Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO KARYANTO
-
Upload
dadang-djokokaryanto -
Category
Education
-
view
107 -
download
1
Transcript of Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO KARYANTO
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
OleH DADANG DJOKO KARYANTO
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd. Prof. Dr. Rahmad Murbojono, M.Pd.
Tujuan Pembahasan Topik
Untuk mengetahui: • Kebijakan pendidikan• Institusi pendidikan• Profesionalisme tenaga pendidik• Strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan profesional tenaga pendidik
pada otonomi daerah
Latar Belakang
Perubahan pendidikan secara umum identik kepada permasalahan yang dihadapi oleh berbagai lapisan masyarakat• Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai pada tahun
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013
Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilakukan untuk memanusiakan manusia (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional)
Perubahan-perubahan pendidikan di Indonesia
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Latar BelakangKurikulum 1968 (Akhir orde lama awal orde baru)
Tujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
Karena kurikulum yang sedang berlangsung sebelumnya terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu
Cenderung mengakomodasi sistem-sistem yang belum sejalan dengan jiwa UUD 1945
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Latar BelakangKurikulum 1968 (Akhir orde lama awal orde baru)
Perubahan:• menentukan tujuan, materi,
didaktik metodik dan evaluasi dengan mengambangkan dan mendorong kreativitas dan kompetitif antar daerah dengan guru mengembangkan kurikulum
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Latar BelakangKurikulum 1975
penekanan terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara sentralistik
bersifat merata dan berkeadilan
model pengajaran PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Latar Belakang
Kurikulum 1984
Berorientasi kepada proses dan menekankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Model CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Latar BelakangOtonomi Daerah (berakhirnya Orde Baru dan masuk Reformasi)
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah...
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah kebijakan pendidikan pada otonomi daerah?
1.Bagaimanakah institusi pendidikan pada era otonomi daerah?
1.Bagaimanakah profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah?
Bagaimanakah strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah?
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi pendidikan dapat dipahami sebagai suatu perubahan
secara drastis untuk perbaikan bidang pendidikan dalam suatu masyarakat
atau negara
Reformasi pendidikan dalam era otonomi
daerah adalah pendidikan
karakter untuk membangun manusia
sebagai makhluk yang manusiawi dan
berkeadaban
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Reformasi 1998
Akhir masa orde baru yang mengindikasikan bahwa karakter manusia Indonesia perlu diadakan perubahan secara drastis
• Temuan-temuan korupsi yang semakin meningkat dan masif serta masalah lainnya
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Reformasi 1998
Akhir masa orde baru yang mengindikasikan bahwa karakter manusia Indonesia perlu diadakan perubahan secara drastis
• Temuan-temuan korupsi yang semakin meningkat dan masif serta masalah lainnya
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Dipercaya dan diyakini bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu daya pengubah manusia secara umum.
Menurut Nasution bahwa pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentrafornasi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek moyang, kepada generasi muda,
disebut dengan “agent of change”
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Indikator kegagalan pendidikan sebelumnya,
• Kemerosotan moralitas berbagai lini
• Kemerosotan rasa kebangsaan dan nasionalisme
• Melunturnya rasa kemanusiaan, • Mengecilnya semangat solidaritas• Tercerabutnya rasa tanggung
jawab dan percaya diri
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Pendidikan karakter,
• Sudah saatnya diagendakan kembali pendidikan akhlak dengan kurikulum yang jelas.
Pendekatan-pendekatan kearifan lokal,
• mampu dan telah berhasil membangun moralitas anak bangsa dan karakteristik kebangsaan.
Contoh pendidikan Ki Hajar Dewantara• Falsafah pendidikan “tut wuri handayani”. • Bimbingan moralitas sehingga peserta didik
merasa bertanggung jawab, memiliki keberanian, kejujuran dan lain sebagainya
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Pentingnya Pendidikan Akhlak dalam Sistem Pendidikan
Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal
Strategi PengajaranReformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Pentingnya Pendidikan Akhlak dalam Sistem Pendidikan• Pendidikan moral menjadi
bagian terpenting dalam rancang bangunan pendidikan multikultural
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Ajaran/Nilai/
NormaSosialisa
si Pendidikan Internalisasi Sikap/Watak
Tingkat Pengalaman dan Aplikatif
Tingkat Pengenalan
Keseimbangan Dimensi
KemanusiaanTERWUJUD AKHLAKUL KARIMAH
Implikasi
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Masalah dasar dalam hidup
manusiaOrientasi Nilai-Budya
Hakikat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk menjadi wajib
Hakikat Karya Karya itu untuk nafkah hidup
Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya
Karya itu untuk menambah karya
Persepsi manusia tentang waktu
Orientasi ke masa depan
Orientasi ke mas lalu
Orientasi ke masa depan
Pandangan manusia terhadap alam
Manusia tunduk kepada alam dahsyat
Manusia berusaha menjaga kelestarian hubungannya dengan alam
Manusia berhasrat menguasai alam
Hakikat hubungan manusia dengan sesama
Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesamanya
Orientasi vertikal, rasa tergantung kepada tokoh-tokoh atas
Individualisme nilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Hakikat Hidup
Hakikat Karya
Persepsi Waktu
Panda. thp alam
Hub manusia
Pendidikan Akhlak
Hidup baik
Prinsip tangguh
Etika pada alam
Membg ms depan
Mengh. sesama
Nilai/norma lokal
Sosialisasi
Interpertatif
Realita dasar hidup
internalisasi
Wujud perilaku
Pembahasankebijakan pendidikan pada otonomi daerah
Strategi Pengajaran
• A-G-I-L (Adaptation, Goal attainment, Integration, Latent pattern maintenance
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
No. Dimensi sistem Deskripsi pelaksanaan pendidikan akhlak
1 AdaptationMembangun pendidikan dengan kurikulum dan cara-cara yang dapat dimaknai dan dipahami oleh anak didik. Pendidikan akhlak memperkenalkan sikap baik dan buruk, humanis yang semuanya digali dari budaya, agama, dan proses pendidikan
2 Goal attainment
Melakukan pendidikan akhlak dengan tujuan untuk membangun sikap dan paradigma anak didik yang tidak skeptis, ekslusivisme, prejudis, egois, individualis, tetapi membangun ke arah yang bertanggung jawab, sikap yang tidak humanis, manusiawi, jujur, dan dapat memberikan anutan. Di samping itu anak didik harus mampu menghargai di luar yang dimilikinya bukan sebagai musuh. Harus mampu memaknainya sebagai sesuatu yang harus dihargai dan dijaga
3 IntegrationPengajaran pendidikan akhlak harus diajarkan secara bersama, tidak memisah-misahkan satu sama lain. Anak didik harus belajar budaya lain dan diberi pengetahuan budaya, agama, nilai-nilai lokal dan ajaran-ajaran yang kental dalam lokal di mana anak didik itu berada
4Latent pattern maintenance
Pendidikan akhlak harus dibangun berdasarkan nilai-nilai budaya, dan harus mampu membangun bangsa yang bermoral dan berbudaya yang tidak berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan akhlak harus banyak bersumber atau banyak ajaran oleh orang-orang yang memiliki karisma yang teruji dalam lingkungan sosial budaya tempat mereka berada. Materi pendidikan akhlak tidak hanya diadopsi belaka dari negara-negara maju, tetapi dikembangkan dari budaya lokal yang ada karena budaya lokal telah menjadi world view masyarakat setempat
PembahasanInstitusi pendidikan pada otonomi daerah
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Upaya yang dilakukan adalah
• meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri
Disadari• Kualitas pendidikan yang rendah tidak akan mampu
meningkatkan sumber daya manusia yang tinggi, • Kualitas pendidikan yang tinggi merupakan suatu
upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Menurut Giddens injeksi yang paling utama untuk mentransformasi adalah• meningkatkan human capital dengan salah satunya
melalui penyelenggaraan pendidikan yang profesional. Penyelenggaraan pendidikan itu tertumpu pada guru termasuk juga dosen di Perguruan Tinggi
Pembahasanprofesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah
• Pendidikan tenaga pendidik masih rendah, dari 2,7 juta orang guru di Indonesia hanya sepertiga atau 3,5% yang berpendidikan Strata Satu/S1
• Tenaga pendidik di Sekolah Dasar berpendidikan S1 baru sekitar 10%
• Tuntutan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru harus memiliki pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S1).
Pada masa
otonomi daerah,
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Pembahasanprofesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah
• Untuk meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik atau kualitas pendidikan di era global, • profesionalitas dan pendidikan
guru tidak dapat diabaikan, • Karena pendidikan harus diolah
dan disajikan dengan profesional• sehingga dapat menjawab
permasalahan dan tuntutan zaman
Pada masa
otonomi daerah,
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
PembahasanStrategi meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah
meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dengan diundangkannya:• Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, • Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen,• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
• Kebijakan tentang Sertifikasi untuk tenaga pendidik,• 8 standar pendidikan, dan lain sebagainya.
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Kesimpulan dan SaranReformasi Pendidikan di Indonesia dalam Konteks Otonomi Daerah
Kebijakan pendidikan pada otonomi daerah di antaranya adalah:
• Pendidikan akhlak dalam sistem pendidikan,• Kurikulum berbasis kearifan lokal, dan• Strategi pengajaran.
Institusi pendidikan pada era otonomi daerah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri,
Profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah harus disesuai dengan standar-standar tertentu untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam mendidik anak bangsa, serta meningkatkan kreativitas dalam mendidik,
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah melalui kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara.
Reformasi Pendidikan di Indonesiadalam Konteks Otonomi Daerah
Sekian dan terima kasih