regenerasisel-140510233252-phpapp02

22
REGENERASI SEL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang sempurna. Dalam tubuh akhluk hidup terdapat kemampuan untuik melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ. Proses regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi, setelah dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu saja. Namun tidak demikian dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu, kemampuan untuk memperbaiki dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai dewasa. Daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,

description

medis

Transcript of regenerasisel-140510233252-phpapp02

Page 1: regenerasisel-140510233252-phpapp02

REGENERASI SEL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan

makhluk hidup. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang

sempurna.

Dalam tubuh akhluk hidup terdapat kemampuan untuik melakukan

regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu

melakukan regenerasi pada tingkat organ.

Proses regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi,

setelah dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu

saja. Namun tidak demikian dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu,

kemampuan untuk memperbaiki dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai

dewasa.

Daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan ada

yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan

sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah

Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan

Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,

bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali.

Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu

diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim

dalam tubuh makkhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses

regenerasi.

Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan,

mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama.

Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan

Page 2: regenerasisel-140510233252-phpapp02

kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi

dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal.

B.  Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari regenerasi ?

2. Bagaimana cara tahapan pada regenasi anggota tubuh ?

3. Bagaimana contoh  regenerasi anggota tubuh pada hewan?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari regenerasi

2. Mengetahui cara tahapan regenerasi tubuh

3. Mengetahui contoh regenerasi anggota tubuh pada salah satu hewan.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh.

D. Manfaat

Dapat menambah wawasan baru tentang regenerasi  bagi mahasiswa

Page 3: regenerasisel-140510233252-phpapp02

BAB II

PEMBAHASAN

Regenerasi adalah pemulihan kerusakan parah akibat bilamana hilangnya

bagian tubuh utama, misalnya anggota tubuh, samapai pada pergantian kerusakan

kecil yang merupkan proses fisiologis biasa, misalnya pergantian rambut yang

rontok.( Tim Dosen. 2010) 

Pada daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi

dan ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan

sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah

Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan

Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,

bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali.

Setiap larva dan hewan dewasa mempunyai kemampuan untuk

menumbuhkan kembali bagian tubuh mereka yang secara kebetulan hilang atau

rusak terpisah. Kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang ini

disebut regenerasi. Kemampuan setiap hewan dalam melakukan regenerasi

berbeda-beda. Hewan avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih

tinggi dari pada hewan vertebrata. (Majumdar, 1985)

Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan memiliki

kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan

akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan

yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experimen.

Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan

dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi.

Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan

embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah

organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis

dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu

cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio.

Page 4: regenerasisel-140510233252-phpapp02

Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan,

hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan

kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna.

Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan

tertentu.

Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang sangat

bervariasi dari spesies ke spesies. Hewan avertebrata seperti cacing tanah, udang,

ikan, salamander dan kadal tidak mempunyai daya regenerasi yang dapat

meregenerasi seluruh organisme, melainkan hanya sebagian dari organ atau

jaringan organisme tersebut. (Kimball, 1992)

Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu

diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim

dalam tubuh makhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses

regenerasi.

Adapun  beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan

yaitu :

1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk

scab yang bersifat sebagai pelindung.

2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka,

di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana

pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.

3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda

kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.

Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di

bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya

mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang,

tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan

berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma

menyempit.

4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka.

Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari

Page 5: regenerasisel-140510233252-phpapp02

penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada

dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-

sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.

5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara

serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema

mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.

6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya

proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim

dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran

pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan

struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.

Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka

akan meningkatkan regenerasi.

Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek

makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses

regenerasi.

System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel

sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh

terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor

yang menentukan macam organ yang diregenerasi.

Dalam proses terjadinya regenerasi memerlukan kehadiran urat saraf. Jika

saraf dipotong waktu larva, kemudian anggota tubuh tersebut diamputasi, maka

tidak ada regenerasi yang berlangsung. Dedifferensiasi akan terus berlangsung,

tapi sel-selnya diabsorbsi masuk ke dalam tubuh, sehingga akhirnya proses

regenerasi berhenti. Jika hanya saraf saja yang dipotong, tapi anggota tubuh tetap,

anggota itu tidak akan berdegererasi. Tapi jika saraf dipotong dan anggota tubuh

diamputasi, maka tunggulnya akan berdegerasi. Jika dialihkan saraf lain ke

tunggul amputasi yang sarafnya sendiri lebih dulu sudah diangkat, ternyata ada

regenerasi. Hal tersebut membuktikan bahwa perlu kehadiran saraf dalam proses

regenerasi. Tentang zat yang terkandung atau keluar dari saraf, yang bersifat

Page 6: regenerasisel-140510233252-phpapp02

trophic terhadap regenerasi tersebut belum diketahui.eksperimen selanjutnya

terhadap amputasi anggota tubuh salamander ialah jika saraf diangkat setelah

blastema terbentuk, maka regenerasi akan terus berlangsung. Jadi nampaknya

saraf perlu untuk pembentukan blastema. Namun terjadi keanehan, yaitu jika sejak

embryo saraf diangkat, pertumbuhan anggota akan terus berlangsung. Jika

diamputasi pun, bagian tersebut akan beregenerasi.

Serat saraf tepi yang putus dapat beregenerasi, asalkan perikaryon (soma

neuron) tidak ikut rusak. Jika urat saraf terpotong, bagian ujung yang lepas dari

perikaryon akan berdegerasi dan debrisnya diphagocytisis makrofag. Bagian

pangkal yang berhubungan dengan perikaryon tetap bertahan dan akan

beregenerasi. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut: Chromatolysis, yakni

melarutnya badan Nissl,  Perikaryon membesar, Inti berpindah ke tepi, Bagian

ujung akson yang dekat luka berdegenerasi sedikit, lalu tumbuh lagi. Dan Di

ujung akson yang putus, setelah semua hancur dan dibersihkan makrofag, sel

Schwann berproliferasi membentuk batang sel-sel. Bagian proximal akson

kemudian tumbuh dan bercabang-cabang mengikuti batang sel-sel Schwann ke

bagian distal, sehingga mencapai alat effector (otot, kelenjar). Jika jarak antara

proksimal dengan distal yang putus jauh sekali dan batang sel-sel Schwann tak

mencapai ujung bagian proksimal itu, ujung proksimal yang tumbuh tak sampai

ke alat effector. Terbentuk gumpalan serabut saraf lepas di bawah kulit bekas luka

atau amputasi, yang akan terasa sangat nyeri. Oleh karena itu, kehadiran sel-sel

Schwann di bagian effector sangat perlu untuk mengarahkan atau jadi pedoman

bagi axon untuk tumbuh.

Jika neuron yang putus jaraknya terlalu dekat dengan bagian perikaryon,

tidak aka nada reaksi sel-sel Schwann di bagian effector dan perikaryon lama-

kelamaan akan mati. Neuroglia, termasuk sel Schwann, dapat beregenerasi dengan

melakukan mitosis. Celah-celah bekas tempat neuron yang rusak dan hancur di

saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang), misalnya karena penyakit atau

kerusakan lain, akan diisi lagi oleh neuroglia, bukan oleh neuron baru.

Ada beberapa contoh dari regenerasi anggota tubuh yaitu :

Dari Filum Invertebrata yaitu pada planaria.

Page 7: regenerasisel-140510233252-phpapp02

Planaria merupakan hewan invertebrata, termasuk cacing pipih yang

hidupnya bebas di alam, umumnya hidup di air tawar,sungai, danau atau di laut.

Cacing ini merupakan anggota dari kelas Turbellaria.

Planaria dapat di pelihara pada temperatur 68-72OC, dengan tidak

menurunkan suhunya, serta tidak menempatkan pada cahaya yang kuat dan

sebaiknya memelihara Planaria pada tempat gelap. Planaria sensitif terhadap

cahaya kuat, temperatur dan pH. Jika kondisi lingkungan diubah ukurannya tubuh

Planaria menjadi kecil dari ukuran semula. 

Salah satu faktor abiotik (suhu) dapat mempengaruhi ukuran tubuh planaria,

karena pada suhu tinggi intensitas cahaya juga tinggi. Sehingga planaria dalam

beregenerasi atau bergerak perlu energi banyak. Maka dengan kondisi suhu yang

tinggi ini, tubuh planaria akan mengecil atau menyusut. Suhu dalam proses

beregenerasi berpengaruh pada saat planaria menutup luka atau bagian tubuh yang

rusak dalam neoblast. Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya penelitian

tentang pengaruh suhu air terhadap kecepatan regenerasi cacing Planaria

(Euplanaria sp).

Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang utama, dimana suhu

memberikan efek yang berbeda-beda pada organisme-organisme di bawah ini

(Kramadibrata, 1996). Dibandingkan dengan lingkungan daratan, lingkungan

perairan mempunyai variasi suhu yang relatif sempit. Sehubungan dengan itu,

maka kisaran toleransi hewan-hewan aquatik pada umumnya relatif sempit pula

dibandingkan dengan hewan-hewan daratan. Cacing Planaria hidup di dalam air

yang dingin dengan suhu yang rendah dimana air jernih, pada anak sungai dan

bernaung pada tanaman air atau batu karang dan sangat menghindari sinar

matahari. Dalam penelitian ini suhu yang digunakan sekitar suhu 21-22oC sebagai

kontrol, suhu di habitat yaitu suhu yang di bawah normal ( 20,19,18O C dst )

maupun suhu di atas normal ( 23,24,25,26 O C dst)Planaria tidak bisa

beregenerasi.

Regenerasi Planaria

Reganerasi adalah kemampuan untuk memproduksi sel, jaringan atau bagian

tubuh yang rusak, hilang atau mati. Planaria menunjukan daya regenerasi yang

Page 8: regenerasisel-140510233252-phpapp02

kuat, bila cacing tersebut mengalami luka baik secara alami maupun secara

buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami kerusakan akan diganti dengan

yang baru. Individu cacing yang di potong-potong akan menghasilkan cacing-

cacing kecil yang utuh. Setiap potongan dapat tumbuh kembali (regenerasi)

menjadi individu-individu baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya.

Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh suhu air

terhadap regenerasi cacing Planaria.

Pada Planaria telah diteliti bahwa sel-sel yang berasal dari parenkim (berasal

dari lapis benih mesoderm), selain menumbuhkan alat derivate mesodermal (yakni

otot dan parenkim lagi), juga sanggup menumbuhkan jaringan saraf dan saluran

pencernaan (masing-masing berasal dari lapis benih ectoderm dan endoderm).

Akhirnya anggota badan yang diamputasi itu akan tumbuh lagi sebesar

semula, dengan struktur anatomis dan histologist yang serupa dengan asalnya.

Dari Filum Vertebrata yaitu Cicak

Cicak adalah sebagai salah satu contoh dari sekian banyak makhluk hidup

yang mempunyai kemampuan dalam regenerasi organ. Cicak akan memutuskan

ekornya bila merasa dirinya dalam keadaan bahaya atau menghadapi musuh. Ekor

yang diputuskan tersebut akan tergantikan kembali melalui proses regenerasi

organ yang memerlukan waktu tertentu dalam proses pembentukannya.

Regenerasi adalah proses memperbaiki bagian yang rusak kembali seperti semula.

Cicak memiliki daya regenerasi yang terdapat pada ekornya. Daya regenerasi pada

berbagai organisme tidak sama karena ada yang rendah sekali dayanya dan ada

yang tinggi. Vertebrata paling rendah daya regenerasinya dibandingkan dengan

avertebrata. Sub phylum dari vertebrata yang paling tinggi daya regenerasinya

adalah urodela. Reptilia daya regenerasinya hanya terbatas pada ekornya Setiap

hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu

dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ. Regenerasi

organ dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh suatu organisme untuk

menggantikan bagian tubuh yang rusak baik yang disengaja ataupun yang tidak

Page 9: regenerasisel-140510233252-phpapp02

disengaja (karena kecelakaan) dengan bagian tubuh yang baru dengan bentuk

yang sama persis dengan sebelumnya.

Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan

untuk bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor

tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut

diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang

khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi

merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak jika akan dimangsa oleh

predatornya maka akan segera memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri.

Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula

(Strorer, 1981).

Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan

embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah

organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis

dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu

cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio. Cicak

akan melepaskan ekornya bila ditangkap pada bagian ekornya. Cicak kemudian

meregenerasi ekor baru pada tepi lainnya pada waktu senggang. Dalam stadium-

stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada

penghambatan pembelahan sel. Sel-sel pada permukaan depan mempunyai laju

metabolik yang tinggi daripada permukaan di tepi belakang.

Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan,

hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan

kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna.

Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan

tertentu. Cicak mempunyai daya regenerasi pada bagian ekor yang putus dengan

cukup kokoh.

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada cicak dengan memotong

ekornya, setelah diamati selama empat minggu, ternyata bagian ekor yang telah

dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak

dapat sama seperti semula. Pengamatan pada minggu pertama ekor cicak

Page 10: regenerasisel-140510233252-phpapp02

bertambah 0,1 cm, minggu kedua 0,4 cm, dan beberapa hari kemudian cicak

tersebut mati. Pertumbuhan ekor cicak yang mengalami regenerasi lebih pendek

daripada ekor semula. Karena panjang ekor yang dipotong sepanjang 5 cm

sedangkan panjang ekor regenerasi hanya 2 cm. Pada kaki kecoa terjadi

penambahan panjang yang tidak terlau signifikan dan kecoa mati sebelum minggu

ketiga.

Ekor cicak yang dipotong sel epidermisnya menyebar menutupi permukaan

luka dan membentuk tudung epidermis apikal. Semua jaringan mengalami

diferensiasi dan generasi membentuk sel kerucut yang disebut blastema regenerasi

di bawah tudung. Berakhirnya periode proliferasi, sel blastema mengadakan

rediferensiasi dan memperbaiki ekornya. Ketika salah satu anggota badan

terpotong hanya bagian tersebut yang disuplai darah dan dapat bergenerasi. Hal

inilah yang memberi pertimbangan bahwa bagian yang dipotong selalu bagian

distal (Kalthoff, 1996). 

Proses regenerasi pada reptil berbeda dengan pada hewan golongan amfibi.

Regenerasi tidak berasal dari proliferasi atau perbanyakan sel-sel blastema.

Regenerasi pada reptil diketahui bahwa ekor yang terbentuk setelah autotomi

menghasikan hasil dengan catatan khusus karena baik secara struktur maupun cara

regenerasinya berbeda (Balinsky, 1983).

Secara eksperimental pada ekor cicak yang telah dipotong, ternyata hasil

regenerasinya tidak sama dengan semula. Pertambahan panjang tidak sama

dengan ekor yang dipotong. Ekor baru tidak mengandung notochord dan vertebrae

yang baru hanya terdiri dari ruas-ruas tulang rawan. Ruas-ruas ini hanya meliputi

batang syaraf (medula spinalis), jumlah ruas itu pun tidak lengkap seperti semula.

Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak adalah penyembuhan

luka dengan cara penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian tunas-tunas

sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai tunas anggota tubuh

pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota

tubuh yang sedang regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot,

tulang dan jaringan lajunya yang menjadikan ekor fungsional. 

Page 11: regenerasisel-140510233252-phpapp02

Proses regenerasi ini secara mendasar tidak ada perusakan jaringan otot,

akibatnya tidak ada pelepasan sel-sel otot. Sumber utama sel-sel untuk

beregenerasi adalah berasal dari ependima dan dari berbagai macam jaringan ikat

yang menyusun septum otot, dermis, jaringan lemak, periosteum dan mungkin

juga osteosit vertebrae. Sumber sel untuk regenerasi pada reptile berasal dari

beberapa sumber yaitu ependima dan berbagai jaringan ikat (Manylov, 1994).

Page 12: regenerasisel-140510233252-phpapp02

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan

makhluk hidup.

Adapun  beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan

yaitu :

1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk

scab yang bersifat sebagai pelindung.

2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan

luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari,

dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.

3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda

kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.

Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar

di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-

selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel

tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan

berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma

menyempit.

4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka.

Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari

penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada

dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti,

sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.

5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara

serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu

blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.

6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya

proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim

Page 13: regenerasisel-140510233252-phpapp02

dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran

pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan

struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.

Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka

akan meningkatkan regenerasi.

2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek

makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses

regenerasi.

3. System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel

sekitar luka .

Page 14: regenerasisel-140510233252-phpapp02

DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B. I. 1981. An Introduction to Embriology. W. B. Saunders Company,

Philadelpia.

Kalthoff, Klaus. 1996. Analysis of Biological Development. Mc Graw-Hill Mc,

New York.

Kimball, John W. 1992. Biology. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.,

New York.

Majumdar, N. N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. Mc Graw-Hill

Publishing Company Limited, New Delhi. 

Majumdar, N. N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. Mc Graw-Hill

Publishing Company Limited, New Delhi. 

Tim Dosen. 2010. Struktur Perkembangan Hewan. Medan : UNIMED