Rekayasa Genetika Mikroba

5
Rekayasa Genetika Mikroba Dalam Produksi Bioetanol Rekayasagenetika didefinisikan sebagai pembentukan gen baru melalui proses penyisipan gen asing melalui tekniklaboratorium. Teknologi rekayasa genetika ini merupakan inti dari bioteknologi. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipk organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja salah satunya yaitu mi Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efekti! mikroba tersebut. "al ini biasanya dimanfaatkan dalam berbagai bidang s kesehatan pangan industri pertanian dan lingkungan. #alah satu $ontoh teknolo genetika di bidang lingkungan dengan memanfaatkan mikroba yaitu produksi bioetan Penelitian yang dilakukan oleh Makhabbah Jamilatun pada tahun 2010 membahas tentang “Rekayasa Metabolik Mikroorganisme Untuk Tujuan Produksi Bioetanol! Beberapa hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian tersebut yaitu " %. Adanya pemanasan global. Penyebab utama dari pemanasan global itu sendiri adalah meningkatnya ju emisi karbon akibat penggunaan energi fosil terutama di sektor industr &. #emakin berkurangnya $adangan minyak mentah. 'ahan bakar kendaraan bermotor yang selama ini masih banyak digunakan a bahan bakar fosil. elangkaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat dikha atirkan tidak dapat men$ukupi pemenuhan kebutuhan energ masa yang akan datang. *leh karena itu diperlukan adanya pengembangan teknologi sumber energi bah bakar alternatif terbarukan yaitu bioetanol yang merupakan bahan bakar alterna bensin yang ramah terhadap lingkungan. +enurut ,uis et al.(&-- ) +ambo (&--/) dan 0oon et al.(&--1) dalam 2amilatun (&-%-)menyatakanbah a bioetanol sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin memiliki keunggulan antara lain kandungan oksigen lebih tinggi ( 3 per terbakar lebih sempurna bernilai oktan tinggi (%%4) lebih ramah lingkungan karena mengandung emisi gas karbon monoksida lebih rendah (%15&3 persen) dibandingkan ' Pada umumnya bioetanol diproduksi dengan menggunakan bahan baku pati. Namu karena produksi bioetanol dengan bahan baku pati tidak ekonomis maka diupayakan

description

IPA

Transcript of Rekayasa Genetika Mikroba

Rekayasa Genetika Mikroba Dalam Produksi BioetanolRekayasa genetika didefinisikan sebagai pembentukan gen baru melalui proses penyisipan gen asing melalui teknik laboratorium. Teknologi rekayasa genetika ini merupakan inti dari bioteknologi. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja, salah satunya yaitu mikroba. Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut. Hal ini biasanya dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti bidang kesehatan, pangan, industri, pertanian dan lingkungan. Salah satu contoh teknologi rekayasa genetika di bidang lingkungan dengan memanfaatkan mikroba yaitu produksi bioetanol. Penelitian yang dilakukan oleh Makhabbah Jamilatun pada tahun 2010 membahas tentang Rekayasa Metabolik Mikroorganisme Untuk Tujuan Produksi Bioetanol. Beberapa hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian tersebut yaitu :1. Adanya pemanasan global.Penyebab utama dari pemanasan global itu sendiri adalah meningkatnya jumlah emisi karbon akibat penggunaan energi fosil, terutama di sektor industri.

2. Semakin berkurangnya cadangan minyak mentah.Bahan bakar kendaraan bermotor yang selama ini masih banyak digunakan adalah bahan bakar fosil. Kelangkaan bahan bakar fosil yang semakin waktu semakin meningkat dikhawatirkan tidak dapat mencukupi pemenuhan kebutuhan energi di masa yang akan datang.

Oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan teknologi sumber energi bahan bakar alternatif terbarukan, yaitu bioetanol yang merupakan bahan bakar alternatif pengganti bensin, yang ramah terhadap lingkungan. Menurut Luis et al.(2003), Mambo (2007), dan Yoon et al.(2009) dalam Jamilatun (2010) menyatakan bahwa bioetanol sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin memiliki keunggulan antara lain kandungan oksigen lebih tinggi (35 persen) sehingga terbakar lebih sempurna, bernilai oktan tinggi (118), lebih ramah lingkungan karena mengandung emisi gas karbon monoksida lebih rendah (19-25 persen) dibandingkan BBM.Pada umumnya bioetanol diproduksi dengan menggunakan bahan baku pati. Namun, karena produksi bioetanol dengan bahan baku pati tidak ekonomis, maka diupayakan untuk menggunakan limbah pertanian dan industri seperti kulit beras dan serbuk kayu, yang kadar gulanya masih tinggi (lebih dari 60%) sebagai bahan baku pengganti pati. Penggunaan bahan dari residu pertanian sebagai bahan baku pembuatan etanol mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Namun, bahan dari residu pertanian ini biasanya mengandung lignoselulosa yang sulit didegradasi oleh mikroba saat fermentasi karena mengandung gugus gula baik heksosa maupun pentosa.Sehingga, menurut Dien et al.(2003) dalam Jamilatun (2010) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil fermentasi yang optimal, maka diperlukan mikroba yang mampu mengubah biomassa menjadi etanol dengan kriteria seperti pada Tabel 1. berikut ini :

Tabel 1. Kriteria mikroba bagi produksi etanolCiri-ciriKebutuhan

Etanol yang dihasilkanSecara teoritis > 90 %

Toleransi etanol>40 g/L

Produktivitas etanol>1 g/L/jam

Pertumbuhan sempurna dan kebutuhan nutrisi yang sederhanaFormulasi media pertumbuhan yang murah

Dapat tumbuh pada berbagai bentuk mediaResisten terhadap inhibitor

Kultur produksi pertumbuhan yang menghambat kontaminanpH asam atau temperatur yang tinggi

Namun masalahnya tidak ada satu mikroba yang dapat memenuhi semua kriteria yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, beberapa ilmuwan telah meneliti berbagai macam mikroba yang mendekati kriteria tersebut sehingga diperlukan beberapa rekayasa untuk mendapatkan strain bakteri yang sesuai dengan kriteria di atas. Dengan mengembangkan teknologi rekayasa metabolik ini diharapkan dapat menyediakan kebutuhan bioetanol dalam jumlah yang banyak dan lebih efisien.Menurut Yang et al. (1998) dan Dien et al.(2003) dalam Jamilatun (2010) menyatakan bahwa teknik rekayasa metabolik adalah teknik untuk mengarahkan metabolisme mikroba untuk memproduksi zat target. Rekayasa metabolik bisa dilakukan dengan menghilangkan fungsi suatu gen, menambah gen agar proses bisa berjalan, atau menambah gen untuk mengarahkan metabolik itu sendiri.Rekayasa bakteri secara genetik dilakukan dengan melakukan knock out terhadap gen yang tidak diperlukan dan melakukan kloning gen-gen yang dibutuhkan, sehingga dihasilkan strain bakteri yang mampu mengubah biomassa menjadi etanol sesuai dengan kriteria di atas.Menurut Gunasekaran dan Raj (2000) dalam Jamilatun (2010) menyebutkan bahwa penelitian Swing dan De Ley (1997) melaporkan bahwa bakteri Zymomonas mobilis mempunyai sifat-sifat yang lebih sesuai untuk produksi etanol secara efisisen dibanding dengan Saccharomyces cereviseae. Namun, bakteri Zymomonas mobilis tidak dapat langsung memfermentasi pati menjadi etanol, Zymomonas mobilis hanya mampu memfermentasi glukosa, sukrosa dan maltosa.Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut maka rekayasa metabolik Lactobacillus plantarum dianggap lebih efisien. Menurut Liu, et.al. (2006) dalam Jamilatun (2010) digunakan rekayasa Lactobacillus plantarum dalam proses produksi bioetanol dikarenakan bakteri ini mampu mengkonversi berbagai macam jenis gula baik heksosa maupun pentosa sehingga seluruh bahan produksi bisa dikonversi menjadi etanol. Selain itu bakteri ini memiliki ketahanan hidup pada pH rendah dan lebih toleran pada media yang mengandung etanol.Pada rekayasa metabolik ini, piruvate diubah menjadi lactate dengan lactate dehydrogenase (LDH). Aktivitas LDH diganti dengan pyruvate decarboxilase (PDC) sehingga diarahkan ke pembentukan etanol. Gen PDC dari Sarcina ventriculi (Spdc) disisipkan ke dalam strain Lactobacillus plantarum yang dinonaktifkan genldh-nya. Strain yang direkayasa diamati produksi etanolnya. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Lactobacillus plantarum yang telah direkayasa jalur metaboliknya mampu memproduksi etanol lebih tinggi.Penggunaan mikroorganisme dalam produksi etanol dianggap lebih efektif dan efisisen karena hanya diperlukan jenis bakteri tertentu saja yang mampu memfermentasi suatu biomassa dan menghasilkan etanol, kemudian dicari gen penyandi enzim pembentuk etanol tersebut, selanjutnya direkayasa sehingga mampu menghasilkan etanol secara optimal.

Daftar Pustaka Isharmanto. 2009. Rekayasa Genetika.http://isharmanto.blogspot.com/2009/11/rekayasa-genetika.html diunduh pada 8 April 2014Jamilatun, Makhabbah. 2010. Rekayasa Metabolik Mikroorganisme Untuk Tujuan Produksi Bioetanol. Jurnal Ekosains Vol.2 No.2 : Universitas Sebelas MaretWidianti, Tuti. 2013. Dasar-Dasar Bioteknologi. Semarang : FMIPA UNNES.

Materi Story Telling Dasar-Dasar BioteknologiRekayasa Genetika Mikroba Dalam Produksi Bioetanol

Disusun oleh :DITA SELVIANA4401411033ROMBEL 02

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014