BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu...

33
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini, merupakan program yang sedang gencar dianjurkan oleh pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi, tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Inisiasi menyusu dini (early initiation breastfreeding) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segara setelah lahir atau kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008, p.3). Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam istilah asing sering di sebut early inisiation breastfreeding adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Ketika bayi sehat di letakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin contac) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu dan menjangkau payudara. 8

Transcript of BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu...

Page 1: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini, merupakan program yang sedang

gencar dianjurkan oleh pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui

merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu

menyusui bayi, tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting

susu ibu.

Inisiasi menyusu dini (early initiation breastfreeding) atau

permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segara

setelah lahir atau kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera

setelah lahir (Roesli, 2008, p.3).

Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam istilah asing sering di

sebut early inisiation breastfreeding adalah memberi kesempatan pada

bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam

pertama kelahirannya. Ketika bayi sehat di letakkan di atas perut atau

dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin

contac) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi

oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut

ibu dan menjangkau payudara.

8

Page 2: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

9

Inisiasi menyusu dini disebut sebagai tahap ke empat

persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai satu jam setelah

persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan posisi tengkurap setelah

dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak dibungkus di

dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat

kontak kulit dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan

kolostrom atau ASI yang pertama kali keluar (Roesli, 2008, p.23)

Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusu bukan

menyusui yang merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini

bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif sendiri

menemukan putting susu ibu. Setelah lahir bayi belum menujukkan

kesiapannya untuk menyusu Reflek menghisap bayi timbul setelah 20-

30 menit setelah lahir. bayi menunjukan kesiapan untuk menyusu 30-

40 menit setelah lahir (Roesli, 2008, p.25).

Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas, inisiasi

menyusu dini adalah suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera

setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri

melakukan aktivitas-aktivitas yang diakhiri dengan menemukan

puting susu ibu kemudian menyusu pada satu jam pertama kelahiran.

b. Prinsip inisiasi menyusu dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi

dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam

pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi

Page 3: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

10

dengan kulit ibu bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada

ibu, sampai dia menyusu sendiri.

Prinsip dasar inisiasi menyusui dini adalah tanpa harus

dibersihkan dulu, bayi diletakkan di dada ibunya dengan posisi

tengkurap dimana telinga dan tangan bayi berada dalam satu garis

sehingga terjadi kontak kulit dan secara alami bayi mencari payudara

ibu dan mulai menyusu.

Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih

dahulu, bayi diletakkan di dada ibunya dan secara naluriah bayi akan

mencari payudara ibu, kemudian mulai menyusu (Rosita, 2008, p.32).

Kesimpulan dari pendapat di atas, prinsip IMD adalah

cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain atau

handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong)

kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap

sehingga ada kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan

bayi untuk menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.

c. Manfaat inisiasi menyusu dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini bermanfaat bagi ibu dan bayi baik

secara fisiologis maupun psikologis yaitu sebagai berikut:

1) Ibu

Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya

oksitoksin. Oksitoksin menyebabkan kontraksi pada uterus

sehingga membantu keluarnya plasenta dan mencegah perdarahan.

Page 4: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

11

Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon lain yang

menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar

dengan lancar.

2) Bayi

Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan

sehingga napas dan denyut jantung bayi menjadi teratur. Bayi

memperoleh kolostrom yang mengandung antibodi dan merupakan

imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrom juga mengandung

faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara

efektif, sehingga mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih

sulit masuk ke dalam tubuh bayi.

d. Persiapan Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Berikut ini persiapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini

(Roesli, 2008, p.15-16)

1) Pertemuan pimpinan Rumah Sakit, dokter kebidanan, dokter anak,

dokter anastesi, bidan, tenaga kesehatan yang bertugas di kamar

bersalin, kamar operasi, kamar perawatan ibu melahirkan untuk

mensosialisasikan Rumah Sakit Sayang Bayi.

2) Melatih tenaga kesehatan terkait yang menolong, mendukung ibu

menyusui, termasuk menolong Inisiasi Menyusu Dini yang benar.

3) Setidaknya antenatal (ibu hamil), dua kali pertemuan tenaga

kesehatan bersama orang tua, membahas keuntungan ASI dan

menyusui, tatalaksana menyusui yang benar, Inisiasi Menyusu Dini

Page 5: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

12

termasuk inisiasi dini pada kelahiran dengan obat – obatan atau

tindakan.

4) Di Rumah Sakit Sayang Ibu, Inisiasi Menyusu Dini termasuk

langkah ke-4 dari 10 langkah keberhasilan menyusui.

e. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini secara umum

Menurut (Roesli, 2008, p.21) tata laksana IMD adalah

sebagai berikut:

1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan

2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi

saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non kimiawi misalnya,

pijat,aromaterapi,gerakan atau hypnobirthing.

3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya

melahirkan tidak normal di dalam air atau dengan jongkok

4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya,kecuali

kedua tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit

bayi sebaiknya dibiarkan

5) Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi

melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini

dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal

selesai. Keduanya diselimuti jika perlu gunakan topi bayi

6) Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi

dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting

susu.

Page 6: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

13

7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda

atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung

beberapa menit atau satu jam, dukungan ayah akan meningkatkan

rasa percaya diri ibu. Jika bayi belum menemukan puting payudara

ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan

dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.

8) Dianjurkan memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada

ibu yang melahirkan dengan tindakan

9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang,diukur dan dicap setelah

satu jam

10) Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar selama 24 jam.

f. Inisiasi menyusu dini yang kurang tepat

Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

tepat menurut (Roesli, 2008, p. 9) adalah sebagai berikut :

1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain

kering

2) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat dipotong,

lalu diikat

3) Karena takut kedinginan, bayi dibedong dengan selimut bayi

4) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu (tidak terjadi

kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding)

untuk beberapa lama (10 – 15 menit) atau sampai tenaga kesehatan

selesai menjahit perineum.

Page 7: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

14

5) Selanjutnya diangkat, dan disusukan pada ibu dengan cara

memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.

6) Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan

(recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh

ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.

g. Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan

Berikut ini langkah – langkah melakukan Inisiasi Menyusu

Dini yang dianjurkan (Roesli, 2008, p. 10) :

1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain

kering.

2) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali

kedua tangannya.

3) Tali pusat dipotong, lalu diikat.

4) Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak

dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

5) Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut

ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti

bersama – sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi

pengeluaran panas dari kepalanya.

Page 8: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

15

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD

Ada beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan IMD

diantaranya:

1) Kesiapan fisik dan psikologis ibu

Fisik dan psikologi ibu harus sudah dipersiapkan dari awal

kehamilannya, konseling dalam pemberian informasi mengenai

Inisiasi Menyusu Dini bisa diberikan selama pemeriksaan

kehamilan. Pemeliharaan puting payudara dan cara massase

payudara juga perlu di ajarkan agar ibu lebih siap menghadapi

persalinan dan dapat langsung memberikan ASI pada bayinya, rasa

cemas, tidak nyaman dan nyeri selama proses persalinan sangat

mempengaruhi ibu untuk menyusui bayinya untuk itu perlu adanya

konseling.

2) Tenaga atau pelayan kesehatan

Untuk keberhasilan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, konsultasi

dengan dokter ahli kandungan di perlukan untuk membantu proses

Inisiasi Menyusu Dini. Memilih BPS/RS atau fasilitas pelayanan

kesehatan yang mendukung pemberian ASI.

3) Bayi akan kedinginan

4) Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit

dengan sang ibu. Suhu payudara ibu akan meningkat 0,5 derajat

dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan hasil

penelitian Dr. Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada

Page 9: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

16

ibu yang melahirkan menjadi 1°C lebih panas dari suhu dada ibu

yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini

kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan, suhu

dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada

ibu merupakan tempat yang terbaik bagi bayi yang baru lahir

dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.

5) Ibu kelelahan

Memeluk bayinya segera setelah lahir membuat ibu merasa senang

dan keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi

menyusu dini membantu menenangkan ibu.

6) Kurang dukungan suami dan keluarga

Penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi yang masih

di dada ibu dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah

atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi

dukungan pada ibu.

7) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.

Ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan dengan

bayi masih di dada ibu, berikan kesempatan pada bayi untuk

meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.

8) Ibu harus di jahit.

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara dan

lokasi yang dijahit adalah bagian bawah ibu.

Page 10: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

17

9) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore

harus segera diberikan setelah lahir.

Menurut American college of obstetrics and Gynecology

dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan

ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu

sendiri tanpa membahayakan bayi.

10) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur.

Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas

badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan

melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera

setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai

menyusu awal selesai.

11) Bayi kurang siaga.

Pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga. Setelah itu,

bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibatnya

obat yang diasup oleh ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi

karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.

12) Kolostrom tidak keluar atau jumlah kolostrom tidak memadai

sehingga diperlukan cairan lain.

Kolostrom cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi

dilahirkan .dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai

pada saat itu.

Page 11: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

18

13) Kolostrom tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.

Kolostrom sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain

sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru

lahir, kolostrom melindungi dan mematangkan dinding usus yang

masih muda.

i. Kebijakan The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA)

tentang Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam setelah kelahiran

merupakan tahap penting untuk mengurangi kematian bayi dan

mengurangi banyak kematian neonatal. Menyelamatkan 1 juta bayi

dimulai dengan satu tindakan, satu pesan dan satu dukungan yaitu

dimulai Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama kelahiran.

WHO / UNICEF merekomendasikan bahwa IMD dalam satu

jam pertama kelahiran, menyusu secara eksklusif selama 6 bulan

diteruskan dengan makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun.

Konferensi tentang hak anak mengakui bahwa setiap anak berhak untuk

hidup dan bertahan untuk melangsungkan hidup dan berkembang setelah

persalinan. Wanita mempunyai hak untuk mengetahui dan menerima

dukungan yang diperlukan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini yang

sesuai.

The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA)

mengeluarkan beberapa kebijakan tentang Inisiasi Menyusu Dini dalam

Pekan ASI sedunia (World Breastfeeding Week) :

Page 12: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

19

1) Menggerakan dunia untuk menyelamatkan 1 juta bayi dimulai

dengan satu tindakan sederhana yaitu beri kesempatan pada bayi

untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama

kehidupannya.

2) Menganjurkan segera terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi dan

berlanjut dengan menyusui untuk 6 bulan secara eksklusif .

3) Mendorong Menteri Kesehatan atau orang yang mempunyai

kebijakan untuk menyatukan pendapat bahwa Inisiasi Menyusu Dini

dalam satu jam pertama adalah indikator penting untuk pencegahan

kesehatan.

4) Memastikan keluarga mengetahui pentingnya satu jam pertama

untuk bayi dan memastikan mereka melakukan pada bayi mereka

kesempatan yang baik ini.

5) Memberikan dukungan perubahan baru dan peningkatan kembali

Rumah Sakit Sayang Bayi dengan memberi perhatian dalam

penggabungan dan perluasan tentang Inisiasi Menyusu Dini

2. Ibu Bersalin

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi

serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Dalam pengertian lain

suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam

uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Partus normal adalah

proses bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala atau ubun-

Page 13: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

20

ubun kecil, tanpa memakai alat, serta tidak melukai ibu maupun bayi

(kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

Sedangkan Partus abnormal adalah proses bayi lahir melalui vagina

dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi, cunam, vakum,

embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan seksio

sesaria (Depkes, 2004, p.72)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

(prawirohardjo, 2006, p. 180).

Partus normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir

dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau

pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya

berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. (Winkjosastro, 2005, p.

181).

Menurut (varney, 2008, p. 672) Sebelum persalinan yang

sebenarnya mulai, terdapat beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan

bahwa tidak lama lagi persalinan akan terjadi. Tanda gejala tersebut

adalah :

1) Lightening, yaitu perasaan subyektif dari ibu yang terjadi karena

bagian bawah janin lebih mapan dalam SBR dan pelvis. Ibu akan

merasa janin turun, sesak nafas berkurang, tetapi disertai sakit

Page 14: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

21

pinggang dan sering kencing serta dirasakan lebih sulit bila berjalan.

Hal ini terjadi 2-3 minggu sebelum aterm.

2) Engagement, yaitu peristiwa masuknya kepala janin dalam panggul.

Pada primigravida, terjadi 2-3 minggu menjelang aterm. Lightening

tidak sama dengan engagement meskipun keduanya dapat terjadi

bersamaan.

3) Sekresi vagina meningkat.

4) Persalinan palsu

5) Ketuban pecah dini

6) Bloody show yaitu keluarnya cairan kemerahan atau darah yang

disertai dengan lendir dari vagina.

7) Perubahan serviks menjadi lunak dan datar.

8) Sakit pinggang yang terus menerus.

b. Tahapan dalam proses persalinan pada ibu bersalin

Menurut (Prawirohardjo, 2005, p.182-186) proses persalinan

di bagi dalam 4 kala yaitu :

1) Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat

(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap

(10cm). kala 1 terdiri dari 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif

Fase laten pada kala 1 persalinan:

a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap

Page 15: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

22

b) Berlangsung hingga serviks membuka < 4cm

c) Pada umumnya berlangsung hingga 8 jam

d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30

detik

Fase aktif pada kala 1 persalinan :

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi akan dianggap adekuat jika terjadi >3x atau

lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik.

b) Dari pembukaan 4cm hingga 10cm, akan terjadi dengan

kecepatan rata-rata 1cm per jam (primigravida) atau 2cm

(multipara).

c) Terjadi penurunan bagian bawah janin.

2) Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir.

Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida.

3) Kala III

Di mulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4) Kala IV

Di mulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah tingkat

Page 16: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

23

kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus

dan jumlah perdarahan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan pada ibu bersalin

Pada setiap persalinan harus diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Tiga faktor utama yang menentukan prognosis

persalinan adalah jalan lahir (passage), janin (passanger), kekuatan

(power) dan ada dua factor lain yang juga sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan asuhan persalinan yaitu factor posisi dan psikologis.

1) Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun

jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut

menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan

dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya

terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan

bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

(Sumarah, 2009, p. 23)

2) Passanger (janin dan plasenta)

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,

sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan

lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passanger yang

Page 17: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

24

menyertai janin namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan pada kehamilan normal. (Sumarah,2009, p. 35)

3) Power (kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kekuatan primer

dan sekunder bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari

uterus. Kekuatan primer yaitu adanya his yang menyebabkan

penipisan serviks dan penurunan janin. Kekuatan sekunder terjadi

setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi

berubah yakni bersifat mendorong keluar sehingga ibu ingin

mengedan. (Sumarah, 2009, p. 42-43)

4) Posisi ibu

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologis

persalinan.Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah

posisi membuat rasa letih hilang, member rasa nyaman, dan

memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan,

duduk jongkok. (Sumarah, 2009, p. 44)

5) Psikologi

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia

tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan

kepadanya. Perilaku dan penampilan wanita serta

pasangannyamerupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan

yang akan diperlukannya. (Sumarah, 2009, p. 45)

Page 18: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

25

d. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Selama Persalinan

Menurut (Sumarah, 2009, p.52) kebutuhan dasar ibu selama

persalinan meliputi lima hal yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa

aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, kebutuhan

aktualisasi diri.

1) Kebutuhan fisiologis

a) Oksigen

b) Makan dan minum

c) Istirahat selama tidak ada his

d) Kebersihan badan terutama genetalia

e) Buang air besar dan buang air kecil

f) Pertolongan persalinan yang berstandar

g) Penjahitan perineum bila perlu.

2) Kebutuhan rasa aman

a) Memilih tempat dan penolong persalinan

b) Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan

dilakukan

c) Posisi tidur yang dikehendaki ibu

d) Pendampingan oleh keluarga

e) Pantauan selama persalinan

3) Kebutuhan dicintai dan mencintai

a) Pendampingan oleh suami / keluarga

b) Kontak fisik (memberikan sentuhan ringan)

Page 19: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

26

c) Masase untuk mengurangi rasa sakit

d) Berbicara dengan suara yang lemah, lembut, serta sopan.

4) Kebutuhan harga diri

a) Merawat bayi sendiri dan menetekinya

b) Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy ibu

c) Pelayanan yang bersifat empati dan simpati

d) Informasi bila akan melakukan tindakan

e) Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yangibu

lakukan

5) Kebutuhan aktualisasi diri

a) Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan

b) Memilih pendamping selama persalinan

c) Bounding and attachment

3. Pengetahuan (Knowledge)

a. Pengertian pengetahuan

Menurut (Bloom, 1975) dalam buku Notoatmojo (2003)

pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang, melalui proses

pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang sudah diperoleh.

Sedangkan menurut (Rachman, 2003, p.23) yang dimaksud pengetahuan

adalah hasil dari kegiatan mengetahui. Mengetahui artinya mempunyai

bayangan dalam pikirannya tentang sesuatu. Pada umumnya

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah

Page 20: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

27

diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

baik pula tingkat pengetahuannya (Nursalam, 2008,p.47)

Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan indera atau akal budidaya untuk mengenali

benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya (Meliono, 2007,p.26).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia

sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga

merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali

kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak

disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarok, 2007,p.29).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut

(Notoatmodjo, 2003, p. 121-123) mempunyai 6 tingkatan.

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Page 21: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

28

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Page 22: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

29

c. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 p.11

dikutip oleh Wawan, 2010, p.14) adalah sebagai berikut :

1). Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan

oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c). berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu

Page 23: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

30

2) Cara modern untuk memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan

oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh

Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut (Sukmadinata, 2003, p. 33) pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai

berikut :

1) Faktor internal

a) Jasmani

Faktor jasmani di antaranya adalah keadaan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor rohani di antaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor serta kondisi efektif dan kognitif individu.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana

Page 24: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

31

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan

tersebut.

b) Paparan Media Massa

Melalui berbagai media cetak maupun elektronik, berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang

yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,

pamphlet, dll) akan memperoleh informasi media ini, berarti

paparan media massa mempunyai tingkat pengetahuan yang

dimiliki seseorang.

c) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi lebih baik mudah

tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang

termasuk kebutuhan sekunder.

d) Pengalaman

Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal bisa

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan yang

mendidik, misalnya seminar. Organisasi dapat memperluas

jangkauan pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan

tersebut informasi tentang satu hal dapat diperoleh.

Page 25: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

32

e. Alat Ukur Pengetahuan

Menurut (Wawan dan Dewi 2010, p.15) pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari obyek penelitian

atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan

kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-

angka, hasil hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan

cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan

diperoleh persentase, setelah dipersentasikan lalu ditafsirkan ke dalam

kalimat yang bersifat kualitatif sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik (76-100%)

2) Pengetahuan cukup (56-75%)

3) Pengetahuan kurang (< 56%)

4. Kepatuhan

Menurut (Poerwadaminta, 2003, p.1012) patuh berarti suka

menurut perintah,taat kepada perintah,aturan,dsb. Jadi kepatuhan berarti

pula sifat patuh, ketaatan kepada perintah atau aturan. Kepatuhan berasal

dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah tingkat pasien

melaksanakan cara pengobatan, dari perilaku yang disarankan Tenaga

kesehatan atau orang lain.

Menurut (Refina, 2002, p.14) kepatuhan atau ketaatan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan

oleh dokter atau petugas kesehatan lain. Perhitungan tingkat kepatuhan

Page 26: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

33

dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah melaksanakan

kegiatan sesuai standar. Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa

atau ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul

dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga

hubungan baik dengan petugas kesehatan atau tokoh yang

menganjurkannya. Motivasi ini belum dapat dijadikan sebagai jaminan

bahwa pasien akan mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa

jenuh atau bosan maka dia merasa tidak perlu lagi melanjutkan perilaku

tersebut.

5. Praktik

a. Pengertian praktik

Praktik adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik

yang dapat diamati langsung atau tidak diamati oleh pihak luar.

Apabila seseorang telah mengetahui objek kesehatan maka akan

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui dan

selanjutnya diharapkan seseorang akan mempraktikkan apa yang telah

diketahuinya atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan

(Notoatmodjo, 2003, p.49)

b. Tingkatan praktik

Tingkatan praktik menurut Notoatmodjo ada 4 antara lain:

Page 27: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

34

1) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama.

2) Respon Terpimpin (guided respon)

Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh

merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3) Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia

sudah mencapai praktik tingkat ketiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi tindakan tersebut.

Adaptasi praktik (tindakan) memiliki beberapa indikator, antara

lain:

5) Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit

Tindakan ini mencakup antara lain:

a) Pencegahan penyakit, misalnya mengimunisasikan anak.

b) Penyembuhan penyakit, misalnya minum obat sesuai petunjuk

dokter.

Page 28: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

35

6) Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain: mengonsumsi

makanan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga secara

teratur, dan praktik perawatan kesehatan sebagainya.

7) Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan.

Perilaku ini mencakup buang air besar dijamban, membuang

sampah pada tempatnya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut lawrence Green (1980) dalam (Notoatmodjo,

2005, p.60) menganalisis perilaku manusia tersebut dalam perilaku

manusia pada tingkat kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh:

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposising factors)

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang karena perilaku tersebut akan

langgeng apabila didasari oleh pengetahuan, sebaliknya

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan maka

tidak akan berlangsung lama.

b) Sikap

Sikap itu tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup, sikap secara

nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap

Page 29: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

36

stimulus. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dapat

dinyatakan bagaiimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek.

Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

sikap merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup bukan reaksi terbuka.

c) Nilai budaya

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan sikap kita. Apabila kita

dibesarkan dalam budaya yang mengutamakan kehidupan

berkelompok, maka kita akan mendukung kehidupan individu

yang hanya mementingkan kehidupan sendiri. Pengaruh

lingkungan merupakan kebudayaan dalam membentuk pribadi

seseorang. Kepribadian, tidak lain dari pola perilaku yang

konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcing yang kita

alami.

2) Faktor-faktor pendukung (enabling factor)

Faktor pendukung disini adalah ketersediaan sumber-sumber atau

fasilitas. Untuk memperoleh perubahan perilaku yang diharapkan

secara efektif diperlukan faktor-faktor pendukung yang berupa

sumber-sumber dan fasilitas tersebut sebagian harus digali dan

dikembangkan dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat harus

Page 30: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

37

mengorganisasi komunitasnya sendiri untuk berperan serta dalam

penyediaan fasilitas-fasilitas. Untuk memasyarakatkan produksi

kesehatan baik yang berupa peralatan, fasilitas maupun jasa- jasa

pelayanan perlu usaha pemasaran. Pemasaran jasa-jasa pelayanan

ini menurut istilh dunia bisnis disebut pemasaran sosial.

3) Faktor-faktor penguat

Faktor penguat atau pendorong meliputi sikap dan perilaku

petugas. Semua petugas kesehatan, baik dilihat dari jenis dan

tingkatannya padadasarnya adalah pendidikan kesehatan.

Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan adalah menjadi

tokoh panutan dibidang kesehatan. Untuk itu maka petugas

kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan

nilai-nilai kesehatan. Demikian pula petugas- petugas lain atau

tokoh masyarakat juga merupakan panutan perilaku termasuk

perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2005 p. 60).

d. Cara mengukur perilaku (praktik)

Cara mengukur indikator perilaku dan memperoleh data

atau informasi indikator-indikator perilaku tersebut, antara

pengetahuan dan praktik agak berbeda. Untuk memperoleh data

tentang pengetahuan cukup dilakukan melalui wawancara sedangkan

untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat

adalah melalui wawancara atau mengingat kembali perilaku yang telah

dilakukan responden beberapa tahun yang lalu.

Page 31: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

38

e. Bentuk perilaku

Menurut (Notoatmodjo, 2003, p.65) bentuk perilaku secara

lebih operasional dapat diartikan suatu respon organisme atau

seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut, respon ini

berbentuk dua macam, yaitu:

1) Bentuk pasif

Perilaku bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di

dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh

orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin atau

pengetahuan. Misalnya seseorang ibu yang menganjurkan kepada

temannya untuk merawat payudara setelah melahirkan meskipun ia

sendiri tidak atau belum pernah merawat payudara setelah

melahirkan. Perilaku seperti ini juga disebut perilaku yang masih

terselubung (covert behavior).

2) Bentuk aktif

Perilaku bentuk aktif dapat diobservasi dengan jelas secara

langsung. Misalnya ibu yang menganjurkan temannya untuk

merawat payudara setelah melahirkan setelah ia sendiri

mempraktikkannya atau merawat payudara setelah melahirkan.

Perilaku tersebut sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata

sehingga disebut “overt behavior”.

Page 32: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

39

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku

Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung

dalam interaksi manusia dengan lingkungan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya perilaku terbagi menjadi 2 faktor yaitu :

1) Faktor intern

Faktor intern berfungsi untuk mengelola rangsangan dari luar,

faktor ini meliputi: pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi,

motivasi.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern ini meliputi lingkungan fisik maupun non fisik

seperti: iklim, manusia, sosial ekonomi dan budaya.

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Lawrence & Green(1980) ,dimodifikasi oleh Notoatmodjo (2007)

a. Faktor predisposisi (predisposing factor) : 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Nilai

b. Faktor pendukung (enabling factor) : 1. Ketersediaan sarana 2. Sumber daya / dana 3. Keterampilan 4. Keterjangkauan

c. Faktor penguat (reinforcing factor) : 1. Motivasi 2. Sikap dan perilaku masyarakat 3. Sikap dan perilaku petugas kesehatan 4. Fasilitas dan peralatan yang memadai

Kepatuhan Praktik IMD

Page 33: BAB II 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Inisiasi Menyusu ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-syarifatun... · Pada umumnya praktik Inisiasi Menyusu Dini yang kurang

40

C. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ha: Ada hubungan pengetahuan IMD pada ibu bersalin dengan kepatuhan

praktik IMD.

Pengetahuan IMD ibu

bersalin

Kepatuhan praktik IMD