REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

download REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

of 30

Transcript of REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    1/30

    1

    PENGARUH ROKOKTERHADAP KEHAMILAN

    REFERAT Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanDalam Menyelesaikan Pendidikan Profesi Dokter

    Pada Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di RSUD Karanganyar

    Pembimbing : dr. Sutiyono, Sp.OG

    Diajukan Oleh :

    Monica Dyane Tahapary, S.Ked J500.060.054

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2012

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    2/30

    2

    REFERAT

    PENGARUH ROKOKTERHADAP KEHAMILAN

    Yang Diajukan Oleh :

    Monica Dyane Tahapary, S.Ked J500.060.054

    Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Stase Ilmu Kebidanan dan

    Penyakit Kandungan Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran

    Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada hari

    Pembimbing :

    dr. Sutiyono, Sp.OG (..................................)

    Dipresentasikan di Hadapan :

    dr. Sutiyono, Sp.OG (..................................)

    Disahkan Ketua Program Profesi :

    dr. Yuni Prastyo Kurniati, M.kes (.................................)

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    3/30

    3

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL iv

    DAFTAR GAMBAR... v

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang Penulisan.. 1

    B. Ruang Lingkup Pembahasan.. 3

    C. Tujuan Penulisan. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA. . 4

    A. Perkembangan Prenatal .. 4

    B. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal 4C. Rokok Dan Zat Yang Terkandung Didalamnya 10

    D. Prevalensi Merokok Di Indonesia.. 16

    E. Pengaruh Rokok Pada Kehamilan 20

    BAB III KESIMPULAN. 35

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    4/30

    4

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penulisan

    Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi.

    Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu

    terhitung dari hari pertama haid terakhir 1. Perubahan-perubahan dan

    organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan. Proses kehamilan dibagi

    menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase

    tersebut disebut trimester. Pertumbuhan prenatal dipengaruhi oleh beberapa faktor

    antara lain 1,2 , faktor umum yang terdiri dari nutrisi, usia ibu dan stress yang

    dialami ibu saat hamil. Ibu yang mengalami stress pada masa kehamilan,

    cenderung mengkompensasikannya dengan makan, olah raga dan beristirahat

    dengan tidak teratur, meminum alkohol, serta merokok.

    Selain itu juga terdapat faktor teratogen yang menyebabkan pertumbuhan

    prenatal menjadi abnormal, antara lain obat-obatan yang dikonsumsi, penyakit

    yang diderita serta bahaya yang berasal dari lingkungan sekitar. Teratogen

    memiliki pengaruh yang berbeda pada tiga periode perkembangan prenatal. Saat

    pemaparan teratogen terjadi pada periode zigot, telur yang telah terbuahi akan

    meluruh. Jika terjadi pada periode embrio, pemaparan teratogen mengakibatkan

    cacat pada struktur tubuh janin. Sedang pemaparan teratogen pada periode fetus

    akan berakibat pada ketidaksempurnaan pembentukan struktur tubuh dan fungsi

    sistem organ. Struktur tubuh dan fungsi organ yang diserang oleh teratogen pun

    dapat bervariasi, tergantung pada waktu terjadinya pemaparan. Salah satu zat yang

    tergolong zat teratogenik adalah nikotin yang terkandung dalam rokok 3.

    Merokok selama hamil telah dilaporkan mempunyai efek yang merugikan

    terhadap ibu ataupun janin yang dikandung. Sebuah penelitian eksperimental

    menggunakan hewan coba mencit menyimpulkan bahwa paparan asap rokok yang

    diberikan selama masa kehamilan hari ke-0 (hari konsepsi), 1 dan 2 menyebabkan

    retardasi pertumbuhan embrio, sedangkan paparan asap rokok selama masa

    http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/konsepsi/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/organogenesis/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/organogenesis/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/konsepsi/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/
  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    5/30

    5

    kehamilan hari ke-0 hingga hari ke-17 menyebabkan penurunan berat badan fetus.

    Dalam penelitian ini, mencit dipapar asap rokok selama 10 menit, 3 kali sehari 4.

    Penelitian yang dilakukan oleh BMA Tobacco Control Resource Centre

    menunjukkan bahwa ibu yang merokok selama kehamilan memiliki risiko

    melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) sebesar 1,5-9,9 kali dibandingkan

    dengan berat badan lahir bayi dari ibu yang tidak merokok. Kondisi BBLR

    sangatlah merugikan. Bayi dengan kondisi BBLR sering disertai dengan

    komplikasi, antara lain: sindrom gangguan pernapasan idiopatik, pneumonia

    aspirasi, perdarahan intraventrikuler, hiperbilirubinemia, sindrom aspirasi

    mekonium, hipoglikemia simtomatik, dan asfiksia neonatorum. Bahkan, bayi

    dengan BBLR merupakan salah satu penyebab utama kematian perinatal. Angka

    kematian perinatal pada bayi BBLR lebih daripada 2 kali angka kematian bayi

    normal.

    Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di dunia.

    Saat ini sekitar 1.1 miliar orang merokok di seluruh dunia. Pada tahun 2025,

    diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi lebih dari 1.6 miliar.

    Berdasarkan jumlah perokok pada tahun 2008, Indonesia adalah negara ketiga

    dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India.

    Prevalensi merokok pada wanita dari tahun ke tahun meningkat.

    Prevalensi merokok pada wanita di Indonesia termasuk rendah dibanding

    prevalensi pada pria yaitu 67% wanita Indonesia yang merokok, menghabiskan 1

    10 batang sehari, sedangkan 30% sisanya, menghabiskan 11 20 batang sehari.

    Kurang lebih 3 % dari wanita perokok di Indonesia menghabiskan lebih dari 20

    batang rokok sehari. 16,7 % wanita di Indonesia menggunakan tembakau kunyah /

    sirih, terutama pada wanita usia lanjut diatas 60 tahun 1.

    Di Indonesia, perokok relatif bebas mengisap rokok di mana saja.

    Kawasan bebas rokok di negeri ini masih amat minim, itu pun sangat mungkin

    dilanggar karena sanksinya bisa dikatakan tidak ada. Padahal, kalau seseorang

    merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen saja,

    sementara yang 85 persen lainnya dilepaskannya untuk diisap para perokok pasif.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    6/30

    6

    Perlu di ingat, bahwa kadar nikotin pada rokok yang beredar di Indonesia,

    adalah yang tertinggi di dunia, yaitu mengandung nikotin hingga 78 %, sedangkan

    rokok di luar negeri hanya mengandung 2,6 % nikotin menurut Departemen

    Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, prevalensi merokok pada wanita di

    Indonesia terus meningkat.

    Dalam agama Islam (syariah) mempunyai tujuan untuk mewujudkan

    kemaslahatan hidup manusia. Perwujudan tujuan tersebut dicapai melalui

    perlindungan terhadap agama, perlindungan terhadap jiwa/raga, perlindungan

    terhadap akal, perlindungan terhadap keluarga, dan perlindungan terhadap harta.

    Perlindungan terhadap jiwa/raga diwujudkan melalui upaya mempertahankan

    suatu standar hidup yang sehat secara jasmani dan rohani serta menghindarkan

    semua faktor yang dapat membahayakan dan merusak manusia secara fisik dan

    psikhis, termasuk menghindari perbuatan yang berakibat bunuh diri walaupun

    secara perlahan dan perbuatan menjatuhkan diri kepada kebinasaan yang dilarang

    di dalam al-Quran dan hadist.

    Agama Islam (syariah) menghalalkan segala yang baik dan

    mengharamkan segala yang buruk, sebagaimana ditegaskan dalam al-Quran,

    [ 751]

    Artinya: dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik danmengharamkan bagi mereka segala yang buruk [Q. 7:157].

    Larangan menimbulkan mudarat atau bahaya pada diri sendiri dan pada

    orang lain dalam hadis riwayat Ibn Majah, Ahmad, dan Malik,

    ] [

    Artinya: Tidak ada bahaya terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain [HRIbn Majah, Ahmad, dan Malik].

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    7/30

    7

    Agama Islam (syariah) melarang menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan

    dan perbuatan bunuh diri sebagaimana dinyatakan dalam al-Quran,

    : [ 795]

    Artinya: Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalamkebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukaiorang- orang yang berbuat baik [Q. 2: 195] .

    Oleh karena landasan agama yang ada serta dari tinjauan medis maka

    perlu dilakukan usaha usaha pencegahan yang lebih intensif.

    B. Ruang Lingkup Pembahasan

    Disini penulis akan mencoba menguraikan tentang pengaruh rokok

    terhadap kehamilan.

    C. Tujuan Penulisan

    Referat ini disusun sebagai bahan informasi bagi penulis serta para

    pembaca, khususnya kalangan medis, agar dapat lebih memahami tentang pengaruh rokok terhadap kehamilan.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    8/30

    8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Perkembangan Prenatal 1

    Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi.

    Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu

    terhitung dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis

    terjadi pada berbagai periode kehamilan. Proses kehamilan dibagi menjadi tiga

    fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut

    trimester.

    1. Trimester Pertama (Minggu 0 12)

    Gambar 1. Gambar Perkembangan Embrio Pada Trimester Pertama

    Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periodegerminal sampai periode terbentuknya fetus.

    a. Periode Germinal (Minggu 0 3)

    Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-

    2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma

    bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).

    http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/konsepsi/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/organogenesis/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://sweetspearls.com/wp-content/uploads/fase-germ-dan-embrio.jpghttp://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/organogenesis/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/konsepsi/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/
  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    9/30

    9

    b. Periode Embrio (Minggu 3 8 )

    Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur

    anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk,

    sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari

    blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar

    c. Periode Fetus (Minggu 9 12)

    Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan

    cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

    2. Trimester kedua (Minggu 12 24)

    Gambar 2. Gambar Perkembangan Embrio Pada Trimester Kedua

    Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada

    minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG)

    untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi

    kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu

    ke 20 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak

    mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai

    sosok manusia dengan panjang 30 cm.

    http://sweetspearls.com/wp-content/uploads/periode-fetus.jpg
  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    10/30

    10

    3. Trimester ketiga (24 -40)

    Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin

    menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau

    menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh

    lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi

    sempurna.

    Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap

    untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.

    B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Prenatal 1,2,5

    1. Faktor Umum

    a. Nutrisi

    Ibu merupakan sumber tunggal asupan nutrisi bagi janin, sehingga

    asupan gizi seimbang sangat penting bagi pertumbuhan prenatal. Secara

    umum, ibu hamil harus meningkatkan asupan kalorinya sebanyak 10

    20%. Protein, vitamin dan mineral merupakan nutrisi penting bagi

    perkembangan prenatal. Sebagai contoh, fetus dengan asupan asam folat

    (salah satu jenis vitamin B) yang tidak mencukupi akan berisiko

    mengalami spina bifida. Ibu hamil dengan konsumsi nutrisi tidak

    seimbang juga akan memiliki kecenderungan melahirkan dalam kondisi

    prematur dengan berat bayi dibawah normal. Ketidakcukupan asupan

    nutrisi pada bulan-bulan terakhir kehamilan akan sangat mempengaruhi

    perkembangan sistem syaraf fetus. Hal ini disebabkan kerena pada masa

    itulah otak mulai berkembang.

    b. Stress

    Stres akut/ekstrem/berkepanjangan pada ibu hamil dapat

    membahayakan perkembangan prenatal melalui beberapa cara:

    Saat stres terjadi, tubuh akan memproduksi hormon yang dapat

    menghambat aliran oksigen dari ibu ke janin.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    11/30

    11

    Stres melemahkan sistem imun ibu hamil. Sehingga sang ibu dapat

    dengan mudah terserang penyakit yang membahayakan perkembangan

    prenatal.

    Ibu hamil dengan kondisi stres cenderung mengkompensasikannya

    dengan meminum alkohol, merokok serta makan, olah raga dan

    beristirahat dengan tidak teratur. Semua tindakan tersebut sangat

    membahayakan perkembangan janin.

    c. Usia Ibu

    Secara umum, usia optimal bagi ibu untuk hamil dan melahirkan

    adalah 20 sampai 35 tahun. Bayi dari ibu berusia lebih muda atau lebih tua

    cenderung mengalami lebih banyak permasalahan. Ibu hamil berusia

    remaja umumnya memiliki anak dengan kemampuan akademis yang tidak

    maksimal dan memiliki masalah dalam perilaku. Hal ini dikarenakan

    sebagian besar ibu berusia remaja belum memiliki pengetahuan yang

    memadai tentang kehamilan dan perawatan bayi, tidak mampu secara

    finansial untuk mendapatkan perawatan kesehatan maksimal dan lebih

    sering mengalami permasalahan dalam pernikahannya.

    Sementara itu, ibu hamil dengan usia lebih tua cenderung

    mengalami kesulitan pada masa kehamilan dan kelahiran. Wanita berusia

    20-an memiliki tingkat kesuburan 2 kali lebih besar daripada wanita

    berusia 30-an. Ketidaknormalan saat kehamilan juga lebih banyak terjadi

    pada wanita dengan usia antara 35 45 tahun. Disamping itu, kehamilan

    yang terjadi pada usia ibu diatas 40 tahun memiliki kecenderungan lebih

    tinggi untuk menghasilkan bayi dengan sindrom Down.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    12/30

    12

    2. Teratogen : Obat-Obatan, Penyakit dan Bahaya Lingkungan

    Teratogen merupakan istilah untuk penyebab terjadinya perkembangan

    abnormal prenatal. Secara umum, teratogen dibagi menjadi 3, yaitu :

    a. Obat-Obatan

    Beberapa obat-obatan yang berperan sebagai teratogen adalah :

    Alkohol ; Fetal Alcohol Syndrome (FAS), kemunduran kemampuan

    kognitif, kerusakan jantung, pertumbuhan lambat. Aspirin ;

    Kemunduran intelegensia, atensi dan motorik. Kafein ; Berat badan

    kurang, abnormalitas otot. Kokain dan Heroin ; Pertumbuhan

    terhambat, iritabilitas. Marijuana ; Berat badan kurang, kontrol

    motorik tidak optimal. Nikotin; Pertumbuhan terhambat, kerusakan

    kognitif.

    Karena batas aman konsumsi obat-obatan diatas tidak diketahui

    secara pasti, maka sangat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-

    obatan tersebut sebagai tindakan prefentif untuk mencegah gangguan

    saat perkembangan prenatal.

    b. Penyakit

    Tidak semua penyakit yang diderita oleh ibu hamil dapat

    mempengaruhi perkembangan prenatal. Penyakit seperti demam dan

    flu ringan tidak terbukti berbahaya bagi fetus. Beberapa penyakit,

    terutama yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, memberikan

    dampak negatif yang cukup berbahaya bagi perkembangan fetus.

    Diantaranya adalah: AIDS ; Kelainan system syaraf, kematian.

    Sitomegalovirus; Ketulian, kebutaan, ukuran kepala yang lebih

    kecil,keterbelakangan mental. Herpes genital ; Radang otak,

    pembesaran limpa, gangguan pembekuan darah. Rubella ;

    Keterbelakangan mental, kerusakan mata,telinga dan jantung. Sifilis ;

    Kerusakan sistem syaraf pusat, gigi dan tulang.

    Sebagian penyakit (AIDS, sitomegalovirus, rubella dan sifilis)

    ditularkan ibu kepada embrio melalui plasenta atau langsung kepada

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    13/30

    13

    fetus. Sedang penyakit yang lain menyerang janin saat proses

    kelahiran. Virus berada di jalur kelahiran dan infeksi terjadi ketika

    janin melewatinya.

    c. Bahaya Lingkungan

    Bahaya lingkungan yang menjadi teratogen seringkali dihubungkan

    dengan senyawa-senyawa kimia hasil limbah industri. Beberapa

    diantaranya adalah : Timbal ; Keterbelakangan mental. Merkuri ;

    Pertumbuhan terhambat,keterbelakangan mental, cerebral palsy. PCBs

    ; Kerusakan memori dan kemampuan (Polychlorinated Biphenyls)

    verbal. X-ray ; Pertumbuhan terhambat, leukimia,keterbelakangan

    mental.

    Keberadaan senyawa-senyawa berbahaya tersebut umumnya tidak

    disadari karena secara kuantitas tidak terdapat dalam jumlah besar dan

    seringkali menjadi kontaminan pada bahan-bahan makanan atau

    minuman yang nampak tidak berbahaya. Contohnya seperti PCBs yang

    terdapat dalam ikan.

    3. Pengaruh Teratogen pada Perkembangan Prenatal

    Pengaruh teratogen pada perkembangan prenatal didasarkan atas kelima

    prinsip dasar berikut:

    a. Pengaruh teratogen bergantung pada sifat genotip yang dimiliki

    Teratogen tidak selalu membawa efek samping yang sama pada setiap

    orang. Hereditas yang dimiliki membuat seorang individu lebih rentan

    terhadap pengaruh teratogen dibanding individu yang lain. Pada 2 wanita

    hamil yang mengkonsumsi obat talidomida dengan dosis yang sama dan

    waktu yang bersamaan, salah satu dari mereka melahirkan bayi dengan

    kondisi normal. Sementara wanita yang lain melahirkan bayi dengan cacat

    lengan dan kaki.

    b. Pengaruh teratogen berubah sesuai waktu terjadinya tahap-tahap

    perkembangan prenatal. Teratogen memiliki pengaruh yang berbeda pada

    tiga periode perkembangan prenatal. Saat pemaparan teratogen terjadi

    pada periode zigot, telur yang telah terbuahi akan meluruh. Jika terjadi

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    14/30

    14

    pada periode embrio, pemaparan teratogen mengakibatkan cacat pada

    struktur tubuh janin. Sedang pemaparan teratogen pada periode fetus akan

    berakibat pada ketidaksempurnaan pembentukan struktur tubuh dan fungsi

    sistem organ. Struktur tubuh dan funsi organ yang diserang oleh teratogen

    pun dapat bervariasi, tergantung pada waktu terjadinya pemaparan.

    c. Setiap teratogen mempengaruhi aspek perkembangan prenatal secara

    spesifik. Teratogen tidak mempengaruhi semua organ dan fungsi tubuh.

    Kerusakan atau cacat yang diakibatkan teratogen terjadi secara selektif

    pada organ dan fungsi tubuh tertentu.

    d. Pengaruh teratogen bergantung pada dosis atau kuantitasnya

    Sejumlah kecil teratogen mungkin tidak akan memberikan dampak apapun

    terhadap pertumbuhan dan perkembangan prenatal. Pada penelitian

    mengenai PCBs, kemampuan kognitif calon bayi hanya dipengaruhi oleh

    konsumsi PCBs dalam jumlah besar. Secara umum, semakin banyak

    tertogen terpaparkan, semakin besar pula resiko cacat yang terjadi.

    Kerusakan teratogen tidak selalu terlihat saat kelahiran. Cacat akibat

    paparan teratogen tidak hanya langsung dapat terlihat pada hari kelahiran.

    Beberapa diantaranya baru terlihat saat bayi telah tumbuh. Hal ini seperti

    yang terjadi pada paparan PCBs, dimana kemampuan kognitif anak mulai

    menampakkan tanda-tanda kemunduran saat bayi telah berusia beberapa

    bulan.

    C. Rokok Dan Zat Yang Terkandung Di Dalamnya 6,7,8,9

    Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

    bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tobacum , Nicotiana

    Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat

    adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no.19 2003). Rokok biasanya

    dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat

    dimasukkan dengan mudah kedalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,

    bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang

    memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    15/30

    15

    merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada

    kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi.

    a. Kandungan rokok

    Bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung

    kurang lebih 4000 eleman-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi

    kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO2. Selain itu,

    dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan-bahan kinia lain yang juga

    sangat beracun. Zat-zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain:

    1) Karbon monoksida (CO)

    Karbon monoksida adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran

    tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan

    sebatang tembakau dapat mencapai 3 % - 6 %, dan gas ini dapat di hisap

    oleh siapa saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga

    bagian saja yaitu arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di

    luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia

    semburkan keluar.

    2) Nikotin

    Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif

    sehingga perokok akan merasa kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi

    dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah

    sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan

    darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 mL nya.

    3) Tar

    Adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang

    merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel

    pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35 mg/ batang. Tar

    merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada

    jalan nafas dan paru-paru

    4) Kadmium, adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal

    5) Amoniak

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    16/30

    16

    Merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan

    hidrogen, zat ini mempunyai bau yang sangat merangsang. Karena

    kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit

    saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau

    koma.

    6) HCN/ Asam Sianida

    HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan

    tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah

    terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak

    saluran pernafasan.

    7) Nitrous Oxide

    Nitros Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila

    terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit.

    Nitrous Oxide ini pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius saat

    melakukan operasi oleh dokter.

    8) Formaldehid

    Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong

    sebagai pengawet dan pembasmi hama. das ini juga sangat beracun

    terhadap semua organism hidup.

    9) Fenol

    Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi

    beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang.

    Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein

    sehingga menghalangi aktivitas enzim.

    10) Asetol, adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan

    alkohol.

    11) H2S (Asam Sulfida)

    Asam sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar

    dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    17/30

    17

    12) Piridin

    Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat

    ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan

    pembunuh hama.

    13) Metil klorida

    Metil klorida adalah campuran dari zat zat bervalensi satu dengan

    hidrokarbon sebagai unsur utama. zat ini adalah senyawa organik yang

    beracun.

    14) Metanol

    Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan

    mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan

    kebutaan bahkan kematian.

    15) Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)

    Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan

    sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang terdapat dalam

    asap tembakau antara lain Benzo (a) Pyrene , Dibeno (a,h) anthracene , dan

    Benz (a) anthracene . Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang

    cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik.

    Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor.

    16) N- nitrosamine

    N - nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau

    mengandung 2 jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N- Nitrosamina

    (VNA) dan Tobacco NNitrosamina. Hampir semua Volatile N-

    Nitrosamina ditahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau.

    Jenis adap tembakau VNA diklasifikasikan sebagai karsinogen yang

    potensial.

    b. Komposisi asap rokok

    Asap rokok merupakan kompleks campuran beberapa ribu

    komponen kimia beberapa dalam konsentrasi yang sedikit yang

    merupakan hasil dari pembakaran dari bahan dari produk tembakau.

    Hasilnya termasuk getah tembakau ( tar ) dan gas-gas lainnya. Hal yang

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    18/30

    18

    paling penting adalah nikotin (zat adiktif). Campuran gas inilah yang secara

    konstan bereaksi dengan gas di atmosfer dengan bantuan sinar ultraviolet.

    Hal ini menyebabkan komposisi kimianya selalu berubah setiap saat.

    Sampai sekarang ini, asap rokok diketahui mengandung lebih dari

    empat ribu zat kimia. Namun, komposisi dan konsentrasi zat kimia tersebut

    dalam asap rokok tergantung pada jenis tembakau, kertas ventilasi dan filter

    yang digunakan serta cara menghisap rokok. Jumlah zat kimia dalam asap

    rokok sendiri bukan merupakan hal yang paling penting karena yang menjadi

    masalah adalah toksisitas dan konsentrasi dari zat kimia tersebut.

    Asap rokok terdiri dari 2 jenis yaitu:

    1) Asap mainstream

    Asap ini dibentuk ketika perokok menginhalasi udara melalui rokok.

    2) Asap Sidestream

    Asap ini dibentuk ketika tembakau dalam keadaan terbakar namun

    asap tidak diinhalasi oleh perokok. Zat toksin pada asap sidestream

    memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan asap mainstream

    dan 85% dari asap rokok merupakan hasil dari asap sidestream .

    Adapun hasil uraian dari komposisi asap rokok baik jenis

    mainstream maupun sidestream dalam Labstat International ULC

    Offerings (2008) yaitu nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida,

    amonia, nitrogen, logam- logam, merkuri, serta golongan-golongan kimia

    seperti karbonil, phenolic s, benzo[a]pyrene , aromatik, gas volatil dan gas

    semi-volatil. Pada jurnal tersebut, semua zat toksik dalam asap rokok

    terdeteksi dalam jaringan dan urin, sedangkan beberapa lainnya terdeteksi

    dalam plasma, serum ataupun saliva. Setiap zat yang diuraikan diatas

    telah diteliti dan kebanyakan dari zat tersebut merupakan karsinogen.

    c. Jenis rokok

    1) Kawung adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

    2) Sigaret adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

    3) Cerutu adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    19/30

    19

    d. Tipe perokok

    Menurut Dariyo (2003), tipe perokok ada dua jenis, yaitu

    1) Perokok aktif ( active smoker )

    Perokok aktif adalah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan

    merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya tak

    enak kalau sehari tak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk

    mendapatkannya. Jumlah rokok yang dihisap perhari berkisar 1 sampai 40

    batang 7.

    2) Perokok pasif

    Perokok pasif adalah Individu yang tidak memiliki kebiasaan

    merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang diembuskan

    orang lain yang kebetulan didekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak

    berniat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tidak merokok,

    mereka tidak merasakan apa-apa dan tidak terganggu aktivitasnya.

    Perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif.

    Mutadin membagi tipe perokok berdasarkan jumlah rokok yang

    dihisapnya setiap hari:

    1) Perokok sangat berat adalah perokok yang menghabiskan lebih dari 31

    batang rokok tiap harinya dengan selang merokok lima menit setelah

    bangun tidur pagi hari.

    2) Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21-30 batang rokok

    setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah

    bangun tidur pagi hari

    3) Perokok sedang menghabiskan sekitar sepuluh batang rokok setiap

    harinya dengan selang waktu merokok 60 menit setelah bangun tidur

    pagi hari .

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tipe-tipe perokok

    adalah perokok sangat berat, perokok berat, perokok sedang, perokok ringan,

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    20/30

    20

    perokok ringan dan bukan perokok, berhenti merokok, perokok aktif dan perokok

    pasif.

    D. Prevalensi Merokok di Indonesia 2,9

    Pada tahun 2002 Indonesia mengkonsumsi 182 milyar batang rokok,

    menduduki peringkat ke 5 konsumsi rokok terbesar setelah China (1.697 milyar

    batang), Amerika Serikat (464 milyar batang), Rusia (375 milyar batang) dan

    Jepang (299 milyar batang). Tobacco Atlas 2009 menunjukkan bahwa peringkat

    Indonesia pada tahun 2007 tetap pada posisinya yaitu peringkat ke 5.

    Selama kurun waktu 1970-2000, konsumsi rokok di Indonesia meningkat

    7 kali lipat dari sekitar 33 milyar menjadi 217 milyar batang. Selanjutnya, dari

    tahun 2000 hingga tahun 2002 terjadi penurunan konsumsi rokok karena terjadi

    peningkatan harga riil rokok pada tahun 1998. Akan tetapi penurunan tersebut

    sebenarnya semu karena Departemen Keuangan mendeteksi adanya rokok ilegal

    dan pemalsuan cukai. Dengan adanya penurunan konsumsi rokok tersebut maka

    Departemen Keuangan membekukan peningkatan cukai tahunan selama tahun

    2003- 2004 yang bertujuan untuk menyehatkan industri. Dampak dari kebijakan

    pembekuan ini, pada data tahun 2008 menunjukkan konsumsi rokok sebesar 240

    milyar batang, meningkat tajam setelah tahun 2005 sebesar 214 milyar batang.

    Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan

    jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008).

    Prevalensi Perokok Pasif

    Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Perokok

    Menurut data Riskesdas 2007 menunjukkan 69% rumah tangga memiliki

    pengeluaran untuk rokok. Hal ini berarti minimal terdapat 1 orang anggota rumah

    tangga yang mengkonsumsi tembakau.

    Prevalensi Perokok yang Merokok di Rumah

    Riskesdas 2007 menyatakan bahwa 85,4 % dari perokok berusia 10 tahun ke atas

    merokok di dalam rumah bersama dengan anggota lainnya.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    21/30

    21

    Prevalensi Perokok Pasif di Rumah

    Tahun 2007, 40,5% populasi semua umur (91 juta) terpapar asap rokok didalam

    rumah. Perempuan lebih tinggi (54,5%) dari pada laki-laki (26%) dan anak usia

    0-14 tahun yang terpapar adalah 58,8%, dengan demikian sekitar 40 juta anak

    terpapar asap rokok, atau hampir separuh jumlah perokok pasif di dalam rumah.

    Pelajar yang Terpapar Asap Rokok Orang Lain

    Dua dari tiga siswa (68,8%) terpapar asap rokok orang lain di dalam rumah

    mereka dan lebih dari tiga perempat persen (78,1%) siswa terpapar asap rokok

    orang lain di tempat umum.

    E. Pengaruh Rokok Terhadap Kehamilan

    Merokok dapat mempengaruhi kehamilan. Merokok dapat memacu

    kecepatan denyut jantung, menaikkan tekananan darah, dan menekan sistem

    syaraf. Hal ini tidak saja akan mempengaruhi janin, namun juga menyebabkan

    berbagai komplikasi pada sang Ibu. Biasanya komplikasi yang dapat menyerang

    ibu hamil yang merokok seperti tekanan darah tinggi dan kelainan penggumpalan

    darah. Dengan merokok selama mengandung juga menaikkan resiko kehamilan

    diluar kandungan, resiko keguguran, kematian pada kelahiran, problema pada

    plasenta, muntah-muntah, pendarahan, infeksi saluran kemih dan juga dapat

    menyebabkan kelahiran prematur. Semakin sering ibu hamil merokok, maka

    makin tinggi juga tingkat komplikasi yang dapat ditimbulkannya 7.

    Merokok selama mengandung juga menyebabkan pengurangan berat janin

    atau bayi, memiliki bayi yang kecil tentu bukanlah sesuatu yang positif, karena

    belum tentu ukuran bayi yang kecil dapat memudahkan proses kelahiran. Alasan

    mengapa rokok dapat menyebabkan pengurangan berat janin atau bayi yaitu rokok

    dapat menekan pembuluh darah sehingga mengurangi asupan dan aliran nutrisi

    serta oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Hal inilah yang menyebabkan

    pengurangan berat badan bayi atau janin, dan juga dapat menyebabkan bayi

    mudah terserang penyakit setelah kelahiran.

    Peneliti menemukan bahwa pengaruh potensial yang dapat disebabkan

    oleh merokok pada saat mengandung, yaitu dapat juga menyebabkan abnormal

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    22/30

    22

    atau ketidaknormalan genetik, seperti bibir terbelah (sumbing), masalah pada

    pencernaan dan usus, ketidaknormalan pada mata, kuping dan sumsum tulang

    belakang. Efek merokok disaat mengandung juga akan terbawa terus setelah

    kelahiran, seperti infeksi pada saluran pernapasan bayi, asma, dan sebagainya.

    Selama periode embrio bulan ke dua kehamilan, organ dan jaringan

    mengalami perkembangan, dan selama periode fetus ( 2- 9 bulan) organ organ

    tersebut mengalami maturasi dan pertumbuhan. Risiko terbesar dari efek

    teratogenik terjadi pada periode embrionik, plasenta tidak mengalami

    kematangan secara penuh atau secara fungsional berdiferensiasi. Namun

    banyak wanita yang tidak memahaminya, sehingga tetap berperilaku berisiko,

    misalnya merokok dan minum alkohol, yang semestinya dihindari. Saat

    pemaparan teratogen terjadi pada periode zigot, telur yang telah terbuahi akan

    meluruh. Jika terjadi pada periode embrio, pemaparan teratogen mengakibatkan

    cacat pada struktur tubuh janin. Sedang pemaparan teratogen pada periode fetus

    akan berakibat pada ketidaksempurnaan pembentukan struktur tubuh dan fungsi

    sistem organ. Struktur tubuh dan funsi organ yang diserang oleh teratogen pun

    dapat bervariasi, tergantung pada waktu terjadinya pemaparan 1,2 .

    1. Trimester Pertama Kehamilan

    a. Fase Germinal

    Abortus

    Faktor resiko terjadinya abortus antara lain usia ibu yang sudah

    lanjut, riwayat abortus sebelumnya, alkoholisme, demam, kontrasepsi,

    kelainan kromosom, trauma, sosio ekonomi dll. Merokok, diduga

    merupakan faktor resiko untuk terjadinya abortus. Mekanisme terjadinya

    hal ini belum diketahui dengan jelas. Diduga merokok menyebabkan

    gangguan implantasi hasil konsepsi pada endometrium. Dugaan lain ialah

    efek toksik dari nikotin dan CO terhadap fetus.

    Kehamilan Ektopic (KE)

    Beberapa faktor penting untuk terjadinya KE antara lain adalah

    PID, riwayat KE sebelumnya, riwayat operasi pada pelvis, riwayat

    penggunaan IUD, dan riwayat pemakaian kontrasepsi oral. Merokok

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    23/30

    23

    merupakan faktor resiko terjadinya KE. Resiko terjadinya KE ini

    berbanding lurus dengan makin banyaknya rokok yang dihisap setiap

    harinya. Mekanisme terjadinya hal ini sebenarnya belum jelas. Diduga

    disebabkan gangguan transportasi dalam tuba, dan lambatnya ovum masuk

    ke dalam cavum uteri yang disebabkan gangguan mukosa dan cillia dalam

    tuba. Merokok juga menyebabkan KE secara tak langsung, dengan

    meningkatkan resiko untuk terjadinya PID.

    b. Fase Embrionik

    BBLR

    Berat badan lahir dikatakan rendah bila kurang dari 2500 gram.

    Sedangkan istilah Small For Gestation Age (SGA) ialah bila berat badan lahir

    dibawah 10 persentil grafik. Merokok pada wanita hamil meninggikan resiko

    untuk terjadinya BBLR dibanding wanita yang tidak merokok. Selain itu

    faktor resiko lain ialah umur kehamilan, umur ibu,paritas, berat badan

    sebelum lahir, status ekonomi, dan prenatal care. Perbedaan berat badan lahir

    antara bayi yang ibunya merokok dan bayi yang ibunya ridak merokok

    berkisar antara 250-320 gram. Perbedaan ini juga terlihat pada panjang badan

    dan lingkar dada.

    Mekanisme timbulnya berat lahir rendah akibat merokok bisa dengan

    berbagai cara. Merokok bisa menyebabkan partus prematur, sehingga berat

    badan lahirnya memang kurang dari 2500 gram, walaupun sesuai dengan usia

    kehamilan. Merokok juga bisa menyebabkan retardasi pertumbuhan karena

    efek vasokontriksi dari nikotin menyebabkan sirkulasi uteroplacenta

    berkurang, sehingga terjadi hipoxia dan gangguan nutrisi janin. Wanita yang

    merokok juga sulit untuk menambah berat badan selama kehamilan. Rata-rata

    penambahan berat badan pada perokok selama hamil adalah 9 kg, sedangkan

    wanita yang tidak merokok rata-rata bertambah 11 kg, walaupun wanita

    perokok itu makan lebih banyak kalori dibanding yang tidak merokok.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    24/30

    24

    Penelitian yang dilakukan oleh BMA Tobacco Control Resource

    Centre menunjukkan bahwa ibu yang merokok selama kehamilan memiliki

    risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) sebesar 1,5-9,9 kali

    dibandingkan dengan berat badan lahir bayi dari ibu yang tidak merokok.

    Kondisi BBLR sangatlah merugikan. Bayi dengan kondisi BBLR sering

    disertai dengan komplikasi, antara lain: sindrom gangguan pernapasan

    idiopatik, pneumonia aspirasi, perdarahan intraventrikuler, hiperbilirubinemia,

    sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia simtomatik, dan asfiksia

    neonatorum. Bahkan, bayi dengan BBLR merupakan salah satu penyebab

    utama kematian perinatal. Angka kematian perinatal pada bayi BBLR lebih

    daripada 2 kali angka kematian bayi normal. Berikut penjelasan singkat

    mengenai mekanisme yang diduga mendasari terjadinya kelahiran bayi berat

    lahir rendah pada ibu yang terpapar asap rokok baik sebelum maupun selama

    kehamilannya.

    Merokok selama hamil telah dilaporkan mempunyai efek yang

    merugikan terhadap ibu ataupun janin yang dikandung. Sebuah penelitian

    eksperimental menggunakan hewan coba mencit menyimpulkan bahwa

    paparan asap rokok yang diberikan selama masa kehamilan hari ke-0 (hari

    konsepsi), 1 dan 2 menyebabkan retardasi pertumbuhan embrio, sedangkan

    paparan asap rokok selama masa kehamilan hari ke-0 hingga hari ke-17

    menyebabkan penurunan berat badan fetus. Dalam penelitian ini, mencit

    dipapar asap rokok selama 10 menit, 3 kali sehari.

    Di bawah ini adalah diagram alur mekanisme efek paparan asap rokok

    terhadap risiko terjadinya kelahiran BBLR.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    25/30

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    26/30

    26

    total 2525 kasus dan 3435 bayi sebagai pembanding kontrol. Interview dilakukan

    secara personal kepada ibu, khususnya dalah hal konsumsi rokok pad atrimester

    pertama. Model regresi logistik yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan 26

    kelompok yang CHDs dengan ibu yang merokok. Odds rasio (OR) telah

    diperkirakan untuk peningkatan 20 roko batang per hari.

    Dilaporkan sendiri konsumsi rokok ibu pada trimester pertama secara

    statistik signifikan dan positif terkait dengan risiko untuk cacat septum atrium

    sekunder (OR, 1,36; 95% [CI], 1,04-1,78), kanan cacat saluran keluar ventrikel

    (OR, 1,32, 95% CI, 1,06-1,65), stenosis katup pulmonal (OR, 1,35, 95% CI, 1,05-

    1,74), arteriosus truncus (OR, 1,90, 95% CI, 1,04-3,45), dan levo-Transposisi

    arteri yang besar (OR, 1,79, 95% CI, 1,04-3,10). Di antara bayi tanpa sindrom

    Down, ada hubungan sugestif untuk cacat septum atrioventrikular (OR, 1,50; 95%

    CI, 0,99-2,29).

    "Keberhasilan berhenti merokok pada masa kehamilan juga menurunkan

    kemungkinan komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur dan komplikasi

    lain seperti berat badan lahir rendah," kata penulis senior Adolfo Correa, MD,

    PhD, petugas medis di CDC's National Center on Birth Defects and

    Developmental Disabilities . "Hasil dari studi ini, berdasarkan desain berbasis

    populasi dengan Penetapan kasus berkualitas tinggi dan klasifikasi cacat,

    memberikan bukti adanya implikasi ibu merokok pada trimester pertama sebagai

    faktor risiko yang sederhana untuk memilih fenotipe cacat jantung bawaan, "para

    penulis penelitian menyimpulkan.

    2. Trimester Kedua Kehamilan Solutio Placenta (SP)

    Solutio Placenta ialah lepasnya placenta yang letaknya normal, dari

    dinding uterus, sebelum bayi lahir. Faktor resiko untuk terjadinya SP antara

    lain hypertensi, trauma abdomen, pemberian obat secara IV, riwayat

    persalinan pretem, riwayat stillbirth, abortus spontan, usia ibu yang sudah

    lanjut, dan kediaman yang tinggi diatas permukaan laut selama kehamilan.

    Merokok, bisa merupakan faktor resiko terjadinya SP. Mekanisme terjadinya

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    27/30

    27

    SP diduga disebabkan kurangnya perfusi placenta akibat efek vasokontriksi,

    atau akibat meningkatnya COHb, sehingga terjadi hipoxia lokal yang

    menyebabkan palcenta rusak dan terlepas dari cengkramannya.

    Placenta Previa (PP)

    Placenta Previa ialah keadaan dimana letak placenta demikian

    rendahnya, sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium internum. Faktor

    resiko terjadinya placenta previa antara lain, akibat kerusakan dinding

    endometrium akibat myoma, atau riwayat kuretase, atau pada kebutuhan

    perfusi yang meningkat, seperti pada kehamilan kembar. Merokok, merupakan

    faktor resiko terjadinya PP, diduga karena pada wanita hamil yang merokok,

    terjadi hipoxiemi kronis yang akibat vasokontriksi atau meningkatnya COHb.

    Hal ini membuat placenta akan mencari tambatan aliran darah dengan cara

    meluaskan jaringannya sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium

    unternum.

    3. Trimester Ketiga Kehamilan

    Malformasi Kongenital

    Keseluruhan, merokok tidak meninggikan resiko untuk terjadinya

    malformasi kongenital, atau bila pun ada perbedaan, namun secara statistik

    tidak signifikan atau hasilnya saling bertentangan.

    Partus prematur

    Partus prematur (peralinan pada usia kehamilan < 37 minggu)

    berhubungan erat dengan tingginya resiko mortalitas fetal, neonatal dan

    perinatal. Faktor resiko terjadinya partus prematur antara lain, KPSW,

    pendarahan antepartum, pre eklampsia, kehamilan kembar, kelainan

    uterus, atau infeksi saluran kemih. Merokok merupakan faktor resiko

    untuk terjadinya partus prematur, tapi hanya pada situasi tertentu.

    Misalnya keadaan bila tidak ada faktor resiko lain untuk terjadinya partus

    prematur atau sudah terjadi KPSW sebelumnya. Resiko makin tinggi bila

    ibu berumur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun. Semua keadaan

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    28/30

    28

    diatas didapat dari hasil penelitian. Penghentian merokok akan

    menurunkan resiko ini.

    Mekanisme tingginya resiko partus prematur pada wanita yang

    merokok diduga disebabkan efek vasokontriksi nikotin pada placenta, atau

    tingginya kadar katekolamin dalam darah.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    29/30

    29

    BAB III

    SIMPULAN

    Terdapat faktor teratogen yang menyebabkan pertumbuhan prenatal

    menjadi abnormal, antara lain obat-obatan yang dikonsumsi, penyakit yang

    diderita serta bahaya yang berasal dari lingkungan sekitar. Teratogen memiliki

    pengaruh yang berbeda pada tiga periode perkembangan prenatal. Saat pemaparan

    teratogen terjadi pada periode zigot, telur yang telah terbuahi akan meluruh. Jika

    terjadi pada periode embrio, pemaparan teratogen mengakibatkan cacat pada

    struktur tubuh janin. Sedang pemaparan teratogen pada periode fetus akan

    berakibat pada ketidaksempurnaan pembentukan struktur tubuh dan fungsi sistem

    organ. Struktur tubuh dan fungsi organ yang diserang oleh teratogen pun dapat

    bervariasi, tergantung pada waktu terjadinya pemaparan. Salah satu zat yang

    tergolong zat teratogenik adalah nikotin yang terkandung dalam rokok.

    Pengaruh rokok pada kehamilan tergantung pada pemaparan Pada

    trimester pertama kehamilan : abortus, kehamilan ektopik, pre eklampsia, BBLR.

    Pada trimester kedua kehamilan : plasenta previa, solusio plasenta. Pada trimester

    ketiga kehamilan : malformasi congenital dan partus premature.

  • 8/11/2019 REFERAT OBGYN MOMON 1 FIXED.docx

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Langman, M, Langmans Embriologi, vol 1, 2006, hal 20 30.

    2. Anonim, 2009, WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2009:Implementing Smoke-Free Environment, WHO(http://www.who.int/tobacco/mpower/2009/gtcr_download/en/index.html)

    3. A Surgeons General Report : Smoking on Woman, published 27 th May 2001,hal 183-375.

    4. A surgeons General Report : Nicotine Addiction and Pharmacodynamics ,1988, hal 1 18, 465 534http://www.cdc.gov/tobacco/sgr/sgr_forwomen/sgr_women_chapters.htm

    5. A report of INWAT Europe Seminar on Women on Tobacco, 4 th June 1999,hal. 1044http://www.ama-assn.or/special/womh/library/readroom/arch8/yoa7356.htm

    6. Barraclough, Simon, Women and Tobacco in Indonesia, 1995, hal 1-8http://tc.bmjournals.com/cgi/content/abstract

    7. John H. Holbrook, Nicotine Addiction, Harrisons Priciples of InternalMedicine, 13 th edition, vol.2, 1994, hal.2433-2436.

    8. Anonim, 2006,Tobacco. (http://www.cesar.umd.edu/cesar/drugs/tobacco.pdf)

    9. Dariyo, A, 2003, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia

    10. Suyasa, P. T. Y. & Karman, R, 2004, Stress, Perilaku Merokok dan TipeKepribadian. Jurnal PHRONESIS, 11, 6, 19-39

    11. Sitepoe, M. 2000, Kekhususan Rokok Indonesia, Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia

    http://www.who.int/tobacco/mpower/2009/gtcr_download/en/index.htmlhttp://www.cdc.gov/tobacco/sgr/sgr_forwomen/sgr_women_chapters.htmhttp://www.ama-assn.or/special/womh/library/readroom/arch8/yoa7356.htmhttp://tc.bmjournals.com/cgi/content/abstracthttp://www.cesar.umd.edu/cesar/drugs/tobacco.pdfhttp://www.cesar.umd.edu/cesar/drugs/tobacco.pdfhttp://tc.bmjournals.com/cgi/content/abstracthttp://www.ama-assn.or/special/womh/library/readroom/arch8/yoa7356.htmhttp://www.cdc.gov/tobacco/sgr/sgr_forwomen/sgr_women_chapters.htmhttp://www.who.int/tobacco/mpower/2009/gtcr_download/en/index.html