Referat Neuro DEWI
-
Upload
lissa-alhabsyi -
Category
Documents
-
view
34 -
download
1
Transcript of Referat Neuro DEWI
KEJANG DEMAMKEJANG DEMAM
Oleh:DEWI FEBRIANI110.2005.062
Pembimbing:dr. Nasir Okbah, Sp.S
Pendahuluan• Kejang demam: kejang yang paling sering
pada anak-anak.• Penelitian oleh berbagai pakar: 2 % - 5 %
anak pernah mengalami kejang demam (umur 6 bulan s/d 5 tahun)
• Menurut UKK Neurologi IDAI, Saraf Anak PERDOSSI di Jakarta, 2004, Kejang demam terjadi pada 2-4 % dari populasi anak berumur 6 bulan – 5 tahun dan paling sering (insiden tertinggi) usia 17- 23 bulan (18 bulan ). Sesekali kejang demam dijumpai pada usia lebih tua (5-6 tahun)
Kejang demam agak lebih sering dijumpai pada anak laki- laki daripada anak perempuan, (1,4 : 1 dan 1,2 :1)
Kejang demam dibagi: kejang demam sederhana dan kompleks.
Diagnosa
KlasifikasiLivingston ( 1954, 1963 ) membuat kreteria dan membagi kejang demam atas 2 golongan, yaitu :
Kejang demam sederhana/ benigna (Simple Febrile Seizure): tidak ditemukan dasar kelainan diotak.
Kejang demam kompleks/maligna atau epilepsi yang diprovokasi oleh demam (Complex Febrile Seizure): Diduga mempunyai suatu dasar kelainan di otak
Kejang demam sederhana tidak dijumpai kelainan fisik neurologik, maupun laboratorium.
Pada kejang demam kompleks dijumpai kelainan fisik neurologik berupa hemiplegia, diplegia
EEG abnormal tidak dapat menduga kemungkinan epilepsi dikemudian hari
Diagnosa
Anamnesis:
memastikan adanya kejang, sifat kejang, kesadaran sebelum dan setelah kejang, lama kejang, suhu sebelum dan sesudah kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam di luar susunan saraf pusat.
Riwayat perkembangan, kejang demam pada keluarga, epilepsy pada keluarga.
Singkirkan penyebab lain
Pemeriksaan fisik:
Kesadaran compos mentis, suhu tubuh , tanda rangsang meningeal (tidak ditemukan), tanda peningkatan tekanan ekstrakranial, tanda infeksi di luar SSP
Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang demam
Pemeriksaan laboratorium Indikasi pungsi lumbal (menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis). Bila pasti bukan meningitis, pungsi lumbal tidak dilakukan
Elektroensefalografi (EEG) Pemeriksaan foto kepala, CT scan dan / atau MRI
Patofisiologi
Kenaikan suhu 1°C mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% - 15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%.
kenaikan suhu menyebabkan perubahan keseimbangan membran berupa difusi K + + Na+
sehingga terjadi lepas muatan listrik, meluas ke seluruh sel atau ke membran sel tetangga dengan bantuan neurotransmitter sehingga terjadi kejang.
KEJANG
Diazepam 0,3-0,5mg/Kg ivAtau
Diazepam perektal: BB<10: 0,5mg/kg BB>10: 0,3mg/kg
AtauDiazepam perektal: BB<10: 5mg; BB>10: 10mg
KEJANG
YA TIDAK
5-10menit
Diazepam 0,3-0,5mg/kg iv atauDiazepam per rektalHipoglikemi: D25 2ml/kg
STOP
KEJANG
5-10menitProlonged seizure
YA TIDAK
Airway-breathing-circulationCari tanda trauma/infeksi/paresisPemasangan akses ivPemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit
STOP
Fenitoin 15-20mg/kg iv bolusKecepatan 1mg/kg/menit
KEJANG
YASTATUS KONVULSIVUS
TIDAK
12 jam kemudian:Fenitoin 5-7mg/kg iv
Fenobarbital 10-20mg/kg im
KEJANG
YA TIDAK
Intubasi di ICU 12 jam kemudian:Fenobarbital 3-4mg/kg im+ fenitoin 5-7mg/kg iv
Midazolam 0,2mg/kg, Dilanjutkan dengan rumatanDepresi jalan nafas ventilator
Penatalaksanaan sesudah kejangTerdiri dari pemberian antipiretik dan antikonvulsan.
Antipiretik yang digunakan : Parasetamol atau asetaminofen 10-15 mg/kgBB/ksli
diberikan 4 kali. Ibuprofen 10 mg/mgBB/kali diberikan 3 kali.Antikonvulsan pada saat demam Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 - 0,5 mg/kg setiap 8
jam saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang ( di Indonesia seringkali menyebabkan sedasi cukup berat. Dosis yang dianjurkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis.
Dapat juga diberikan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kaBB/kali, dalam 3 kali per hari.
Pencegahan berulangnya kejang demam dengan pengobatan rumat jangka panjang, tetap makan obat selama 1 tahun:
Untuk pengobatan rumat dapat digunakan asam valproat 15-40mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis. Efek samping asam valporat adalah hepatotoksik terutama anak umur < 2 tahun.
Saat ini fenobarbital sudah jarang digunakan karena menyebabkan anak menjadi hiperaktif dan sering mengalami kesulitan belajar.
Komplikasi
Spasme saluran nafas, sesak, apneu, hipoksia dan asidosis metabolik.
Hipoksia menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat, terjadi udema, kerusakan sel otak dan sistem syaraf terganggu seperti hemiparesis, epilepsi dan gangguan mental organik (Hasan & Alatas, 1985).
TERIMAKASIHTERIMAKASIH