Referat KATARAK Mas Fad
description
Transcript of Referat KATARAK Mas Fad
TUTORIAL
KATARAK
Disusun :
Fadhli Kamal Huda
Pembimbing :
Dr. Rety S , Sp. M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas referat ini tepat pada
waktunya.
Tutorial ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik
stase mata di Rumah Sakit Umum Banjar.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
tersusunnya tutorial ini terutama dr. Rety S, Sp.M selaku pembimbing di
Rumah Sakit Umum Daerah Banjar.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan refeerat ini masih
jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca
ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan referat
yang lebih sempurna di lain kesempatan.
Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun
masa yang akan datang.
Jakarta, 3 Februari 2014
Penulis
BAB I
ANATOMI LENSA
A. ANATOMI LENSA
Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan yang berbentuk lensa di
dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang
iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat
menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik
mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk
serest lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa
terus-menerus dehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian
sentral lensa sehingga membentuk nucleus lensa.
Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk
atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Didalam lensa dapat
dibedakan nucleus embrional, fetal dan dewasa.
Dibagian luar nucleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut
sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak disebelah depan nucleus disebut
sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nucleus
lensa mempunyai konsistensi lebih keras di banding korteks lensa yang lebih
muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantung
lensa di seluruh ekuatornya pada bahan siliar.
B. EMBRIOLOGI LENSA
Setelah gelembung lensa mengambang bebas pada tepi cekungan optic terjadi
pemanjangan sel-sel pada dinding posterior mengisi rongga yang kosong pada
usia kehamilan minggu ke-VII serabut-serabut lensa memanjang dari daerah
ekuator dan tumbuh ke depan mencapai epitel subkapsular dan tumbuh ke
belakang di bawah kapsul lensa. Serabut-serabut lensa ini saling bertemu dan
membentuk sambungan lensa berbentuk huruf Y di depan dan Y terbalik di
belakang. Proses ini selesai pada minggu ke-28.
C. FISIOLOGI
Lensa mata merupakan struktur globular yang transparan, terletak di
belakang iris, di depan badan kaca. Bagian depan ditutupi kapsul anterior dan
belakang oleh kapsul posterior. Di bagian dalam kapsul terdapak korteks dan
nucleus.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
1. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi
untuk menjadi cembung
2. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
3. Terletak di tempatnya
Fungsi lensa adalah :
1. Refraksi
Sebagai bagian optic bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik
kuning, lensa menyumbang + 18,0-Dioptri
2. Fungsi akomodasi
Dengan kontraksi otot-otot siliaris ketegangan zonula Zinn berkurang
sehingga lensa lebih cembung untuk melihat obyek dekat.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
1. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia
2. Keruh atau apa yang disebut katarak
3. Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi
BAB II
PEMBAHASAN KATARAK
A. Definisi
Kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang. Kata katarak berasal dari Yunani
“katarraktes” (air terjun) karena pada awalnya katarak dipikirkan sebagai
cairan yang mengalir dari otak ke depan lensa.
B. Gejala Klinis
Kekeruhan mungkin dapat menurunkan ketajaman penglihatan secara
langsung atau menghasilkan perubahan indeks refraksi lensa menyebabkan
astigmatisma iregular dan kadang diplopia monokular. Pasien mungkin lebih
marasa nyaman bila menggunakan topi atau kaca mata gelap untuk
mengurangi cahaya yang masuk. Gejala tidak termasuk nyeri, sekret, atau
mata merah.
C. Klasifikasi
Keadaan patologi lensa dapat dalam bentuk-bentuk berikut :
1. Katarak perkembangan/pertumbuhan
a. Katarak congenital
b. Katarak juvenil
2. Katarak Degeneratif (senil)
3. Katarak Komplikata
4. Katarak Trauma
D. Pembahasan
1. Katarak Perkembangan/pertumbuhan
Katarak Kongenital dan juvenil disebut juga katarak
perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih
dalam perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah
didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung pada
saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin.
Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar
atau zonular, katarak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub
posterior), polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katrak inti
(katarak nuklearis), dan katrak sutural.
a. Katarak Lamelar atau Zonular
Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat
perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang
lebih jernih. Kemudian terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa.
Kekeruhan berbatas tegas dengan bagian perifer tetap bening. Katarak
lamelar ini mempunyai sifat herediter dan ditransmisi secara dominan,
katarak biasanya bilateral.
Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi lahir. Kekeruhan dapat
menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering
dapat mengganggu penglihatan.
Gangguan penglihatan pada katarak zonular tergantung pada
derajat kekeruhan lensa. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus
tidak dapat terlihat pada pemeriksaan oftalmoskopi maka perlu
dilakukan aspirasi dan irigasi lensa.
b. Katarak Polaris Posterior
Katarak polaris posterior disebabkan menetapnya selubung
vaskular lensa. Kadang-kadang terdapat arteri hialoid yang menetap
sehingga mengakibatkan kekeruhan pada lensa bagian belakang.
Pengobatannya dengan melakukan pembedahan lensa.
c. Katarak Polaris Anterior
Gangguan terjadi pada saat kornea belum seluruhnya melepaskan
lensa dalam perkembangan embrional. Hal ini juga mengakibatkan
terlambatnya pembentukan bilik mata depan pada perkembangan
embrional. Pada kelainan yang terdapat di dalam bilik mata depan
yang menuju kornea sehingga memperlihatkan bentuk kekeruhan
seperti piramid. Katarak polaris anterior berjalan tidak progresif.
Pengobatan sangat tergantung keadaan kelainan. Bila sangat
mengganggu tajam penglihatan atau tidak terlihatnya fundus pada
pemeriksaan oftalmoskopi maka dilakukan pembedahan.
d. Katarak Nuklear
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga
karang. Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. Sering hanya
merupakan kekeruhan berbentuk titik-titik.
Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama. Biasanya
bilateral dan berjalan tidak progresif, biasanya herediter dan bersifat
dominan. Tidak mengganggu tajam penglihatan.
Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak
memerlukan tindakan.
e. Katarak Sutural
Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura
fetal, bersifat statis, terjadi bilateral dan familial.
Karena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan
maka ia tidak akan mengganggu penglihatan. Biasanya tidak dilakukan
tindakan.
2. Katarak Juvenil
Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak
sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi
perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek
seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenil
merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan lain.
Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan akan
menimbulkan ambliopia.
Tindakan untuk memperbaiki tajam penglihatan ialah pembedahan.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan seduah mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Hasil tindakan pembedahan sangat bergantung pada
usia penderita, bentuk katarak apakah mengenai seluruh lensa atau
sebagian lensa apakah disertai kelainan lain pada saat timbulnya katarak,
makin lama lensa menutupi media penglihatan menambah kemungkinan
ambliopia.
3. Katarak Senil
Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan
berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa
sudah tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat
mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam
benuk keluhan presbiopia.
Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan
kupuliform.
a. Katarak Nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi
sklerotik. Lama kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih
kekuningan menjadi cokelat dan kemudian menjadi kehitaman.
Keadaan ini disebut katarak brunesen atau nigra.
b. Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa.
Pada keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru
untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
c. Katarak Kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak
kortikal atau nuklear. Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks
posterior dan dapat memberikan gambaran piring. Makin dekat
letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak. Katarak
ini sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.
Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium
a. Katarak Insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang
membentuk gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi
dengan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan
biasanya teletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini pada
umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan.
Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks refraksi
yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji bayangan
iris akan positif.
b. Katarak Imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih
terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa
menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan
memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi
miopik. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke
depan sehingga bilik mata depan akan lebih sempit.
Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit
glaukoma. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.
c. Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di
dalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke
depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal
kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih
akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan
uji bayangan iris akan terlihat negatif.
d. Katarak Hipermatur
Marupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks
mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan
mencairnya korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak
morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata
menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran
pseudopositif.
Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat
menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom
fakolitik.
4. Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat
menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering
menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi
retina, miopia tinggi dan lain-lain. Biasanya kelainan terdapat pada satu
mata.
Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat
gangguan metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat
terjadi pada tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang
dapat berkembang mengenai seluruh lensa.
Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini
berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata
subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut menurut penemunya
katarak Vogt. Katarak ini bersifat reversibel dan dapat hilang bila tekanan
bola mata sudah terkontrol.
Ablasio dan miopia tinggi juga dapat menimbulkan katarak
komplikata. Pada katarak komplikata yang mengenai satu mata dilakukan
tindakan bedah bila kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa
atau bila penderita memerlukan penglihatan binokular atau kosmetik.
Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau ekstraksi lensa
ekstrakapsular. Iridektomi total lebih baik dilakukan dari pada iridektomi
perifer.
Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai
kedua mata, walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katrak ini
biasanya btimbul pada usia yang lebih muda. Kelainan umum yang dapat
menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia
distrofia, tetani infantil dan lain-lain.
Diabetes melitus menimbulkan katarak yang memberikan
gambaran khas yaitu kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas
di dalam masa lensa.
Pada hipoparatiroid akan terlihat kekeruhan yang mulai pada
dataran belakang lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat
tanda degenerasi pada lensa yang mengenai seluruh lapis lensa.
Pengobatan pada katarak komplikatan dilakukan bila sudah
mengganggu pekerjaan sehari-hari.
5. Katarak Sekunder
Katarak sekunder atau sering disebut after cataract yaitu katarak
yang timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau
setelah emulsifikasi fako; berupa penebalan kapsul posterior proliferasi
sel-sel radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal. Bila mengganggu
tajam penglihatan penebalan tersebut dibuka dengan sayatan sinar laser,
memakai alat Nd. YAG laser.
6. Katarak Trauma
Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak traumadapat terjadi
akibat ruda paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini dapat mengkibatkan
katarak pada satu mata atau monokular katarak.
Pengobatan pada katarak trauma bila tidak terdapat penyulit dapat
ditunggu sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat
dalam bentuk glaukoma lensa yang mencembung atau uveitis akibat lensa
keluar melalui kapsul lensa.
E. Penatalaksanaan
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi
dalam kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan
nukleus lensa mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan
lensa sudah demikian berat sehingga fundus bayi sudah tidak dapat dilihat
pada funduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan pembedahan
secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada
usia 2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan
pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.
Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital
dengan melakukan di sisi lensa. Di sisi lensa ialah menyayat kapsul
anterior lensa dan mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama
akuos humor atau difagositosis oleh makrofag. Biasanya sesudah beberapa
waktu terjadi penyerapan sempurna masa lensa sehingga tidak terdapat
lensa lagi, keadaan ini disebut afakia.
Penyulit di sisi lensa
Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda
asing untuk jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap
masa lensa tubuh sendiri yang disebut uveitis fakoanafilaktik. Kadang-
kadang massa lensa yang keluat ini mengakibatkan penyumbatan jalan
keluar akuos humor pada sudut bilik mata sehingga terjadi pembendungan
akuos humor di dalam bola mata yang akan mengakibatkan naiknya
tekanan bola mata yang disebut glaukoma sekunder.
Bila sisa lensa tidak diserap seluruhnya dan menimbulkan jaringan
finrosis akan terjadi katarak sekunder. Katrak sekunder yang kecil
walaupun terletak di depan pupil dapat tidak akan mengganggu tajam
penglihatan. Kadang-kadang katarak sekunder ini sangat tebal sehingga
mengganggu perlihatan maka dalam keadaan demikian dapat dilakukan di
sisi lensa.
2. Pembedahan Katarak Senil
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan
waktu kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam
penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Digunakan nama insipien, imatur, dan hipermatur didasarkan atas
kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi. Bila pada stadium
imatur terjadi glaukoma maka secepatnya dilakukan pengeluaran lensa
walaupun kekruhan lensa belum total. Demikian pula pada katarak matur
dimana bila masuk ke dalam stadium lanjut hipermtur maka penyulit
mungkin akan tambah berat dan sebaiknya pada stadium matur sudah
dilakukan tindakan pembedahan.
Ekstraksi lensa sebenarnya suatu tindakan yang sederhana, namun
resikonya berat. Kesalahan pada tindakan pembedahan atau terjadinya
infeksi akan mengakibatkan hilangnya penglihatan tanpa dapat diperbaiki
lagi. Pembedahan biasanya dengan anestesi lokal. Hanya orang-orang
yang tidak tenang, neurosis atau takut dilakukan dalam narkosa umum.
Pembedahan katarak senil dikenal 2 bentuk yaitu intrakapsular atau
ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum
pada katarak senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga
terjadi degenerasi zonula Zinn sehingga dengan memutuskan zonula ini
dengan menarik lensa, maka lensa dapat keluar bersama-sama dengan
kapsul lensa.
Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul
anterior lensa dan mengeluarkan dilakukan pada katarak senil bila tidak
mungkin dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak
sinekia posterior bekas suatu uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan
mengkibatkan penarikan kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan.
Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia
tinggi untuk mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan
meninggalkan kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat ini
ekstrakapsular lebih dianjurkan pada katarak senil untuk mencegah
degenerasi makula pasca bedah.
Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah yang keruh adalah
dengan terlebih dahulu menghancurkan masa lensa dengan gelombang
suara frekuensi tinggi (40.000 MHz), dan masa lensa yang sudah seperti
bubur dihisap melalui sayatan yang lebarnya cukup 3.2 mm. Untuk
memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (foldable IOL) lubang
sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi katarak ekstrakapsulat.
Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah penyembuhan yang
lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan lebih kecil.
Persiapan bedah katarak
Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri
dari ada atau tidak adanya infeksi di sekitar mata.
Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol
gula darah, tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk
mencegah kemungkinan batuk pada saat pembedahan atau pasca bedah.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : balai penerbitan FKUI. 2009
PERDAMI. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran.
Jakarta : sagung seto. 2010
www.medicastore.com
www.klinikmataonline.com