Referat Inisiasi Menyusui Dini

39
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) secara berkelanjutan melalui pembangunan SDM sebagai investasi bagi pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan 1 . Manusia yang berkualitas sehat, kuat dan cerdas dapat mempercepat, memperluas, memperdalam pembangunan di segala bidang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan kesehatan anak sejak dini melalui kegiatan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi balita, dan pembinaan balita agar setiap balita yang dilahirkan akan tumbuh sehat dan berkembang menjadi manusia Indonesia yang tangguh dan berkualitas. 2 Agar dapat mempersiapkan manusia yang berkualitas tersebut, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Selain memperhatikan gizi bayi maka perlu memelihara gizi ibu terutama masa hamil dan menyusui. 2

description

salah satu program wajib untuk ibu hamil post partus

Transcript of Referat Inisiasi Menyusui Dini

Page 1: Referat Inisiasi Menyusui Dini

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (SDM) secara berkelanjutan melalui pembangunan

SDM sebagai investasi bagi pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat

kemiskinan1. Manusia yang berkualitas sehat, kuat dan cerdas dapat

mempercepat, memperluas, memperdalam pembangunan di segala bidang.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan

kesehatan anak sejak dini melalui kegiatan kesehatan ibu dan anak, perbaikan

gizi balita, dan pembinaan balita agar setiap balita yang dilahirkan akan

tumbuh sehat dan berkembang menjadi manusia Indonesia yang tangguh dan

berkualitas.2

Agar dapat mempersiapkan manusia yang berkualitas tersebut, maka

kita perlu memelihara gizi anak sejak berada dalam kandungan. Bayi dan anak

yang mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat,

cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Selain memperhatikan gizi

bayi maka perlu memelihara gizi ibu terutama masa hamil dan menyusui.2

Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat Pada tahun pertama kehidupan bayi, nutrisi sangat penting.3 ASI

merupakan makanan bergizi yang paling lengkap, aman, higienis dan murah.2

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah

ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung

dalam ASI tersebut.2 Bagi bayi, ASI merupakan makanan yang utama dan

paling sempurna karena ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan

komposisi sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang secara optimal. ASI

tidak hanya mengandung cukup zat gizi, tapi juga mengandung zat

imunologik yang melindungi bayi dari infeksi. Selain itu, ASI juga

meningkatkan keakraban ibu dan anak yang bersifat menambah kepribadian

Page 2: Referat Inisiasi Menyusui Dini

2

anak dikemudian hari.2 Tidak perlu diragukan lagi bahwa Air Susu Ibu (ASI)

sebagai makanan bayi yang paling baik.4

Page 3: Referat Inisiasi Menyusui Dini

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI

1. Fisiologi

Sebelum abad ke-18, ASI (Air Susu Ibu) adalah satu-satunya sumber

nutrisi yang tersedia bagi bayi baru lahir.5 Secara sejarah, saat ASI tidak

memungkinkan untuk diberikan pada bayi baru lahir, maka susu dari hewan

mamalia menjadi penggantinya. Akan tetapi, penggunaannya kemudian

menjadi kontroversi, dimana tingkat morbiditas dan mortalitas yang dihasilkan

tinggi. Pada saat inilah, mulai diciptakan susu formula yang memiliki tingkat

keamanan yang lebih baik.6

Air susu terbentuk melalui dua fase, yaitu fase sekresi dan pengaliran.

Pada fase sekresi, susu disekresikan oleh sel kelenjar ke dalam lumen alveoli.7

Pada fase ini hormon prolaktin yang memegang peranan untuk meningkatkan

sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan

konsentrasinya dalam darah ibu meningkat sampai konsentrasi yang sangat

tinggi, yaitu sekitar sepuluh kali konsentrasi normal dalam keadaan tidak

hamil. Plasenta juga mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion

manusia yang mempunyai sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong

prolaktin dari hipofisis ibu. Walaupun begitu, karena efek supresi dari

estrogen dan progesteron hanya beberapa milliliter, cairan disekresikan setiap

hari sampai bayi dilahirkan. Cairan ini disebut kolostrum, dimana kolostrum

mengandung protein dan laktosa dalam konsentrasi yang sama seperti air susu

tapi hampir tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimal

pembentukannya adalah sekitar 1/100 kecepatan pembentukan air susu

selanjutnya.8

Pada fase pengaliran, air susu yang dihasilkan oleh kelenjar dialirkan

ke puting susu, setelah sebelumnya terkumpul dalam sinus. Ada dua macam

Page 4: Referat Inisiasi Menyusui Dini

4

refleks saat laktasi, yaitu the milk production reflex dan the let down reflex.3

Saat bayi mengisap puting susu, impuls sensorik di transmisikan melalui saraf

somatik dari puting ke medulla spinalis lalu ke hipotalamus, sehingga memicu

sekresi oksitosin pada saat bersamaan mensekresi prolaktin. Dalam darah,

oksitosin dibawa ke kelenjar payudara dan oksitosin menyebabkan sel-sel

mioepitel yang mengelilingi dinding luar alveoli berkontraksi, sehingga

mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus. Jadi, dalam waktu 30 detik

sampai satu menit setelah bayi menghisap payudara, air susu mulai mengalir.

Proses ini disebut ejeksi air susu atau pengeluaran (let-down) air susu.8

fisiologi menyusui

a.      Reflek prolaktin

Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama

hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun

jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen

Page 5: Referat Inisiasi Menyusui Dini

5

dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung

lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan

progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang

merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung

saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis

dan mensephalon. Hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang

menghambat sekresi prolaktin dan sebalinya merangsang pengeluaran faktor-

faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi

prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar

prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan

setelah melahirkan sampai penyepihan anka dan pada saat tersebut tidak akan

ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, anmun pengeluaran susu

tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui,

kadar prolaktin akan menjadi normal pad minggu ke 2-3. Pada ibu yang

menyusui, prolaktin akan meningkat dalan keadaan-keadaan seperti :

-          Stres atau pengaruh psikis

-          Anastesi

-          Operasi

-          Rangsangan puting susu

-          Hubungan kelamin

-          Obat-obatan tranquilizer hipotalamus seperti reserpin,

klorpromazin, fenotiazid.

Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin

adalah :

-          Gizi ibu yang jelek

Page 6: Referat Inisiasi Menyusui Dini

6

b.      Reflek  let down (milk ejection reflek)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjurkan ke

neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikelurkan oksitosin.

Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat

menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ

tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel

miopitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat

keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus yang untuk selanjutnya

mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan reflek let down adalah :

-          melihat bayi

-          mendengarkan suara bayi

-          mencium bayi

-          memikirkan untuk menyusui bayi

Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah :

-          keadaan bingung/ pikiran kacau

-          takut

-          cemas

Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade

dari reflek let down.  Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari

adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh darah

alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya untuk dapat mencapai target

orgam miopitelium. Akibat dari tidak sempurnanya refleks  let down  maka

akan terjadi penumpukan air susu didalam alveoli yang secara klinis tampak

payudara membesar.

Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan

rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu sehingga

stres akan bertambah. Karena reflek let down tidak sempurna maka bayi yang

Page 7: Referat Inisiasi Menyusui Dini

7

haus jadi tidak puas. Ketidak puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi

ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk mendapatkan

air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak

jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah barang tentu

luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah stres

pad ibu tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan yang

tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui

2. Komposisi

ASI memiliki komposisi yang sangat lengkap, dimana memiliki

kandungan air, energi dan nutrisi dalam jumlah yang sangat tepat bila

dihadapkan pada kebutuhan seorang bayi.8 Komposisinya berubah sesuai

dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama

sampai 4-7 hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan 3-4 minggu, selanjutnya

ASI matur. ASI yang keluar pada permulaan menyusu (foremilk = susu awal)

berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir penyusuan (hindmilk = susu

akhir).8

Komposisi ASI dapat berubah sedemikian rupa sehingga tetap dapat

memenuhi semua kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan.8 Selain itu, berbagai

penelitian mengatakan bahwa anak-anak yang tidak mendapat ASI

mempunyai risiko terkena diabetes tipe 1 (IDDM= Insulin Dependent

Diabetes Melitus), penyakit atopi, obesitas, kardiovaskular, dan lain-lain.9

Karbohidrat dalam ASI berupa laktosa yang bermanfaat untuk saluran

pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan flora yang bersifat asam

dalam usus besar sehingga penyerapan kalsium meningkat dan penyerapan

fenol dapat dikurangi.4 ASI berisi laktosa 7 g3 atau berisi sekitar 6,5-7%.5

Lemak pada ASI banyak mengandung polyunsaturated fatty acid

(asam lemak tak jenuh ganda), yang biasanya dalam bentuk asam linoleat.

Dari ASI , bayi menyerap sekitar 85-90% lemak. Enzim lipase di dalam mulut

(lingual lipase) mencerna zat lemak sebesar 50-70%.4 Kandungan lemak

dalam ASI adalah 3,7 g.4 Pada ASI bervariasi sesuai dengan diet ibu; selama

Page 8: Referat Inisiasi Menyusui Dini

8

satu kali menyusui, kadarnya lebih tinggi pada bagian akhir pemberian

minum, yang dapat membantu mengenyangkan bayi pada akhir menyusui.5

Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk

pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah

larut sehingga sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.10 Protein

utamanya lactalbumin yang mudah dicerna. Besar pasokan protein dihitung

berdasarkan kebutuhan untuk tumbuh kembang dan jumlah nitrogen yang

hilang lewat air seni, tinja, dan kulit. Mutu protein bergantung pada

kemudahannya untuk dicerna dan diserap serta komposisi asam amino

didalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan

organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh (Arisman,

2004). Protein ASI terdiri dari 70% whey (manusia) dan 30% kasein manusia.3

ASI merupkan sumber laktoferin, protein whey yang mengikat besi, yang

mempunyai pengaruh menghambat pertumbuhan Escherichia coli dalam

usus.5

ASI memberikan vitamin yang cukup bagi bayi dengan kadar yang

bervariasi sesuai dengan diet maternal. Pemaparan sinar matahari selama 30

menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang

cukup.10 Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika

terdapat kadar seng dan tembaga yang sesuai dan pH di dalam usus tepat. Zat

besi diabsorbsi dengan sangat efisien dan tidak tersedia zat besi bebas untuk

memberi makan pathogen seperti E.coli. Zink dihubungkan dengan imunitas

sel yang muncul dalam bentuk “yang bersahabat dengan usus bayi” dalam ASI

sehingga dapat diabsorbsi dengan sempurna.10

Tabel 1. Kandungan nutrisi pada tiga jenis susu yang berbeda per 100 ml

KANDUNGAN NUTRISI PADA SUSU

ASI Susu sapi Susu formula

Energi (kCal) 68 64 66

Protein (g) 1,3 3,1 1,4

Kasein 32% 77% 40%

Dadih 68% 23% 60%

Laktosa (g) 7,3 4,8 7,0

Page 9: Referat Inisiasi Menyusui Dini

9

Lemak (g) 3,7 3,7 3,6

Jenuh 48% 58% 41%

Natrium (mmol) 0,7 2,5 0,8

Kalsium (mmol) 0,9 2,8 1,3

Fosfor (mmol) 0,4 2,5 0,7

Besi (mg) 0,08 0,06 0,50

Sumber: Meadow dan Newell, 2005; Siregar, 2004.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung stimulasi pada

kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI antara lain2:

a. Frekuensi Menyusui

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa frekuensi menyusui

berhubungan dengan produksi ASI. Berdasarkan hal ini

direkomendasikan menyusui paling sedikit 8 kali perhari pada periode

awal setelah melahirkan.

b. Berat Lahir

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan

mengisap ASI yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang berat

lahir normal (> 2500 gr).

c. Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi asupan ASI. Hal

ini disebabkan bayi yang lahir prematur sangat lemah dan tidak mampu

mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi

yang lahir tidak prematur.

d. Umur dan Paritas

Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya

dengan produksi ASI yang diukur sebagai asupan bayi terhadap ASI.

Page 10: Referat Inisiasi Menyusui Dini

10

e. Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.

f. Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin.

g. Konsumsi Alkohol

Kontraksi rahim saat menyusui merupakan indikator produksi

oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan

kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg

mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal.

h. Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin

berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI.

4. Manfaat ASI

ASI sangat bermanfaat karena mempunyai sifat sebagai berikut1:

a. Makanan alami (natural), ideal, dan fisiologis

b. Mengandung nutrien yang lengkap dengan komposisi yang sesuai untuk

keperluan pertumbuhan bayi yang sangat cepat, yaitu pada bulan-bulan

pertama berat badan dapat meningkat dengan kira-kira 30%.

c. Nutrien yang diberikan selalu dalam keadaan segar dengan suhu yang

optimal dan bebas dari basil patogen.

d. Mengandung zat anti dan zat kekebalan lain yang dapat mencegah

berbagai penyakit infeksi terutama pada usus.

Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan meningkat apabila

bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya.

Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta

Page 11: Referat Inisiasi Menyusui Dini

11

lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan MP-ASI setelah berusia 6

bulan.

Menurut Siregar (2004), manfaat pemberian ASI bagi bayi adalah:

a. ASI sebagai nutrisi

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

c. ASI meningkatkan kecerdasan

d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

Selain itu, keuntungan menyusui bagi si ibu menurut Siregar (2004)

adalah:

a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

b. Mengurangi terjadinya anemia

c. Menjarangkan kelahiran

d. Mengecilkan rahim

e. Lebih cepat langsing

f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

g. Lebih ekonomis / murah

h. Tidak merepotkan dan hemat waktu

i. Portabel dan praktis

j. Memberi kepuasan bagi ibu

ASI juga bermanfaat bagi negara2, yaitu:

a. Penghemat devisa untuk membeli susu formula dan

perlengkapan menyusui

b. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntahmuntah,

mencret dan sakit saluran nafas

c. Penghematan obat-obatan,tenaga dan sarana kesehatan.

d. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan

berkualitas untuk membangun Negara.

B. INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

1.PENGERTIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

Page 12: Referat Inisiasi Menyusui Dini

12

Arti ‘inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan

menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa

diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan

usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi

melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau

merangkak mencari payudara.11

Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat

dipotong, di bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera

diletakkan diatas perut atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1

jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu.12

Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara

ibu sesaat setelah bayi lahir.13

2.MANFAAT INISIASI MENYUSU DINI

1. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat

selama bayi merangkak mencari payudara.

2. Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernapasan dan detak

jantung lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.

3. Imunisasi Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum

mulai mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-

bakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan

tubuhnya.

4. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Atthacment) karena

1 – 2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi

tidur dalam waktu yang lama.

5. Makanan non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari

susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu

pertumbuhsn fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.

6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui

ekslusif dan akan lebih lama disusui.

Page 13: Referat Inisiasi Menyusui Dini

13

7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing susu dan

sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang

pengeluaranhormon oksitosin.

8. Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar. Cairan

emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi

kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum

daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang

kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi ,

penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi,.

Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang

masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.

9. Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama

kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan

mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi

ketiganya yang amat indah.

10. Meningkatkan angka keselamatan hidup bayi di usia 28 hari pertama

kehidupannya.14

11. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.

12. Menunjang perkembangan koknitif

13. Mencegah perdarahan pada ibu

14. Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium.15

3.FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG INISIASI MENYUSU DINI

1. Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang sudah dipersiapkan sejak awal

kehamilan

2. Informasi yang diperoleh ibu mengenai Inisiasi menyusu dini

3. Tempat bersalin dan tenaga kesehatan.

4.INISIASI MENYUSU DINI YANG KURANG TEPAT

Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu seperti berikut :

Page 14: Referat Inisiasi Menyusui Dini

14

1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi dengan kain

kering.

2. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat di potong, lalu

diikat.

3. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus atau digedong dengan selimut

bayi.

4. Dalam keadaan digedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak

dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa

lama ( 10 – 15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit

perineum.

5. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan

puting susu ibu ke mulut bayi.

6. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery

room) untuk di timbang, di ukur, di cap, di azankan oleh ayah, diberi

suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata. 16

5.INISIASI MENYUSU DINI YANG DIANJURKAN

Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang

dianjurkan :

1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.

2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua

tangannya.

3. Tali pusat di potong lalu diikat.

4. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak

dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

5. Tanpa digedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu

dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk

mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.13

6.TAHAPAN INISIASI MENYUSU DINI

Page 15: Referat Inisiasi Menyusui Dini

15

1. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu

30 menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses

menyusu dini gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi

jangan diambil, paling tidak 1 jam melekat.

2. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan

menghisap pada mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi

memasukkan tangannya ke mulut.

3. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes

dari mulut bayi itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi

juga mencium bau air ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau

puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya.

4. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya

menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu.

Khusus tahap keempat, ibu juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di

perut bagian rahim membantu proses persalinan selesai, hentakan itu

membantu ibu mengeluarkan ari-ari.

5. Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk

lewat mulut akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si

bayi melakukan kegiatan itu.

6. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan

menyusu untuk pertama kalinya. "Proses sampai bisa menyusu bervariasi.

Ada yang sampai 1 jam.6

7.TATA LAKSANA INISIASI DINI SECARA UMUM

1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.

2. Disarankan untuk mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan.

Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi,

gerakan atau hynobirthing.

3. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya

melahirkan normal di dalam air atau dengan jongkok.

Page 16: Referat Inisiasi Menyusui Dini

16

4. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua

tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya

dibiarkan.

5. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat

dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan

minimun satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Kedunya diselimuti,

jika perlu gunakan topi bayi.

6. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi

dengan sentuhan lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau

perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung selama

beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan

meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit

bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia

telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan

puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap

bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.

8. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada

ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi caesar.

9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, di ukur, di cap setelah satu jam

atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasife, misalnya suntikan

vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.

10. Rawat gabung – ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam

ibu – bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu.

Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI

keluar) dihindarkan.6

8.TATALAKSANA INISIASI DINI PADA IBU POST OPERASI CAESAR

1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif

Page 17: Referat Inisiasi Menyusui Dini

17

2. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20°-25°C. Disediakan selimut

untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi

untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.

3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang

tepat, sensitif dan mendukung ibu

4. Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat

kimiawi dalam menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma therapi dsb)

5. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan

6. Keringkan bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang

menyamankan kulit bayi

7. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada

kulit ibu. Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi

8. Biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri. Ibu dapat merangsang

bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada

puting tapi jangan memaksakan bayi ke puting susu

9. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai

proses menyusu pertama selesai

10. Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin

contact

11. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusu

dini selesai

12. Hindarkan pemberian minuman pre-laktal

13. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi

harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu

ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. (Roesli Utami,

2008:22-23).

9.PENGHAMBAT INISIASI MENYUSU DINI

1. Bayi kedinginan-tidak benar

Page 18: Referat Inisiasi Menyusui Dini

18

Berdasarkan hasil pnelitian Dr.Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa

suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1° C lebih panas daripada suhu

dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini

kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1° C. Jika bayi kedinginan, suhu

dada ibu akan meningkat 2° C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu

yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir

dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.

2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak

benar.

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah

lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit seta saat bayi menyusu

dini membantu menenangkan ibu.

3. Tenaga kesehatan kurang tersedia-tidak masalah

Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya.

Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga

terdekat untuk manjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.

4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah

Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar

perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya

mencapai payudara dan menyusu dini.

5. Ibu harus dijahit-tidak masalah

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang

dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus

segera diberikan setelah

     lahir-tidak benar.

Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy

Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda

setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa

membahayakan bayi.

Page 19: Referat Inisiasi Menyusui Dini

19

7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur-tidak benar.

Menunda memandikan pada bayi berarti menghindarkan hilangnya panas

badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan

melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah

lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal

selesai.

8. Bayi kurang siaga-tidak benar

Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).

Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat

obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi

memerlukan bantuan lebih untuk Bonding.

9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga

diperlukan cairan lain 

    (cairan prelaktal)-tidak benar.

Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi

dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada

saat itu.

10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi-tidak benar

Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai

imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum

melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.17

1. Kontraindikasi Pemberian ASI

Beberapa kontraindikasi pemberian ASI yaitu:

a. Bayi yang menderita galaktosemia. Pada keadaan ini, bayi tidak

memiliki enzim galaktase, sehingga galaktosa tidak dapat dipecah.

Bayi juga tidak boleh minum susu formula.

b. Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI (Pengganti ASI)

yang memenuhi syarat AFASS (Acceptable, Feasable, Affordable,

Sustainable, and Save).

Page 20: Referat Inisiasi Menyusui Dini

20

c. Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal

jantung.

d. Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obat tertentu (antikanker).

e. Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu

menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh

obat. Setelah itu, bayi boleh menyusu lagi. Sementara itu, ASI teteap

diperah dan dibuang agar tidak mengurangi produksi.18

2. Pemberian ASI pada Keadaan Khusus

a. Pemberian ASI pada Bayi Kurang Bulan (BKB)

Bagi BKB, ASI adalah makanan terbaik. Komposisi ASI yang

dihasilkan oleh ibu yang melahirkan prematur (ASI prematur) berbeda

dengan komposisi ASI ibu yang melahirkan cukup bulan (ASI matur).

Sayangnya, komposisi ASI prematur ini hanya berlangsung beberapa

minggu dan akan berubah menjadi seperti ASI matur. Untuk bayi dengan

masa gestasi > 34 minggu dapat disusukan langsung kepada ibunya karena

refleks menghisap dan menelannya sudah cukup baik. Komposisi ASI

yang prematur akan berubah menjadi ASI matur dalam waktu 3-4 minggu.

Namun, pada saat itu masa gestasi bayi juga sudah cukup bulan sehingga

komposis ASI sesuai dengan kebutuhannya.

Untuk bayi yang pada usia kronologis 4 minggu dengan masa

gestasi belum 37 minggu, selain ASI perlu ditambahkan Human Milk

Fortifier atau susu formula untuk BKB. Untuk bayi dengan masa gestasi >

32-34 minggu, refleks menelan sudah cukup baik tetapi refleks hisapnya

belum. ASI perlu diperah dan diberikan dengan sendok/cangkir/pipet.

Untuk bayi dengan masa gestasi < 32 minggu, ASI perah diberikan dengan

sonde lambung karena refleks hisap dan menelan belum baik (Kosim dkk,

2008).

b. Ibu dengan TBC Paru

Page 21: Referat Inisiasi Menyusui Dini

21

Kuman TBC tidak melalui ASI sehingga bayi boleh menyusu ke

ibu. Ibu perlu diobati secara adekuat dan diajarkan pencegahan penularan

ke bayi dengan menggunakan masker. Bayi tidak langsung diberi BCG

karena efek proteksinya tidak langsung terbentuk. Walaupun sebagian obat

anti TBC melalui ASI, kadarnya tidak cukup sehingga bayi tetap diberikan

profilaksis dengan INH dosis penuh. Pengobatan TBC pada ibu

memerlukan waktu paling krang 6 bulan. Setelah 3 bulan pengobatan

secara adekuat, biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi, dan pada bayi

dilakukan Uj Mantoux. Bila hasilnya negatif, terapi INH dihentikan. Dua

hari kemudian, bayi diberi vaksinasi BCG agar kadar INH di dalam darah

sudah sangat rendah sehingga BCG dapat efektif.19

c. Ibu dengan Hepatitis B

Transmisi virus Hepatitis B sekitar 50% apabila ibu tertular secara

akut sebelum, selama, atau segera setelah kehamilan. Transmisi, kalau

terjadi biasanya adalah selama masa persalinan. HbsAg ditemukan di

dalam ASI, tetapi dokumentasi mengenai transmisi melalui ASI tidak

banyak. Ibu dengan HbsAg (+) boleh menyusui asalkan bayinya telah

diberikan vaksin Hepatitis B bersama dengan imunoglobulin spesifik

HbIg.20

d. Ibu dengan HIV

Transmisi HIV dari ibu ke bayi adalah 35%. Dua puluh persen saat

antenatal dan intanatal dan 15% melalui ASI. Saat ini, setelah ditemukan

obat antiretroviral dan persalinan melalui seksio sesarea, penularan saat

antenatal dan intranatal dapat ditekan menjadi 4% tetapi transmisi melalui

ASI tidak dapat diteka. Dengan demikian, pemberian ASI dari ibu dengan

HIV dilarang dan bayi diberi susu formula. Pemberian susu formula ini

harus memenuhi syarat AFASS (Acceptable, Feasable, Affordable,

Sustainable, dan Save.21 Sayangnya, di daerah yang miskin, susu formula

yang memenuhi syarat AFASS tadi belum tentu dapat disediakan. Untuk

Page 22: Referat Inisiasi Menyusui Dini

22

itu, ada kebijaksanaan bahwa ibu dapat memberikan ASI tetapi dengan

syarat:

ASI harus diperah, tidak boleh menyusu langsung, karean bial

menyusu langsung ada saja luka pada puting yang menyebabkan

penularan lebih besar

ASI diberikan secara eksklusif, tidak boleh ditambah dengan susu

formula, karena susu formula menyebabkan perdarahan kecil kecil

pada usus bayi dan virus di dalam ASI akan lebih mudah diserap

ASI perah kalau bisa dipasteurisasi, tetapi hal ini tentu sukar

dilakukan, karena tidak tersedia alat untuk ini

ASI eksklusif dianjurkan selama 3-6 bulan saja, kemudian pemberian

ASI dihentikan.22

e. Ibu dengan CMV

Ibu dengan seropositif CMV boleh memberikan ASI pada bayi

cukup bulan (BCB). Pada BKB kurang dari 1500 gram, perlu

dipertimbangkan manfaat ASI dengan risiko terjadi transmisi CMV.

Dengan cara membekukan dan atau pasteurisasi dapat menurunkan

kandungan virus CMV dalam ASI.12

f. Ibu dengan Varisela/Herpes zoster

Kalau ibu terlihat lesi antara 5 hari sebelum dan 5 hari setelah

lahir, pisahkan bayi dan ibunya sampai ibu tidak infeksius lagi. Bayi boleh

diberi ASI perah apabila tidak ada lesi pada payudara. Setelah tidak ada

infeksius, bayi dapat menetek langsung.13

g. Ibu dengan toksoplasmosis

Transmisi toksoplasmosis selama menyusui belum pernah

dilaporkan. ASI mungkin mengandung antibiotik terhadap

Toxoplasma gondii. Mengingat ringannya infeksi pascanatal dan

Page 23: Referat Inisiasi Menyusui Dini

23

adanya antibodi dalam ASI, tidak ada alasan untuk tidak memberikan

ASI dari ibu yang terinfeksi toksoplasma.13

h. Ibu dengan infeksi lain

Bila tidak ada kontraindikasi menyusui, ibu yang demam boleh

memberikan ASI. Tidak ada alasan untuk ibu yang sakit infeksi untuk

menghentikan pemberian ASI karena bayi sudah terpapar penyakit

tersebut sejak masa inkubasi. Disamping itu, ibu membentuk antibodi

terhadap penyakit yang dideritanya yang akan disalurkan melalui ASI

kepada bayinya. Tentu ibu dianjurkan melaksanakan hal-hal untuk

mencegah penularan, misalnya menggunakan masker atau memberikan

ASI perah. Mungkin ibu memerlukan bantuan orang lain untuk

merawat bayinya.12

BAB III

Page 24: Referat Inisiasi Menyusui Dini

24

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada penulisan diatas adalah:

1. Air susu terbentuk melalui dua fase, yaitu fase sekresi dan pengaliran.

2. ASI memiliki komposisi yang sangat lengkap dan berubah sesuai dengan

kebutuhan bayi pada setiap saat.

3. ASI memiliki banyak manfaat bagi bayi

4. Inisisasi menyusui dini penting untuk ibu dan bayi.

5. Terdapat kontraindikasi pemberian ASI pada keadaan tertentu dan terdapat

pemberian ASI pada kondisi tertentu.

.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: Referat Inisiasi Menyusui Dini

25

1. Siregar, A.M., 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor Yang

Mempengaruhinya. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-

arifin4.pdf, 29 Iktober 2013).

2. Alatas, Husein., Hasan, Rusepno., Latief, Abdul., Napitupulu, Partogi M

dkk. 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

3. Atmawikarta, Arum. 2006. Prospek Pembangunan Nasional Bidang

Sumber Daya Manusia (SDM). Disampaikan pada Pertemuan Lintas

Sektor Badan PPSDM Kesehatan.

4. Alpers, Ann et al., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20 Volume 1.

Jakarta: EGC.

5. Arisman., 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.

Jakarta: EGC.

6. Behrman R, Kliegman R.M, dan Arvin A.N., 2000. Ilmu Kesehatan Anak

Nelson. Edisi 15 Jilid I. Jakarta: EGC.

7. Depkes., 2013. Gizi Lebih Merupakan Ancaman Masa Depan Anak.

(http://www.bppsdmk.depkes.go.id/, 28 Oktober 2013).

8. Guyton A.C dan Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:

EGC.

9. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro., 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

10. Duggan C, Watkins J.B, dan Walker W.A., 2008. Nutrition in Pediatrics.

Hamilton: BC Decker Inc.

Page 26: Referat Inisiasi Menyusui Dini

26

11. Henderson C dan Jones K., 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:

EGC.

12. Kian, Marty Oktofin., Jutomo, Lewi dan Anna Henny T. 2008. Kajian

Lama Pemberian ASI Eksklusif pada Kelompok Ibu Bekerja dan Tidak

Bekerja di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun

2008. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDANA.

13. Kosim, M Sholeh., Yunanto, Ari., Dewi, Rizalya., Sarosa, Gatot Irawan

dan Ali Usman. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI.

14. Lawrence RA., Larence RM. 2005. Breastfeeding, A Guide for the

Medical Profession. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier Mosby.

15. McKenna JJ. Mosko SS.,Richard CA.1997. Bedsharing Promotes

Breastfeeding. Pediatrics 1997; 100; 214-9.

16. Meadow S.R dan Newell S.J., 2005. Lecture Notes: Pediatrika. Edisi 7.

Jakarta: Erlangga.

17. Narendra M.B, Sularyo T.S, Soetjiningsih dkk., 2008. Buku Ajar I Tumbuh

Kembang Anak dan Remaja. Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.

18. Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta.

19. Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia). 2007. Modul Pelatihan

Manajemen Laktasi. Jakarta

20. Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi

4. Jakarta: Bina Pustaka.

21. Schwartz, M.W., 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC.

Page 27: Referat Inisiasi Menyusui Dini

27

22. Suyatno., 2009. Gizi Daur Hidup: ASI (Air Susu Ibu).

(http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/20 13 /12/gizi-dan-asi.pdf , 29 Oktober

2013).