REFERAT BRONKOPNEUMONIA
-
Upload
fatimah-tul-munawaroh -
Category
Documents
-
view
110 -
download
12
description
Transcript of REFERAT BRONKOPNEUMONIA
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Universitas Muhammadiyah Jakarta2015
REFERATBRONKOPNEUMONIA
Oleh :Fitriya
2011730134
Dokter Pembimbing:dr. Desiana, Sp.A
Pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru dengan konsolidasi ruang alveolar yang disebabkan oleh bermacam-macam bakteri, mikoplasma, jamur.
Klasifikasi
BRONKOPNEUMONIA
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Kelainan Anatomis
Etiologi
Pneumonia Lobaris, Pneumonia Lobularis, Pneumonia Intertisial, Pleurapneumonia
Pneumonia streptococcus, penumonia ec H. Influenza, Pneumonia mikoplasma, Pneumonia ec virus
Bronkopneumonia mengacu pada inflamasi paru yang terfokus pada daerah bronkiolus dan memicu produksi eksudat mukopurulen yang menyebabkan saluran respiratologi berkaliber kecil dan menyebabkan konsolidasi yang merata ke lobulus yang berdekatan.
Bronkopneumonia lebih sering ditemukan pada bayi dan anak-anak
Definisi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Virus merupakan penyebab tersering pneumonia pada bayi usia 1 bulan sampai 2 tahun.
Etiologi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Umur Bakteri PatogenNeonatus E. Coli, Streptococcus group B, Listeria monocytogenes
Klebsiella sp, Enterobacteriaceae1-3 bulan Chlamydia trachomatis
Usia prasekolah Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae
Haemophillus influenzae B, Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureusUsia sekolah Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae
Streptococcus pneumoniae9
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun. Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia.
Diperkirakan >4juta kematian setiap tahun dinegara berkembang disebabkan infeksi respiratori akut.
Epidemiologi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Patofisiologi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
1. Stadium Kongesti (4-12 jam pertama)
2. Stadium hepatisasi merah (48 jam
kemudian)
3. Stadium Hepatisasi Kelabu
(3-8 hari)
4. Stadium Resolusi (7-11 hari)
4 Stadium
Gejala dan tanda klinis bervariasi tergantung kuman penyebab, usia pasien, status imunologis pasien, dan beratnya penyakit. Manifestsi klinis bisa sangat berbeda, bahkan pada neonatus mungkin tanpa gejala.
Gejala timbul mendadak tetapi kadang didahului ISPA . Gejalanya :Demam tinggi terus-menerus, menggigil (pada anak), batuk, gelisah, rewel, sesak, sianosis sekitar mulut, kejang (pada bayi), dan nyeri dada.
Manifestasi Klinis
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
WHO menetapkan kriteria takipneu berdasarkan usia, sebagai berikut :
- usia kurang dari 2 bulan: ≥ 60 kali per menit- usia 2 bulan -1 tahun : ≥ 50 kali per menit- usia 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali per menit.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
DiagnosisANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Demam tinggi terus-menerus
• Menggigil (pada anak)• Batuk• Gelisah• Rewel• Sesak• sianosis sekitar mulut• Kejang (pada bayi)• Nyeri dada• Anak lebih suka berbaring
pada sisi yang terkena
Suhu ≥ 39c Dispnue Takipnu Retraksi dinding dada Pernafasan cuping hidung Grunting Sianosis Gerakan dinding toraks
menurun pd daerah yg terkena
Perkusi normal/redup Vf menurun Suara nafas menurun Auskultasi : suara nafas
melemah, ronki basah halus pada paru yg terkena
Darah Tepi : Trombositopenia, leukositosis dng hitung jenis bergeser kekiri
Foto dada : infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapang paru
Dasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gorna dkk tahun 1993 adalah ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini : Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan
dinding dada Panas badan Ronkhi basah sedang nyaring (crackles) Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan
limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)
Kriteria Diagnosis
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Tatalaksana pasien pneumonia meliputi terapi suportif dan terapi etiologik.
Terapi suportif yang diberikan pada penderita pneumonia adalah : Pemberian oksigen 2-4 L/menit melalui kateter hidung atau
nasofaring. Jika penyakitnya berat dan sarana tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan terutama dalam 24-48 jam
Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Cairan yang diberikan mengandung gula dan elektrolit yang cukup.
Koreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang terjadi. Mengatasi penyakit penyerta. Pemberian terapi inhalasi dengan nebulizer bukan merupakan tata
laksana rutin yang harus diberikan.
Tatalaksana
Kategori Usia Patogen Rawat Jalan(7-10 hari)
Rawat Inap(10-14 hari)
Neonatus (<1bln) Streptococcus Grup BE.ColiStreptococcus pneumoniaHaemophiluz influenza (type b)
Sebaiknya tidak dilakukan sebagai pasien rawat jalan
Ampisilin+sefotaksim/ aminoglikosid ditambah dng preparat anti stafilokokus apabila dicurigai adanya infeksi S. aureus
1-3 bln Pneumonia dng febris : Virus saluran respiratori ( parainfluenza virus, influenza virus, adaenovirus), S. Pneumonia, Haemopilus influenza (type b)
Pneumoni afebris : Clamidia trachomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum, sitomegalovirus
Tidak disarankan melakukan rawat jalan pada perawatan awal
Sefuroksim/ sefotaksim ditambah dng nafsilin atau oksasilin
Terapi Antibiotik
Eritromisin, azitromisin/klaritomisin dengan pemantauan ketat
Eritromisin, azitromisin/klaritomisin
3-12 bln Virus saluran respiratori ( parainfluenza virus, influenza virus, adaenovirus), S.pneumonia, H.influenza (tipe b), C. Trachomatis, M.pneumonia, Streptococcus Grup A
Amoksisilin, eritromisin, azitromisin/klaritomisin
Ampisilin atau sefuroksim
12-60 bln Virus saluran respiratori (parainfluenza virus, influenza virus, adaenovirus), S.pneumonia, H.influenza (tipe b), M.pneumonia, Clamydophilia pneumonia, S. Aureus, Streptococcus Grup A
Amoksisilin, eritromisin, azitromisin/klaritomisin
Ampisilin atau sefuroksim
5-18 thn M.pneumonia, S.pneumonia, C.pneumonia, H.influenza(type b), influenza virus, adenovirus, virus saluran respiratory lainnya
Eritromisin, azitromisin/ klanitromisin
Eritromisin, azitromisin/ klanitromisin dng atau tanpa ditambahkan preparat sefuroksim atau ampisilin
≥ 18 thn M.pneumonia, S.pneumonia, C.pneumonia, H.influenza(type b), influenza virus, adenovirus, Legionella pneumophila
Eritromisin, azitromisin, klanitromisin, doksisiklin, moxifloxacin, gatifloxacin atau gemifloxacin
moxifloxacin, gatifloxacin , levofloxacin atau gemifloxacin/ azitromisin/ klaritromisin ditambah sefotaksim, seftriakson atau ampisilin-sulbaktam
Pneumonia bakterial :• Efusi parapneumonik• Empiema• Bronkiektasis • Abses paru
Pneumonia adenovirus :• Bronkiolitis obliteran• Syndrome Swyer James
Komplikasi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Pencegahan terhadap pneumonia dapat dicegah dengan pemberian imunisasi/vaksinasi. Selain itu dengan cara perbaiki higiene umum, hindari kontak dengan orang dewasa/anak yang menderiya infeksi saluran nafas.
berikut vaksin yang sudah tersedia di Indonesia dan dapat mencegah pneumonia : vaksin PCV (imunisasi IPD) untuk mencegah infeksi pneumokokkus (Invasive
Pneumococcal diseases, IPD). vaksin PCV yang sudah tersedia adalah PCV-7 dan PCV-10. PCV 13 belum tersedia di Indonesia
vaksin Hib untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenzae tipe b vaksin DPT untuk mencegah infeksi difteria dan pertusis vaksin campak dan MMR untuk mencegah campak vaksin influenza untuk mencegah influenza
Pencegahan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada bayi dan anak kecil berkisar dari 20% sampai 50% dan pada anak yang lebih tua dari 3% sampai 5%.13 Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%, anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
Prognosis
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Referensi
Marcdante, J Karen, dkk, 2014, Nelson Ilmu Kesehatan Anak Essensial, Edisi 6, Penerbit EGC: Jakarta
Prof.Dr. Sudigdo S,Sp.A(K) , 2007 , Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Rsup. Nasional. Dr. Cipto. Mangunkusumo: Jakarta
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
THANK YOU!