungku dalam suka

maupun duka, siang maupun malam.

D III Produksi dan Otomotif angkatan 06’ yang masih tertinggal, jangan patah

semangat dan berjuang demi masa depan.

Ade’-ade’ angkatanku, tingkatkan mutu dan kualitas diri, jangan pernah

menyerah!!!

Page 5: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

vi

ABSTRAKSI

Faisyal Andri A, 2010, REKAYASA MIXER PEMBUATAN PUPUK

ORGANIK LIMBAH KOTORAN SAPI, Program study diploma III Mesin

Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pondok pesantren Abdurrahman Bin Auf di klaten mempunyai peternakan

sapi cukup banyak, sehingga menghasilkan kotoran yang banyak. Kotoran ini

dikumpulkan dan digunakan untuk pemembuatan biogas. Sisa kotoran hasil

biogas dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk pertanian. Proyek Akhir ini

bertujuan untuk merencanakan, membuat, dan menguji mesin mixer sebelum

pelletisasi untuk keperluan homogenisasi pupuk kotoran sapi.

Metode dalam perancangan mesin ini adalah studi pustaka dan pengujian

alat. Alat ini memiliki bagian utama yaitu tabung pengaduk bersudu. Untuk

mentransmisikan daya dari motor ke reducer menuju ke poros melalui puli, V-

belt, juga gear dan rantai. Proses pembuatannya melalui beberapa tahapan yaitu

pemotongan, pembubutan, pengelasan, pelubangan dan perakitan komponen.

Dari hasil perancangan dan pembuatan mesin mixer didapatkan mesin

dengan spesifikasi sebagai berikut: diameter poros = 24 mm, diameter tabung =

550 mm, panjang tabung = 800 mm, keliling lubang masukan = 690 mm. Dari uji

alat yang dilakukan mesin mixer ini dapat mencetak homogenisasi pupuk kotoran

sapi dengan kapasitas 120 kg/jam.

Page 6: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang memberikan limpahan rahmat,

karunia dan hidayah-Nya, sehingga laporan Proyek Akhir dengan judul

REKAYASA MIXER PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LIMBAH

KOTORAN SAPI ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa halangan suatu

apapun. Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

kelulusan bagi mahasiswa DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam laporan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas

bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Zainal Arifin, ST.,MT Selaku ketua program DIII Teknik Mesin Universitas

Sebelas Maret.

2. Bapak Dr. Kuncoro Diharjo, ST., MT. Selaku pembimbing Proyek Akhir I.

3. Bapak Eko Prasetya Budiana, ST., MT Selaku pembimbing Proyek Akhir II.

4. Bapak Jaka Sulistya Budi, ST. Selaku koordinator proyek akhir.

5. Bapak dan Ibu di rumah atas segala bentuk dukungan dan doanya.

6. Rekan-rekan mahasiswa D III Produksi dan Otomotif angkatan 2006 .

7. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi pembaca bagi pada umumnya. Amin.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 7: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................... v

ABSTRAKSI.......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR NOTASI ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah................................................................................. 2

1.4. Tujuan Proyek Akhir .......................................................................... 2

1.5. Manfaat Proyek Akhir ........................................................................ 2

1.6. Metode Pemecahan Masalah .............................................................. 3

BAB II DASAR TEORI.......................................................................................... 4

2.1. Puli dan Sabuk.................................................................................... 4

2.2. Bantalan.............................................................................................. 8

2.3. Poros................................................................................................... 9

2.4. Statika............................................................................................... 12

2.5. Proses Pengelasan ............................................................................ 14

2.6. Proses Permesinan............................................................................ 16

2.7. Pemilihan Mur dan Baut .................................................................. 29

BAB III ANALISA PERHITUNGAN.................................................................. 22

3.1. Prinsip Kerja..................................................................................... 22

3.2. Perhitungan dan Analisis ................................................................. 23

3.2.1. Menentukan Putaran Poros Motor ....................................... 23

Page 8: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

ix

3.2.2 Perencanaan reduksi putaran ................................................ 24

3.2.3. Perhitungan Rantai dan sprocket.......................................... 28

3.3. Perencanaan Poros: .......................................................................... 30

3.4. Perhitungan Rangka ........................................................................ 37

3.5. Perencanaan Mur dan Baut ............................................................. 42

3.5.1 Baut Pada Dudukan Motor ...................................................... 42

3.5.2 Baut Pada Dudukan Reduce .................................................... 45

3.6. Perencanaan Bantalan ...................................................................... 47

3.7. Perhitungan Las................................................................................ 48

BAB IV PROSES PRODUKSI............................................................................. 51

4.1. Pembuatan poros .............................................................................. 51

4.2. Waktu Permesinan .......................................................................... 52

4.3. Membuat rangka............................................................................... 55

4.4. Proses pengecatan ............................................................................ 56

4.5. Perakitan........................................................................................... 56

4.6. Estimasi Biaya.................................................................................. 57

4.7. Perawatan Mesin .............................................................................. 59

BAB V PENUTUP................................................................................................ 61

5.1. Kesimpulan……………………………………………………….. 61

5.2 Saran………………………………………………………………. 61

Page 9: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar sabuk dan sudut kontak puli(Khurmi dan Gupta, 2002) ....... 5

Gambar 2.2. Jenis-jenis bantalan gelinding (Sularso dan suga, 1978).................... 9

Gambar 2.3. Sketsa prinsip statika kesetimbangan (Popov, 1996) ....................... 12

Gambar 2.4. Sketsa gaya dalam (Popov, 1996) .................................................... 13

Gambar 2.5. Sketsa reaksi tumpuan rol (Popov, 1996)......................................... 14

Gambar 2.6. Sketsa reaksi tumpuan sendi (Popov, 1996)..................................... 14

Gambar 2.7. Sketsa reaksi tumpuan jepit (Popov, 1996t ...................................... 15

Gambar 3.1. Sketsa mesin rekayasa Mixer ........................................................... 22

Gambar 3.2. Skema pembebanan pada poros ....................................................... 31

Gambar 3.3. Potongan yang dianalisa .................................................................. 32

Gambar 3.4.Potongan X-X (C- A) ........................................................................ 32

Gambar 3.5. Potongan Y-Y (A-D) ........................................................................ 33

Gambar 3.6.Potongan A-A (B-E).......................................................................... 34

Gambar 3.7.Potongan Z-Z (B-D) .......................................................................... 34

Gambar 3.8.Diagram Gaya Normal ...................................................................... 35

Gambar 3.9.Diagram Gaya Geser ......................................................................... 35

Gambar 3.10.Diagram Momen Lentur .................................................................. 36

Gambar 3.11 Pembebanan pada salah satu rangka ............................................... 36

Gambar 3.12. Analisa Pembebanan salah satu rangka.......................................... 37

Gambar 3.13.Diagram gaya geser (A-E-B)........................................................... 37

Gambar 3.14 Diagram momen lentur (A-E-B) ..................................................... 38

Gambar 3.15 Diagram gaya pada rangka .............................................................. 38

Gambar 3.16 Diagram gaya normal ...................................................................... 39

Gambar 3.17 Diagram pembebanan pada batang A-C.......................................... 39

Gambar 3.18 SFD batang A-C .............................................................................. 40

Gambar 3.19 NFD batang A-C ............................................................................. 40

Gambar 3.20 BMD batang A-C ............................................................................ 40

Gambar 4.1. Poros Transmisi ............................................................................... 51

Page 10: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

xi

Gambar 4.2. Konstruksi rangka ............................................................................ 55

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Kecepatan pahat HSS (mm/menit).......................................................62

Tabel 4.2. Kecepatan pemakanan pahat (mm/rev) .............................................. 52

Tabel 4.3. Daftar harga komponen mesin ............................................................ 57

Tabel 4.4. Daftar harga komponen cat ................................................................. 58

Tabel 4.5. Daftar harga pengerjaan ...................................................................... 58

Page 11: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

xii

DAFTAR NOTASI

A = luas penampang (mm2).

b = tebal roda gigi (mm).

d = diameter (mm).

Dp = diameter puli besar (m)

F = gaya (N).

i = jumlah langkah pemakanan.

L = panjang pembubutan (mm).

l = jarak (mm).

M = momen (kg.m).

m = modul (mm).

Me = momen ekivalen (kg.m).

N,n = kecepatan putaran (rpm).

P = daya motor (watt).

r = jari-jari (mm).

s = kecepatan pemakanan (mm/rev).

T = torsi (kg.m).

Te = torsi ekivalen (kg.m).

Tc = Tegangan sentrifugal (N)

= Sudut kontak puli (rad)

TP = jumlah gigi pinion.

v = kecepatan (m/s).

dP = daya motor (watt)

WA = beban aksial pada gigi (N).

WT = beban tangensial pada gigi (N).

y’ = faktor pinion.

z = jumlah gigi pahat frais.

= sudut kemiringan gigi (derajat).

σ = tegangan tekan (N/mm2).

w = tegangan kerja ijin (N/mm

2).

Page 12: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan peninjauan di lapangan pada Pondok Pesantren

Abdurrahman Bin Auf yang memiliki luas lahan kurang lebih mencapai

lima hektar mempunyai beberapa unit usaha, diantaranya peternakan

ayam, dan peternakan sapi. Pondok Pesantren berkapasitas 120 orang

santri ini memiliki sekitar 4.000 ekor ayam dan 100 ekor sapi yang

dipisahkan dalam empat kandang ayam dan dua kandang sapi. Dengan

jumlah sapi mencapai 100 ekor, volume kotoran yang dihasilkan sekitar

2.360 kg/hari. Kotoran ini dikumpulkan dan digunakan untuk membuat

biogas. Sisa kotoran setelah dibuat biogas digunakan untuk pupuk

pertanian. Sebagian pupuk ini digunakan sendiri dan yang lain dijual.

Penggunaan pupuk ini masih dalam bentuk serbuk, sehingga

menimbulkan beberapa masalah antara lain: pemerataan pupuk dalam

bentuk ini dirasa kurang begitu mudah dan berdebu. Permasalahan

pemerataan dan berdebu ini dapat diatasi dengan mengolahnya menjadi

pellet. Pembuatan pellet membutuhkan teknologi dan mesin-mesin tepat

guna.

Pembuatan pellet adalah proses mengkompresikan kotoran sapi

berbentuk serbuk untuk menghasilkan pupuk yang berbentuk silindris.

Namum sebelum proses peletisasi kotoran sapi harus dicampur dengan

cairan tetes tebu menggunakan mesin mixer. Mesin mixer memberikan

keuntungan dalam pencampuran cairan tetes tebu dengan kotoran sapi

lebih efisien waktu dan lebih merata. Sehingga hasil pupuk yang dibuat

semakin berkualitas tinggi bagi tanaman. Beberapa keuntungan ini yang

mendorong kami untuk membuat mesin mixer.

Page 13: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

2

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah bagaimana

merancang, membuat, dan menguji mixer dengan tabung yang berputar

dengan penggerak motor bensin yang sederhana dan efektif. Masalah

yang akan diteliti meliputi:

1. Cara kerja mesin.

2. Pemilihan bahan dalam proses pembuatan komponen mesin.

3. Analisa perhitungan mesin.

4. Perkiraan perhitungan biaya.

5. Pembuatan mesin.

6. Pengujian campuran kotoran sapi dengan tetes tebu.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada proyek akhir ini adalah:

1. Perhitungan dibatasi hanya pada komponen mesin yang meliputi:

perhitungan putaran rantai, roda gigi, poros, bantalan, kekuatan rangka,

dan kekuatan las.

2. Daya motor yang digunakan 5,5 HP.

3. Kapasitas volume tabung adalah 40 Kg

1.4. Tujuan Proyek Akhir

Tujuan dari proyek akhir ini adalah supaya mahasiswa dapat

merancang,membuat, dan menguji mesin rekayasa mixer pembuatan

pupuk organik limbah kotoran sapi untuk dimanfaatkan sebagai usaha

yang berguna.

1.5. Manfaat Proyek Akhir

Proyek akhir ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1) Secara Teoritis

Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang perencanaan,

pembuatan, dan pengujian alat rekayasa mixer pembuatan pupuk

organik limbah kotoran sapi sistem putar drum sentrifugal.

Page 14: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

3

2) Secara Praktis

Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah

khususnya dalam bidang mata kuliah kerja bangku dan plat,

permesinan, mekanika teknik, elektronika, dan elemen mesin serta

mengetahui karakteristik setiap komponen yang digunakan beserta cara

kerjanya.

1.6. Metode Pemecahan Masalah

Dalam penyusunan laporan ini penulis mengunakan beberapa

metode untuk merancang rekayasa mixer pembuatan pupuk

organik limbah kotoran sapi antara lain:

a. Studi pustaka.

Yaitu data diperoleh dengan merujuk pada beberapa literatur sesuai

dengan permasalahan yang dibahas.

b. Pengujian alat.

Yaitu dengan melakukan beberapa kali percobaan/pembuatan langsung

untuk mendapatkan mesin dengan spesifikasi yang dikehendaki.

Page 15: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

4

BAB II

DASAR TEORI

Untuk melakukan perhitungan pada komponen mesin ini diperlukan dasar-

dasar perhitungan yang sudah menjadi standar internasional. Perhitungan ini akan

memperkecil ketidaksesuaian dari material maupun komponen mesin. Hal-hal

yang berkaitan dengan perancangan mesin ini meliputi:

2.1 Puli dan Sabuk

Puli merupakan salah satu elemen dalam mesin yang mereduksi putaran

dari motor bensin menuju reducer, ini juga berfungsi sebagai kopling putaran

motor bensin dengan reducer. Puli dapat terbuat dari besi cor, baja cor, baja

pres, atau aluminium (Khurmi dan Gupta, 2002) .

Sabuk berfungsi sebagai alat yang meneruskan daya dari satu poros ke

poros yang lain melalui dua puli dengan kecepatan rotasi sama maupun

berbeda. Tipe sabuk antara lain: sabuk flat, sabuk V, dan sabuk circular.

Faktor-faktor dalam perencanaan sabuk (Khurmi dan Gupta, 2002) :

1. Perbandingan kecepatan

Perbandingan antara kecepatan puli penggerak dengan puli pengikut

ditulis dengan persamaan sebagai berikut (Khurmi dan Gupta, 2002) :

2

1

1

2

D

D

N

N ....................................................................................……..( 2.1 )

dengan:

D1 = Diameter puli penggerak (mm)

D2 = Diameter puli pengikut (mm)

N1 = Kecepatan puli penggerak (rpm)

N2 = Kecepatan puli pengikut (rpm)

Page 16: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

5

T1

c

T2

DP1 Dp2

Gambar 2.1. Panjang sabuk dan sudut kontak pada sabuk terbuka (Khurmi dan Gupta, 2002)

2. Perhitungan panjang sabuk

Perhitungan panjang sabuk ditulis dengan persamaan sebagai berikut

(Sularso dan Suga, 1978) :

L = 2C + π/2 ( Dp + dp ) + ¼c ( Dp – dp )² .........................................( 2.2 )

dengan:

L = Panjang sabuk ( cm )

C = Jarak sumbu poros ( m )

Dp = Diameter puli besar ( m )

dp = Diameter puli kecil ( m )

3. Jarak antara kedua poros

Perhitungan jarak kedua poros ditulis dengan persamaan sebagai berikut

(Sularso dan Suga, 1978) :

C = b + √b² - 8 ( Dp – dp )² .................................................................( 2.3 )

8

dimana :

b = 2h – 3,14 ( Dp – dp ) .....................................................................( 2.4 )

4. Sudut singgung sabuk dan puli

Perhitungan sudut singgung sabuk dan puli ditulis dengan persamaan

sebagai berikut (Khurmi dan Gupta, 2002) :

sin α = X

rr 21 ........................................................................................(2.5 )

Page 17: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

6

dengan :

α = Sudut singgung sabuk dan puli ( ˚ )

R = Jari-jari puli besar ( m )

r = Jari-jari puli kecil ( m )

5. Sudut kontak puli

Perhitungan sudut kontak puli ditulis dengan persamaan sebagai berikut

(Khurmi dan Gupta, 2002) :

= ( 180 + 2.α ) π/180 ........................................................................( 2.6 )

= Sudut kontak puli ( ˚ )

6. Kecepatan sabuk

Perhitungan kecepatan sabuk ditulis dengan persamaan sebagai berikut

(Khurmi dan Gupta, 2002) :

V =60

.. nd ( m/s ) ..........................................................................( 2.7 )

dengan :

d = Diameter puli roll ( m )

n = Putaran roll ( rpm )

7. Gaya sentrifugal

Perhitungan gaya sentrifugal ditulis dengan persamaan sebagai berikut

(Khurmi dan Gupta, 2002) :

Tc = m . ( V )² ..................................................................................... ( 2.8 )

dengan :

Tc = Tegangan sentrifugal

m = Massa sabuk ( kg/m )

V = Kecepatan keliling sabuk ( m )

8. Besarnya gaya yang bekerja pada sabuk V

Perhitungan gaya gaya yang bekerja pada sabuk V ditulis dengan

persamaan sebagai berikut (Khurmi dan Gupta, 2002) :

2,3 log

TcT

TcT

t

t

2

1 ..........................................................................( 2.9 )

1tT = Tegangan total sisi kencang (N)

2tT = Tegangan total sisi kendor (N)

Page 18: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

7

= Koefisien geser antara sabuk dan puli

= Sudut kontak puli (rad)

9. Perhitungan Penggunaan Jumlah Sabuk

Perhitungan penggunaan jumlah sabuk ditulis dengan persamaan sebagai

berikut (Khurmi dan Gupta, 2002) :

Ps = ( 1T – 2T ) . V..............................................................................( 2.10 )

P = Ps : daya yang ditransmisikan sabuk ( watt )

1T = F1 : gaya tegang sabuk sisi kencang ( kg )

2T = F2 : gaya tegang sabuk sisi kendor ( kg )

V = Kecepatan linier ( m/s )

10. Jumlah Sabuk Yang Diperlukan

Perhitungan jumlah sabuk yang diperlukan ditulis dengan persamaan

sebagai berikut (Sularso dan Suga, 1978):

N =s

d

P

P ..................................................................................... ……( 2.11 )

Dengan :

dP : Daya motor (watt)

sP : Daya yang ditransmisikan sabuk (watt)

11. Menentukan banyaknya gigi sprocket

Perhitungan untuk menentukan banyaknya gigi sproket ditulis dengan

persamaan sebagai berikut (Sularso dan Suga, 1978):

2

1.12

n

ZnZ ..................................................................................... ( 2.12 )

dengan :

2Z = Jumlah gigi sprocket pada poros I (penggerak)

1Z = Jumlah gigi sprocket pada poros II (yang digerakkan)

1n = Putaran pada poros I (rpm)

2n = Putaran pada poros II (rpm

Menentukan Diameter Jarak Bagi Sprocket

Perhitungan untuk menentukan diameter jarak bagi sproket ditulis dengan

persamaan sebagai berikut (Sularso dan Suga, 1978):

Page 19: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

8

1

0 /180sin Z

pdp .............................................................................( 2.13 )

2

0 /180sin Z

pDp .......................................................................... ( 2.14 )

dengan :

dp = Diameter lingkaran jarak bagi sprocket poros I (mm)

Dp = Diameter lingkaran jarak bagi sprocket poros II (mm)

P = Jarak bagi rantai (mm)

2Z = Jumlah gigi sprocket pada poros I

1Z = Jumlah gigi sprocket pada poros II

2.2 Bantalan

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros

yang berbeban dan mengurangi gesekan pada poros, sehingga putaran poros

dapat berlangsung secara halus. Pelumas digunakan untuk mengurangi panas

yang dihasilkan dari gesekan tersebut. Secara garis besar bantalan dapat

diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu (Sularso dan Suga, 1987):

1. Bantalan Luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dengan bantalan yang

dapat menimbulkan panas yang besar sehingga untuk mengatasi hal

tersebut diberikan lapisan pelumas antara poros dengan bantalan (Sularso

dan Suga, 1987).

2. Bantalan Gelinding

Pada bantalan gelinding ini terjadi gesekan antara bagian yang

berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding, sehingga

gesekan yang terjadi menjadi lebih kecil. Berdasarkan arah beban terhadap

poros bantalan dibagi menjadi 3 macam yaitu (Sularso dan Suga, 1987):

1. Bantalan radial

Pada bantalan ini arah beban adalah tegak lurus dengan sumbu poros.

2. Bantalan aksial

Pada bantalan ini arah beban adalah sejajar dengan sumbu poros.

Page 20: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

9

3. Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak

lurus dengan sumbu poros.

Gambar 2.2. Jenis-jenis bantalan gelinding (Sularso dan Suga, 1978)

2.3 Poros

Poros merupakan bagian yang berputar, dimana terpasang elemen

pemindah gaya, seperti roda gigi, bantalan dan lain-lain. Poros bisa menerima

beban-beban tarikan, lenturan, tekan atau puntiran yang bekerja sendiri-sendiri

maupun gabungan satu dengan yang lainnya. Kata poros mencakup beberapa

variasi seperti shaft atau axle (as). Shaft merupakan poros yang berputar

dimana akan menerima beban puntir, lenturan atau puntiran yang bekerja

sendiri maupun secara gabungan. Sedangkan axle (as) merupakan poros yang

diam atau berputar yang tidak menerima beban puntir (Khurmi dan Gupta,

2002).

Jenis poros yang lain (Sularso dan Suga, 1987) adalah jenis poros

transmisi. Poros ini akan mentransmisikan daya meliputi kopling, roda gigi,

puli, sabuk, atau sproket rantai dan lain-lain. Poros jenis ini memperoleh

beban puntir murni atau puntir dan lentur.

Page 21: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

10

Untuk merencanakan suatu poros maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut (Sularso dan Suga, 1987):

1. Kekuatan Poros.

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau gabungan

antara puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban tarik

atau tekan. Oleh karena itu, suatu poros harus direncanakan hingga cukup

kuat untuk menahan beban-beban di atas.

2. Kekakuan Poros.

Meskipun suatu poros mempunyai kekuatan cukup tetapi jika

lenturan puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian atau

getaran dan suara, karena itu disamping kekuatan poros, kekakuannya juga

harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan

dilayani poros tersebut.

3. Korosi.

Baja tahan korosi dipilih untuk poros. Bila terjadi kontak fluida

yang korosif maka perlu diadakan perlindungan terhadap poros supaya

tidak terjadi korosi yang dapat menyebabkan kekuatan poros menjadi

berkurang.

4. Bahan Poros.

Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik

dingin dan finishing, baja konstruksi mesin yang dihasilkan dari ingot

yang di ”cill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan dicor,

kadar karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak

kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang

seimbang. Poros-poros untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat

umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan

terhadap keausan.

Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk poros

menggunakan persamaan sebagai berikut (Khurmi dan Gupta, 2002):

1. Torsi

Page 22: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

11

Nxx

PxT

2

60 ............................................................................. (2.15)

Keterangan :

T = Torsi maksimum yang terjadi (kg.m).

P = Daya motor (W).

N = Kecepatan putaran poros (rpm).

2. Torsi ekivalen

22 TMTe ....................................................................... (2. 16)

Diameter poros :

3.

16

s

e

x

Txd

.......................................................................... (2. 17)

Keterangan :

Te = Torsi ekivalen (kg.m).

T = Torsi maksimum yang terjadi (kg.m).

M = Momen maksimum yang terjadi (kg.m).

s = Tegangan geser maksimum yang terjadi (kg/cm2).

d = Diameter poros (cm).

3. Momen ekivalen

Me = 22

2

1TMM ...................................................................( 2.18 )

Diameter poros :

332

b

e

x

Mxd

........................................................................( 2.19 )

Keterangan :

Me = Momen ekivalen (kg.m).

b = Tegangan tarik maksimum yang terjadi (kg/cm2).

2.4 Statika

Page 23: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

12

Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statika dari suatu beban

terhadap gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan tersebut.

Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi

suatu obyek tinjauan utama dan meliputi gaya luar dan gaya dalam. Gaya luar

adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar sistem yang

pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi.

Gambar 2.3. Sketsa prinsip statika kesetimbangan ( Popov, 1996 )

Jenis bebannya dibagi menjadi:

1. Beban dinamis adalah beban sementara dan dapat dipindahkan pada

konstruksi.

2. Beban statis adalah beban yang tetap dan tidak dapat dipindahkan pada

konstruksi.

3. Beban terpusat adalah beban yang bekerja pada suatu titik.

4. Beban terbagi adalah beban yang terbagi merata sama pada setiap satuan

luas.

5. Beban terbagi variasi adalah beban yang tidak sama besarnya tiap satuan

luas.

6. Beban momen adalah hasil gaya dengan jarak antara gaya dengan titik

yang ditinjau.

7. Beban torsi adalah beban akibat puntiran.

Beban

Reaksi

Reaksi Reaksi

Page 24: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

13

Gambar 2.4. Sketsa gaya dalam ( Popov, 1996 )

Gaya dalam dapat dibedakan menjadi :

1. Gaya normal (normal force) adalah gaya yang bekerja sejajar sumbu

batang.

2. Gaya lintang/geser (shearing force) adalah gaya yeng bekerja tegak lurus

sumbu batang.

3. Momen lentur (bending momen).

Persamaan kesetimbangannya adalah (Popov, 1996):

- Σ F = 0 atau Σ Fx = 0

Σ Fy = 0 (tidak ada gaya resultan yang bekerja pada suatu benda)

- Σ M = 0 atau Σ Mx = 0

Σ My = 0 (tidak ada resultan momen yang bekerja pada suatu

benda)

4. Reaksi.

Reaksi adalah gaya lawan yang timbul akibat adanya beban. Reaksi sendiri

terdiri dari :

1. Momen.

(M)= F x s .....................................................................................(2.20)

di mana :

M = Momen (N.mm).

F = Gaya (N).

Page 25: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

14

S = Jarak (mm).

2. Torsi.

3. Gaya.

5. Tumpuan

Dalam ilmu statika, tumpuan dibagi atas:

1. Tumpuan roll/penghubung.

Tumpuan ini dapat menahan gaya pada arah tegak lurus penumpu,

biasanya penumpu ini disimbolkan dengan.

Gambar 2.5. Sketsa reaksi tumpuan rol (Popov, 1996 )

2. Tumpuan sendi.

Tumpuan ini dapat menahan gaya dalam segala arah.

Gambar 2.6. Sketsa reaksi tumpuan sendi (Popov, 1996)

3. Tumpuan jepit.

Tumpuan ini dapat menahan gaya dalam segala arah dan dapat

menahan momen.

Gambar 2.7. Sketsa reaksi tumpuan jepit (Popov, 1996)

Reaksi

Reaksi

Momen

Reaksi

Reaksi

Reaksi

Page 26: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

15

4. Diagram gaya dalam.

Diagram gaya dalam adalah diagram yang menggambarkan

besarnya gaya dalam yang terjadi pada suatu konstruksi. Sedang

macam-macam diagram gaya dalam itu sendiri adalah sebagai berikut

(Popov, 1996) :

1. Diagram gaya normal (NFD), diagram yang menggambarkan

besarnya gaya normal yang terjadi pada suatu konstruksi.

2. Diagram gaya geser (SFD), diagram yang menggambarkan

besarnya gaya geser yang terjadi pada suatu konstruksi.

3. Diagram moment (BMD), diagram yang menggambarkan besarnya

momen lentur yang terjadi pada suatu konstruksi.

2.5 Proses Pengelasan

Dalam proses pengelasan rangka, jenis las yang digunakan adalah las

listrik DC dengan pertimbangan akan mendapatkan sambungan las yang kuat.

Pada dasarnya instalasi pengelasan busur logam terdiri dari bagian–bagian

penting sebagai berikut (Kenyon, 1985):

1. Sumber daya, yang bisa berupa arus bolak balik (ac) atau arus searah (dc).

2. Kabel timbel las dan pemegang elektroda.

3. Kabel balik las (bukan timbel hubungan ke tanah) dan penjepit.

4. Hubungan ke tanah.

Fungsi lapisan elektroda dapat diringkaskan sebagai berikut :

1. Menyediakan suatu perisai yang melindungi gas sekeliling busur api dan

logam cair.

2. Membuat busur api stabil dan mudah dikontrol.

3. Mengisi kembali setiap kekurangan yang disebabkan oksidasi elemen–

elemen tertentu dari genangan las selama pengelasan dan menjamin las

mempunyai sifat–sifat mekanis yang memuaskan.

4. Menyediakan suatu terak pelindung yang juga menurunkan kecepatan

pendinginan logam las dan dengan demikian menurunkan kerapuhan

akibat pendinginan.

Page 27: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

16

5. Membantu mengontrol (bersama–sama dengan arus las) ukuran dan

frekuensi tetesan logam cair.

6. Memungkinkan dipergunakannya posisi yang berbeda.

Dalam las listrik, panas yang akan digunakan untuk mencairkan logam

diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dan

kawat logam yang disebut elektroda. Elektroda ini terpasang pada pegangan

atau holder las dan didekatkan pada benda kerja hingga busur listrik terjadi.

Karena busur listrik itu, maka timbul panas dengan temperatur maksimal

3450oC yang dapat mencairkan logam (Kenyon, 1985).

1. Sambungan las

Ada beberapa jenis sambungan las, yaitu:

Butt join

Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang yang

sama.

Lap join

Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang yang

pararel.

Edge join

Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang

paparel, tetapi sambungan las dilakukan pada ujungnya.

T- join

Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas tegak lurus satu sama lain.

Corner join

Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas tegak lurus satu sama lain.

2. Memilih besarnya arus

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada diameter

elektroda dan jenis elektroda. Tipe atau jenis elektroda tersebut misalnya:

E 6010, huruf E tersebut singkatan dari elektroda, 60 menyatakan

kekuatan tarik terendah setelah dilaskan adalah 60.000 kg/mm2, angka 1

menyatakan posisi pengelasan segala posisi dan angka 0 untuk pengelasan

Page 28: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

17

datar dan horisontal. Angka keempat adalah menyatakan jenis selaput

elektroda dan jenis arus (Kenyon, 1985).

Besar arus listrik harus sesuai dengan elektroda, bila arus listrik terlalu

kecil, maka:

- Pengelasan sukar dilaksanakan.

- Busur listrik tidak stabil.

- Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan benda

kerja.

- Hasil pengelasan atau rigi-rigi las tidak rata dan penetrasi kurang

dalam.

Apabila arus terlalu besar maka:

- Elektroda mencair terlalu cepat.

- Hasil pengelasan atau rigi-rigi las menjadi lebih besar permukaannya

dan penetrasi terlalu dalam.

2.6 Proses Permesinan

Proses permesinan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan

elemen-elemen mesin, yang meliputi proses kerja mesin dan waktu

pemasangan. Pada umumnya mesin-mesin perkakas mempunyai bagian utama

sebagai berikut (Scharkus dan Jutz, 1996):

1. Motor penggerak (sumber tenaga).

2. Kotak transmisi (roda-roda gigi pengatur putaran).

3. Pemegang benda kerja.

4. Pemegang pahat/alat potong.

Macam-macam gerak yang terdapat pada mesin perkakas sebagai berikut

(Scharkus dan Jutz, 1996) :

1. Gerak utama (gerak pengirisan).

Adalah gerak yang menyebabkan mengirisnya alat pengiris pada benda

kerja. Gerak utama dapat dibagi :

Gerak utama berputar

Misalnya pada mesin bubut, mesin frais, dan mesin drill.

Page 29: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

18

Mesin perkakas dengan gerak utama berputar biasanya mempunyai

gerak pemakanan yang kontinyu.

Gerak utama lurus

Misalnya pada mesin sekrap.

Mesin perkakas dengan gerak utama lurus biasanya mempunyai gerak

pemakanan yang periodik.

2. Gerak pemakanan.

Gerak yang memindahkan benda kerja atau pahat tegak lurus pada gerak

utama.

3. Gerak penyetelan.

Menyetel atau mengatur tebal tipisnya pemakanan, mengatur dalamnya

pahat masuk dalam benda kerja

Adapun macam-macam mesin perkakas yang digunakan antar lain:

Mesin bubut

Prinsip kerja mesin mesin bubut adalah benda kerja yang berputar

dan pahat yang menyayat baik memanjang maupun melintang. Benda

kerja yang dapat dikerjakan pada mesin bubut adalah benda kerja yang

silindris, sedangkan macam-macam pekerjaan yang dapat dikerjakan

dengan mesin ini adalah antara lain (Scharkus dan Jutz, 1996):

- pembubutan memanjang dan melintang

- pengeboran

- pembubutan dalam atau memperbesar lubang

- membubut ulir luar dan dalam

Perhitungan waktu kerja mesin bubut adalah:

1. Kecepatan pemotongan (v).

V= π.D.N .....................................................................................(2.21)

dimana :

D = Diameter banda kerja (mm).

N = Kecepatan putaran (rpm).

2. Pemakanan memanjang

waktu permesinan pada pemakanan memenjang adalah :

Page 30: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

19

n = d

v

.

1000.

.....................................................................................(2.22)

Tm = nS

L

r .......................................................................................(2.23)

Dimana :

Tm = Waktu permesinan memanjang (menit)

L = Panjang pemakanan (mm)

S = Pemakanan (mm/put)

N = Putaran mesin (rpm)

d = Diameter benda kerja (mm)

v = Kecepatan pemakanan (m/menit)

3. Pada pembubutan melintang

waktu permesinan yang dibutuhkan pada waktu pembubutan melitang

adalah :

Tm = nS

r

r ....................................................................................... (2.24)

Dimana :

r = Jari-jari bahan (mm)

Mesin Bor

Mesin bor digunakan untuk membuat lubang (driling) serta

memperbesar lubang (boring) pada benda kerja. Jenis mesin bor adalah

sebagai berikut (Scharkus dan Jutz, 1996):

1. Mesin bor tembak

2. Mesin bor vertikal

3. Mesin bor horisontal

Pahat bor memiliki dua sisi potong, proses pemotongan dilakukan

dengan cara berputar. Putaran tersebut dapat disesuaikan atau diatur

sesuai dengan bahan pahat bor dan bahan benda kerja yang dibor.

Gerakan pemakanan pahat bor terhadap benda kerja dilakukan dengan

menurunkan pahat hingga menyayat benda kerja. Waktu permesinan

pada mesin bor adalah (Scharkus dan Jutz, 1996):

Page 31: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

20

Tm = nxS

L

r

............................................................................... (2.25)

n = dx

xv

1000................................................................................. (2.26)

L = l + 0,3 x d............................................................................... (2.27)

`Dimana:

d = Diameter pelubangan (mm)

2.7 Pemilihan Mur dan Baut

Pemilihan mur dan baut merupakan pengikat yang sangat penting. Untuk

mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur

sebagai alat pengikat harus dilakukan secara teliti dan direncanakan dengan

matang di lapangan. Tegangan maksium pada baut dihitung dengan persamaan

di bawah ini (Khurmi dan Gupta, 1980):

σ maks = A

F..................................................................................... (2.28)

=

4

2dx

F

Bila tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser dan tarik bahan,

maka penggunaan mur-baut aman. Baut berbentuk panjang bulat berulir,

mempunyai fungsi antara lain (Khurmi dan Gupta, 2002):

Sebagai pengikat

Baut sebagai pengikat dan pemasang yang banyak digunakan ialah ulir

profil segitiga (dengan pengencangan searah putaran jarum jam). Baut

pemasangan untuk bagian-bagian yang berputar dibuat ulir berlawanan

dengan arah putaran dari bagian yang berputar, sehingga tidak akan

terlepas pada saat berputar.

Sebagai pemindah tenaga

Contoh ulir sebagian pemindah tenaga adalah dongkrak ulir, transportir

mesin bubut, berbagai alat pengendali pada mesin-mesin. Batang ulir

seperti ini disebut ulir tenaga (power screw).

Tegangan geser maksimum pada baut

Page 32: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

21

max =

nxdx

F

c2

4

......................................................................(2.29)

Dimana :

max = Tegangan geser maksimum (N/mm2)

F = Beban yang diterima (N)

dc = Diameter baut (mm)

r = Jari-jari baut (mm)

n = Jumlah baut

Page 33: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

BAB III

ANALISA PERHITUNGAN

3.1. Prinsip Kerja

Gambar 3.1 Sketsa mesin rekayasa mixer pembuatan pupuk

Mesin rekayasa mixer pembuatan pupuk organik limbah kotoran

sapi sistem pemasukan dengan dituang ke dalam drum dengan gerakan

utama berputar. Gaya putar ini disebabkan karena adanya putaran dari

motor diesel. Motor diesel dipasang pada kerangka dan diberi gear,

kemudian dipasangkan couple yang terdapat tuas sebagai kopling antar

mesin diesel dengan reducer. Putaran reducer dari gear dilanjutkan ke

rantai yang berhubungan dengan gear besar yang terpasang pada satu

poros yang berhubungan dengan dengan drum. Setelah motor diesel

dihidupkan (dalam keadaan on), maka drum akan berputar. Karena adanya

reducer maka akan mengurangi kecepatan putar drum sehingga putaran

menjadi lambat, tetapi tetap menghasilkan tenaga yang besar. Untuk

memudahkan dalam pencampuran kotoran sapi dengan tetes tebu pada

Page 34: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

bagian drum terdapat sudu sebagai jari–jari yang melintang. Pada bagian

poros terdapat dua buah bearing yang menopang drum.

Rekayasa mixer pembuatan pupuk organik limbah kotoran sapi

memiliki lubang masukan pada drum setengah lingkaran, pada bagian

pintu terdapat pengunci. Kotoran sapi dimasukkan ke dalam drum, sedang

perbandingan tetes tebu dengan air yaitu 60% untuk air dan 40% untuk

tetes tebu. Setelah selesai maka pintu masukan ditutup dan mesin

dihidupkan, selama mesin diesel hidup drum bisa dihentikan putarannya

untuk menuangkan campuran tetes tebu dengan menarik tuas koplingnya

yang terpasang pada rangka. Jika tetes tebu sudah tercampur dengan

kotoran sapi maka mesin bisa dimatikan

Bagian-bagian utama dari mesin rekayasa mixer pembuatan pupuk

organik limbah kotoran sapi sistem putaran drum antara lain:

a. Elemen yang berputar : gear, rantai, poros dan drum.

b. Elemen yang diam : bearing

c. Penggerak : motor listrik.

d. Bagian pendukung : rangka, reducer, dudukan dan lain-lain.

Cara kerja mesin rekayasa mixer pembuatan pupuk organik limbah

kotoran sapi sistem pencampur dengan putaran drum antara lain:

1. Memasukkan kotoran sapi

2. Menuangkan campuran tetes tebu

3. Setelah bahan dimasukkan mesin dinyalakan dengan menarik tuas

4. Setelah 20 menit mesin dimatikan dengan menekan tombol off.

3.2.Perhitungan dan Analisis

3.2.1. Menentukan Putaran Poros Motor

Daya dari bahan bakar untuk motor diesel = 4.103 W

Kebutuhan Bahan bakar = 1 liter

Asumsi campuran tetes tebu yang dibutuhkan = 108 liter/hari

Kebutuhan mixer kotoran sapi = 1.440 kg/har i

Asumsi laju massa mixer (kg/jam) sebanding dengan putaran (rpm)

Page 35: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Panjang poros = 1.250 mm

Diameter drum = 550 mm

Tinggi drum = 800 mm

3.2.2. Perencanaan reduksi putaran

Putaran motor (N1) = 2.000 rpm

Puli 1 (D1) = 60 mm r1 = 30 mm

Puli 2 (D2) = 114 mm r2 = 57 mm

Jarak puli 1dan 2 = 210 mm

Reducer = 30 : 1

Putaran puli 2 (N2) = 2

11

D

DxN

= 114

60000.2 x

= 1.052,6 rpm

Putaran sproket (N3) = reduceranPerbanding

N1

= 30

6,052.1

= 30,1 rpm

Sudut kontak puli 1 dan 2 :

Sin α = 1

12

X

rr

= 210

3057

Sin α = 0,12

α = 6,8°

Sudut kontak puli1 dan 2

Page 36: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

θ = (180 - 2 α ) 180

= ( 180 – 2 x 6,8 ) 180

= 2,90 rad

Panjang sabuk antara puli motor dengan puli 2 ( L1)

L1 = (r1+r2) + 2X1+

1

21

X

rr 2

= 3,14( 30+57 ) + 2 x 210 +

210

5730 2

= 719,18 mm

Sesuai dengan data analisa menunjukan bahwa untuk transmisi ini

mengunakan sabuk tipe A yang mempunyai data sbb :

1. Lebar (b ) = 13 mm

2. Tebal ( t ) = 8 mm

3. Berat = 1,06 N/m

Kecepatan linier puli1 dan 2 :

v = 60

1114,3 xNxD

= 60

)(000.2)(6014,3 rpmxmmx

= 6,28 m/dt

Direncanakan sabuk yang digunakan adalah sabuk – V tipe A untuk

sabuk – V tipe A, m= 0, 106 (Kg/m).....(Khurmi dan Gupta, 2002)

Gaya sentrifugal ( Tc )

Tc = m . v ²

= 0,106 (Kg/m) x 6,28² (m/dt) ²

= 4,18 ( N )

Gaya – gaya yang bekerja pada sabuk :

Page 37: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Direncanakan bahan puli dari besi cor dan sabuk dari karet sehingga

koefisien geseknya ( µ = 0,3 ) . . . . . ..(Khurmi dan Gupta, 2002)

Besarnya gaya yang bekerja pada sabuk V :

2,3 log Ct

Ct

TT

TT

2

1 = µ θ

2,3 log 18,4

18,4

2

1

t

t

T

T = 0,3 x 2,90

Log 18,4

18,4

2

1

t

t

T

T = 0,38

18,4

18,4

2

1

t

t

T

T = 2,38

Tt1 = [ 2,38.(Tt2 – 4,18)] + 4,18 …………………………...(1)

Daya yang dihasilkan motor 5,5 Hp

1Hp = 746 watt

P = 5,5Hp x 746 watt

= 4103 (Watt)

P = ( 21 TtTt ) x v

4103 watt = ( 21 TtTt ) x 6,28

21 TtTt = 653,3

1Tt = 653,3+ 2Tt ……………………..……………… (2)

Disubstitusikan persamaan 2 ke 1

[ 2,38.(Tt2 – 4,18)] + 4,18 = 653,3 + 2Tt

2,38 2Tt – 9,95 + 4,18 = 653,3+ 2Tt

1,38 2Tt = 659,07

2Tt = 477,6 ( N )

Maka 1Tt = 653,3 + 477,6

= 1.130,9 ( N )

1T = 1Tt - Tc

Page 38: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

= 1.130,9 N – 4,18N

= 1.126,72 N

2T = 2Tt – Tc

= 477,6 N – 4,18N

= 473,42 N

Daya yang ditransmisikan sabuk (Ps)

vTT ).(Ps 21

Dengan :

Ps = P = Daya yang ditransmisikan sabuk ( Watt )

:1T Gaya sabuk sisi kencang = 1.126,72 N

:2T Gaya sabuk sisi kendor = 473,42 N

v = kecepatan linier = 6,28 (m/dt)

Ps = (1.126,72 N) – (473,42 N ) x 6,28 (m/dt)

Ps = 4.102,72 (Watt)

Dengan demikian sabuk yang diperlukan ( N ) adalah :

N = s

d

P

P

N = )(72,102.4

)(103.4

Watt

Watt

N = 1,00 1 buah

Jadi jumlah sabuk yang dibutuhkan dalam merencanakan mesin ini

adalah 1 buah

3.2.3. Perhitungan Rantai dan sprocket

Perhitungan rantai reducer ke poros drum

Direncanakan :

1Z = 11

1n 30,1 (rpm)

2Z 17

Dipilih rantai 50 dengan jarak bagi

(p) = 15,875 (mm)……………………............(Sularso dan Suga, 1997)

Page 39: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Jumlah gigi (2Z ) =

2

1

2

1

n

n

Z

Zi

2Z = 2

11

n

Zxn

17 = 2

11)(1,30

n

xRpm

2n = 19,47 (Rpm)

Diameter jarak bagi sprocket :

1

0180sin

Z

pdp

=

11

180sin

)(875,150

mm

= 56,7 (mm)

2

0180sin

Z

pDp

=

17

180sin

)(875,150

mm

= 88,2 (mm)

Kecepatan rantai :

100060

11

x

nxZxpvD

= 15,875 (mm) x 11 x 30,1 (Rpm) x )(000.160 mm

meterx

dt

menit

= 0,0876 (m/dt)

Beban pada rantai :

Page 40: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Gaya yang terjadi pada satu rantai :

Dv

PdxF

102 (Kg)

dimana Fc = 1,9 ……………………............( Sularso dan Suga, 1997)

Pd = Fc x N

= 1,9 x 30,1

= 57,19 w

= 0,057 kw

F = v

Pdx102

= 0876,0

057,0102 x

= 66,4 Kg

Panjang rantai :

Direncanakan jarak sumbu poros ( C ) adalah 235 mm

C = Cp.p

Cp = p

C=

)(875,15

)(235

mm

mm= 14,8

Panjang rantai yang diperlukan ( Lp ) :

Lp =

Cp

ZZCp

ZZ2

1221 28,6/2

2

Lp =

8,14

28,6/17118,142

2

17112

x

= 43,6 43 buah mata rantai

Jarak sumbu poros

2

12

2

2121

86,9

2

224

1ZZ

ZZL

ZZLCp

2

2

171186,9

2

2

171143

2

171143

4

1Cp

Page 41: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Cp = 9,28294

1

Cp = 14,5 (mm)

3.2.4. Perencanaan poros

Diasumsikan bahan poros yang digunakan adalah ST 42 dengan B =

420 2/ mmN

Putaran poros tabung rencana (N) = 30,1 rpm

Daya yang di transmisikan (P) = 4.102,72 watt

Torsi yang ditransmisikan poros

T = N

xP

2

60

= 1,302

6072,102.4

x

= 189

2,163.246

= 1.302,5 Nm

= 1.302.500 Nmm

Panjang poros = 1.250 mm

Beban pada poros :

Berat tabung + poros = 11 kg

Berat kotoran sapi dan tabung = 55 kg

CF = berat gear & rantai + Gaya yang memutar poros (F)

= 3 + 66,4 kg

= 69,4 kg

3.2.5. Diagram poros

Page 42: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Gambar 3.2 Reaksi gaya dalam

∑ Fy = 0

69,4kg + 27,5kg + 27,5kg – RAV – RBV = 0

124,4 kg = RAV + RBV

∑MA = 0

69,4 kg x 100 mm + 27,5 kg x 100mm + 27,5kg x 1000 –

RBV x 1.100 = 0

6940 kg.mm + 2.750 kg.mm + 27.500 kg.mm – RBV x 1100mm = 0

37190 kg .mm = RBV x 1.100

RBV = 33,80 kg

RAV + RBV = 124,4 kg

RAV + 33,80 kg = 124,4 kg

RAV = 90,5 kg

Potongan yang dianalisa :

Page 43: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Gambar 3.3 Potongan yang dianalisa

Potongan X – X ( C ke A )

Gambar 3.4 Potongan X – X ( C ke A )

Nx = 0

Vx = 69,4 N

Mx = -69,4 x X

Page 44: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Titik A ( X = 100 )

AN = 0

AV = - 69,4 Kg

AM = - 69,4 x 100

= - 6.940 kg.mm

Titik C ( X = 0 )

CN = 0

CV = - 69,4 kg

CM = 0

Potongan y – y ( A - D )

Gambar 3.5 Potongan y – y ( A - D )

Nx = 0

Vx = - 69,4 + 90,5 = 159,9 kg

Mx = - 69,4 x 100 + 90,5 x ( X-100 )

Titik A ( X = 0 )

AN = 0

AV = 159,9 kg

AM = - 69,4 x 100 + 90,5 x 0

= - 6940 kg.mm

Titik D ( X = 200 )

DN = 0

DV = 159,9 kg

DM = - 69,4 x 100 + 90,5 x 100

= 9.050 kg.mm

Page 45: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Potongan A – A kanan ( B – E )

Gambar 3.6 Potongan A – A kanan ( B – E )

Nx = 0

Vx = 33,80 kg

Mx = 33,80 x X

Titik B ( X = 0 )

BN = 0

BV = 33,80 kg

BM = 33,80 x 0

= 0

Titik E ( X = 100 )

EN = 0

EV = 33,80 kg

EM = 33,80 x 100

= 3.380 kg.mm

Potongan Z – Z kanan ( B – D )

Gambar 3.7 Potongan Z – Z kanan ( B – D )

Nx = 0

Vx = 3.3,80 - 27,5 = 6,3 kg

Mx = - 27,5 ( x-100) + 33,80 .1000

Page 46: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Titik E ( X = 0 )

EN = 0

EV = 6,3 kg

EM = -27,5x0+3.3,80.100

= 3.380 kg.mm

Titik D ( X = 1000)

DN = 0

DV = 6,3 kg

DM = - 27,5 x 900 + 33,80.1000

= 9.050 kg.mm

Diagram gaya dalam yang ada pada batang

a. Diagram gaya normal ( NFD )

Gambar 3.8 Diagram gaya normal

b. Diagram Gaya Geser ( SFD )

Gambar 3.9 Diagram gaya geser

C D A B E

Page 47: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

c. Diagram momen lentur ( BMD )

Gambar 3.10 Diagram momen lentur

Bahan poros utama (horisontal) dari ST 42

Sehingga :

- Tegangan tarik (σt) = 420 N/mm2

- Tegangan geser (τ) = sf

= 8

420

= 52,5 Nmm2

- Momen maksimal poros ( M ) = 9050 Nmm

Dari tabel 14.2 (Khurmi, R.S., 2002, hal : 474) mengenai poros berputar dengan

beban kontinyu dan tetap diperoleh :

Faktor keamanan momen ( Km ) = 1,5

Faktor keamanan torsi ( Kt ) = 1

Sehingga torsi ekuivalen dapat dicari dengan rumus :

Page 48: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Momen ekivalen ( Me ) :

Diameter poros

Tegangan Lentur ijin = KeamananFaktor

geserTegangan

= 12

250

= 20,8 N/ 2mm

M = 32

. b . 3d

d = 3

.

.32

b

M

= 3

8,20.14,3

2723.32

= 11,15 mm

Dari perhitungan yang didapat maka untuk mendapatkan poros dengan kekuatan

yang baik maka dipilih poros dengan diameter 24 mm

3.2.6. Perhitungan rangka

Berat drum + poros = 15 kg

Berat kotoran sapi maksimal = 40 kg

Berat gear + rantai = 3 kg

Berat keseluruhan yang diterima dua buah rangka = 58 kg

Page 49: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Gambar 3.11 Pembebanan pada salah satu rangka

Gambar 3.12 Diagram pembebanan pada salah satu rangka

AM = 0

P x 4,5 – BVR x 9 = 0

290 x 4,5 – BVR x 9 = 0

1.305 – BVR x 9 = 0

BVR = 9

305.1

BVR = 145 N

BM = 0

AVR x 9 – P x 4,5 = 0

AVR x 9 – 290 x 4.5 = 0

AVR x 9 – 1.305 = 0

AVR = 145 N

Page 50: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Momen lentur di titik E

ME = AVR x X

= 145 N x 4,5

= 652,5 N

Diagram gaya geser ( SFD )

Gambar 3.13 Diagram gaya geser ( A - E - B )

Diagram momen lentur (BMD)

Gambar 3.14 Diagram momen lentur ( A – E – B )

Gambar 3.15 Diagram gaya pada rangka

Page 51: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

F = 90,0

145N

Cos

Rav

= 161,1 N

Rah = F Sin

= 161,1 x 0,42

= 67,66 N

Dimana F = 1F

Rcv = Cos x 1F

= 0,90 x 161,1 N

= 144,99

Rch = 1F x Cos

= 161,1 x 0,42

= 67,66

Gambar 3.16 Diagram gaya normal

F1 = Rav x Cos

= 145 N x 0,42

= 60,9 N

F2 = Rav x Cos

= 145 N x 0,90

= 130,5 N

Page 52: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

Mc = F x X

= 60,9 x 99

= 6.029,1 Nmm

Gambar 3.17 Diagram pembebanan pada batang A-C

Gambar 3.18 SFD batang A-C

Gambar 3.19 NFD batang A-C Gambar 3.20 BMD batang A-C

Pada kontruksi rangka untuk mesin mixer ini digunakan baja profil L

ISA 2020 (50 mm x 50 mm x 4 mm) dengan momen inersia (I) = 9,05 x

104 mm

4 dan pusat titik berat (Y) = 10,9 mm. Dan dari hasil perhitungan,

Page 53: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

dapat diketahui besar momen maksimum rangka adalah 6.029,1 Nmm.

Sehingga dari data tersebut akan ditentukan :

1. Tegangan tarik yang terjadi

max =I

yM .

= 41005,9

9,101,029.6

x

x

= 0,726 N/mm2

2. Tegangan tarik ijin bahan

b = Sf

=

8

370

= 46,25 N/mm2

Sehingga didapat max < b ( rangka aman digunakan )

3.3. Perencanaan Mur dan Baut

Dalam perencanaan mesin mixer dengan tenaga motor ini mur dan

baut digunakan untuk merangkai beberapa elemen mesin diantaranya :

1. Baut pada dudukan rangka motor, untuk mengunci posisi motor.

2. Baut pada dudukan rangka reducer, untuk mengunci posisi reducer.

3. Baut pengunci rangka dengan rumah bantalan.

4. Baut pengunci sambungan (klem) dengan rangka.

3.4. Baut pada dudukan motor

Baut yang digunakan adalah M10 sebanyak 4 buah, terbuat dari

baja ST 37 yang menopang beban (P) sebesar 150 N. dari lampiran

diketahui mengenai baut M10 antara lain sebagai berikut :

1. Diameter mayor (d) = 12 mm

2. Diameter minor (dc) = 9,85 mm

3. Tegangan tarik ( ) = 370 N/mm2

4. Tegangan geser ( ) = 0,18 x

= 0,18 x 370

= 66,6 N/mm2

Page 54: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

5. Faktor keamanan ( sf ) = 6

6. W = 2(T1 + T2)

= 2 (1.502,25 + 631,15 )

= 2 ( 2.133,4 )

= 4.266,8 N

Kekuatan baut berdasarkan perhitungan tegangan tarik

a. Tegangan tarik ijin ( t)

t = sf

= 6

370

= 61,67 N /mm2

b. Tegangan geser ijin ( t)

t = sf

= 6

6,66

= 11,1 N /mm2

c. Beban geser langsung yang diterima baut

Ws = n

W

= 4

4.266,8

= 1.066,7 N

d. Beban tarik yang terjadi akibat gaya tarik sabuk, beban tarik

maksimal terjadi pada baut 3 dan 4.

Wt = 2

2

2

1

2

2 LL

LxLxW

= 22 8152

864.266,8

xx

=578

4,806,204

=354,34 N

Page 55: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

e. Diasumsikan beban tarik dan geser yang diterima baut ekivalen

- Beban tarik ekivalen Wte = 22 42

1stt WWW

= 22 7,066.1434,35434,3542

1x

= 1.258,48 N

- Beban geser ekivalen Wse = 22 42

1st WW

= 22 066.14354,342

1x

= 1.081,3 N

f. Tegangan tarik ( baut ) dan tegangan geser ( baut ) yang terjadi

- Tegangan tarik baut = 2

4dcx

Wte

= 2858,9

4

1.258,48

x

= 16,49 N /mm2

Tegangan tarik pada baut baut < tegangan tarik ijin t maka baut

aman

- Tegangan geser baut =2

4dx

Wse

= 212

4

1.081,3

x

= 9,56 N /mm2

Tegangan geser pada baut baut < tegangan geser ijin t maka baut

aman

Page 56: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

3.5. Baut pada dudukan reducer

Baut yang digunakan adalah M12 sebanyak 4 buah, terbuat dari

baja ST 37 yang menopang beban (P) sebesar 100 N. dari lampiran

diketahui mengenai baut M12 antara lain sebagai berikut :

1. Diameter mayor (d) = 12 mm

2. Diameter minor (dc) = 9,85 mm

3. Tegangan tarik ( ) = 370 N/mm2

4. Faktor keamanan ( sf ) = 6

5. Tegangan geser ( ) = 0,18 x

= 0,18 x 370

= 66,6 N/mm2

6. W = 2(T1 + T2)

= 2 (1.502,25 + 631,15 )

= 4.266,8 N

Kekuatan baut berdasarkan perhitungan tegangan tarik

a. Tegangan tarik ijin ( t)

t = sf

= 6

370 2mmN

= 61,67 N /mm2

b. Tegangan geser ijin ( t)

t = sf

= 6

6,66 2mmN

= 11,1 N /mm2

c. Beban geser langsung yang diterima baut

Ws = n

W

= 4

4.266,8= 1.066,7 N

Page 57: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

d. Beban tarik yang terjadi akibat gaya tarik sabuk, beban tarik maksimal

terjadi pada baut 3 dan 4.

Wt = 2

2

2

1

2

2 LL

LxLxW

= 22 5,15,92

5,175,84.266,8

xx

=23

75,001.56

=2.434,86 N

e. Diasumsikan beban tarik dan geser yang diterima baut ekivalen

- Beban tarik ekivalen Wte = 22 42

1stt WWW

= 22 1.006,74 2.434,86 2.434,862

1x

= 2.836,06 N

- Beban geser ekivalen Wse = 22 42

1st WW

= 22 7,006.1486,434.22

1x

= 1.247,4 N

f. Tegangan tarik ( baut ) geser ( baut ) yang terjadi pada baut

a. Tegangan tarik baut = 2

4dcx

Wte

= 2858,9

4

06,836.2

x

= 37,18 N /mm2

Tegangan tarik pada baut baut < tegangan tarik ijin t maka baut

aman

b. Tegangan geser baut =2

4dx

Wse

Page 58: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

= 212

4

1.247,4

x

= 11 N /mm2

Tegangan geser pada baut baut < tegangan geser ijin t maka baut aman.

3.6. Perencanaan Bantalan

Perencanaan bantalan pada mesin mixer ini berfungsi untuk

menyangga poros, maka diperlukan analisa bantalan yang sesuai.

Diketahui :

1. Nomor bantalan yang digunakan = 205

2. Beban dasar static (Co) = 7.100 N

3. Beban dinamik (C) = 11.000 N

4. Kecepatan putar (N) = 19,47 rpm

Bantalan B

Beban radial (WR) Sama dengan RBV = 27,23 N

Beban radial ekivalen (We)

- Beban radial ekivalen statis (We)

Faktor radial (X) = 0,6

Faktor aksial (Y) = 0,5

Faktor keamanan (KS) = 1

Beban aksial (WA) = 0

We = ( X . WR + Y . WA ) . KS

= ( 0,6 . 27,23+ 0,5 . 0 ) . 1

= 16,33 N

- Beban radial ekivalen dinamis (We)

Faktor radial (X) = 1

Faktor aksial (Y) = 0

Faktor keamanan (KS) = 1

Faktor putaran (V) = 1 ( semua jenis bantalan )

Beban aksial (WA) = 0

We = ( X . V . WR + Y . WA ) . KS

= ( 1 . 1 . 27,23 + 0 . 0 ) . 1

Page 59: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

= 27,23 N

Jadi bantalan yang digunakan aman karena We < 11.000 N

Bantalan C

Beban radial (WR) Sama dengan RAV = 30,77 N

Beban radial ekivalen (We)

- Beban radial ekivalen statis (We)

Faktor radial (X) = 0,6

Faktor aksial (Y) = 0,5

Faktor keamanan (KS) = 1

Beban aksial (WA) = 0

We = ( X . WR + Y . WA ) . KS

= ( 0,6 . 30,77 + 0,5 . 0 ) . 1

= 18,46 N

- Beban radial ekivalen dinamis (We)

Faktor radial (X) = 1

Faktor aksial (Y) = 0

Faktor keamanan (KS) = 1

Faktor putaran (V) = 1 ( semua jenis bantalan )

Beban aksial (WA) = 0

We = ( X . V . WR + Y . WA ) . KS

= ( 1 . 1 . 30,77 + 0 . 0 ) . 1

= 30,77 N

Jadi bantalan yang digunakan aman karena We < 11.000 N

3.7. Perhitungan Las

Perhitungan Las Sambungan las yang dilakukan adalah

sambungan las jenis sudut ( fillet ) dan las temu (butt)

Sambungan pada rangka utama menggunakan baja profil L (50 mm x

50mm x 4 mm)

Dari data diketahui :

Page 60: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

h = 4 mm

l = 50 mm

b = 46 mm

W = 29 kg

Tegangan geser ijin pada pengelasan ( s ) = 350 kg/cm2

Tegangan geser pada sambungan las

s = hl

W

707,0

s = 50.4.707,0

29

s = 0,20 kg/mm2

= 20 kg /cm2

Section modulus

Z = t

6

.4 2bbl

= 4

6

4646.50.4 2

= 4 x 1.886

= 7.544 mm3

Tegangan lengkung

b = Z

lW .

= 544.7

50.29

Page 61: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

= 0,19 kg /mm2

= 19 kg /cm

2

Tegangan geser maxsimum

s max = 2

1 22)(4 sb

= 2

1 22 )20(419

= 2

1. 44,28

= 22,14 kg/cm2

s maximum < s ijin ( aman )

Page 62: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

51

BAB IV

PROSES PRODUKSI

4.1. Pembuatan Poros

Dari perencanaan di atas poros mesin mixer memiliki panjang (Lo) =

1.250 mm, diameter (do) sebesar 24 mm, dan Bahan dari jenis baja ST-42.

Gambar 4.1 Poros transmisi

Pengerjaan poros sepanjang (Lo) = 1.250 mm diameter (do) = 24 mm

bahan poros ST-37. Bahan dibubut dari diameter mula – mula (do) = 24 mm,

menjadi dimeter (d1) = 22 mm dengan panjang (L2) = 50 mm, dan (d2) = 22 mm

dengan panjang (L3) = 100 mm.

Proses kerja setelah dilakukan persiapan di atas adalah sebagai berikut.

Bahan yang dipergunakan sebagai poros adalah baja ST 42 dengan kekuatan tarik

sebesar 250 N/mm2. Poros dibubut dengan mesin bubut. Kecepatan pemakanan

disesuaikan dengan benda kerja. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam

proses pembubutan adalah :

1. Alat ukur seperti jangka sorong.

2. Dial indicator untuk menentukan titik pusat.

3. Pahat yang digunakan adalah pahat HSS untuk baja dengan kecepatan

tinggi.

4. Kunci–kunci untuk penyetelan chuck dan pahat.

5. Penitik.

6. Center drill.

7. Gerinda untuk mengasah pahat.

Page 63: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

52

Tabel 4.1 Kecepatan pahat HSS (mm/menit)

Bahan benda kerja Bubut kasar Bubut halus Bubut ulir

Baja mesin 27 30 11

Baja perkakas 21 27 9

Besi tuang 18 24 8

Perunggu 27 30 8

alumunium 61 93 18

Tabel 4.2 Kecepatan pemakanan pahat (mm/rev)

Bahan benda kerja Bubut kasar Bubut halus

Baja mesin 0,25 – 0,50 0,07 – 0,25

Besi tuang 0,25 – 0,50 0,07 – 0,25

Baja perkakas 0,40 – 0,65 0,13 – 0,30

Perunggu 0,40 – 0,65 0,07 – 0,25

Langkah-langkah pembubutan:

1. Proses pertama yakni pemasangan pahat, pahat dipasang secara benar

dengan pengaturan letak ketinggian supaya center dengan bantuan

kepala lepas pada bagian mesin bubut.

2. Pemasangan bahan poros pada chuck kepala tetap, dengan bantuan dial

indicator kita dapat menentukan letak center yang tepat pada benda

kerja, dibuat lubang kecil pada center sebagai pegangan kepala lepas.

3. Membubut benda kerja sampai ukuran yang diinginkan.

4. Setelah itu benda kerja yang sudah jadi dilepas.

4.2. Waktu Permesinan

Bahan poros dari ST-42

(do) = 24 mm

(d1) = 22 mm

( 2d ) = 22 mm

(Lo) = 1.250 mm

(L1) = 1.100 mm

(L2) = 50 mm

Page 64: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

53

(L3) = 100 mm

Vc = 21 m/menit (HSS dengan σ < 45 kg/mm2)

Sr = 0,25 mm/put

Waktu permesinan dengan mesin bubut, putaran yang terjadi :

n = 1.

1000.

d

Vc

= 22.

000.21

= 303,99 rpm

Putaran yang digunakan adalah = 300 rpm (lampiran 9)

Pembubutan muka

a. Waktu pembubutan muka :

Tm = nxSr

IxL

dimana : t = 1 mm

I = t

LL 0

I = 1

250.1270.1

= 20 kali pemakanan

Tm = 60025,0

2020

x

x

= 2,66 menit

Waktu setting (ts) = 15 menit

Waktu pengukuran (tu) = 5 menit

Waktu total = Tm + ts + tu

= 2,66+ 15 + 5

=22,66 menit

b. Pembubutan memanjang

Pemakanan dari (L0)ø 24 x 1.250 mm menjadi (L2) ø22 x 50 mm dan ( L3)

ø22 x 100 mm

Page 65: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

54

Tm = nxSr

IxL

dimana: t = 1 mm

I = t

dd

.2

10

I = 1.2

2224

= 1 = 1 kali pemakanan

Tm1 = 60025,0

150

x

x

= 0,33menit

Tm2 = 60025,0

1100

x

x

= 0,66 menit

Tm = Tm1 + Tm2

= 0,33 + 0,66

= 0,99 menit

Waktu setting (ts) = 15 menit

Waktu pengukuran (tu) = 5 menit

Waktu total = Tm + ts + tu

= 0,99+ 15 + 5

=20,99 menit

Total waktu pembubutan keseluruhan :

= 22,66 + 20,99

= 43,65 menit

Page 66: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

55

4.3. Membuat Rangka

Bahan yang digunakan adalah :

Besi profil L 50 x 50 x 4 bahan ST-37

Gambar 4.2. Konstruksi rangka

Langkah Pengerjaan

Untuk tiang mesin:

Potong besi kanal siku 50 x 50 x 4 sepanjang 97 cm sebanyak 4buah,

Untuk tiang penyangga kaki mesin:

Potong besi kanal siku 50 x 50 x 4 sepanjang 66 cm sebanyak 2buah

Potong besi kanal siku 50 x 50 x 4 sepanjang 110 cm sebanyak 2buah

Untuk landasan tabung :

Potong besi kanal siku 50 x 50 x 4 sepanjang 9 cm sebanyak 2 buah,

Untuk landasan motor dan reducer :

Potong besi kanal siku 40 x 40 x 4 sepanjang 26 cm sebanyak 6buah

Potong besi kanal siku 40 x 40 x 4 sepanjang 21 cm sebanyak 2 buah

Potong besi kanal siku 40 x 40 x 4 sepanjang 13 cm sebanyak 1 buah

Page 67: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

56

Potong besi kanal siku 40 x 40 x 4 sepanjang 9 cm sebanyak 1 buah,

Potong besi kanal siku 40 x 40 x 4 sepanjang 5 cm sebanyak 4 buah,

4.4. Proses Pengecatan

Langkah pengerjaan dalam proses pengecatan yaitu :

1. Membersihkan seluruh permukaan benda dengan amplas dan air untuk

menghilangkan korosi.

2. Pengamplasan dilakukan beberapa kali sampai permukaan benda luar

dan dalam benar-benar bersih dari korosi.

3. Memberikan cat dasar ke seluruh bagian yang akan dicat.

4. Mengamplas kembali permukaan yang telah diberi cat dasar sampai

benar-benar halus dan rata.

5. Melakukan pengecatan warna.

4.5. Perakitan

Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan

pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk

menempatkan dan memasang bagian-bagian dari suatu mesin yang

digabung dari satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi

perakitan mesin yang siap digunakan sesuai dengan fungsi yang

direncanakan.

Sebelum melakukan perakitan hendaknya memperhatikan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Komponen-komponen yang akan dirakit, telah selesai dikerjakan dan

telah siap ukuran sesuai perencanaan.

2. Komponen-komponen standart siap pakai ataupun dipasangkan.

3. Mengetahui jumlah yang akan dirakit dan mengetahui cara

pemasangannya.

4. Mengetahui tempat dan urutan pemasangan dari masing-masing

komponen yang tersedia.

5. Menyiapkan semua alat-alat bantu untuk proses perakitan.

Page 68: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

57

Komponen- komponen dari mesin ini adalah :

1. Rangka

2. Tabung

3. Motor listrik

4. Reducer

5. Puli

6. Sabuk

7. Mur dan baut

8. Bantalan

Langkah-langkah perakitan :

1. Menyiapkan rangka mesin yang telah dilas sesuai desain.

2. Memasang tabung pada dudukan

3. Memasang motor dan reducer pada dudukannya.

4. Mengencangkan pengunci (mur-baut) pada tabung, motor, dan

reducer.

5. Mesin pengaduk siap digunakan.

4.6. Tabel 5.1. Data hasil uji coba

No

massa kotoran sapi

( Kg )

Massa

campuran tetes

tebu

( Ltr )

Waktu

( menit )

Keterangan

1 20 1 5

Mesin dalam kondisi

hidup

2 20 1,5 5

Mesin dalam kondisi

hidup

jml

40

2,5

10

Campuran kotoran sapi

dalam kondisi semi

basah

Page 69: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

58

4.7. Estimasi Biaya

Tabel 4.3. Daftar harga komponen mesin

BANYAK NAMA BARANG HARGA

1 Tong stainless 760.000

1 Lastok nikko 2,6 25.000

1 Engine multi pro 1.000.000

1 Reducer 1:30 300.000

1 Rantai rs 50 + kancingan 80.000

2 Besi L 50:50 x 5 145.000

2 Besi L 40:40 x 4 85.000

1 Flex couple 200.000

2 Sproclet 80.000

2 Pillow Ǿ 22 125.000

1 Puli Ǿ 2,5" AI 25.000

1 Puli kompresor Ǿ 4" 30.000

2 V-belt A – 27 30.000

2 Kancing pintu 20.000

20 Baut + rivet 50.000

1 Ember besar 30.000

1 Gayung 3.000

10 Tetes tebu 50.000

1 Tutup Drum 80.000

Transport 250.000

Jumlah

3.368.000

Page 70: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

59

Tabel 4.4. Daftar harga komponen cat

No

Komponen

Jml

Harga

( Rp/satuan )

Total harga

(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Amplas 1000

Amplas 400

Thiner ND

Dempul merk SanPolac

Cat dasar

Cat merk Hamertone

Kuas 2”

2

2

3

1

1

1

1

2.000/lembar

2.000/lembar

12.500/liter

8.500/kaleng

30.000/kaleng

30.000/kaleng

5.000

4.000

4.000

37.500

8.500

30.000

30.000

5.000

Jumlah 119.000

Tabel 4.4. Daftar harga pengerjaan

Jenis pengerjaan

Biaya

( Rp )

Pengelasan 140.000

Pengeboran 49.500

Pembubutan 55.000

Pemotongan 85.000

Pengecatan 37.500

Konsumsi 600.000

Jumlah 967.000

Page 71: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

60

Biaya total pembuatan mesin Mixer Pengaduk Kotoran Sapi :

Biaya komponen mesin Rp 3.368.000,00

Biaya komponen cat Rp 119.000,00

Biaya pengerjaan Rp 967.000,00

Total Rp 4.454.000,00

4.8. Perawatan Mesin

Perawatan merupakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang

dilakukan terhadap suatu alat, mesin atau sistem yang mempunyai tujuan

antara lain :

1. Mencegah terjadinya kerusakan mesin pada saat dibutuhkan atau

beroperasi.

2. Memperpanjang umur mesin.

3. Mengurangi kerusakan-kerusakan yang tidak di harapkan.

Perawatan yang baik dilakukan pada sebuah alat atau mesin adalah

melakukan tahapan-tahapan perawatan. Hal ini berarti menggunakan

sebuah siklus penjadwalan perawatan, yaitu :

1. Inspeksi (pemeriksaan).

2. Perbaikan kecil (small repair).

3. Perbaikan total atau bongkar mesin (complete over houle).

Seperti pada industri manufaktur pada umumnya apabila tahap-

tahap di atas terjadwal dan dilaksanakan dengan tertib, maka untuk

prestasi tertinggi dan efektifitas mesin dapat tercapai dengan maksimal.

Dalam mesin ini secara terperinci perawatan dapat dilakukan dengan

meliputi :

1. Rangka dan baut.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan antara

lain :

Melakukan pembersihan terutama setelah penggunaan

mesin.

Melakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan

las secara rutin.

Page 72: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

61

Memeriksa baut-baut harus selalu dalam keadaan kencang

dan kuat.

Mencegah terjadinya karat dan korosi pada baut.

Melakukan penggantian apabila kondisinya sudah tidak

layak.

2. Motor.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan antara

lain :

Melakukan pembersihan terutama setelah penggunaan

mesin.

Melakukan pemeriksaan secara rutin pada karburator.

Melakukan pemeriksaan oli secara rutin..

3. Gear dan Rantai.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan antara

lain :

Melakukan pembarsihan pada gear dan rantai.

Pemberian pelumas pada gear dan rantai.

Gear dan rantai diganti apabila kondisinya sudah tidak

bagus.

Page 73: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

61

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembuatan rekayasa mesin mixer kotoran sapi ini dapat

disimpulkan sebagai berikut :

- Volume maksimal tabung adalah 40 cm2.

- Kapasitas 120 kg/jam.

- Motor bensin yang digunakan memiliki daya 5,5 HP dan putaran 2.000

rpm.

- Total biaya untuk pembuatan 1 unit mesin ini adalah Rp. 4.454.000,00

5.2. Saran

- Perawatan dilakukan secara berkala.

- Untuk proses pengadukan diharapkan tidak melebihi kapasitas

maksimal yang ditentukan.

- Membersihkan sisa-sisa kotoran sapi yang menempel pada drum dan

poros menggunakan air setelah menggunakan mesin.

- Mengganti oli mesin setiap 500 jam kerja.

Page 74: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

DAFTAR PUSTAKA

Khurmi,R.S. & Gupta, J.K. 2002. Machine Design. S. C Had & Company LTD.

Ram Nagar-New Delhi.

Popov, 1996. Mekanika Teknik. Erlangga. Jakarta.

Sularso dan Suga, K., 1987, Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan

keenam, Pradnya Paramitha. Jakarta.

Scharkus dan Jutz, 1996, Westermann Tables for the Metal Trade. Wiley Eastern

Limited. New Delhi.

W Kenyon dan Dines Ginting. 1985. Dasar-dasar Pengelasan. Erlangga. Jakarta

Page 75: REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ORGANIK …/Rekayasa... · REKAYASA MIXER PEMBUAT PUPUK ... Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas ... v PERSEMBAHAN

LAMPIRAN