Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat-sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Mineralogi optis adalah suatu metode yang sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis data geologi. Untuk dapat melakukan pengamatan secara optis atau petrografi diperlukan alat yang disebut mikroskop polarisasi. Hal itu berhubungan dengan teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi obyek pengamatan. Hasil polarisasi obyek selanjutnya dikirim melalui lensa obyektif dan lensa okuler ke mata (pengamat). Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat optik suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut. Dalam penggunaan mikroskop terdapat pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar. Oleh karena itu diadakanlah praktikum untuk pengamatan pada Nikol Sejajar dan Nikol Silang dalam acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar. 1.2 Maksud dan Tujuan

Transcript of Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

Page 1: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat-

sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun batuan

tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Mineralogi optis

adalah suatu metode yang sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis

data geologi. Untuk dapat melakukan pengamatan secara optis atau petrografi

diperlukan alat yang disebut mikroskop polarisasi. Hal itu berhubungan dengan

teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi obyek

pengamatan. Hasil polarisasi obyek selanjutnya dikirim melalui lensa obyektif dan

lensa okuler ke mata (pengamat).

Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat optik

suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut.

Dalam penggunaan mikroskop terdapat pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar.

Oleh karena itu diadakanlah praktikum untuk pengamatan pada Nikol Sejajar dan

Nikol Silang dalam acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya praktikum acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol

Sejajar ini yaitu agar praktikan dapat mengamati mineral pada Nikol Silang dan Nikol

Sejajar.

Adapun tujuan dari Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar ini yaitu :

Untuk mengetahui cara memusatkan sayatan tipis mineral.

Agar dapat mendeskripsi sifat – sifat optik mineral.

Dapat membedakan antara Nikol Silang dan Nikol Sejajar.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah:

1. Mikroskop Polarisasi

2. Alat tulis menulis

Page 2: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

3. Format praktikum

4. Pensil warna

5. Lap kasar/lap halus

1.4 Prosedur Kerja

Letakkan preparat di meja objek, kemudian jepit dengan penjepit preparat.

Sentringkan / memusatkan mineral.

Menentukan Perbesaran Lensa Objektif, Okuler, perbesaran total, bilangan

skala dan kedudukan mineral.

Mengukur ukuran mineral.

Melakukan pendeskripsian pada nikol sejajar, berupa warna mineral,

pleokrisme, bentuk mineral, intensitas, indeks bias, belahan, pecahan, dan

relief; kemudian menggambar mineral pada posisi nikol sejajar.

Melakukan pendeskripsian pada nikol silang, berupa warna interferensi

maksimum, bias rangkap, kembaran, sudut gelapan, dan gelapan; kemudian

menggambar mineral pada posisi nikol silang.

Menentukan Tanda Rentang Optik (TRO), kemudian menggambar mineral

pada posisi TRO.

Menentukan nama mineral.

Page 3: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Optis Mineral yang dapat diamati dalam posisi Nikol Sejajar yakni :

a) Warna

Warna merupakan pencerminan dari kenampakkan daya serap atau absorpsi

panjang gelombang dari cahaya yang masuk pada mineral anisotropik.

Pengamatan warna mineral secara megaskopis dengan contoh setangan sangat

berbeda dengan pengamatan warna secara mikroskopis. Hanya saja suatu

pendekatan teoritis bahwa pada umumnya mineral yang berwarna pucat

sampai putih dalam contoh setangan cenderung akan nampak tidak berwarna

atau transparan di dalam sayatan tipis, sebaliknya mineral – mineral yang

berwarna gelap atau hitam secara megaskopis akan nampak berbagai variasi

warna dalam sayatan tipis. Sedangkan mineral yang kedap cahaya atau

mineral yang tidak tembus cahaya, akan berwarna gelap atau hitam.

b) Pleokrisme

Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap sinar.

Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar

hingga 360o, pada posisi nikol sejajar/silang.

Gambar 2.1 Warna interferensi biotit sejajar sumbu C dan pleokroismenya pada

sudut putaran 90o

c) Bentuk Mineral

Bentuk mineral ditentukan dengan orientasi tepiannya. Bentuk mineral yang

tidak beraturan pada seluruh sisinya disebut Anhedral . Jika sebagian sisi

mineral yang tidak beraturan disebut subhedral. Jika seluruh sisi mineral

beraturan disebut euhedral.

Page 4: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

d) Indeks Bias

Indeks bias mineral dapat diartikan sebagai salah satu nilai (konstanta) yang

menunjukkan perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias

atau refraksi (r). Berdasarkan pengertian tersebut, maka indeks bias (n) juga

merupakan fungsi dari perjalanan sinar di dalam medium yang berbeda.

e) Belahan dan Pecahan

Setiap mineral mempunyai kemampuan dan kecenderungan untuk terpisah

menjadi bagian yang lebih kecil. Apabila bidang – bidang tersebut berbentuk

lurus dengan arah tertentu sesuai dengan bentuk kristalnya, bidang tersebut

adalah bidang belahan (cleavage). Jika bidang – bidang kecil dari mineral

tidak lurus dengan arah yang tidak teratur dan terkontrol oleh struktur

atomnya, maka bidang tersebut adalah pecahan (fracture).

f) Relief dan intensitas

Relief suatu mineral dapat diartikan sebagai kenampakkan yang timbul akibat

adanya perbedaan indeks bias mineral dengan media yang ada di sekitarnya.

Relief selalu berbanding lurus denga intensitas.

2.2 Sifat Optis Mineral yang dapat diamati dalam posisi Nikol Silang yakni :

a. Warna Interferensi

Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan

melalui analisator kepada pengamat. Warna interferensi terjadi pada mineral

anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar

ekstraordiner.

b. Bias Rangkap

Cahaya yang masuk dalam media anisotrop akan dibiaskan menjadi 2 (dua)

sinar, yang bergetar dalam 2 bidang yang saling tegak lurus. Harga bias

rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar

dalam suatu mineral.

c. Kembaran

Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal

saat pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi

pertumbuhan kristalografi. Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan

nikol silang. Berhubungan dengan sifat pemadamannya. Ada beberapa macam

kembaran dengan dasar klasifikasi secara deskriptif dengan melihat bentuk

Page 5: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

dan pola kembarannya saja. Bentuk – bentuk kembaran tersebut antara lain

albit, carlsbad, polisintetik, periklin dan carlsbad-albit.

Gambar 2.2 Kenampakkan kembaran Carlsbad pada Plagioklas

d. Sudut Gelapan dan Jenis Gelapan

Sudut gelapan adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang kristalografi

(sb-c) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar cepat maupun sinar

lambat. Gelapan adalah keadaan mineral pada kedudukan warna interferensi

maksimum, terjadi apabila sumbu indikatris (arah getar sinar) mineral sejajar

dengan arah getar analisator atau polarisator. Terdapat beberapa jenis gelapan,

yaitu :

Gelapan sejajar (paralel), terjadi bila pemadaman berada pada posisi

dimana sumbu panjang atau belahan mineralnya sejajar sumbu-c dan

sejajar pula dengan benang silang. Gelapan ini umumnya terjadi pada

sistem kristal tetragonal, heksagonal, trigonal dan ortorombik.

Gelapan simetris, terjadi bila pemadaman pada posisi simetris (X,Z = 45o).

Umumnya pada sayatan mineral sistem ortorombik, monoklin, misalnya

pada jenis mineral piroksin dan amphibol.

Gelapan miring, gelapan jenis ini merupakan pemadaman yang terjadi pada

posisi dimana sumbu panjang kristal (belahan yang sejajar sumbu-c)

membentuk sudut dengan arah getar analisator atau polarisator.

Gelapan bergelombang, gelapan jenis ini terjadi karena keseluruhan

mineral telah mengalami tekanan namun belum sampai rekristalisasi secara

sempurna, umumnya pada kuarsa.

Page 6: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu :

Sifat optis mineral yang dapat diamati pada posisi nikol sejajar yaitu warna

mineral, pleokrisme, bentuk, indeks bias, intensitas, belahan, pecahan dan

relief.

Sifat optis mineral yang dapat diamati pada posisi nikol silang yaitu warna

interferensi, bias rangkap, kembaran, sudut gelapan dan jenis gelapan.

4.2 Saran

Demi kelancaran dan pemahaman dalam mengamati kenampakkan

mkroskopis mineral ada baiknya dilakukan penambahan mikroskop agar supaya

praktikan dapat dengan fokus melakukan praktikum tanpa harus saling bergantian.

Page 7: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

DAFTAR PUSTAKA

Irfan Ria Ulva., 2007. Penuntun Praktikum Laboratorium Mineral Optik JurusanTeknik Geologi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Graha Setia Doddy. Batuan dan Mineral, Bandung.

Schusters., Simon, 1977. Rocks and Minerals, Simon & Schusters Inc., New York.

Page 8: Acara 2 Nikol Silang & Sejajar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK

ACARA II : PENGAMATAN NIKOL SILANG & SEJAJAR

OLEH : MOH. SYAIFUL

NO. MHS : D611 06 079

MAKASSAR

2011