partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dan pengendalian ...
Regulasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
-
Upload
aditya-warman -
Category
Documents
-
view
466 -
download
18
Transcript of Regulasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
REGULASI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANGREGULASI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
BANDA ACEH, 22 JULI 2009BANDA ACEH, 22 JULI 2009
Oleh : Oleh : Kasubdit Kasubdit Pembinaan Pembinaan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang Wilayah IPemanfaatan Ruang Wilayah I
KEDUDUKAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DALAM PENATAAN RUANG
2
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pengaturan Pembinaan PengawasanPelaksanaan
Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
Peraturan Zonasi
Perizinan
Insentif & Disinsentif
UU No. 26 Tahun 2007 pasal 35 :
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dilakukan melalui penetapan Peraturan Zonasi, perizinan, pemberian insentif
dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.Pengenaan Sanksi
1. PERATURAN ZONASI
PEMAHAMAN DASAR TENTANG PERATURAN ZONASI
Rencana umum tata ruang (RTRWN skala 1:1.000.000; RTRWP skala 1: 250.000; RTRW Kabupaten skala 1: 100.000; RTRW Kota skala 1:10.000) belum operasional sehingga sulit dijadikan rujukan untuk pengendalian pembangunan dan pemanfaatan ruang
Rencana rinci tata ruang pada skala nasional, provinsi dan kabupaten/kota (RDTRK) masih kurang operasional sebagai rujukan pengendalian pembangunan bila tidak disertai dengan aturan yang lengkap
Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) yang merupakan perangkat pengendalian pembangunan pada skala blok dan lazim digunakan di negara maju yang menganut regulatory system sangat potensial untuk melengkapi rencana rinci tata ruang (terutama RDTR Kota) agar lebih operasional untuk rujukan pengendalian pembangunan
4
PENGERTIANPeraturan Zonasi (Zoning Regulation): ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai
pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunanZoning: pembagian lingkungan kota ke dalam zona-zona dan menetapkan pengendalian
pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda Di beberapa negara zoning regulation dikenal juga dengan istilah: land development
code, zoning code, zoning ordinance, zoning resolution, zoning by-law, urban code, planning act, dll.
Dalam Peraturan Zonasi: Wilayah kota dibagi ke dalam zona-zona dengan ukuran yang bervariasi Zona yang sama mempunyai aturan yang seragam (guna lahan, intensitas, massa
bangunan), Zona : Kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan (dan aturan)
yang spesifik.
5
Tujuan : MENJAMIN bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapaiSTANDAR KUALITAS LOKAL MINIMUM (health, safety and welfare) Melindungi atau menjamin agar PEMBANGUNAN BARU TIDAK MENGGANGGU
penghuni atau pemanfaat ruang yang telah ada. Memelihara NILAI PROPERTI Memelihara/memantapkan LINGKUNGAN dan melestarikan kualitasnya Menyediakan ATURAN yang seragam di SETIAP ZONA
Manfaat : Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai Meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas yang bersifat publik Menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat Mendorong pengembangan ekonomi
Kelebihan Peraturan Zonasi : Certain (pasti), predictable, legitimate, accountable.
Kelemahan Peraturan Zonasi: Tidak ada yang dapat meramalkan keadaan di masa depan secara rinci,
sehingga banyak permintaan REZONING (karena itu, amandemen Peraturan Zonasi menjadi penting)
6
MATERI POKOK PERATURAN ZONASI
Unsur Peraturan Zonasi
1. Zoning text/zoning statement/legal text : Berisi aturan-aturan (= regulation) Menjelaskan tentang tata guna lahan dan kawasan,
permitted and conditional uses, minimum lot requirements, standar pengembangan, administrasi pengembangan zoning
1. Zoning map : Berisi pembagian blok peruntukan (zona), dengan
ketentuan aturan untuk tiap blok peruntukan tersebut
Menggambarkan peta tata guna lahan dan lokasi tiap fungsi lahan dan kawasan
7
•Struktur ruang •Pola ruang
•Transportasi•Prasarana•Tahapan
pelaksanaan•Penanganan
Lingkungan
AturanPemanfaatan
Ruang
RDTRK
Peraturan Zonasi
Tidak diatur dalam Peraturan Zonasi
Salah satu jenjang rencana tata ruang
kota
Tidak diatur dalam RDTRK
Salah satu perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang
Tata MassaBangunan
•Rencana Rancangan•Panduan Rancang Kota•Panduan Administrasi
•Panduan Investasi
RTBL
(= program ruang RTBL)
Guna Lahan(=zoning map)
Intensitas
RDTRK - Peraturan Zonasi - RTBL RDTRK - Peraturan Zonasi - RTBL
1) Peraturan zonasi merupakan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang meliputi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan peraturan zonasi sistem provinsi, dan ketentuan peraturan zonasi wilayah kabupaten/kota
2) Peraturan zonasi sebagai satu kesatuan sistem peraturan zonasi dari tingkat nasional hingga kabupaten/kota.
3) Peraturan zonasi merupakan upaya untuk menghasilkan ketentuan tentang:
Jenis kegiatan yang diijinkan (I), diijinkan terbatas (T), diijinkan tetapi memerlukan ijin penggunaan bersyarat (B), dan tidak diijinkan (-);
Intensitas pemanfaatan ruang Prasarana dan sarana minimum Ketentuan-ketentuan khusus
PERATURAN ZONASI (Draft RPP tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang)
SISTEM NASIONAL
merupakan
• Penjabaran dari indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
• Ketentuan zonasi sektoral pada sistem nasional• Aturan pemanfaatan ruang yang berupa ketentuan
zonasi sektoral pada zona ruang sistem nasionalZona ruang sistem nasional adalah ruang yang dimanfaatkan dan ruang yang dipengaruhi dan/atau mempengaruhi berfungsinya sistem nasional termasuk rencana pengembangannya
Arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang nasional dan pola ruang nasional, yang terdiri atas:1. Sistem perkotaan nasional2. Sistem jaringan transportasi nasional3. Sistem jaringan energi nasional4. Sistem jaringan telekomunikasi nasional5. Sistem jaringan sumber daya air6. Kawasan lindung nasional, dan7. Kawasan budidaya
Menteri yang membidangi masing-
masing sektor
meliputi
Ketentuan zonasi sektoral ditetapkan oleh :
ARAHAN PERATURAN ZONASI
ARAHANPERATURAN ZONASI
SISTEM NASIONAL
Ketentuan pemanfaatan ruang sistem nasional yang berada pada wilayah kabupaten/kota.
berlaku sebagai
merupakan
• Penjabaran dari indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah provinsi
• Ketentuan zonasi sektoral pada sistem provinsi• Aturan pemanfaatan ruang yang berupa ketentuan
zonasi sektoral pada zona ruang sistem provinsi.Zona ruang sistem provinsi adalah ruang yang dimanfaatkan dan ruang yang dipengaruhi dan/atau mempengaruhi berfungsinya sistem provinsi termasuk rencana pengembangannya
Arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang nasional dan pola ruang nasional, yang terdiri atas:1. Sistem perkotaan provinsi2. Sistem jaringan transportasi provinsi3. Sistem jaringan energi provinsi4. Sistem jaringan telekomunikasi provinsi5. Sistem jaringan sumber daya air6. Kawasan lindung provinsi, dan7. Kawasan budidaya
Peraturan Daerah Provinsi
meliputi
ditetapkandengan
SISTEM PROVINSI
ARAHAN PERATURAN ZONASI
Ketentuan pemanfaatan ruang sistem provinsi yang berada pada wilayah kabupaten/kota.
berlaku sebagai
ARAHANPERATURAN ZONASI
SISTEM PROVINSI
merupakan
• Penjabaran dari ketentuan umum peraturan zonasi yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten
• Dasar dalam pemberian insentif dan disinsentif, pemberian izin, dan pengenaan sanksi di tingkat kabupaten
meliputi
PERATURAN ZONASIKABUPATEN
ditetapkandengan
Peraturan Daerah Kabupaten
• Ketentuan-ketentuan zonasi yang merupakan aturan peruntukan pada setiap zona peruntukan.
• Arahan peraturan zonasi sistem nasional dan/atau arahan peraturan zonasi sistem provinsi pada wilayah kabupaten yang terdapat sistem nasional dan/atau sistem provinsi
memuat
a. Ketentuan teknis yang disyaratkan dalam pemberian izin
b. Ketentuan penetapan zona yang mendapatkan insentif dan dikenakan disinsentif termasuk ketentuan rinci teknis pelaksanaannya
c. Dasar penerapan sanksi administratif
d. Ketentuan pengaturan terhadap perubahan peraturan zonasi
berfungsi
sebagai
Teks zonasi (zoning text) dan peta zonasi (zoning map), yang memuat ketentuan-ketentuan:
1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang yang berisikan kegiatan yang diperbolehkan, yang meliputi diperbolehkan tanpa syarat, diperbolehkan dengan syarat, atau diperbolehkan dengan pengecualian; dan kegiatan yang tidak diperbolehkan
2. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sekurang-kurangnya terdiri atas koefisien dasar bangunan maksimum, koefisien lantai bangunan maksimum, dan koefisien dasar hijau minimum
3. Ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan yang mendukung berfungsinya zona secara optimal
4. Ketentuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kawasan lainnya
Kelengkapan dari rencana tata ruang wilayah kabupaten
disusun sebagai
SISTEM KABUPATEN
PERATURAN ZONASI
Pada skala peta dengan tingkat ketelitian minimal 1:5.000
dipetakan
Peraturan zonasi kabupaten harus memuat arahan peraturan zonasi sistem nasional dan/atau arahan peraturan zonasi sistem provinsi pada wilayah kabupaten yang terdapat sistem nasional dan/atau sistem provinsi.
Peraturan zonasi kabupaten disusun berdasarkan rencana rinci kabupaten yang merupakan dasar penyusunan peraturan zonasi kabupaten.(rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten dan/atau rencana detail tata ruang)
PERATURAN ZONASI
merupakan
• Penjabaran dari ketentuan umum peraturan zonasi yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kota
• Dasar dalam pemberian insentif dan disinsentif, pemberian izin, dan pengenaan sanksi di tingkat kota
meliputi
ditetapkandengan
Peraturan Daerah Kota
• Ketentuan-ketentuan zonasi pada setiap zona peruntukan• Arahan peraturan zonasi sistem nasional dan/atau arahan
peraturan zonasi sistem provinsi pada wilayah kota yang terdapat sistem nasional dan/atau sistem provinsi
memuat
Teks zonasi (zoning text) dan peta zonasi (zoning map), yang memuat ketentuan-ketentuan:1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang yang berisikan kegiatan yang diperbolehkan, yang meliputi
diperbolehkan tanpa syarat, diperbolehkan dengan syarat, atau diperbolehkan dengan pengecualian; dan kegiatan yang tidak diperbolehkan
2. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sekurang-kurangnya terdiri atas koefisien dasar bangunan maksimum, koefisien lantai bangunan maksimum, dan koefisien dasar hijau minimum
3. Ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan yang mendukung zona berfungsi secara optimal
4. Ketentuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kawasan lainnya
5. Ketentuan khusus untuk mengendalikan perkembangan penggunaan lahan campuran, sektor-sektor informal, dan pertumbuhan gedung pencakar langit
Kelengkapan dari rencana tata ruang wilayah kota
disusun sebagai
SISTEM KOTA
PERATURAN ZONASI
Pada skala peta dengan tingkat ketelitian minimal 1:5.000
dipetakan
PERATURAN ZONASIKOTA
Contoh Contoh Zoning MapZoning Map Kawasan Perkotaan Banda Aceh Kawasan Perkotaan Banda Aceh
4A4A
4A
4B
4B
4B
4B
4B
4B4B
4B
3B
3B
3B
3B
5A
5B
5B
5B
4A
4A
4A
5A
5A
5A
5A
5A
5A
5A 5A
5A
5A
5A
5A
5A
5A
5A
4B
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A4A
5A
5B
ZONA 4A : PERUMAHAN TERBATAS
ZONA 4B : PERUMAHAN KOTAZONA 3B : RUANG TERBUKA/ TAMAN KOTA
ZONA 5A : KAWASAN KOMERSIAL
ZONA 5B : KAWASAN PERKANTORAN
ZONA 6A : KAWASAN KHUSUS
6A
14
Contoh Peraturan Contoh Peraturan ZonasiZonasiPPembagian BLOKembagian BLOK
Contoh Peraturan Contoh Peraturan ZonasiZonasiPPembagian BLOKembagian BLOK
No.No. Pembagian BlokPembagian Blok Luas (Ha)Luas (Ha)
1 BLOK A 107,13
2 BLOK B 68,18
3 BLOK C 112,76
4 BLOK D 58,24
5 BLOK E 123,78
6 BLOK F 110,01
Kawasan Pusat Pemerintahan Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Kota SofifiSofifi (BWK 2) (BWK 2)Kawasan Pusat Pemerintahan Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Kota SofifiSofifi (BWK 2) (BWK 2)
Fungsi lahan yang akan dikembangkan di Kota Sofifi adalah:• Kawasan Pemerintahan• Kawasan Niaga/ perdagangan• Kawasan Perumahan dan Pemukiman• Kawasan Fasiltas Umum dan Sosial• Kawasan Rekreasi• Kawasan Pelabuhan (transportasi)• Ruang Terbuka Hijau
15
Contoh Peraturan Zonasi (zoning map dan zoning text) untuk Blok C
16
2. PERIJINAN
PERIZINAN
• Menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang
• Menghindari dampak negatif pemanfaatan ruang• Melindungi kepentingan umum
Sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruangmaksud
• Oleh pemerintah daerah kabupaten/kota• Kepada Calon pengguna ruang yang akan melakukan
kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan/zona berdasarkan arahan rencana pola ruang
• Izin prinsip• Izin lokasi• Izin penggunaan pemanfaatan tanah• Izin mendirikan banguna• Izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan
IZIN PEMANFAATAN RUANG
tujuan
diberikan
terdiri atas
Jenis-jenis perizinan
a. izin prinsipb. izin lokasic. izin penggunaan pemanfaatan tanahd. izin penggunaan bangunane. izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan
Mekanisme perizinan terkait pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/ kota menjadi wewenang masing-masing instansi perangkat daerah kabupaten/kota sesuai sektor masing-masing dari perizinan yang diterbitkan.
Ketentuan teknis prosedural pengajuan izin pemanfaatan ruang dan forum pengambilan keputusan atas izin yang akan dikeluarkan akan menjadi dasar pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) perizinan.
ARAHAN PERIZINAN
bhk-djpr
diberikan oleh pemerintah; menyatakan kegiatan yang dimohonkan secara prinsip
diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroperasi; belum dapat dijadikan dasar untuk pelaksanaan kegiatan.
diberikan kepada orang untuk memperoleh ruang yang diperlukan; diperlukan untuk pemanfaatan ruang yang lebih besar dari 1 Ha
untuk kegiatan bukan pertanian dan lebih besar dari 25 Ha untuk kegiatan pertanian.
Izin penggunaan pemanfaatan tanah merupakan dasar untuk permohonan mendirikan bangunan.
Dasar mendirikan bangunan dalam rangka pemanfaatan ruang. diberikan berdasarkan peraturan zonasi sebagai surat bukti dari Pemda untuk mendirikan bangunan sesuai
fungsi yang telah ditetapkan
IZINPENGGUNAANPEMANFAATAN
TANAH
IZINLOKASI
IZINPRINSIP
IZINMENDIRIKANBANGUNAN
Bentuk Izin Pemanfaatan Ruang
Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing sektor dan/atau instansi yang berwenang
IZIN LAINBERDASARKAN
PERATURANPER-UU-AN
Contoh Izin
Pemberi Izin
Pemerintah / Sektor
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kabupaten /
Kota BIDANG KEHUTANAN 1. izin usaha pemanfaatan kawasan Menteri Gubernur Bupati/Walikota 2. hak pengusahaan hutan Menteri --- --- 3. hak pemungutan hasil hutan --- --- Bupati/Walikota
BIDANG PERTAMBANGAN 4. kuasa pertambangan minyak dan gas bumi Presiden --- --- 5. izin pengeboran dan eksplorasi air bawah
tanah --- Gubernur Bupati/Walikota
6. izin pemanfaatan air bawah tanah --- Gubernur Bupati/Walikota BIDANG BANGUNAN GEDUNG 7. Izin Lokasi --- --- Bupati/Walikota 8. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) --- --- Bupati/Walikota 9. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) --- --- Bupati/Walikota
BIDANG JALAN 10. Izin pemanfaatan ruang manfaat jalan dan
ruang milik jalan Menteri Gubernur Bupati/Walikota
11. izin prinsip pengajuan prakarsa pengusahaan jalan tol
Menteri --- ---
12. Izin pemanfaatan ruang pengawasan jalan --- Gubernur Bupati/Walikota
DJPR-Dep. PU
Izin Lain BerdasarkanPeraturan Perundang-undangan
PROSEDUR PERIZINAN
Prosedur pemberian izin pemanfaatan ruang ditetapkan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
PROSEDURPEMBERIAN
IZIN
Ketentuan lanjut mengenai pedoman teknis pemberian izin pemanfaatan ruang diatur dengan peraturan Menteri
Pemberian izin diberikan oleh pejabat yang berwenang dengan mengacu pada rencana tata ruang dan peraturan zonasi
• Pemberian izin disertai dengan persyaratan teknis dan persyaratan administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Apabila dasar pemberian izin belum ada, maka izin diberikan atas dasar rencana tata ruang yang berlaku dengan tetap memperhatikan pedoman bidang penataan ruang
• Dalam proses perolehan izin pemanfaatan ruang dapat dikenakan retribusi. Retribusi dimaksud merupakan biaya untuk administrasi perizinan.
Izin PemanfaatanRuang
diatur oleh Pemerintah & pemda (menurut kewenangan masing-masing)
dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak melalui prosedur yg benar
diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan RTRW
batal demihukum
penggantian /ganti kerugianyg layak
akibat adanya perubahan RTRW
dapatdibatalkan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
PERIZINAN
Dalam pemanfaatan ruang setiap orang wajib memiliki izin sebelum pelaksanaan pemanfataan ruang dan wajib melaksanakan setiap ketentuan perizinan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang.
PENGGANTIAN YANG LAYAK
• Permohonan penggatian yang layak dapat diajukan secara langsung kepada pemberi izin maupun gugatan melalui pengadilan.
• Dalam hal masyarakan mengajukan gugatan melalui pengadilan, tergugat dapat membuktikan bahwa tidak terjadi penyimpangan dalam mekanisme perizinan.
• Masyarakat dapat mengajukan permohonan penggatian yang layak kepada pemberi izin terhadap kerugian yang diderita akibat:o Pembatalan izin, yang izinnya diperoleh sesuai
dengan prosedur tetapi terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.
o Pembatalan izin yang telah diperoleh akibat perubahan rencana tata ruang.
• Penggatian yang layak diberikan terhadap masyarakat yang dirugikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganan.
PENGGANTIAN YANG LAYAK TERHADAP KERUGIAN
AKIBAT PERIZINAN
Diberikan kepada siapa?
Bagaimana caranya?
Siapa yang dapat mengajukan?
3. PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGENAAN
DISINSENTIF
2. PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGENAAN DISINSENTIF
Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam penataan ruang diselenggarakan dengan tujuan:•Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang;
•Memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan
•Meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang.
TUJUAN
kriteria
• Insentif dapat diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong pengembangannya
• Insentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang
Perangkat/upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dg RTR
diaturoleh
merupakan
02
PEMBERIAN INSENTIF
• Insentif fiskal, dapat berupa: o pemberian keringanan atau pembebasan pajako penambahan dana alokasi khususo pengurangan retribusi
• Insentif non fiskal, dapat berupa:o pemberian kompensasio subsidi silango kemudahan perizinano imbalano sewa ruango urun sahamo penyediaan prasarana dan saranao penghargaan dari pemerintah, dan/atauo publisitas atau promosi
bentuk
PEMBERIANINSENTIF
• Pemerintah ke pemerintah daerah• Pemerintah daerah ke pemerintah daerah lainnya• Pemerintah / pemerintah daerah ke masyarakat
• Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang keuangan (untuk ketentuan mengenai insentif fiskal)
• Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangnya (untuk ketentuan mengenai insentif non fiskal)
tata cara
a. penambahan dana alokasi khusus
TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF
b. subsidi silang
c. kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah
d. penyediaan prasarana dan sarana di daerah
e. penerusan pinjaman (subsidiary loan agreement)
f. pemberian kompensasi
g. penghargaan dan fasilitasi
h. publisitas atau promosi daerah
a. pemberian kompensasi dari pemerintah daerah penerima manfaat kepada daerah pemberi manfaat atas manfaat yang diterima oleh daerah penerima manfaat
b. kompensasi pemberian penyediaan sarana dan prasarana
c. kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah penerima manfaat kepada investor yang berasal dari daerah pemberi manfaat
d. publikasi atau promosi daerah.
b. pemberian kompensasi
c. pengurangan retribusi
d. imbalan
e. sewa ruang
g. penyediaan prasarana dan sarana
h. kemudahan perizinan.
Pemerintahke pemerintah daerah
pemerintah daerahke pemerintah daerah
Pemerintah/pemerintah daerah ke masyarakat
diberikan dalam bentuk diberikan dalam bentuk diberikan dalam bentuk
• Mekanisme pemberian insentif utk insentif yg berasal dari Pemerintah diatur oleh menteri yg menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dg bidang insentif yg diberikan.
• Mekanisme pemberian insentif utk insentif yg berasal dari pemerintah daerah provinsi diatur dg peraturan gubernur.• Mekanisme pemberian insentif utk insentif yg berasal dari pemerintah daerah kab/kota diatur dg peraturan bupati/walikota.• Mekanisme pemberian insentif diatur berdasarkan kesepakatan bersama antar pemerintah daerah terkait,
utk insentif yg berasal dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya.
a. pemberian keringanan atau pembebasan pajak
f. urun saham
kriteria
• Disnsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi pengembangannya
• Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang
Perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan. atau mengurangi kegiatan yg tidak sejalan dg RTR
diaturoleh
merupakan
PENGENAAN DISINSENTIF
• Disinsentif fiskal, dapat berupa: o pengenaan pajak tinggio pengurangan dana alokasi khusus
• Disinsentif non fiskal, dapat berupa:o kewajiban memberi kompensasio persyaratan khusus dalam perizinano kewajiban memberi imbalano pembatasan penyediaan prasarana dan
sarana infrastruktur, dan/atauo pemberian status tertentu dari pemerintah
bentuk
PENGENAAN DISINSENTIF
• Pemerintah ke pemerintah daerah• Pemerintah daerah ke pemerintah daerah lainnya• Pemerintah / pemerintah daerah ke masyarakat
• Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang keuangan (untuk ketentuan mengenai disinsentif fiskal)
• Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangnya (untuk ketentuan mengenai disinsentif non fiskal)
tata cara
a. pengurangan dana alokasi khusus
TATA CARA PENGENAAN DISINSENTIF
b. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah
c. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di daerah
d. pemberian status tertentu dari Pemerintah.
a. pengajuan pemberian kompensasi dari pemerintah daerah pemberi manfaat kepada daerah penerima manfaat
b. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
c. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah pemberi manfaat kepada investor yang berasal dari daerah penerima manfaat.
a. kewajiban memberi kompensasi
b. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah
c. kewajiban memberi imbalan
e. pensyaratan khusus dalam perizinan.
Pemerintahke pemerintah daerah
pemerintah daerahke pemerintah daerah
Pemerintah/pemerintah daerah ke masyarakat
diberikan dalam bentuk diberikan dalam bentuk diberikan dalam bentuk
• Mekanisme pemberian disinsentif utk disinsentif yg berasal dari Pemerintah diatur oleh menteri yg menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dg bidang disinsentif yg diberikan.
• Mekanisme pemberian disinsentif utk disinsentif yg berasal dari pemerintah daerah provinsi diatur dg peraturan gubernur.• Mekanisme pemberian disinsentif utk disinsentif yg berasal dari pemerintah daerah kab/kota diatur dg peraturan
bupati/walikota.• Mekanisme pemberian disinsentif diatur berdasarkan kesepakatan bersama antar pemerintah daerah terkait,
utk disinsentif yg berasal dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya.
d. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur
4. PENGENAAN SANKSI
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKATH A K KEWAJIBAN
a. mengetahui RTR
b. menikmati pertambahan nilai ruang
c. memperoleh penggantian yg layak
d. mengajukan keberatan
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yg tidak sesuai dengan RTR
f. mengajukan gugatan ganti kerugian
a. menaati RTR;
b.mematuhi larangan:
memanfaatkan ruang tanpa izin
melanggar kekentuan dalam persyaratan izin
menghalangi akses terhadap kawasan-kawasan yg dinyatakan oleh peraturan per-UU-an sebagai milik umum
PERAN
a. partisipasi dalam penyusunan RTR
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Ps. 60 Ps. 61Ps. 65 ayat (2)
Pasal 62 : Pasal 62 : Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61, dikenai dimaksud dalam Pasal 61, dikenai sanksi sanksi administratif. administratif.
Pengenaan sanksi merupakan tindakan penertiban yg dilakukan terhadap pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan RTR & peraturan zonasi
Ps. 63
Sanksi Administratif
Sanksi Pidana
Ps. 69
peringatan tertulis penghentian sementara
kegiatan penghentian sementara
pelayanan umum penutupan lokasi pencabutan izin pembatalan izin pembongkaran bangunan pemulihan fungsi ruang;
dan/atau denda administratif
Ps. 73 ayat (2)
Ps. 74 ayat (2)
Pidana Pokok: Penjara Denda
Pidana Tambahan Pemberhentian secara
tidak hormat dari jabatannya
Pencabutan izin usaha Pencabutan status
badan hukum
Sanksi Perdata
Tindak pidana yang menimbulkan
kerugian secara perdata
PENGENAAN SANKSI PENGENAAN SANKSI (UU No 26 Tahun 2007)(UU No 26 Tahun 2007)
Ketentuan Sanksi Pidana dalam Penataan (UU N0 26 Thn 2007)
PASAL UNSUR TINDAK PIDANA SANKSI PIDANA69 ayat (1) • Tidak mentaati rencana tata ruang; dan
• mengakibatkan perubahan fungsi ruang.• penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak
Rp. 500 juta
69 ayat (2) • Tidak mentaati rencana tata ruang; • mengakibatkan perubahan fungsi ruang; dan• mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau rusaknya
barang.
• penjara paling lama 8 tahun dan denda paling banyak Rp. 1, 5 miliar
69 ayat (3) • Tidak mentaati rencana tata ruang; • mengakibatkan perubahan fungsi ruang; dan• Mengakibatkan Kematian orang
• penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar
70 ayat (1) • Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang.
• Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
70 ayat (2) • Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
• mengakibatkan perubahan fungsi ruang;
• Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1 miliar
70 ayat (3) • Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
• Mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang.
• Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.5 miliar
70 ayat (4) • Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
• Mengakibatkan kematian orang
• Pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar
71 • Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.
• Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
72 • Tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum
• Pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100 juta
73 • Pejabat pemerintah penerbit izin; dan• Menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
• Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
• Dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian tidak hormat dari jabatannya.
Untuk tindak pidana yang dilakukan olah korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali lipat dari pidana denda yang ditentukan dalam ketentuan sanksi pidana pada Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72.
Selain pidana denda, korporasi dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha atau pencabutan status badan hukum.
TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH KORPORASI (UU N0. 26 Th 2007)
TUNTUTAN GANTI KERUGIAN SECARA PERDATA (UU N0 26 Th 2007) Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana, dapat
menuntut ganti kerugian secara perdata kepada pelaku tindak pidana.
Pasal 74
Pasal 75
PENYELESAIAN SENGKETA
Penyelesaian Sengketa
Melalui Pengadilan
Penyelesaian Sengketa
di Luar Pengadilan
Mediasi Konsiliasi Negosiasi
Tahap pertama diupayakan berdasarkan prinsip
musyawarah untuk mufakat
Tidak dicapai mufakat
/kesepakatan
Ps. 67 ayat (1)
Ps. 67 ayat (2)
PENGENAAN SANKSI PENGENAAN SANKSI (UU No 26 Tahun 2007)…. (UU No 26 Tahun 2007)….
LanjutanLanjutan
Sanksi adalah hukuman atau mekanisme pemaksaan yang digunakan untuk memberikan dorongan agar patuh pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan bidang penataan ruang
PASAL 5 :Pengaturan penataan ruang meliputi :
(a) Pengaturan penataan ruang oleh pemerintah(b) Pengaturan penataan ruang oleh pemerintah daerah provinsi (c) Pengaturan penataan ruang oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
PENGENAAN SANKSI PENGENAAN SANKSI
(sesuai RPP Penyelenggaraan Penataan (sesuai RPP Penyelenggaraan Penataan Ruang)Ruang)
1)1) Pengaturan Penataan Ruang oleh Pengaturan Penataan Ruang oleh pemerintah daerah pemerintah daerah Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf huruf c meiputi penyusunan dan penetapan :c meiputi penyusunan dan penetapan :
a.a. Peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang rencana Peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang rencana tata tata ruang wilayah kabupaten/kota;ruang wilayah kabupaten/kota;
b.b. Peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang rencana Peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang rencana tata ruang kawasan strategis Kabupaten/Kota;tata ruang kawasan strategis Kabupaten/Kota;
c.c. Peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang rencana Peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang rencana detail tata ruang Kabupaten/Kota termasuk detail tata ruang Kabupaten/Kota termasuk peraturan zonasi; danperaturan zonasi; dan
d.d. Peraturan bupati/walikota tentang Peraturan bupati/walikota tentang perizinan, penetapan perizinan, penetapan bentuk dan besaran insentif dan disinsentif,bentuk dan besaran insentif dan disinsentif, serta serta sanksi administratifsanksi administratif
2)2) Bupati/Walikota dapat menetapkan peraturan Bupati/Walikota dapat menetapkan peraturan bupati/walikota selain sebagaimana dimaksud pada ayat bupati/walikota selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d untuk melaksanakan peraturan daerah (1) huruf d untuk melaksanakan peraturan daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf huruf a, huruf b, huruf c.a, huruf b, huruf c.
•
PENGENAAN SANKSI ……..(Sesuai RPP Penyelenggaraan Penataan Ruang)
1) Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang bertujuan utk mewujudkan tertib tata ruang dan tegaknya peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang.
2) Pengenaan sanksi dapat berupa sanksi pidana, sanksi perdata, dan sanksi administratif.
3) Pengenaan sanksi pidana dan sanksi perdata dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGENAAN SANKSI ………(Sesuai RPP Penyelenggaraan Penataan Ruang)
1) Dalam rangka pengenaan sanksi pidana penataan ruang dibentuk Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang baik pada tingkat pusat maupun daerah yang bertugas melakukan penyidikan terhadap dugaan tindak pidana penataan ruang.
1) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang dan Pedoman Pelaksanaan Tugas Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang diatur dengan Peraturan Menteri.
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)(UU NO 26 Th 2007)(UU NO 26 Th 2007)
Pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik.
1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporanatau keterangan yang berkenaan dengan tindakpidana dalam bidang penataan ruang
2. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana dalam bidang penataan ruang
3 Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan peristiwa tindak pidanadalam bidang penataan ruang
4. Pemeriksaan atas dokumen-dokumenyang berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang penataan ruang
5. Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yangdiduga terdapat bahan bukti dan dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana dalam bidang penataan ruang
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dalam bidang penataan ruang
WEWENANG
PPNS
PENGERTIAN
PPELANGGARAN PENATAAN RUANG ELANGGARAN PENATAAN RUANG YANG DAPAT DIKENAI SANKSI ADMINISTRATIFYANG DAPAT DIKENAI SANKSI ADMINISTRATIF
SANKSI SANKSI ADMINISTRATIF ADMINISTRATIF
Memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai peruntukannya.
Memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang sesuai peruntukannya
Memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai peruntukannya
Tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan
Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang.
Melanggar batas sempadan yang telah ditentukan
Melanggar ketentuan koefisien lantai bangunan yg telah ditentukan
Melanggar ketentuan koefisien dasar bangunan dan koefisien dasar hijau
Melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan
Melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan
Tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas umum sesuai dengan persyaratan dalam izin pemanfaatan ruang
Menutup akses ke pesisir pantai, sungai, danau, situ, dan sumber daya alam serta prasarana publik
Menutup akses terhadap sumber air
Menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau
Menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki
Menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi bencana
Menutup akses terhadap jalan umum tanpa izin yang berwenang
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang
diberikan oleh pejabat berwenang
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang
Menghalangi akses terhadap kawasan-kawasan yang
dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai
milik umum
KRITERIA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang dikenakan berdasarkan kriteria:
Besar atau kecilnya dampak yang ditimbulkan akibat pelanggaran penataan ruang;Nilai manfaat pemberian jenis sanksi yang diberikan untuk pelanggaran penataan ruang ; Kerugian publik yang ditimbulkan akibat pelanggaran penataan ruang.
1. PeringatanTertulis
2. Penghentian Kegiatan
Sementara
3. Penghentian Sementara
Pelayanan Umum
4. Penutupan
Lokasi
6. PembatalanIzin
5. PencabutanIzin
7. Pembongkaran Bangunan
8. PemulihanFungsi Ruang
9. Denda
Administratif
SANKSI SANKSI ADMINISTRATIF ADMINISTRATIF
F
TATA CARA TATA CARA PENGENAANPENGENAAN
SANKSI SANKSI ADMINISTRATIFADMINISTRATIF
TATA CARA TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIPENGENAAN SANKSI ADMINISTRATI F
Peringatan tertulis dilakukan melalui penerbitan surat peringatan tertulis dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Surat peringatan tertulis, diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.
Penerbitan surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat penertiban.
Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa.
Setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yg berlaku.
SANKSI SANKSI ADMINISTRATIADMINISTRATIF F
1. PeringatanTertulis
Penerbitan surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus.
Pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya.
Penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan kepada pelanggar.
Pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.
2. Penghentian Kegiatan Sementara
3. Penghentian Sementara Pelayanan Umum
Penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada pelanggar.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan.
Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa.
Pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.
SANKSI ADMINISTRATIF SANKSI ADMINISTRATIF
TATA CARA TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIFPENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
4. Penutupan
Lokasi
Penerbitan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatan ruang.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pencabutan izin.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin.
Penerbitan keputusan pencabutan izin oleh pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin.
Pemberitahuan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut sekaligus perintah untuk secara permanen menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah dicabut izinnya.
Apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan.
Penerbitan lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara pemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan pola pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang berlaku.
Pemberitahuan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang diakibatkan oleh pembatalan izin.
Penerbitan keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Pemberitahuan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin.
Penerbitan keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin.
Pemberitahuan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dibatalkan.
5. PencabutanIzin
6. PembatalanIzin
lanjutan …lanjutan …
Denda administratif dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif
Penerbitan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan yang akan segera dilaksanakan.
Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.
Penetapan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian yang harus dipulihkan fungsinya berikut cara pemulihannya.
Penerbitan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu pelaksanaannya.
Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang.
Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang.
Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapanpengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari
SANKSI SANKSI ADMINISTRATADMINISTRATIF IF
7. Pembongkaran Bangunan
8. PemulihanFungsi Ruang
9. Denda
Administratif
TATA CARA TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIFPENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF lan jutan …
lanjutan …
terimaterima kasihkasih