Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

12
REFLEKSI KASUS PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN BLOK 276 Puskesmas Jagasatru Arizal Robbi Nugraha PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Transcript of Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

Page 1: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

REFLEKSI KASUS PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

BLOK 276

Puskesmas Jagasatru

Arizal Robbi Nugraha

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2014

Page 2: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

I. Refleksi Minggu ke-1

II. Laporan Studi Kasus

II.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. C

Alamat : Jagasatru

Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SMA

Agama : Islam

Jenis Pelayanan : Umum

Identitas Suami

Nama : Adit

Alamat : Jagasatru

Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan Terakhir : SMA

Agama : Islam

II.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Jantung berdebar-debar

Keluhan Tambahan : Mual hebat, Pusing

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien G1 A0 P0 datang ke puskesmas jagasatru dengan umur

kehamilan 14 minggu mengeluhkan jantung berdebar-debar disertai

pusing, mual hebat namun tanpa disertai muntah, nyeri pada abdomen,

demam, dan sesak kebiasan makan pasien adalah sehari pasien makan

sering dengan jumlah banyak dan beragam, karena penyakitnya ini

pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasa dan hanya dapat beristirahat

untuk memperingan penyakitnya.

Riwayat Penyakit Dahulu : -

Riwayat Penyakit Keluarga : -

Riwayat Penyakit Sosial Lingkungan : -

Page 3: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

Riwayat Pribadi : -

Riwayat Haid :

Hari pertama haid terakhir (HPHT) 11-Oktober-2013 taksiran

kelahiran 18-Juli-2014

Riwayat Perkawinan : Pasien menikah 1 kali

Riwayat Obstetri : G1 P0 A0 umur kehamilan 14 minggu

Riwayat ANC : (Tidak ditanyakan)

Riwayat Kontrasepsi : -

Riwayat Persalinan : -

Riwayat Pengobatan : -

II.3 Pemeriksaan Fisik

Status Present

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : CM

Tekanan Darah : 90/60

Suhu Tubuh : -

Frekuensi Napas : 20x/menit

Denyut Nadi : 80x/menit

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan : 38 kg

LILA : 18 cm

Status Generalis

Kepala

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Mata

Inspeksi : Anemis (+)

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Hidung

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Page 4: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

Telinga

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Leher

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Thorax

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Pulmo

Perkusi : Tidak terdapat kelainan

Auskultasi : Tidak terdapat kelainan

Cor

Perkusi : Tidak terdapat kelainan

Auskultasi : Tidak terdapat kelainan

Abdomen

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Auskultasi : Tidak terdapat kelainan

Perkusi : Tidak terdapat kelainan

Auskultasi : Tidak terdapat kelainan

Ektremitas

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Tidak terdapat kelainan

Status Ginekologi

Abdomen

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

Palpasi : Leopold 1 : 11 cm

Leopold 2 : Janin berada di pertengahan symphisis

Leopold 3 : Ballontment (+)

Leopold 4 : Belum masuk PAP

tir Vagina : (Tidak dilakukan pemeriksaan)

Page 5: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

II.4 Pemeriksaan Penunjang

-

II.5 Diagnosis Kerja

Emesis Gravidarum

II.6 Penatalaksanaan

Antiemetik

Antipiretik/analgetik

III. Analisis Kasus

Tujuan yang ingin saya capai pada kasus ini adalah saya dapat mengetahui tanda-

tanda kehamilan dan keluhan-keluhan yang ditemukan pada saat kehamilan.

Menurut saya penatalaksaan pada kasus ini selain dari pemberian obat-obatan

yang paling penting adalah pemberian edukasi mengenai gejala-gejala yang akan

dialami oleh ibu hamil baik normal maupun yang tidak normal dan memberikan

edukasi mengenai bagaimana cara meringankan gejala-gejala tersebut tanpa harus

meminum obat-obatan yang bertujuan untuk meminimalisir konsumsi obat-obatan

kimia pada ibu hamil yang dapat berdampak pada hal-hal yang tidak diinginkan.

Perasaan saya ketika mendapatkan kasus ini adalah senang karena saya bisa

mendapatkan kasus dengan gejala yang sering terjadi pada ibu hamil sehingga

untuk kedepannya semoga saya dapat memberikan terapi dan edukasi yang lebih

baik lagi. Perasaan pasien pada kasus ini pasien mengalami kecemasan karena

kondisinya dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada bayi yang ada

pada kandungannya. Saya dapat mengetahui perasaan pasien ketika pasien

mengutarakan perasaanya pada saat saya melakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik pada pasien tersebut dan mungkin juga karena pasien tersebut pada saat

kehamilan sekarang adalah kehamilan yang pertama dan terjadi pada usia muda.

IV. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

Landasar pemikiran pada kasus ini adalah:

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan

trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang

timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam

Page 6: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10

minggu (Winkjosastro, 2007).

Mual muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh berkurang,

sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah

kejaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan makanan ke

jaringan juga ikut barkurang. Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan akan

menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan

perkembangan janin yang dikandungnya. Pada kasus semacam ini di perlukan

penanganan yang serius (Hidayati, 2009).

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.

Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan

mual inidisebabkan oleh meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG

dalam serum meningkat, pengaruh fisiologis ini belum jelas, mungkin karena

sistem syaraf pusat dan pengosongan lambung yang berkurang

(Wiknjosastro,2007).

Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan kedaan ini, meskipun

demikian dapat berlangsung berbulan- bulan. Keluhan ini merupakan hal

yang fisiologis akan tetapi apabila tidak segera diatasi akan menjadi hal yang

patologis (Wiknjosastro,2007).

Faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya emesis

gravidarum terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor

lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Perubahan bentuk tubuh yang terjadi

pada ibu dengan emesis yaitu berat badan cenderung turun atau ibu terlihat lebih

kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Apabila ibu hamil

yang mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan dengan baik dapat

menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya

dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin memperparah

emesis gravidarum. (Maulana, 2008).

Untuk mengurangi gejala-gejala terjadinya mual dan muntah yaitu dengan

menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya, makan biskuit kering atau

roti bakar sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi hari, makan sedikit-sedikit

Page 7: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

tapi sering, duduk tegak setiap kali selesai makan, hindari makanan yang

berminyak dan berbumbu keras, memakan makanan kering dengan minum di

antara waktu makan, bangun dari tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung

bergerak, jangan menggosok gigi segera setelah makan, minum teh herbal dan

istirahat yang cukup (Hidayati, 2008).

Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa

kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan mengakibatkan keadaan yang

buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang

mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat. (Maulana,

2008).

Namun bila terus merasa sakit sepanjang hari dan selalu muntah tiap kali makan,

lambat laun akan mengalami dehidrasi, dan ini akan mempengaruhi kesehatan

ibu dan bayi. Jika muntah lebih dari empat kali sehari atau mual terus menerus

terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan ini akan berlanjut menjadi

hyperemesis gravidarum. Untuk mengurangi gejalamual dan muntah, seorang

wanita penderita emesis gravidarum disarankan untuk makan dalam porsi

kecil saja tetapi sering, serta berhenti makan sebelum merasa kenyang.

Kadang–kadang ibu dianjurkan untuk memilih makanannya sendiri agar lebih

berselera. (Smith, 2007).

Terdapat beberapa jenis makanan yang dapat dikonsumsi ibu pada saat emesis.

Beberapa makanan tersebut dapat dimakan agar kebutuhan gizi ibu tercukupi.

Sehingga walaupun ibu merasa mual dan muntah makanan tersebut tetap

dapat ibu konsumsi dengan baik. Beberapa contoh makanannya yaitu: biskuit atau

roti kering, kentang, ketela atau ubi, jahe dan olahanya, ikan ,ayam tanpa kulit,

telur, buah-buahan dan sayuran. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah

yang mengandung tinggi karbohidrat dan protein serta buah dan sayur

(Maulana, 2008).

V. Alternatif lain

Alternatif lain pada kasus ini adalah dengan pemberian edukasi pada pasien untuk

meringankan gejala-gejala yang dialami selama kehamilan.

Page 8: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)

VI. Kesimpulan

Pada kasus ini saya mendapat kesimpulan bahwa sangat penting dalam pemberian

edukasi pada ibu hamil pada usia muda tentang gejala-gejala normal baik

abrnormal yang akan dialami oleh ibu hamil dan bagaimana cara mengatasi atau

meringankan gejala-gejala tersebut sehingga ibu hamil tidak panik jika mengalami

hal tersebut dan tidak langsung mengkonsumsi obat-obatan.

Page 9: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Emesis Gravidarum)