Reaksi Pembentukan Serat Poliester

3
Reaksi Pembentukan Serat Poliester (PET) Maret 29, 2011 oleh Qc Serat Poliester merupakan serat buatan yang dibuat dengan mereaksikan asam tereftalat dengan etilena glikol dan proses pembuatannya dengan pemintalan leleh dimana reaksi dari asam tereftalat dengan etilena glikol akan dihasilkan chip serat yang padat berbentuk butiran selanjutnya akan dilelehkan dan dilakukan proses penarikan untuk menghasilkan serat tekstil. Pada industri pemintalan polister yang modern, bahan baku pemintalan leleh tidak lagi berbahan baku chip poliester, melainkan dapat berasal dari monomer atau bahkan senyawa asam tereftalat dan etilena glikol langsung sebagai bahan baku monomer, sehingga proses produksi bisa berjalan lebih singkat dan efisien. gambar skema mesin ektrusi, pemintalan leleh poliester Proses polimerisasi yakni penggabungan monomer-monomer membentuk rantai dalam membentuk poliester berlangsung dalam 2 tahap pembentukan yaitu esterifikasi dan polikondensasi. 1. Esterifikasi Esterifikasi merupakan tahap pembentukan monomer. Proses ini disebut langsung karena gugus karboksil (-COOH-) dari asam tereftalat dapat dengan mudah bereaksi dengan etilena glikol, sehingga tidak memerlukan katalis/pemercepat rekasi. Proses esterifikasi diawali dengan pemompaan larutan homogen yang mengandung asam tereftalat murni, etilena glikol, kobalt asetat, asam fosfit, diantimontrioksida, dan titaniumoksida ke dalam reaktor.

description

POlieseter

Transcript of Reaksi Pembentukan Serat Poliester

Reaksi Pembentukan Serat Poliester(PET)Maret 29, 2011 olehQcSerat Poliester merupakan serat buatan yang dibuat dengan mereaksikan asam tereftalat dengan etilena glikol dan proses pembuatannya dengan pemintalan leleh dimana reaksi dari asam tereftalat dengan etilena glikol akan dihasilkan chip serat yang padat berbentuk butiran selanjutnya akan dilelehkan dan dilakukan proses penarikan untuk menghasilkan serat tekstil.Pada industri pemintalan polister yang modern, bahan baku pemintalan leleh tidak lagi berbahan baku chip poliester, melainkan dapat berasal dari monomer atau bahkan senyawa asam tereftalat dan etilena glikol langsung sebagai bahan baku monomer, sehingga proses produksi bisa berjalan lebih singkat dan efisien.gambar skema mesin ektrusi, pemintalan leleh poliesterProses polimerisasi yakni penggabungan monomer-monomer membentuk rantai dalam membentuk poliester berlangsung dalam 2 tahap pembentukan yaitu esterifikasi dan polikondensasi.1. EsterifikasiEsterifikasi merupakan tahap pembentukan monomer. Proses ini disebut langsung karena gugus karboksil (-COOH-) dari asam tereftalat dapat dengan mudah bereaksi dengan etilena glikol, sehingga tidak memerlukan katalis/pemercepat rekasi.Proses esterifikasi diawali dengan pemompaan larutan homogen yang mengandung asam tereftalat murni, etilena glikol, kobalt asetat, asam fosfit, diantimontrioksida, dan titaniumoksida ke dalam reaktor. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 45 menit pada reaktor bersuhu proses 10-20OC. Dalam proses ini akan dihasilkan produk sampingan berupa air yang dapat menghambat kesetimbangan reaksi da menghambat hasil, untuk itu air perlu dihilangkan dari proses dengan dipompa agar dihasilkan berat molekul monomer yang besar, selain itu juga jumlah pereaksi (etilena glikol) yang ditambahkan harus berlebih 10-20% karena etilena glikol akan mengalami banyak kehilangan akibat destilasi kontinyu selama tahap reaksi.Proses ini berkahir ketika seluruh air sebagai produk samping dapat di destilasi seluruhnya dan produk reaksi berupa BHET (bishidroksi etlena tereftalat) yang kemudian akan dipindahkan ke dalam reaktor polikondensasi bersuhu 260OC dengan cara didorong menggunakan tekanan gas nitrogen 2,3 kg/cm3 melalui suatu filter untuk menyaring kotoran. Selain air, hasil samping yang harus dihindari adalah terbentuknya asetaldehida yang terbentuk akibat terdegradasi suhu yang tinggi, akibatnya akan berpengaruh pada sifat akhir polimer poliester yang terbentuk.2. PolikondensasiPolikondensasi merupakan proses penggabungan monomer-monomer membentuk suatu polimer. Panjang rantai polimer yang terbentuk dari reaksi ini dinyatakan dalam derajat polimerisasi yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan lama reaksi melalui putaran pengadukan yang dilakukan secara bertahap. Dalam proses ini dapat juga terjadi kerusakan rantai polimer yang sudah terbentuk yang diakibatkan oleh adanya Oksigen, yang berasal dari dalam maupun dari luar reaktor walaupun jumlahnya sangat sedikit karena terjadinya kerusakan rantai akan menjadi besar sebab ini terjadi pada waktu proses reaksi penggabungan monomerSifat Poliester atau Polietilenatereftalat yang terbentuk dari hasil reaksi polimerisasi dipengaruhi oleh jumlah gugus penghubung pada rantai. Misalkan, adanya senyawa dietilenaglikol (DEG) pada rantai polimer akan meningkatkan daya serap serat terhadap zat warna tetapi jika terlalu banyak maka akan menurunkan kekuatan tarik dan menurunkan ketahanan suhu dari serat. Disamping DEG yang dapat mempengaruhi sifat serat adalah adanya gugus ujung asam (karboksil) yang terbentuk pada proses polimerisasi, keberadaan gugus asam yang terlalu banyak mengindikasikan bahwa proses reaksi polimerisasi belum sempurna atau terjadi kerusakan rantai polimer akibat fotooksidasi oleh panas atau oksigen sehingga terjadi pemutusan rantai polietilenatereftalat (PET) sehingga kekuatan serat yang terbentuk menurun.

Eastman Purified Terephthalic Acid (PTA)

Applications/Uses

Automotive OEM Polyester polyols for polyurethanes Polyester powder coating resins Polyester-melamine baking enamels Unsaturated polyester resins for fiberglass-reinforced plastics Waterborne polyester resins

Key Attributes

Excellent weathering Good chemical and stain resistance Good hardness/flexibility balance Ideal glass transition temperature range Outstanding powder flow and fluidization characteristics

Product Description

IUPAC: 1,4-benzenedecarboxylic acidCAS: 100-21-0Eastman Purified Terephthalic Acid (PTA) is used to manufacture polyester coatings resins for use in the formulation of general metal, appliance, automotive, industrial maintenance, and coil coatings. The primary application for PTA is in combination with Eastman NPG Glycol in polyester powder coating resins. It has also been used in unsaturated polyesters for fiberglass-reinforced plastics applications.The aromatic ring of PTA imparts excellent hardness and corrosion and stain resistance to coatings resins and unsaturated polyesters. PTA has moderate solubility in molten glycols which can increase synthesis times, and it imparts moderate solubility to resins.Eastman PTA is only available in the United States in bulk quantities. For more information or to request a sample, contact anEastman Technical Service Representative.

Additional Product Information

Product-Technical Data Sheet

Sales Specifications

Additional product information is available to registered customer center users.

When accessing SDS documents, please note that certain data fields will be generic and may or may not reflect the information relevant to the recipient and/or the material/package size (including but not limited to the manufacturer/supplier address).

Regulatory Information

SDS (USA-English)

SDS (All Regions)