Reaksi Silang 2
Transcript of Reaksi Silang 2
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
1/7
REAKSI SILANG
(CROSS MATCH )
REAKSI SILANG (CROSS MATCH) adalah reaksi silang in vitro antara darah pasien yang akan ditransfusi darah dengan darah donor yang akan ditransfusikan. Reaksi ini
dimaksudkan untuk mencari tahu apakah darah donor yang akan ditransfusikan itu nantinya
akan dilawan oleh serum pasien didalam tubuhnya atau apakah plasma donor yang turut
ditransfusikan akan melawan sel pasien didalam tubuhnya hingga akan memperberat anemia,
disamping kemungkinan adanya reaksi hemolitik transfusi yang bisa membahayakan pasien.
TUJUAN CROSS MATCH
CROSS MATCH bertujuan untuk:
Mencegah reaksi hemolitik tranfusi bila darah donor ditransfusikan.
supaya darah yang ditransfusikan itu benar benar ada manfaatnya bagi kesembuhan pasien.
Darah donor dan pasien yang di crossmatch ini, kecuali golongan darah ABO dan
Rhesus yang kita ketahui (diperiksa lebih dahulu), kita tidak mengetahui antigen lainya yang
ada didalam sel donor dan pasien, dan kita tidak mengetahuipula adanya antibody lain(irregular) yang complet maupun incomplete di dalam serum pasien atau plasma donor.
Dalam Cross Match ini, sesuai dengan maksudnya kita berusaha mencari semua
kemungkinan adanya semua jenis antibody complete maupun incomplete terutama yang
mempunyai arti klinis yang bisa menyebabkan Cross Match invitro tidak cocok atau
incompatible. Maka Cross Match harus kita jalankan dalam medium dan temperatur yang
berbeda, yang dalam praktiknya dikenal dengan fase 1, fase 2, dan fase 3.
PRINSIP CROSS MATCH
Pada prinsipnya Cross Match dibagi menjadi dua prosedur :
1. Mayor Cross Match
Merupakan bagian yang utama ( terpenting ) dalam Cross Match, yaitu mereaksikan serum
pasien dengan sel donor. Maksudnya apakah sel donor itu akan dihancurkan oleh antibody
dalam serum pasien.
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
2/7
2. Minor Cross Match
Merupakan bagian yang kurang penting dalam Cross Match, dengan alasan antibody dalam
serum atau plasma donor akan mengalami pengenceran didalam tubuh pasien. Pada minor
Cross Match kita mereaksikan plasma donor dengan sel pasien, dengan maksud apakah sel
pasien akan dihancurkan oleh plasma donor.
FASE DALAM CROSS MATCH
Test fase I Cross Match yaitu fase suhu kamar
Pada fase ini antibody complete yang akan mengaglutinasikan sel dalam saline medium atau
bovine albumin yang kebanyakan kelas Ig M bisa terdeteksi misalnya :
Tidak cocok golongan ABO
Adanya allo antibody : M, N, Le a, I, IH, E.
Adanya auto cold antibody
Tes fase II Cross Match yaitu fase inkubasi 37 o C
Pada fese ini bila mediumnya bovine albumin, beberapa antibody dalam sistem Rhesus bisa
terdeteksi aglutinasi,(misalnya anti D, anti E, anti c) anti Le a dan anti Le b.
Bila mediumnya saline bisa terdeteksi aglutinasi anti E, anti Le a.
Antibody yang bersifat incomplete, dan antibodi yang belum terdeteksi aglutinasi atau
hemolisisnya pada fase II ini bisa bereaksi coated (sensitized) : anti D, E, c, K, Fy a,Fy b, Jk a,
S, Le a, Le b. jadi penting sekali peranan fase inkubasi 37 oC ini, dimana setidak-tidaknya
memberi kesempatan kepada antibody untuk mengcoatedkan sel.
Tes fase III Cross Match yaitu fase anti globulin
Pada fase ini setalah melaluo fase II, akan terdeteksi aglutinasi incompelete antibodi yang
tadi di fase II sudah mengcoated sel.
Untuk sempurnanya pekerjan kita didalam Cross Match yang akan menyokong hasil-hasil pada tingkatan fase, maka harus diperhatikan benar-benar :
1. saline harus yang bersih, jernih, dan tidak terkontaminasi dengan serum.
2. inkubator harus disetel suhunya dengan benar-benar 37 oC ( 0,5 o C ).
3. Waktunya inkubasi : lamanya waktu harus diperhatikan dan ditaati, minimal 15 menit.
Jika waktunya dikurangi maka antibody incomplet tidak akan coated
4. dengan sempurna dan pada pencucian dia akan lepas dan terbuang, sehingaga tidak
terdeteksi.
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
3/7
5. Cara pencucian sel untuk menghilangkan sisa globulin yang bebas harus sempurna:
Sisa globulin yang tertinggal akan dapat menetralkan Anti globulin serum (coombs
serum ), (sisa protein serum yang sudah di encerkan 1/4000 dapat menetralkan
antibodi serum ).
6. Hasil pekerjaan fase III yang nagatif, harus harus dilakukan kontrol dengan coombs
control cells. Tujuan pengontrolan yang negatife ini karena kemungklinan kesalahan
yang disebabkan :
Coombs serum sudah tidak aktif ( coombs serum rusak karena tercemar protein )
Mungkin pencucian sel tiadak baik, sehingga sisa globulin yang masih ada menetralkan coombs
serum
Kemungkinan kita lupa meneteskan coombs serum
PERSIAPAN CROSS MATCH
Persiapan sebelum mengerjakan crossmatch adalah sebegai berikut :
a. Pisahkan sel darah dan serum baik darah donor dan resipien.
b. Buat suspensi sel darah donor atau resipien 4 %
c. Siapkan larutan Bouvine Albumin 20%
d. Siapkan Coomb Serume. Siapkan alat-alat:
Tabung kecil diameter 10 x 75
Sentrifus
Incubator suhu 37 0 C
TEHNIK CROSS MATCH
Melihat bagaimana pentingnya permintaan darah bagi seorang pasien, maka Cross Matchdibagi menjadi 3 kategori :
1. Cross Match rutin
2. Cross Match emergency
3. Cross Match persiapan operasi
Untuk melaksanakan masing-masing Cross Match tersebut, langkah pertama adalah:
memeriksa golongan darah ABO dari pasien dan darah donor yang akan di transfusikanmemeriksa faktor rhesus dari pasien dan darah donor yang akan di transfusikan
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
4/7
mempersiapkan suspensi sel pasien maupun donornya
kemudian kita melaksanakan Cross Match sesuai dengan tuntunannya
f. TEKNIK CROSS MATCH RUTIN
I. siapkan 2 buah tabung
tabung 1 tabung 2
MAYOR MINOR
II. kedua tabung kocok-kocok, lalu putar 1000 ppm, 1 menit (3000 rpm/15 detik).
Baca reaksinya terhadap : hemolisis / dan aglutinasi.
Hasil : bila hemolisis dan atau aglutinasi (+) = tidak cocok
Bila hemolisis dan atau aglutinasi (-), pemeriksaan diteruskan ke fase II
III. kedua tabung di inkubasi dalam inkubator 37 oC selama 15 menit. Kemudian
kedua tabung di putar 1000 rpm/ 1 menit.
Baca reaksi terhadap : hemolisis / dan aglutinasi
Hasil : bila hemolisis dan atau aglutinasi (+) = tidak cocok
Bila hemolisis dan atau aglutinasi (-), pemeriksaan diteruskan (sedimen dicuci dahulu) ke
fase III.IV. Cuci selnya 3-4 kali dengan saline. Dengan cara yang baik pencucian 3 kali
sudah cukup membuang sisa-sisa globilin yang bebas. (bila perlu supernatan saline dites
dengan asam sulfosalisilat 20%).
V. tambahkan pada masing-masing sedimen sel 2 tetes Coombs serum, kocok-
kocok dan putar 1000 rpm/menit atau 3300 rpm/15 detik. Baca reaksinya mikroskopis dan
makroskopis.
Hasil : aglutinasi (+) = tidak cocok (incompatible)Aglutinasi (-) = cocok (compatible)
g. TEKNIK CROSS MATCH EMERGENCY (UNTUK KEADAAN DARURAT)
I. Siapkan 4 buah tabung :
isikan :
MAYOR
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
5/7
MINOR
II. keempat
tabung di kocok-kocok, kemudian :
tabung 2 dan 4 di putar 1000 rpm/menit
tabung 1 dan 3 inkubasi 37 C selama 15 menit.
III.
baca tabung 2 dan 4 terhadap:hemolise dan aglutinasi secara makroskopis dan mikroskopis.
Hasil :
a. bila terlihat adanya hemolisis dan atau aglutinasi = darah donor tidak cocok
(incompatible)
b. bila tidak ada hemolisis dan atau aglutinasi = darah donor cocok (incompatible)
darah donor boleh dikirim ke RS
IV. tabung 1 dan 3 setelah 15 menit di inkubasi :
putar 1000 rpm/menit baca reaksinya.
Bila hasilnya (-) cuci selnya 3-4 kali dengan saline
kepada sedimen sel pada masing-masing tabung di tambahkan 2 tetes Coombs serum kocok-
kocok.
Putar 1000 rpm/menit baca reaksinya secara makroskopis dan mikroskopis.
Jika hasil Coombs test (+) segera hubungi RS memberitahukan darah yang tadi jangan
dipakai
Penjelasan : jadi dalam Cross Match emergency, darah sudah boleh dikirimkan ke RS kalau
dalam fase 1 (medium saline) negatif terhadap hemolisa maupun aglutinasi. Penyelesaian
sampai fase 3 dari tabung 1 dan 3 harus dilanjutkan.
c. TEKNIK CROSS MATCH PERSIAPAN OPERASI :
I. siapkan 2 buah
tabung :
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
6/7
II. kedua tabung di kocok-kocok, biarkan di suhu kamar selama 60 menit.
Baca reaksinya terhadap hemolisa dan aglutinasi.
Bila (-) diteruskan.
III. kedua tabung di inkubasi 37 C selama 60 menit.
Baca reaksinya terhadap hemolisis dan atau aglutinasi
Bila (-) diteruskan
IV. sedimen sel dalam masing-masing tabung dicuci 3-4 kali dengan saline, kemudian
kepada sedimen sel dalam masing-masing tabung ditambah 2 tetes Coombs serum.
Putar 1000 rpm / menit, atau 3300 rpm selama 15 detik
V. baca reaksinya makroskopis dan mikroskopis.
Hasil : aglutinasi (+) = tidak cocok (incompatible)
Aglutinasi (-) = cocok (compatible)
Pada teknik ini kita lakukan bila permintaan darah diajukan 2-3 hari sebelum operasi
dijalankan.
PERMASALAHAN TEKNIK CROSS MATCH.
Selesai anda melakukan test cross match dengan menjalankan ketiga Fase tersebut
(fase I, fase II, fase III) sebaiknya sudah dapat anda simpulkan dan anda dapat mengirimkan
darah donor tersebut untuk pasiennya bila compatible, dengan syarat : semua langkah -
langkah teknik tersebut sudah anda lakukan dengan baik, yaitu :
1. Golongan darah ABO baik pasien maupun donor sudah benar.
2. Kecepatan putaran centrifuge dan lamanya putaran terkontrol dengan baik.
3. Temperatur inkubator dan lamanya inkubasi terkontrol dengan baik.
4. Cara mencuci sel dengan baik, sehingga sedimen sel yang dicuci bebas dari sisa-sisa globulin
bebas (serum).
5. Saline pencuci bersumber dari saline yang bersih tidak tercemar dengan protein serum.
6. Coombs serum yang anda pergunakan baik (masih aktif).
Selanjutnya untuk menguji kebenaran tersebut diatas (point 4,5,6) harus dilakukan suatu
kontrol (pengujian) sebagai berikut :
Semua hasil Coombs test yang (-), ke dalam tabungnya kita teteskan Coombs Control Cell (5 %)
1 tetes; kemudian diputar kembali 1000 rpm / menit atau 3300 rpm/ 15 menit. Baca !
-
7/28/2019 Reaksi Silang 2
7/7
Sekarang bila terjadi hasilnya (+) maka berarti pekerjaan anda dalam CrOSsmatch tadi (Coombs
Test) benar.
Bila (-) hasilnya, maka anda harus mengulangi lagi pekerjaan anda dari semula. (cari sumber
kesalahan!)