referat - UVEITIS&Glaukoma

6
UVEITIS Uvea pad a mata terdir i dari ir is , bad an si li ar ,dan kor oi d yang merupak an  pensuplai darah utama bagi mata. Uveitis secara luas didefinisikan sebagai inflamasi uvea. Penyebab uveitis karena reaksi inflamasi bermacam-macam bisa karena infeksi, trauma, neoplasma, atau autoimun. Penyakit uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi  pada dewasa muda dan usia pertengahan. Radang uvea dapat mengenai hanya bagian depa n jaringan uvea ata u selaput pel angi (iris) dan kea daa n ini disebut iriti s. Bil a mengenai bagian tengah uvea disebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut sebagai uveitis anterior. Bila mengenai selaput hitam bagian belakang mata maka disebut koroiditis. Pada uveitis posterior, retina hampir selalu terinfeksi secara sekunder. Ini dikenal sebagai korioretinitis. Gejala-gejala uveitis Gejal a yang palin g sering terja di diant aranya yaitu, penglihatan kabur, nyeri, fot ofobia , dan kemera han. Gej ala peny aki t uve iti s (akut maupun kronis ) ter gant ung tempat terjadi nya. Pengli hatan kabur dapat disebabkan karena gangguan refraks i sepert i miopi ata u hipermetropi yang ber hubu ngan dengan edema mak ula , hipoto ni, ata u  perubahan posisi lensa. Penyebab penglihatan kabur lainnya meliputi opasitas pada axis visual dari sel-sel peradangan, fibrin, atau protein pada bilik mata depan, presipitasi keratin, katarak sekunder, debris vitreus, dan atrofi retina.  Nyeri pada uveitis biasanya disebabkan oleh inflamasi akut di daerah iris, seperti  pada iritis a kut atau pada glaukoma sekunder. Nyeri berhubungan dengan spasme siliar  pada iritis yang merupakan nyeri menjalar yang tampaknya menjalar secara luas ke

Transcript of referat - UVEITIS&Glaukoma

Page 1: referat - UVEITIS&Glaukoma

7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma

http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 1/6

UVEITIS

Uvea pada mata terdiri dari iris, badan siliar,dan koroid yang merupakan

 pensuplai darah utama bagi mata. Uveitis secara luas didefinisikan sebagai inflamasi

uvea. Penyebab uveitis karena reaksi inflamasi bermacam-macam bisa karena infeksi,

trauma, neoplasma, atau autoimun. Penyakit uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi

 pada dewasa muda dan usia pertengahan. Radang uvea dapat mengenai hanya bagian

depan jaringan uvea atau selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut iritis. Bila

mengenai bagian tengah uvea disebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis

yang disebut sebagai uveitis anterior. Bila mengenai selaput hitam bagian belakang mata

maka disebut koroiditis. Pada uveitis posterior, retina hampir selalu terinfeksi secara

sekunder. Ini dikenal sebagai korioretinitis.

Gejala-gejala uveitis

Gejala yang paling sering terjadi diantaranya yaitu, penglihatan kabur, nyeri,

fotofobia, dan kemerahan. Gejala penyakit uveitis (akut maupun kronis) tergantung

tempat terjadinya. Penglihatan kabur dapat disebabkan karena gangguan refraksi seperti

miopi atau hipermetropi yang berhubungan dengan edema makula, hipotoni, atau

 perubahan posisi lensa. Penyebab penglihatan kabur lainnya meliputi opasitas pada axis

visual dari sel-sel peradangan, fibrin, atau protein pada bilik mata depan, presipitasi

keratin, katarak sekunder, debris vitreus, dan atrofi retina.

 Nyeri pada uveitis biasanya disebabkan oleh inflamasi akut di daerah iris, seperti

 pada iritis akut atau pada glaukoma sekunder. Nyeri berhubungan dengan spasme siliar 

 pada iritis yang merupakan nyeri menjalar yang tampaknya menjalar secara luas ke

Page 2: referat - UVEITIS&Glaukoma

7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma

http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 2/6

daerah yang dipersarafi oleh N.V ( Saraf Trigeminus). Penyakit koroid sendiri tidak 

menimbulkan sakit atau penglihatan kabur. Karena dekatnya koroid pada retina, penyakit

koroid hampir selalu melibatkan retina (mis., korioretinitis). Jika daerah makula retina

terkena, penglihatan sentral akan terganggu. Epifora dan fotofobia biasanya ada pada

inflamasi iris, kornea dan korpus siliaris. Biasanya uveitis dijumpai pada pemeriksaan

mata rutin pada penderita-penderita yang tidak menunjukkan gejala.

Tanda-tanda uveitis

Respon inflamasi terhadap infeksi, trauma, neoplasma, atau proses autoimun

menyebabkan timbulnya gejala-gejala uveitis. Mediator kimia pada fase inflamasi akut

seperti serotonin, komplemen, dan plasmin. Leukotrien, kinin, dan prostaglandin terlibat

 pada fase kedua dari respon akut melalui antagonisme dari vasokonstriktor. Komplemen

aktif yaitu leucotactic agent. Leukosit polimorfonuklear, eosinofil, dan sel mast berperan

terhadap tanda-tanda inflamasi. Bagaimanapun limfosit merupakan sel inflamasi

 predominan di bagian dalam mata pada uveitis. Mediator-mediator kimiawi ini

menyebabkan dilatasi vaskuler (ciliary flush), peningkatan permeabilitas vaskular 

(aqueous flare), kemotaksis sel-sel inflamasi kedalam mata (reaksi selular aqueous dan

vitreous).

Berdasarkan patologi, dapat dibedakan dua jenis besar uveitis yaitu non-

granulomatosa (lebih umum) dan granulomatosa.

1. Uveitis Non-granulomatosa

Page 3: referat - UVEITIS&Glaukoma

7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma

http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 3/6

Diduga peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas, karena tidak dapat

ditemukan organisme patogen dan berespon baik terhadap terapi kortikosteroid. Terutama

timbul dibagian anterior traktus uveal, yakni iris dan corpus ciliare. Terdapat reaksi

radang, dengan terlihatnya infiltrasi sel-sel limfosit dan dan sel plasma dalam jumlah

cukup banyak . Onsetnya khas akut, sakit, injeksi, fotofobia, dan penglihatan kabur.

Terdapat kemerahan sirkumkorneal karena dilatasi pembuluh-pembuluh darah limbus.

Pupilnya kecil, dan mungkin terdapat kumpulan fibrin dengan sel di kamera anterior. Jika

terdapat sinekia posterior , bentuk pupil tidak teratur.

2. Uveitis Granulomatosa

Dapat menimbulkan uveitis anterior, uveitis posterior (lebih sering), atau

keduanya. Biasanya onsetnya tidak kentara, penglihatan berangsur kabur, mata memerah

secara difus di daerah sirkumkornea. Sakitnya minimal, fotofobianya tidak sama berat

dengan bentuk non-granulomatosa. Pupil sering mengecil dan menjadi tidak teratur 

karena terbentuk sinekia posterior. Tampak kemerahan (flare) dan sel-sel di kamera

anterior, dan nodul yang terdiri atas kelompok sel-sel putih tampak di tepian pupil iris.

Klasifikasi uveitis berdasarkan anatomi dibagi menjadi tiga kategori yang

 berhubungan dengan penyebab spesifik, diantaranya yaitu

1. Uveitis Anterior 

Uveitis anterior disebuit juga sebagai iridosiklitis. Penyebab dari iritis tidak dapat

diketahui dengan melihat gambaran kliniknya saja. Iritis dan iridosiklitis dapat

merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunologik terlambat, dini atau sel mediated

Page 4: referat - UVEITIS&Glaukoma

7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma

http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 4/6

terhadap jaringan uvea anterior. Bakteriemi ataupun viremia dapat menimbulkan iritis

ringan, yang bila kemudian terdapat antigen yang sama dalam tubuh akan dapat timbul

kekambuhan.

Penyebab uveitis anterior akut nongranulomatosa dapat oleh trauma, diare kronis,

 penyakit Reiter, herpes simpleks, sindrom Beche, sindrom Posner Schlosman,

 pascabedah, infeksi adenovirus, parotitis, influenza, dan klamidia. Sedangkan yang kronis

dapat disebabkan Artritis Rematoid dan Fuchs heterokromik iridosiklitis. Granulomatosa

akut terjadi akibat sarkoiditis, sifilis, tuberkulosis, virus, jamur (histoplasmosis) atau

 parasit (toksoplasmosis).

Uveitis dapat terjadi mendadak atau akut berupa mata merah dan sakit, ataupun

datang perlahan dengan mata merah dan sakit ringan dengan penglihatan turun perlahan-

lahan. Iridosiklitis kronis merupakan episode rekuren dengan gejala akut yang ringan atau

sedikit.

Keluhan pasien dengan uveitis anterior akut mata sakit, merah, fotofobia,

 penglihatan turun ringan dengan mata berair, dan mata merah. Keluhan sukar melihat

dekat pada pasien uveitis akibat ikut meradangnya otot-otot akomodasi.

Pupil kecil akibat rangsangan proses peradangan pada otot sfingter pupil dan

terdapatnya edema irirs. Pada proses radang akut dapat terjadi miopisasi akibat

rangsangan badan siliar dan edem lensa.

Terdapat flare atau efek tyndal didalam bilik mata depan dan bila peradangan

sangat akut maka akan terlihat hifema atau hipopion. Pada non-granulomatosa terdapat

 presipitat halus pada dataran belakang korne. Pada irirdosiklitis granulomatosa terdapat

Page 5: referat - UVEITIS&Glaukoma

7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma

http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 5/6

 presipitat besar “mutton fat deposit”, benjolan koeppe (penimbulan sel pada tepi pupil

atau benjolan Busacca (penimbulan sel pada permukaan iris).

Perjalanan penyakit iritis adalah sangat khas yaitu penyakit berlangsung hanya

antara 2-4 minggu. Diperlukan pengobatan segera untuk mencegah kebutaan. Pengobatan

 pada uveitis anterior adalah dengan steroid. Sikloplegik diberikan untuk mengurangi rasa

sakit, melepas sinekia yang terjadi, memberi istirahat pada iris yang meradang.

Pengobatan spesifik diberikan bila kuman penyebab diketahui.

Penyulit uveitis anterior adalah terbentuknya sinekia posterior dan sinekia

anterior perifer yang akan mengakibatkan glaukoma sekunder, terjadi akibat tertutupnya

trabekulum oleh sel radang atau sisa sel radang.

2. Uveitis Intermediet

Peradangan ini mengenai zona intermediet mata, dengan keluhan melihat bintik-

 bintik mengapung dalam lapang penglihatannya. Tidak terdapat rasa sakit, kemerahan

maupun fotofobia. Dengan oftalmoskop ada kekeruhan dalam vitreus yang sering

menutupi pars plana inferior. Kadang-kadang terlihat beberapa sel di kamera anterior,

 jarang terjadi sinekia anterior atau posterior. Sering timbul katarak subkapsular posterior 

atau edema makula kistoid dan parut makula permanen. Penyakit ini tetap stasioner atau

membaik dalam 5-10 tahun. Komplikasi yang jarang adalah glaukoma sekunder. Terapi

kortikosteroid, terutama bila ada edema makula. Pengobatan ini berisiko menimbulkan

katarak yang sembuh setelah operasi katarak.

3. Uveitis Posterior 

Page 6: referat - UVEITIS&Glaukoma

7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma

http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 6/6

Disebut juga koroiditis., adalah peradangan lapis bola mata yang dapat dalam

 bentuk:

Koroiditis anterior, radang koroid perifer 

Koroiditis areolar, koroiditis bermula di daerah di makula lutea dan menyebar ke perifer.

Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di seluruh fundus

okuli

Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak-bercak eksudatif 

Koroiditis jukstapapil,

Gejalanya berupa penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentramakula,

 bintik terbang (floater), mata jarang menjadi merah dan fotofobia.

Pada mata akan ditemukan infiltrat dalam retina dan koroid. Penyebab koroiditis

dapat toksoplasmosis, trauma, pascabedah, dan defisiensi imun. Penyulit yang dapat

timbul adalah glaukoma, katarak, dan ablasio retina.