Regulasi Penggunaan Jamu Untuk Terapi Kedokteran Modern
description
Transcript of Regulasi Penggunaan Jamu Untuk Terapi Kedokteran Modern
-
Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran
Modern
Trihono
Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI
-
Jamu
Banyak tanaman obat di Indonesia
Banyak ramuan jamu di Nusantara, baik yang dibuat sendiri maupun jamu ramuan jadi
Sudah puluhan bahkan ratusan tahun telah dipakai secara turun-temurun
Jadi dari sisi keamanan terbukti aman
Dari sisi khasiat komprehensif, kualitatif
Bukti kuantitatif berbasis laboratorium?
-
Pemanfaatan jamu
Kebiasaan mengonsumsi jamu
Tanaman obat yang paling banyak digunakan
Gambaran bentuk jamu yang diminati
Manfaat yang dirasakan bagi yang pernah
mengonsumsi jamu
-
Konsumsi jamu: PERNAH
Indonesia: 59,12%; Tertinggi: Kalsel 80,71%; Terendah: Sultra 23,95%
80.71
59.12
23.95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
KALSEL
DI
Y
JATIM
DKI
KEPRI
BAN
TEN
JATEN
G
BALI
JABAR
KALT
EN
G
KALT
IM
IND
ON
ES
LAM
PU
NG
SU
MBAR
JAM
BI
SU
LU
T
GO
RO
NT
MALU
T
KEP.
BABEL
KALBAR
NTB
RIA
U
SU
MSEL
SU
LTEN
G
MALU
KU
BEN
GKU
LU
SU
LSEL
SU
LU
T
SU
LBAR
PABAR
ACEH
PAPU
A
NTT
SU
LTRA
-
Konsumsi jamu: Frekuensi (Riskesdas, 2010)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
KALSEL
DIY
JATIM
DKI
KEPRI
BAN
TEN
JATEN
G
BALI
JABAR
KALT
EN
G
KALT
IM
IND
ON
ESIA
LAM
PU
NG
SU
MBAR
JAM
BI
SU
LU
T
GO
RO
NTALO
MALU
T
BABEL
KALBAR
NTB
RIA
U
SU
MSEL
SU
LTEN
G
MALU
KU
BEN
GKU
LU
SU
LSEL
SU
MU
T
SU
LBAR
PABAR
ACEH
PAPU
A
NTT
SU
LTRA
Tiap hari Kadang-kadang Dulu Pernah
Tiap hari: Indonesia (4,36%) ; tertinggi DKI (7,75%); Terendah NTT (0,79%)
-
Pilihan tanaman obat untuk jamu buatan
sendiri (Riskesdas, 2010)
39.65
50.36 48.77
13.93 11.17
72.51
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Temulawak Jahe Kencur Meniran Pace Lainnya
-
Bentuk jamu: Pilihan (Riskesdas, 2010)
11.6
44.1
20.3
55.3
0
10
20
30
40
50
60
Kapsul Seduhan Rebusan Cairan
-
Merasakan manfaat jamu
(Riskesdas, 2010)
96.66 95.6
83.23
75
80
85
90
95
100
MALU
T
BALI
KALSEL
NAD
IND
ON
ESIA
NTB
KALBAR
MALU
KU
KEPRI
JATIM
LAM
PU
NG
JAM
BI
SU
MU
T
JATEN
G
SU
MSEL
SU
LBAR
BAN
TEN
JABAR
KALT
EN
G
DKI
BABEL
DIY
KALT
IM
RIA
U
BEN
GKU
LU
SU
LTEN
G
SU
LTRA
GO
RO
NTALO
PABAR
NTT
SU
LSEL
SU
LU
T
PAPU
A
SU
MBAR
Merasakan manfaat : 95,6% ( 83,23 96,66%)
-
Karakteristik Penduduk (Riskesdas, 2010)
84
86
88
90
92
94
96
15-2
4
25-3
4
35-4
4
45-5
4
55-6
4
65-7
4
75+
Laki la
ki
Pere
mpuan
Perk
ota
an
Perd
esa
an
Tid
ak s
eko
lah
Tid
ak t
am
at
SD
Tam
at
SD
Tam
at
SM
P
Tam
at
SM
A
Tam
at
PT
Tid
ak k
erj
a
Seko
lah
TN
I/PO
LRI
Pegaw
ai /P
NS
Pela
yan jasa
/dagang
Buru
h/t
ani/nela
yan
Lain
nya
Kuin
til 1
Kuin
til 2
Kuin
til 3
Kuin
til 4
Kuin
til 5
-
Obat tradisional/Tanaman Obat:
MALARIA & Tb (Riskesdas, 2010)
15.4
7.8
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Malaria Tb Semua Usia Usia 15 th
-
Saintifikasi jamu
Dasar hukum:
Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/ Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
Tujuan:
Memberi landasan ilmiah pada praktek pelayanan jamu di fasilitas kesehatan (saintifikasi jamu)
-
Jalur Pengembangan Tanaman Obat
Yankes Modern Zat aktif Obat Modern
jamu
(dokter)
Tanaman
Obat
jamu
(non-dokter)
Rumah Sakit
Saintifikasi jamu
Permenkes: lityan jamu tersaintifikasi
Yankes komplementer
Yankes Tradisional
-
Jalur saintifikasi
Jadi ada 3 jalur pengembangan
tanaman obat
Jalur penggunaan jamu untuk terapi
kedokteran modern ada pada jalur 2, yaitu saintifikasi jamu
Jalur ke tiga merupakan jalur terpisah, dengan pemberi pelayanan
bukan tenaga kesehatan
-
Kelembagaan
Pembentukan komnas saintifikasi jamu: Ketua: Dr. Siswanto MHP Tim teknis : Hulu (penyiapan bahan uji) Hilir (penelitian dan pelayanan) Pembentukan dewan etik saintifikasi jamu Ketua : Prof. DR. dr Agus Purwadianto SpF(K)
Pembentukan jejaring dokter dan apoteker SJ Jejaring dokter jamu: 6 provinsi Jawa Bali Jejaring dokter diklat 50 jam: Jawa Tengah
-
Pembentukan 5 Kelompok Kerja
1. Pokja penelitian dan pengembangan Dr. Siswanto MPH
2. Pokja hukum dan regulasi (Etikolegal) Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SH, MSi, SpF(K)
3. Pokja Pengembangan body of knowledge djamoe DR. Dr. Amarullah H Siregar, DiHom, DNIMed, MSc. MA,Ph
4. Pokja Kontinyuitas Bahan Baku Indah Yuning Prapti SKM, MKes
5. Pokja Publikasi dan Promosi Drg. Tini Suryanti Sugandi MKes
-
Kompetensi dan sertifikasi
Pembuatan catatan medik SJ
Penyusunan silabus dan kurikulum
Penyusunan Dewan Dosen
Pelaksanaan diklat, 3 gelombang, segera
menyusul gelombang ke 4
MOU dengan IDI, sertifikasi
Pembentukan forum tenaga kesehatan
dalam saintifikasi djamoe (Dokter SJ)
-
Kemajuan saintifikasi jamu
Sudah dilakukan saintifikasi jamu untuk 4 (empat) ramuan jamu yaitu: Ramuan anti hipertensi
Ramuan anti hiperglikemia
Ramuan anti hiperkolesterolemia
Ramuan anti hiperurisemia
Disain studi: pre-post intervention
Besar sampel: masing2 125 untuk efikasi, dan 40 untuk keamanan
Lama studi: 4 minggu
-
12
3 4
Kegiatan Klinik Saintifikasi Jamu
-
Kemajuan saintifikasi jamu
Hasil sementara: cukup menjanjikan
Ke 4 ramuan memberi dampak penyembuhan dan relatif aman untuk digunakan
Ramuan anti glikemia: masih terasa pahit
Ramuan anti hiperurisemia, ada peningkatan SGPT/SGOT, meski masih dalam batas normal
Akan ditingkatkan kekuatan bukti ilmiah, dengan disain Randomized Control Trial without double blind
-
Kemajuan saintifikasi jamu
Balitbangkes akan bertanggung jawab terhadap metoda penelitiannya.
Setelah jamu terbukti secara saintifik bermanfaat diserahkan ke pemegang program untuk diaplikasikan di jaringan pelayanan kesehatan
Perlu koordinasi dengan IDI, apakah jamu tersaintifikasi boleh diberikan oleh dokter praktek, atau harus melalui pelatihan dulu
-
Metodologi saintifikasi jamu
Uji preklinik: Uji toksisitas dan efikasi
pada hewan coba
Uji klinik dengan disain pre-post
intervention di Klinik Hortus Medicus
B2P2TOOT Tawangmangu
Uji klinik Randomized Clinical Trial
(dengan kontrol) tetapi tidak tersamar
(not blinding)
-
Regulasi
Saintifikasi jamu masih bernaung dalam
program penelitian dan pelayanan (lit-yan)
Dokter yang melakukan harus dilatih dulu
selama 50 jam
Bila jamu telah tersaintifikasi, selanjutnya
ke jalur profesi (IDI), apakah langsung
boleh diterapkan oleh dokter atau ada
syarat lain
Saat ini IDI sedang membahas masalah ini