REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI...

135
REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI PROGRAM LAYANAN KELUARGA DI YAYASAN KARYA PEDULI KITA (KAPETA) TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh AKHMAD SIDIQ 1113054100046 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020

Transcript of REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI...

Page 1: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI

PROGRAM LAYANAN KELUARGA DI YAYASAN KARYA

PEDULI KITA (KAPETA)

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

AKHMAD SIDIQ

1113054100046

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020

Page 2: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

1

1

Page 3: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,
Page 4: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,
Page 5: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

ABSTRAK

Akhmad Sidiq. 1113054100046. Rehabilitasi Sosial Pengguna

Napza Melalui Program Layanan Keluarga Di Yayasan

Karya Peduli Kita Tangerang Selatan.

Pemakaian narkoba di masyarakat dapat menyebabkan

kemiskinan, meningkatnya biaya kesehatan, dan meningkatnya

kriminalitas dan hancurnya sebuah masyarakat. Dan akibat

lainnya yang di dapat adalah di dalam keluarga yang

menyebabkan kematian salah satu anggota keluarga. Salah satu

meningkatnya penggunan narkoba di kalangan anak-anak atau

remaja adalah kurangnya perhatian dari pendidikan yang di

berikan dalam keluarga. Ada lembaga yang konsen menangani

masalah gangguan penggunaan zat yaitu Yayasan Karya Kita

Peduli (KAPETA). Yayasan Kapeta adalah sebuah lembaga

swadaya masyarakat yang didirikan melalui kepedulian sebuah

komunitas yang terdiri dari psikolog, praktisi pendidikan dan para

orang tua yang memiliki pengalaman dengan masalah Gangguan

Penggunaan Zat di antara keluarga dan lingkungannya. KAPETA

memulai kegiatan sejak Juni 2002 melalui pertemuan dukungan

untuk orang tua (Family Support Group) dan program terapi

Gangguan Penggunaan Zat rawat jalan (daycare), hinggaa

kemudian resmi didirikan dengan berbadan hukum Yayasan pada

tanggal 24 Februari 2004

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Penelitian ini bertujuan Untuk mendeskripsikan hasil dari

program rahabilitasi yang diberikan di Yayasan Kapeta.

Penelitian menggabarkan hasil dari program yang telah

diberikan oleh Yayasan Kapeta untuk para pengguna ganguan zat

antara lain: 1) Terdapat dampak baik dari program yang telah

diberikan oleh Yayasan Kapeta bagi para klien. 2) Para klien

mendapatkan banyak manfaat dari program yang dijalankan oleh

Yayasan Kaperta seperti dari segi kesehatan, komunikasi,

keterampila dan hubungan antara kedua orangtua.

Key Words : Rehabilitasi Sosial, Napza, Keluarga

i

Page 6: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan karunia tak terhingga kepada penulis,

juga memberikan kesehatan sehingga penulis mendapatkan

kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir dalam kuliah yaitu

skripsi yang berjudul “Rehabilitasi Sosial Untuk Pengguna

NAPZA Melalui Program Layanan Keluarga Di Yayasan Karya

Peduli Kita Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

para sahabat, tabi‟in dan umat islam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan, sekalipun

penulis sudah berusaha untuk menyusun skripsi ini sebaik

mungkin. Karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah

SWT.

Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan

bantuan, motivasi, dan arahan serta saran terhadap penulis

sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, serta segenap jajaran Dekanat Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

ii

Page 7: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

2. Ahmad Zaky, M.Si sebagai ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hj.

Nunung Khoriyah, MA selaku sekretaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ahmad Zaky, M.Si sebagai Dosen Pembimbing skripsi

saya, yang secara ikhlas dan sabar dalam membimbing

dan memberikan pemahaman, petunjuk serta arahan baik

dalam penulisan skripsi. Semoga Allah SWT selalu

memberikan perlindungan kepada beliau.

4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pengajaran, dan bimbingan selama penulis

menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Kepada Staff Yayasan Kapeta Tangerang Selatan,

khususnya kepada Bapak Pungky, Mas Galuh, dan Ibu

Gita yang sudah meluangkan waktunya dan memberikan

kesempatan kepada penulis dalam menjalani penelitian

ini. Serta para informan yang telah membagi cerita dan

pengalamannya sehingga membuat penulis dapat lebih

memahami mengenai penelitian ini.

6. Kepada kedua Orangtua penulis, Bapak Suparno dan Ibu

Watini yang telah mendidik, memberikan semangat serta

selalu mendoakan anak-anaknya.

7. Kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan

2013 yang selalu memberikan energi positif kepada

penulis dan Keluarga besar mahasiswa Kesejahteraan

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iii

Page 8: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

berperan besar dalam penulis selama menjadi mahasiswa

dan menerima penulis dalam Keluarga Kesejahteraan

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Untuk kawan-kawan Kuwuk, yang tidak lain adalah Arief,

Faiz, Ridwan, Agus, Jaki, Alfa, Bahir, Putra. Mereka

adalah kawan-kawan terhebat yang penulis kenal selama

di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

atas canda dan tawa, nasehat, dukungan serta doa kalian

untuk proses penyelesaian skripsi penulis.

9. Untuk seluruh teman-teman Remaja 309 yang telah

memberikan doa dan dukungan baik berupa moral

maupun materi. Mulai dari nasehat maupun candaan yang

berkaitan dengan skripsi yang terkadang memang kurang

berkenan dihati. Namun peneliti menyadari bahwa hal

tersebut dilakukan untuk mensukseskan proses

penyelesaian skripsi penulis.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Penyusun.,

Akhmad Sidiq

1113054100046

iv

Page 9: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .............................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 9

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 10

1. Pendekatan Penelitian.......................................................... 10

2. Jenis Penelitian .................................................................... 11

3. Lokasi dan Waktu Penelitia ................................................. 11

4. Teknik Pemilihan Informan Penelitian ................................ 11

5. Sumber Data ........................................................................ 12

6. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 13

7. Teknik Analisis Data ........................................................... 14

8. Teknik Keabsahan Data ....................................................... 14

9. Kajian Pustaka ..................................................................... 15

10. Teknik Penulisan ................................................................. 16

E. Sistematika Penulisan ................................................................. 16

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................... 18

A. Rehabilitasi Sosial ....................................................................... 19

1. Pengertian Rehabilitasi Sosial ............................................. 19

2. Sarana dan Prasarana ........................................................... 22

3. Sumber Daya ....................................................................... 23

v

Page 10: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

B. Narkoba ....................................................................................... 26

1. Pengertian Narkoba ............................................................. 26

2. Jenis-jenis Narkotika ........................................................... 27

A. Candu .................................................................................. 28

B. Putaw .................................................................................. 28

C. Heroin ................................................................................. 29

D. Ganja ................................................................................... 29

E. Cocain ................................................................................. 31

3. Akibat Penggunaan Narkoba Terhadap Individu ................. 33

4. Akibat Pemakaian Narkoba Bagi Masyarakat ..................... 34

5. Alasan-alasan Sebagai Pengguna Narkoba .......................... 34

6. Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Napza .................. 36

7. Perubahan perilaku akibat pemakaian NAZA ..................... 37

C. Keluarga ...................................................................................... 38

1) Pengertian Keluarga ............................................................ 38

2) Struktur Keluarga ................................................................ 39

3) Peran Keluarga .................................................................... 40

4) Upaya Keluarga dalam Menanggulangi Penyalahgunaan

Narkoba ....................................................................................... 42

D. Kerangka Berfikir ....................................................................... 44

BAB III PROFIL LEMBGA .............................................................. 45

A. Latar Belakang Lembaga ........................................................... 45

1. Sejarah Yayasan KAPETA ..................................................... 45

2. Visi dan Misi ....................................................................... 47

3. Prosedur Penerimaan Klien ................................................. 48

4. Alur Pelayanan .................................................................... 49

5. Struktur Organisasi .............................................................. 50

6. Sarana dan Prasarana ........................................................... 51

vi

Page 11: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

7. Program Rehabilitasi ........................................................... 52

8. Kerjasama Lembaga ............................................................ 53

BAB IV HASIL TEMUAN ................................................................ 54

A. Profil Klien ................................................................................. 54

B. Proses Rehabilitasi Sosial ............................................................ 56

C. Hasil Rehabilitasi ........................................................................ 69

BAB V ANALISIS DATA ................................................................. 72

A. Proses Rehabilitasi ...................................................................... 72

1. Konseling Individu .............................................................. 74

2. Life Skill ............................................................................. 75

3. Layanan Keluarga ............................................................... 76

B. Hasil Rehabilitasi ........................................................................ 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 81

A. Kesimpulan ................................................................................. 81

1. Proses Rehabilitasi .............................................................. 81

2. Terapi Yang Diberikan ........................................................ 82

B. Saran ........................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 85

LAMPIRAN

vii

Page 12: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Subjek dan Informan Penelitian ………………………12

Bagan 1. Alur Layanan ………………………………………...49

Bagan 2. Stuktur Organisasi …………………………………...50

viii

Page 13: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika

skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini banyak remaja di Indonesia

meyalahgunakan narkoba. Menurut data yang di

keluarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) World

Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations

Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan

sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari

penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi

narkoba. Sementara di Indonesia, BNN selaku focal point

di bidang Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)

mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017

sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.

Sedangkan angka penyalahgunaan Narkoba di

kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi

di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu

kelompok masyarakat yang rawan terpapar

Page 14: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

2

penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada

rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial

(“Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat”

t.t.).

Sementara angka prevalensi setahun pakai di

kalangan pekerja sebesar 2,1% atau setara dengan

1.514.037 orang. Heru juga menyampaikan jumlah barang

bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018

sebanyak 48,23 ton sabu, 41,27 ton ganja, 1.594.083 butir

pil ekstasi dan 2.314,29 kilogram ekstasi bubuk (“WOW!!

Heru Winarko Beberkan Fakta Terbaru

AngkaPenyalahgunaan Narkoba” t.t.). Pemakaian narkoba

di masyarakat dapat menyebabkan kemiskinan,

meningkatnya biaya kesehatan, dan meningkatnya

kriminalitas dan hancurnya sebuah masyarakat. Dan

akibat lainnya yang di dapat adalah di dalam keluarga

yang menyebabkan kematian salah satu anggota keluarga.

Salah satu meningkatnya penggunan narkoba di kalangan

anak-anak atau remaja adalah kurangnya perhatian dari

pendidikan yang di berikan dalam keluarga. (Moerdiono,

2007, 1–2)

Narkoba adalah salah satu zat atau obat yang

berasal dari tanaman atau bukan, yaitu baik sintetsis

maupun semi sitesis yang menyebabkan perubahan dan

penuruna kesadaran atau hilangnya konstrasi. hilangnya

Page 15: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

3

Page 16: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

4

normal, dapat berdiri sendiri, memiliki kemamuan dan

keahliat yang di milikinya. Dan rehabilitasi mental

dilakukan penyluhan, bimbingan serta ceramah, kagiatan

tersebut bertujuan agar pemakai narkoba sadar bahwa

masih memiliki masa depan . (MH 2003, 28)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Bagian dua

mengenai Rehabilitasi pasal 55 yaitu:

Bagi pecandu narkotika dan penyalahgunaan

narkotika wajib di rehablitiasi medis dan rehabilitasi

sosial.

1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum

cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan

masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi

medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh

Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau

perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi

sosial.

2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib

melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya

kepadapusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau

lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang

ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan

dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial. (Wresniwiro, 2010, hlm. 122–123)

Page 17: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

5

Penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang kian

merak, kini telah merambah kedunia anak-anak. Baik

keluarga, lingkungan atau pun teman sebaya memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam hal ini. Dalam

mencegah agar penerus bangsa tidak terjerumus ke dunia

narkoba, maka harus ada campur tangan dan tanggung

jawab dari peran keluarga salah satunya orang tua. Karena

baik buruknya perilaku anak sangat bergantung pada

bagaimana orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Ada bebrapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya, upaya yang dilakukan anata lain

yaitu, mengasuh anaknya dengan baik, ciptakan susana

yang hangat dan bersahabat di rumah, luangkan waktu

untuk bersama-sama, menjadi contoh yang baik untuk

anak, komunikasi yang baik, menerima anak sebagaimana

adanya.

Bagi pengguna atau pemakai narkoba harus di

tindak lanjuti, bisa secara hukum atau memberikan

rehabilitasi kepada pengguna narkoba, pennguna atau

pemakai narkoba tidak hanya bisa diberi hukuman atau

sebagainya melaikan harus di berikan rehabilitasi seperti

apa yang sudah dijalaskan dalam UUD 1945 pasal 55

mengenai rehabilitasi, agar pengguna atau pemakai

narkoba bisa kembali lagi system keberfungsiannya

berjalan lagi seperti awalnya dan dapat di terima oleh

masyarakat.

Page 18: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

6

Berkenaan dengan kasus diatas ada lembaga yang

konsen menangani masalah gangguan penggunaan zat

yaitu Yayasan Karya Kita Peduli (KAPETA). Kapeta

adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang

didirikan melalui kepedulian sebuah komunitas yang

terdiri dari psikolog, praktisi pendidikan dan para orang

tua yang memiliki pengalaman dengan masalah Gangguan

Penggunaan Zat di antara keluarga dan lingkungannya.

KAPETA memulai kegiatan sejak Juni 2002 melalui

pertemuan dukungan untuk orang tua (Family Support

Group) dan program terapi Gangguan Penggunaan Zat

rawat jalan (daycare), hingga kemudian resmi didirikan

dengan berbadan hukum Yayasan pada tanggal 24

Februari 2004. Melalui berbagai program terkait

penanggulangan masalah Gangguan Penggunaan Zat

(NAPZA) dan HIV / AIDS, Yayasan KAPETA berusaha

untuk dapat membantu pemulihan orang-orang dengan

masalah Gangguan Penggunaan Zat untuk dapat kembali

ke fungsi sosialnya di masyarakat dan memberikan

dukungan sosio-psikologis bagi para ODHA (Orang

Dengan HIV AIDS) dalam menapaki kehidupannya.

Masih terbatasnya penyebaran informasi dan edukasi

terkait masalah Gangguan Penggunaan Zat dan HIV /

AIDS di Indonesia, menyebabkan keanekaragaman

pemahaman dan sudut pandang masyarakat akan masalah

tersebut.

Page 19: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

7

Yayasan Kapeta dalam memberikan program

membaginya menjadi 2 bagian, program untuk rawat inap

dan rawat jalan. Untuk rawat inap dibagi lagi menjadi

rawat inap jangka pendek dan menengah, untuk

mengakomodir rawatan Gangguan Penggunaan zat,

khususnya heroin (putaw), ATS – Amphetamine Type of

Stimulants, dan zat lain dengan tingkat yang lebih

kompleks, yayasan Kapeta membuka layanan program

rawat inap (residensial) jangka pendek dan menengah.

Kemudian ada Rawat jalan, yaitu program terapi dan

pemulihan ini ditujukan khususnya kepada mereka yang

memiliki Gangguan Penggunaan Zat yang masih dalam

tahap awal atau menengah (light to moderate).

Dipilihnya durasi jangka pendek dan menengah

adalah untuk memenuhi kebutuhan, khususnya para

pengguna zat yang telah menjalani program pemulihan

jangka panjang sebelumnya, menjalani program

perawatan yang tidak mengharuskannya meninggalkan

keluarga dalam waktu yang cukup lama. Selain itu

program ini diinisiasi untuk mengisi lubang dari

rangkaian rentang rawatan (Continuum of Care)

Gangguan Penggunaan Zat, yang umumnya diisi di

Indonesia oleh program terapi dan rehabilitasi rawat inap

dengan durasi lebih lama (6 bulan hingga 2 tahun), tanpa

pilihan lain yang secara signifikan berbeda (“Yayasan

Kapeta” t.t.).

Page 20: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

8

Rehabilitasi terhadap penyalahguna NAPZA juga

merupakan suatu bentuk perlindungan sosial yang

mengintegrasikan pecandu narkotika ke dalam tertib

sosial agar tidak lagi melakukan penyalahgunaan

NAPZA. Sudah seharusnya mereka yang

menyalahgunakan narkotika dibawa ke tempat

rehabilitasi, baik itu rehabilitasi medis ataupun sosial.

Sudah banyak tempat rehabilitasi penyalahguna narkoba,

baik yang didirikan oleh pemerintah ataupun swasta. Hal

ini juga disesuaikan dengan tujuan dari Program terkait.

Dengan ini peneliti menarik judul yaitu, “Rehabilitasi

Sosial Pengguna NAPZA Melalui Program Layanan

Keluarga Di Yayasan Karya Peduli Kita (KAPETA).”

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Melihat dari banyaknya permasalah yang

berkaitan pada penggunaan narkoba, dan dengan

adanya keterbatasan waktu serta kemampuam yang

dimiliki oleh peneliti untuk itu perlu adanya

pembatasan masalah terkait dengan penelitian ini agar

pengkajian masalah tidak terlampau jauh sehingga

menjadi lebih terfokus dan efektif terhadap apa yang

disimpulkan. Maka peneliti terfokus pada rehabilitasi

sosial yang di berikan oleh KAPETA dan Terapi yang

dilakukan oleh KAPETA

Page 21: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

9

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut dapat diuraikan

beberapa permasalahan atau pernyataan penelitian.

Penulis akan merumuskan dalam permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah

a. Bagaimana proses rehabilitasi yang diberikan oleh

Yayasan KAPETA?

b. Bagaimana manfaat dari program rehabilitasi

layanan keluarga yang di berikan oleh Yayasan

KAPETA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan proses rehabilitasi sosial

di Yayasan Kapeta.

b. Untuk mendeskripsikan manfaat dari program

rahabilitasi layanan keluarga yang diberikan di

Yayasan Kapeta.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan

bagi Ilmu Kesejahteraan Sosial, pada teori dan

aplikasi di bidang Kesejahteraan Sosial dan profesi

Pekerja Sosial. Serta dapat dijadikan sebagai

Page 22: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

10

bahan referensi atau bahan kepustakaan bagi

pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

b. Segi Praktisi

Penelitian ini mampu memberikan

pemaham, kemampuan, wawasan dan pengetahuan

bagi penulis, mahasiswa dan orang tua sekaligus

masyarakat tentang bagaimana cara merehabilitasi

pengguna narkoba.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu proses yang

harus dilalui dalam suatu penelitian agar hasil yang

diinginkan dapat tercapai. Metode penelitian ini kemudian

dibagi menjadi, sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode penelitian

kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

(Moleong, 1991:3).(Kasiran 2010, 175) Penelitian

Kualitatif digunakan untuk memahami, mencari makna

dibalik data, untuk menemukan kebenaran, baik

kebenaran empirik sensual, empirik logik dan empirik

etik. (Kasiran 2010, 177)

Page 23: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

11

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan tipe penelitian

deskriptif. Penelitian ini didasarkan pada pertanyaan

“Bagaimana”. Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa

masalahnya secara eksploratif, tetapi ingin mengetahui

juga bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Dengan

demikian temuan-temuan penelitian deskriptif lebih luas

dan lebih terperinci daripada penelitian eksploratif.

Dikatakan lebih luas karena kita meneliti tidak hanya

masalahnya sendiri, tetapi juga variabel-variabel lain yang

berhubungan dengan masalah itu. Lebih terperinci karena

variabel-variabel tersebut diuraikan atas faktor-faktornya.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian

dilakukan dengan penarikan sampel (Gulo 2000, 19).

3. Lokasi dan Waktu Penelitia

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Pluto Dalam 1

No. 8, Villa Cinere Mas, Ciputat Timur,

Tangerang Selatan.

b. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan Januari

2019 sampai dengan Mei 2020.

4. Teknik Pemilihan Informan Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif

teknik pemilihan responden dalam penelitian ini adalah

purposive sampling

(Moleong 2000, 224) yang

memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam

Page 24: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

12

menyeleksi responden yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Yang terpenting disini bukan jumlah

respondennya melainkan potensi dari tiap kasus untuk

memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik

mengenai aspek yang dipelajari.

Tabel 1 Subjek dan Informan Penelitian

No Informan Informasi yang

dicari

Jumlah

1 Bapak Pungky (

Divisi Program)

Mengetahui apa

saja program yang

ada di Yayasan

Kapeta

1

2 Bapak Gidien (

Konselor )

Mengetahui apa

saja yang di

berikan ketika

melakukan

konseling dan sesi

1

3 Klien ( MS dan

F)

Mengetahui apa

saja yang di dapat

dari program yang

telah diberikan.

2

5. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian

ini terbagi menjadi 2 (dua) sumber yaitu sumber data

Page 25: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

13

primer dan sumber data sekunder yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh

dari para informan pada waktu penelitian. Data

primer ini diperoleh melalui wawancara dengan

informan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan

melalui sumber-sumber informasi tidak langsung

seperti perpustakaan, dokumentasi masa lampau.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data

yang dipakai adalah dengan melakukan wawancara

langsung dengan responden, karena untuk memperoleh

informasi yang lengkap mengenai responden yang

bersangkutan maka peneliti harus terjun langsung ke

lapangan, dengan cara melakukan wawancara terhadap

responden. Selain itu guna memperkuat penelitian ini,

peneliti juga menambah dengan menggunakan beberapa

sumber kepustakaan, baik itu berupa buku, artikel, dan

sejenisnya, yang ada hubungannya dengan obyek yang

diteliti.

Dalam penelitian ini teknik wawancara yang

peneliti gunakan adalah wawancara mendalam artinya

peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara

mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan.

Page 26: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

14

Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

dapat terkumpul secara maksimal sedangkan subjek

peneliti dengan teknik Purposive Sampling yaitu

pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi

kepentingan peneliti.

7. Teknik Analisis Data

Yaitu teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk

keperluan pemeriksaan atau perbandingan terhadap data

tersebut. Hal ini akan dicapai dengan membandingkan

hasil wawancara di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi dan dokumen yang

berkaitan.(Moleong 2000, 178)

8. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh dan

telah teruji dan valid. Dalam hal ini peneliti menulis

keabsahan data diuji lewat diskusi atau sharing, referensi

teori dan melihat realitas sosial serta tentang isu-isu yang

sedang berkembang. Oleh karena itu peneliti melakukan

perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan dat yang relevan.

Teknik keabsahan data yang penulis lakukan

adalah dengan ketekunan pengamatan, ketekunan

pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci,

Page 27: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

15

maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari

jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

9. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan

pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang

diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain.

Dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai

referensi penelitian yang berhubungan denganperubahan

sosial, adapun beberapa skripsi tersebut antara lain,

sebagai berikut.

Nama : Anindia Prestiawani Rizki

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Judul Skripsi :Rehabilitasi Sosial Bagi

Penyalagunaan Narkoba di Natura Addiction

Center Jakarta Selatan

Skripisi diatas menjadi dasar penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dalam menyusun skripsi

ini. Skripsi tersebut sama-sama membahas

mengenai proses rehabilitasi sosial, perbedaan dari

skripsi peneliti adalah peneliti tidak hanya

berfokus pada proses rehabilitasinya saja tetapi

juga berfokus pada terapi yang diberikan oleh

Yayasan KAPETA bagi pengguna narkoba.

Nama : Hasnidar

Jurusan : Syari’ah dan Hukum

Page 28: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

16

Judul Skripsi : Upaya Rehabilitasi Sosial

Bagi Penyalahgunaan Narkotika Dalam

Persfektif Hukum Islam(Studi kasus di

Yayasan Harapan Permata Hati Kita

/YAKITAAceh)

. Skripisi diatas menjadi dasar penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dalam menyusun skripsi

ini. Skripsi tersebut sama-sama membahas

mengenai proses rehabilitasi sosial, perbedaan dari

skripsi peneliti adalah peneliti tidak hanya

berfokus pada proses rehabilitasinya saja tetapi

juga berfokus pada terpi yang di berikan oleh

Yayasan KAPETA bagi pengguna narkoba. Dan

yang membedakan juga skripsi Hasnidar dari

rehabilitas sosial melalui pandangan islam.

10. Teknik Penulisan

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan

yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku

pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) yang disususn oleh Tim UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka

penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab

yang mana rinciannya sebagai berikut :

Page 29: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

17

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, sistematika skripsi. Kegunaan

pendahuluan dalam skripsi ini adalah

mengantarkan pembaca untuk memahami

gambaran tentang topik yang akan dibahas.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan landasan teori

yang mendasari pola pikir penulis dalam

menyusun skripsi, kajian pustaka, dan kerangka

berpikir. Kegunaan bab ini dalam skripsi adalah

mengantarkan pembaca untuk mengetahui teori

yang digunakan, peneliti terdahulu dan kerangka

pemikiran peneliti dalam skripsi ini.

BAB III : PROFIL LEMBAGA

Bab ini berisi tentang gambaran umum

lembaga terkait dengan sejarah lembaga, visi, misi

dan struktur organisasi serta Program rehabilitasi

yang dijalankan oleh Yayasan Karya Peduli Kita.

Page 30: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

18

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian penyajian data

dan temuan penelitian di lapangan. Segala temuan

yang berkait dengan penelitian dibahas pada bab

ini.

BAB V : PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil temuan penelitian dan

Pembahasan/Diskusi yang berisi tentang

pembahasan atau diskusi mengenai hasil penelitian

yang diperoleh. Bagaimana keterkaitan penelitian

dengan teori yang sudah ada, dan penelitian ini

juga membahas tentan bagaimana proses dari

rehabilitasi yang dilakukan oleh Yayasan Karya

Peduli Kita.

BAB VI : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang

ditarik dari analisis data dan pembahasan. Saran

berisi perbaikan-perbaikan atau masukan-masukan

dari penulis untuk perbaikan-perbaikan yang

berkaitan dengan penelitian. Peneliti juga dapat

mengemukakan persoalan-persoalan baru yang

muncul dari penelitian tersebut untuk dijadikan bahan

penelitian selanjutnya.

Page 31: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

19

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada pembahasan di BAB II ini, peneliti lebih

menjelaskan kepada teori yang digunakan untuk

menganalisis dan menjawab permasalahan. Adapun teori-

teori yang akan digunakan dalam penelitian, yakni teori

sistem, rehabilitasi sosial, narkoba dan keluarga.

A. Rehabilitasi Sosial

1. Pengertian Rehabilitasi Sosial

Pecandu yang telah menyelesaikan tahap

pengobatan dan sedang dalam proses pengembalian ke

dalam kondisi yang wajar, bisanya dipersiapkan untuk

menjalani proses rehabilitasi dengan melalui beberapa

tahapan. Dalam proses rehabilitasi perhatian di fokuskan

terhadap pemantapan dan pengembangan kepribadian dan

fungsi sosial agar diterima oleh masyarakat. (Ma’sum

2000, 137–38)

Rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan

mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna atau

ketergantungan NAZA, agar dapat kembali sehat. (Hawari

2006, 131) Pada tahap rehabilitasi dilakukan baik secara

fisik maupun mental. Rehabilitasi fisik dilakukan agar

pemakai kembali normal atau bisa berdiri sendiri, dan bisa

mempertahankan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.

Page 32: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

20

Dalam tahap ini pemakai diberikan kesibukan agar bisa

melupakan ketergantungan pada narkoba. Kegiatan yang

diberikan seperti olahraga dan kursus keterampilan.

Kegitan itu diberikan agar bermanfaat setelah mereka

keluar dari panti-panti rehabilitasi.

Pada tahap rehabilitasi mental ini diberikan agar

pemakai sadar bahwa dirinya masih memili masa depan.

Kegiatan yang diberikan seperti bimbingan dan ceramah.

(MH 2003, 28)

Suardana (2008) menyatakan bahwa hak-hak

warga binaan atau korban pemyalahgunaan napza

memiliki hak rehabilitasi sebagai upaya pemulihan. Ada

beberapa definisi yang dipaparkan yaitu rehabilitasi medis

yang didalamnya ada perawatan medis, psikiatris dan

psokologis sebagai upaya pemulihan pengguna napza.

Selain rehabilitasi dari segi medis juga dibutuhkan

rehabilitasi sosial agar para pengguna narkoba dapat bisa

kembali fungsi sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.

(kes 2018, 2)

Suardana juga mengatakan bahwa rehabilitasi ini

dilatarbelakangi oleh beberapa landasan pemikiran:

1) Bahwa setiap pengguna berth atas hak-haknyasebagai

korban.

2) Berhak atas pemulihan seperti rehabilitasi.

3) Istilah rehabilitasi adalah istilah umum yang digunakan

bila menyangkut pada pemulihan/reparasi korban, baik

oleh hukum nasional maupun oleh hukum internasional.

Page 33: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

21

4) Rehabilitasi digunakan untuk hak pemulihan pengguna

baik oleh hukum nasional maupun oleh hukum

internasional. (kes 2018, 4–5)

Menurut Hawari (2000) dalam program

rehabilitasi sosial meliputi pendidikan agama ( kognitif,

afektif, dan psikomotor) ada juga psikoterapi kelompok

(group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan

(individual psychotherapy), pendidikan umum,

keterampilan, olahraga dan rekreasi. Dari hasih yang

diharapkan sesuai menjalani program rehabilitasi adalah

beriman dan bertaqwa, memiliki fisik yang bagus maupu

mental yang baik, memiliki keterampilan serta dapat

kembali lagi secara wajar dalah kebidupan sehari-hari

baik di rumah, sekolah/kampus, di tempat kerja maupun

dimasyarakat. (kes 2018, 8–9)

Di dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah mengamatkan pembagian

tugas antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota dalam melaksanakan rehabilitasi sosial.

Menurut Andi Hanindityo “ di dalam UU Nomor 23

Tahun 2014 dinyatakan bahwa rehabilitasi sosial di dalam

panti atau di luar panti harus dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/kota.

Oleh karena itu panti sosial di ubah menjadi balai

rehabilitasi sosial, perubahan ini bukan hanya perubahan

nomenklaturnya sja melainkan perubahan secara tugas

dan fungsi dalam memberikan layanan rehabilitasi.

Page 34: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

22

Dalam program rehabilitasi lamanya tergantung

dari metode dan program yang dilakukan oleh lembaga

yang bersangkutan, lamanya rehabilitasi yang diberikan

yauitu selama 3-6 bulan.

Upaya ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam undang-undang, yaitu untuk memulihkan

atau menjadikan pecandu narkotika agar dapat hidup sehat

jasmani dan rohani, sehingga dapat menyesuaikan dan

meningkatkan lagi keteramplan serta kepandaian dalam

lingkungan hidupnya. Yang ingin dicapai yaitu untuk

mengatasi keracunan fisik, komplikasi medic, dan

mencegah kegagalan kepribadian dalam menciptakan

suatu kondisi bisa hidup sehat tanpa terpengaruh oleh

obat.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana harus bisa memadai dari segi

gedung, akomodasi, kama mandi / WC yang higienis,

makanan dan minuman yang bergizi dan halal, dan

ruangan yang lainnya.

Selain itu dari segi tenaga atau SDM harus juga

berkerja secara professional, seperti psikiater, dokter

umum, psikolog, pekerja sosial, perawat dan tenaga ahli

lainnya. Dan dari segi menejemen dan progeam juga

harus berjalan dengan baik sesai dengan kebutuhan dan

peraturan yang berlaku dilembaga harus ketat serta tata

tertib harus dijalankan agar tidak ada pelanggaran dan

kekerasan yang terjadi.

Page 35: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

23

selain itu keamanan juga diperlukan agr tidak ada

predaran NAZA yang terjadi di dalam pusat rehabilitasi.

(Equatora 2017, 25)

3. Sumber Daya

Sumber Daya Manusia yang diperlukan dalam

pelaksanaan rehabilitasi sosial merupakan satu kesatuan

yang saling memiliki keterkaitan. Adapun tugas pekerjaan

dari masing-masing SDM adalah ebagai berikut:

1. Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa

a. Memeriksa fisik dan psikis dari efek yang

diterima oleh penggunaan narkoba.

b. Memberikan pelayanan terapi medis untuk

menegembalikan fungsi psiologis dan fungsi

adaptasi sosial.

c. Memberikan pengertan secara mendalam

mengenai akibat yang di terima dari

penyalahgunaan narkoba.

d. Memberikan penyulihan kesehatan jiwa.

e. Senantiasa berkoordinasi dan berkomunikasi

dengan konselor addict, pekerja sosial, dokter

umum, dokter gigi, dan peugas/pihak terkait

lainnyadalam proses program.

f. Mengambil tindakan yang bersifat darurat.

g. Mengadakan pemeriksaan kesehatan jiwa

keseluruh staff yang bertugas terkait lainnya

dengan pelayanan program.

Page 36: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

24

2. Dokter Umum

a. Memeriksa kondisi fisik warga binaan secara

berkala.

b. Senantiasa berkoordinasi dan berkomunikasi

dengan konselor addict, pekerja sosial, dokter

umum, dokter gigi, dan peugas/pihak terkait

lainnyadalam proses program.

c. Membuat proses dokumentasi perjalanan

perawatan yang diberikan terhadap warga

binaan.

d. Mengambil tindakan yang bersifat darurat

seperti sakit mendadak.

e. Membuat medical record.

f. Mengadakan penyuluhan kesehatan umum.

3. Paramedis

a. Membantu dokter umum mengawasi kondisi

fisik warga binaan.

b. Memberikan obat bagi warga binaan selama

menjalani detoksifikasi selama menjalani

program terapi atau rehabilitasi.

c. Membuat laporan mengenai kondisi fisikwarga

binaan tersebut secara tertulisdan berkala.

d. Membantu dokter dalam membuat proses

dokumentasi perjalan perawatan yang

diberikan untuk warga binaan.

e. Membantu counselor addict dalam

pelaksanaan program.

Page 37: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

25

f. Turut bersama petugas keamanan/petugas

dalam penggeledahan terhadap warga binaan

yang sedang menjalani detoksifikasi.

4. Pekerja Sosial

a. Memberikan layanan konsultasi untuk

mengetahui latar belakang warga binaan.

b. Menjelaskan masalah dalam pertemuan

perbincangan masalah bersama yang dihadiri

oleh staff didalam terapi dan rehabilitasi.

c. Membuat program terapi dan rehabiliasi.

d. Mengadakan koordinasi dengan counselor

addict mengenai keadaan warga binaan.

e. Monitoring dan evaluasi program rehabilitasi

agar berjalan dengan baik.

f. Turut bersama petugas keamanan/petugas

dalam penggeledahan terhadap warga binaan

yang sedang menjalani detoksifikasi.

5. Konselor Pecandu (Counselor Addict)

a. Membuat program untuk klien.

b. Lebih banyak berfungsi sebagai pelaksanaan

yang sudah dibuat dan memberika laporan

perkembangan dari program.

c. Memastikan progeam yang dirancang berjalan

dengan baik.

d. Memerhatikan kesejahteraan panti dan

kesejahteraan klien.

Page 38: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

26

e. Menentukan tanggal untuk pelaksanaan grup

khusus untuk klien.

f. Merancang grup therapy yang akan diberikan

untuk klien.

g. Memastikan sesi grup therapy berjalan sesuai

dengan format yang ada. (Equatora 2017, 12–

21)

B. Narkoba

1. Pengertian Narkoba

Narkotika dalam perkataan Yunani adalah narke

yang berarti terbius dan tidak bisa merasakan apa-apa.

Namun ada juga yang mengatakan Narcissus, yaitu

sejenis tanaman yang memiliki bunga yang bisa membuat

seseorang tidak sadar.

Pengertian narkotika secara farmakologis medis,

dan menurut Ensiklopedia Indonesia IV (1980 : 2336)

adalah obat yang bisa menghilangkan trauma dan rasa

yang dapat menimbulkan efek stupor serta adiksi.

Pengertian yang umum dari narkotika adalah suatu

zat (obat) dari tanaman sintetis maupun semi sintesis yang

bisa menibulkan ketidaksadaran dan pembiusan. Serta

bisa menibulkan halusinasi dan menimbulkan daya

rasngsang. Efek lainnya yaitu menimbulkan

ketergantungan, yang di bedakan ke dalam golongan-

golongan sebaimana yang terlampir dalam Undang-

undang. (MH 2003, 35)

Page 39: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

27

Berbicara tentang narkoba, sering pula terdengar

beberapa singkatan yang berkaitan dengan hal

tesebut,misalnya :

NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif)

NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan

Zat Adiktif)

Dari singkatan NAPZA yang memiliki arti lebih

lengkap, maka obat yang dianggap berbahaya adalah

Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Karena narkotika termasuk dalam obat-obatan atau

zat yang berbahaya bagi kesehatan maka mengenai

produksi, pengadaan, peredaran, penyaluran, penyerahan

ekspor dan impor maka obat-obatan tersebut diatur dalam

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang

Narkotika.

Narkoba yang masuk kedalam lambung, kemudian

masuk kepembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat

diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui hidung

dan paru-paru. Jika disuntikan maka langsung masuk

melalui aliran darah. Dan darah membaa zat tersebut ke

otak.

2. Jenis-jenis Narkotika

Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1997, jenis narkotika dibagi menjadi tiga kelompok

yaitu narkotika golongan I, golongan in termasuk

Page 40: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

28

narkotika yang berbahaya dan paling tinggi daya

adiktifnya, golongan I ini adalah ganja, heroin, koain,

putaw dan opium. (Sunarno 2007, 11)

A. Candu

Candu atau opium adalah sumber utama dari

narkotika alam. Narkotika yang berasal dari alkoloida

candu , misalnya morphine, heroine yang berasal dari

Papaver Somniferum. Nama Papaver Somniferum

adalah sebutan yang diberikan oleh Linnaeus pada

tahun 1753.

1) Jenis-jenis Candu

Candu dalam pengklasifikasinannya dapat

dibedakan:

- Candu mentah

- Candu masak

- Candu yang khusus untuk rokok.

B. Putaw

Putaw merupakan jenis narkoba golongan satu

dan putaw ini merupakan hasil olahan dari opium.

Putaw juga berbentuk serbuk berwarna putih atau

coklat tua, dan ada juga yang berbnetuk cairan.

1) Efek Dari Putaw

Akibat dari menggunakan atau mengkonsumsi

putaw sangat berbahaya dan merugikan untuk

tubuh. Dan akibat yang ditimbulkan sebagai

berikut:

- Rasa mual.

Page 41: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

29

- Pupil mata mengecil.

- Berat untuk benafas dan melemah.

- Mudah mengeantuk.

- Tubuh mudah melemas dan susah

bergerak.

- Ketagihan dan sakaw.

C. Heroin

Heroin adalah obat semi sintetik yang berasala

dari reaksi kimia antara morphine dengan asam

asental anhidrat. Heroin juga lebih cepat menimbulkan

ketergantungan dan memiliki efek lebih kuat dari

halusinasi yang lebih tinggi dari morphine. (MH 2003,

35–35)

1) Efek Dari Heroin

Gejala-gejala yang ditimbulkan dari heroin

yaitu:

- Rasa sakit dan kejang-kejang.

- Perut kram dan sawan.

- Menggigit disertai muntah-muntah.

- Keluar ingus dan mata berair.

- Nafsu makan dan hilangnya cairan

tubuh. (Hadiman 2007, 6)

D. Ganja

Ganja atau yang disebut juga Cannabis

merupakan jenis tanaman yang bisa tumbuh yang

tidak memerlukan pemeliharaan yang istimewa. Ganja

juga tumbuh di daerah tropis, pohn ganja juga bisa

Page 42: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

30

tumbuh di berbagai belahan dunia. Ganja juga sering

disebut dengan Gele atau Cimeng. Di kalangan

pecandu sering di sebut dengan Grass, Marihuana,

Has atau Hashish. Dalam pemakaian sering dianggap

sebagai lambing pergaualan karena pemakaian hampis

selalu beramai-ramai dan tidak pernah sendiri.

1) Bentuk dan Cara Menggunakan Ganja

Bentuk ganja dapat di bagi menjadi 5

bentuk yaitu:

a. Berbentuk lintingan rokok

b. Berbentuk campuran, di campur dengan

tenbakau untuk dirokok

c. Berbentuk campuran daun, tangkai dan biji

untuk dirokok

d. Berbentuk serbuk dan damar yang dapat di

hisap

e. Berbentuk damar yang berwarna coklat

kehitam-hitaman.

2) Penyalahgunaan Ganja

Efek penggunaan ganja bagi penggunanya

lebih banyak buruknya daripada baiknya. Efek

penggunaan ganja menurut Franz Bergel meliputi

efek fisik dan psikis. Secara fisik yaitu:

- Hilangnya koodinasi kerja otot dengan

syaraf sentral.

- Hilang dan kurangnya kedipan dari

mata.

Page 43: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

31

- Reflex tertekan.

- Kadar gula darah turun naik.

- Nafsu makan bertambah.

- Mata berwarna merah.

Efek pemakaian ganja secara psikis yaitu:

- Timbulnya sensasi psikis.

- Gembira dan tertawa tanpa sebab.

- Sifat malas dan lalai.

- Banyak bicara.

- Terganggu daya sensasi dan presepsi

terhadap ruang dan waktu.

- Daya pikir dan ingatan melemah.

- Cemas dan bicara melantur.

E. Cocain

Cocain adalah salah satu alkaloid yang berasah

dari daun Erythroxylon Coca L. Dan tanaman tersebut

banyak tumbuh di Benua Amerika Selatan. Cocain

juga tumbuh di Ceylon, India, dan Jawa. Di pulau

jawa tumbuhan ini sering ditanam dengan sengaja, dan

tumbuh sebagai tanaman pagar.

1) Efek pemakaian Cocain

Efek dari Cocain yang paling penting yaitu

pengahambatan hantaran syaraf bila dipakai secara

lokal, yakni sebagai anaestesi/pemati dari rasa.

2) Penyalahgunaan Cocain

Page 44: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

32

Efek yang di timbul kan dari cocain setelah

1,5-2 menit melalui sntikan intravena atau

intranasal (sedotan hidung) yaitu :

- Euforia.

- Suka bercakap-cakap.

- Untuk mencegah kelelahan.

- Perilaku stereotip.

- Deyut nadi dan pernafasan menjadi

lebih cepat.

- Kerja mental bertambah.

Cocian juga bisa digunakan sebagai oabat

perangsang secara kronis, maka dapat

menimbulkan hal sebagai berikut:

- Halusinasi.

- Insomnia.

- Kurangnya gairah kerja.

- Berkerja dan berfikir tanpa tujuan.a

- Tidak nafsu makan.

- Tidak memiliki ambisi, kemauan dan

perhatian. (MH 2003, 47–62)

Nakotika golongan II, golongan ini termasuk

narkotika yang tinggi juga adiktifnya, tetapi memiliki

manfaat sebagai pengobatan dan penelitian. Yang

termasuk jenis golongan II ini yaitu betametodal,

benzetidin dan pestidin.

Dan narkotika golongan III adalah golongan

narkotika yang memilii daya adiktif tang ringan tetapi

Page 45: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

33

bermanfaat juga untuk pengobaan dan penelitian selain itu

bisa juga untuk prkembangan ilmu pengetahuan.

Narkotika golongan III ini yaitu asetihidrotema dan

dihidrokodemia. (Sunarno 2007, 11)

3. Akibat Penggunaan Narkoba Terhadap Individu

Narkoba yang di gunaakan dpat menimbulkan

efek-efek bagi tubuh si pemakai sebagai berikut:

a. Europia adalah salah satu dari perasaan riang

gembira (well being) ditimbulkan dari narkoba

yang abnormal dan tidak sepadan dengan keadaan

jasmani dan rokhani. Efek dari penggunaan

narkoba dengan dosis yang tidak bergitu tinggi.

b. Delirium adalah menurunnya kesadaaran mental

disertai kecemasan yang hebat secara mendadak.

Efek ini ditimbulkan dengan dosis yang lebih

tinggi dari europia.

c. Halusinasi yaitu apa yang dilihat dan didengar

tidak sesuai denga kenyataan.

d. Weakness melemahnya keadaan jasmani dan

rokhani akibat dari ketergantungan dan kecanduan

narkoba.

e. Drowsiness kesadaran menurun dan tidak stabil

dan disertai fikira yang kacau.

f. Collapse yaitu pemakaian terlalu banyak dan

membuat over dosis dan menyebabkan kematian.

Page 46: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

34

4. Akibat Pemakaian Narkoba Bagi Masyarakat

Dari akibat penggunaan bagi individu, pemakaian

narkoba juga bisa berpengaruh bagi masyarakat luas,

antara lain:

a. Makin meningkatnya kriminalitas.

b. Timbulnya kekerasan bagi perorangan atau

kelompok.

c. Timbulnya berbagai usaha yang illegal dalam

masyarakat, misalnya pasar gelap narkotika.

d. Meningkatnya kecelakaan lalu lintas.

e. Meluasnya penyakit tertentu dari jarum

suntikyang dipakai.

f. Dan bentuk lain dari keabnormalan. (MH,

2003, hlm. 24–26)

5. Alasan-alasan Sebagai Pengguna Narkoba

Menurut Graham Blaine seorang psikiater sebab-

sebab seseorang menggunakan narkotika ialah:

a. Untuk membuktikan keberanian dalam

melakukan semua tindakan yang beresiko,

misalnya berkelahi dan bergaul.

b. Untuk menantang orang yang lebih tua,

seperti guru, hukum dan instansi yang

berwenang.

c. Memudahkan dalam perbuatan seksual.

d. Untuk melepaskan diri dari rasa kesepian.

e. Agar bisa mengerti apa itu arti hidup.

Page 47: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

35

f. Untuk mengisi kekosongan atau

kebosanan.

g. Menghilangan rasa frustasi dan

kegelisahan yang disebebkan dari masalah

yang tidak bisa diatasi dan tidak memiliki

jalan keluar.

h. Untuk memnuhi rasa solidaritas dengan

kawan-kawan.

i. Didorong karena rasa ingi tahu dank arena

iseng.

Dari sekian sebab-sebab pengunaan narkotika

secara tidak legal yang dilakukan oleh remaja dan dpat

dikelompokkan dalam 3 keinginan yaitu:

1) Mereka yang ingin mencoba, yaitu yang

ingin mendapatkan pengalaman baru dan

sensasi dari narkoba.

2) Yang bemaksud menjauhi dan menghindari

realita hidup, yaitu mereka terbius dalam

tempat pelarian yang ternyaman.

3) Yang ingin merubah kepibadiannya, yaitu

merka yang menggunakan narkoba bisa

membuat kepribadiannya seperti menjadi

berani, tidak malu dan kaku dalam

pergaulan. (MH 2003, 4–6)

6. Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Napza

Page 48: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

36

Dalam penelitiannya menurut Hawari,

penyalahgunaan Naza terjadi oleh beberapa faktor-faktor,

yaitu faktor predisposisi (kepribadian, kecemasan, dan

depresi), faktor keluarga dan faktor dari teman sebaya

atau per grup dari zatnya itu sendiri. Pada dasarnya

penyalahgunaan Napza adalah seseorang yang memiliki

gangguan kepribadian, sedangkan penyalahgunaan Napza

ialah perkembangan lebih lanjut dari gangguan jiwa,

demikian memiliki dampak sosial yag ditimbulkan. (MH

2003, 11). Faktor yang menyebabkan seseorang mulai

menggunakan narkoba, sehingga pada akhirnya

menyebabkan ketergantungan adalah:

1. Faktor Kepribadian

Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah genetik,

biologis, kesehatan mental dan gaya hidup yang memiliki

pengaruh bagi seorang terjerumus dalam menggunakan

Narkoba maupun dalam permasalahan perilaku.

Kurangnya pengendalian diri.

Konflik individu/emosi yang masih belum setabil.

Terbiasa hidup senang dan mewah.

2. Faktor Keluarga

a) Kurangnya kontrol keluarga.

Orang tua yang terlalu sibuk dan anak yang

kurang perhatian dari orang tuanya cenderung

mencari perhatia dari luar, biasanya mencari

kesibukan bersama teman-temannya.

Page 49: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

37

b) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung

jawab.

Tidak semua penyalahgunaan narkoba

berasal dari keluarga broken home, semua anak

mempunyai potensi yang sama untuk terlibat

dalam penyalahgunaan narkoba.

3. Faktor Lingkungan.

c) Masyarakat yang individualis.

Lingkungan yang individualistik dalam

kehidupan di kota besar cenderung memiliki sifat

yang kurang peduli dengan orang lain, sehingga

setiap orang hanaya memikirkan permasalahan

dirinya sendiri tanpa peduli dengan lingkungan di

sekitarnya.

d) Pengaruh teman sebaya.

Teman sebaya dan kelompo juga

berpengaruh dan berperan penting

terhadappengguna narkoba, hal ini disebabkan

karena antara lain menjadi syarat kemudahan yang

dapat diterima oleh anggota kelompok. (Badan

Narkotika Nasional 2011, 3–5)

7. Perubahan perilaku akibat pemakaian NAZA

Gejala-gejala akibat pemakaian NAZA mudah

dikenali sebagai beriku ini :

1. Meninggalkan ibadah. Yang semula rajin menjalankan

ibadah mulai malas dan sampai tidak menjalankan

ibadaha sama sekali.

Page 50: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

38

2. Bolos. Yang semula rajin sekolah, kuliah dan bekerja

mulai malas, seing membolos.

3. Minggat. Mereka yang betah dirumah sering keluar

rumah, pulang larut malah hingga tidak pulang sama

sekali sampai berbulan-bulan.

4. Pergaulan bebas. Mereka sering terlibat dalam

pergaulan bebas (free sex). Sex bebas ini diakibatkan

hilangnya hambatan dan dorongan agresivitas seksual

akibat NAZA.

5. Bohong. Yang awalnya jujur mulai berbohong dari

yang kecil sampai yang besar.

6. Mencuri. Menjual barang, terlilit hutang dan tindakan

criminal lainnya.

7. Prestasi belajar/kerja merosot tajam.

C. Keluarga

1) Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan konsep yng bersifat

multidimensi. Salah satu ilmuwan yang awalnya mengkaji

keluarga adalah George Murdock. Dalam bukunya

tentang Social Structure, Murdock mengartikan bahwa

keluarga adalah kelompok sosial yeng memiliki

karakteristik tinggal bersama, memiliki kerja sama

ekonomi dan terjadi proses reproduksi. Sedangkan

menurut Reiss keluarga adalah suatu kelompok kecil yang

terstuktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi

utama yaitu sosialisasi terhadap generasi baru.

Page 51: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

39

Menurut Koerner dan Fitzpatrick definisi tentang

keluarga dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang

yaitu definisi structural, definisi fungsional dan definisi

interaksional.

Definisi Struktural, keluarga didefinisikam

berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota

keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya.

Dari definisi ini difokuskan pada siapa yang menjadi

bagian dari keluarga.

Definsi Fungsional, dari definisi ini dengan kepekaan

pada terpenuhinya tugas dang fungsi psikososial.

Fungsi tersebut mencangkup perawatan, sosalisasi

pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemeuhan

peran tertentu. Definisi ini focus pada tugas yang

dilakukan oleh keluarga.

Definisi Interaksional, keluarga didefinisikan sebagai

kelompok yang mengembangkan keintiman melalui

perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai

keluarga (family identity). Definisi ini difokuskan

kepada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

Pada umumnya fungsi yang dijalankan oleh

keluarga seperti melahirkan dan merawat anak,

menelesaikan masalah dan saling peduli antaranggota

tidak pernah berubah dari masa ke masa. (Lestari 2012, 3–

5)

2) Struktur Keluarga

Page 52: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

40

Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka

keluarga dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti

(nuclear family) dan keluarga batih (extended family).

Struktur keluarga yang demikian menjadikan sebagai

orientasi untuk anak, yaitu keluarga tempat dimana ia

dilahirkan. Menurut Lee kompleksitas struktur keluarga

tidak lagi ditentukan oleh jumlah individu untuk menjadi

anggota keluarga, tetapi dilihat dari banyaknya posisi

sosial yang terdapat didalam keluarg. Oleh karena itu,

besaran keluarga yang ditentukan dari banyaknya jumlah

anggota tidak identik dengan struktur keluarga.

Selain itu variasi keluarga berdasarkan struktur

keluarga juga mencangkup keluarga dengan orang tua

tunggal, baik yang sudah bercerai atapun meninggal,

keluarga yang salah satu keluarganya jarang berada

dirumah karena pergi kerja keluar daerah, keluarga tiri,

dan keluarga dengan anak angkat. Pada dasarnya keluarga

yang utuh dan dlam perkawinan yang sah lebih menjamin

kesejahteraan anak. Hetherington mengungkapkan bahwa

proses yang berlangsung daam keluarga lebih besar

pengaruhnya terhadap akibat pada diri anak, seperti

rendahnya perilaku bermasalah dan kepuasan hidup.

(Lestari 2012, 6–7)

3) Peran Keluarga

Penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang kian

merak, kini telah merambah kedunia anak-anak. Baik

keluarga, lingkungan atau pun teman sebaya memiliki

Page 53: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

41

pengaruh yang sangat besar dalam hal ini. Dalam

mencegah agar penerus bangsa tidak terjerumus ke dunia

narkoba, maka harus ada campur tangan dan tanggung

jawab dari peran keluarga salah satunya orang tua. Karena

baik buruknya perilaku anak sangat bergantung pada

bagaimana orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Ada bebrapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya, upaya yang dilakukan anata lain:

a. Mengasuh anaknya dengan baik

1) Penuh dengan kasih sayang yang di tujungkan

secara wajar ke anak-anaknya.

2) Penanaman sikap disiplin yang konstruktif,

sehingga anak bisa mengendalikan diri serta

memiliki rasa tanggung jawab.

3) Mengajarkan untuk membedakan mana yang salah

dan mana yang benar.

4) Mengembakan kemandirian dengan cara atau

memberi kebebasan kepada anak, asal tidak

bertentantangan dengan norma yang berlaku.

5) Menegembangkan harga diri anak dengan cara

menghargai sikap atau prestasi yang anak dapat.

6) Membimbing nak bila terbentur masalah.

b. Ciptakan susana yang hangat dan bersahabat di rumah

Dari hal ini membuat anak rindu untuk pulang

kerumah dan tidak mudah terpengaruh dengan

pergaulan negative diluar rumah.

Page 54: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

42

c. Luangkan waktu untuk bersama-sama

Contoh yang dilakukan yaitu bermain, makan,

menonton atau berpergian bersama keluarga, sehingga

bisa menambah semanat dan perasaan dalam keluarga.

d. Menjadi contoh yang baik untuk anak

Memberikan contoh secara langsung sanagat

berpengaruh besar terhadap anak.

e. Komunikasi yang baik

Komunikasi dua arah, terbuka dan bersikap jujur,

mendengarkan dan selalu menghormati pendapat anak

adalah hal yang penting agar anak tidak ragu untuk

menceritakan pengalaman, termasuk pengalaman yang

negative.

f. Menerima anak sebagaimana adanya

Dalam hal ini orang tua janganterlalu banyak

menuntu kepada anak kerena itu bisa membuat anak

menjadi frustasi dan lebih mudah masuk kedalam

dunia narkoba. (Pd 2010, 129–31)

4) Upaya Keluarga dalam Menanggulangi Penyalahgunaan

Narkoba

Tidak ada petunjuk yang cepat untuk mengetahui

anak menggunakan narkoba atau tidak. Beberapa gejala

mungkin saja dirasakan normal karena penyesuaian sang

anakuntuk tumbuh. Ada banyak cara untuk menegtahui

anak menggunakan Narkoba atau tidak, antara lain:

Page 55: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

43

1) Amati adanya suatu perubahan tingkah laku

dari anak, seperti tingkah laku di sekolah,

sering telat, bolos dan sering berbohong.

2) Prestasi sekolah menurun.

3) Gejala emosional yang tidak lazim dalam

menghadapi keluarga dan teman-temannya.

4) Adanya perubahan yang kea rah kriminal.

5) Sering meminjam uang dengan alas an yang

tidak jelas.

6) Lebih banyak menyendiri, menjadi pemurung

dan suka bengong, serta nafsu makan

berkurang.

7) Berpakaian tidak rapi atau asal-asalan.

8) Sering kedatangan tamu yang baru yang belum

di kenal oleh orang tua.

Selain itu ada juga pendekatan yang harus

dilakukan oleh orang tua untuk mengetahui anaknya

menggunakan narkoba atau tidak dengan cara, antara lain:

1) Utarakan kecurigaan secra terbuka kepada

anak.

2) Jangan menuduh, tetapi diskusikan dengan

anak mengapa menggunakan narkoba.

3) Gali emosi dan sosialnya dalam kehdupan.

4) Bila menemui kesulitan, mintalah bantuan

kepada dokter keluarga, psikiater, psikolog

atau un konselor narkoba. (Pd 2010, 135–36)

Page 56: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

44

D. Kerangka Berfikir

Untuk melihat kontribusi ProgramRehabilitasi

Sosial Yayasan Karya Peduli Kita pada klien, maka

penulis mengemukakan menetapkan kerangka fikir

sebagai berikut:

Pertama, menetapkan teori rehabilitasi, napza dan

keluarga sebagai pedoman untuk melihat hasil dari

kontribusi Program Yayasan Karya Peduli Kita dan

manfaat bagi klien.

Kedua, peneliti melakukan survey awal ke lapangan untuk

menggali data dan informasi mengenai Program Yayasan

Karya Peduli Kita.

Ketiga, peneliti menggali data dari informan dalam hal ini

berkaitan dengan judul yang akan penulis teliti.

Keempat, peneliti melakukan analisis terhadap seluruh

data yang diperoleh dengan menggunakan analisis

deskriptif kualitatif.

Kelima, peneliti memberikan solusi dari fenomena

tersebut dan berharap bisa menjadi bahan masukan bagi

para peneliti selanjutnya serta instansi terkait.

Page 57: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

45

BAB III

PROFIL LEMBGA

Bab ini berisi tentang gambaran umum lembaga

terkait dengan sejarah lembaga, visi, misi dan struktur

organisasi serta Program rehabilitasi yang dijalankan oleh

Yayasan Karya Peduli Kita.

A. Latar Belakang Lembaga

1. Sejarah Yayasan KAPETA

Yayasan Karya Peduli Kita (KAPETA) adalah

sebuah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan

melalui kepedulian sebuah komunitas yang terdiri dari

psikolog, praktisi pendidikan dan para orangtua yang

memiliki pengalaman dengan masalah gangguan

penggunaan zat di antara keluarga dan lingkungannya.

KAPETA memulai kegiatan sejak Juni 2002 melalui

pertemuan dukungan untuk orang tua (Family Support

Group) dan program terapi Gangguan Penggunaan Zat

rawat jalan (daycare), hingga kemudian resmi didirikan

dengan berbadan hukum Yayasan pada tanggal 24

Februari 2004.

Melalui berbagai program terkait penanggulangan

masalah gangguan Penggunaan Zat (NAPZA) dan HIV /

AIDS, Yayasan KAPETA berusaha untuk dapat

membantu pemulihan orang-orang dengan masalah

gangguan penggunaan zat untuk dapat kembali ke fungsi

Page 58: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

46

sosialnya di masyarakat dan memberikan dukungan sosio-

psikologis bagi para ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)

dalam menapaki kehidupannya.

Masih terbatasnya penyebaran informasi dan

edukasi terkait masalah Gangguan Penggunaan Zat dan

HIV / AIDS di Indonesia, menyebabkan keanekaragaman

pemahaman dan sudut pandang masyarakat akan masalah

tersebut. Hal ini seringkali berdampak dan menjadi beban

tersendiri bagi orang-orang atau lingkungan dekat dari

para penderita Gangguan Penggunaan Zat dan ODHA.

Apabila tidak ditanggulangi dengan baik, hal ini

dapat menjadi stigma dan diskriminasi yang justru akan

membuat masalah Gangguan Penggunaan Zat dan HIV /

AIDS ini menjadi semakin rumit untuk ditanggulangi.

Untuk itu, yayasan KAPETA juga mencoba mewujudkan

kepeduliannya kepada para orang-orang dan masyarakat

umum yang didalam kehidupannya bersinggungan erat

dengan penderita Gangguan Penggunaan Zat maupun

ODHA, dalam bentuk pemberian informasi, edukasi dan

dukungan sosio-psikologis secara berkala. Kegiatan ini

dikemas dalam bentuk pertemuan dukungan sebaya dan

pertemuan dukungan keluarga, seminar, workshop,

outbound maupun pelatihan, yang menjadi bagian dari

pelayanan program untuk masyarakat umum (Public

Program Services).

Page 59: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

47

1. Visi dan Misi

a. Visi

Menciptakan sebuah karya sebagai wujud

kepedulian kepada diri, keluarga dan masyarakat secara

luas akan penanggulangan masalah Narkoba dan HIV /

AIDS.

b. Misi

- Mencegah meningkatnya permasalahan terkait dari

penggunaan Narkoba dan epidemi HIV/AIDS.

- Membantu memberikan perawatan dan dukungan

kepada para pengguna Narkoba dan ODHA.

- Memberikan dukungan kepada keluarga dan

lingkungan terkait lain dari para pengguna narkoba

dan ODHA dalam pemulihan.

- Memberikan dukungan orang dengan masalah

narkoba dan ODHA di dalam pemulihan untuk

dapat hidup mandiri dan berdaya. Membangun

lingkungan kondusif untuk mendukung

pencegahan dan penanggulangan masalah narkoba

dan HIV / AIDS di masyarakat.

Menciptakan sebuah karya sebagai wujud

kepedulian kepada diri, keluarga dan masyarakat secara

luas akan penanggulangan masalah masalah narkoba dan

HIV / AIDS di masyarakat.

Page 60: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

48

2. Prosedur Penerimaan Klien

a) Prosedur Kedatangan

Klien datang diantar oleh orang tua/ didampingi

oleh wali yang ditunjuk orang tua.

b) Wawancara Awal

Klien datang menjalani wawancara awal terkait

beberapa hal berikut:

-Perjanjian masuk

-Perilaku yang dapat mengakibatkan dikeluarkan dari

program.

-Penjelasan program

-Peryataan keluar

-Hak klien di dalam program

-Kewajiban program terhadap klien.

Jika klien setuju dengan pernyataaan diatas maka

dipersilahkan untuk membubuhkan tanda tangannya pada

kolom yang tersedia atau paraf di bagian kanan bawah

pernyataan tersebut.

c) Pengisian Formulir dan Pemeriksaan Awal

Fisik dan barang bawaan adalah kegiatan

pemeriksaan kepada calon klien terhadap barang bawaan

dan tubuh yang bertujuan mencegah adanya barang-

Page 61: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

49

Keluarga 8

Edukasi

dasar,

Wawancara,

Family

Support

Group

Yayasan

Penerimaan

8.1

Klien Kapeta

Head Office (Jl.

Abdul Madjid

Raya No.9,

Cipete Utara,

Jakarta

Selatan)

Pluto

8

Treatment

Center (Jl. Pluto

Dalam 1 no.8,

Villa Cinere

Mas)

Skrining

Pengenal

an

Program

Konseling,

Family

Support

Group

yayasan

Keluarga

Pengasih

Indonesia

8.2 1.2 M8.28888FFDGD

After Care

9

Pemersiksaan

dan

Kesehatan

Dasar

3

KANABIS

Dan Lain-

lain

2.4

Rawat

Jalan

7

BENZO

ALKOHO

L

2.3

Half-

way

House

6

Detoksi

fi kasi

Penang

an an

Gejala

Putus

Zat

4

OPIAT

2.2

ATS

KOKAIN

2.1

Rawat

Inap

5

barang yang dilarang masuk kedalam fasilitas. Hal ini

dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan

seluruh klien kami, dengan meminta ijin dan persetujuan

klien terlebih dahulu.

3. Alur Pelayanan

Alur pelayanan yang diberikan Yayasan Kapeta

untuk rehabilitasi sosial:

Page 62: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

50

4. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI KAPETA

DIVISI

PENGEMBANGAN

PRORANM

STAFF

DESAIN GRAFIS & PAKAIAN

STAFF

RAWAT INAP

RAWAT

STAFF

KEUANGAN

ADMINISTRASI

STAFF

SSR DF R 8

JAKARTA

SELATAN

DIVISI

KEUANGAN &

ADMINISTRASI

DIVISI PROGRAM

GANGGUAN

PENGGUNAAN ZAT

DIVISI PROGRAM

BENDAHARA

Gita Kencana Poetri

SEKRETARIS

Adinda P. Kusubandio

KETUA/DIRECTUR

Erry Wijoyo, S.Ikom

DEWAN PENGAWAS

Ir. Paramayudha Ir. Wisdarmanto GS Dra. Ottyawati Adji Drs. Kemal Taru

DEWAN PEMBINA

Dra. Psi. Betty Kemal Taruc, Alita Damar, MPH Ir. Adji Sarnanto

Page 63: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

51

5. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kualitas program, yayasan

KAPETA menyediakan layanan dan fasilitas pendukung

seperti:

a) Konseling gangguan penggunaan zat terstruktur.

b) Konsultasi psikologi.

c) Konsultasi dokter umum dan spesialis.

d) Kamar tidur AC + water heater.

e) Kolam renang.

f) TV kabel dan internet.

g) Wellnes program.

h) Fasilitas olahraga.

i) Self-help Group dan family support group.

j) Vokasional.

k) Outing.

l) Dan lain-lain.

7. Landasan Hukum

a. Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.

b. Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2011 tentang

Institusi Penerima Wajib

c. Peraturan Menteri Sosial NO/HUK/2009 Standar

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan

NAPZA.

Page 64: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

52

d. Peraturan Menteri Sosial No.3 Tahun 2012

Standar pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Penyalahgunaan NAPZA.

6. Program Rehabilitasi

Ada beberapa program rehabilitasi KAPETA,

diantaranya:

1. Program Rawat Inap

waktu 1 sampai dengan 6 bulan. Klien akan

menjalankan berbagai kegiatan terapi seperti: konseling

individu, konseling kelompok, edukasi, relaksasi dan

yoga, terapi seni, kegiatan olahraga, kegiatan rogani,

kegiatan rekreasi dan kegiatan teraputik lainnya.

Menggunakan pendekatan elektik yang mengintegrasikan

model pembelajaran sosial dengan pendekatan

motivasional, terapi kognitif-perilaku, pengenalan 12-

langkah dan strategi pengendalian HIV&AIDS.

1. Program Rawat Jalan

Program yang dirancang khususnya untuk

gangguan pennggunaan zat yang masih dalam taraf

menengah atau belum mengalami ketergantungan (adiksi).

Program ini cocok untuk membantu menyelesaikan

masalah gangguan penggunaan zat jenis stimulant (shabu,

ekstasu, dll), benzodiazepine (Xanax, Dumolid, Happy

Five, dll) hingga alcohol dan ganja. Program ini juga

dapat menjadi lanjutan dari program rawat inap intensif

Page 65: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

53

yang dirancang dengtan tetap mempertimbangkan

kebutuhan primer seperti sekolah, bekerja hingga

mengurus anak.

3. Layanan Keluarga

Yayasan Kapeta menyediakan layanan untuk

keluarga, pasangan maupun pihak terdekat lainnya untuk

dapat mendukung dan terlibat langsung di dalam.

Program ini adalah wadah bagi keluarga yang salah satu

anggotanya mengalami masalah dengan Gangguan

Penggunaan Zat untuk dapat berbagi, saling menguatkan

dan mendapatkan pengetahuan menghadapi masalah

tersebut.

7. Kerjasama Lembaga

Yayasan Karya Peduli Kita didukung oleh

beberapa lembaga terkait seperti:

- IKAI (Ikatan Konselor Adiksi Indonesia).

- BNN (Badan Narkotika Nasional).

- Komisi Penanggulangan AIDS.

- Kementrian Sosial Republik Indonesia. (“Yayasan

Kapeta” t.t.)

Page 66: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

54

BAB IV

HASIL TEMUAN

Pada bab empat ini peneliti akan menjelaskan

mengenai hasil temuan lapangan dan kemudian dianalisa

berdasarkan temuan lapangan, maka peneliti akan

menjelaskan pada bab ini melalui proses rehabilitasi dan

hasil rehabilitasi di Yayasan Kapeta.

A. Profil Klien

1. Nama : MS

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Swasta

MS adalah seorang pemuda yang sudah bekerja di

salah satu perusahaan di daerah Jakarta, dia juga adalah

salah satu klien yang direhabilitasi di Yayasan Kapeta,

MS awal mula menggunakan zat itu adalah alkohol, yang

digunakan saat MS masih berada dibangku SMP tepatnya

pada kelas 3 SMp, dan setelah menginjak kelas 2 SMA

MS mulai menggunakan Dumolit seperti pil dan ganja.

Tidak hanya itu saja MS juga banyak menggunakan zat

lainnya seperti waktu kuliah MS pernah mencoba ganja

sintesis, jamur dan ekstasi. Kenapa MS menggunakan zat

karena iseng-iseng saja dan masih muda, serta juga faktor

lingkungan, lingkungan dalam artian MS ini orang yang

Page 67: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

55

mudah terpengaruh dan orangnya kepo misalnya melihat

orang menggunakan ingin tahun dan ingin mencoba.

Mnurut MS dari penggunaan zat tersebut banyak

memiliki seperti dampak negative seperti jangka pendek

dan jangka menengah panjangnya, jangka pendeknya itu

seperti efek yang di terima dari obat-obatan atauzat yang

digunakan, sedangkan jangka menengah panjangnya itu

seperti ekonomi mudah habis, kehilangan barang pribadi

karena sempat kecelakaan mobil, dari segi kesehtan juga

mudah terganggu, mudah lupa, susah fokus, mudah down,

kurang bergairah dan mudah sedih. Dari segi pendidikan

juga terhenti dan harusnya bisa melanjutkan kejenjang

yang lebih tinggi lagi seperti S2, dari segi pekerjaan juga

sempat kehilangan pekerjaan. Selain itu juga dari segi

pertemanan juga kehilangan teman-teman yang positif dan

hanya bermain dengan teman pengguna saja dan dari segi

keluarga juga seperti sering berbohong kepada

keluarganya, seain itu juga kurangnya komukasi dengan

keluarga.

2. Nama : F

Umur : 39 Tahun

Pekerjaan : Tidak Bekerja

F adalah seorang yang berpendidikan terakhir

Diploma yang berusia 39 tahun asal Malaysia, F adalah

seorang pengguna zat seperti MS, F menggunakan shabu

pada tahun 2012, F menggunakan shabu karena tidak

Page 68: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

56

mendapatkan pekerjaan dimana-mana, selain itu alasan F

menggukan shabu karena agar mudah bersosialisasi dan

supaya bisa meningkatkan rasa percaya diri, dari

penggunaan zat ini F tidak mudah mengantuk dan merasa

lebih pintar, selain itu juga F menjadi bergantungan pada

shabu. Hubungan F dengan keluarganya sebelum

menggunakan shabu kurang begitu dekat dengan

keluarganya, tetapi setelah penggunaan keluarga F jadi

lebih dekat dengan keluarganya. F mengetahui rehabilitas

ini dari sepupunya dan haparan F ingin melepas zat agar

bisa kembali normal lagi dan setelah ini bisa dapat bekerja

kembali.

B. Proses Rehabilitasi Sosial

Program rehabilitasi yang diberikan oleh Yayasan

Kapeta untuk gangguan penggunaan zat itu ada beberapa

macam baik untuk individu maupun untuk kelompok. Ada

beberapa program rehabilitasi KAPETA, diantaranya itu

ada rawat inap dan rawat jalan.

Rawat Inap itu adalah program untuk Gangguan

Penggunaan Zat yang didisain berdasarkan kebutuhan

klien dengan jangka waktu 1 sampai dengan 6 bulan.

Klien akan menjalankan berbagai kegiatan terapi seperti:

konseling individu, konseling kelompok, edukasi,

relaksasi dan yoga, terapi seni, kegiatan olahraga,

kegiatan rohani, kegiatan rekreasi dan kegiatan teraputik

lainnya.

Page 69: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

57

Dalam menjalankan program ini sebelum

menjalankan rawatan klien harus melakukan intek terlebih

dahulu kemudian setelah itu dilakukan observasi dan

kemudian dilakukan assessment. Assesment itu untuk

mengetahui masalah yang di alami oleh klien. Seperti apa

yang disampaikan oleh bapak Pungky selaku kepala divisi

program di Kapeta, sebagai beikut

“Untuk program rehabilitasiya mereka harus melakukan

intek terlebih dahulu, kemuadian dari situ di observasi

selama satu minggu, setelah itu dilakukan assessment

untuk mengetahui masalah apa yang apa saja yang ada di

klien. Setelah observasi dan assessment dilakukan yang

namanya rencana lawatan, rencana lawatan ini dilakukan

tergantung dari hasil assesment tersebut.”

Assessment ini dilakukan agar yang bersangkutan

mengetahui masalah apa yang sedang dihadapinya dan

tingkat keparahan dari zat yang digunakan. Dan juga agar

bisa mengetahui rencana lawatannya, serta mengetahui

golsnya dari rencana lawatannya dan bisa mengikuti

rehabilitasi secara baik dan maksimal. Seperti apa yang

telah di sampaikan oleh bapak Gidien selaku konselor di

Kapeta, sebagai berikut:

“Assessment si itu udah pasti ya untuk pertama, namanya

Addiction Severty Index nama alat assessment agar kita

mendapat gambaran penuh tentang keparahan

penggunaannya, di dalamnya ada beberapa domain

narkoba, medis, keluarga, pendidikan/pekerjaan, sosial,

kemudian sikologis, emosional dan legal. Dari situ kita

dapet gambaran apa saja masalah klien tersebut, dari

gambaran tersebut diaknosanya seperti apa dan

Page 70: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

58

rekomendasinya rencana lawatannya seperti apa itulah

yang akhirnya membatu kita melakukan rehabilitasi klien

tersebut dan rencana lawatan itu disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan dari klien. Itu si yang kita

lakukan di sini.”

Assessment yang dilakukan dengan menggunakan

Addiction Severty Index. Dengan ASI konselor dapat

mengetahui gambaran dari keparahan penngunaannya dan

didalamnya memmiliki domain yaitu narkoba, medis,

keluarga, pendidikan/pekerjaan, sosial, kemudian

sikologis, emosional dan legal. Setelah melakukan

assessment pihak dari Kapeta membacakan resume dari

hasil assessment dan dilakukan konfersi dengan

supervisor dan staff Kapeta. Agar mengetahui apa rencana

lawatan yang akan dilakukan, berapa lama durasinya dan

bagaimana cara mencapainya. Hal ini Juga di smpaikan

oleh bapak Pungky selaku divisi program disana, sebagai

berikut:

“Rencana lawatan itu adalah rekomdasi dari hasil

assessment, tujuan dari rencana lawatan ini agar yang

bersangkutan faham apa masalah atau kondisi yang

sedang dihadapinya dan harapannya agar bisa

mengetahui golsnya itu apa, dari rencana lawatan itu dan

bisa menjalankan program rehabilitasi secara

maksimal.”

Dari apa yang telas di jelaskan dan dari data diatas

penulis menyimpulkan bahwa Yayasan Kapeta melakukan

Assesment dengan menggunakan ASI. Dan assessment

dilakukan oleh staf yang berada di Kapeta. Assesement

Page 71: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

59

dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan yang ada

pada klien. Setelah mengetahui hasil dari assesement

konselor menentukan rawatan yang akan dilakukan oleh

klien.

Setelah melakukan rawat inap klien juga

melakukan rawat jalan. Tetapi sebelum itu klien harus

melakukan rawatan transisi, rawatan transisi itu di

pulangkan 2-3 untuk mengimpelemtasikan apa yang

sudah diberi dan dipelajari dari Yayasan Kapeta. Dan

rawat jalan di Yayasan Kapeta ada yang intensif dan non

intesif. Seperti yang disampaikan oleh bapak Pungky:

“Dan rawat jalan ada yang intensif dan ada juga yang

non intensif. Rawat inap itu mereka menginap disini

selama kurun waktu tertentu, dan sebelum melakukan

rawat jalan mereka harus melakukan rawatan transisi

baru setelah itu melakukan rawat jalaan. Kalo intensif itu

mereka datang kesini dalam seminggu harus itu 3 kali

datang kesini selama 4-6 minggu. Kalo yang non intesif

itu seminggu 1 kali atau 2 minggu 3 kali seperti itu.”

Dari hasil assessment dan mengetahui rencana

lawatannya apa, klien akan menjalani program yang telah

di rekomendasikan oleh staff di Kapeta seperti rawat inap.

Dalam rawat inap ini ada bebrapa program yang telah di

berikan oleh Yayasan Kapeta baik untuk individu mau

pun kelompok. Ada pun program yang diberikan untuk

individu adalah sebagai berikut:

1. Konseling Individu

Page 72: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

60

Konseling ini dilakukan untuk mengtahui masalah

apa yang ada pada klien dan memberikan bantuan dan

jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh klien, seperti

apa yang disampaikan oleh bapak Gidien selaku konselor

di Kapeta sebagai berikut:

“Konseling dilakukan tidak hanya sekali tapi berprogres,

tapi dari pertemuan pertama dia mau bercerita tentang

masalah yang dia alami walaupun sekecil apa pun itu

sudah termasuk keterbukaan.”

Hal ini juga dikatakan oleh klien MS, sebagai

berikut:

“Dan konseling itu programnya ngebantu gua untuk

membuat prencanaan misalnya kaya bangun pagi dulu

tuh susah banget buat bangun pagi, terus cara

menghindari trigger/ pemicu-pemicu internal dan

eksternal, misalnya eksternal biasanya gua make dan

dating ketempat tertentu biasanya ketempat yang jual

alkohol atau apa-apa dan temen-temen yang negative gua

harus hindari sebisa mungkin.”

Berdasarkan data di atas konseling dilakukan

untuk mengetahui masalah yang di alami oleh klien mulai

dari masalah tentang zat yang digunakan dan penyebab

menggunakan zat tersebut. Dan mendengarkan serta

membantu klien untuk mengurai masalah yang ada pada

masalah klien. Dan konseling dilakukan 1 kali dalam

seminggu.

Hal serupa juga disampaikan oleh F, sebagai

berikut:

Page 73: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

61

“Mendiskusikan berkembangan saya dan apa

yang harus dicapai.”

Adapun pendekatan awal yang dilaukan untuk

mengetahui dan mendengarkan penjelasan yang lebih dari

klien, hal ini disampaikan oleh bapak Gidien, sebagai

berikut:

“Pendekatan awal? Rapport billing, teknik yang di pake

si bisanya motivasional interviewing dimana didalamnya

tuh yang penting kita mendengarkan secara reflektif

listening, bukan hanya cuma mendengarkan secara biasa

saja, tetapi ada beberapa hal. Selain mendengarkan kita

bisa memparafrase perkataan dari klien. Sehinnga

seolah-olah seperti bertanya tapi engga kepo atau bahkan

verbal, kemudian ada juga mungkin dua sisi pernyataan

klien kita temukan sehingga mendapkan penjelasan yang

lebih. ”

Jadi bisa di simpulkan bahwa konseling sangat di

perlukan dan sangat penting dalam proses rehabilitasi,

karena apa yang telah di alami oleh klien bisa di

sampaikan langsung ke konselor dan konselor disini bisa

menjadi pendengar atau fasilitator, selain itu juga bisa

membahas atau mencari jalan keluar bersama konselor

agar bisa lebih baik lagi kedepannya. Saat kegiatan

konseling individu dengan konselor klien tidak hanya

membahas tentang zat dari bagaimana cara pencegahan

dan pemulihan, tetapi bagaimana cara mengurai masalah

yang lain satu-persatu agar bisa terselesaikan.

Page 74: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

62

Seperti apa yang telah di sampaikan oleh klien

MS, sebagai berikut:

“Ohh banyak yang didiskuiin, waktu pertama gua

mengikuti pemulihan pertama si menyangkal kalo ada

adiksi, engga tau juga kan adiksi itu apa dan segala

macem, biasanya kan kalo orang make kan engga mau

ngaku kalo dia make, adiksi apaan engga ko ini mah gini

doang, kalo sama konselor tuh di kenalin dan jelasin

adiksi itu apaan secara ilmiah tuh gimana, memulai untuk

mengurai masalah yang menggumpal menjadi satu

persatu, misalnya engga ada motivasi, engga pernah

olahraga nah itu kenapa di urai satu-satu itu gimana dan

harus gimana, sehingga kita jelas juga ngeliatnya ohh

ternyata tuh begini.”

Dari hasil wawancara yang dilakukan dari setiap

konseling yang dilakukan oleh klien dan konselor, setiap

pertemuan yang didiskusikan mengenai adiksi, mengenai

pencegahan dan mengenai kekambuhan dan tidak hanya

itu yang di bahas, selain itu juga ada masalh lain yang

dibahas antara klien dan konselor, karena setiap klien

memiliki masalah yang berbeda-beda dan konselor

mempunyai cara tersendiri dalam menangani kliennya

masing-masing.

2. Group Therapy

Group therapy adalah suatu program yang di

berikan oleh Yayasan Kapeta untuk klien disana, dan

selalu ada setiap minggunya. Terapi ini diberikan untuk

mengedukasi para klien di Kapeta, biasanya edukasi ini

mengenai adiksi, pengertian adiksi dan kesehatan-

Page 75: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

63

kesehatan yang berkaitan dengan gangguan penggunaan

zat. Hal ini dijelaskan juga oleh bapak Gidien, sebagai

berikut:

“kalo itu memang ada setiap minggunya, dan

pembahasannya itu, ada grup therapy yang bersifat

psikoedukasi, memberi edukasi tentang gangguan

penggunaan zat atau juga tentang masalah kesehatan

yang berkaitan dengan gangguan penggunaan zat.”

Selain gangguan penggunaan zat grup therapy ini

juga membantu klien untuk bagaimana cara menjegah

kekambuhan seperti yang disampaikan oleh kelien MS,

sebagai berikut:

“Ada juga yang sesi grup itu belajar aja di kelas gitu, nah

itu macem-macem yang juga misalnya supaya engga

terjadi kekambuhan itu dijelasin gimana aja, didalamnya

tuh kekambuhan itu apa, bagaimana cara menyiasati

kekambuhan gitu.”

Selain itu juga banyak grup therapy yang di

jelaskan diatas masih ada lagi yang lainnya seperti

Psikoedukasi, grup therapy yang sifatnya CBT (cognitive

behavioral therapy) terapi ini bersifat edukasi untuk para

klien yang diberikan untuk memahami masalah yang

dihadapinya. Seperti yang disampaikan oleh bapak Gidien

sebagai berikut:

“Selain itu ada juga grup therapy tentang bagaimana

merawat pemulihan dan ada grup therapy yang sifatnya

CBT atau pencegahan kekambuhan dengan pendekatan

kognitif be header therapy. Dimana pola pikir itu atau

perubahan pola pikir dilakukan melalui keterampilan

Page 76: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

64

agar bisa mengelola pemulihan, selain itu bisa

memahami masalah yang dialami.”

Dari hasil wawancara diatas grup therapy yang

diberikan oleh Yayasan Kapeta ini bersifat edukasi

dengan memberikan informasi tentang gangguan

penggunaan zat, informasi tentang kesehatan setelah

penggunaan, ada juga informasi yang diberikan tentang

kekambuhan bagaimana cara mengatasi kekambuhan,

selain itu juga bagaimana merubah pola pikir yang

dilakukan melalui keterampilan untuk memngelola

pemulihan dan memahami masalah yang di hadapi oleh

klien. Dan grup therapy ini di berikan setiap minggunya

oleh staf yang berada di Yayasan Kapeta dan sudah

terjadwal.

Selain itu juga ada beberapa sesi yang diberikan

oleh Yayasan Kaptea yaitu terdiri dari sesi agama, yoga

dan kegiatan malam minggu, seperti apa yang

disamapikan oleh bapak Gidien, sebagai berikut:

“Ada, sesi agama, yoga dan kegiatan malam mingguan

juga ada. Kalo itu namanya short therapy untuk yang di

rawat inap disini.”

Sesi atau terapi ini di berikan hanya untuk short

therapy saja untuk klien agar tidak bosan ketika berada di

Yayasan kepeta terutama untuk yang melakukan rawatan

inap di Yayasan. Dan untuk kegiatan malam mimggu

klien di bebaskan untuk pergi kemana saja tapi tetap di

damping oleh staff yang berjaga disana.

Page 77: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

65

Seperti apa yang di sampaikan oleh bapak Gidien,

sebagai brikut:

“Kalo untuk kegiatan malam minggu itu membuat

prencanaan, kegiatan positif untuk diluar, misalnya

mereka mau kemana, kenapa mereka memilih itu, berapa

biayanya dan lain-lain, tentu di damping oleh staff.”

Selain terapi diatas bapak gidien juga

menyampaikan terapi lainnya, sebagai berikut:

“ada art class juga dan itu juga untuk merefresh kondisi

klien agar tidak bosan”

Dapat disimpulkan bahwa apa yang telah di

berikan dari Yayasan Kapeta sangatlah bermanfaat dan

penting bagi klien karena kegiatan sesi agama, yoga dan

kegiatan malam minggu, selain itu juga ada art class

untuk klien daan untuk merefresh kondisi klien. Kegiatan

ini bisa menjadi selingan bagi klien agar tidak bosan dan

untuk kegiatan malam minggu klien yang menjalankan

rawat inap di bebaskan untuk pergi kemana saja yang dia

mau selama kegiatan itu bersifat positif, selain itu mereka

membuat perencanaan mengenai tempat dan berapa

biayanya dan tetap didampingi oleh staf.

3. Life Skill

Program ini di berikan berdasarkan apa yang

diinginkan oleh klien, dan keterampilan ini harus dimiliki

oleh setiap klien untuk mengadapi setiap tantangan dalam

Page 78: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

66

hidup. Dan hal ini di jelaskan juga oleh bapak Pungky,

sebagai berikut:

“Ada, tetapi kita tidak bisa memaksa mereka untuk itu,

tetapi jika ada klien yang mau untuk itu yang kita tanyain

dulu, “kamu maunya apa?” dan kami dorong untuk

mempunyai keterampilan.”

Hal ini juga di jelaskan oleh bapak Gidien

mengenai keterampilah atau Life Skil sebagai berikut:

“Kalo untuk keterampilan itu ada yang namanya grup

therapy life skil atau keterampilan dalam hidup dan

keterampilan ini yang harus di miliki pada setiap individu

untuk menhadapi tantangan dalam hidup.”

Dan klien MS juga mengatakan hal yang berkaitan

dengan life skill, sebagai berikut:

“Terus ada lagi life skil cara membuat keputusan kalo

dulu kan inclusive keputusan tuh tek begitu aja engga

pake mikir dulu, misalnya udah ada jadwal kesini, terus

Bandar telpon jebret ubah kebandar atau kemana, itu pas

kesini dipelajari bersama dan didiskusiin juga. Ya intinya

sebelum bertindak harus dipikirin dulu di timbang dulu

opsi-opsinya mana yang lebih baik gitulah.”

Terapi life skill ini di berikan untuk klien

berdasarkan kebutuhan klien karena Yayasan Kapeta

memiliki layanan yang berbasis kebutuhan klien dan

terapi ini diberikan ke klien juga bersifat edukasi tentang

pengambilan keputusan bagaimana klien bisa memikirkan

atau menimbang terlebih dahulu apa yang harus mereka

lakukan sebelum mengambil keputusan dengan baik dan

benar.

Page 79: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

67

4. Layanan keluarga

Yayasan Kapeta memulai kegiatan sejak Juni 2002

melalui pertemuan dukungan untuk orang tua (Family

Support Group), Yayasan Kapeta juga menyediakan

layanan untuk keluarga, pasangan maupun pihak terdekat

lainnya untuk dapat mendukung dan terlibat langsung di

dalam program. Program ini adalah wadah bagi keluarga

yang salah satu anggotanya mengalami masalah dengan

Gangguan Penggunaan Zat untuk dapat berbagi, saling

menguatkan dan mendapatkan pengetahuan menghadapi

masalah tersebut. Hal ini juga di sampaikan oleh bapak

Pungky, sebagai berikut:

“Iya itu ada juga, jadi selain klien kita juga memberi

program untuk keluarga yaitu dengan program layanan

keluarga ini. Dan program ini di lakukan di Pondok

Indah dilaksanakan 1 minggu sekali.”

Selain klien ada juga program untuk keluarga

klien karen tidak hanya klien yang di berikan edukasi

tentang adiksi, keluarga pun harus di berikan edukasi

tentang adiksi seperti damapak dari adiksi, karena adiksi

ini memiliki sifat kambuh yang berdampak tidak hanya ke

klien tetapi juga berimbas kepada keluarga, hal ini di

sampaikan juga oleh bapak Pungky, sebagai berikut:

“Oh banyak. Yang di berikan itu ada edukasi dan

informasi mengenai adiksi, misalnya dampak dari adiksi

itu, adiksi itu juga punya sifat kambuh dan dampaknya

juga bukan untuk klien aja tapi berimbas pada keluarga,

Page 80: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

68

selain itu juga bagaimana menanggapi kekambuhan yang

dialami oleh si pengguna adiksi.”

Dari bebarapa program yang di kasih oleh kapeta

juga ada kendala dari program tersebut, seperti program

layanan kelurga memiliki kendala seperti jarak, waktu dan

masih banyak keluarga yang berfikir bahwa hanya klien

saja yang perlu di rehab, dan hal ini juga di sampaikan

oleh bapak Pungky, sebagai berikut:

“Untuk itu ada yang ikut dan juga ada si beberapa yang

memiliki kendala, ya seperti jadwal yang dilakukan di jam

kerja, jarak juga menjadi masalah dan biasanya sudah

memilki jadwal kerja yang tidak bisa di ubah seperti itu.

Dan banyak juga keluarga yang berfikir bahwa yang

perlu di rehab hanyalah klien saja keluarga tidak perlu

dan itu uga menjadi tantangan.”

Dari program ini sebenernya di sarankan untuk

para keluarga klien karena untuk mengatahui bagaimana

dampak dari adiksi dan bagaimana cara menangani

kekambuhan dari adiksi, karena adiksi memiliki sifat

kambuh, dan dari program ini pun memiliki kendala

seperti jarak, waktu, jadwal dan banyak keluarga yang

manganggap bahwa hanya klien yang hanya perlu

direhab, sebenarnya program ini sangat penting untuk

klien dan untuk mensupport untuk pemulihan si klien.

5. Sarana dan Prasarana

Di Yayasan kapeta juga memiliki beberapa sarana

dan prasarana yang penting untuk melakukan proses

rehabilitasi, sarana dan prasarana ini digunakan untuk

Page 81: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

69

melakukan proses atau terapi yang dilakukan oleh staff

Kapeta untuk klien. Sarana dan prasarana di Yayasan

Kapeta itu ada kantor, ruang sesi, ruang berkumpul, ruang

tamu, mushola, dapur, ruang makan, kamar klien, kamar

staf, dan kolam berenang. Seperti yang disampaikan oleh

bapak pungky:

“Ya bisa dilihat sendiri ya ada kantor, ruang sesi, ruang

tamu, kamae klien untuk yang menginap disini, ada

kamar staff juga dan lain-lain.”

C. Hasil Rehabilitasi

Tujuan dari rehabilitasi di Yayasan Kapeta adalah

untuk membantu klien yang memiliki masalah gangguan

zat agar bisa pulih dan mempertahankan kepulihannya.

Hal ini disampaikan oleh bapak Pungky:

“Tugas pokok dari program ini adalah untuk membantu

teman-teman yang punya masalah dengan gangguan zat

agar bisa pulih kembali dan mempertahankan

kepulihannya setelah keluar dari sini.”

Hasil dari rehabilitasi ini untuk para klien yang

sudah pulih dan berkurang untuk menggunakan zat serta

melakukan hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Hal

ini juga disampaikan oleh bapak Gidien:

“Karena unuk yang rawat inap itu kan selanjutnya boleh

pulang untuk meimplementasikan apa yang sudah coba

pelajari disini.”

Dari semua hasil rehabilitasi yang dilakukan oleh

Yayasan Kapeta ini banyak perubahan yang dialami oleh

klien. Gambaran penuh tentang perubahan ini dilihat dari

Page 82: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

70

asessment ASI yang didalamnya ada narkoba, medis,

keluarga, pendidikan/pekerjaan, sosial, kemudian

sikologis, emosional dan legal. Dan perubahan ini juga

dialami oleh klien MS yaitu:

“Oh banyak manfaat dan perubahannya, misalnya kaya

bangun pagi aja dah gitu, dan yang lagi itu kalo dari

program konseling harus nanya ke orang lain di sekitar

kita bagaimana perubahan dalam diri kita, oh iya kalo

keluarga si engga yang muluk-muluk ya kamu lebih

segeran, lebih ceria kalo sarapan juga ngobrol, lebih

banyak afeksi itu gua rasain juga. Terus misalnya kaya

lebih tau harus gimana kedepannya, kalo sebelumnya

ibarat mau mati, mati dah engga pernah mikir masa

depan Cuma mikirin hari ini aja, sekarang lebih mikirin

kedepannya gimana ada target yang gua pengen buat

menunjang skil kerja misalnya kay pengen dapetin

sertifikat ini dan gua harus ngapain buat dapetin itu, ya

dari hal yang kecil sampe ke yang jangka menengah

panjang gua rasain banget dah. Terus sama temen juga

yang positif juga udah enak, engga kaya dulu pengennya

ketemu temen yang itu-itu aja yang make, dan sekarang

juga banyak dapet perspektif baru, dari kesehatan juga

lebih baik dan lebih seger gitu aja si .”

Dan klien F juga merasakan perubahan setelah

rehabilitasi yaitu:

“Kesehatan lebih baik, lebih yakin dan percaya diri. Dan

menjadi manusia yang normal kembali. Dan hubungan

dengan keluarga juga lebih baik lagi.”

Selain ada perubahan ada juga harapan yang ingin

didapat kembali oleh klien-klien setelah menjali

rehabilitasi di Yayasan Kapeta yaitu:

Seperti klien MS yang banyak memiliki harapan

yang ingin dicapai, sebagai berikut:

Page 83: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

71

“Kalo harapan kedepannya si tetep menjalankan

pemulihan, kalo kata konselor gua pemulihan sama

dengan hidup dan sebaliknya si, engga ada titik dimana

gua udah pulih, kalo mikirnya begitu sama aja jebakan

betman si itu, mikir udah sembuh udah selesai pemulihan

jatoh dan jadi jumawa. Dan tetep mementain pemulihan,

terus ngeset target pribadi dari hal-hal yang inginkan

kaya belajar komputer, ah gua mau buat kurikulum diri

gua sendiri belajar komputer sejam sehari, terus kaya

buat menunjang pekerjaan kaya yang sertifikat tadi, terus

harapannya kedepan kaya kondisi di rumah juga udah

lebih enak maksudnya kerena udah bikin orang tua

kecewa segala macem harapannya dengan sendirinya

bisa memperbaiki perilaku gua lah dan terus harus berani

bermimpi lagi, paling itu aja si harapannya.”

Tidak hanya klien MS yang memilki harapan klien

F pun banyak harapan yang ingin dicapai, sebagai berikut:

“Berubah, menjadi manusia normal dan cari pekerjaan.”

Page 84: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

72

BAB V

ANALISIS DATA

A. Proses Rehabilitasi

Rehabilitasi yang dilakukan oleh Yayasan Kapeta

ada berbagai macam ada yang untuk individu dan ada

juga untuk kelompok. Dalam rehabilitasi yang diberikan

oleh Kapeta mereka juga memberikan program yang

diantaranya itu ada rawat inap, rawat jalan dan layanan

keluarga. Menurut Suardana (2008) menyatakan bahwa

hak-hak warga binaan atau korban pemyalahgunaan napza

memiliki hak rehabilitasi sebagai upaya pemulihan. Ada

beberapa rehabilitasi yang dipaparkan yaitu rehabilitasi

medis yang didalamnya ada perawatan medis, psikiatris

dan psokologis sebagai upaya pemulihan pengguna napza.

Selain rehabilitasi dari segi medis juga dibutuhkan

rehabilitasi sosial agar para pengguna narkoba dapat bisa

kembali fungsi sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Suardana juga mengatakan bahwa rehabilitasi ini

dilatar belakangi oleh beberapa landasan pemikiran:

1. Bahwa setiap pengguna berhak atas hak-haknya sebagai

korban.

2. Berhak atas pemulihan seperti rehabilitasi.

3. Istilah rehabilitasi adalah istilah umum yang digunakan

bila menyangkut pada pemulihan/reparasi korban, baik

oleh hukum nasional maupun oleh hukum internasional.

Page 85: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

73

4. Rehabilitasi digunakan untuk hak pemulihan pengguna

baik oleh hukum nasional maupun oleh hukum

internasional.

Rawat Inap itu adalah program untuk Gangguan

Penggunaan Zat yang didisain berdasarkan kebutuhan

klien dengan jangka waktu 1 sampai dengan 6 bulan.

Klien akan menjalankan berbagai kegiatan terapi seperti:

konseling individu, konseling kelompok, edukasi,

relaksasi dan yoga, terapi seni, kegiatan olahraga,

kegiatan rohani, kegiatan rekreasi dan kegiatan teraputik

lainnya.

Program yang dirancang khususnya untuk

gangguan pennggunaan zat yang masih dalam taraf

menengah atau belum mengalami ketergantungan

(adiksi). Program ini cocok untuk membantu

menyelesaikan masalah gangguan penggunaan zat jenis

stimulant (shabu, ekstasu, dll), benzodiazepine (Xanax,

Dumolid, Happy Five, dll) hingga alcohol dan ganja.

Program ini juga dapat menjadi lanjutan dari program

rawat inap intensif yang dirancang dengtan tetap

mempertimbangkan kebutuhan primer seperti sekolah,

bekerja hingga mengurus anak.

Yayasan Kapeta menyediakan layanan untuk

keluarga, pasangan maupun pihak terdekat lainnya untuk

dapat mendukung dan terlibat langsung di dalam.

Page 86: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

74

Program ini adalah wadah bagi keluarga yang salah satu

anggotanya mengalami masalah dengan Gangguan

Penggunaan Zat untuk dapat berbagi, saling menguatkan

dan mendapatkan pengetahuan menghadapi masalah

tersebut.

Dalam menjalankan proses dan program ini

Yayasan Kapeta melakukan intek terlebih dahulu kepada

klien agar bisa menjalankan rawatan yang diperlukan oleh

klien. Kapeta melakukan assessment dengan

menggunakan ASI. Dan assessment dilakukan oleh staf

yang berada di Kapeta. Assesement dilakukan untuk

mengetahui tingkat keparahan yang ada pada klien.

Setelah mengetahui hasil dari assesement konselor

menentukan rawatan yang akan dilakukan oleh klien.

Setelah melakukan rawat inap klien juga

melakukan rawat jalan. Tetapi sebelum itu klien harus

melakukan rawatan transisi, rawatan transisi itu di

pulangkan 2-3 untuk mengimpelemtasikan apa yang

sudah diberi dan dipelajari dari Yayasan Kapeta. Selain

itu ada beberapa proses rehabilitasi untuk individu yaitu

1. Konseling Individu

Konseling dilakukan untuk mengetahui masalah

yang di alami oleh klien mulai dari masalah tentang zat

yang digunakan dan penyebab menggunakan zat tersebut.

Dan mendengarkan serta membantu klien untuk mengurai

Page 87: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

75

masalah yang ada pada masalah klien. Dan konseling

dilakukan 1 kali dalam seminggu. Konseling sangat di

perlukan dan sangat penting dalam proses rehabilitasi,

karena apa yang telah di alami oleh klien bisa di

sampaikan langsung ke konselor dan konselor disini bisa

menjadi pendengar atau fasilitator, selain itu juga bisa

membahas atau mencari jalan keluar bersama konselor

agar bisa lebih baik lagi kedepannya. Saat kegiatan

konseling individu dengan konselor klien tidak hanya

membahas tentang zat dari bagaimana cara pencegahan

dan pemulihan, tetapi bagaimana cara mengurai masalah

yang lain satu-persatu agar bisa terselesaikan.

2. Life Skill

Program life skill ini dilakukan berdasarkan

kebutuhan klien dan life skill ini harus dimiliki oleh setiap

klien agar bisa menghadapi tantangan dari setiap hidup.

Dan life skill ini di berikan untuk klien berdasarkan

kebutuhan klien karena Yayasan Kapeta memiliki layanan

yang berbasis kebutuhan individu klien dan terapi ini

diberikan ke klien juga bersifat edukasi tentang

pengambilan keputusan bagaimana klien bisa memikirkan

atau menimbang terlebih dahulu apa yang harus mereka

lakukan sebelum mengambil keputusan dengan baik dan

benar.

Page 88: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

76

3. Layanan Keluarga

Yayasan Kapeta juga menyediakan layanan untuk

keluarga, pasangan maupun pihak terdekat lainnya untuk

dapat mendukung dan terlibat langsung di dalam program.

Yayasan Kapeta memulai kegiatan sejak Juni 2002

melalui pertemuan dukungan untuk orang tua (Family

Support Group). Karena kelurga yang sangat penting

untuk pemulihan rehabilitasi hal ini dijelaskan oleh

Koerner dan Fitzpatrick tentang keluarga dapat ditinjau

berdasarkan tiga sudut pandang yaitu structural,

fungsional dan interaksional.

1. Struktural, keluarga didefinisikam berdasarkan

kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga,

seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Dari

definisi ini difokuskan pada siapa yang menjadi

bagian dari keluarga.

2. Fungsional, dari definisi ini dengan kepekaan pada

terpenuhinya tugas dang fungsi psikososial. Fungsi

tersebut mencangkup perawatan, sosalisasi pada anak,

dukungan emosi dan materi, dan pemeuhan peran

tertentu. Definisi ini focus pada tugas yang dilakukan

oleh keluarga.

3. Interaksional, keluarga didefinisikan sebagai

kelompok yang mengembangkan keintiman melalui

perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai

Page 89: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

77

keluarga (family identity). Definisi ini difokuskan

kepada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

Program ini adalah wadah bagi keluarga yang

salah satu anggotanya mengalami masalah dengan

Gangguan Penggunaan Zat untuk dapat berbagi, saling

menguatkan dan mendapatkan pengetahuan menghadapi

masalah. Dari layanan keluarga sangat penting untuk

penyembuhan klien di Kapeta karena keluarga dapat

mensupport klien dan memberi semangat agar klien cepet

pulih.

Program diberikan untuk keluarga klien, karena

tidak hanya klien yang diberikan edukasi tentang adiksi,

keluarga pun harus diberikan edukasi tentang adiksi

seperti damapak dari adiksi, karena adiksi ini memiliki

sifat kambuh yang berdampak tidak hanya ke klien tetapi

juga berimbas kepada keluarga. Dari hasil temuan oleh

penulis dari program ini juga memiliki beberapa kendala

yang di terima oleh keluarga para klien yaitu dari segi

tepat, waktu, jarak, masih banyak keluarga yang

beranggapan bahwa yang harusnya diberi edukasi

hanyalah klien dan lain-lain. Seperti yang sudah

dianjurkan bahwa program layanan keluarga ini sangat

penting untuk penyembuhan dan pemulihan dari para

klien agar bisa kembali lagi sistem keberfungsiannya di

masyarakat.

Page 90: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

78

Selain untuk program individu ada juga program

untuk kelompok yaitu adanya grup terapi yang mana

didalamnya untuk mengedukasi para klien di Yayasan

Kapeta untuk mengetahui apa itu adiksi, pengertian adiksi

dan kesehatan-kesehatan yang berkaitan dengan gangguan

penggunaan zat, dan terapi ini ada setiap minggunya.

Selain itu juga bisa membantu para klien untuk

bagaimana cara menjegah dan menghindari kekambuhan.

selain itu juga bagaimana merubah pola pikir yang

dilakukan melalui keterampilan untuk memngelola

pemulihan dan memahami masalah yang di hadapi oleh

klien. Dan grup therapy ini di berikan setiap minggunya

oleh staf yang berada di Yayasan Kapeta dan sudah

terjadwal. Dari hasil temuan oleh penulis banyak yang

dilakukan dalam grup terapi lainnya seperti sesi agama,

sesi yoga, art class dan kegiatan malam minggu, yang

dimana kegiatan malam minggu ini di buat perencanaan

terlebih dahulu seperti, tempat yang dituju, kenapa

memilih tempat itu dan berapa biayanya dan yang penting

selalu ditemani oleh staff yang berjaga.

B. Hasil Rehabilitasi

Setelah melakukan proses rehabilitasi di Yayasan

Kapeta para klien harus bisa melakukan pencegahan dan

menghindari yang berkaitan dengan pemakaian dan

penggunaan zat dan alkohol. Hasil dari rehabilitasi yang

sudah dilakukan oleh para klien adalah pulih dari

Page 91: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

79

penggunaan zat dan berkurangnya dalam penggunaan zat

dan lain-lainnya.

Menurut Hawari (2000) dalam program

rehabilitasi sosial meliputi pendidikan agama ( kognitif,

afektif, dan psikomotor) ada juga psikoterapi kelompok

(group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan

(individual psychotherapy), pendidikan umum,

keterampilan, olahraga dan rekreasi. Dari hasil yang

diharapkan sesuai menjalani program rehabilitasi adalah

beriman dan bertaqwa, memiliki fisik yang bagus maupu

mental yang baik, memiliki keterampilan serta dapat

kembali lagi secara wajar dalah kebidupan sehari-hari

baik di rumah, sekolah/kampus, di tempat kerja maupun

dimasyarakat.

Dari hasil apa yang penulis lihat di Yayasan

Kapeta klien disana sudah teratur pola hidupnya dan lebih

terlihat fress dan banyak yang diinginkan oleh para klien

yang belum bisa didapat.

Misalnya dari bangun tidur dan melakukan hal

yang bersifat positif lainnya di rumah atau pun di Yayasan

Kapeta. Tidak hanya itu klien juga bisa berkegiatan di

luar Yayasan Kapeta misalnya seperti bekerja dan

berkegiatan yang tidak bersifat negative yang dapat

menjerumuskan mereka lagi kedalah penyalahgunaan zat.

Dan untuk mengetahui hasil dari rehabilitasi yang

sudah dilakukan diliat dari perkembangan ASI yang telah

dilakukan setelah melakukan rawatan yang telah di

Page 92: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

80

tentukan. Selain itu juga klien bisa kembali lagi ke Kapeta

jika mereka merasa belum cukup dalah program

rehabilitasi dan bisa diperpanjang perbulan.

Selain itu hasil yang didapat dari rehabilitasi yang

dilakukan oleh klien banyak perubahan yang didapat

seperti pola hidup yag lebih baik dari segi kesehatan juga

lebih baik dari sebelumnya, lebih ceria lagi, lalu dari segi

pendidikan ada yang ingin melanjutkan lagi dan apa yang

belum bisa dicapai ingin dicapai lagi, dari segi keluarga

juga lebih dekat lagi lebih banyak ngobrol dengan

keluarga dan keluarga lebih peduli lagi dengan kondisi

dari klien, dari segi pertemanan juga sudah lebih enak lagi

ngobrolnya dan lebih berhati-hati lagi dalam memilih

pertemanan, dan selain itu juga klien lebih percaya diri

lagi dan banyak target yang ingin dicapai.

Page 93: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

81

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil yang telah didapat oleh penulis di Yayasan

Kapeta untuk melihat proses dan hasil rehabilitasi dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi maka penulis

dapat menyimpulkan:

1. Proses Rehabilitasi

Program rehabilitasi yang diberikan oleh Yayasan

Kapeta untuk gangguan penggunaan zat itu ada beberapa

macam baik untuk individu maupun untuk kelompok. Ada

beberapa program rehabilitasi KAPETA, diantaranya itu

ada rawat inap dan rawat jalan. Sebelum melakukan

proses rehabilitasi Yayasan Kapeta terlebih dahulu

melakukan intek, setelah itu melakukan observasi. Setelah

intek dan observasi pihak Kapeta melakukan assessment

untuk mengetahui masalah yang dimiliki oleh klien.

Intek, observasi dan assessment dilakukan untuk

mengetahui lawatan yang akan diterima oleh klien mulai

dari rawat inap atau juga rawat jalan dan diberikan

program rehabilitasi lainnya.

Rawat inap dan rawat jalan diberikan berdasarkan

kebutuhan klien dengan jangka waktu 1 sampai dengan 6

bulan. Klien akan menjalankan berbagai kegiatan terapi

Page 94: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

82

seperti: konseling individu, konseling kelompok, edukasi,

relaksasi dan yoga, terapi seni, kegiatan olahraga,

kegiatan rohani, kegiatan rekreasi dan kegiatan teraputik

lainnya.

Setelah melakukan rawat inap klien juga

melakukan rawat jalan. Tetapi sebelum itu klien harus

melakukan rawatan transisi, rawatan transisi itu di

pulangkan 2-3 untuk mengimpelemtasikan apa yang

sudah di beri dan di pelajari dari Yayasan Kapeta.

Selain itu juga layanan keluarga yang diberikan

oleh Yayasan Kapeta keluarga, pasangan maupun pihak

terdekat lainnya untuk dapat mendukung dan terlibat

langsung di dalam program. Yayasan Kapeta memulai

kegiatan sejak Juni 2002 melalui pertemuan dukungan

untuk orang tua (Family Support Group). Program ini

adalah wadah bagi keluarga yang salah satu anggotanya

mengalami masalah dengan Gangguan Penggunaan Zat

untuk dapat berbagi, saling menguatkan dan mendapatkan

pengetahuan menghadapi masalah, program ini juga

memiliki beberapa kendala yang di terima oleh keluarga

para klien yaitu dari segi tepat, waktu, jarak, masih

banyak keluarga yang beranggapan bahwa yang harusnya

diberi edukasi hanyalah klien dan lain-lain.

2. Terapi Yang Diberikan

Terapi yang diberikan oleh Yayasan Kapeta untuk

gangguan penggunaan zat itu ada beberapa macam baik

Page 95: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

83

untuk individu maupun untuk kelompok. Terapi yang

diberikan berupa terapi kelompok pencegah kekambuhan,

terapi kelompok psikoedukasi dan terapi kelompok life

skill

Terapi kelompok ini diberikan untuk

mengembalikan lagi sistem keberfungsian sosialnya

didalam masyarakat dan dapat mengimplementasikan apa

yang sudah didapat dari Yayasan Kapeta.

Tujuan dari rehabilitasi di Yayasan Kapeta adalah

untuk membantu klien yang memiliki masalah gangguan

zat agar bisa pulih dan mempertahankan kepulihannya.

Dari semua hasil rehabilitasi yang dilakukan oleh

Yayasan Kapeta ini banyak perubahan yang dialami oleh

klien. Gambaran penuh tentang perubahan ini dilihat dari

asessment ASI yang didalamnya ada narkoba, medis,

keluarga, pendidikan/pekerjaan, sosial, kemudian

sikologis, emosional dan legal.

B. Saran

Dari hasil yang ada diatas penulis akan memberi

saran untuk Yayasan Kapeta terkait dengan proses dan

hasih rehabilitasi yang telah diberikan untuk para klien

atau penyalahguna NAPZA yang ada di Kapeta:

1. Yayasan Kapeta harus memberikan kegiatan yang

bersikap positif sebelum para klien melakukan

kegiatan pemberian materi oleh para staf di Yayasan

Kapeta.

Page 96: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

84

2. Memberikan kegiatan keterampilan setiap minggunya

agar klien bisa menggunakan keterampilannya seteah

pulih atau selesai dari Yayasan Kapeta

3. Untuk kegiatan sesi agama dan art class agar

diharapkan sesuai menjalani program rehabilitasi

adalah beriman dan bertaqwa, memiliki fisik yang

bagus maupu mental yang baik, memiliki

keterampilan serta dapat kembali lagi secara wajar

dalah kebidupan sehari-hari baik di rumah,

sekolah/kampus, di tempat kerja maupun

dimasyarakat.

4. Untuk program layanan keluarga harus bisa

dimaksimalkan lagi agar program ini bisa berjalan

dengan lancar dan kendala yang sudah ada bisa

diminimalisir.

Page 97: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

85

85

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU, ARTIKEL, JURNAL

Badan Narkotika Nasional. 2011. Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba Bagi Remaja. Edisi 1. Jakarta: Badan Narkotika

Nasional.

D, Edi suharto, Ph. 2014. Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat. Edisi 5. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Equatora, Muhammad Ali. 2017. Rehabilitasi Sosial Pengguna

Narkoba. Edisi 1. Depok: Bitread.

Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Hadiman. 2007. Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan

Aparat dalam Penanggulangan dan Penyalahgunaan

Narkoba. Edisi 1. Jakarta: Badan Kerjasama sosial Usaha

Pembina Warga Tama.

Hawari, Prof. Dr. dr. H. Dadang. 2006. Penyalahgunaan &

Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol & Zat

Adiktif). Edisi 2. Jakarta: balai Perbit FKUI.

Kasiran, Mohammad. 2010. Metode Penelitian Kualitatif-

Kuantitatif. Malang: Uin Maliki Press.

kes, Dr. H. Darwis, M. 2018. MENGHUKUM atau

MEMULIHKAN (SUATU TINJAUAN SOSIOLOGIS

TENTANG TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA).

Edisi 1. Makasar: SAH Media.

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan

Penanganan Konflik dalam Keluarga. Edisi 1. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grop.

Ma’sum, Drs. Sumarmo. 2000. Penanggulangan Bahaya

Narkoba Dan Ketergantungan Obat. Edisi ! Jakarta: CV.

Haji Masagung.

MH, Drs. hari Sasangka, SH,. 2003. Narkotika dan Psikotropika

Dalam Hukun Pidana. Edisi 1. Bandung: Mandar Maju.

Moleong, Lexy. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Page 98: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

86

86

M.Si, Drs. Sudarsono, S. H. 2012. Kenakalan Remaja : Prevensi,

Rehabilitasi, dan Resosialisasi. Edisi 2. Jakarta: PT.

RINEKA CIPTA.

Pd, Pipih sopiah, M. 2010. Katakan Tidak ! Narkoba. Edisi 1.

Bandung: CV. Dea Art Pustaka.

Sugandhi, R. 1980. KUHP Dengan Penjelasannya. Edisi 1.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sunarno, Drs. 2007. NARKOBA Bahaya dan Upaya

Pencegahannya. Edisi 1. Semarang: PT. Bengawan Ilmu.

“Surat Al-Ma’idah arab, latin & terjemah Indonesia.” t.t. Diakses

20 Maret 2019. https://litequran.net/al-maidah.

Wresniwiro, M. 2010. M. WresniwiroSelamatkan Anak Bangsa

dari Bahaya Narkoba,. Edisi 1. Jakarta: Mitra Bintibmas.

SUMBER MEDIA ONLINE

Data BNN menunjukkan peningkatan besar pengguna narkoba

pasca eksekusi mati pengedar tahun lalu. (t.t.). Diakses 2

Mei 2019. https://www.batok.co/2016/04/19/data-bnn-

menunjukkan-peningkatan-besar-pengguna-narkoba-

pasca-eksekusi-mati-pengedar/

Surat Al-Ma’idah arab, latin & terjemah Indonesia. (t.t.). Diakses

20 Maret 2019. https://litequran.net/al-maidah

Panti Sosial Tresna Werdha Menjadi Balai Rehabilitasi Sosial

Lanjut Usia? Ini Penjelasan Kemensos. (t.t.). Diakses 24

Mei 2019. https://infonawacita.com/panti-sosial-tresna-

werdha-menjadi-balai-rehabilitasi-sosial-lanjut-usia-ini-

penjelasan-kemensos/

Yayasan Kapeta. (t.t.). Diakses 5 Maret 2019. https://kapeta.org/

“WOW!! Heru Winarko Beberkan Fakta Terbaru

AngkaPenyalahgunaan Narkoba.” t.t.

Diakses 30 Mei 2020. https://bnn.go.id/wow-heru-

winarko-beberkan-fakta-terbaru-angka-penyalahgunaan-

narkoba/

Page 99: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

87

87

“Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat.” t.t.

Diakses 30 Mei 2020. https://bnn.go.id/penggunaan-

narkotika-kalangan-remaja-meningkat/.

SUMBER WAWANCARA

Bapak Pungky. 2019. Wawancara Pribadi dengan Kepala bagian

Program Yayasan Karya Peduli Kita.

Bapak Gidien. 2019. Wawancara Pribadi dengan Konselor

Yayasan Karya Peduli Kita.

Informan MS. 2019. Wawancara Pribadi dengan Klien Yayasan

Karya Peduli Kita.

Informan F. 2019. Wawancara Pribadi dengan Klien Yayasan

Karya Peduli Kita.

Page 100: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

88

88

LAMPIRAN

Page 101: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

89

89

Page 102: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

90

90

Page 103: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

91

91

Page 104: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,
Page 105: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

92

92

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Klien

A. Waktu

Hari dan Tanggal :

Tempat :

B. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

C. Pertanyaan

1. Bagaimana awal mula anda memakai/menggunakan

narkoba ?

2. Sudah berapa lama anda menggunakan jenis narkoba

tersebut?

3. Jenis narkoba apa yang pertama kali dan yang pernah

digunakan?

4. Apa yang dirasakan setelah menggunakan narkoba?

5. Dampak negatif yang pertama dirasakan setelah

menggunakan narkoba ?

6. Bagaimana kamu mengetahui adanya rehabilitasi sosial di

Kapeta?

7. Program rehabilitasi sosial apa saja yang diberikan oleh

Kapeta?

Page 106: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

93

93

8. Kegiatan apa yang dilakukan di luar kapeta?

9. Berapa lama bertemu dengan konselor dalam seminggu?

10. Apa yang dilakukan saat bertemu konselor?

11. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program

rehabilitasi sosial?

12. Apakah ada perubahan yang didapat setelah mengikuti

rehabilitasi sosial di Kapeta?

13. Apa harapan anda setelah menjalankan rehabilitasi sosial

di Kapeta?

Page 107: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

94

94

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Konselor

A. Waktu

Hari dan Tanggal :

Tempat :

B. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

C. Pertanyaan

1. Bagaimana pendekatan awal ketika melakukan

rehabilitasi?

2. Bagaimana respon awal klien ketika pendekatan awal

rehabilitasi dilakukan ?

3. Bagaimana proses rehabilitasi untuk mengetahui masalah

yang ada pada klien?

4. Bagaimana cara peksos menggali masalah yang dialami

oleh klien?

5. Apa rencana selanjutnya yang dilakukan oleh peksos

untuk memecahan masalah pada klien?

6. Bagaimana tanggapan klien mengenai rencana yang telah

dibuat?

Page 108: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

95

95

7. Apa saja kegiatan yang diberikan untuk menyelesaikan

masalah pada klien?

8. Apakah ada kendala ketika melakukan kegiatan

rehabilitasi?

9. Kegiatan apa saja yang diberikan kepada klien agar klien

mampu kembali ke lingkungan mereka?

10. Saat melakukan bimbingan lanjut bagi klien,

bagaimana peksos mengetahui bahwa klien sudah tidak

memakai zat lagi?

Page 109: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

96

96

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Divisi Program

A. Waktu

Hari dan Tanggal :

Tempat :

B. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

C. Pertanyaan

1. Apa tugas pokok dan fungsi dari program yang diberikan oleh

Kapeta?

2. Bagaimana proses rehabilitasi yang dijalankan oleh Kapeta

kepada klien ?

3. Program serta pelayanan apa saja yang di berikan oleh Kapeta

untuk klien ?

4. Berapa lama klien mendapat rehabilitasi di Kapeta?

5. Kendala atau hambatan apa yang dihadapi dalam

menjalankan tugas sebagai seorang konselor di Kapeta?

6. Tujuan apa yang ingin dicapai pada program rehabilitasi di

Kapeta?

7. Apa harapan anda kepada klien setelah menjalankan

rehabilitasi sosial di Kapeta ini ?

Page 110: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

97

97

Transkip Wawancra

Informan Divisi Program

A. Waktu : 10.30 WIB

Hari dan Tanggal : 25 November 2019

Tempat : Office Kapeta

B. Identitas Informan

Nama : Bpk. Pungky

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Kepala Divisi Program

Pertanyaan Jawaban

Tugas pokok dari

program yang diberikan

oleh Kapeta?

Tugas pokok dari program ini adalah

untuk membantu teman-teman yang

punya masalah dengan gangguan zat

agar bisa pulih kembali dan

mempertahankan kepulihannya

setelah keluar dari sini.

Bagaimana pulihan yang

dilakukan ?

Ya pertama kita berikan informasi

dulu mengenai adiksi, contohnya

situasi atau kondisi yang membuat

mereka menggunakan. Kemudian kita

juga berikan edukasi tentang adiksi,

misalnya adiksi itu apa, dampak dari

adiksi itu seperti apa dan sebegainya.

Bagaimana proses dari

rehabilitasi yang

dilakukan ?

Untuk program rehabilitasiya mereka

harus melakukan intek terlebih

dahulu, kemuadian dari situ di

observasi selama satu minggu, setelah

itu dilakukan assessment untuk

mengetahui masalah apa yang apa saja

yang ada di klien. Setelah observasi

dan assessment dilakukan yang

namanya rencana lawatan, rencana

Page 111: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

98

98

lawatan ini dilakukan tergantung dari

hasil assesment tersebut.

Rencana lawatan itu

seperti apa ?

Rencana lawatan itu adalah rekomdasi

dari hasil assessment, tujuan dari

rencana lawatan ini agar yang

bersangkutan faham apa masalah atau

kondisi yang sedang dihadapinya dan

harapannya agar bisa mengetahui

golsnya itu apa, dari rencana lawatan

itu dan bisa menjalankan program

rehabilitasi secara maksimal.

Apa saja program yang

ada di Kapeta?

Disini programnya ada macem-

macem ada rawat inap, ada rawat

jalan. Dan rawat jalan ada yang

intensif dan ada juga yang non

intensif. Rawat inap itu mereka

menginap disini selama kurun waktu

tertentu, dan sebelum melakukan

rawat jalan mereka harus melakukan

rawatan transisi baru setelah itu

melakukan rawat jalaan.

Bagaimana Proses rawaj

jalan yang intensif?

Kalo intensif itu mereka datang kesini

dalam seminggu harus itu 3 kali

datang kesini selama 4-6 minggu.

Kalo yang non intesif itu seminggu 1

kali atau 2 minggu 3 kali seperti itu.

Kalau yang rawat inap

itu seperti apa ?

Tergantung dari hasil assessment yang

pertama tadi.

Berarti semua rawatan

yang di berikan

berdasarkan Assesment

?

Iya, semua program disini tergantung

dari hasil assessment.

Berapa lama proses

rehabilitasinya?

Klien melakukan rehab disini sekitar

1-6 bulan dan setelah itu pulang.

Untuk program layanan

keluarga itu bagaimana ?

Iya itu ada juga, jadi selain klien kita

juga memberi program untuk keluarga

yaitu dengan program layanan

keluarga ini. Dan program ini di

lakukan di Pondok Indah

dilaksanakan 1 minggu sekali.

Page 112: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

99

99

Apa saja yang di berikan

?

Oh banyak. Yang di berikan itu ada

edukasi dan informasi mengenai

adiksi, misalnya dampak dari adiksi

itu, adiksi itu juga punya sifat kambuh

dan dampaknya juga bukan untuk

klien aja tapi berimbas pada keluarga,

selain itu juga bagaimana menanggapi

kekambuhan yang dialami oleh si

pengguna adiksi.

Adakah kendala dari

program layanan

keluarga?

Untuk itu ada yang ikut dan juga ada

si beberapa yang memiliki kendala, ya

seperti jadwal yang dilakukan di jam

kerja, jarak juga menjadi masalah dan

biasanya sudah memilki jadwal kerja

yang tidak bisa di ubah seperti itu.

Dan banyak juga keluarga yang

berfikir bahwa yang perlu di rehab

hanyalah klien saja keluarga tidak

perlu dan itu uga menjadi tantangan.

kendala yang di hadapi

dari program yang di

berikan oleh kapeta ?

Kalo untuk kendala ya pasti ada yaa,

yang pertama itu yang kita tangani

kan orang ya dan dari latar belakang

yang berbeda-beda di butuhkan effort

yang lebih untuk melakukan itu,

khususnya program disini kan

diberikan iu berdasarkan kebutuhan

yang diinginkan oleh klien. Sehingga

kita harus betul-betul teliti dan

mencermati apa yang di inginkan oleh

klien satu persatu. Yang ke dua klien

belum tentu memahami masalah yang

di hadapinya/dialaminya, itu si

kendalanya.

Ada engga si klien yang

masih meminta

tambahan rehab ?

Ada, contohnya klien saya, dia

harusnya sudah selesai dari 4 bulan

lalu tapi dia masih membutuhkan

perawatan dan konsultasi dan dari situ

kita setujui untuk di perpanjang

perbulan, dari situ pertemuan untuk

melakukan meeting dan konsultasi

Page 113: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

100

100

dengan konselor.

Untuk program

keterampilan ada tidak ?

Kalo untuk keterampilan saat ini si

belum ada, kerena klien yang disini

itu masih memiliki aktifitas yang

harus dikerjakan sehingga yang kita

dorong adalah mereka kembali lagi ke

masyarakat dan kembali lagi

keberfungsiannya di masyarakat.

Ada engga si klien yang

meminta untuk memiliki

keterampilan yang lain ?

Ada, tetapi kita tidak bisa memaksa

mereka untuk itu, tetapi jika ada klien

yang mau untuk itu yang kita tanyain

dulu, “kamu maunya apa?” dan kami

dorong untuk mempunyai

keterampilan. Seperti les/ kursus dan

jika klien ingin memiliki keteampilan

kita bisa berikan untuk mereka.

Untuk sarana ada apa

saja pak ?

Ya bisa dilihat sendiri ya ada kantor,

ruang sesi, ruang tamu, kamae klien

untuk yang menginap disini, ada

kamar staff juga dan lain-lain.

Harapan kedepan untuk

program maupun

kemajuan Kapeta ?

Sebetulnya untuk saat ini kapeta itu

adalah sangat sedikit yang ada di

indonesia yang menjalankan program

yang berbasih kebutuhan individu dan

diluar negeri itu sudah dilakukan

bertahun-tahun, berdasarkan

penelitian yang lebih efektif adalah

program yang seperti ini. Dan harapan

kami adalah kami ingin mengajak

lembaga Negara untuk juga

menjalankan program berbasis

individu ini sehingga bisa

mengakomodir kebutuhan di

masyarakat, bahwa memang ada

problem besar dalam penggunaan zat

sudah sangat memperihatinkan, itu si

harapan kami.

Page 114: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

101

101

Transkip Wawancra

Informan Divisi Program

A. Waktu : 14.30 WIB

Hari dan Tanggal : 27 November 2019

Tempat : Office Kapeta

B. Identitas Informan

Nama : Bpk. Gidien

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Konselor

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana si pendekatan

awal yang dilakukan ?

Pendekatan awal? Rapport billing,

teknik yang di pake si bisanya

motivasional interviewing dimana

didalamnya tuh yang penting kita

mendengarkan secara reflektif

listening, bukan hanya Cuma

mendengarkan secara biasa saja,

tetapi ada beberapa hal. Selain

mendengarkan kita bisa

memparafrase perkataan dari klien.

Sehinnga seolah-olah seperti

bertanya tapi engga kepo atau

bahkan verbal, kemudian ada juga

mungkin dua sisi pernyataan klien

kita temukan sehingga mendapkan

penjelasan yang lebih.

Kalo untuk respon awal

klien itu gimana ?

Respon awal klien si kalo

menggunakan teknik yang tadi saya

sebutkan si lumayan membantu dan

klien mudah terbuka untuk

bercerita, ya walaupun tidak secara

langsung.

Page 115: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

102

102

Ada durasinya atau tidak

dalam melakukan

pendekatan awal ?

Kalo untuk durasi, kita engga liat

dari durasi tetapi dilihat dari kualitas

keterbukaannya, biasanya engga 1

kali pertemuankan? Dan konseling

dilakukan tidak hanya sekali tapi

berprogres, tapi dari pertemuan

pertama dia mau bercerita tentang

masalah yang dia alami walaupun

sekecil apa pun itu sudah termasuk

keterbukaan .

Ada engga yang susah

untuk terbuka dengan

orang baru ?

Biasanya ada jarang ngomomg dan

susah untuk cerita, nah kita pake

pendekatan lain, kaya menceritakan

masalahnya melalui tulisan.

Biasanya kalo pake meode itu malah

lebih banyak di bandingan bercerita

dengan lisan.

Langkah awal yang

dilakukan oleh konselor

untuk mengetahui masalah

klien ?

Assessment si itu udah pasti ya

untuk pertama, namanya Addiction

Severty Index nama alat assessment

agar kita mendapat gambaran penuh

tentang keparahan penggunaannya,

didalamnya ada beberapa domain

narkoba, medis, keluarga,

pendidikan/pekerjaan, sosial,

kemudian sikologis, emosional dan

legal. Dari situ kita dapet gambaran

apa saja masalah klien tersebut, dari

gambaran tersebut diaknosanya

seperti apa dan rekomendasinya

rencana lawatannya seperti apa

itulah yang akhirnya membatu kita

melakukan rehabilitasi klien

tersebut dan rencana lawatan itu

disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan dari klien. Itusi yang

kita lakukan disinii.

Setelah assessment apa

yang dilakukan ?

Ya pertama pasti kalo konteks

setelah assessment kita

membacakan resume dari

Page 116: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

103

103

assessment, dari situ kita buat

konfrensi kasus dengan supervaisor

dan dengan staff yang lain untuk

melihat dan menelaah dari klien,

kita bahas sama-sama agar lebih

objektif. Setelah disepakati bersama

dan di sesuaikan lawatannya seperti

apa, berapa lama durasinya dan

bagaimana cara mencapainya.

Kalo untuk grup terapi itu

seperti apa ?

Grup therapy ? kalo itu memang ada

setiap mimggunya, dan

pembahasannya itu, ada grup

therapy yang bersifat psikoedukasi,

memberi edukasi tentang gangguan

penggunaan zat atau juga tentang

masalah kesehatan yang berkaitan

dengan gangguan penggunaan zat.

Misalnya turbokolosis, hepatisis c,

hepatisis b, HIV dan lain-lain.

Apa saja grup terapi yang

ada di Kapeta ?

Selain itu ada juga grup therapy

tentang bagaimana merawat

pemulihan dan ada grup therapy

yang sifatnya CBT atau pencegahan

kekambuhan dengan pendekatan

kognitif be header therapy. Dimana

pola pikir itu atau perubahan pola

pikir dilakukan melalui

keterampilan agar bisa mengelola

pemulihan, selain itu bisa

memahami masalah yang dialami.

Kalo untuk grup terapi life

skill itu gimana?

Kalo untuk keterampilan itu ada

yang namanya grup therapy life skil

atau keterampilan dalam hidup dan

keterampilan ini yang harus di milki

pada setiap individu untuk

menhadapi tantangan dalam hidup.

Selain program itu ada apa

saja pak ?

Ada, ada art class juga dan itu juga

untuk merefresh kondisi klien agar

tidak bosan dan yang lainnya ada

sesi agama, yoga dan kegiatan

Page 117: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

104

104

malam mingguan juga ada. Kalo itu

namanya short therapy untuk yang

di rawat inap disini.

Untuk kegiatan malam

minggu itu seperti apa ?

Kalo untuk kegiatan malam minggu

itu membuat prencanaan, kegiatan

positif untuk diluar, misalnya

mereka mau kemana, kenapa

mereka memilih itu, berapa

biayanya dan lain-lain, tentu di

damping oleh staff.

Ada engga si kendala

sebagai konselor ?

Kendala ? tantangan kali, kalo

tantangan pasti ada, kan setiap

individu meiliki modalitas yang

berbeda-beda, ada yang

modalitasnya baik dan jug ada yang

kurang. Jadi berbeda

penanganannya, belum kalo ada

gangguan penyerpa baik sikologis

maupun emosional itu kan juga

menambah komplesitas dari

merawat si klien tadi. Gimana yaa

kalo di tanya tantangan ya pasti ada

tinggal bagaimana kita

mengefektivitas rawatan, makanya

kita selalu mengedepankan yang

berbasis bukti dan selain itu kita

juga bekerjasama dengan

professional lainnya dan orang yang

berkompeten dibidangnya, ya paling

itu aja si tantangannya.

Harapan kedepannya

untuk program yang ada di

Kapeta ?

Yang pertama ya mereka

identiifikasi dulu masalahnya,

membantu mereka melihat

masalahnya lebih jelas,

memberitahu apa itu adiksi dan

gangguan penggunaan zat itu seperti

apa mereka harus memahami itu

dulu kalo engga kan nanti

keterampilan yang di masukin

bingung dong. Ketika mereka sudah

Page 118: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

105

105

lebih jelas melihat masalahnya maka

kita merangsang mereka untuk

memiliki keterampilan untuk

memngatasinya dan mengelolanya

sesuai kemampuan individu

tersebut. Makanya tadi ada

bimbingan konseling, grup terapi,

lembar kerja karena memang pasti

setiap individu kan berbeda. Karena

unuk yang rawat inap itu kan

selanjutnya boleh pulang untuk

meimplementasikan apa yang sudah

coba pelajari disini, jadi ada kegitan

pulang 2-3 hari seperti itu, tentu

juga dengan perencanaan dan

kesepakatan juga dengen orang tua

dan konselor agar terlindungi dari

hal hal yang beresiko.

Page 119: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

106

106

Transkip Wawancra

Informan Divisi Program

A. Waktu : 11.49 WIB

Hari dan Tanggal : 5 Desember 2019

Tempat : Ruang Tamu Kapeta

B. Identitas Informan

Nama : MS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 26 Tahun

Pertanyaan Jawaban

Awal mula menggunakan

zat itu kapan ?

Awal mula itu kalo di itung zat ye

itu alkohol dulu dari kelas 3 smp itu

baru nyoba, terus 2 sma itu nyobain

dumolit kaya pil gitu, terus ganja

juga, nah pas kuliah nyobain ganja

sintesis, pas udah kerja juga nyobain

jamur, ekstasi, kaya pil-pil juga ada

udah si itu aja.

Latar belakang

menggunakan zat itu

kenapa ?

Awalnya cuma iseng-iseng aja

namanya masih muda dan juga

lingkungan, lingkungan dalam artian

itu gua orangnya mudah terpengaruh

misalnya ngeliat orang make apa

dan pengen nyoba gitu.

Efek yang didapat itu apa

aja ?

Alkohol dan ganja, yang dirasain si

tinggi kalo ganja juga gitu kaya

ngefly gitu pikiran bisa bikin

ngawang gitu si.

Kalo yang lain ? Kalo yang lain obat-obatan boti itu

engga terlalu ngefek si di gua bikin

ngantuk doang, kalo ganja sintesis

itu kaya ganja, kalo ganja kan lebih

Page 120: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

107

107

slow kalo ini naik turunnya cepet

gitu, kalo halusinogen kaya jamur

gitu mengubah kondisi kesadaran,

misalnya apa yang kita lihat sehari-

hari berpendar, kembang kempis,

berwarna-warni terus otak juga bisa

ke zoom out dan otak bisa lebih

kebuka, kalo ekstasi itu cuma happy

aja dan pengen joget aja semaleman

itu si paling.

Ada engga si dampak daro

penggunaan zat?

Nah dampaknya banyak, dampak itu

kan kaya efek langsungnya, kaya

tinggi itu, dan dampak jangka

pendeknya juga langsung kerasa

misalnya alkohol itu kaya basian

bisa lemes sama pusing besoknya,

kalo ganja paling laper, kalo LSD

itu kaya jamur paling lemes doang

paling, kalo ekstasi itu meres

seretonin yang ada di dalam otak,

seminggu biasanya itu lebih down

dan sedih gitu.

Selain itu dampaknya apa

lagi ?

Ada, jadi selain jangka pendek ada

juga jangka menengah panjangnya

negatifnya banyak kaya dari segi

ekonomi gampang abis, terus juga

keilangan barang pribadi, dari segi

kesehatan makin lama makin susah

buat fokus, gampang lupa, teus

secara mental juga gampang down,

gampang sedih dan kurang

bergairah, dari segi pendidikan juga

harus bisa lebih baik lagi, waktu

kerja juga pengen lanjut study s2

karena penggunaan mental juga

udah keubah kondisinya yang tadiya

udah niat jadi engga niat dan minat

bakat juga yang awalnya pengen

banget malah banyak kepangkas

karena penggunaan, dan dari segi

Page 121: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

108

108

pekerjaan juga sempet kehilangan

pekerjaan.

Dari segi yang lain apa aja

?

Nah itu juga dari segi pertemanan

juga udah pada ilang temen-temen

yang positif dan cuma main sama

temen yang pengguna aja, terus juga

dari segi keluarga juga jadi sering

bohong, bilangnya nginep sama

temen padahal mah make bareng

temen dan jarang ngorbrol sama

keluarga kurang deket juga. Kalo

dari segi spiritual juga dalam diri

gua makin lama makin ilang da

kurang deket sama diri sendiri dan

kurang deket sama tuhan udah si itu

aja paling.

Pernah di rehab di tempat

lain engga ?

Sebelumnya pernah di daerah

kuningan namanya behave kurang

lebih sebulan disana

Tau kapeta itu dari siapa ? Kalo tau kapeta dari orang tua,

karena sebelumnya pernah di rehab

makanya mau kesini (Kapeta)

Perbedaan di Kapeta

dengan tempat

sebelumnya gimana ?

Kalo dari program yang

sebelumnya, sebelum masuk

program mungkin dari suasana, kalo

yang sebelumnya kan itu

perkantoran dan tempatnya kecil,

kalo mau ngeroko juga harus

kebawah. Kalo disini tuh lebih

terstruktur, disana juga harusnya

terstruktur tidak ada keselarasan di

internal mereka, misalnya harusnya

hari ini harusnya begini terus di

ubah, harusnya juga konseling sama

sikolog, psikiater dan dokter disitu

ternyata yang lain itu engga tau gitu,

an penjalasan juga disana engga

langsung masuk ke penjelasan

ilmiah lebih ke normative, misalnya

yaa pengaruhnya lebih ke fisik,

Page 122: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

109

109

emosional dan spiritual, terus

dijelasin karena otak kita udah

diubah tapi engga di jelasin

bagaimana diubahnya gitu si.

Untuk di Kapeta gimana ? Kalo di kapeta si pertama kali sesi

itu di jelasin secara ilmiah apa si

yang didalem otak yang diubah

setelah kita menggunakan dan efek

dari zat satu ke zat yang lain itu

gimana. Dan kita tau bagaimana

cara mengubahnya lebih mudah

menerima diri gua dan lebih mudah

untuk bisa menyiasatinya gimana,

engga ngawang-ngawang juga, gitu

si paling.

Apa saja yang udah

dikasih dari Kapeta ?

Banyak yang dikasih disini,

misalnya kaya konseling, nah itu

bener-bener berdasarkan sama apa

yang gua mau, misalnya apa yang

gua mau, apa yang harus gua capai

kedepan, apa yang gua belom

menegerti dan udah mengerti, apa

yang harus gua ubah, apa yang

harus gua tingkatkan dan lain-lain.

Ada juga yang sesi grup itu belajar

aja dikelas gitu, nah itu macem-

macem yang juga misalnya supaya

engga terjadi kekambuhan itu

dijelasin gimana aja, didalamnya tuh

kekambuhan itu apa, bagaimana

cara menyiasati kekambuhan gitu,

terus ada psikoedukasi misalnya

tentang komunikasi soalnya an

seelah menggunakan skil-skil gitu tu

menurun cara kita komunikasi, cara

kita komunikasi yang engga

manipulative, cara kita komunikasi

yang siapa tau hubungan dengan

orang terdekat menjadi ke ubah itu

semua di pelajari lagi dan

Page 123: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

110

110

didiskusikan bersama. Terus ada

lagi life skil cara membuat

keputusan kalo dulu kan inclusive

keputusan tuh tek begitu aja engga

pake mikir dulu, misalnya udah ada

jadwal kesini, terus Bandar telpon

jebret ubah kebandar atau kemana,

itu pas kesini dipelajari bersama dan

didiskusiin juga. Ya intinya sebelum

bertindak harus dipikirin dulu di

timbang dulu opsi-opsinya mana

yang lebih baik gitulah.

Selain di Kapeta ada

kegiatan lain engga ?

Kalo kegiatan di luar gua kerja 2-3

hari dalam seminggu masuk kantor

meeting atau bikinn acara gitu,

kantor gua bisa mobile gua bisa

kerja walaupun engga dikantor,

selain itu gue ngeband sama temen-

temen SMP, terus sisanya yaa apa

namanya ikut organisasi untuk

serikat buat pekerja media dan

industry creative gitu, terus sisanya

ya paling bantu-bantu dirumah aja si

gitu.

Kalo sama konselor nih

apa aja si yang didiskusiin

?

Ohh banyak yang didiskuiin, waktu

pertama gua mengikuti pemulihan

pertama si menyangkal kalo ada

adiksi, engga tau juga kan adiksi itu

apa dan segala macem, biasanya kan

kalo orang make kan engga mau

ngaku kalo dia make, adiksi apaan

engga ko ini mah gini doang, kalo

sama konselor tuh di kenalin dan

jelasin adiksi itu apaan secara ilmiah

tuh gimana, memulai untuk

mengurai masalah yang

menggumpal menjadi satu persatu,

misalnya engga ada motivasi, engga

pernah olahraga nah itu kenapa di

urai satu-satu itu gimana dan harus

Page 124: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

111

111

gimana, sehingga kita jelas juga

ngeliatnya ohh ternyata tuh begini.

Dan konseling itu programnya

ngebantu gua untuk membuat

prencanaan misalnya kaya bangun

pagi dulu tuh susah banget buat

bangun pagi, terus cara menghindari

trigger/ pemicu-pemicu internal dan

eksternal, misalnya eksternal

biasanya gua make dan dating

ketempat tertentu biasanya ketempat

yang jual alkohol atau apa-apa dan

temen-temen yang negative gua

harus hindari sebisa mungkin.

Untuk internalnya misalnya

perasaan, perasaan gelisah atau

perasaan apa pun itu, itu pasti

muncul dan bagaimana

menyiasatinya, biasanya beda-beda

setiap orang kalo gua pribadi si

paling ngobrol sama orang tua kalo

lagi gelisah segala macem kebelutan

gua juga deket sama orang tua atau

dengerin lau-lagu yang relex atau

apa, lebih banyak orahlaga lagi biar

badannya fit lagi. Terus planning

kedepannya gua buat perencanaan 6

bulan kedepan gua mau ngapain

kegiatan positifnya, misalnya ada

minat bakat yang udah hilang harus

gua gali lagi, jadi lebih costem buat

gua pribadi di kehidupan gua

kedepannya.

Kalo untuk manfaat apa

saja yang udah di dapat?

Oh banyak manfaat dan

perubahannya, misalnya kaya

bangun pagi aja dah gitu, dan yang

lagi itu kalo dari program konseling

harus nanya ke orang lain di sekitar

kita bagaimana perubahan dalam

diri kita, oh iya kalo keluarga si

Page 125: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

112

112

engga yang muluk-muluk ya kamu

lebih segeran, lebih ceria kalo

sarapan juga ngobrol, lebih banyak

afeksi itu gua rasain juga. Terus

misalnya kaya lebih tau harus

gimana kedepannya, kalo

sebelumnya ibarat mau mati, mati

dah engga pernah mikir masa depan

Cuma mikirin hari ini aja, sekarang

lebih mikirin kedepannya gimana

ada target yang gua pengen buat

menunjang skil kerja misalnya kay

pengen dapetin sertifikat ini dan gua

harus ngapain buat dapetin itu, ya

dari hal yang kecil sampe ke yang

jangka menengah panjang gua

rasain banget dah. Terus sama

temen juga yang positif juga udah

enak, engga kaya dulu pengennya

ketemu temen yang itu-itu aja yang

make, dan sekarang juga banyak

dapet perspektif baru, dari kesehatan

juga lebih baik dan lebih seger gitu

aja si .

Harapan setelah dari sini

apa aja ?

Kalo harapan kedepannya si tetep

menjalankan pemulihan, kalo kata

konselor gua pemulihan sama

dengan hidup dan sebaliknya si,

engga ada titik dimana gua udah

pulih, kalo mikirnya begitu sama aja

jebakan betman si itu, mikir udah

sembuh udah selesai pemulihan

jatoh dan jadi jumawa. Dan tetep

mementain pemulihan, terus ngeset

target pribadi dari hal-hal yang

inginkan kaya belajar komputer, ah

gua mau buat kurikulum diri gua

sendiri belajar komputer sejam

sehari, terus kaya buat menunjang

pekerjaan kaya yang sertifikat tadi,

Page 126: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

113

113

terus harapannya kedepan kaya

kondisi di rumah juga udah lebih

enak maksudnya kerena udah bikin

orang tua kecewa segala macem

harapannya dengan sendirinya bisa

memperbaiki perilaku gua lah dan

terus harus berani bermimpi lagi,

paling itu aja si harapannya.

Page 127: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

114

114

Transkip Wawancra

Informan Divisi Program

A. Waktu : 10.30 WIB

Hari dan Tanggal : 11 Desember 2019

Tempat : Ruang Tamu Kapeta

B. Identitas Informan

Nama : F

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 39 tahun

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana awal mula

anda

memakai/menggunakan

narkoba ?

Awalnya ketika putus asa

tidak mendapatkan pekerjaan

dimana-mana. Dan

menggunakan agar bisa

besosialisasi dengan orang

sekitar.

Sudah berapa lama anda

menggunakan jenis

narkoba tersebut?

Dari Tahun 2012

Jenis narkoba apa yang

pertama kali dan yang

pernah digunakan?

METH ( shabu )

Apa yang dirasakan

setelah menggunakan

narkoba?

Tidak mudah mengantuk,

bertambah pintar dan emosi

tidak setabil.

Dampak negatif yang

pertama dirasakan setelah

menggunakan narkoba ?

Dari segi kesehatan kurang

bagus da nada dampak

positifnya keluarga menjadi

perhatian atau lebih baik

Bagaimana kamu

mengetahui adanya

Dari sepupu saya

Page 128: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

115

115

rehabilitasi sosial di

Kapeta?

Program rehabilitasi sosial

apa saja yang diberikan

oleh Kapeta?

Konseling, belajar dan

keterampilan

Kegiatan apa yang

dilakukan di luar kapeta?

Tidak ada

Berapa lama bertemu

dengan konselor dalam

seminggu?

Satu kali

Apa yang dilakukan saat

bertemu konselor?

Mendiskusikan

berkembangan saya dan apa

yang harus dicapai.

Apa saja manfaat yang

didapat setelah mengikuti

program rehabilitasi

sosial?

Lebih tenang dan gembira.

Apakah ada perubahan

yang didapat setelah

mengikuti rehabilitasi

sosial di Kapeta?

Kesehatan lebih baik, lebih

yakin dan percaya diri. Dan

hubungan dengan keluarga

juga lebih baik lagi.

Apa harapan anda setelah

menjalankan rehabilitasi

sosial di Kapeta?

Berubah dan menjadi

manusia normal.

Page 129: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

116

116

HASIL OBSERVASI

Waktu : 10.30 WIB

Hari/Tanggal : 2 Desember 2019

Mengikuti kegiatan Morning Meeting

Hari ini penulis datang ke Yayasan Kapeta pada pukul

09.00 dan untuk mengikuti kegiatan pagi sebelum melakukan

aktivitas di Yayasan Kapeta yaitu Morning Meeting. Kegiatan ini

wajib diikuti oleh seluruh klien yang berada di Yayasan Kapeta

yang dipimpin oleh staff yang bertugas pada hari itu atau bisa

disebut mayor on duty. Dan sesi dimulai pukul 10.30 WIB.

Morning meeting dilakukan di pagi hari sebelum

malakukan kegiatan di hari ini, sesi ini diawali dengan berdoa

terlebih dahulu dengan bergenggaman tangan satu dengan yang

lain yang di pimpin oleh salah satu orang kemudian setelah itu

membacakan buku yaitu just for today buku ini adalah buku

untuk pemberi semangat untuk para klien dan buku itu dibacakan

oleh staff yang bertugas pada hari itu

Setelah itu dilakukan card feeling atau kartu perasaan yang

mewakilkan perasaan klien. Setelah memilih kartu perasaan ini,

dilanjutkan dengan goals atau pencapaian yang akan dilakukan klien

setelah kegiatan ini., hal ini dilakukan untuk menyampaikan

perasaan dan kesehatan pada hari ini dan klien pada hari itu dari

segi kesehatan baik dan perasaan yang senang. Selain itu klien

Page 130: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

117

117

juga memberi tahu apa saja yang ingin dan diselesaikan pada hari

ini.

Setelah kegiatan morning meeting dilakukan para klien

bekerja bakti untuk membersihkan ruang atau bagian yang berada

di Yayasan Kapeta mulai dari kamar, ruang tamu, dapur, kamar

mandi dan tempat lainnya.

Page 131: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

118

118

Waktu : 13.00 WIB

Hari/Tanggal : 6 Desember 2019

Mengikuti kegiatan Sesi Psikoedukasi

Pada hari ini penulis datang untuk mengikuti Sesi

Psikoedukasi yang dilakukan oleh konselor dan diikuti oleh para

klien, sesi ini adalah pemberian materi tentang kekambuhan,

keterampilan komunikasi dan lainnya. Dan sesi ini ada setiap

hari.

Penulis juga memerhatikan setiap klien semua klien

mendengarkan dengan baik dan mencatat hal-hal yang penting dalam

materi tersebut, Saat pemateri memberikan materinya. Kemudian,

penulis melihat bahwa klien disana benar-benar focus mendengarkan

apa yang dijelaskan pemateri, dan jika ada yang tidak dimengerti oleh

klien maka mereka akan bertanya dan akan diberikan penjelasan

kembali oleh pemateri. Sesi berjalan kurang lebih 60 menit, setelah sesi

selesai klien mengisi buku kehadiran sesi yang harus di paraf oleh

pengisi sesi saat itu.

Page 132: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

119

119

Waktu : 13.00 WIB

Hari/Tanggal : 12 Desember 2019

Mengisi kegiatan Sesi Psikoedukasi

Pada hari ini penulis datang pukul 12.45 WIB untuk

melakuan kegiatan sesi psikoedukasi yang akan dibawakan oleh

penulis tentang manajemen waktu, sesi ini dilakukan pada jam

13.00 setelah istirahat.

Ketika penulis membawakan sesi para klien mengikutinya

dengan baik dan fokus pada apa yag disampaikan oleh penulis

dan jika tidak paham bertanya pada penulis untuk mengulang

kembali apa saja yang sebelumnya dijelaskan oleh penulis.

Penulis juga di temani dan dibantu oleh salah satu staff yang ada.

Kenapa memilih manajemen waktu, hal ini sangat penting

untuk masa depan para klien stelah pulih dari Yayasan Kapeta

agar bisa mengatur waktu yang baik dan benar ketika ingin

melakukan hal atau ingin mencapai apa yang dinginkan klien.

Setelah mengisi sesi penulis membantu mayor on duty yang

bertugas pada hari ini dan dijelaskan apa saja yang harus

dilakukan serta diberitahu tugasnya. saat membantu tugas dari

mayor on duty penulis mencatat dan memonitoring siapa saja

yang masuk dan keluar dari Yayasan Kapeta, selain itu mencatat

daan memonitoring juga kegiatan dari klien selama jam kosong

berlangsung dan mengingatkan staff yang akan mengisi kegiatan.

Page 133: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

120

120

HASIL DOKUMENTASI

Dokumentasi Sarana dan Prasarana seperti Kantor, Ruang Tamu,

Repsesionis, Kamar, Ruang Tengah, Ruang Makan dan Mushola

Page 134: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

121

121

Dokumentasi ketika mengisi sesi tentang Menbangun

Kepercayaan Diri

Dokumentasi ketika megisi sesi tentang Manajemen Waktu

Page 135: REHABILITASI SOSIAL PENGGUNA NAPZA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51083...bukti yang berhasil diungkap BNN periode 2017-2018 sebanyak 48,23 ton sabu,

122

122

Dokumentasi wawancara dengan Bpk Gidein selaku Konselor

Dokumentasi wawancara dengan Bpk Pungky selaku Divi

Program