Referat Morbili Chaca
-
Upload
nugroho-titiyan -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Referat Morbili Chaca
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
1/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Morbili merupakan penyakit inveksi virus akut yang sangat menular, ditandai
dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium
konvalensi1.
Morbili timbul pada masa kanak-kanak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu yang pernah
menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif melalui plasenta
sampai umur 4-6 bulan. Kemudian kekebalan tersebut akan berkurang
sehingga bayi dapat morbili. Bila ibu belum pernah menderita morbili, maka
bayi yang akan dilahirkan tidak akan mempunyai kekebalan terhadap morbili
dan dapat menderita morbili setelah dilahirkan. Bila seorang wanita menderita
morbili ketika masa kehamilan 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan
mengalami keguguran. Bila pada masa kehamilan trimester pertama, kedua
atau ketiga, maka kemungkinan anak yang akan dilahirkannya memiliki
kelainan bawaan, atau lahir dengan berat badan lahir rendah, atau lahir mati
atau anak yang berhasil dilahirkan akan meninggal sebelum usia 1 tahun2.
Morbili merupakan penyakit endemis pada sebagian besar dunia. Selama
tahun 2011, sekitar 222 kasus morbili dilaporkan kepada Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit dari 30 negara. Hal tersebut merupakan jumlah
tertinggi kasus morbili yang dilaporkan sejak tahun 1996. Sekitar 85% dari
kasus tersebut terjadi pada orang yang tidak diimunisasi atau memiliki status
imunisasi tidak diketahui. Untuk di Indonesia sendiri, sampai tahun 2002
angka kejadian morbili masih tinggi, yaitu sekitar 3000-4000 angka kejadian
per tahun. Pada tahun 2005 Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa
lebih dari 10 juta balita meninggal tiap tahun dengan perkiraan 25%
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
2/19
2
diantaranya adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, salah
satunya adalah morbili3.
Penyakit morbili dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh secaraumum, sehingga penderita akan mudah terjadi infeksi sekunder atau penyulit.
Penyulit yang sering dijumpai diantaranya adalah bronkopneumonia, enteritis,
ensefalitis dan lain-lain1.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk lebih memahami gejala dan tanda
morbili serta alur diagnostik dan penatalaksanaannya agar dapat mendiagnosis
secara dini penderita dengan morbili serta mencegah komplikasi yang dapat
terjadi.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi instansi kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di masa mendatang.
2. Diharapkan menjadi bahan pembelajaran yang baik mengenai morbili
terutama pada anak bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Rumah SakitUmum Margono Soekarjo Purwokerto.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
3/19
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI MORBILI
Morbili atau dikenal juga dengan istilah campak adalah suatu infeksi virus
akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus paraxoviridae, dengan
ditandai 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, stadium
konvalesen1.
B. EPIDEMIOLOGI MORBILI
Angka kejadian morbili di Indonesia sampai tahun 2002 terhitung masih
tinggi, yaitu sekitar 3000-4000 angka kejadian per tahun. Umur terbanyak
penderita morbili adalah kurang dari 12 bulan, diikuti kelompok umur 1-4 dan
5-14 tahun3.
Penyakit morbili dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh secara
umum, sehingga penderita akan mudah terjadi infeksi sekunder atau penyulit.
Penyulit yang sering dijumpai diantaranya adalah bronkopneumonia (75,2%),
enteritis (7,1%), ensefalitis (6,7%) dan lain-lain (7,9%)1.
Faktor risiko morbili diantaranya1:
1. Anak-anak dengan imunodefisiensi, misalnya pada HIV/AIDS, leukimia
atau dengan terapi kortikosteroid.
2. Perjalanan atau kunjungan ke daerah endemi morbili atau kontak dengan
pendatang dari daerah endemi.
3.
Bayi yang kehilangan antibodi pasif dan tidak diimunisasi.
C.
ETIOLOGIMORBILI
Penyebab morbili adalah suatu virus RNA famili paramyxoviridae dengan
genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang
strukturnya mirip dengan virus Parainfluenza dan Mumps.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
4/19
4
Gambar 1.Paramyxoviridae
Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak
selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul. Virus
morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila
berada di luar tubuh manusia. Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan
dingin. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus ini kehilangan 60% sifat
infektifitasnya. Virus akan tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar,
15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur
35C, beberapa hari pada suhu 0C, dan tidak aktif pada pH rendah4
.
D. PATOGENESIS MORBILI
Morbili merupakan suatu penyakit sistemik dengan penularan yang sangat
efektif, dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi
pada seseorang1. Penularan virus maksimal terjadi selama masa prodormal
(stadium kataral), terjadi 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari
setelah timbul ruam
1.
Penularan dapat terjadi melalui1:
1. Droplet infection
2. Kontak langsung dengan penderita
3. Penggunaan peralatan makan dan minum bersama
Gambaran kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diketahui secara
lengkap, tetapi 5-6 hari sesudah infeksi awal, fokus infeksi terwujud, yaitu
ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
5/19
5
epitel orofaring, konjungtiva, saluran pernafasan, kulit, kandung kemih dan
usus4.
Partikel virus masuk ke jaringan limfoid traktus respiratorius. Pada hari ke 9-
10 fokus infeksi yang berada di epitel traktus respiratorius dan konjungtiva,
satu sampai dua lapis mengalami nekrosis. Pada saat itu virus dalam jumlah
banyak masuk ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari
traktus respiraorius diawali dengan keluhan batuk, pilek, disertai selaput
konjungtiva yang tampak merah4.
Lesi pada morbili terutama terdapat pada kulit, membran mukosa nasofaring,
bronkus, saluran pencernaan, dan konjungtiva. Di sekitar kapiler terdapat
eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel
polimorfonuklear. Karakteristik patologi dari Morbili ialah terdapatnya
distribusi yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang merupakan hasil dari
penggabungan sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang muncul adalah (1) sel
Warthin-Findkeley yang ditemukan pada sistem retikuloendotel (adenoid,
tonsil, appendiks, limpa dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang muncul
terutama pada epitel saluran nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di
sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Terdapat reaksi radang umum
pada daerah bukal dan mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid
dan membran mukosa trakeibronkial5.
Respon imun yang terjadi adalah proses peradangan epitel pada traktus
respiratorius diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak
tampak sakit berat dan ruam yang menyebar keseluruh tubuh, tampak ulserasi
kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik. Akhirnya muncul ruam
makulopapular pada hari ke 14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibodihumoral dapat dideteksi. Selanjutnya daya tahan tubuh menurun, sebagai
akibat respon delayed hipersensitivity terhadap antigen virus, terjadilah ruam
pada kulit. Kejadian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami defisit sel
T4. Fokus infeksi tidak menyebar jauh ke pembuluh darah. Vesikel tampak
secara mikroskopik di epidermis, tetapi virus tidak berhasil tumbuh dikulit.
Daerah epitel yang nekrosis di nasofaring dan traktus respiratorius
memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder seperti
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
6/19
6
bronkopneumoni, otitis media dan lain-lain. Dalam keadaan tertentu
adenovirus dan herpes virus penumonia dapat terjadi pada kasus morbili.
Selain itu, morbili juga dapat menyebabkan gizi kurang5.
Tabel 1. Patogenesis infeksi morbili tanpa penyulit
Hari Manifestasi
0 Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel
nasofaring atau kemungkinan konjungtiva
Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus
1-2 Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional
2-3 Viremia primer
3-5 Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat
infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh
5-7 Viremia sekunder
7-11 Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk
saluran nafas
11-14 Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain
15-17 Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
E. GEJALA KLINIS MORBILI
Morbili merupakan salah satu penyakit yang self limiting disease yang
memiliki masa inkubasi 10-20 hari, dan kemudian timbul gejala-gejala yang
dibagi dalam 3 stadium, yaitu5:
1. Stadium kataral (prodormal).
Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai gambaran klinis seperti
demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. Demam
merupakan tanda pertama dan menetap selama masa prodormal. Panas
memuncak pada hari ke 5 atau 6. Temperatur berkisar sekitar 38C - 40C.
Konjungtivitis nonpurulen terjadi pada akhir prodormal dan disertai
dengan fotofobia dan peningkatan lakrimasi. Konjungtivitis akan hilang
setelah demam turun. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu
sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Yang timbul pertama kali
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
7/19
7
pada mukosa bukal yang menghadap gig molar dan menjelang hari ke 3
atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut.
Bercak koplik ini merupakan tanda patognomonis dari morbili yang
biasanya akan menghilang ketika eksantema menjadi jelas. Gambaran
darah tepi leukopeni dan limfositosis.
Gambar 2. Bercak Koplik
2.
Stadium erupsi
Coryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah di palatum
durum dan palatum mole. Kemudian terjadi ruam eritematosa bentuk
makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara makula terdapat kulit
yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas
lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-
kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak.
Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai
urutan terjadinya.
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di
daerah leher belakang. Sedikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai
diare dan muntah.
Variasi yang biasa terjadi adalah Black Measless, yaitu morbili yang
disertai dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
8/19
8
Gambar 3. Ruam Makulopapuler
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau
hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang
sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi
ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-
penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa
hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada
komplikasi.
F.
PENEGAKAN DIAGNOSIS MORBILI
Diagnosis dibuat dari gambaran klinis yang didapat pada anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain.
1.
Anamnesis5
Demam
Demam tinggi secara terus menerus, dapat meningkat hingga hari kelima
atau keenam, yaitu saat puncak timbulnya erupsi. Kadang temperatus
dapat bersifat bifasis dengan peningkatan awal yang cepat dalam 24-48
jam pertama, diikuti dengan periode normal selama 1 hari dan selanjutnya
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
9/19
9
terjadi peningkatan yang cepat sampai 39C - 40C pada saat erupsi ruam
memuncak.
Pada morbili tapa komplikasi, temperatur turun diantara hari ke 2-3,
sehingga timbul eksentema. Bila tidak disertai komplikasi, maka 2 hari
setelah timbul ruam yang lengkap, panas biasanya turun. Bila panasnya
menetap, maka kemungkinan penderita mengalami komplikasi.
Coryza
Batuk dan bersin diikuti dengan hidung tersumbat dan sekret mukopurulen
dan menjadi profus pada saat erupsi mencapai puncaknya serta
menghilang bersamaan dengan hilangnya demam.
Konjungtivitis
Pada stadium awal periode prodormal dapat ditemukan transverse
marginal line injection pada palpebra inferior. Gambaran ini sering
dihubungkan dengan adanya inflamasi konjungtiva yang luas dengan
disertai adanya edem palpebra. Keadaan ini dapat disertai dengan
fotofobia dan peningkatan lakrimasi. Konjungtivitis akan hilang setelah
demam turun.
Batuk
Batuk disebabkan oleh reaksi inflamasi mukosa traktus respiratorius.
Intensitas batuk meningkat dan mencapai puncaknya pada saat erupsi.
Namun demikian batuk dapat bertahan lebih lama dan menghilang secara
bertahap dalam waktu 5-10 hari.
Hal lain yang dapat membantu dalam penegakan diagnosis yang didapat
dari anamnesis adalah riwayat kontak dengan penderita morbili.
2.
Pemeriksaan fisik
5
Bercak Koplik
Ditemukan tanda patognomonik yaitu bercak koplik di mukosa pipi di
depan molar tiga. Gambaran berupa bercak-bercak kecil yang ieguler
sebesar ujung jarum/pasir yang berwarna merah terang dan pada bagian
tengahnya berwarna putih kelabu.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
10/19
10
Ruam
Muncul ruam makulopapular setelah 3-4 hari demam. Ruam dimulai dari
batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher dan
akhirnya ke ekstremitas.
Gambar 3. Anak dengan Morbili
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penderita campak adalah6:
a. Darah tepi
Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan leukopenia selama fase
prodormal dan stadium awal dari ruam. Biasanya terdapat peningkatan
yang mencolok dari jumlah leukosit apabila terjadi komplikasi.
Apabila tidak terjadi komplikasi maka jumlah leukosit perlahan-lahan
meningkat sampai normal saat ruam menghilang.
b.
Isolasi dan identifikasi virus
Usap nasofaring dan contoh darah yag diambil dari seorang pasien 2-3
hari sebelum mulai timbul gejala hingga 1 hari setelah timblnya ruam,
merupakan sumber yang cocok untuk isolasi virus.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
11/19
11
c. Serologi
Pemastian serologi infeksi morbili tergantung pada peningkatan 4 kali
lipat titer antibodi antara fase akut dan fase konvalesen serum atau
pada terlihatnya antibodi IgM spesifik morbili dalam bahan serum
tunggal yang diambil diantara 1dan 2 minggu setelah muali rimbul
ruam.
d. Pemeriksaan lain untuk komplikasi
Pada penderita morbili yang disertai dengan komplikasi dapat
dilakukan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:
1) Ensefalitis, dilakukan pemeriksaan cairan serebrosinal dengan
kadar protein 48-240 mg/dL dan jumlah limfosit antara 5-99 sel,
kadar elektrolit darah dan analisa das darah.
2) Enteritis, dilakukan pemeriksaan feses lengkap
3) Bronkopneumonia, dilakukan pemeriksaan foto thorak.
4.
Patologi Anatomi
Pada organ limfoid dijumpai6:
a. Hiperplasia folikuler yang nyata
b.
Sentrum germinatum yang besar
c. Sel Warthin-Finkeldey
Sel datia berinti banyak yang tersebar secara acak, memiliki nukleus
eosinofilik dan jisim inklusi dalam sitoplasma serta merupakan tanda
patognomonik morbili.
Pada Bercak Koplik dijumpai:
a. Nekrosis
b.
Neutrofilc. Neovaskularisasi
G. DIAGOSIS BANDING
1.
Rubella
Gejala yang muncul pada rubella lebih ringan dari morbili, terdiri dari
gejala infeksi saluran nafas atas dan demam ringan. Namun pada rubella
terdapat pembesaran kelenjar regional di daerah suboccipital dan post
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
12/19
12
aurikuler. Ruam lebih halus yang mula-mula timbul pada daerah wajah,
lalu menyebar ke tubuh dan menghilang dalam waktu 3 hari4.
2.
Eksentema Subitum
Penyakit ini disebabkan oleh virus, biasanya timbul pada bayi berumur 6-
36 bulan. Perjalanan penyakitnya mirip morbili, namun bedanya ruam
muncul pada saat demam turun7.
3. Rash karena obat-obatan
Lebih bersifat urtikaria, sehingga rash lebih besar, luas, menonjol dan
umumnya tidak disertai panas7.
4. Infeksi Ricketsia
Gejala prodormal lebih ringan, rash tidak dijumpai diwajah dan tidak ada
bercak Koplik7.
5. Infeksi Monoukleolus
Dijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit7.
H. PENATALAKSANAAN
Masalah yang sering timbul pada anak dengan morbili adalah hipertermia,
kurang nutrisi dan risiko komplikasi. Pasien yang menderita morbili tanpa
adanya komplikasi cukup dengan berobat jalan. Pengobatan bersifat
simptomatik yaitu memperbaiki keadaan umum, istirahat, pemberian cairan
yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi
sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan
vitamin A. Anak dengan defisiensi vitamin A lebih mudah untuk terkena
infeksi, termasuk morbili. Maka pemberian suplemen vitamin A bisa
direkomendasikan. Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitelsaluran nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna untuk
meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit total. Pemberian vitamin A untuk
anak usia kurang dari 1 tahun yaitu dengan dosis 100.000 iu/hari dan anak usia
lebih dari 1 tahun dengan dosis 200.000 iu/hari, diberikan secara
intramuskular selama 2 hari7.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
13/19
13
Indikasi rawat inap untuk pasien morbili adalah8:
1. Hiperpireksia (suhu > 39C)
2.
Dehidrasi
3.
Kejang
4. Asupan oral sulit
5.
Adanya komplikasi
I. PENCEGAHAN MORBILI
Pencegahan utama pada morbili antara lain adalah menghindari kontak dengan
penderita morbili dan dengan melakukan imunisasi campak. Imunisasi
Campak di Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang wajib diberikan terhadap
anak usia 9 bulan dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun dan termasuk ke
dalam program pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi campak dapat pula
diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak
yang telah mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan
pada usia 6 tahun9.
Vaksinasi tidak boleh dilakukan bila10:
a.
Menderita infeksi saluran nafas akut atau infeksi akut lainnya disertai
dengan demam lebih dari 38C
b. Memiliki riwayat kejang demam
c. Terdapat defisiensi imunologik
d. Penderita leukimia, dalam pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif
e. Memiliki riwayat alergi (ditunda sampai dengan 2 minggu sembuh)
f. Dalam masa kehamilan.
Imunisasi yang diberikan dapat berupa pasif dan aktif, yaitu
8
:1. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif dapat dirangsang dengan memberikan virus morbili hidup
yang dilemahkan, yang tidak menyebar melalui kontak dengan individu
yang divaksin. Tiap dosis dari vaksin yang sudah dilarutkan mengandung
virus morbili tidak kurang dari 1000 TCID50 dan neomisin B sulfat tidak
lebih dari 50 g. Imunisasi morbili awal dapat diberikan pada usia 12-15
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
14/19
14
bulan, dengan dosis 0,5 ml diberikan secara subkutan. Imunisasi kedua
biasanya diberikan sebagai morbili-mumps-rubella terindikasi.
2.
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum
konvalesen, globulin plasenta, atau gamma globulin plasma. Morbili dapat
dicegah dengan menggunakan immunoglobulin serum (gamma globulin)
dengan dosis serum 0,25 ml/kgBB diberikan secara intamuskular dalam 5
hari setelah terinfeksi, tetapi semakin cepat semakin baik. Bila diberikan
pada hari ke 9 atau 10 hanya akan sedikit mengurangi gejala dan demam
dapat muncul meskipun tidak terlalu berat.
3.
Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena
morbili dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita
morbili untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan
lingkungan sekitar.
J. KOMPLIKASI
Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat
terjadi alergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif).
Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti10:
1. Bronkopnemonia
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau oleh
pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini
dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan
malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun seperti tuberkulosis,leukemia dan lain-lain. Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu
dilakukan pencegahan.
2. Komplikasi neurologis
Kompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia,
gangguan mental, neuritis optica dan ensefalitis.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
15/19
15
3. Encephalitis morbili akut
Encephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka
kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah
1:1000 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili
hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.
4.
SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)
SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf
pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan
mental, disfungsi motorik, kejang, dan koma. Perjalan klinis lambat,
biasanya meninggal dalam 6 bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala
spontan. Meskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. Biasanya
terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun. SSPE
timbul setelah 7 tahun terkena morbili, sedang SSPE setelah vaksinasi
morbili terjadi 3 tahun kemudian.
Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbilli
memegang peranan dalam patogenesisnya. Anak menderita penyakit
morbili sebelum umur 2 tahun, sedangkan SSPE bisa timbul sampai 7
tahun kemudian SSPE yang terjadi setelah vaksinasi morbili didapatkan
kira-kira 3 tahun kemudian. Kemungkinan menderita SSPE setelah
vaksinasi morbili adalah 0,5-1,1 tiap 10.000.000, sedangkan setelah
infeksi morbili sebesar 5,2-9,7 tiap 10.000.000.
5. Immunosuppresive measles encephalopathy
Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi
imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan
imunosupresif.6. Enteritis
Beberapa anak dengan morbili mengalami muntah dan mencret pada fase
prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus kedalam mukosa usus.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
16/19
16
K. PROGNOSIS
Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis
atau bila ada komplikasi1.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
17/19
17
BAB III
KESIMPULAN
1.
Morbili atau dikenal juga dengan istilah campak adalah suatu infeksi virus
akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus paraxoviridae, dengan
ditandai 3 stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi, stadium konvalesen
2. Etiologi morbili adalah suatu virus RNA familiparamyxoviridae dengan
genusMorbili virus.
3.
Morbili adalah suatu penyakit sistemik. Penularan virus maksimal adalah
selama masa prodormal (stadium kataral), melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi, terjadi secara droplet yang keluar ketika bersin atau
batuk melalui udara, terjadi 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari
setelah timbul ruam.
4. Gejala klinis:
a.
Stadium kataral (prodormal) berlangsung selama 4-5 hari disertai
gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis,
dan coryza. Muncul tanda patognomonik berupa bercak koplik.
b.
Stadium erupsi ditandai dengan coryza dan batuk yang bertambah serta
timbul enantem atau titik merah di palatum durum dan palatum mole.
Muncul tanda patognomonik berupa ruam makulopapuler.
c. Stadium konvalesensi ditandai dengan erupsi berkurang menimbulkan
bekas yang berwarna lebih tua atau hiperpigmentasi (gejala
patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang sendiri.
5. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium berupa darah tepi, isolasi dan identifikasi virus, serologi danpemeriksaan lanjutan untuk komplikasi.
6. Diagnosis banding morbili antara lain: rubella, eksentema subitum, rash
karena obat-obatan, infeksi ricketsia, infeksi mononukleuous dan lain-lain.
7.
Penatalaksanaan bersifat simptomatik dengan istirahat, pemberian cairan yang
cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti
konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan vitamin A
8.
Pencegahan morbili berupa imunisasi aktif, pasif dan tindakan isolasi.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
18/19
18
9. Komplikasi morbili antara lain: bronkopneumoni, encepalitis morbili akut,
kerusakan neurologis, SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis),
Immunosuppresive measles encephalopathy, dan enteritis.
10.
Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis
atau bila ada komplikasi.
-
8/10/2019 Referat Morbili Chaca
19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
Behrman RE, Vaughan VC. 2000. Ilmu Kesehatan Anak - NELSON. Vol. 2.
Edisi 12. Jakarta: EGC.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Morbili. Vol. 2 . Jakarta:
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
3. Fennelly, Glenn J. 2006.Measles. [Online] diakses
darihttp://www.emedicine.com/PED/topic1388.htmpada 7 Maret 2013.
4.
Cherry J.D. 2004. Measles Virus. In: Feigin, Cherry, Demmler, Kaplan (eds)
Textbook of Pediatrics Infectious Disease. 5th edition. Vol 3. Philadelphia:
Saunders
5. T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
6. Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak
Infeksi & Penyakit Tropis: Pendekatan Diagnostik Penyakit Eksantema Akut.
Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
7. William, W. 2002. Current Pediatric Diagnosis & Treatment. 16thedition.
USA: MacGraw-Hill Education.
8. I.G.N Ranuh, S, Hariyono. 2001. Buku Imunisasi di Indonesia: Vaksinasi
Campak. Edisi 1. Jakarta: IDAI.
9. Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak
Infeksi & Penyakit Tropis: Campak. Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
10.MereinstenGB, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri:Penyakit Infeksi virus dan
Riketsia. edisi ke-17. Jakarta: Widya Medika
11.
Tom, L. 2008. Ilustrated textbook of pediatric:Infection.Edisi III. Elsevier.
http://www.emedicine.com/PED/topic1388.htmhttp://www.emedicine.com/PED/topic1388.htmhttp://www.emedicine.com/PED/topic1388.htm