Referat Abses Periodontal

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan percaya diri. Angka kejadian masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tergolong masih tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi mulut adalah 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang menerima perawatan atau pengobatan. Di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut masih kurang, khususnya perawatan jaringan periodontal. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang sering dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati peringkat ke-4 penyakit termahal dalam pengobatan (The World Oral Health report, 2003). Dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia adalah karies dan abses periodontal 1

description

abses periodontal

Transcript of Referat Abses Periodontal

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan percaya diri. Angka kejadian masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tergolong masih tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi mulut adalah 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang menerima perawatan atau pengobatan.Di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut masih kurang, khususnya perawatan jaringan periodontal. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang sering dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati peringkat ke-4 penyakit termahal dalam pengobatan (The World Oral Health report, 2003). Dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia adalah karies dan abses periodontalAbses periodontal merupakan salah satu kondisi klinik dalam periodontik dimana pasien diharapkan untuk segera mendapatkan perawatan. Hal ini penting dilakukan, tidak hanya untuk prognosis periodontitis pada gigi yang dipengaruhi, tetapi juga kemungkinan adanya penyebaran infeksi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiAbses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada jaringan periodonsium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu yang terbatas serta mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi lokal pus dan terletak di dalam saku periodontal.

B. KlasifikasiAbses periodontal dapat di klasifikasikan atas 2 kriteria, yaitu:1. Berdasarkan jalannya lesia. Abses periodontal akutAbses periodontal akut biasanya menunjukkan gejala seperti sakit, edematous, lunak, pembengkakan, dengan penekanan yang lembut di jumpai adanya pus, peka terhadap perkusi gigi dan terasa nyeri pada saku, sensitifitas terhadap palpasi dan kadang disertai demam dan limfadenopati.b. Abses periodontal kronisAbses periodontal kronis biasanya berhubungan dengan saluran sinus dan asimtomatik, walaupun pada pasien didapatkan gejala-gejala ringan. Abses ini terbentuk setelah penyebaran infeksi yang disebabkan oleh drainase spontan, respon host atau terapi. Setelah hemeostatis antara host dan infeksi tercapai, pada pasien hanya sedikit atau tidak terlihat gejalanya. Namun rasa nyeri yang tumpul akan timbul dengan adanya saku periodontal, inflamasi dan saluran fistula.2. Berdasarkan jumlah absesa. Abses periodontal tunggalAbses periodontal tunggal biasanya berkaitan dengan faktor-faktor lokal mengakibatkan tertutupnya drainase saku periodontal yang ada.b. Abses periodontal multipelAbses ini bisa terjadi pada pasien diabetes mellitus yang tidak terkontrol, pasien dengan penyakit sistemik dan pasien dengan periodontitis tidak terawat setelah terapi antibiotik sistemik untuk masalah non oral. Abses ini juga ditemukan pada pasien multipel eksternal resopsi akar, dimana faktor lokal ditemukan pada beberapa gigi.

C. PrevalensiAbses periodontal merupakan kasus darurat penyakit periodontal ke tiga yang paling sering terjadi mencapai 7-14 % setelah abses dentoalveolar akut (14-25%), perikoronitis ( 10-11 %) dan 6-7 % kasus abses periodontal pada pasien-pasien di klinik gigi. Sebagai konsekuensi kasus abses periodontal penting, selain prevalensinya yang relatif tinggi, abses ini juga mempengaruhi prognosis dari gigi terutama pada pasien periodontitis. Pada pasien ini abses periodontal lebih mungkin terjadi dalam saku periodontal yang sudah ada sebelumnya. Dahulu, gigi dengan abses tidak berhubungan karena terjadinya abses dapat menjadi salah satu alasan utama ekstraksi gigi selama perawatan periodontal.

D. EtiologiEtiologi abses periodontal dibagi atas 2, yaitu:a. Abses periodontal berhubungan dengan periodontitisHal- hal yang menyebabkan abses periodontal yang berhubungan dengan periodontitis adalah: 1. Adanya saku periodontal yang dalam dan berliku.2. Penutupan marginal saku periodontal yang dapat mengakibatkan perluasan infeksi ke jaringan periodontal sekitarnya karena tekanan pus di dalam saku tertutup.3. Perubahan dalam komposisi mikroflora, virulensi bakteri, atau dalam pertahanan host bisa juga membuat lumen saku tidak efisien dalam meningkatkan pengeluaran suppurasi.4. Pengobatan dengan antibiotik sistemik tanpa debridemen subgingiva pada pasien dengan periodontitis lanjut juga dapat menyebabkan pembentukan abses.b. Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitisHal-hal yang menyebabkan abses periodontal yang tidak berhubungan dengan periodontitis adalah: 1. Impaksi dari benda asing seperti potongan dental floss, biji popcorn, potongan tusuk gigi, tulang ikan, atau objek yang tidak diketahui.2. Perforasi dari dinding gigi oleh instrumen endodontik.3. Infeksi lateral kista.4. Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi morfologi akar dapat menjadi predisposisi pembentukan abses periodontal. Adanya cervical cemental tears dapat memicu pekembangan yang cepat dari periodontitis dan perkembangan abses.

E. Patogenesis dan HistopatologiMasuknya bakteri kedalam dinding saku jaringan lunak merupakan awal terjadinya abses periodontal. Sel-sel inflamatori kemudian ditarik oleh faktor kemotaksis yang dilepaskan oleh bakteri dan bersama dengan reaksi inflamatori akan menyebabkan destruksi jaringan ikat, enkapsulasi dari infeksi bakteri dan memproduksi pus.Secara histologis, akan ditemukan neutrofil-neutrofil yang utuh mengelilingi bagian tengah debris jaringan lunak dan destruksi leukosit. Pada tahap berikutnya, membran piogenik yang terdiri dari makrofag dan neutrofil telah terbentuk. Laju destruksi abses tergantung pada pertumbuhan bakteri di dalamnya, virulensinya dan pH lokal. Adanya pH asam akan memberi keuntungan terhadap enzim lisosom. Mikrobiologi Banyak artikel menuliskan bahwa infeksi purulen oral adalah polimikroba, dan disebabkan oleh bakteri endogen. Topoll dkk, Newman dan sims melaporkan bahwa sekitar 60 % di jumpai bakteri anaerob. Bakteri ini tidak terlihat spesifik, tetapi diketahui patogen terhadap periodontal seperti Porphyromonas gingivalis, Provotella intermedia dan Fusobakterium nucleatum merupakan spesis bakteri palingbanyak. Pada penelitian David Herrera dkk juga melaporkan, selain ketiga bakteri diatas dijumpai juga Porphyromonas melaninogenica, Bacteriodes forsythus, Peptostreptococus micros dan Campylobacter rectus.Menurut hasil penelitian dilaporkan bahwa pada subingival abses periodontal dijumpai Fusobacterium spp, P. intermedia/nigrescens, P. gingivalis dan A. Actinomycetemcomitans. Pada umunya, mikrobiota pada subgingiva abses periodontal ini terutama terdiri dari mikroorganisme yang berkaiatan dengan penyakit periodontal. Bakteri penginfeksi batang gram negatif adalah keenam kelompok organisme paling banyak yaitu Enterobacter aerogenes, Pseudomonas spp, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter lwofii, A. baumanii, E.agglomerans, dan dikenal non fermenter batang gram negatif.

F. Perawatan Abses periodontal1. Tindakan lokala. Drainaseb. Menghilangkan faktor penyebab2. Tindakan sistemika. Pemberian antibiotik setelah dilakukan tindakan lokal

G. Komplikasi Abses PeriodontalKomplikasi yang dapat timbul karena abses periodontal meliputi kehilangan gigi dan penyebaran infeksi.a. Kehilangan GigiAbses periodontal yang dikaitkan dengan kehilangan gigi biasanya dijumpai pada kasus-kasus periodontitis sedang sampai parah dan selama fase pemeliharaan.Abses periodontal merupakan penyebab utama dilakukan ekstraksi gigi pada fase pemeliharaan dimana terjadi pembentukan abses yang berulang dan gigi mempunyai prognosis buruk.b. Penyebaran InfeksiSejumlah tulisan menyatakan bahwa diduga infeksi sistemik dapat berasal dari abses periodontal. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu: penyebaran bakteri dalam jaringan selama perawatan atau penyebaran bakteri melalui aliran darah karena bakteremia dari abses yang tidak dirawat.Pada abses dentoalveolar yang berasal dari endodontik lebih sering menyebabkan komplikasi penyebaran infeksi daripada abses periodontal. Cellulitis, infeksi subkutaneus, phlegmone dan mediastinitis dapat berasal dari infeksi odontogenik tetapi jarang berasal dari abses periodontal. Namun, abses periodontal dapat berperan sebagai pusat infeksi non oral. Abses periodontal bisa menjadi pusat dari penyebaran bakteri dan produk bakteri dari rongga mulut ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan keadaan infeksi yang berbeda. Pada perawatan mekanikal abses periodontal bisa menyebabkan bakteremia seperti pasien dengan endoprotesa atau imunokompromise dapat menyebabkan infeksi non oral.Paru-paru bisa bertindak sebagai barier makanikal dimana bakteri periodontal dapat terjebak dan dapat menyebabkan penyakit. Adakalanya penyebaran bakteri periodontal dapat berakibat menjadi abses otak. Infeksi lain yang berhubungan dengan abses periodontal adalah cervical nekrotizing fascitis dan cellulites pada pasien kanker payudara.

H. ABSES PERIAPIKAL1. Abses Periapikal AkutAbses periapikal akut merupakan lesi sekunder yang menyebar atau terlokalisir yang menghancurkan jaringan periradikuler dan merupakan respon inflamasi parah terhadap iritan mikroba dan iritan non mikroba dari pulpa yang nekrosis.a) EtiologiAbses periapikal biasanya terjadi sebagai akibat dari infeksi yang mengikuti karies gigi dan infeksi pulpa, setelah trauma pada gigi yang mengakibatkan pulpa nekrosis, iritasi jaringan periapikal baik oleh manipulasi mekanik maupun oleh apikal bahan-bahan kimia didalam prosedur endodontik dan dapat berkembang secara langsung dari periodontitis periapikal akut.Abses periapikal akut juga dapat berkembang dari abses periapikal kronis yang mengalami ekserbasi akut. Hal ini dapat terjadi oleh karena beberapa faktor yaitu terganggunya keseimbangan antara pertahanan tubuh pasien dan virulensi dari mikroorganisme yang mempertahankan keadaan infeksi kronis. Jadi jika pertahanan tubuh pasien menurun, maka mikroorganisme mampu menyerang jaringan dengan lebih mudah dan menghasilkan abses yang akut. Faktor lain adalah pada saat sinus dari abses periapikal kronis tertutup oleh debris-debris, karena hal ini dapat meghalangi eksudat untuk keluar, maka keadaan akut dapat terjadi.b) Gambaran KlinisGambaran klinis dari abses periapikal akut adalah sebagai berikut :1) Terasa sakit sekali didaerah gigi yang non vital karena penekanan abses dan efek dari bahan-bahan kimia pada jaringan syaraf.2) Gigi sedikit ekstrusi dari soketnya yang disebabkan eksudat dan neutrofil dari abses menyebabkan penekanan didaerah jaringan gigi.3) Kadang-kadang memperlihatkan manifestasi sistemik dari proses infeksi seperti demam, malaise, dan lekositosis.4) Biasanya pasien mengalami ketidaknyaman yang moderate sampai parah atau pembengkakan.5) Gigi terasa nyeri terhadap palpasi dan perkusi.6) Gigi yang terlibat tidak menimbulkan respon terhadap stimulasi elektrik dan thermis karena pulpa telah nekrosis.7) Perluasan abses periapikal akut pada jaringan lunak akan menunjukan gambaran yang biasa dari inflamasi akut yaitu merah, bengkak dan panas.c) Gambaran HistopatologiGambaran histopatologi dari abses periapikal akut adalah sebagai berikut ;1) Daerah supurasi disusun oleh pus yang terdiri dari leukosit polimorfonukleus yang didominasi oleh neutrofil dalam berbagai tahap penghancuran, eksudat protein dan jaringan nekrotik. Kadang-kadang juga terlihat plasma sel dan limfosit dalam jumlah yang sedikit.2) Pus dikelilingi oleh sel-sel inflamasi leukosit yang didominasi oleh polimorfonuklear neutrofil serta sedikit plasma sel dan limfosit.3) Dilatasi pembuluh darah dan neutrofil yang berinfiltrasi pada ligamen periodontal dan sumsum tulang yang berdekatan dengan jaringan nekrotik.4) Didalam ruang sumsum tulang juga terdapat sel-sel inflamasi yang terinfiltrasi.5) Jaringan didaerah supurasi mengandung jaringan serous.d) Gambaran RontgenologiPada tahap awal sebelum terjadinya resopsi tulang belum terlihat adanya gambaran rontgenologi. Gambaran rontgenologi baru terlihat jika telah ada pengrusakan tulang, dimana diperlukan waktu 2-3 minggu agar cukup terjadi resorbsi tulang sehingga tampak adanya daerah radiolusen yang difus dengan batas yang tidak jelas pada apeks gigi. Dapat juga terjadi penebalan ligamen periodonsium tetapi jarang terjadi.e) Terapi dan PrognosisTerapi dari abses periapikal akut adalah sebagai berikut:1) Lakukan drainase, lebih baik melalui saluran akar. Instruksikan pasien agar menggunakan larutan hangat sebagai pencuci mulut setiap jam.2) Buat insisi kecil pada bagian yang paling fluktuan dari pembengkakan tersebut untuk memancing drainase bila pembengkakan sangat besar dan drainase melalui saluran akar tidak cukup. Prosedur ini dapat dilakukan dengan mengulaskan pasta anastesi topikal atau menyemprotkan etil klorida pada daerah yang akan diinsisi dan tusuk pembengkakan tersebut dengan pisau scalpel.3) Memberikan antibiotik bila drainase tidak produktif atau bila ada pireksia rasa sakit dan meningkatnya limfadenopati.2. Abses Periapikalis KronisAbses Periapikal kronis dapat dibentuk dari abses periapikal akut yang tidak dirawat, dimana secara berangsur-angsur berubah menjadi kronis. Pada keadaan kronis terjadi perubahan dari sel dan jaringan disekitar abses dari keadaan inflamasi yang akut ke keadaan kronis.a) Gambaran klinis Gambaran klinis dari abses periapikal kronis adalah sebagai berikut :1) Karena adanya drainase, abses periapikal kronis biasanya kronis, kecuali ada penutupan jalan masuk sinus yang kadang-kadang terjadi yang menimbulkan nyeri.2) Menunjukkan ketidaknyamanan yang ringan.3) Gigi tidak mengalami respon terhadap stimulus termis dan elektris karena pulpa sudah nekrosis.4) Perkusi menyebabkan nyeri sedikit atau tidak sama sekali.5) Gigi sedikit sensitif terhadap palpasi.6) Adanya saluran sinus (sinus tract) yang sebagian atau seluruhnya dapat dibatasi oleh epitel yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang terinflamasi.b) Gambaran Histopatologi Gambaran histopatologi dari abses periapikal kronis adalah sebagai berikut :1) Sel-sel yang utama adalah limfosit dan plasma sel serta polimorfonukleus dalam jumlah tertentu.2) Kadang-kadang terdapat sel makrofag dan lebih jarang lagi terdapat sel raksasa berinti banyak.3) Ditengah abses ini terdapat suatu kumpulan jaringan fibroblast dan sedikit kapiler darah yang beru terbentuk.4) Diadaerah luar terdapat kapsul jaringan fibrost yang berbeda umur dan kondisinya.c) Gambaran RontgenologiGambaran Rontgenologi disekitar apeks dari gigi terlihat daerah yang radiolusen dan berangsur-angsur menyatu disekeliling tulang tanpa adanya batas yang jelas diantara keduanya.d) Terapi dan PrognosaIndikasi untuk mempertahankan atau untuk mencabut gigi dengan abses periapikal kronis harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu posisi dari gigi, fungsi dan nilai estetik dari gigi, kondisi patologis yang mungkin terjadi dari jaringan yang terinfeksi disekitar akar dan apakah jaringan tersebut pada akhirnya dapat menjadi steril serta kesehatan umum pasien.Jika diputuskan mempertahankan gigi penyebab, saluran akar harus dibuka dibersihkan dan disterilkan setelah itu dilakukan pengisian akar. Penggunaan antibiotik kedalam saluran akar juga dilakukan. Oleh karena mikroorganisme didalam saluran akar banyak jenisnya maka perlu menggunakan kombinasi yang cocok dari antibiotik bersama dengan fungisida.

BAB IIIPENUTUPAbses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada jaringan periodonsium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu yang terbatas serta mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi lokal pus dan terletak di dalam saku periodontal.Abses periodontal dapat di klasifikasikan atas 2 kriteria, yaitu: Berdasarkan jalan lesi (Abses periodontal akut, Abses periodontal kronis), Berdasarkan jumlah abses (Abses periodontal tunggal, abses periodontal multipel)Perawatan Abses periodontal yaitu dengan drainase, menghilangkan faktor penyebab dan pemberian antibiotik.Abses periapikal akut merupakan lesi sekunder yang menyebar atau terlokalisir yang menghancurkan jaringan periradikuler dan merupakan respon inflamasi parah terhadap iritan mikroba dan iritan non mikroba dari pulpa yang nekrosis.Abses periapikal biasanya terjadi sebagai akibat dari infeksi yang mengikuti karies gigi dan infeksi pulpa, setelah trauma pada gigi yang mengakibatkan pulpa nekrosis, iritasi jaringan periapikal baik oleh manipulasi mekanik maupun oleh apikal bahan-bahan kimia didalam prosedur endodontik dan dapat berkembang secara langsung dari periodontitis periapikal akut.Abses Periapikal kronis dapat dibentuk dari abses periapikal akut yang tidak dirawat, dimana secara berangsur-angsur berubah menjadi kronis. Pada keadaan kronis terjadi perubahan dari sel dan jaringan disekitar abses dari keadaan inflamasi yang akut ke keadaan kronis.

DAFTAR PUSTAKA

Raju, Anarthe dkk. 2013. Periodontal Abscess : A Review. International Journal of Health and Medical sciences Vol 1 No 1 July 2013 : India

A, Jamarillo dkk. 2005. Clinical and Microbiological Characterization of Periodontal Abscesses. Journal of Clinical Periodontology : Colombia.

Sitanggang, Ima. 2002. Abses Periapikal Sebagai Salah Satu Penyebab Terjadinya Osteomyelitis Supuratif Akut. Universitas Sumatera Utara : Medan.14