Referat Gerd

6
Ebnbjgvg IBSE elpluegebngjgvgalj vbclilg jlgajwllvld `ldcrji elsg`ldcrji ab el`ld abskjiakjilj vbmgjiil ubshleg pbs`rallj plel `lpgvlj vb`lpru `bjegs abskjiakjilj* pl`gji vbsgji egpgfr k`bm pskeravg lvld `ldcrji wlji cbs`bcgmlj wlji eg leljwl iljiirlj `ldcrji vbpbsug dlli lulr ilvusgugv askjgv* Ljlukdg ilvubs elj bvkpmlirv _bjwbclc Nlauks sbvgak `lgj pbdgfr elsg IBSE egljulsl `lgjjwl lel`lm8 <* Mbsjgl mglul` 3* Abibdralj 6* Ab`bcgmlj al`vgrd eg el`ld elslm 5* Vgjeskdl Xk``gjibs$B``gvkj 2* _bjiirjllj kclu$kclulj aksugakvubskge el`ld hljial pljhlji Ibhl`l Lelprj ibhl`l$ibhl`l wlji ugdcr` lagclu elsg IBSE lel`lm8 <* Drl` elj drjulm

Transcript of Referat Gerd

Defenisi GERD dapat didefinisikan sebagai naiknya asam lambung dari lambung ke dalam kerongkongan sehingga terjadi perlukaan pada lapisan selaput lendir kerongkongan. Hal ini paling sering dipicu oleh produksi asam lambung yang berlebihan yang ditandai dengan adanya gangguan lambung seperti maag atau gastritis kronis.

Anatomi gaster dan esophagus Penyebab Faktor resiko lain pemicu dari GERD diantara lainnya adalah: 1. Hernia hiatal 2. Kegemukan 3. Kelebihan kalsium di dalam darah 4. Sindroma Zollinger-Ellison 5. Penggunaan obat-obatan kortikosteroid dalam jangka panjang

Gejala Adapun gejala-gejala yang timbul akibat dari GERD adalah: 1. Mual dan muntah

2. Sensasi dada terbakar 3. Gangguan menelan 4. Sendawa yang terlalu sering 5. Infeksi telinga 6. Sulit tidur 7. Napas berbau

Pemeriksaan Adapun pemeriksaan dengan instrumen khusus untuk mengetahui bila terkena GERD adalah Endoskopi Endoskopi khusus kerongkongan dan lambung. Hasil yang positif menunjukkan adanya perlukaan pada daerah selaput lendir kerongkongan.

Gambar endoskopi lambung dan kerongkongan: tampak perlukaan pada daerah selaput lendir esophagus

Pemeriksaan Asam Dengan manometri Dengan menggunakan manometri pada daerah esophagus. Selain untuk menilai fungsi esophagus juga dapat memeriksa spingter esophagus. Pertama dengan memberikan obat anastesi pada daerah hidung, lalu posisi dalam keadaan tegap, selanjutnya dimasukkan tabung secara perlahan hingga mencapai gaster. Ketika tabung berada dalam posisi yang benar, maka pasien dibaringkan ke kiri. Bila Anda

melakukannya, sensor pada tabung akan mengukur tekanan yang diberikan di berbagai lokasi di dalam kerongkongan dan perut. Ujian ini biasanya membutuhkan waktu 20 sampai 30 menit. Tes ini menggunakan tabung manometri dengan elektroda ditempatkan pada berbagai titik di sepanjang panjangnya. Mengukur tingkat di mana cairan dan gas melewati kerongkongan. Bila hasil analisis dibandingkan dengan temuan manometri, maka dapat dinilai seberapa efektif kontraksi kerongkongan Dengan pH Monitoring Tes ini menggunakan pH monitor untuk mencatat keasaman di kerongkongan selama jangka waktu 24 jam. Dalam satu versi dari tes ini, sebuah tabung kecil dengan sensor pH pada akhirnya dilewatkan melalui hidung ke dalam esofagus bagian bawah. tabung yang dibiarkan di tempat selama 24 jam dengan bagian hidung keluar ditempelkan di sisi wajah. Ini akan terhubung ke perangkat perekam kecil yang dapat pakai atau bawa.

Selama ini uji acid reflux, akan merekam saat sedang makan atau minum juga akan menekan tombol tertentu pada perangkat perekaman untuk menunjukkan bila mengalami gejala acid reflux. Informasi rinci akan memungkinkan untuk menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengujian. Seorang yang lebih baru, versi nirkabel dari tes ini sekarang sedang digunakan. Dalam versi ini sensor pH kecil menempel pada esofagus bawah menggunakan sedotan. Penyelidikan kecil dapat berkomunikasi nirkabel dengan perangkat perekam luar tubuh Anda selama 48 jam. Probe akhirnya lepas dan melewati sisa dari saluran pencernaan. Banyak pasien telah menemukan ujian pH monitoring nirkabel menjadi jauh lebih menyenangkan daripada versi tradisional. Kedua teknik menghasilkan informasi yang sama. Pengobatan Pengobatan yang paling utama pada GERD adalah perubahan gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup sehat seperti mengurangi makan-makanan yang tidak baik untuk tubuh terutama untuk lambung, bila pada obesitas dengan latihan fisik yang cukup akan mengurangi berat badan, selain itu dapat dibantu dengan obat-obatan seperti golongan :

1. Golongan Antasida yang menetralkan asam lambung. Golongan obat ini cukup efektif dan aman datam menghilangkan gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitts. Selain sebagai buffer terhadap HC1, obat ini dapat memperkuat tekanan sflngter esophagus bagian bawah. Kelemahan golongan obat ini adalah: Rasanya kurang menyenangkan Dapat menimbulkan diare terutama yang mengandung magnesium serta konstipasi terutama antasid yang alumunium Penggunaannya sangat terbatas pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal 2. H-2 receptor blocker untuk mengurangi produksi asam lambung. Yang termasuk golongan obat ini adalah simetidin, ranitidin, tamotidin dan nizattdin. Sebagai penekan sekresi asam, golongan obat ini efektif datam pengobatan penyakit refluks gastroesofagcal jika diberikan dosls 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus. Golongan obat ini hanya efektif pada pengobatan esofagitis derajat ringan sampai sedang serta tanpa komplikasi. 3. Proton pump inhibitor Obat-obat yang memblokir produksi asam lambung dan menyembuhkan kerongkongan. Golongan ini merupakan drug of choice dalam pengobatan GERD. Golongan obat-obatan ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enzim H, K ATP-ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung. Obat-obatan ini sangat efektif dalam menghilangkan keluhan serta penyembuhan lesi esofagus, bahkan pada esofagitis erosiva derajat berat serta yang refrakter dengan golongaa antagonis reseptor H2. Efektivitas golongan obat ini semakin bertambah jika dikombinasi dengan golongan prokinetik. 4. Agen prokinetic obat untuk memperkuat sfingter esofagus bagian bawah. Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD sangat bergantunng kepada penekanan sekresi asam. Metokiopramid : Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin. Efektivitasnya rendah dalam mengurangi gejala serta tidak berperan datam

penyembuhan lesidi esofagus kecuali dalam kombinasi dengan antagonis reseptor H2 atau penghambat pompaproton. Karena melalui sawar darah otak, maka dapat tumbuh efek terhadap susunan saraf pusat berupa mcngantuk, pusing, agitasi, tremor dan diskinesia. Domperidon : Golongan obat ini adalah antagonis reseptpr dopamin dengan efek samping yang lebih jarang dibanding metoklopramid karena tidak metalui sawar darah otak. Walaupun efektivitasnya dalam mengurangi keluhan dan penyembuban lesi esofageal belum banyak dilaporkan, golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan lambung. Cisapride : Sebagai suatu antagonis reseptor 5 HT4, obat ini dapat mempercepat pengosongan lambung serta meningkatkan tonus LES. Efektivitasnya dalam menghilangkan gejala serta penyembuhan lesi esofagus lebih baik di banding domperidon. 5. Sukralfat (Alnmuniam hidroksidn + sukrosa oktesulfot) Berbeda dengan antasid dan penekan sekrest asam, obat ini tidak memiliki efek langsung terhadap asam lambung. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pertahartan mukosa esofagus, sebagai buffer terhadap HC1 di esofagus serta dapat mengikat pepsin dan garam empedu. Golongan obat ini cukup aman diberikan karena bekerja secara topikai (sitoproteksi).

Terapi bedah Dilakukan apabila pasien GERD disertai dengan gejala seperti rasa kembung, cepat kenyang dan mual-mual.

Terapi endoskopi 1. Penggunaan energi radiofrekuensi 2. Plikasi gastrik endoluminal Implantasi endoskopi yaitu dengan menyuntikkan zat implan di bawah mukosa esotagus bagian distal, sehingga lumen esofagus bagian distal menjadi lebih kecil.

KOMPLIKASI GERD 1. Striktur Esofagus 2. Esofagus Barrett Akibat adanya rangsangan kronik dari asam lambung terhadap mukosa esofagus, dapat terjadi perubahan mukosa esofagus dari skuamosa menjadi epitel kolumnar yang metaplastik dan premaligna.

PENCEGAHAN GERD Meninggikan posisi kepala pada saat tidur serta menghindari makan sebelum tidur dengan tujuan meningkatkan bersihan asam selama tidur serta mencegah refluks asam dari lambung ke esophagus. 1. Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol karena keduanya dapat menurunkan tonus LES sehingga secara langsung memperngaruhi sel-sel epitel. 2. Mengurangi konsumsi lemak serta mengurangi jumlah makanan yang dimakan karena dapat menimbulkan distensi lambung. 3. Menurunkan berat badan pada pasien kegemukan serta menghindari pakaian ketat sehingga dapat 4. Mengurangi tekanan intra abdomen. 5. Menghindari makanan/minuman seperti coklat, teh, peppermint, kopi, dan minurnan bersoda karena dapat menstimulasi sekresi asam. 6. Menghindari obat-obat yang yang dapat menurunkan tonus LES seperti anti kolihergik, teofilin, diazepam, opiat, antagonis kalsium, agonis beta-adrenergik, progesteron.