Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

32
Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak 1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNIVERSITAS GADJAH MADA Wihana Kirana Jaya, Prof.. [email protected]

Transcript of Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Page 1: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan

Pajak

1

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Wihana Kirana Jaya, Prof..

[email protected]

Page 2: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Outline Presentasi

Botlenecking Penerimaan PerpajakanParadigma dan Konsep

Analisis KelembaganRoad Map

Page 3: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

BOTLENECKING

• Empiris

• Paradigma

• Perilaku Mental Model

• Aturan Formal

• Tata Kelola Bisnis Proses

• Organisasi

• SDM

• Insentif

Page 4: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Empiris

RestrukturisasiKelembagaan

DJP

Shortfallpenerimaan Negara

-> optimalisasipenerimaan pajak

Existing DJP: kinerja tidak efektifdan efisien -> tidak

mencapai targetRuang gerak DJP terbatas karena

minimnyakewenangan dll

RINGKASAN EKSEKUTIF 4

Page 5: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Permasalahan Kelembagaan

Apakah pengelolaan pajak yang dilakukan DJP sudah optimal terkait isu kelembagaan (tax

governance) DJP yang relative kurang memiliki kewenangan?

Perlukah DJP melakukan restrukturisasi dan penataan ulang struktur kerangka kerja

organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi?

Bagaimana bentuk kelembagaan yang tepat bagi DJP agar dapat meningkatkan akuntabilitas

dan kinerja sebagai badan pengelola pajak?

5Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 6: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Konsep

Kesejahteraan Rakyat

Penguatan Basis Data Perluasan Basis Data

Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak

Pelayanan & Kehumasan Law EnforcementPengawasan

PenyuluhanSosialisasiKemitraan

EkstensifikasiIntensifikasiPemeriksaan

Penagihan AktifPemeriksaan Bukti Permulaan

& Penyidikan

Penguatan DJPIT , SDM, Anggaran, Organisasi, dan Business Process (Reformasi Birokrasi)

Regulasi

Kerja Sama dengan Pihak Ketiga

Penerimaan Pajak yang Optimal

Page 7: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

BEST PRACTICES: Institutional Arrangements for Tax Administration in World

7

USB: Unified semi-autonomous bodyUSBB: Unified semi-autonomous body with board

SDMOF: Single directorate in ministry of financeMDMOF: Multiple directorates in ministry of finance

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2008 2010 2013

%

OECD

USB USBB SDMOF MDMOF Other

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2008 2010 2013

%

Non-OECD

USB USBB SDMOF MDMOF Other

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Sum

ber:

OEC

D Ta

x Ad

min

istra

tion,

201

3

Page 8: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

8

Negara Aturan Pajak

Denda dan Bunga

Desain Struktur Internal

Alokasi Anggaran

Standar Pelayanan

Menentukan Formasi Pegawai

Kriteria Rekruitmen

Pegawai

Mempekerjakan dan Memecat Pegawai

Menegosiasikan Level Gaji Pegawai

Single Directorate in Ministry of FinancePrancis √ √ √ √ √ √ √ √ √Belanda √ √ √ √ √ √ √ √ √Indonesia √ √ X X √ √ √ X XSwiss √ √ √ √ √ √ √ √ √

Multiple Directorates in Ministry of FinanceBelgia √ √ X X √ X √ X XYunani √ √ √ √ √ √ √ √ X

Unified Semi-Autonomous BodyAustralia √ √ √ √ √ √ √ √ √Brazil √ √ X X X X √ X XIndia √ √ √ √ √ √ √ √ XJepang √ √ X X √ X √ √ XRep. Ceko √ √ √ √ √ √ √ √ √

Unified Semi-Autonomous Body with BoardAfrika Selatan √ √ √ √ √ √ √ √ √Kanada √ √ √ √ √ √ √ √ √U.S √ √ √ √ √ √ √ √ √U.K √ √ √ √ √ √ √ √ √Singapura √ √ √ √ √ √ √ √ √

OtherMalaysia √ √ √ √ √ X √ √ √China √ √ √ √ √ √ √ √ X

Kewenangan Otoritas Pajak di Indonesia dan Berbagai Negara Terpilih

OECD

Non-OECD

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Sumber: OECD Tax Administration, 2013

Page 9: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Kewenangan DJP

9

Negara Aturan Pajak

Denda dan

Bunga

Desain Struktur Internal

Alokasi Anggaran

Standar Pelayanan

Menentukan Formasi Pegawai

Kriteria Rekruitmen

Pegawai

Mempekerjakan dan Memecat

Pegawai

Menegosiasikan Level Gaji Pegawai

Indonesia √ √ X X √ √ √ X X

√: memiliki kewenanganX: tidak memiliki kewenangan

Page 10: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

PARADIGMA: Ekonomi Kelembagaan

InstitusiAturan main, formal/informal beserta aturan penegakan.

Organisasi

Kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan tertentu. Ekonomi Kelembagaan

mendefinisikan kelembagaan sebagai aturan infomal dan aturan formal (regulasi) yang mempengaruhi tata kelola (governance) dan membentuk struktur insentif (Williamson, 2000).

Level Analisis Kelembagaan DJP1. Regulasi: landasan hukum dan regulasi.2. Bisnis Proses: kerangka kerja tata kelola.3. Organisasi: pengalokasian sumber daya.

10

Page 11: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

11

MODEL: Williamson Model

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 12: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Struktur Organisasi Pemerintah: Derajat Otonomi

12

Sumber: Crandall, 2010

Page 13: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

13

Good Tax Governance

Akuntabel

Transparan

Responsif

Adildan

InklusifEfektif

danEfisien

BerdasarHukum

Partisipatif

BerdasarKonsens

us

Good Tax Governance Framework

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 14: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Analisis Kondisi DJP

DJP memiliki kewenangan pada:

• Peraturan pajak

• Denda dan Bunga

• Standar Pelayanan

• Menentukan Formasi Pegawai

• Kriteria Rekruitmen Pegawai

DJP tidak memiliki kewenangan

• Desain Struktur Internal

• Alokasi Anggaran

• Mempekerjakan dan Memecat Pegawai

• Menegosiasikan Level Gaji Pegawai

14

Evaluasi DJP:DJP minim kewenangan di bidang anggaran, organisasi,

dan SDM sehingga butuh reformasi DJP agar pengelolaanpajak yang lebih efektif dan efisien

Page 15: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

International Best Practices: Amerika Serikat: Internal Revenue Service tipe 4 (unified semi-autonomous body with board)

Unsur IRS

Dasar Hukum IRS Restructuring and Reform Act 1998

Organisasi Struktur:1. Dipimpin oleh seorang Commissioner2. 2 Deputy Commissioner: for Services and Enforcement & for Operations Support3. Beberapa Chief yang membawahi Offices dan beberapa Director yang membawahi Direktorat.Commissioner diangkat oleh Presiden dengan pertimbangan Senat untuk masa jabatan 5 tahundan dapat diperpanjang.

Kepegawaian Peqawai IRS diatur melalui (Article 5 US Code 2301) yang mengatur perekrutan, evaluasi,promosi dan pemberhentian pegawai federal. Secara umum dibagi dalam 2 kategori: GeneralSchedule dan Senior Executive Service. § 9501 – 9510 mengatur lebih lanjut fleksibilitas personilsepanjang konsisten dengan aturan terkait merit system principles, prohibited personnelpractices, and preference eligibles

Keuangan Anggaran diajukan oleh Commissioner, disetujui IRS Oversight Boards, diserahkan ke SecretaryDept. of Treasury.Diperiksa oleh the Inspector General of the Department of the Treasury, the Treasury InspectorGeneral for Tax Administration, dan Government Audit Office. Laporannya diserahkan kepadaKongres.

15Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 16: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Best Practices: Australia: Australian Taxation Servicetipe 3 (unified semi-autonomous body)

16

Unsur ATS

Dasar Hukum Commonwealth Consolidated Acts: Taxation Administration Acts 1953 as lastly amended by Act No. 124, 2013 dated 12 March 2014

Organisasi Struktur berbentuk: 1 (satu) orang Commissioner of Taxation merangkap Registrar of the Australian Business

Register 3 (tiga) orang Second Commissioners of Taxation First Assisstant of Commissioner / Deputy Commissioner / Chief Information Officer / Chief

Tax Counsel / Chief Internal Audit / General ManagerDipimpin oleh Seorang Komisioner. Commissioner dan Second Commissioner diangkat olehGovernor General (Kepala Negara) untuk masa jabatan 7 tahun dan dapat diperpanjang.

Kepegawaian Pegawai, (selain Commissioner dan Second Commissioner), terdiri atas:1. Ongoing employees (Pegawai tetap)2. Non-ongoing employees (Pegawai kontrak): for a specified term or for the duration of a specified task3. Casual employees (Pegawai khusus): for duties that are irregular or intermittentsesuai Public Service Act 1999 Art 22.

Keuangan Budget ditentukan oleh Pemerintah (Menteri) sedangkan operasionalisasi budget tersebutdilakukan secara independen oleh ATO

Laporan Tahunan diserahkan setiap 30 Juni tahun takwim berikut kepada Menteri untukditeruskan kepada Parlemen.

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 17: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Best Practices: Malaysia: Inland Revenue Board of Malaysia tipe other (body corporate)

17

Unsur IRBM

Dasar Hukum Act 533 Tahun 1995

Organisasi Berbentuk Body Corporate, terdiri atas:1. Board Member 2. Internal Audit Department3. Chief Executive Officer4. DeputyDalam operasional sehari-hari, dipimpin oleh CEO yang ditunjuk oleh Menteri Keuanganberdasarkan rekomendasi Board. Masa jabatan 3 tahun dan dapat dipilh kembali.Memiliki wewenang menunjuk dan mempekerjakan konsultan/agen dalam menjalankanketentuan perundang-undangan.

Kepegawaian Terdiri atas:1. Pegawai tetap IRBM, sebagaimana diatur dalam Penal Code [Act 574].2. Pegawai luar (Non PNS)

Keuangan 1. Mengelola keuangan secara independen, dapat menerima pinjaman dan hibah, danmelakukan investasi dan membukukan keuntungan.2. Boards terikat kewajiban membuat Laporan Tahunan sebagaimana diatur dalam Theprovisions of the Statutory Bodies (Accounts and Annual Reports) Act 1980 [Act 240]

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 18: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Hasil Empiris Sebelumnya

• Maureen Kidd dan William Crandall (2006), Revenue Autohoities : Issue and Problems in Evaluating Their Success”Hasil: Semakin besar angka rangking yang diperoleh, maka semakain besaralasan negara untuk memisahkan diri dan mengadopsi SARA.

• B.Bawono Kristiaji dan Adri A.L Poesoro (2013), Kelembagaan SebagaiFaktor Utama Pencampaian Penerimaan Pajak “ Hasil: Menunjukan bahwa 49 Negara berkembang dan maju yang diantaranya 28 Negara mengadopsi model SARA dan 21 Negara mengadopsiModel Non SARA memberikan masukan kepada Indonesia untuk memisahkan diri dari Kementerian Keuangan.

Page 19: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Hasil Empiris Sebelumnya

• Arthur Mann (2004), “ Are Semi-Autonomous Revenue Authorities the Answer to Tax Administration Problems in Developing Countries?”Hasil: Dari hasil negara yang di analisis memperoleh hasil sebagai berikut : (+) Reformasi yang dilakukan oleh Negara yang diteliti dalam hal ini melakukanpembentukan SUNAT ( Institusi publik yang merumuskan kebijakan, manajerial danadministrasi internal serta pemeriksaan dan cara pemungutan pajak) membawa dampakpeningkatan penerimaan pajak salah satunya pada tahun 1992 yang bernilai 11,99 % menjadi 14,24 % tahun 1997. (+) Terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dari segi etos kerja dan budaya

administrasi pajak(+) Kredibilitas dari perpjakan dan pemerintah mengalami peningkatan(+) Lebih komperhensif dalam perhitungan pendapatan pajak(-) Lingkup penelitan dan data yang didapati tidak terlalu lengkap

Page 20: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Hasil Empiris Sebelumnya

• William Crandall (2010), “ Revenue Administration : Autonomy in Tax Administration and The Revenue Authority Model”

Hasil:

(+) Integritas basis data pajak dan wajib pajak yang saling berkaitan.

(+) Kemampuan dalam mendesain, menegakan dan mengimplementasikanakuntabilitas internal dan eksternal serta mekanisme anti korupsi.

(-) Pembentukan SARA memelukan waktu yang tidak sebentar dan menciptakanbiaya yang besar dalam perombakan sistem kelembagaan yang baru.

(-) Belum menjamin 100 % akan mengalami efektivitas otoritas pajak

.

Page 21: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Model Penelitian (Fajar dan wihana, 2015)

Tax Ratio : Hasil perbandingan antara total penerimaan pajak dengan produk domestik bruto dalambentuk persen.

Inst model : Model kelembagaan yang terdiri dari variabel dummy SARA (1) dan Non SARA (0) Independet variabel :

◦ Jumlah Konsumsi : Kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam bentuk barang dan jasa (dalam bentuk % PDB)

◦ FDI : penanaman modal asing (PMA) per PDB ◦ Opennes : Keterbukaan dalam perdagangan◦ Pertumbuhan Populasi : Berkaitan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja dan capital stock per pekerja.◦ Age Dependent Ratio : Perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif dengan usi produktif

Spesifikasi Model

21

Page 22: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Data 51 Negara Berkembang yang terdiri dari (18 Negara denganmengadopsi SARA dan 33 Negara dengan mengadopsi Non SARA) padatahun 2007 sampai 2012. Data didapatkan dari World Bank

Data dan Alat Analisis

Data

Random Effect Model , Fixed Effect Model, Probit & Logit, Hausman Test

22

Alat Analisis

Page 23: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Hasil dan Pembahasan

- Rata-rata pergerakan tax ratio 18 Negara berkembang model SARA berada pada tingkat 11-16 %- Tiga negara dengan tax ratio terbesar yaitu South Africa, Jamaica, Secychelle. - Hanya negara India yang pergerakan Tax Ratio nya tidak terlalu signifikan dan berakhir pada tingkat 9 %.

Hasil Tax Ratio Negara Berkembang Model SARA Tahun 2007-2012

23Sumber: Diolah dari software Eviews 8 2015

0

5

10

15

20

25

30

35

2007 2008 2009 2010 2011 2012

%

Tahun

BRA COL GHA IND KEN ZAF DOM GTM JAM ETH MDG RWA SYC SLE UGA AZE BLR ROM

Page 24: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

- Kenaikan pada 33 negara berkembang Non SARA hanya berada pada level nilai 11-15 % dengan persentase kenaikan1-2 % .

- Dua negara dengan tax ratio terbesar yaitu Mongolia, St Vincent. - Negara Bangladesh menjadi negara dengan tax ratio terrendah dengan berada pada nilai antara 6-8 %.

Hasil Tax Ratio Negara Berkembang Model Non SARA Tahun 2007-2012

24Sumber: Diolah dari software Eviews 8 2015

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

2007 2008 2009 2010 2011 2012

%

Tahun

BGD KHM IDN LAO MYS PRY PHL THA TUR UKR BLZ SLV GRD HND NIC LCA VCT

CHN MNG CIV LBR MLI NAM NGA TGO AFG NPL PAK LKA ARM BIH GEO SRB

Hasil dan Pembahasan

Page 25: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Analisis Indonesia Best Practice

BPN

BI

OJK

KPKLPS

SK MIGAS

25Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 26: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Bank Indonesia

26

Unsur BI

Dasar Hukum UU Nomor 23 Tahun 1999

Organisasi Merupakan lembaga negara independenBerwenang membentuk unit pelaksana tugas dan kantor perwakilan

Kepegawaian Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuanDPRMasa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali 1 x masa jabatanDewan Gubernur mengangkat dan memberhentikan pegawai BI

Keuangan 1. Dewan Gubernur menetapkan peraturan kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan,pensiun, dan tunjangan hari tua serta penghasilan lainnya bagi pegawai BI

2. Dana BI berasal dari:a. cadangan umumb. sumber lainnya dalam hal pelaksanaan kebijakan moneter

3. Gaji, penghasilan lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan DeputiGubernur ditetapkan oleh Dewan Gubernur. Gaji dan penghasilan lain Gubernur maksimal 2xgaji dan penghasilan lain pegawai dengan jabatan tertinggi di BI

4. Laporan Keuangan Tahunan BI paling lambat selesai 30 hari sejak berakhirnya tahun anggaran,diserahkan kepada BPK paling lambat 7 hari setelahnya

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 27: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Otoritas Jasa Keuangan

27

Unsur OJK

Dasar Hukum UU Nomor 21 Tahun 2011

Organisasi 1. Merupakan lembaga yang independen2. Dipimpin 9 orang Dewan Komisioner bersifat kolektif kolegial, dipilih oleh DPR atas usul

Presiden dan ditetapkan melalui Keppres. Khusus Ex officio BI diangkat dan ditetapkanPresiden atas usul Gubernur BI, Ex officio KemenKeu diangkat dan ditetapkan Presiden atasusul Menteri Keuangan

3. Masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali 1 x masa jabatan4. Berwenang membentuk unit-unit sendiri sesuai dengan kebutuhan5. OJK dapat mengangkat staf ahli

Kepegawaian 1. Dewan Komisioner mengangkat dan memberhentikan pejabat dan pegawai OJK2. OJK dapat mempekerjakan pegawai negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

Keuangan 1. Dewan Komisioner menyusun dan menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK2. Anggaran OJK berasal dari APBN dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di

sektor jasa keuangan3. Standar biaya, dan sistem remunerasi diatur dengan Peraturan Dewan Komisioner

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 28: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Komisi Pemberantasan Korupsi

28

Unsur KPK

Dasar Hukum UU Nomor 30 Tahun 2002

Organisasi 1. Merupakan lembaga negara independen2. Berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan3. Pimpinan KPK sebanyak 5 Anggota, Tim Penasihat sebanyak 4 Anggota. Pimpinan dipilih DPR

atas usul Presiden dengan masa jabatan 4 tahun dan dapat diangkat kembali 1 x masa jabatan4. Memiliki Sekretariat Jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden,

bertanggungjawab kepada Pimpinan KPK5. Struktur Organisasi ditetapkan melalui UU No 30 tahun 20026. Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan tipikor dilakukan berdasarkan hukum acara UU No. 31

tahun 1999 tentang pemberantasan tipikorKepegawaian 1. Pejabat dan pegawai KPK merupakan Pegawai Tetap dan PNS

2. Pegawai pada KPK diatur lebih lanjut melalui Keputusan KPK3. Penyidik dan Penuntut diangkat KPK. Khusus yang berasal dari kepolisian dan kejaksaan,

diberhentikan sementara dari instansi asalnya.Keuangan 1. Seluruh kebutuhan dana operasional KPK dapat disediakan anggarannya dalam DIPA KPK,

setelah mendapat persetujuan dari Komisi III DPR dan Kementerian Keuangan2. Anggaran KPK dibebankan dalam APBN dalam bentuk DIPA3. Standar biaya mengikuti Standar Biaya Pemerintah4. Laporan berkala tahunan kepada Presiden, DPR, dan BPK

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 29: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

Lembaga Penjamin Simpanan

29

Unsur LPS

Dasar Hukum UU Nomor 24 Tahun 2004

Organisasi1. Merupakan lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel. Bertanggung jawab terhadap Presiden.2. Dipimpin oleh Dewan Komisioner dan 1 orang Kepala Eksekutif merangkap Anggota Dewan Komisioner..

Diangkat oleh Presiden atas usul Menteri Keuangan. 3. Masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali 1x masa jabatan. 4. Dewan Komisioner menetapkan struktur organisasi, uraian tugas dan jabatan, serta prosedur operasional

LPS, membentuk komite audit, komite informasi, dan komite lainnya sesuai dengan kebutuhan

Kepegawaian 1. Gaji, tunjangan lainnya, dan fasilitas bagi Ketua dan anggota Dewan Komisioner ditetapkan dengan KepDewan Komisioner. Besarnya gaji dan tunjangan lainnya bagi Ketua Dewan Komisioner ditetapkan paling banyak 2 kali dari gaji dan tunjangan lainnya dari pegawai dengan jabatan tertinggi.

2. Dewan Komisioner menetapkan sistem kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan, program pensiundan tunjangan hari tua, serta penghasilan lainnya bagi pegawai LPS.

Keuangan 1. Modal awal LPS ditetapkan sekurang-kurangnya Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) dansebesar-besarnya Rp8.000.000.000.000,00 (delapan triliun rupiah).

2. Dalam hal LPS mengalami kesulitan likuiditas, LPS dapat memperoleh pinjaman dari Pemerintah.3. Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah RI wajib menjadi peserta Penjaminan dan membayar

Premi Penjaminan4. Wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Presiden dan DPR selambatnya 30 April 2014, dimana

Laporan Keuangan wajib diaudit oleh BPK

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 30: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

SKK Migas

30

Unsur SKK Migas

Dasar Hukum Perpres Nomor 9 Tahun 2013Organisasi 1.Dipimpin oleh seorang Kepala SKK Migas yang diangkat oleh Presiden atas usul

Menteri ESDM dengan mempertimbangkan pendapat Komisi Pengawas. Diangkat2.Wakil Kepala, Sekretaris, Pengawas Internal, dan para Deputi SKK Migas diangkat

dan diberhentikan oleh Menteri atas usul Kepala SKK Migas3.Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala SKK Migas dapat mengangkat tenaga ahli

paling banyak 5 (lima) orang

Kepegawaian 1.Pegawai SKK Migas dapat berasal dari pegawai negeri sipil dan non pegawai negerisipil. Pegawai SKK Migas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala SKK Migas.

2.Pegawai SKK Migas untuk pertama kali berasal dari pengalihan pegawai eks BadanPelaksana KegiatanUsaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

Keuangan 1.Biaya operasional dalam rangka pengelolaan kegiatan usaha huiu minyak dan gasbumi, berasal dari jumlah tertentu dari bagian negara dari setiap kegiatan usahahulu minyak dan gas bumi

2.Besaran biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan olehMenteri ESDM, untuk ditetapkan oleh Menteri Keuangan

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 31: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

31

Single Directorate in Ministry of Finance (MOF)Pengelolaan pajakmerupakan tanggungjawab satu unit organisasi di dalamKementerian Keuangan.

Multiple Directorates in MOFPengelolaan pajakmerupakan tanggungjawab beberapa unit organisasi di dalamKementerian Keuangan.

Unified Semi-Autonomous BodyPengelolaan pajakbeserta fungsipendukung yang diperlukan lainnyadibawahi oleh sebuahbadan semi otonom, dimana kepala badanbertanggung jawab padaMenteri Keuangan.

Unified Semi-Autonomous Body with BoardPengelolaan pajak besertafungsi pendukung yang diperlukan lainnya dibawahioleh sebuah badan semi otonom, dimana kepalabertanggung jawab padaMenteri Keuangan, badanpengawas/dewan komisarisyang terdiri dari para professional dari luarlingkup pemerintahan.

Alternative Roadmap: Four Broad Categories for Conducting Tax Administration

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA

Sumber: OECD Tax Administration, 2013

Page 32: Reformasi Kelembagaan: Tantangan dan Peluang Penerimaan Pajak

TERIMA KASIH32

Fakultas Ekonomika dan BisnisUNIVERSITAS GADJAH MADA