Redd dari berbagai sudut

32
Membaca REDD dari Membaca REDD dari berbagai sudut berbagai sudut Arief Wicaksono

Transcript of Redd dari berbagai sudut

Page 1: Redd dari berbagai sudut

Membaca REDD dari Membaca REDD dari berbagai sudutberbagai sudut

Arief Wicaksono

Page 2: Redd dari berbagai sudut

PENGANTARPENGANTAR

Page 3: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

“Mengurangi emisi dari penggerusan hutan dan degradasi lahan”, sebagaimana halnya dengan “menurunkan emisi dari produksi barang secara besar-besaran (industrial)”◦ Ikhtiar spesies manusia untuk mencegah terus naiknya suhu

atmosfir melewati ambang gentingnya, 2º C.

Bagaimana melakukan kedua-keduanya ternyata sama-sekali tidak sederhana duduk perkaranya.◦ Motif politik cari-uang dan atau enggan kehilangan kesempatan

mengakumulasi modal dari tindakan mengatasi krisis 42 negara-negara Annex 1 & negara-negara yang sedang meng-industri (non-Annex 1) untuk menunda-nunda membalik arah pemburukan krisis pada akar masalahnya: produksi-konsumsi energi & bahan yang tidak lagi bertujuan memenuhi syarat metabolisme sosial-ekologis, melainkan untuk melayani logika pembesaran kapital semata untuk pembesaran kapital.

Page 4: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

Hutan mengandung hampir ½ dari total cadangan karbon terestrial dunia◦ Total kandungan karbon pada ekosistem hutan pada 2005 sekitar 283

Gt, termasuk yang tersimpan sebagai biomassa, tanah & kayu mati (FAO, 2006)

◦ Tergantung pada bagaimana hutan dilenyapkan & pemanfaatan lanjut dari pohon yang ditumbangkan serta tanah yang terbuka, deforestasi tidak hanya melepas karbon yang tersimpan di atas muka tanah, tetapi menjurus ke dekomposisi massa akar & mobilisasi karbon tanah

◦ Emisi karbon global (CO2 & GRK lain) dari perubahan tata-guna lahan, termasuk pada deforestasi tropis, diperkirakan antara 18 - 25% dari total emisi tahunan global dari semua sumber (Stern, 2006)

Pemangkasan emisi dari deforestasi berbeda dari sekuestrasi karbon, yang bertujuan menahan CO2 dari atmosfer & lebih fokus pada ‘penyimpanan’ dibandingkan sumber emisi◦ Sementara rincian mekanisme masih harus dirumuskan, jelas bahwa ini

akan fokus pada penghindaran atau pemangasan emisi CO2 ketimbang deforestasinya

Page 5: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

Problematika integrasi “hutan” ke “perubahan iklim” Tunggakan persoalan pada isu hutan di berbagai tingkat Kegagalan integrasi tata-kelola hutan, penegakan hukum &

penegakkan perangkat perdagangan regional/global menangani pembalakan & balak liar pasar “mengendalikan” produk ilegal dibanding yang legal

Perangkat PK yang berlaku, LULUCF, lebih mengarah kepada tindakan “penghutanan” (afforestasi/reforestasi atau A/R) lewat jalur CDM

Papan catur baru itu bernama REDD REDD atau reducing emission from deforestation and forest

degradation (pemangkasan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan)

REDD digagas pertama kali oleh delegasi Papua Nugini & Costa Rica pada COP11 2005, dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan dari agenda adaptasi dan mitigasi Protokol Kyoto, seperti yang sudah dinikmati oleh negara-negara industri maju (negara-negara Annex I)

Page 6: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

RED dan Bali Action Plan pada COP13 di Bali, Desember 2007. ‘D’ kedua pada singkatan REDD sudah mulai dipopulerkan

Reducing Emission from Deforestation in Developing Countries (REDD).

Negara-negara non-Annex pemilik hutan: Punya mekanisme tersendiri.

Dukungan luas diterima pada keputusan COP13 Rancang Tindak Bali (Bali Action Plan).

Bali Action Plan: Pendekatan komprehensif mitigasi perubahan iklim harus mencakup:

“Pendekatan-pendekatan kebijakan dan insentif positif tentang isu-isu terkait dengan pemangkasan emisi yang bersumber dari deforestasi dan degradasi hutan di negara-negara berkembang.”

REDD mekanisme sukarela (voluntary) negara non-Annex I tidak wajib

memangkas emisi GRK Lima elemen penting: (a) lingkup; (b) tingkat rujukan; (c) distribusi

(manfaat/risiko); (d) mekanisme pembiayaan: dan, (e) tata-kelola (governance).

Page 7: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

Lingkup

Tingkat rujukan

Distribusi

Mekanisme pembiayaan

compliance

voluntary

X XX X X X

Tata-kelola

Page 8: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

Karbondioksida (CO2) adalah alat-tukar (currency) dari REDD untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari sumber-sumber yang berlaku.

Proses umum prosedur REDD;◦ Penyepakatan definisi hutan (ekosistem &/ kawasan)

◦ Penetapan lingkup & tingkat rujukan, termasuk, Total emisi yang akan didaftarkan & disertifikasi: diturunkan dari

operasi penghitungan berikut asumsi yang diperlukan (CIFOR 2007, ICRAF 2007, IFCA-DepHut 2008)

Satuan yang digunakan adalah ton CO2 ekuivalen

◦ Perumusan rona-awal (baseline): (1) luas hutan (nasional); (2) rasio luas hutan daerah vs. nasional; (3) laju deforestasi dengan tahun rujukan tertentu; (4) status degradasi hutan; (5) masalah sosial akibat deforestasi; (6) masalah ekonomi akibat deforestasi; (7) tunggakan masalah pengelolaan.

◦ Penyusunan proposal REDD Pilihan pengajuan: Overseas Development Agency (ODA), pasar

karbon, sistem perdagangan emisi (contoh: EUTS)

Page 9: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

Sejak penyelenggaraan COP13 di Bali Pemerintah Indonesia c.q. Departemen Kehutanan sangat giat mengembangkan perangkat hukum atau peraturan yang terkait langsung dengan pelaksanaan REDD.  Di antaranya:◦ Permenhut No. P. 68/Menhut-II/2008, 11 Desember 2008 tentang

penyelengaraan implementasi dari kegiatan  demonstrasi Pengurangan Emisi karbon dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD)

◦ Permenhut No. P. 30/Menhut-II/2009,  1 Mei 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD)

◦ Permenhut No. P. 36/Menhut-II/2009, 22 Mei 2009  tentang Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbon pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung.

Permenhut No. 68/2008: Menguraikan prosedur permohonan & pengesahan kegiatan demonstrasi REDD, sehingga metodologi, teknologi & kelembagaan REDD dapat dicoba dan dievaluasi. Tantangannya adalah bagaimana kegiatan demonstrasi dapat dialihkan menjadi proyek REDD yang sesungguhnya di masa yang akan datang

Page 10: Redd dari berbagai sudut

PengantarPengantar

Permenhut No. 30/2009: Mengatur tata cara pelaksanaan REDD, termasuk persyaratan yang harus dipenuhi pengembang, verifikasi & sertifikasi, serta hak & kewajiban pelaku REDD. Hingga saat ini ketentuan mengenai penetapan tingkat emisi acuan sebagai pembanding belum ditetapkan.

Permenhut No. 36/2009: Mengatur ijin usaha REDD melalui penyerapan & penyimpanan karbon. Juga mengatur perimbangan keuangan, tata cara pengenaan, pemungutan, penyetoran dan penggunaan penerimaan negara dari REDD. Peraturan ini membedakan antara kegiatan penyerapan dan penyimpanan karbon di berbagai jenis hutan dan jenis usaha.

Page 11: Redd dari berbagai sudut

KESIAPAN TATA-KESIAPAN TATA-KELOLA REDD UNTUK KELOLA REDD UNTUK PROGRAM RINTISANPROGRAM RINTISAN

Page 12: Redd dari berbagai sudut

Kesiapan Tata-kelola (Kesiapan Tata-kelola (GovernanceGovernance) ) REDD untuk Program RintisanREDD untuk Program Rintisan

Page 13: Redd dari berbagai sudut

KomitmenKomitmen

Page 14: Redd dari berbagai sudut

Kepastian hukumKepastian hukum

Penataan ruang (spatial use management)◦ Tata-guna lahan (landuse)

◦ Status hutan Kawasan Ekosistem

Pencadangan wilayah

Kelembagaan

Tata-kelola dan mekanisme pembiayaan

Page 15: Redd dari berbagai sudut

Pengembangan kemampuan (Pengembangan kemampuan (capacity capacity buildingbuilding)) Tata-kelola (governance)

◦ Penataan ruang dan tata-guna lahan

◦ Investasi

◦ Tata-perijinan

Distribusi◦ Risiko

Telaah kerentanan Telaah kemiskinan Telaah cepat penguasaan atas tanah (rapid tenure assessment, RATA) Telaah kebijakan dan hukum tentang risiko-risiko sosial , politik,

ekonomik dan ekologik yang tidak terhindarkan

◦ Manfaat (benefit) Pemetaan & inventarisasi sumberdaya partisipatif Telaah pilihan-pilihan sumber nafkah berkelanjutan: Inventarisasi

produk hutan non-kayu Keuangan mikro Telaah kebijakan dan hukum yang mendukung peluang sosial, politik,

ekonomik dan ekologik.

Page 16: Redd dari berbagai sudut

Pengembangan kemampuan (Pengembangan kemampuan (capacity capacity buildingbuilding)) Mekanisme pembiayaan

Kelembagaan◦ Kesatuan pengelola hutan (forest management unit, FMU)

Page 17: Redd dari berbagai sudut

Kebijakan minimalisasi risiko Kebijakan minimalisasi risiko ((safeguarding policysafeguarding policy)) Risiko ekonomik dan finansial

Risiko sosial

Risiko ekologik

Risiko politik

Page 18: Redd dari berbagai sudut

Rona awal yang kredibel (Rona awal yang kredibel (credible credible baselinebaseline))

Page 19: Redd dari berbagai sudut

Tata-kelola pengetahuan dan informasi Tata-kelola pengetahuan dan informasi ((knowledge managementknowledge management)) Basis data dan informasi

◦ Peta dasar (basemap) Wilayah administrasi Peta tutupan hutan (forest cover) Peta geologi & peta tanah (RePPRoT) Tubuh air

◦ Tata-guna Hutan Kesepakatan (TGHK) Kawasan suaka alam/kawasan pelestarian alam (KSA/KPA) Kawasan hutan produksi (HPT, HP, HPK) Kawasan hutan lindung Areal penggunaan lain (APL)

◦ Peta tata ruang wilayah Provinsi Kabupaten

◦ Inventarisasi kekayaan alam Kekayaan alam terbarukan: keanekaragaman hayati; kekayaan alam

budidaya Kekayaan alam tidak terbarukan: mineral dan batuan; batubara;

gambut; minyak dan gas

Page 20: Redd dari berbagai sudut

Tata-kelola pengetahuan dan informasi Tata-kelola pengetahuan dan informasi ((knowledge managementknowledge management)) Profil demografik wilayah

◦ Umum Populasi total: Propinsi; kabupaten/kota

Populasi berdasarkan kelompok umur Populasi berdasarkan kelompok gender

◦ Tematik Populasi penduduk miskin

Informasi tematik dinamik◦ Spasial: Konsesi HPH; konsesi HTI; konsesi perkebunan (HGU & Non-

HGU); konsesi pertambangan (KK, PKP2B, KP); wilayah rawan bencana.

◦ Non-spasial: Laju perluasan konsesi HPH; laju perluasan konsesi HTI; laju perluasan HGU perkebunan; laju perluasan pertambangan; inventarisasi modus bencana dan risiko bencana.

◦ Peta kerentanan: kawasan sensitif: ekosistem gambut; sempadan sungai; sempadan

pantai; sempadan danau; ekosistem karst. kawasan kritis: gambut bekas kebakaran; kanal-kanal buatan pada

lahan gambut; deforested forest; degraded forest; daerah bekas longsor.

Page 21: Redd dari berbagai sudut

KesepakatanKesepakatan parapihak parapihak ((multistakeholders agreementmultistakeholders agreement)) Masalah dan isu

◦ Identifikasi masalah dan isu

◦ Rencana tindak pemecahan masalah (action plan)

Kawasan untuk kegiatan rintisan◦ Identifikasi dan pencadangan kawasan

Kelembagaan

Tata-laksana dan peraturan◦ Kelompok penerima manfaat

Greatest risk recipients = greatest beneficiaries

◦ Distribusi Manfaat Risiko

Pembiayaan

Page 22: Redd dari berbagai sudut

Tingkat rujukan (Tingkat rujukan (reference levelreference level))

Skala◦ Global: Acuan target pemangkasan emisi negara-negara Annex I

◦ Nasional: Kontribusi terhadap target pemangkasan emisi nasional tahunan

◦ Sub-nasional: Program rintisan

Periodisasi◦ Masa lalu (historical)

Deforestasi Degradasi hutan

◦ Saat ini (structured) Deforestasi Degradasi hutan

◦ Masa depan (projected) Deforestasi Degradasi hutan

Page 23: Redd dari berbagai sudut

Lingkup yang layak (Lingkup yang layak (eligible scopeeligible scope))

Lingkup kegiatan yang ditangani (scope of activities to address)◦ Deforestasi

◦ Degradasi hutan

◦ Peningkatan stok karbon (enhancement of carbon stock)

Sumber emisi dan cadangan karbon yang menjadi target (source of emission and targeted carbon pool)◦ Biomassa di atas tanah (above ground biomass)

◦ Biomassa di bawah tanah (below ground biomass)

◦ Karbon tanah (soil carbon)

Page 24: Redd dari berbagai sudut

Proposal yang kuat dan menjualProposal yang kuat dan menjual

Page 25: Redd dari berbagai sudut

Kawasan untuk program rintisanKawasan untuk program rintisan

Nama lokasi

Peta yang memenuhi standar perpetaan nasional

Page 26: Redd dari berbagai sudut

Target (berikut tolok-ukur & target Target (berikut tolok-ukur & target waktu)waktu) Rujukan target kotor pemangkasan emisi karbondioksida

nasional (gross national CO2 emission target)

Pelambatan dan penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan

Penyelesaian konflik terkait tanah dan kekayaan alam (hutan)

Perbaikan kualitas hidup masyarakat adat dan masyarakat setempat (poverty reduction; food security)

Pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction)

Target pemangkasan emisi karbondioksida wilayah

Page 27: Redd dari berbagai sudut

KegiatanKegiatan

Penanganan dan pengendalian faktor penyebab deforestasi(addressing drivers of deforestation)

Pembenahan tata-guna lahan (hutan) untuk penanganan dan pengendalian faktor penyebab degradasi hutan (addressing drivers of forest degradation)

Pemulihan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat adat dan masyarakat setempat

Rehabilitasi dan restorasi ekosistem

Pengurangan risiko bencana.

Page 28: Redd dari berbagai sudut

Tata-laksana dan peraturanTata-laksana dan peraturan

Pelaksanaan kegiatan

Penegakkan kebijakan minimalisasi risiko (safeguarding policy)

Monitoring dan evaluasi

Page 29: Redd dari berbagai sudut

PembiayaanPembiayaan

Sumber pembiayaan◦ Berbasis dana (fund based)

Comply Voluntary

◦ Berbasis pasar (market based) Comply Voluntary

◦ Campuran (hybrid) Comply Voluntary

Tata-laksana dan peraturan pembiayaan◦ Investasi

Manajemen Resiko◦ Asuransi

◦ Risk Management Buffer (RMB)

Page 30: Redd dari berbagai sudut

Selling criteriaSelling criteria

Stopping◦ Visualisasi yang kuat dan meyakinkan (data non-spasial, data

spasial, foto-foto yang menggambarkan kekritisan status hutan)

Sticking◦ Pesan kunci yang connected (dengan harapan pendukung),

contrasting dari gambaran mainstream, compelling guna menggugah dan menggalang dukungan, serta konsisten secara substansi.

Selling◦ Target ambisius tetapi realistik

◦ Pentahapan yang jelas dengan tolok-ukur yang meyakinkan pada setiap tahap

◦ Alur proses yang jernih dalam membangun rasa memiliki diantara parapihak (stakeholders)

Page 31: Redd dari berbagai sudut

PENUTUPPENUTUP

Page 32: Redd dari berbagai sudut

Perubahan Iklim, Transaksi Pasar & Perubahan Iklim, Transaksi Pasar & SolusiSolusi Meskipun UNFCCC secara gamblang mewajibkan pembayaran

transfer tanpa syarat, dari negara-negara biang-kerok krisis iklim◦ Selama 15 tahun sejak diundangkannya negara-negara Annex I terus

mengulur-ulur janji, baik dalam urusan iuran untuk mitigasi krisis klimatik ini maupun untuk adaptasi sosial, khususnya di negara-negara sulit kaya seperti Indonesia.

◦ Pada kurun yang sama, cukup mudah dibaca kembali, bahwa anggota korporasi maupun pengurus negara dari klub Annex-1 tersebut mendorong pemecahan dari pasar, oleh pasar, untuk pasar, bagi sebuah krisis yang jauh lebih rumit duduk perkaranya daripada transaksi pembiayaan di pasar keuangan.

Pencemaran tidak usah harus diatasi di pabrik— biarkan siklus fotosintesis menetralisirnya. ◦ Emisi mulai dikaitkan dengan simpanan stok karbon dari hutan di sabuk

tropis.

◦ Dengan sekitar 300 juta hektar real-estate karbon tropika dan terkendalinya harga karena kompetisi sengit antar negara “penunggu hutan” yang pengurusnya tidak pernah bisa mengatasi tekornya daur anggaran, akumulasi dan perluasan ekonomik bisa kembali berjalan seperti sediakala.

◦ George Monbiot: (2009) “We can relax now, let’s the developing countries do the job.”