REFERAT DERMATOTERAPI

31
TINJAUAN PUSTAKA DERMATOTERAPI

description

Presentasi Referat DermatoterapiMohon koreksinya jika ada kesalahan baik dalam pengetikan maupun isi materi. Terima Kasih

Transcript of REFERAT DERMATOTERAPI

TINJAUAN PUSTAKADERMATOTERAPI

Definisi

Ilmu pengetahuan yang mempelajari pengobatan penyakit kulit.

DERMATOTERAPI

MEDIKAMENTOSA

TOPIKAL SISTEMIK

NONMEDIKAMENTOSA

BEDAH NONBEDAH

PRINSIP DERMATOTERAPIPrinsip umum :

1. Perhatikan penderita secara keseluruhan, somatik dan psikis.2. Segi fisologi, patologi, biokimia, dan anatomi perlu

diperhatikan.3. Kuasai materi medika4. Perhatikan farmasi dan farmakologi obat-obatan :

sinergisme, efek samping dan toksisitas obat.5. Terapi yang baik adalah terapi kausal.6. Berikan obat sesederhana mungkin, untuk mencegah hal

yang tidak diinginkan. Campuran obat yang sulit akan mempersulit apotik dalam pembuatannya.

7. Individualisasi.8. Perhatikan segi ekonomi pasien.

Prinsip Khusus Dermato Topikal

1. Kering dengan kering, basah dengan basah2. Pemilihan vehikulum tergantung : a. Stadium penyakit b. Distribusi dan lokalisasi c. Efek yang diinginkan3. Makin akut konsentrasi rendah4. Jelaskan cara pakai, cara membersihkan5. Hindari sensitizer6. Batasi penggunaan obat yang tidak stabil7. Dilihat apakah obat sesuai dengan yang diberikan atau

dilihat dari tanggal kadaluarsanya. 8. Berikan instruksi kepada pasien dengan baik dan benar

Cairan Salep

Bedak

Bedak kocok

Pasta

Krim

Pasta pendingin

- Solusio- Tinktura

- W/O- O/W

DERMATOTERAPI TOPIKAL

CAIRAN

Solusio

1. Dermatoterapi topikal yang vehikulum dasarnya aqua dengan cara dikompres terbuka

2. Sifat:– Mendinginkan– Absorpsi mengeringkan– Membersihkan– Proteksi– Anti pruritus

Tinktura1. Dermatoterapi topikal yang

vehikulum dasarnya aqua dengan cara ditotol dan dioles

2. Sifat:– Tergantung zat aktif, misal:

antimitotik dan kaustik / membakar.

• Asam salisilat 1 ‰R/ as salisilat 1 gr

aqua ad 1000 ccm.f. l.a sol ʃ u.e

₰ ₰

• Ting podofilin 25 %R/ podofilin 25%

Ethyl alkohol ad 1000

m.f. l.a tink ʃ u.e

Biasanya digunakan pada kondiloma akuminataBiasanya digunakan untuk

antipruritus

BEDAK

Dermatoterapi topikal dengan Vehikulum dasar : Talk (Talc Venekum) bersifat inert.

Cara pakai: ditabur atau dengan sponsSifat:

1. Menutupi 4. Mendinginkan2. Melekat 5. Anti pruritus3. Absorbsi 6. “Slipping power”

R/ As. Salisil 2%Talk venerum ad 100 m.f.l.a. Talk u.e.

SALEP

Vehikulum dasar: lemak atau minyak lemak asli : adaeps lanae lemak mineral : vaselin

Cara pakai: diolesSifat:

– Melicinkan – Menutupi– Proteksi– Penetrasi– Memanaskan (kompres tertutup)

SALEP

Biasanya digunakkan untuk psoriasis

• Ung. LCD R/Liquor Carb. Det. 5% As. Salisil >3% Oxyd zinci 5% Lanolin 10% Vas. alb ad 100 m.f.l.a. ung

u.e.

Biasanya digunakkan untuk skabies

• Salep 2-4R/ As. Salisil 2%

Sulf precip 4% Vas. flav ad 100 m.f.l.a. ung u.e.

BEDAK KOCOK Vehikulum dasar : Campuran bedak + cairan (bedak < 40 %) Lebih melekat daripada bedak Cara pakai : kocok dahulu kemudian dibalurkan Sifat :

1. Mengeringkan2. Anti pruritus

R/ As. Salisil 2%Talk venerum 10%Gliserin 5%Aqua ad 100m.f.l.a. Lot u.e. ₰

Krim

• Dermatoterapi topikal dengan vehikulum dasar vaselin.

• Indikasi penggunaan krim :1. indikasi kosmetik

2. lesi yang subakut (W/O)

3. lesi kering yang generalisata (W/O)

3. lesi di daerah yang berambut. (O/W)

• Krim dapat digunakan di semua lokalisasi, yaitu generalisata, kulit kepala, wajah, badan dan ektremitas, genitalia, dan daerah lipatan.

Krim• Terdapat dua jenis :

– Krim W/O (water in oil) : Krim• air merupakan fase dalam dan minyak fase luar. Pada

krim jenis ini, kandungan lemak/minyak lebih banyak daripada air, sehingga bersifat lebih kering.

– Krim O/W (oil in water) : Emulsi• minyak merupakan fase dalam dan air fase luar. Pada

krim jenis ini, kandungan air lebih banyak daripada lemak/minyak, sehingga bersifat lebih basah.

PEMILIHAN OBAT BERDASARKAN : GAMBARAN KLINIS / LESI / STADIUM

AKUT BASAH SUBAKUT

KRONIS

KERING

Kompres Krim O/W Krim W/O Salep

• Krim hidrokortison asetat 1%R/krim hidrokortison asetat 1% tube no I (10 g)

ʃ u.e

Biasanya digunakan pada : dermatitis atopik tipe infantil

• Krim ketokonazole 2%R/ krim ketokonazol 2% tube no I (10 gr)

ʃ u.e

Biasanya digunakan pada : tinea fasialis pada bayi

Pasta & Pasta Pendingin

• Vehikulum dasar pasta:– lemak + bedak

• Vehikulum dasar pasta pendingin:– lemak + bedak + cairan

• Cara pakai:– dioles

• Sifat:– mengeringkan, proteksi

• Indikasi:– Lesi subakut yang generalisata

PEMILIHAN VEHIKULUM BERDASARKAN DISTRIBUSI / LOKALISASI

Lokalisasi Bedak Air Talk Salep B.kocok Pasta Krim

Generalisata + -* - - + - +Kulit kepala - + + - - - +

Wajah + + +# + + + +Badan,ekstr

emitas+ + + + + + +

Genitalia + + - - + - +

Daerah lipatan

+ + + +@ + - +

EFEK OBAT YANG DIINGINKAN

1. Protektif : salep, pasta, pasta pendingin, krim

2. Absorpsi : bedak, bedak kocok

3. Mengeringkan : cairan, bedak kocok

4. Penetrasi yang baik dan cepat : salep, krim, tingtura

5. Melemaskan kulit (untuk kulit kering) : salep, krim W/O

6. Membersihkan lesi : cairan

7. Mendinginkan : cairan, bedak kocok

8. Proteksi UV : bedak (Ti02)

9. Memanaskan : kompres tertutup

Bahan Dasar

• Khasiat bahan aktif topikal dipengaruhi oleh keadaan vesikokimia permukaan kulit, disamping komposisi formulasi zat yang dipakai didalam resep harus ada bahan aktif dan vehikulum.

Bahan Dasar

1. Alumunium asetat2. Asam asetat3. Asam benzoat4. Asam borat5. Asam salisilat6. Asam undesilenat7. Asam vit.A (retinoin, asam

retinoat)8. Benzokain9. Benzilbenzoat 10. Camphora 11. Kortikosteroid topikal (KS)

12. Mentol 13. Podofilin14. Selenium disulfid15. Sulfur16. Ter17. Urea18. Zat antiseptik19. Obat imunomodulator

topikal

DERMATOTERAPI SISTEMIK

1. Kortikosteroid

Klasifikasi kortikosteroid berdasarkan waktu kerja obat :

• Kerja singkat (8-12 jam): Hidrokortison & kortison. • Kerja sedang (12-36 jam): metilprednisolon,

prednisolon, prednison, triamnisolon.• Kerja lama (36-72 jam): Betametason,

deksametason, parametason.

Kortikosteroid• Efek kerja:

– Anti inflamasi– Imunosupresan

• Efek samping :– Ulkus peptikum– Atrofi– Osteoporosit– Retensi Na+

• Kontra indikasi :– Absolut : ulkus peptikum– Relatif : TBC, DM, hipertensi dan kehamilan

Equivalent Glucocorticoid Potency (mg)

Mineralocorticoid Potency

Plasma Half-Life (min)

Duration of Action (h)

Short acting

Hidrokortison 20 0,8 90 8-12

Kortison 25 1 30 8-12

Intermediate-acting

Prednisone 5 0,25 60 16-36

Prednisolone 5 0,25 200 12-36

Methylprednisolone 4 0 180 12-36

Triamcinolone 4 0 300 12-36

Long actingDexamethasone 0,75 0 200 36-54

KortikosteroidContoh kasus

Laki-laki 27 tahun, di diagnosis DKA. BB: 50 kg• Prednison: 1x 50 mg= 50 mg/hari• Dexametason: 0,75/5 x 50= 7,5 mg/hari• Metilprednisolon: 4/5x 50= 40 mg/hari• Kortison: 25/5 x 50= 250 mg/hari

Dexametason 1 Ampul

R/ Dexametason Amp No. III1 dd amp I i.v

Kortikosteroid

2. Antihistamin

Merupakan dermatoterapi sistemik yang menghambat reseptor H1 (AH1), terbagi menjadi 2 generasi:- Generasi pertama

golongan Alkilamin (propilamin), Etanolamin (Aminoalkil eter), Etilendiamin, fenotiazin, piperidin, piperazin, Klorfeniramin maleat

- Generasi kedua akrivastin, astemizole, cetirizin, loratadin, mizolastin, terfenadin, ebastin.

Generasi pertama• Klorfeniramin maleat tab

R/ Klorfeniramin maleat tab. 4 mg No. XXIʃ 3 dd 1 pc

Generasi kedua• Setirizin dihidroklorida cap.

R/ Setirizin dihidroklorida cap. 10 mg No. VII ʃ 1 dd 1 pc

Daftar Pustaka

• Hamzah M. Dermato-Terapi. Dalam: Djuanda A., Hamzah M., Aisah.,. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013: 342-352

• Bergstrom KG, Strober E. Principles of Topical Therapy. In: Klaus W., Goldsmith LA., Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS., Leffel DJ., Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine ed. 7th Edition. New York: McGraww-Hill. 2008: 2092-6.

TERIMA KASIH