Redaksi - ksei.co.id · aktivitas penjualan, pembelian kem-bali/pelunasan, pengalihan investasi,...

12
OJK dan KSEI Resmikan Kewajiban Penggunaan Modul Post Trade Processing (PTP) S-INVEST Edisi Juli - September 2017 5 8 6 9 11 Statistik Aktivitas Kisah Sukses KSEI pada Asia Fund Standardization Forum 2017 Workshop Seminar Pemegang Saham KSEI 2017 KSEI Tunjuk CSD Turki Untuk Mengembangkan e-Proxy dan e-Voting Platform 03 news

Transcript of Redaksi - ksei.co.id · aktivitas penjualan, pembelian kem-bali/pelunasan, pengalihan investasi,...

OJK dan KSEI Resmikan Kewajiban Penggunaan Modul Post Trade Processing (PTP)

S-INVEST

Edisi

Juli - September 2017

5 8

69

11

Statistik

Aktivitas

Kisah Sukses KSEI pada Asia Fund Standardization Forum 2017 Workshop

Seminar Pemegang Saham KSEI 2017

KSEI Tunjuk CSD Turki Untuk Mengembangkan e-Proxy dan e-Voting Platform03

news

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 20172

Alamat Redaksi:PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI)Gedung Bursa Efek Indonesia

Tower I Lt. 5Jl. Jend. Sudirman Kav 52 - 53

Jakarta 12190

• Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penanggungjawab: Direksi• Dewan Redaksi: Unit Pemasaran dan Komunikasi Perusahaan • Sirkulasi: Unit Pemasaran dan Komunikasi Perusahaan

Toll Free0800 -1- 865734Call Center021 - 515 2855

Websitewww.ksei.co.idemail [email protected]

Setelah diimplementasikannya Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST) pada Agustus 2016, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meresmikan kewajiban penggunaan modul Post Trade Processing (PTP) S-INVEST untuk transaksi aset dasar. Dengan adanya kewajiban tersebut, diharapkan proses bisnis Reksa

Dana di Indonesia semakin efisien.Disisi lain, KSEI menggandeng Central Securities Depository (CSD) of Turkey, Merkezi Kayit Kurulusu (MKK) dalam mengembangkan e-proxy platform dan e-voting platform, yang merupakan aplikasi untuk mengakomodir kebutuhan dan memberikan kemudahan investor untuk berpartisipasi dalam kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Penerapan e-proxy platform di Indonesia ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2018.Simak juga perjalanan delegasi KSEI ke Mumbai dalam rangka menghadiri kegiatan Asia Fund Standardization

Forum (AFSF). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut hasil kesepakatan dari ACG General Meeting tahun 2016 yang mengedepankan status terkini industri Reksa Dana dari beberapa negara anggota AFSF. Pada edisi kali ini, redaksi juga menyajikan artikel kegiatan seminar untuk Pemegang Saham KSEI yang salah satu temanya membahas mengenai Full Dematerialization. Akhir kata, semoga artikel pada edisi kali ini semakin memperkaya wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Selamat Membaca!

Salam,

Redaksi

Dari reDaksi

Edisi 03 l Juli - September 2017 KSEI News3

toritas Jasa Keuangan (OJK) bersama PT Kustodian Sen tral Efek Indonesia (KSEI)

me resmikan kewajiban penggunaan la yanan Sistem Pengelolaan Investasi Ter padu (S-INVEST) untuk aktivitas Transaksi Aset Dasar sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 28/POJK.04/2016 tentang Sistem Pengelo laan Investasi Terpadu. Peresmian peraturan tersebut diselenggarakan di Main Hall Galeri Bursa Efek Indonesia - Jakarta, oleh Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto dan Direktur KSEI, Syafruddin dan Supranoto Prajogo, serta disaksikan Direksi, Dewan Komisaris Self Regulatory Organizations dan perwakilan Asosiasi Pasar Modal Indonesia.

Efektif berlakunya kewajiban tersebut merupakan tahap lanjut an atas kewajiban penggunaan modul Order Routing S-INVEST untuk Tran-

Setelah kewajiban penggunaan S-INVEST untuk alur bisnis Reksa Dana diterapkan pada Agustus 2017, para pelaku industri pengelola investasi kini juga wajib menggunakan S-INVEST untuk aktivitas Transaksi Aset Dasar dari Produk Investasi melalui modul Post Trade Processing (PTP).

O

OJK dan KSEI Resmikan Kewajiban Penggunaan Modul Post Trade Processing (PTP) S-INVEST

saksi Produk Investasi yang meliputi aktivitas penjualan, pembe lian kem-bali/pelunasan, pengalih an investasi, dan/atau pembagian manfaat ekono-mis Produk Investasi yang telah ber-laku sejak tanggal 31 Agus tus 2016. Sedangkan pada tahap lanjutan ini, pengguna S-INVEST wajib mengguna-kan modul Post Trade Prosessing (PTP) untuk setiap kegiat an Transaksi Aset Dasar dari Produk Investasi terhitung sejak tanggal 31 Agustus 2017.

Sebelum adanya S-INVEST, para pelaku industri Reksa Dana harus menggunakan fax atau email sebagai alat komunikasi untuk aktivitas terkait Transaksi Aset Dasar, seperti trade details, trade allocation, trade confir-mation maupun settlement instruc-tion. Dengan diimplementasikannya modul PTP di S-INVEST, maka seluruh kegiatan tersebut dapat dilakukan se-cara elektronik dan terpusat dengan menggunakan S-INVEST.

Direktur KSEI Syafruddin berha-rap, berlakunya kewajiban penggu-naan S-INVEST untuk Transaksi Aset Dasar dapat membuat alur bisnis industri pengelolaan investasi se-ma kin terintegrasi. “Modul Order Routing maupun modul PTP dalam S-INVEST dibangun untuk mewujud-kan me ka nis me pasar yang terpusat dan ter integrasi sehingga dapat berja lan se cara efektif dan efisien. Modul S-INVEST dikembangkan sesuai dengan kebu tuhan industri serta target yang telah ditetapkan OJK, dan merupakan wujud komitmen KSEI untuk terus mendukung pengem-bangan infrastruk tur pasar modal, khususnya di industri Reksa Dana.”

Syafruddin menambahkan bahwa cakupan layanan S-INVEST untuk ke giatan Transaksi Aset Dasar sebagai mana yang dimaksud pada POJK Nomor 28/POJK.04/2016 meliputi investasi dan divestasi aset yang menjadi dasar Produk Investasi seperti Reksa Dana, alokasi, proses pemasangan/pencocokan instruksi penyelesaian Transaksi Efek, konfir-masi transaksi dan instruksi penye-le saian. Untuk dapat menggunakan modul PTP ini, Pengguna S-INVEST juga harus sudah menandatangani perjanjian dengan KSEI.

Persiapan implementasi modul PTP ini sudah dimulai sejak awal ta-hun 2017 yang terdiri dari rangkaian kegiatan seperti sosialisasi, pengem-bangan di KSEI maupun di back office Pengguna S-INVEST, training hands-on hingga proses pengujian. Berkat kerjasama yang baik antara KSEI, Pengguna S-INVEST, working group

Direktur Pengelolaan investasi OJk sujanto (kedua dari kanan), bersama Direktur ksei syafruddin (ketiga dari kanan) dan supranoto Prajogo (paling kanan) saat meresmikan kewajiban penggunaan layanan s-iNVesT untuk aktivitas transaksi aset dasar

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 20174

dan asosiasi terkait lainnya, serta dukungan dari OJK, maka modul PTP tersebut telah dapat efektif diguna-kan sejak tanggal 21 Agustus 2017.

Penerapan S-INVEST di tahun 2016 lalu merupakan salah satu tong-gak sejarah di Pasar Modal Indonesia karena untuk pertama kalinya industri pasar modal tanah air memiliki sistem terpadu untuk industri pengelolaan investasi. Adanya sistem terpadu tersebut juga membantu regulator pasar modal untuk melakukan penga-wasan, karena data inves-tor pasar modal semakin terkonsolidasi di KSEI. Berdasarkan data KSEI, jumlah Single Investor Identification (SID) telah mencapai 1.062.678 SID (per 30 September 2017) atau meningkat 30% dari tahun sebelumnya yang berjumlah 816.811 SID (per 30 Sep-tember 2016). Dari jumlah tersebut, sebanyak 576.431 investor memiliki produksi investasi yang tercatat di S-INVEST.

Sejak penerapan S-INVEST di ta hun 2016, industri Reksa Dana di Indo ne-sia mencatatkan pertumbuhan yang cukup positif. Berdasarkan data KSEI, Asset Under Management (AUM) 2016 - 2017 meningkat 29,54% dari 330,99 triliun (per 30 September 2016) menjadi 428,76 triliun (per 29 Sep-tember 2017). Produk yang tercatat

di S-INVEST juga meningkat sebesar 39,96% dari 1.559 (per Septem ber 2016) menjadi 2.182 (per Sep tem-ber 2017).

Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto menyampaikan apresiasi kepada para pelaku pasar, working group dan pihak-pihak terkait lainnya atas kerjasama dan kontribusinya sehingga modul PTP S-INVEST telah berhasil diimplementasikan. “Industri

penge lolaan investasi terus menga lami per-tumbuhan. Jumlah aktiva bersih Reksa Dana telah mencapai 406 tri liun, dan apabila dijumlahkan dengan investasi dana kelolaan lainnya maka jumlahnya bisa men ca-pai 622 triliun dan akan terus tumbuh. Untuk menjawab tanta ngan tersebut, diperlukan si-

nergi dari regulator, para pelaku pasar dan stakeholder untuk kepen tingan para investor,” kata Sujanto.

Hadirnya S-INVEST diharapkan dapat mewujudkan keseragaman serta meminimalisasi kesalahan data, duplikasi data investor maupun ke-gagalan penyampaian data transaksi. Sujanto juga berharap, kedepannya S-INVEST dapat berintegrasi dengan sistem pasar modal lainnya, baik yang telah ada maupun yang akan dikembangkan. l

[Redaksi/PKP]

T Kustodian Sentral Efek Indo-nesia (KSEI) secara resmi me-nunjuk Central Securities Depo-

sitory (CSD) of Turkey, Merkezi Kayit Kurulusu (MKK) sebagai pengembang e-proxy dan e-voting platform. Prosesi penunjukan MKK diselenggarakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Ja kar ta disertai penandatanganan Nota Kese pahaman (Memorandum of Under stan ding/MoU) antara KSEI dengan MKK oleh Direktur Utama KSEI Frideri ca Widyasari Dewi dan Chair-man of the Board MKK Fatih Savazan. Prosesi ini turut disaksikan oleh Direk tur Jenderal Aplikasi Informa-tika - Kementerian Komunikasi dan Informa tika, Samuel Abrijani Pangera-pan, Kepala Sub Direktorat Entitas Legal, Direktorat Sipil - Kementerian Hukum dan HAM, Hadaris Samu-lia Has. Ko mi saris dan Direksi Self Regulatory Organization (SRO) serta perwakilan asosiasi pasar modal.

E-proxy (electronic proxy) dan e-voting (electronic voting) platform merupakan aplikasi yang dapat mengakomodir kebutuhan dan mem-berikan kemudahan kepada investor untuk berpartisipasi dalam kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanpa perlu hadir secara fisik, yang penerapannya disesuaikan dengan koridor hukum yang berlaku di Indo-nesia. Platform ini perlu diterapkan di Indonesia karena kondisi geografis negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan domisili investor yang tersebar di berbagai tempat, baik di dalam maupun di luar negeri.

Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menyatakan, “Plat-form ini diharapkan dapat memberi-kan kemudahan dan menjadi solusi bagi investor yang harus menghadiri RUPS di waktu yang bersamaan na-mun di lokasi yang berbeda. Dengan jumlah Emiten yang telah mencapai lebih dari 500 perusahaan maka memungkinkan terjadinya lebih dari satu penyelenggaraan RUPS di hari yang sama dalam setahun. Hal ini juga ditunjang dengan data bahwa lebih dari 35% investor memegang lebih dari satu Efek,” terang Friderica.

Dalam pengembangan proyek ini, untuk tahap pertama KSEI dan MKK akan mengembangkan e-proxy

P

“Melalui S-INVEST,

seluruh kegiatan transaksi para pelaku Reksa Dana dapat

dilakukan secara elektronik dan

terpusat.”

$

Edisi 03 l Juli - September 2017 KSEI News5

Sebagai upaya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor, KSEI bersama CSD Turki segera mengembangkan e-proxy dan e-voting platform.

KSEI Tunjuk CSD Turki untuk Mengembangkan e-Proxy dan e-Voting Platform

diharapkan telah sele-sai pada tahun 2018.

Adapun untuk e-voting platform yang merupakan pe-ngembangan jang ka panjang dari e-proxy platform, akan dikem-bangkan pada tahap berikutnya. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan perubahan peraturan se tingkat Undang-Undang dalam menerapkan e-voting platform. Dengan e-voting platform, investor yang namanya tercatat sebagai Pemegang Saham dapat melakukan beragam aktivitas yang terkait RUPS secara online, antara lain melakukan pendaftaran untuk menghadiri RUPS tanpa kehadiran fisik, mempelajari

materi RUPS dan memberikan hak suara pada saat RUPS secara online. Informasi pelaksanaan RUPS secara terperinci dapat dipantau secara online dan live oleh Pemegang Saham melalui tayang an video conference.

E-proxy dan e-voting platform yang akan dikembangkan tidak meng-gantikan proses RUPS yang ada saat ini. Sebagaimana diatur dalam pasal 77 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, platform ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan bagi Pemegang Saham dalam menggunakan hak sua-ranya dalam RUPS.

Beberapa negara yang telah menerapkan e-voting platform seperti Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, India, Rusia, Turki dan negara lain-

nya, telah memperlihat-kan adanya peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya. E-voting platform juga mampu me-ningkatkan keikutsertaan investor saat RUPS ber-langsung serta meningkat-kan ketertarik an investor asing dalam berinvestasi di pasar modal negara-negara tersebut.

Chairman of the Board MKK, Fatih Savasan menyatakan,”Saya berharap upaya MKK dan KSEI ini dapat menempatkan kedua negara sebagai penyedia layanan yang menarik bagi investor dan membuka peluang bagi investasi cross-border.”

Setelah penandatanganan MoU tersebut, MKK akan memulai pelaksanaan implementasi e-voting

platform yang merupakan sarana elektronik untuk memberikan kuasa kehadiran kepada pihak ketiga apa-bila investor tidak dapat menghadiri RUPS. Saat ini, investor harus mem-berikan surat kuasa yang dilengkapi materai dan tanda tangan basah ke-pada perwakilan yang ditunjuk untuk hadir pada penyelenggaraan RUPS.

Dengan menggunakan aplikasi e-proxy platform, investor dapat menggunakan fitur elektronik untuk memberikan kuasa kepada pihak ketiga. Platform ini akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait guna pe-nyediaan penerima kuasa. Untuk itu, investor tidak perlu lagi menyediakan surat kuasa secara fisik serta men-cari penerima kuasa untuk mewakili suaranya, sebagaimana yang saat ini diterapkan. Pengembangan e-proxy

“E-proxy platform merupakan sarana elektronik untuk

memberikan kuasa kehadiran

kepada pihak ketiga apabila investor tidak

dapat menghadiri RUPS.”

Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi (ketiga dari kanan) dan Chairman of the Board MKK Fatih Savazan (kedua dari kiri) saat menandatangani MoU, disaksikan Samuel Abrijani Pangerapan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (kedua dari kanan), Hadaris Samulia Has dari Kementerian Hukum dan HAM (paling kiri) dan Wahyu Hidayat, Komisaris Utama KSEI (paling kanan)

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 20176

Central Depository Services (India) Limited (CDSL) ditunjuk sebagai penyelenggara kegiatan Asia Fund Standardization Forum (AFSF) sebagai tindak lanjut hasil kesepakatan dari ACG Annual General Meeting yang ke-20 pada tanggal 5 - 9 Desember 2016 di Iran.

Kisah Sukses KSEI pada Asia Fund Standardization Forum 2017 Workshop

M umbai, salah satu kota ter padat di dunia dan meru pakan ibu kota negara

bagian di India Maharashtra, menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan The 2nd AFSF 2017 Knowledge Sharing Workshop pada tanggal 12-13 Sep-tember 2017. Forum ini merupakan bagian dari New Business Initiative Task Force dari ACG (Asia-Pacific Central Securities Depository Group). Forum tersebut mengedepankan sta-tus terkini industri Reksa Dana dari beberapa anggota AFSF, termasuk PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang turut ambil bagian.

Selain diikuti oleh sebagian besar anggota AFSF yang juga anggota ACG, forum ini juga dihadiri oleh beberapa institusi terkait lainnya di industri Reksa Dana seperti Clearstream, DTCC, Euroclear, SWIFT dan pihak sponsor lainnya. Workshop diawali dengan opening speech oleh P.S. Reddy dari CDSL dan G. Mahalingam dari Securi-ties and Exchange Board of India (SEBI). Pada kesempatan pertama, Sunny Chung dari Korea Securities Deposi-tory (KSD) yang sekaligus koordinator AFSF dan New Business Initiative Task Force ACG memberikan pemaparan tentang parameter data standar Reksa Dana yang dimiliki oleh beberapa negara anggota AFSF sebagai sumber korespondensi.

Sunny Chung menjelaskan,

berdasar kan hasil survei terhadap 11 negara anggota AFSF, terdapat persamaan 15 data dalam prospek tus Reksa Dana. Sebagai tambahan, mayo-ritas responden juga memiliki 8 data tambahan yang dicantumkan dalam prospektus Reksa Dana yang dimiliki negaranya. Informasi ini sangat bergu-na bagi pengembangan industri Reksa Dana di kawasan Asia Pasifik karena salah satu tujuan AFSF adalah tentunya untuk standardisasi operasional Reksa Dana, yang memungkinkan terwujud-nya transaksi cross border.

Selanjutnya, HDFC Asset Manage-ment Co. Ltd. menyampaikan uraian sejarah terbentuknya industri Reksa Dana di India. Dalam 3 tahun terakhir penambahan jumlah investor yang sangat signifikan hingga mencapai lebih dari 14 juta investor retail yang menjadi suatu pertanda baik bagi pertumbuhan industri Reksa Dana di India. Adapun delegasi dari CSDC (China Securities Depository and Clearing Corporation Ltd.) menjabar-kan mengenai layanan jasa Central Data Exchange Platform (CDEP). Pada tahun 2011, China Securities Regula-tion Commission (CSRC) menetapkan kewajiban penggunaan CDEP di negara Tiongkok.

KSEI diberikan sesi khusus untuk memberikan penjelasan tentang implementasi dan keberhasilan Sistem Pengelolaan Investasi Ter-

platform yang mengacu pada plat-form yang telah diterapkan di Turki untuk Pasar Modal Indonesia. “Saya perca ya bahwa platform tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan di Indonesia dan mendorong pertumbuhan investasi, seperti yang sudah terlaksana di Turki sejak peluncuran platform tersebut. Dengan MoU ini, kami akan memulai kemitraan yang solid antar kedua institusi, sehingga dapat me-nyatukan pasar modal kedua negara dan berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian masing-masing. Saya berharap kesempatan ini dapat memperkuat ikatan antara KSEI dan MKK,” kata Fatih.

MKK menawarkan solusi dalam bentuk sistem e-GEM (electronic General Assembly Meeting) yang telah digunakan di pasar modal Turki sejak tahun 2012. Sistem e-GEM juga telah

digunakan oleh beberapa negara di Afrika, yakni Nigeria dan Kenya. Fitur dan fungsi yang ada pada e-GEM dinilai dapat memenuhi kebutuhan KSEI untuk penyediaan e-proxy dan e-voting platform.

Selepas penandatanganan MoU yang secara resmi menunjuk MKK sebagai pengembang e-proxy dan e-voting platform, KSEI melakukan peresmian working group yang akan menjadi narasumber dalam pe-ngem bangan e-proxy dan e-voting platform. Working group tersebut terdiri dari para pelaku industri pasar modal yang terdiri dari Otoritas Jasa Ke uangan (OJK), SRO, Asosiasi Emiten Indonesia, Asosiasi Biro Ad-mi nis trasi Efek Indonesia, Asosiasi Bank Kustodi an Indonesia, Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, Pengurus Pusat Ikat an Notaris Indonesia dan Indonesia Corporate Secretary Asso-ciation. l

[Redaksi/PKP]

“Penerapan e-voting platform di beberapa negara telah memperlihatkan peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasional.”

Edisi 03 l Juli - September 2017 KSEI News7

padu (S-INVEST) di Pasar Modal Indo-nesia, sejak diluncurkan pada tahun 2016 hingga kondisi saat ini. Banyak pengaruh positif sejak diimplemen-tasikannya S-INVEST, diantaranya sentralisasi sumber data, otomasi proses transaksi sehingga lebih cepat dan efisien, clear cut off time maupun real time monitoring.

Kunci utama kesuksesan program ini karena adanya dukungan penuh dari regulator (Otoritas Jasa Keuang-an) serta komunikasi yang intensif antara KSEI dengan para stakeholder yang terlibat. Tidak dapat dipungkiri, banyak proses yang harus dilaku-kan untuk kesiapan implementasi S-INVEST, antara lain: migrasi data, ke siap an pengguna S-INVEST, pe-menuhan cut-off time, sampai dengan alur dana subscription. Namun de-ngan strategi yang diterapkan serta dukungan key success factor tersebut, semua proses dapat dilaksanakan dengan baik dengan memenuhi tar-get waktu yang ditetapkan.

Selama kurang lebih 1 tahun sejak S-INVEST pertama kali diimple-mentasikan pada Agustus 2016, jumlah investor pasar modal mening-kat sebesar 33%. Total Asset Under Management mencapai titik tertinggi sampai dengan 21,55% pada perio-de 1 tahun terakhir. Hal tersebut membuktikan bahwa implementasi S-INVEST telah memberikan manfaat bagi industri secara keseluruhan.

Selain Tiongkok dan Indonesia, Central Securities Depository dari Korea Selatan, Taiwan, Thailand dan India juga memberikan presentasi mengenai keuntungan dari adanya portal sentrali sasi sistem Reksa Dana di negaranya masing-masing. Pada kesempatan ini pula Philippine Depository and Trust Corp. (PDTC) di-

perkenalkan sebagai anggota terbaru dari forum AFSF.

Pada hari kedua, beberapa nara-sumber penyedia jasa Reksa Dana global memaparkan perkembangan industri Reksa Dana terkini. Beberapa kondisi yang menjadi penghambat berkembangnya industri Reksa Dana antara lain kegiatan operasional yang masih banyak dilakukan secara manual, kurangnya keahlian sumber daya manusia, model pasar yang berbeda-beda, arah kebijakan politik yang dapat berubah serta perbe-daan persyaratan prinsip mengenal nasabah antar pelaku pasar sebe-lum adanya portal Reksa Dana yang terpusat. Tidak diungkapnya data materil, perbedaan standardisasi serta transparansi permasalahan adalah hambatan lain yang dihadapi di sektor industri ini.

Workshop dilanjutkan dengan sesi penggunaan platform di pasar Reksa Dana dan peranan dari para pelaku pasar. Bombay Stock Excha nge Ltd. menekankan perlunya lompatan besar dalam bisnis ini salah satunya dengan memanfaatkan teknologi infor masi. Suatu terobosan yang telah dilakukan di India yaitu form pendaftaran aplikasi pembelian Reksa Dana tidak lagi digunakan. Cara tersebut sangat efektif untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh partisipan.

Selain menghadiri acara AFSF 2017, delegasi KSEI juga melakukan kegiatan studi banding ke National Securities Depository Limited (NSDL) dan CDSL untuk mempelajari perkembangan industri Reksa Dana di India, khususnya mengenai proses Know Your Client (KYC) dan metode penyimpanan data hasil KYC.

Pasar modal India telah menerap-

kan standardisasi proses KYC kepada semua Partisipan yang terdaftar di Securities and Exchange Board of India (SEBI). Dengan standardisasi KYC tersebut, investor cukup melak-sanakan satu kali KYC saja, yaitu dengan mengisi formulir standar dan dokumen yang dipersyaratkan. Data dan dokumen tersebut akan disim-pan secara tersentralisasi dalam suatu institusi yang dinamakan KYC Registration Agency (KRA). KRA merupakan institusi pemberi layanan dokumentasi KYC milik Nasabah. KRA melaksanakan verifikasi input data dari partisipan, berdasarkan formulir yang diajukan oleh calon investor.

Sejak tahun 2002, SEBI menge-sahkan standardisasi proses KYC untuk setiap institusi di pasar modal. Ditetapkan pula standar formulir KYC dan dokumen yang harus diberikan oleh calon nasabah sebelum berin-vestasi. Meskipun KRA hadir di pasar modal India, namun tanggung jawab KYC tetap dilakukan oleh Partisipan.

Pendaftaran investor India dapat dilakukan secara offline dan online. Secara offline artinya nasabah datang ke Partisipan untuk mengisi langsung formulir dan menyampaikan doku-men persyaratan misalnya PAN (Per-manent Account Number) Card dan proof of address secara hard copy. Bagi calon nasabah warga negara lo-kal, dapat juga menggunakan layanan e-KYC. Dengan layanan tersebut, nasabah cukup input sejumlah data secara langsung melalui website yang terkoneksi dengan basis data kepen-dudukan, kemudian pendaftaran KYC dan pembukaan rekening investasi dapat langsung dijalankan setelah lolos verifikasi. l

[Delegasi KSEI]

Delegasi aFsF 2017

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 20178

KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan seminar dalam rangka memberikan informasi terkait perkembangan terkini produk atau layanan jasa di lingkungan pasar modal kepada para pemegang saham.

Seminar Pemegang Saham KSEI 2017

egiatan seminar pemegang saham PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tahun

2017 di selenggarakan pada 15-16 September 2017 di Surakarta, Jawa Tengah de ngan dihadiri para Peme-gang Sa ham KSEI yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Per-usahaan Efek, Bank Kustodian dan Biro Administrasi Efek. Sesi seminar diawali de ngan keynote speech yang disampaikan oleh Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan.

Pada sesi pertama menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan, yang membahas Undang-Undang Republik Indonesia (RI) Nomor 9 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan Menjadi Undang-Undang. Hestu Yoga Saksama, Direktur Penyulu-han, Pelayanan dan Hubungan Ma-syarakat dan Leli Listianawati, Kepala Sub Direktorat Pertukaran Informasi Perpajakan Internasional, menyampai-kan pentingnya keterbukaan informasi guna kepen tingan perpajakan meliputi akses untuk menerima dan mem-peroleh informasi keuangan.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) PERPU dan Pasal 17 PMK, lembaga keuangan yang wajib menyampaikan pe la poran otomatis pelaksanaan peraturan per-pajakan adalah Lembaga Keuangan pa da sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, perdagangan berjangka komoditi dan perkoperasian. Adapun pihak yang wajib menyampaikan ke ter bukaan informasi dalam sektor pasar modal adalah Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan Biro Administrasi Efek, sedangkan KSEI

bukan merupakan institusi yang wajib memberikan laporan kepada DJP kare-na KSEI bukan merupakan lembaga keuangan yang melakukan transaksi.

Topik kedua mengenai full dema-terialization disampaikan oleh Ayik Candrawulan Gunadi, Partner- Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR Law). Full dematerialization merupakan salah satu rekomendasi CPSS-IOSCO, Principles of Financial Market Institution (PFMI) principle 11 yang menyebutkan bahwa ‘A CSD should maintain securities in an immo-bilised or dematerialised form for their transfer by book entry. Where appropri-ate, a CSD should provide incentives to immobilise or dematerialise securities’.

Untuk meningkatkan layanan jasa di Pasar Modal Indonesia, saat ini KSEI sedang melakukan kajian terkait potensi dematerialisasi Efek Bersifat Ekuitas secara menyeluruh untuk Efek yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan pelaksanaan kajian ini adalah:- Menelaah latar belakang inves-

tor yang masih menyimpan Efek dalam bentuk warkat.

- Melakukan analisis dampak bagi investor jika Efek bersifat Ekuitas diterbitkan 100% dalam bentuk scripless.

- Menelaah perlu/tidaknya meng­ubah peraturan dan/atau menam-bahkan peraturan baru.

- Memberikan roadmap dalam penerapan dematerialisasi secara menyeluruh untuk Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Modal Indonesia.

Berdasarkan aturan yang ada, Emiten belum diwajibkan untuk me nerbitkan saham dalam bentuk non warkat. Undang-Undang Per se-ro an Terbatas (UUPT) memberikan kebebasan bagi Perseroan untuk menentukan bentuk kepemilikan saham berdasarkan Anggaran Dasar. Namun, berdasarkan pasal 55 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal (UUPM), pemegang saham juga memiliki hak kebebasan dalam hal penyelesaian transaksinya. Saat ini, Taiwan meru-pakan salah satu Negara yang telah berhasil menerapkan full dematerial-ization sejak Juli 2011.

Melalui kegiatan ini, diharapkan pemegang saham mendapatkan informasi terkini tentang pasar modal regional serta memperkuat jalinan kerja sama yang dapat diaplikasikan dalam hubungan bisnis antara KSEI dengan pemegang saham. l

[Aditya K.P/Yulia W/Delonika Y.E/PKP]

K

kepala eksekutif Pengawas Pasar Modal OJk Hoesen (kiri) dan Direktur Utama ksei Friderica Widyasari Dewi saat acara pembukaan seminar Pemegang saham ksei 2017

Edisi 03 l Juli - September 2017 KSEI News9

statistik

3.561,10

[dalam Triliun Rupiah]

3.405,443.577,56

3.583,753.637,54

3.784,243.898,87

3.962,363.891,83

Okt2016

Nov Des Feb Mar AprJan 2017

Mei Jun Jul Ags Sep

Okt2016

Nov Des Feb Mar AprJan 2017

Mei Jun Ags SepJul

Pertumbuhan Aset yang Tercatat di C-BEST

Pertumbuhan Single Investor Identification (SID)

Total Aset C-BESTper September 2017Rp 4.093,96 Triliun

Growth14,33%

Growth14,96%

(Oktober 2016 - September 2017)

(Oktober 2016 - September 2017)

848.482 875.940894.116

915.666 932.215961.170

975.880996.698

1.008.916

1.025.414 1.042.7831.062.678

4.046,464.057,12

4.093,96

Total SID per September 20171.062.678 SID

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 201710

Data Sebaran Investor Domestik

6

Investor Maluku & Papua0,80%

InvestorBali + NTT + NTB2,48%

Investor Sulawesi2,98%

Investor Kalimantan3,89%

Investor Sumatera12,84%

34

1

2

5

(per 29 September 2017)

Pertumbuhan Total Aset KSEI dan IHSG[Periode Oktober 2016 - September 2017]

3.561,10 3.405,44 3.577,56 3.583,75 3.637,54 3.784,24 3.898,87 3.891,83 3.962,36

4.046,46 4.057,12 4.093,96

Okt2016

Nov Des Feb Mar AprJan 2017

Mei Jun Jul Aug Sep

42,83%

57,17%

49,51%

50,49%

51,77%

48,23%

52,09%

47,91%

51,86%

48,14%

51,80%

48,20%

51,47%

48,53%

51,14%

48,86%

51,61%

48,39%

52,65%

47,35%

52,99%

47,01%

53,62%

46,38%

Okt2016

Nov Des Feb MarJan2017

MeiApr Jun Jul Ags Sep

654.608665.528

673.871680.520

689.869710.758

713.783725.691

727.887732.813

736.070748.409

Pertumbuhan Sub Rekening Efek [Periode Oktober 2016 - September 2017]

Kepemilikan Lokal Kepemilikan Asing IHSG (poin) Total Aset C-BEST (Rp Triliun)

5.442,545.148,91

5.296,71 5.294,10 5.386,69 5.568,11 5.685,30 5.738,165.900,85

5.829,71 5.840,94 5.864,06

Investor DKI Jakarta & Jawa77,00%

statistik

Edisi 03 l Juli - September 2017 KSEI News11

aktivitas

Participant Team Building 2017 Sebagai upaya untuk menjalin silaturahmi dengan para pemakai jasa, KSEI menyelenggarakan kegiatan rutin Team Building dengan para pemakai jasa pada 14 - 16 Juli 2017 di Yogyakarta. Team Building yang diikuti oleh perwakilan dari Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, Bank Administrator Rekening Dana Nasabah, BEI dan KPEI tersebut diselenggarakan di beberapa lokasi antara lain Tebing Breksi, Hutan Wanagama serta Hutan Pinus Mangunan. Malam harinya seluruh peserta mengikuti acara Gala Dinner di Ratu Boko Restaurant dengan hiburan live band performance. n

Halal Bihalal srO Sebagai puncak acara rangkaian kegiatan di bulan Ramadan yang di-selenggarakan Self Regulatory Organization (SRO), KSEI bersama SRO menggelar acara Halal Bi Halal pada Senin, 3 Juli 2017 di Main Hall Bur-sa Efek Indonesia. Acara tersebut diawali dengan sambutan dari Direk-tur Utama BEI Tito Sulistio, yang dilanjutkan dengan laporan rangkaian penyelenggaraan kegiatan Ramadan oleh ketua panitia yang terdiri dari acara buka puasa bersama, lomba da’i, serta pemberian santunan kepa-da yatim piatu. Sebagai penutup, Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan SRO yang menghadiri acara saling beramah tamah sebagai bagian dari silaturahmi. n

sosialisasi Pemanfaatan Data kependudukan dan Penggunaan JTPM Pada tanggal 1 Agustus 2017, KSEI mengundang 50 perusahaan yang telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Ditjen Dukcapil untuk menghadiri sosialisasi Pemanfaatan Data Kepen-dudukan dan Penggunaan Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Sosia-lisasi ini antara lain bertujuan untuk memaparkan teknis pemanfaatan data kependudukan, menginformasikan telah tersedianya alternatif koneksi jaringan ke Dukcapil melalui JTPM, serta memfasilitasi perte-muan dengan Ditjen Dukcapil guna pembuatan petunjuk teknis bagi perusahaan yang berminat mengakses web service data kependudukan. Fasilitas ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk verifikasi data nasabah pada saat pembukaan rekening investasi dan pengkinian data nasabah. n

sosialisasi fasilitas akses di Balikpapan, Lampung dan Palembang Sejak awal tahun 2017, KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan sosialisasi fasilitas AKSes di beberapa daerah sebagai upaya untuk menyebarkan informasi tentang fungsi dan manfaat fasilitas AKSes KSEI. Pada bulan Juli - September 2017, KSEI menyelenggarakan sosialisasi fasilitas AKSes di Balikpapan, Lampung dan Palembang. Dalam acara tersebut, KSEI juga menyelenggarakan kegiatan login bersama ke fasilitas AKSes agar investor dapat semakin memahami penggunaan fasilitas tersebut. n

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 201712

AktivitAs

Training for Trainers Program Ok-OCe KSEI bersama BEI, OK OCE Stock Center dan MNC Securities mengada-kan program edukasi kepada masyarakat Jakarta sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi pasar modal. Program ini sejalan dengan upaya Self Regulatory Organization untuk meningkatkan jumlah investor. Program dengan nama Training for Train-ers ini diselenggarakan di Ruang Seminar BEI pada Jumat, 11 Agustus 2017 yang dihadiri pemrakarsa program OK OCE sekaligus Wakil Guber-nur Jakarta Terpilih, Sandiaga Salahuddin Uno. Program ini diikuti sekitar 100 peserta yang akan ditempatkan di OK OCE Stock Center, yang akan menjadi pusat informasi mengenai cara berinvestasi di pasar modal yang tersebar di 44 kecamatan di Jakarta. n

konferensi Pers Dalam rangka 40 Tahun Diaktifkannya kembali Pasar Modal indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama BEI, KPEI dan KSEI menggelar Konferensi Pers dalam rangka 40 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia pada tanggal 11 Agustus 2017 di Main Hall Bursa Efek Indonesia. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso didampingi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Direktur Utama KPEI Hasan Fawzi dan Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menyampaikan kinerja Pasar Modal Indonesia selama tahun 2017 kepada rekan-rekan media. n

KSEI News Edisi 03 l Juli - September 201712

korean Language Education Program KSEI bersama dengan SRO dan Korea Securities Depository (KSD) telah merintis program pertukaran budaya dan pendi dik-an yang disebut Korean Language Educa-tion Program (KLEP) sejak November 2014. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan pengetahuan tentang kebudayaan Korea, khususnya yang terkait kerjasama SRO dengan KSD. Program yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas Advance dan Beginner tersebut telah memasuki angkatan ke-3 dengan total peserta sebanyak 25 orang karyawan SRO. Pada 25 September 2017, perwakilan dari KSD Foundation, selaku penyelenggara program KLEP, mengunjungi Gedung BEI untuk bertemu dan berbincang dengan para karyawan SRO yang menjadi peserta KLEP. n