REFERAT Keratosis Seboroik Mega

download REFERAT Keratosis Seboroik Mega

of 22

Transcript of REFERAT Keratosis Seboroik Mega

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. 1 Latar Belakang

    Keratosis seboroik merupakan tumor jinak kulit yang paling banyak

    muncul pada orang yang sudah tua, sekitar 20% dari populasi dan biasanya tidak

    ada atau jarang pada orang dengan usia pertengahan. Keratosis seboroik memiliki

    banyak manifestasi klinik yang bisa dilihat, dan keratosis seboroik ini terbentuk

    dari proliferasi sel-sel epidermis kulit. Keratosis seboroik dapat muncul dalam

    berbagai bentuk lesi, bisa satu lesi ataupun tipe lesi yang banyak atau multipel.

    Walaupun tidak ada faktor etiologi khusus yang dapat diketahui, keratosis

    seboroik lebih sering muncul pada daerah yang terpapar sinar matahari, terutama

    pada daerah leher dan wajah, juga daerah ekstremitas.(1)

    Secara global atau internasional, keratosis seboroik merupakan tumor

    jinak pada kulit yang paling banyak diantara populasi di Amerika Serikat. Angka

    frekuensi untuk munculnya keratosis seboroik terlihat meningkat seiring dengan

    peningkatan usia seseorang.(2)

    I.2 Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui diagnosis dan terapi

    keratosis seboroik.

    1

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    2/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II. 1 Definisi

    Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua

    berupa tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit.(3)

    Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi

    epidermal, sering dijumpai pada orang tua dan biasanya asimtomatik.(4)

    Keratosis seboroik mempunyai sinonim nevus seboroik, kutil senilis,

    veruka seboroik senilis, papiloma sel basal.

    II.2 Etiologi

    Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui.

    Ada pendapat yang mengatakan bahwa faktor keturunan memegang

    peranan penting. Beberapa kasus menurun melalui autosomal dominan.

    Ada pula yang mengatakan bahwa terpapar sinar matahari secara kronis

    yang menjadi penyebabnya.(2)

    Ada pula yang mengatakan diduga infeksi virus berdasarkan gambaran

    klinis kutilnya. DNA dari human papiloma virus didapat pada 40 kasus keratosis

    seboroik genital dan 42 dari 55 kasus keratosis seboroik non genital (76%).(5)

    2

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    3/22

    II.3 Epidemiologi

    Pada tahun 1963, Tindall dan Smith meneliti populasi dari individu yang

    sudah berusia lebih dari 64 tahun di Carolina Utara dan mendapatkan hasil bahwa

    88 % dari populasi tersebut setidaknya memiliki paling kurang satu lesi keratosis

    seboroik. Dalam penelitian ini, keratosis seboroik ditemukan pada 38 % wanita

    kulit putih dan 54 % pada pria kulit putih, dan sekitar 61 % pada pria kulit hitam

    dan sekitar 10 % lebih pada wanita kulit hitam.

    Pada tahun 1965 Young memeriksa 222 orang yang tinggal di anti jompo

    Orthodox Jewish di New York dan menemukan bahwa 29,3 % pria dan 37,9 %

    pada wanita memiliki lesi keratosis seboroik.(2)

    Keratosis seboroik sering didapat pada usia pertengahan sampai tua dan

    dapat muncul pertama kali di usia remaja. (5)

    II.4 Patosifiologi

    Epidermal Growth Faktor (EGF) atau reseptornya, telah terbukti terlibat

    dalam pembentukan keratosis seboroik. Tidak ada perbedaan yang nyata dari

    ekspresi reseptor immunoreactive growth hormone di keratinosit pada epidermis

    normal dan keratosis seboroik.

    Frekuensi yang tinggi dari mutasi gene dalan meng-encode reseptor

    tyrosine kinase FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) telah ditemukan pada

    beberapa tipe keratosis seboroik. Hal ini menjadi alasan bahwa faktor gen menjadi

    basis dalam patogenesis keratosis seboroik. FGFR3 terdapat dalam reseptor

    3

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    4/22

    transmembrane tyrosine kinase yang ikut serta dalam memberika sinyal transduksi

    guna regulasi pertumbuhan, deferensiasi, migrasi dan penyembuhan sel. Mutasi

    FGFR3 terdapat pada 40% keratosis seboroik hiperkeratosis, 40% keratosis

    seboroik akantosis, dan 85% keratosis seboroik adenoid.

    Keratosis Seboroik memiliki banyak derajat pigmentasi. Pada pigmentasi

    keratosis seboroik, proliferasi dari keratinosit memacu aktivasi dari melanosit

    disekitarnya dengan mensekresi melanocyte-stimulating cytokines. Endotelin-1

    memiliki efek simulasi ganda pada sintesis DNA dan melanisasi pada melanosit

    manusia dan telah terbukti terlibat sabagai salah satu peran penting dalam

    pembentukan hiperpigmentasi pada keratosis seboroik.(2)

    II.5 Varian Klinikopatologi

    Ada beberapa bentuk histologi dan terkadang berbeda secara klinis untuk

    keratosis seboroik: (2,5,6)

    1. Common Seborrheic Keratosis

    Sinonim: basal cell papilloma, solid seborrheic keratosis.

    Jenis ini dianggap sebagai lesi klasik. Bentuknya seperti jamur, dengan

    epidermis hiperplastik dan berbatas tegas yang menggantung di sekitar

    kulit. Tumor ini terdiri dari sel-sel basaloid yang seragam. Kista-kista

    keratin kadang lebih banyak, dan bisa tampak didalam folikel dan diluar

    folikel. Melanosit terkadang muncul dalam jumlah banyak, dan produksi

    pigmennya menghasilkan warna luka hitam. Perpindahan pigmen ke

    keratinosit kelihatan cukup normal.

    4

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    5/22

    2. Reticulated Seborrheic Keratosis

    Sinonim: adenoid seborrheic keratosis. Kumpulan sel-sel basaloid

    turun dari dasar epidermis. Kista-kista keratin dikelilingi oleh sel-sel ini.

    Stroma kolagen eosinopilik yang halus membungkus di sekeliling

    kumpulan sel basaloid dan dapat membentuk lesi yang banyak.

    3. Stucco Keratosis

    Sinonim: hyperkeratotic seborrheic keratosis, digitate seborrheic

    keratosis, serrated seborrheic keratosis, verrucous seborrheic keratosis.

    Stucco keratosis muncul berukuran 3-4 mm, berwarna seperti warna kulit

    atau benjolan berwarna putih abu-abu yang muncul di tungkai bagian

    bawah. Penampakan sel epidermal seperti puncak menara gereja

    mengelilingi inti kolagen membentuk hiperkeratosis seperti jalinan

    keranjang. Keratinosit yang bervakuola yang ada pada veruka vulgaris

    tidak ditemukan pada lesi ini, meskipun secara klinis lesi ini bisa

    menyerupai kutil virus yang kecil.

    4. Clonal Seborrheic Keratosis.

    Jenis keratosis seboroik ini berbentuk sarang-sarang sel basaloid

    yang tidak selamanya berbatas tegas berbentuk bulat dan terbungkus

    longgar di dalam jaringan epidermis. Walaupun sel yang paling banyak

    adalah keratinosit, sarang-sarang tersebut mengandung melanosit dalam

    jumlah besar. Keratinosit ini ukurannya bisa bermacam-macam.

    5

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    6/22

    5. Irritated Seborrheic Keratosis

    Sinonim: inflamed seborrheic keratosis, basosquamous cell

    acanthoma. Kelainan kulit eksematous berubah menjadi keratosis seboroik

    yang khas. Penyebab dari reaksi eksematous ini tidak diketahui. Bisa jadi

    disebabkan trauma, tapi belum dapat dibuktikan. Secara histologi, suatu

    keratosis seboroik memperlihatkan bagian-bagian dari perubahan

    inflamasi, banyak lingkaran atau pusaran dari sel-sel eosinofilik skuamous

    yang merata dan tertata seperti bawang. Ini menyerupai mutiara keratin

    dalam sel karsinoma bersisik, tapi bisa dibedakan oleh besarnya jumlah

    mereka, kecilnya ukuran, dan bentuknya yang terbatas. Keratinosit dalam

    suatu keratosis seboroik yang iritasi menunjukan tingginya tingkat

    keratinisasi atau keratosis seboroik yang sudah dewasa dibandingkan

    dengan common seborrheic keratosis.

    6. Seborrheic Keratosis with Squamous Atypia

    Sel atipik dan diskeratosis bisa terlihat pada beberapa keratosis

    seborrheic. Lesi tersebut bisa sangat mirip dengan penyakit Bowens atau

    karsinoma sel squamous yang invasive. Tidak diketahui sebab-sebab

    perubahan tersebut, baik itu akibat dari iritasi atau aktivasi, atau tanda

    karsinoma sel squamous. Sebaiknya untuk menghilangkan lesi ini

    seluruhnya.

    7. Melanoacanthoma.

    6

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    7/22

    Sinonim: pigmented seborrheic keratosis. Melanoacanthoma lebih

    gelap dari pigmented seborrheic keratosis. Di dalam lesi ini, ada proliferasi

    melanosit dendritik yang jelas. Melanosit tersebut kaya dengan melanin,

    sebaliknya di sekitar keratinosit sangat sedikit mengandung melanin.

    Melanosit dapat berkembang menjadi sarang, yang melebar dari lapisan

    basal ke lapisan superfisial epidermis. Lesi ini tidak berpotensi menjadi

    ganas.

    8. Dermatosis Papulosa Nigra.

    Dermatosis papulosa nigra merupakan papul kecil pada wajah yang

    tampak pada orang Afrika Amerika, namun terlihat pada orang yang

    berkulit lebih gelap dari ras lain, nampak merupakan varian dari keratosis

    seboroik. Lesi ini merupakan erupsi papul yang berpigmen pada wajah dan

    leher. Mereka menyerupai melanoacanthoma kecil-kecil. Gambaran

    histologis seperti common seborrheic keratosis tapi berukuran lebih kecil.

    9. The Sign of Leser-Trelat

    Erupsi multipel keratosis seboroik, juga dikenal sebagai the sign of

    Leser-Trelat, disebutkan berkaitan dengan multipel internal malignancies

    yang tersembunyi dan sering diikuti dengan rasa gatal . Keganasan yang

    paling sering dihubungkan adalah adenokarsinoma lambung, colon, dan

    payudara. Tanda ini juga telah dilaporkan dengan berbagai macam tumor,

    termasuk limfoma, leukemia, dan melanoma. Tanda ini juga disebutkan

    bahwa berhubungan dengan hiperkeratosis telapak tangan dan telapak kaki

    terkait dengan penyakit keganasan dan dengan acanthosis nigricans.

    7

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    8/22

    Fenomena keratosis seboroik yang bisa pecah, mungkin

    menunjukkan peradangan dermatosis yang berpusat di sekitar papiloma

    kulit dan keratosis seboroik membuat fenomena itu lebih kelihatan. Tentu

    saja, dibutuhkan keahlian klinis melihat peninggian lesi keratosis seboroik

    pada pasien dengan dermatitis generalisata yang disebabkan banyak hal.

    Kemoterapi, khususnya citarabine, bisa menyebabkan peradangan

    keratosis seboroik, khususnya ketika dikaitkan dengan tanda Leser-Trelat.

    Maligna acanthosis nigricans muncul sebanyak 35% pasien dengan tanda

    Leser-Trelat, yang menunjukkan kesamaan mekanisme. Namun, hubungan

    sebenarnya antara erupsi keratosis seboroik multipel dengan keganasan

    organ dalam masih harus dijelaskan.

    II.7 Diagnosis

    Diagnosis didapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik serta

    pemeriksaan penunjang berupa histologi. Tidak diperlukan pemeriksaan

    laboratorium dan pemeriksaan radiologis.

    1. Anamensis

    Biasanya asimptomatik, pasien hanya mengeluh terdapat bejolan

    hitam terasa tidak nyaman.

    Lesi kadang dapat terasa gatal, ingin digaruk atau di jepit.

    Pasien kadang terasa benjolan semakin membesar secara lambat.

    Lesi tidak dapat sembuh sendiri secara tiba-tiba.

    Sebagian kasus terdapat riwayat keluarga yang diturunkan.

    8

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    9/22

    Lesi dapat timbul diseluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki

    serta membran mukosa.(2)

    2. Pemeriksaan Fisik

    Keratosis seboroik tampak sebagai lesi berupa papul atau plak yang

    agak menonjol, namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit.

    Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun kadang

    kadang juga dapat ditemukan yang bewarna hitam atau hitam kebiruan, bentuk

    bulat sampai oval, ukuran dari miliar sampai lentikular bahkan sampai

    35x15cm. pada lesi multiple distribusi seiring dengan lipatan kulit.

    Permukaan lesi biasanya berbenjol benjol. Pada lesi yang memiliki

    permukaan halus biasanya terkandung jaringan keratotik yang menyerupai

    butiran gandum. Pada perabaan terasa lunak dan berminyak.

    Gambar1. Lesi soliter keratosis seboroik Gambar2. Gambaran klinis keratosis

    seboroik pada leher

    Gambar3. Multipel keratosis seboroik pada warisan secara autosomal dominan.

    9

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    10/22

    Lesi biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun dan terus

    bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Pada beberapa individu lesi

    dapat bertambah besar dan tebal, namun jarang lepas dengan sendirinya.

    Trauma atau penggosokan dengan keras dapat menyebabkan

    bagian puncak lesi lepas, namun akan tumbuh kembali dengan sendirinya.

    Tidak ada tendensi untuk berubah ke arah keganasan. Akan tetapi

    melanoma, karsinoma sel basal, dan terkadang tumbuh di lesi keratosis

    seboroik.(2,5)

    3. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain

    pemeriksaan histopatologi. Komposisi keratosis seboroik adalah sel

    basaloid dengan campuran sel skuamosa. Invaginasi keratin dan horn cyst

    merupakan karakteristiknya. Sarang-sarang sel skuamosa kadang

    dijumpai, terutama pada tipe irritated. Satu dari tiga keratosis seboroik

    terlihat hiperpigmentasi pada pewarnaan hematoksilin-eosin.

    Setidaknya ada 5 gambaran histologi yang dikenal : acanthotic

    (solid), reticulated (adenoid), hyperkeratotic (papilomatous), clonal dan

    irritated. Gambaran yang bertumpang tindih biasa dijumpai.(2,4,5)

    1. Tipe acanthotic dibentuk oleh kolumna-kolumna sel basal dengan

    campuran horn cyst.

    10

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    11/22

    Gambar4. Keratosis seboroik tipe akantotik

    2. Tipe reticulated mempunyai gambaran jalinan untaian tipis dari sel basal,

    seringkali berpigmen, dan disertai horn cyst yang kecil.

    3. Tipe hiperkeratotik terlihat eksofilik dengan berbagai tingkat

    hiperkeratotis, papilomatosis dan akantosis. Terdapat sel basaloid dan sel

    skuamosa.

    4. Tipe clonal mempunyai sarang sel basaloid intraepidermal.

    5. Pada tipe irritated, terdapat infiltrat sel yang mengalami inflamasi berat,

    dengan gambaran likenoid pada dermis bagian atas. Sel apoptotik terdapat

    11

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    12/22

    pada dasar lesi yang menggambarkan adanya regresi imunologi pada

    keratosis seboroik. Kadangkala terdapat infiltrat sel yang mengalami

    inflamasi berat tanpa likenoid, jarang terdapat netrofil yang berlebihan

    dalam infiltrat.

    Pada pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop elektron

    menunjukkan bahwa sel basaloid yang kecil berhubungan dengan sel pada

    lapisan sel basal epidermis. Kelompok- kelompok melanososm yang

    sering membatasi membran dapat ditemukan di antara sel.

    II.7 Diagnosis Banding

    Berikut beberapa diagnosis banding keratosis seboroik: (2,4)

    1. Melanoma maligna

    Awalnya berupa tahi lalat yang berubah dalam warna, ukuran, mulai

    timbul gejala (terbakar, gatal, sakit), terjadi peninggian lesi,

    berkembangnya lesi satelit.

    Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya evaluasi lesi

    berpigmen, yaitu:

    12

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    13/22

    A = asimetri

    B = border irregularity

    C = color variegation

    D = Diameter leib dari 0,6 mm.

    2. Epitelioma sel basal berpigmen

    Predileksi terutama pada wajah, jarang pada lengan, tangan, badang,

    tungkai dan kaki.

    Lesi dapat berupa papul atau nodul kecil dengan diameter kurang 2cm

    dengan tepi meninggi dan berwarna hitam atau coklat. Permukaan tampak

    mengkilat, sering dijumpai teleangiektasia dan kadang ada skuama halus

    atau krusta tipis.

    3. Nevus pigmentosus

    Nevus pigmentosus dapat terjadi disemua tempat termasuk membrana

    mukosa dekat permukaan tubuh.

    Lesi dapat datar, papuler, atau papulomatosa biasanya berukuran 2-4mm.

    papul berbatas tegas dan mengkilat dengan permukaan agak licin,

    umumnya berambut.

    4. Keratosis senilis

    Lesi awalnya berupa makula atau plak kecoklatan berbentuk bulat atau

    irreguler, dapat soliter atau multiple, berbatas tegas, teleangiektasi dengan

    permukaan kasar, kering dan skuama yang melekat.

    13

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    14/22

    II.8 Prognosis

    Keratosis seboroik merupakan tumor jinak dan tidak menjadi ancaman

    bagi kesehatan individu. Lesi keratosis seboroik umumya tidak mengecil namun

    akan bertambah besar dan tebal seiring dengan waktu, dan tidak berubah menjadi

    ganas.(1,4)

    II.9 Terapi

    A. Terapi Obat(2)

    Keratolytic agent

    Dapat menyebabkan epitelium yang menanduk menjadi mengembang,

    lunak, maserasi kemudian deskuamasi.

    1. Amonium lactat lotion

    Mengandung asam laktat dan asam alfa hidroxi yang

    mempunyai daya keratolitik dan memfasilitasi pelepasan sel-sel

    keratin. Sedian 15% dan 5% strenght; 12% strenght dapat

    menyebabkan iritasi muka karena menjadikan sel-sel keratin tidak

    beradesi.

    2. Trichloroacetic acid

    Membakar kulit, keratin dan jaringan lainya. Dapat

    menyebabkan iritasi lokal. Pengobatan keratosis seboroik dengan

    100% trichloroacetic acid dapat menghilangkan lesi, tepi

    penggunaanya harus ditangan profesional yang ahli.

    14

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    15/22

    Terapi topikal dapat digunakan tazarotene krim 0,1% dioles 2 kali sehari

    dalam 16 minggu menunjukkan perbaikan keratosis seborik pada 7 dari 15

    pasien.

    B. Terapi Bedah

    1. Krioterapi

    Merupakan bedah beku dengan menggunakan cryogen bisa berupa

    nitrogen cair atau karbondioksid padat. Mekanismenya adalah dengan

    membekukan sel-sel kanker, pembuluh darah dan respon inflamasi

    lokal. Pada keratosis seboroik bila pembekuan terlalu dingin maka

    dapat menimbulkan skar atau hiperpigmentasi, tetapi apabila

    pembekuan dilakukan secara minal diteruskan dengan kuretase akan

    memberikan hasil yang baik secara kosmetik.(5)

    15

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    16/22

    2. Bedah listrik

    Bedah listrik (electrosurgery) adalah suatu cara pembedahan

    atau tindakan dengan perantaraan panas yang ditimbulkan arus listrik

    boiak-balik berfrekwensi tinggi yang terkontrol untuk menghasilkan

    destruksi jaringan secara selektif agar jaringan parut yang terbentuk

    cukup estetis den aman baik bagi dokter maupun penderita. Tehnik

    yang dapat dilakukan dalam bedah listrik adalah : elektrofulgurasi,

    elektrodesikasi, elektrokoagulasi, elektroseksi atau elektrotomi,

    elektrolisis den elektrokauter.(

    Elektrodesikasi

    Merupakan salah satu teknik bedah listrik. Elektrodesikasi dan

    kuret dilakukan di bawah prosedur anestesia lokal, awalnya tumor

    dikuret, kemudian tepi dan dasar lesi dibersihkan dengan

    elektrodesikasi, diulang-ulang selama dua kali. Prosedur ini relatif

    ringkas, praktis, dan cepat serta berbuah kesembuhan. Namun

    kerugiannya, prosedur ini sangat tergantung pada operator dan sering

    meninggalkan bekas berupa jaringan parut.(8)

    3. Laser CO2

    16

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    17/22

    Sinar Laser adalah suatu gelombang elektromagnetik yang

    memiliki panjang tertentu, tidak memiliki efek radiasi dan memiliki

    afinitas tertentu terhadap suatu bahan/target. Oleh karena memiliki sel

    target dan tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar lainnya, ia

    dapat digunakan untuk tujuan memotong jaringan, membakar jaringan

    pada kedalaman tertentu, tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan

    sekitarnya. Sebagai pengganti pisau bedah konvensional, memotong

    jaringan sekaligus membakar pembuluh darah sehingga luka praktis

    tidak berdarah saat memotong.(9)

    4. Bedah scalpel

    Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang

    ialah bedah skalpel. Umumnya karena invasi tumor sering tidak

    terlihat sama dengan tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah ini

    dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi agar yakin bahwa seluruh isi tumor

    bisa terbuang. Keuntungan prosedur ini ialah tingkat kesembuhan yang

    tinggi serta perbaikan kosmetis yang sangat baik.

    5. Dermabrasi

    Prosedur dermabrasi dikerjakan menggunakan instrumen yang

    digerakkan motor 24,000 rpm dengan silinder sandpaper / wire brush.

    Menggunakan anestesi lokal atau narkose. Perbaikan terjadi karena

    dermis yang ditipiskan dengan tehnik ini tidak akan menebal kembali.

    Setelah luka sembuh ditutupi epitel baru yang terbentuk diatas raw

    surface. Keberhasilan dan cepatnya penyembuhan tergantung

    17

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    18/22

    pertumbuhan sel-sel epitel, foilikel rambut, kelenjar keringat yang ada.

    Proses ini menyerupai penyembuhan pada donor-site skin graft.(9)

    18

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    19/22

    BAB IV

    KESIMPULAN

    1. Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi

    epidermal berupa makula hitam yang menonjol di permukaan kulit.

    2. Penyebab keratosis seboroik belum diketahui, tetapi beberapa asumsi

    mengatakan akibat beberapa faktof, yaitu: autosomal dominan, paparan

    sinar matahari dan human papilloma virus.

    3. Keratosis seboroik sering dijumpai pada orang tua dan tidak ada perbedaan

    antara laki-laki dan perempuan.

    4. Diagnosis keratosis seboroik dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa histopatologi.

    5. Diagnosis banding keratosis seboroik adalah melanoma maligna,

    epitelioma sel basal berpigmen, nevus pigmentosus dan keratosis senilis.

    6. Terapi keratosis seboroik dapat berupa terapi obat-obatan dan terapi

    bedah.

    19

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    20/22

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    21/22

    REFERAT

    KERATOSIS SEBOROIK

    Diajukan sebagai salah satu persyaratan menempuh

    Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)

    Disusun oleh:

    RETNO AYU MEGAWATI

    H2A008033

    PEMBIMBING : DR. AGNES SRI W, SP.KK

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

    RSUD TUGUREJO

    SEMARANG

    21

  • 7/28/2019 REFERAT Keratosis Seboroik Mega

    22/22

    2012

    22