Referat Kejang Demam Kh

37
Referat Kejang Demam Disusun oleh : Khansa Haura Pembimbing : dr. Budi Risjadi, Sp.A dr. Hj. Nurvita Susanto, Sp.A

description

ilmu kesehatan anak

Transcript of Referat Kejang Demam Kh

Page 1: Referat Kejang Demam Kh

Referat Kejang Demam

Disusun oleh :

Khansa Haura

Pembimbing :

dr. Budi Risjadi, Sp.Adr. Hj. Nurvita Susanto, Sp.A

Page 2: Referat Kejang Demam Kh

Pendahuluan Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada

anak-anak yang berusia 6 bulan – 5 tahun

Faktor resiko : demam tinggi yang bisa disebabkan oleh infeksi ekstrakarnial seperti ISPA, radang telinga, campak, cacar air.

Kenaikan suhu tubuh bisa mengakibatkan kenaikan metabolisme basal yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan sebesar 10 – 15 % dan otak sebesar 20 %. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka anak tersebut akan mengalami kejang.

Umumnya kejang tidak akan menimbulkan dampak sisa jika kejang tersebut berlangsung kurang dari 5 menit tetapi anak harus tetap mendapat penanganan agar tidak terjadi kejang ulang yang biasanya lebih lama frekuensinya dari kejang pertama.

Page 3: Referat Kejang Demam Kh

Definisi Seizure dan Konvulsi

seizure adalah cetusan aktivitas listrik abnormal yang terjadi secara mendadak dan bersifat sementara di antara saraf-saraf diotak yang tidak dapat dikendalikan.

konvulsi adalah gerakan mendadak dan serentak otot-otot yang tidak bisa dikendalikan, biasanya bersifat menyeluruh.

Page 4: Referat Kejang Demam Kh

Menurut Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI, kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal lebih dari 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium

Definisi Kejang Demam

Page 5: Referat Kejang Demam Kh

• Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5

tahun.

• Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian

kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam

• Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan

tidak termasuk dalam kejang demam.

• Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun

mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain

misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi

bersama demam.

Penjelasan

Page 6: Referat Kejang Demam Kh

Epidemiologi terjadi pada 2-4% populasi anak Sering terjadi pada usia 6 bulan sampai

3 tahun dengan puncak usia 18 bulan Sebagian besar kejang demam

merupakan kejang demam sederhana, kejang demam kompleks hanya berkisar 35%. 6

Page 7: Referat Kejang Demam Kh

Klasifikasi Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI

2006 membuat klasifikasi kejang demam pada anak menjadi 2 yaitu:3

kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizurre) dan

kejang demam kompleks (Complex Febrile Sizure).

Page 8: Referat Kejang Demam Kh

Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizurre)• Kejang demam berlangsung singkat• Durasi kurang dari 15 menit• Kejang dapat umum, tonik, dan atau klonik• Umumnya akan berhenti sendiri• Tanpa gerakan fokal• Tidak berulang dalam 24 jam.

Page 9: Referat Kejang Demam Kh

Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Sizure) Kejang lama dengan durasi lebih dari 15

menit. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau

kejang umum didahului kejang parsial. Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Page 10: Referat Kejang Demam Kh

Etiologi hingga kini belum diketahui Demamnya sering disebabkan infeksi

saluran pernapasan atas, otitis media, gastroenteritis, pneumonia, bronkopneumonia, bronkhitis, tonsilitis, dan infeksi saluran kemih.

Page 11: Referat Kejang Demam Kh

Penyebab demam pada 297 anak penderita kejang demam

Penyebab demam Jumlah penderita

Tonsilitis dan/atau faringitis

Otitis media akut (radang liang telinga tengah)

Enteritis/gastroenteritis (radang saluran cerna)

Enteritis/gastroenteritis disertai dehidrasi

Bronkitis (radang saiuran nafas)

Bronkopeneumonia (radang paru dan saluran nafas)

Morbili (campak)

Varisela (cacar air)

Dengue (demam berdarah)

Tidak diketahui

100

91

22

44

17

38

12

1

1

66

Page 12: Referat Kejang Demam Kh

Faktor Risiko

Page 13: Referat Kejang Demam Kh

PatofisiologiInfeksi (sering

disebabkan ISPA, OMA, GE, pneumonia, BP,

bronkhitis, tonsilitis, dan

ISK)

Page 14: Referat Kejang Demam Kh

Patofisiologi

Page 15: Referat Kejang Demam Kh

Manifestasi Klinis Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh

yang terjadi secara tiba-tiba) Kejang tonik-klonik atau grand mal Penurunan kesadaran yang berlangsung selama 30 detik-5

menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam)

Postur tonik Gerakan klonik Lidah atau pipi tergigit Gigi atau rahang terkatup rapat Gangguan pernafasan Apneu Sianosis

Page 16: Referat Kejang Demam Kh

Setelah mengalami kejang biasanya Akan kembali sadar dalam waktu

beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih.

Terjadi amnesia dan sakit kepala. Mengantuk Linglung.

Page 17: Referat Kejang Demam Kh

Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik dan Neurologis Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan Lab (Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, morfologi sel, Na, K, Cl, Glukosa darah)

Pungsi lumbal Electroencephalography (EEG).

Page 18: Referat Kejang Demam Kh

Anamnesis Adanya kejang, sifat kejang, bentuk kejang, kesadaran

selama dan setelah kejang, durasi kejang, suhu sebelum/saat kejang, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang, penyebab demam di luar susunan saraf pusat.

Riwayat demam sebelumnya (sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap atau naik turun).

Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai demam atau epilepsi).

Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi).

Riwayat trauma kepala. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga. Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya

demam (ISPA, OMA, dan lain-lain). Singkirkan penyebab kejang lainnya.

Page 19: Referat Kejang Demam Kh

Pemeriksaan Fisik dan Neurologis Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah:

1. Tanda vital terutama suhu tubuh2. Manifestasi kejang yang terjadi3. Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau molase

kepala berlebihan4. Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari

terjadinya demam5. Tanda peningkatan tekanan intrakranial6. Tanda infeksi di luar SSP.

  Pemeriksaan neurologis antara lain:

1. Tingkat kesadaran2. Tanda rangsang meningeal3. Tanda refleks patologis

  Umumnya pada kejang demam tidak dijumpai adanya kelainan

neurologis, termasuk tidak ada kelumpuhan nervi kranialis. 7

Page 20: Referat Kejang Demam Kh

Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Lab (Hb, leukosit, hitung jenis,

trombosit, morfologi sel, Na, K, Cl, Glukosa darah)

b. Pungsi lumbal Harus dilakukan pada semua anak kejang

disertai demam dan memiliki gejala meningeal, atau ditemukan tanda-tanda meningitis

Bayi < 12 bulan : diharuskan. Bayi antara 12 – 18 bulan : dianjurkan. Bayi > 18 bulan : tidak rutin,

kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.

Page 21: Referat Kejang Demam Kh

Indikasi Pungsi Lumbal Jika ada kecurigaan klinis meningitis Kejang demam pertama Pasien telah mendapat antibiotik Adanya paresis atau paralisis.

Page 22: Referat Kejang Demam Kh

Pemeriksaan Penunjangc. Electroencephalography (EEG)• Tidak dapat memprediksi berulangnya

kejang demam, ataupun memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi di kemudian hari

• Tidak dianjurkan pada anak kejang demam.

Page 23: Referat Kejang Demam Kh

 Diagnosis kejang demam ditegakkan berdasarkan kriteria Livingston yang telah dimodifikasi, yang merupakan pedoman yang dipakai oleh Sub Bagian Saraf Anak IKA FKUI-RSCM Jakarta, yaitu:

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan – 6 tahun2. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari

15 menit3. Kejang bersifat umum4. Kejang timbul 16 jam pertama setelah timbulnya demam5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal6. Pemeriksaan EEG yang dibuat setidaknya 1 minggu

setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan.7. Frekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak

melebihi 4 kali

Page 24: Referat Kejang Demam Kh

Diagnosis Banding• Diagnosis banding kejang demam antara

lain penyakit infeksi pada sistem susunan saraf pusat seperti : Meningitis Ensefalitis abses otak

Page 25: Referat Kejang Demam Kh

Diagnosis BandingKlinis/Lab Ensefalitis

Herpes Simpleks

Meningitis Bacterial/ Purulenta

Meningitis Tuberkulosa

Meningitis Virus

Kejang Demam

Awitan Akut Akut Kronik Akut Akut

Demam < 7 hari < 7 hari >7 hari < 7 hari < 7 hari

Tipe kejang Fokal/umum Umum Umum Umum Umum/fokal

Singkat/lama 

Singkat 

Singkat 

Singkat 

Lama>15 menit  

Kesadaran Sopor-koma Apatis-somnolen Somnolen-sopor Sadar-apatis Somnolen

Pemulihan kesadaran

 Lama

 Cepat

 Lama

 Cepat

 Cepat

Tanda rangsang meningeal

++/- 

++/- 

 +/- 

 -

Tekanan intrakranial

Sangat meningkat

 Meningkat

Sangat meningkat+++

Normal Normal

Paresis +++/- +/-   - -

Pungsi lumbal JernihNormal/limfo

Keruh/opalesenSegmenter/limf

Jernih/xantoLimfo/segmen

JernihNormal 

JernihNormal

Etiologi 

Virus HS Bakteri M.TuberculosisAnti TBC

Virus Di luar SSPPenyakit dasar

Terapi Antivirus Antibiotik   Simtomatik  

Page 26: Referat Kejang Demam Kh

Penatalaksanaan Pemberian obat pada saat demam

Antipiretik Pemberian antipiretik pada saat demam dianjurkan,

walaupun tidak ditemukan bukti bahwa antipiretik saja dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam.

  Antikonvulsan (pengobatan intermiten)

Pemberian diazepam dosis 0,3-0,5 mg/KgBB/ tiap 8 jam pada saat demam dapat menurunkan risiko berulangnya kejang demam, diazepam dapat diberikan selama demam (biasanya 2-3 hari). Diazepam per rektal juga dapat digunakan, dosis 5 mg untuk BB < 10 kg, 10 mg untuk BB > 10 kg. pemberian fenobarbital, karbamazepin, fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.6

Page 27: Referat Kejang Demam Kh

Penatalaksanaan Pengobatan kejang (anak datang

dalam keadaan kejang) Pemberian diazepam rektal pada saat

kejang sangat efektif untuk menghentikan kejang dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah. Apabila kejang masih berlangsung pemberian diazepam rektal dapat diulang satu kali sebelum dibawa ke rumah sakit.

Page 28: Referat Kejang Demam Kh

Penatalaksanaan Pemberian Antikonvulsan Terus-menerus (Rumat)

Fenobarbital 4-5 mg/KgBB/hari dibagi 2 dosis dan asam valproat 20-40 mg/KgBB/hari dibagi 2-3 dosis terus

menerus dapat digunakan untuk menurunkan risiko berulangnya kejang demam.

Antikonvulsan rumat diberikan selama 1 tahun. Perlu dipertimbangkan keuntungan dan kerugian

pemberian obat antikonvulsan rumat. Efek samping yang harus diperhatikan pada pemakaian

fenobarbital yaitu fungsi kognitif menurun dan gangguan perilaku. Asam valproate dapat menyebabkan gangguan fungsi hati yang

berat terutama bila diberikan pada anak usia kurang dari 2 tahun.

Page 29: Referat Kejang Demam Kh

5 – 15 menit KEJANG

Perhatikan jalan nafas, kebutuhanO2 atau bantuan pernafasan

Bila kejang menetap 3-5 menit,

Diazepam rektal 0,5mg/kg dosis 5 - 10 kg > 10 kg : 10 mg rektiol

Atau Diazepam intravena dosis rata-rata (0,2 – 0,5 mg/kg/dosis) dapat diulang dengan dosis/cara yang sama dengan interval 5 - 10 menit

15 – 20 menit Pencarian akses vena dan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi Kejang ( - ) Kejang ( + )

Fenitoin IV (15-20mg/kg) diencerkandgn NaCl 0,9% diberikan selama 20-30 menit atau dengan kecepatan 50mg/menit

> 30 menit: Status konvulsivus Kejang ( - ) Kejang ( + ) Dosis pemeliharaan Fenobarbotal IV/IM 10-20 mg/kg FenitoinIV 5-7mg/kg

diberikan 12 jam kemudian

Kejang ( - ) Kejang ( + ) Dosis pemeliharaan Perawatan Ruang Intensif

Fenobarbital IVIM 5-7 mg/kg Pentobarbital IV 5-15mg/kg diberikan 12 jam kemudian bolus atau Midazolam 0,2 mg/kg

Page 30: Referat Kejang Demam Kh

Indikasi pemberian antikonvulsan rumat1. Kejang lama >15 menit2. Ditemukan kelainan neurologis yang

nyata sebelum atau sesudah kejang3. Kejang fokal/parsial.

Page 31: Referat Kejang Demam Kh

Indikasi Rawat Inap Pasien kejang demam dirawat di rumah

sakit pada keadaan berikut:a. Kejang demam kompleksb. Hiperpireksiac. Usia di bawah 6 buland. Kejang demam pertamae. Dijumpai kelainan neurologis

Page 32: Referat Kejang Demam Kh

Edukasi Pada Orang Tua Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan

bagi orang tua. Pada saat kejang, sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya bisa meninggal.

Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara :1. Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya benigna2. Memberikan cara penanganan kejang3. Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali4. Terapi memang efektif mencegah rekurensi tetapi

mempunyai efek samping.5. Tidak ada bukti bahwa terapi akan mengurangi angka

kejadian epilepsi.

Page 33: Referat Kejang Demam Kh

Edukasi Pada Orang Tua Beberapa Hal yang Harus Dikerjakan Bila Kembali

Kejang1. Tetap tenang dan tidak panik2. Kendorkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala

miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukan sesuatu ke dalam mulut.

4. Ukur suhu, observasi, dan catat lama dan bentuk kejang5. Tetap bersama pasien selama kejang6. Berikan diazepam rectal, dan jangan diberikan bila kejang

telah berhenti.7. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung

5 menit atau lebih.10

Page 34: Referat Kejang Demam Kh

Prognosis Risiko berulangnya kejang demam.

Sekitar 1/3 anak dapat mengalami kejang demam berulang, 10% dapat terjadi lebih dari 3 kali.

Rekurensi kejang demam: 50% dalam 6 bulan pertama 75% dalam tahun pertama 90% dalam tahun kedua Kejang demam pertama < 1 tahun: 50% Kejang demam pertama > 1 tahun: 28%

Page 35: Referat Kejang Demam Kh

Prognosis Risiko terjadi epilepsi di kemudian

hari. Sebesar 2-10% penderita kejang demam mengalami epilepsi di kemudian hari. Gangguan perkembangan saraf Riwayat epilepsi dalam keluarga Lamanya demam hingga terjadi kejang

1 faktor (+): risiko 3-5% 2-3 faktor (+): risiko 13-15%

Page 36: Referat Kejang Demam Kh

Prognosis Risiko mengalami kecacatan atau

kematian. Kejadian kecacatan atau kematian

sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan

Page 37: Referat Kejang Demam Kh

DAFTAR PUSTAKA1. Pudjiadi, AH. 2010. Pedoman Pelayanan Medis . hlm. 150-153. cetakan pertama. Ikatan Dokter

Anak Indonesia.2. Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani Wahyu Ika, et al. Neurologi Anak, dalam Kapita Selekta

Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapius FK Universitas Indonesia, Jakarta. 2000.3. Hendarto S. K. Kejang Demam. Subbagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, RSCM, Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran No. 27. 2002.4. Staf Pengajar IKA FKUI. 2005. Kejang Demam. Dalam : Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian

IKA FKUI.5. Soetomenggolo, S. Kejang Demam. Dalam Buku Neurologi UI. Jakarta: Penerbit FKUI. 2004.6. Garna H & Nataprawira HM. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. ed.4,

hlm. 691-694. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RS Hasan Sadikin. Bandung.7. Haslam Robert H.A Sistem Saraf, Dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol.3, Edisi 15. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2000.8. Mary Rudolf, Malcolm Levene. Pediatric and Child Health. Edisi ke-2. Blackwell pulblishing,

2006.9. Pusponegoro Hardiono D, Widodo Dwi Putro, Ismael Sofyan. Konsensus Penatalaksanaan

Kejang Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta. 2006.10. Lumbantobing, S.M. Kejang Demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007