refraksi.doc
description
Transcript of refraksi.doc
Anisekonia adalah kondisi binokular yang mana ukuran dari gambaran yang dilihat kedua
mata tidak sama. Anisekonia secara umum berhubungan dengan anisometropia, secara
normal anisekonia terdapat bersamaan dengan konvergensi asimetris, khususnya jika
targen terfiksasi secara relatif dekat. Hal ini terjadi karena jarak antara kedua mata ke
target tidak sama.
Penyebab
Optikal
Anisekonia seringkali berhubungan dengan anisometropia. Anisekonia ini dibagi menjadi
isometropik aniseikonia yang dikarenakan karena salah saru mata lebih besar daripada
yang lainnya, tanpa adanya kelainan refraktif dan tanpa adanya kompensasi redistribusi
dari elemen saraf. Tetapi kebanyakan kasus anisekonia disebabkan karena komponen
optisnya, panjang aksial dari kedua mata, dan perbedaan distribusi dari persarafan, atau
kombinasi keduanya. Pada aniseikonia aksial, gambaran yang didapat pada mata yang
lebih panjang lebih besar, karena retinanya lebh jauh kdari komponen optis.
Anisometropia refraktif terdapat perbedaan refraktif interokular yang disebabkan lebih
karena perbedaan komponen optis dari mata daripada perbedaan panjang aksial.
Spacing dari elemen retina
Elemen retina dapat menerima gambaran optis dan membawa ukuran gambaran karena
adanya pemetaan pada retinotopik pada lapang pandang. Kepadatan dan distribusi dari
reseptor retina dapat mempengaruhi persepsi akan ukuran gambar. Jika kepadatan dan
distribusi elemen retida berbeda diantara ke dua mata, maka persepsi ukuran gambar
yang diterima juga akan berbeda.
Distribusi dari serabut saraf Kortikal
Ukuran gambar dapat dipengaruhi lebih jauh lagi oleh sistem visual setelah retina.
Anisometropia
Anisometropia adalah suatu kondisi dimana kedua mata memiliki kekuatan refraktif yang
sangat berbeda yaitu lebih atau sama dengan 1D. Anisometrop diklasifikasikan sebagai
astigmatis campuran, hipermetropik campuran, miopi campuran, campuran atau
antimetropic, astigmatisma simpel, hipermetropi simpel, miopi simpel, dan vertikal.
Etiologi
Meskipun perkembangan dari anisometropia seringkali genetis, tetapi mekanismenya
belum diketahui. Anomali binokular seringkali berhubungan dengan anisometropia.
Anisometrop seringkali terjadi mengikuti kerjadian strabismus.
Patologi okular uinilateral juga menujukkan berhubungan dengan anisometropia. Patologi
retina juga berhubungan dengan anisometropia. Hasil penelitian miller meeks dkk
memperlihatkan hubungan antara miopia unilateral dan riwayat dari pendarahan vitreal
dan precitral yang ditemukan pada polar posterior terutama pada anak-anak usia 1 tahun
ditemukan anisometropia, tetapi tidak ditemukan pada pendarahan vitreus anak yang
berusai 2,5 tahun. Derajat dari anisometropia berhugungan dengan lamanya pendarahan.
Terutama, derajat rata-rata anisometropia lebih dari durasi 6 bulan adalah -7,46 D,
dimana derajat anisometrop rata-rata pada anak-anak dengan pendarahan kurang dari 6
bulan hanya -1,96 D.
Pendarahan bitreos ini menyebabkan deregulasi dari pertumbuhan okular, menurut
Strasma dkk melaporkan kasus mielinisasis erabut saraf unilateral yang berhubungan
dengan anisometrop karena miopia yang berat pada mata tersebut.
Anisometrop pada bayi-bayi preterm diperkirakan berhubungan dengan patologi retinal.
Anisometrop ini juga didapat pasca operasi.
Koreksi Kesalahan Refraksi
A. Lensa Kacamata
Kacamata masih merupakan metode paling aman untuk memperbaiki refraksi. Untuk
mengurangi aberasi nontromatik, lensa dibuat dalam bentuk meniskus dan
dimiringkan ke depan
B. Lensa Kontak
Lensa kontak pertama adalah lensa sklera kaca berisi cairan. Lensa ini sulit dipakai
jangka panjang dan menyebabkan edema kornea dan rasa tidak nyaman pada mata.
Lensa kornea keras terbuat dari polimetilmetakrilat, merupakan lensa kontak pertama
yang berhasil dan memperoleh penerimaan yang luas. Pengembangan selanjutnya
adalah lensa kaku permeabel udara, terbuat dari asetat butirat selulosa, silikon, dan
berbagai polimer plastik dan silikon, lensa kontak lunak, yang terbuat dari plastik
hidrogel, menghasilkan kenyamanan tetapi risiko penyulit lebih besar.
Lensa keras dan permeabel udara menkoreksi kesalahan refraksi dengan mengubah
kelengkungan permukaan anterior mata. Daya refraksi total terdiri dari daya yang
ditimbulkan oleh kelengkungan belakang lensa, kelengkungan dasar, bersama dengan
daya lensa sebenarnya yang disebabkan oleh perbedaan anatara kelengkungan di
depan dan belakang. Hanya yang kedua yang bergantung pada indeks refraksi bahan
lensa kontak. Lensa keras dan permeabel udara mengatasi astigmatisme kornea
dengan modifikasi permukaan anterior mata menjadi bentuk yang benar-benar sferis.
Lensa kontak lunak, terutama bentuk yang lebih lentur, mengadopsi bentuk kornea
pasien. Denan demikian, daya refraksinya terdapat hanya pada perbedaan antara
kelengkungan depan dan belakang, dan lensa ini jhanya sedikit mengkoreksi
astigmatisme kornea kecuali bilsa disertakan koreksi silindris.
Kelengkungan dasar lensa kontak dipilih sesuai dengan kelengkungan kornea, seperti
ditenytukan oleh keratometri atau berasarkan coba-coba. Kelengkungan depan
kemudian dihitung dari hasil overrefraction dengan lensa kontak percobaan, atau dari
refraksi kacamata pasien sesuai koreksi untuk bidang kornea. Lensa kontak keras
secara spesifik diindikasikan untuk koreksi astigmatisme iregular, seperti pada
keratokonus. Lensa kontak lunak digunakan untuk mengobati gangguan permukaan
kornea, tetapi untuk mengontrol gejala dan bukan untuk alasan refraksi. Semua
bentuk lensa kontak digunkan untuk melakukan koreksi refraktif afakia, terutama
untuk mengatasi aniseikonia afakia monokular, dan koreksi miopia tinggi, dan lensa
ini menghasilkan kualitas bayangan yang lebih baik daripada kacamata. Tetapi
sebagian besar penggunaan lensa kontak adalah untuk koreksi kosmetik kesalahan
refraktif afakia, terutama untuk menatasi aniseikonia afakia monokular, dan koreksi
miopia tinggi, dan lensa ini menhasilkan kualitas bayangan yang lebih baik daripada
kacamata. Tetapi sebagian besar penggunaan lensa kontak adalah untuk koreksi
kosmetik kesalahan refraksi ringan. Hal ini menimbulakn dampak penting pada risiko
yang dapat diterima dalam penggunaan lensa kontak.
Bedah Keratorefraktif :
Bedah keratorefraktif mencakup serangkaian metode untuk mengubah kelengkungan
permukaan anterior mata. Efek refraktif yang diinginkan secara umum diperoleh dari
hasil-hasil empiris tindakan serupa pada pasien lain dan tidak didasarkan pada
perhidtungan optis matematis.
Lensa intraokular
Penanaman lensa intraolular telah menjadi metode pilihan kpreksi kesalahan pada
afakia. Telah diciptakan sejumlah rencangan dan yang tersering digunakan adalah
sebauh optik yang terbuat dari polimetilmetakrilat dan lengkungan (haptik) yang
terbuat dari bahan yang sama atau polipropilen. Sekarang diciptakan lensa-lensa yang
dapat ditekuk dan terbuat dari plastik hidrogel untuk mengurangi ukuran luka yang
diperlukan untuk mengeluarkan katarak. Posisi paling aman bagi lensa intraokular
tampaknya adalah dalam kantung kapsul setelah pembedahan ekstrakapsular.
Metode paling populer untuk menentukan daya lensa intraokular yang diperlukan
adalah metode regresi empiris yaitu menganalisis pengalaman penggunaan salah satu
tipe lensa pada banyak pasien.
Ekstraksi Lensa Jernih untuk Miopia
Ekstraksi lensa non katarak telah dianjurkan untuk koreksi refraktif miopia. Agar
tindakan ini memberi hasil, maka mata harus sangat miopik karena pembedahan dapat
menimbulkan efek samping yang jarang dapat dibenarkan.
Metode Refraksi
Penentuan koreksi refraktif seorang pasien dapat diperoleh dnena cara objektif
atau subjektif dan paling baik apabila dicapai melalui kombinasi kedua metode
tersebut.
Refraksi objektif
Refraksi objektif dilakukan dengan retinoskopi. Seberkas cahaya, yang dikenal
sebagai intercept, diproyeksikan ke mata pasien untuk menghasilkan pantulan
berbentuk sama, refleks retinoskopik, dipupil. Kesejajaran antara intercept dan refleks
retinoskopik menandakan adanya hanya kesalahan sferis atau kesalahan silindris
tambahan dnegan intercept bersesuaian denan slah satu meridian utama. Rotasi berkas
yang diproyeksikan akan menentukan yang mana yang berlaku dan letak meridian
utma lainnya pada kasus kesalahan silindris.
Intercept kemudian disapukan melintasi pupil pasien dan efek pada refleks
retinoskopik dicatat. Apabila efek tersebut bergereak dalam arah yang sama (bersama
gerakan), maka ditempatkan lensa plus di depan mata pasien, dan apabila efek
tersebut bergerak dalam arah yang berlawanan (melawan gerakan), maka
ditambahkan lensa minus sampai refleks pupil mengisi seluruh apertura pupil dan
tidak lagi terdeteksi adanya gerakan (titik netralisasi). Apabila titik netralisasi telah
tercapai, maka kesalahan refraktif pasien telah dikoreksi dengan suatu koreksi
tambahan yang berkaitan dengan jarak antara pasien dan pemeriksa (jarak kerja).
Daya sferis yang setara dengan kebalikan dari jarak kerja dikurangi untuk
mengkompensasi koreksi tambahan ini dan memperoleh koreksi refraktif pasien.
Tersedia refreaktor otomatis yang dapat dengan cepat menentukan refraksi objektif,
tetapi alat ini kurang bermanfaat pada anak atau orang dewasa dengan penyakit
segmen anterior yang cukup berat.
Refraksi Subjektif
Pada pasien kooperatif, refraksi subjektif memberikan hasil yang lebih akurat
daripada refraksi objektif. Cara ini bergantung pada respons pasien terhadap
eprubahan kekuatan dan orientasi lensa, menggunakan refraksi obejaktif atau kosreksi
refraktif yang sedang digunakan pasien sebagai titik awal.
Koreksi sferis diperiksa melalui perubahan-perubahan kecil, mula-mula dengan
meningkatkan kekuatan plus untuk mengatasi setiap usaha akomodasi sampai
diperoleh bayangan yang jelas. Uji duokrom dnegan huruf hitam di atas latar merah
dan hijau menggunakan aberasi kromatik normal mata untuk memperhalus koreksi
sferis. Apabaila huruf hitam pada dua paru tabel tampak sama jelas, maka titik akhir
telah divapai
Silinder silang terdidi dari dua lensa plano silindeis dengan keuatan serupa tetapi
berbeda tanda yang saling bertumpang tinduh sehingga sumbu refraksi mereka
terletak tegak lurus satu sama lain. Ini ekivalen dengan lensa sferosilindris dengan
keuatan silinder dua kali kekuatan sfaris dan mimiliki tanda berbeda. Silinder silang
memungkinkan perubahan kecil secara cepat dalam sumbu dan kekuatan koreksi
silindris
Refraksi Sikloplegik
Dalam penentuan koreksi refraktif heiperopik penuh, baik dalam penatalaksanaan
esotropia anak atau penilaian kelalahan mata pada hiperopia dewasa, akomodasi perlu
diatasi. Pada dewasa, hal ini dicapai dengan teknik kbut yang menggunkan lensa plus
untuk mengatasi usaha akomodasi. Apabila tidak dan selalu pada anak-akomodasi
harus dilemaskan dengan pemberian obat sikloplegik. Siklopentolat 1%, 1 tetas
diberikan dua kali 30 menit sebalum refraksi, mungkin cukup, tatapi pada anak
dengan iris hitam dan pada penilaian awal esotropia akomodatif mungkin diperlukan
salep atropin 0,5% atau 1% diberikan dua kali sehari selama 3 hari. Orang tua harus
diberitahu gejala taoksisitas atropin (demam, wajah merah, dan peningkatan denyut
nadi) dan perlunya penghntian segera pengobatan, pendinginan dengan mandi, dan
pada kasus yang parah membawa anak segera berobat.