REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

16
REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN PRESIDEN TAHUN 2014 (EVENT STUDY PADA SAHAM LQ45, JII DAN SMINFRA18) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Ahmad Asshodiqi 115020400111011 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Transcript of REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

Page 1: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA

PELANTIKAN PRESIDEN TAHUN 2014

(EVENT STUDY PADA SAHAM LQ45, JII DAN

SMINFRA18)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Ahmad Asshodiqi

115020400111011

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …
Page 3: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

1

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA

PELANTIKAN PRESIDEN TAHUN 2014

(EVENT STUDY PADA SAHAM LQ45, JII DAN SMINFRA18)

Ahmad Asshodiqi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165 Malang

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi peristiwa terhadap peristiwa pelantikan presiden tahun

2014 dengan tujuan untuk mengetahui reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa pelantikan

tersebut. Indikator yang digunakan untuk melihat adanya reaksi menggunakan abnormal return

dan trading volume activity. Sampel dalam penelitian ini adalah indeks LQ45, JII dan SMInfra18.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data harga saham harian, harga indeks

harian, data volume perdagangan harian selama tujuh hari sebelum, satu hari saat dan lima hari

setelah peristiwa. Adapun alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian

ini adlaah Uji-t dan Uji beda Paired sampel t-test. Hasil pengujian dengan Uji-t menunjukkan

bahwa terdapat abnormal return yang signifikan positif pada indeks LQ45, JII dan SMInfra18

pada beberapa hari disekitar peristiwa pelantikan, hal ini membuktikan bahwa pasar merespon

peristiwa tersebut sebagai good news. Dari hasil Uji beda Paired sampel t-test menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa

pelatikan. Berdasarkan Uji beda Paired sampel t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa terhadap TVA pada indeks LQ45 dan SMInfra18.

Sedangkan pada Jakarta Islamic Index tidak terdapat perbedaan yang signifikan TVA sebelum dan

sesudah peristiwa pelantikan.

Kata Kunci : Pasar Modal, Event Study, Abnormal Return, Trading Volume Activity

A. PENDAHULUAN

Sehubungan dengan perkembangan pasar modal yang begitu pesat dan mengingat

peranan yang penting bagi suatu perekonomian suatu negara, umumnya bursa saham di suatu

negara sangat sensitif dengan berbagai peristiwa di sekitarnya. Berbagai peristiwa tersebut dapat

berasal dari lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Dari lingkungan ekonomi,

secara umum pasar modal dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga, inflasi, nilai tukar dan

PDB. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pasar modal dari lingkungan non politik seperti

bencana alam, perang dan situasi politik.

Kondisi politik dalam negeri yang kondusif biasanya akan diikuti dengan stabilitas

kondisi ekonomi yang baik pula, dengan kondisi itu akan membuat para investor merasa aman

dalam melakukan investasi di pasar modal. Namun, sebaliknya apabila kondisi perpolitikan dirasa

tidak kondusif, maka kecenderungannya adalah investor akan menunggu sampai kondisi politik

menjadi stabil kembali untuk kemudian melakukan investasi atau justru investor sama sekali tidak

mau berinvestasi karena mereka ragu terhadap perkembangan perekonomian jika situasi politik

yang tidak kondusif terus berlanjut. Ketakutan investor akan situasi ini akan berdampak terhadap

melemahnya nilai harga saham.

Tahun 2014 merupakan tahun perpolitikan bagi Indonesia. Diawali dengan pemilihan

anggota legislatif yang diikuti oleh dua belas partai politik. Kemudian, pada tahun ini pula

dilaksanakan pemilihan Presiden yang baru. Hasil perhitungan suara Pilpres 2014 yang

diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Juli 2014, menempatkan

pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pemenang pilpres tahun 2014 dengan perolehan

suara sebesar 70.997.833 (Tujuh Puluh Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Delapan

Ratus Tiga Puluh Tiga) atau 53,15 % dari suara sah nasional, sedangkan pasangan Prabowo dan

Hatta hanya memperoleh suara sebesar 46,85 % atau 62.576.444 (Enam Puluh Dua Juta Lima

Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Empat Ratus Empat Puluh Empat) dari suara sah nasional.

Menarik untuk dibahas, Joko Widodo selaku Presiden terpilih untuk periode 2014-2019

memiliki karakteristik yang berbeda dengan presiden sebelumnya. Presiden yang dianggap sebagai

presidennya rakyat kecil ini dianggap mampu membuka harapan baru bagi perubahan Indonesia

kedepannya, hal ini terlihat dari gegap gempitanya suasana pada saat pelantikan pada tanggal 20

Page 4: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

2

Oktober 2014 kemarin, yang mana masyarakat tumpah ruah ke jalan menyambut pemimpin baru.

Fenomena seperti ini belum pernah dirasakan pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

sebelumnya.

Dari peristiwa tersebut, peristiwa pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai

Presiden dan Wakil Presiden terpilih dianggap berpotensi menimbulkan reaksi dari para pelaku

pasar modal. Reaksi yang diperkirakan akan terjadi bisa dilihat dari perubahan volume

perdagangan, harga maupun tingkat return saham yang didapatkan oleh investor. Reaksi terhadap

peristiwa tersebut juga akan mempengaruhi saham-saham yang memiliki nilai kapitalisasi yang

besar dan bersifat likuid.

Salah satu indeks yang memiliki nilai kapitalisasi yang besar dan bersifat likuid adalah

indeks LQ45. Indeks LQ45 ialah indeks yang terdiri dari 45 saham di BEI dengan tingkat

likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi yang besar serta mempunyai kriteria-kriteria tertentu agar

emiten bisa tergabung menjadi anggota indeks tersebut dan setiap enam bulan akan dievaluasi.

Selanjutnya, Jakarta Islamic Indeks (JII), menurut Bursa Efek Indonesia JII adalah indeks yang

menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan

pasar modal syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 emiten yang dipilih dari saham-saham

yang sesuai dengan syariah islam. Kemudian, indeks selanjutnya yaitu indeks SMInfra18.

SMInfra18 sendiri adalah indeks yang baru diluncurkan oleh pihak Bursa Efek Indonesia

bekerjasama dengan PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Indeks ini mengukur performa 18

saham yang bergerak dibidang infrastruktur dan penunjangnya.

Menurut Jogiyanto (2013), reaksi pasar modal terhadap kandungan suatu informasi dapat

dipelajari melalui event study atau studi peristiwa. Metode ini dapat digunakan untuk mengamati

pergerakan harga saham di pasar modal ketika terjadi suatu peristiwa dan untuk mengetahui

apakah saat terjadi peristiwa tersebut terdapat imbal balik investasi yang tidak biasa yang diterima

oleh para investor. Apabila suatu peristiwa mengandung sebuah informasi, maka diharapkan pasar

dapat bereaksi pada saat informasi tersebut diterima oleh pasar.

Reaksi yang terjadi di pasar dapat diukur dengan menggunakan return untuk melihat

perubahan pada harga atau dengan menggunakan abnormal return yang digunakan untuk melihat

selisih antar return aktual dan return yang diekspektasikan oleh investor. Parameter lain yang juga

dapat digunakan untuk melihat apakah terdapat reaksi pasar terhadap suatu informasi adalah

parameter aktivitas volume perdagangan di pasar (trading volume activity). Dalam hal ini

perubahan volume perdagangan saham menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan

mencerminkan keputusan investasi.

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini

bertujuan untuk melihat bagaimana reaksi pasar modal terhadap peristiwa pelantikan presiden

tahun 2014.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak

yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar

modal juga dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan sekuritas yang umumya

memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Sebagai

tempat yang mempertemukan antara investor dan issuer, keberadaan pasar modal itu sendiri

memiliki beberapa manfaat. Menurut Nor Hadi (2013:14), manfaat dari adanya pasar modal di

suatu negara adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus

memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

2. Sebagai alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa

diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

3. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek,

keterbukaan dan profesionalisme serta menciptakan iklim berusaha yang sehat.

4. Memberikan leading indicator bagi trend ekonomi negara.

Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat

ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, investasi

merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumtion)

dengan tujuan untuk memperbesar konsumsi di masa datang (Tandelilin,2010).

Page 5: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

3

Secara lebih spesifik event study atau studi peristiwa menyelidiki respons pasar terhadap

kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Menurut Jogiyanto

(2013), event study adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang

informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dengan maksud menguji kandungan

informasi dari pengumuman tersebut.

Chandra, Anastasia dan Memarista (2014) melakukan penelitian terhadap perbedaan

average abnormal return, average trading volume activity sebelum dan sesudah pemilu di

Indonesia. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan sampel seluruh saham yang terdaftar di

indeks LQ45 selama dua periode pemilihan presiden yaitu 2004 dan 2009. Dari hasil penelitian

mereka, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikandari average abnormal return

pada LQ45 saat sebelum dan sesudah peritiwa pemilu. Begitu juga dengan average trading

volume activity juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan baik sesudah maupun sebelum

pemilu. Sehigga bisa dikatakan bahwa tidak ada respon dari pasar terhadap peristiwa tersebut.

Pada penelitian reaksi pasar modal terhadap pemilu dan pergantian pemerintahan tahun

2004 yang dilakukan oleh Siregar dan Sianturi (2005) menunjukkan bahwa pasar modal bereaksi

positif terhadap kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dalam pemilu. Namun

terjadi reaksi negatif pada t+5. Reaksi negatif ini merupakan koreksi teknikal atas kenaikan

signifikan harga saham pada beberapa hari sebelumnya yang cukup tinggi sehingga menyebabkan

koreksi balik yang juga cukup tinggi.

Dampak pemilu presiden dan wakil presiden terhadap abnormal return investor adalah

penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Suworyo (2008). Penelitian yang dilakukan

menggunakan indeks LQ45 dan didapatkan hasil yakni peristiwa pemilu presiden dan wakil

presiden mendapatkan respon dari pasar modal hal ini terbukti dengan ditemukannya abnormal

return investor pada saham LQ45. Sehingga peristiwa ini dapat dikatakan memiliki kandungan

informasi yang direspon oleh investor. Selain itu, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemilu secara uji statistik tidak terdapat

perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini dikarenakan peristiwa tersbut telah diantisipasi oleh

pelaku pasar modal.

Suryo Luhur (2010) dalam penelitiannya mengenai reaksi pasar modal Indonesia seputar

pemilihan umum 8 Juli 2009 pada saham LQ45 diperoleh hasil yakni pasar bereaksi disekitar

peristiwa. Tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemilu. Penelitian

yang sama juga dilakukan oleh Kabela dan Hidayat (2009), di mana mereka meneliti tentang

pengaruh peristiwa pemilihan umum presiden dan wakil presiden 8 juli 2009 di Indonesia terhadap

abnormal return di bursa efek Indonesia. Indeks yang digunakan dalam penelitian ini dalah LQ45

yang menunjukkan bahwa terdapat rata-rata abnormal return di sekitar peristiwa pemilu. Namun

tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pemilu.

Dari uraian penelitian terdahulu, sebagian besar menunjukkan bahwa pasar modal di

Indonesia merespon peristiwa politik yang terjadi, namun juga ada sebagian hasil dari penelitian

menunjukkan tidak ada reaksi dari pasar modal terhadap peristiwa tersebut. Dengan demikian

maka hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat abnormal return di sekitar tanggal peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil

Presiden tahun 2014 pada indeks LQ45.

H2 : Terdapat abnormal return di sekitar tanggal peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil

Presiden tahun 2014 pada indeks JII.

H3 : Terdapat abnormal return di sekitar tanggal peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil

Presiden tahun 2014 pada indeks SMinfra18.

H4 : Ada perbedaan rata-rata abnormal return saham periode sebelum dan sesudah peristiwa

pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 pada indeks LQ45.

H5 : Ada perbedaan rata-rata abnormal return saham periode sebelum dan sesudah peristiwa

pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 pada indeks JII.

H6 : Ada perbedaan rata-rata abnormal return saham periode sebelum dan sesudah peristiwa

pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 pada indeks SMinfra18.

H7 : Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham periode sebelum dan sesudah

peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 pada indeks LQ45.

H8 : Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham periode sebelum dan sesudah

peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 pada indeks JII.

H9 : Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham periode sebelum dan sesudah

peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 pada indeks SMinfra18.

Page 6: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

4

C. METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian ini adalah penelitian studi peristiwa (event study), yakni studi yang

dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman serta untuk menguji

efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2013). Dalam penelitian ini, data yang

digunakan adalah data sekunder berupa data time series. Menurut Narimawati (2008:94) data

sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data.

Sedangkan menurut Marzuki (2002:56) data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan dan

publikasi lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data berupa :

1. Harga penutup saham selama periode penelitian dalam bentuk harian.

2. Jumlah saham yang beredar selama waktu penelitian

3. Jumlah saham yang ditransaksikan selama periode penelitian

4. Indeks harga LQ45, JII dan SMinfra18 selama periode penelitian.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi

Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id, mandiri sekuritas dan situs resmi bloomberg yakni

www.blomberg.com. Populasi dalam penelitian ini adalah pasar modal Indonesia dalam hal ini

adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengambil sampel indeks LQ45, Jakarta Islamic Index

(JII) dan SMInfra18.

Penelitian ini menggunakan periode jendela (window period) 15 hari, yakni 7 hari

sebelum event day, 1 hari untuk event day dan 7 hari setelah event day. Adapun peristiwa

pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla terjadi pada tanggal 20 Oktober 2014 sehingga periode

penelitian yang digunakan adalah tanggal 09 Oktober 2014 sampai dengan 29 Oktober 2014.

Penentuan event window tersebut untuk menghindari pengaruh informasi lain yang akan

mempengaruhi perubahan pada volume perdagangan dan harga emiten yang bersangkutan, jika

periode peristiwa diambil terlalu lama, dikhawatirkan adanya peristiwa lain yang cukup signifikan

mempengaruhi hasilnya (Jogiyanto, 2013).

Untuk mengetahui apakah terdapat respon atau tidak dari pasar, berikut adalah tahapan-

tahapan dalam menganalisis data yang dipakai dalam penelitian ini (Tandelilin, 2010:572) :

a. Pertama. Mengidentifikasi bentuk, efek dan waktu peristiwa (i) peristiwa apa yang

memiliki kandungan informasi; (ii) apakah nilai informasi itu memiliki efek negatif

atau positif terhadap return tak normal dan (iii) bilamana peristiwa terjadi atau

dipublikasikan.

b. Kedua. Menentukan rentang waktu studi peristiwa termasuk periode estimasi dan

periode peristiwa.

c. Ketiga. Menentukan metode penyesuaian return yang digunakan untuk menghitung

return tak normal. Terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam event study yaitu

(i) model statistika dengan menggunakan mean adjusted model dan market model ; (ii)

model disesuaikan dengan pasar (market adjusted model) ; (iii) model ekonomika

yaitu capital asset pricing model (CAPM) dan arbit pricing theory (APT).

d. Keempat. Menghitung return tak normal disekitar periode peristiwa. Return tak

normal itu sendiri adalah return aktual di sekitar periode peristiwa yang dikurangi

return harapan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung abnormal

return :

dimana :

ARit = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

Rit = return sesungguhnya untuk sekuritas ke-i pada periode ke-t

E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t

e. Kelima. Menghitung rata-rata abnormal return dan abnormal return kumulatif dalam

periode peristiwa. Untuk pengukurannya adalah sebagai berikut:

Rata-rata abnormal return :

= return tak normal rata-rata pada waktu ke t

Page 7: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

5

k = jumlah sekuritas (saham)

Return Abnormal Kumulatif :

f. Keenam. Menghitung trading volume activity masing-masiing saham selama waktu

penelitian yang telah ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

g. Ketujuh. Menghitung rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa

seperti berikut :

TV Ai,j = trading volume activity sekuritas ke-i pada periode j

T = lamanya periode

h. Kedelapan. Menghitung rata-rata trading volume activity seluruh saham per hari

selama periode waktu penelitian.

TV Ai,t = trading volume activity sekuritas ke-i pada hari ke-t

n = jumlah sekuritas

Pengujian signifikansi abnormal return adalah untuk mengetahui apakah terdapat abnormal

return yang bernilai positif dan signifikan pada sekitar tanggal terjadinya peristiwa pelantikan

Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t

yaitu dengan menghitung nilai standarisasi abnormal return dengan rumus sebagai berikut

(Jogiyanto,2013) :

= Abnormal return standarisasi sekuritas i pada hari k-t di periode peristiwa

= Abnormal return sekuritas i pada hari ke-t di periode peristiwa

= Kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i

Untuk menghitung nilai kesalahan standar estimasi menggunakan rumus market adjusted

model sebagai berikut (Jogiyanto, 2013) :

KSEi = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode peristiwa

ARij = Abnormal return sekuritas ke-i untuk hati ke-j selama periode peristiwa

ARt = Rata-rata abnormal return k-sekuritas untuk hari ke-t selama periode peristiwa

k = jumlah sekuritas

Kriteria pengujian hipotesis 1 adalah H1 diterima apabila t hitung ≥ t tabel.

Pengujian beda rata-rata abnormal return dan Trading Volume Activity ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return

saham pada periode sebelum, saat dan setelah peristiwa pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai

Presiden dan Wakil Presiden. Adapun langkah-langkah untuk menguji beda rata-rata abnormal

return dan Trading Volume Activity adalah sebagai berikut :

1. Melakukan uji normalitas dengan metode uji Kolmogrov-Smirnov pada data rata-rata abnormal

return saham pada periode sebelum, saat dan setelah peristiwa dengan ketentuan α = 5% (0.05).

Apabila nilai asymptotic significance ˃ 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal.

2. Apabila data rata-rata abnormal return terdistribusi normal, teknik uji hipotesis yang

digunakan adalah uji beda paired sample t-test dengan signifikansi α = 5% (0.05). Hipotesis

diterima jika p-value statistik uji t ˂ 0.05.

Page 8: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

6

3. Apabila data tidak terdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik

non parametrik yaitu uji beda wilcoxon signed rank test dengan α = 5% (0.05). Hipotesis

diterima jika p-value uji wilcoxon ˂ 0.05.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Abnormal Return dan Trading Volume Activity

Analisis terhadap reaksi pasar modal di Indonesia terhadap peristiwa pergantian kepala

negara sekaligus kepala pemerintahan dapat dilihat dari besaran abnormal return dan trading

volume activity yang didapatkan. Abnormal return itu sendiri merupakan selisih antara actual

return dan expected return saham selama periode penelitian. Sedangkan trading volume activity

merupakan selisih volume saham hari t1 dengan hari t-1 dibagi volume saham hari t-1. Adapun

periode pengamatan dilakukan sejak tanggal 9 Oktober 2014 (t-7) hingga 29 Oktober 2014 (t+7).

Tabel 1 Rata-rata abnormal return saham dan TVA (LQ45)

Periode Rata-rata Abnormal

Return Saham

Rata-Rata Trading Volume

Activity (TVA)

t-7 -0.001141 0.00155

t-6 -0.002034 0.00156

t-5 0.000003 0.00120

t-4 -0.000683 0.00135

t-3 -0.007119 0.00219

t-2 0.006986 0.00228

t-1 -0.001591 0.00334

t0 0.001307 0.00280

t+1 0.002595 0.00155

t+2 0.000759 0.00171

t+3 -0.000718 0.00164

t+4 -0.000388 0.00131

t+5 0.001820 0.00117

t+6 -0.003760 0.00108

t+7 -0.001247 0.00177

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2015

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa hasil perhitungan rata-rata abnormal return saham

harian dengan menggunakan market-adjust model selama periode penelitian menunjukkan bahwa

hasilnya di dominasi oleh abnormal return yang bernilai negatif yakni pada t-7, t-6, t-4, t-3, t-1,

t+3, t+6 dan t+7. Selanjutnya, abnormal return positif yang terbentuk selama periode penelitian

hanya terjadi pada periode t-5, t-2, t0, t+1, t+2 dan t+5. Nilai abnormal return yang tertinggi ada

pada periode t-2 yakni sebesar 0.00689, sedangkan abnormal return terendah ada pada periode t-3

yakni sebesar -0.00646. Untuk melihat pergerakan abnormal return dapat dilihat pada grafik 4.1

dibawah ini.

Sedangkan pergerakan trading volume acitvity selama 15 hari periode penelitian cukup

fluktuatif. Pada periode sebelum peristiwa, trading volume activity mengalami kecendrungan naik

hal ini bisa dilihat dari periode t-7 yakni sebesar 0.0155 menjadi 0.0334 pada periode t-1 tepat

sehari sebelum event date terjadi. Namun, pada t0 dilanjutkan pada t+1 terjadi penurunan trading

volume activity yang cukup besar yakni menjadi 0.00280 dan 0.00155. Selanjutnya, pergerakan

trading volume activity kembali cenderung mengalami kenaikkan setelah event date hal ini dapat

dilihat pada periode t+2 hingga t+7. Adapun perubahan trading volume activity yang tertinggi

terjadi pada periode t-7 yakni sebesar 0.00334 dan perubahan trading volume activity yang

terendah terjadi pada periode t+6 yakni sebesar 0.00108.

Page 9: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

7

Tabel 2 Rata-rata abnormal return dan TVA saham Jakarta Islamic Index

Periode Rata-rata Abnormal

Return Saham

Rata-rata Trading Volume

Activity (TVA)

t-7 0.00104 0.00154

t-6 -0.00078 0.00126

t-5 -0.00055 0.00128

t-4 -0.00052 0.00171

t-3 -0.00769 0.00210

t-2 0.00582 0.00181

t-1 0.00327 0.00285

t0 -0.00067 0.00227

t+1 -0.00056 0.00122

t+2 0.00426 0.00170

t+3 0.00124 0.00139

t+4 0.00192 0.00098

t+5 0.00305 0.00108

t+6 0.00058 0.00117

t+7 -0.00263 0.00145

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2015

Tabel hasil perhitungan abnormal return dengan menggunakan market-adjust model

menunjukkan hasil bahwa terdapat abnormal return yang positif pada t-7, t-2, t-1, t+2, t+3, t+4, t+5

dan t+6. Selama periode peristiwa yang digunakan juga terdapat abnormal return yang bernilai

negatif yang terjadi pada periode t-6, t-5, t-3,t-4, t0, t+1 dan t+7. Dari beberapa periode peristiwa

dalam penelitian ini, abnormal return yang terendah terjadi pada periode t-3 sebesar -0.00769 dan

abnormal return yang tertinggi terjadi pada periode t-2 sebesar 0.00582. Secara umum, perubahan

trading volume activity mengalami kenaikan pada periode sebelum event date terjadi yakni pada t-

7 hingga t-1. Namun, setelah periode peristiwa terjadi (t0) volume perdagangan saham mengalami

penurunan , hal ini terlihat pada periode t0 sebesar 0.002274 mengalami penurunan menjadi

0.001455 pada t+7.

Tabel 3 Rata-rata abnormal return dan TVA saham (SMinfra18)

Periode Rata-rata Abnormal

Return Saham

Rata-rata Trading Volume

Activity (TVA)

t-7 -0.00179 0.00407

t-6 -0.00539 0.00218

t-5 -0.00327 0.00135

t-4 0.00388 0.00366

t-3 -0.00234 0.00447

t-2 0.01096 0.00529

t-1 0.00313 0.00434

t0 0.00322 0.00427

t+1 0.00216 0.00138

t+2 0.00305 0.00124

t+3 -0.00049 0.00163

t+4 -0.00376 0.00137

t+5 0.00174 0.00162

t+6 0.00911 0.00246

Page 10: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

8

Periode Rata-rata Abnormal

Return Saham

Rata-rata Trading Volume

Activity (TVA)

t+7 -0.00179 0.00256

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2015

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan abnormal return yang

fluktuatif. Terdapat tujuh periode abnormal return yang bernilai negatif yakni pada periode t-7,t-

6,t-5,t-3, t+4 t+3 dan t+7. Sedangkan yang bernilai positif terdapat pada periode t-4, t-2, t0, t-1,

t+1,t+2,t+5 dan t+6. Untuk nilai abnormal return yang tertinggi terjadi pada periode t-2 (0.01096)

dan yang terendah ada di periode t-6 (-0.00539). Dalam tebel tersebut menjelaskan bahwa sebagian

besar perubahan rata-rata trading volume activity pada periode sebelum event date secara umum

mengalami kenaikkan. Pada t-7 jumlah trading volume activity sebesar 0.00407 menjadi 0.00434

pada t-1, namun setelah periode event date terjadi penurunan aktivitas volume perdagangan saham

yakni menjadi 0.00256 pada t+7. Dari semua periode tersebut, aktivitas volume perdagangan yang

tertinggi terjadi pada periode t-2 (0.00529) dan yang terendah terjadi pada periode t+2 (0.00124).

Uji Signifikansi Rata-Rata Abnormal Return

Pengujian signifikansi pada rata-rata abnormal return LQ45 dilakukan untuk melihat

apakah terdapat reaksi yang signifikan pada perubahan abnormal return akibat dari adanya

peristiwa pelantikan presiden dan wakil presiden. Dengan melakukan uji t maka akan diketahui

apakah pasar mengalami reaksi atau tidak sama sekali. Berikut adalah tabel perhitungan

signifikansi rata-rata abnormal return saham yang tergabung dalam indeks LQ45:

Tabel 4 Hasil Perhitungan Signifikansi Rata-rata Abnormal Return LQ45

Periode Rata-rata Abnormal Return

Saham (LQ45) t-hitung Keterangan

t-7 -0.001141 -0.39306 Tidak Signifikan

t-6 -0.002034 -0.80397 Tidak Signifikan

t-5 0.000003 0.00080 Tidak Signifikan

t-4 -0.000683 -0.34227 Tidak Signifikan

t-3 -0.007119 -1.39084 Tidak Signifikan

t-2 0.006986 2.33846 Signifikan***

t-1 -0.001591 -0.37888 Tidak Signifikan

t0 0.001307 0.34006 Tidak Signifikan

t+1 0.002595 1.32599 Signifikan*

t+2 0.000759 0.33642 Tidak Signifikan

t+3 -0.000718 -0.36597 Tidak Signifikan

t+4 0.001820 -0.19076 Tidak Signifikan

t+5 -0.003760 0.79501 Tidak Signifikan

t+6 -0.001247 -1.78367 Tidak Signifikan

t+7 -0.001141 -0.44286 Tidak Signifikan

Sumber data : Data Sekunder diolah, 2015

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang positif signifikan pada dua

periode yakni t-2 dengan t-hitung sebesar (2.33846) lebih besar dari t-tabel 5% (1.68023) dan

periode t+1 dengan t-hitung sebesar (1.32599) lebih besar dari t-tabel 10% (1.30109). Hasil ini

menunjukkan bahwa pasar modal bereaksi terhadap pelantikan Presiden tahun 2014 yang

ditujukkan oleh adanya abnormal return yang positif signifikan di sekitar peristiwa. Dengan

demikian, H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa munculnya rata-rata abnormal return

yang bernilai positif signifikan disekitar tanggal peristiwa menunjukkan bahwa peristiwa

pelantikan presiden dan wakil presiden memiliki kandungan informasi yang direspon sebagai good

news.

Page 11: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

9

Tabel 5 Hasil Perhitungan Signifikansi Rata-rata Abnormal Return JII

Periode Rata-rata Abnormal Return

Saham (JII) t-hitung Keterangan

t-7 -0.00179 0.30769 Tidak Signifikan

t-6 -0.00539 -0.25843 Tidak Signifikan

t-5 -0.00327 -0.12548 Tidak Signifikan

t-4 0.00388 -0.12276 Tidak Signifikan

t-3 -0.00234 -1.20227 Tidak Signifikan

t-2 0.01096 1.52710 Signifikan*

t-1 0.00313 0.73210 Tidak Signifikan

t0 0.00322 -0.15900 Tidak Signifikan

t+1 0.00216 -0.21723 Tidak Signifikan

t+2 0.00305 1.19197 Tidak Signifikan

t+3 -0.00049 0.51448 Tidak Signifikan

t+4 -0.00376 0.72897 Tidak Signifikan

t+5 0.00174 0.90028 Tidak Signifikan

t+6 0.00911 0.20301 Tidak Signifikan

t+7 -0.00179 -0.64415 Tidak Signifikan

Sumber data : Data Sekunder diolah, 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa signifikansi abnormal return pada market-adjusted

model hanya memiliki satu periode yang positif signifikan yaitu pada periode t-2. Pada periode t-2,

abnormal return yang terjadi positif signifikan pada tingkat 10%. Secara umum Jakarta Islamic

Index (JII) bereaksi terhadap peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2014

yang dibuktikan dengan adanya abnormal return yang positif signifikan disekitar peristiwa

pelantikan. Dengan demikian, maka, hipotesis 2 (H2) dalam penelitian ini diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa munculnya rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan disekitar

tanggal peristiwa menunjukkan bahwa peristiwa pelantikan presiden dan wakil presiden memiliki

kandungan informasi yang direspon sebagai good news.

Tabel 6 Hasil Perhitungan Signifikansi Rata-rata Abnormal Return

Periode Rata-rata Abnormal Return

Saham (SMInfra18) t-hitung Keterangan

t-7 -0.00179 -0.54760 Tidak Signifikan

t-6 -0.00539 -1.01786 Tidak Signifikan

t-5 -0.00327 -0.62621 Tidak Signifikan

t-4 0.00388 0.95694 Tidak Signifikan

t-3 -0.00234 -0.29244 Tidak Signifikan

t-2 0.01096 2.43720 Signifikan**

t-1 0.00313 0.44672 Tidak Signifikan

t0 0.00322 0.43439 Tidak Signifikan

t+1 0.00216 0.78595 Tidak Signifikan

t+2 0.00305 0.97521 Tidak Signifikan

t+3 -0.00049 -0.13986 Tidak Signifikan

t+4 -0.00376 -1.47233 Tidak Signifikan

t+5 0.00174 0.40980 Tidak Signifikan

t+6 0.00911 2.27355 Signifikan*

Page 12: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

10

Periode Rata-rata Abnormal Return

Saham (SMInfra18) t-hitung Keterangan

t+7 -0.00179 -0.41168 Tidak Signifikan

Sumber data : Data Sekunder diolah, 2015

Pada tabel 6 menunjukkan hasil uji signifikansi abnormal return yang dihitung dengan

market-adjusted model. Dari uji tersebut, terdapat abnormal return yang positif dan signifikan pada

periode t-2 dengan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel pada tingkat signifikansi 5% yakni

2.43720>1.73961. Pada periode t+6 juga terdapat abnormal return yang positif signifikan pada

tingkat signifikansi 5% yakni 2.27355>1.73961. Oleh sebab itu, hipotesis 3 (H3) dalam penelitian

ini dapat diterima. Dengan demikian, munculnya abnormal return positif signifikan disekitar

peristiwa pelantikan presiden dan wakil presiden dapat diartikan bahwa peristiwa tersebut

memiliki kandungan informasi yang direspon dengan baik oleh pelaku pasar.

Uji Beda Rata-Rata Abnormal Return dan Trading Volume Activity

Pada uji beda rata-rata abnormal return dan trading volume activity saham-saham LQ45,

Jakarta Islamic Index (JII) dan SMInfra18 ini menggunakan uji paired sample t-test karena data

yang digunakan yakni rata-rata abnormal return selama periode penelitian terdistribusi normal.

Tabel 7 Hasil Uji Beda Paired Sample t-test (Market-adjusted Model)

Variabel Periode Asyimtotic Sig. Keterangan

LQ45 Sebelum-Setelah 0.764 Tidak Signifikan

JII Sebelum-Setelah 0.734 Tidak Signifikan

SMInfra18 Sebelum-Setelah 0.859 Tidak Signifikan

Sumber data : Data Sekunder diolah, 2015

Tabel 7 juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan abnormal return yang

signifikan pada saat sebelum peristiwa pelantikan maupun setelah peristiwa tersebut. Hal ini di

tunjukkan oleh nilai asyimtotic sig yang nilainya lebih besar dari alpha 5% yang dijadikan acuan.

Nilai asyimtotic sig pada LQ45, JII dan SMinfra18 secara berturut-turut 0.764, 0.734 dan 0.859

lebih besar dari alpha yakni 5% (0,005).

Dengan hasil uji beda paired sample t-test seperti yang ada pada tabel 4.7 maka, hipotesis

4 (H4), hipotesi 5 (H5) dan hipotesis 6 (H6) yang diajukan dalam penelitian ditolak. Hal ini

dikarenakan dari semua abnormal return banik pada indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII) dan

SMInfra18 antara sebelum dan sesudah peristiwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan seperti

hasil uji yang dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 8 Hasil Uji Paired Sample t-test

Variabel Periode Asyimtotic Sig. Keterangan

LQ45 Sebelum-Setelah 0.002 Signifikan

JII Sebelum-Setelah 0.051 Tidak Signifikan

SMinfra18 Sebelum-Setelah 0.048 Signifikan

Sumber data : Data Sekunder diolah, 2015

Dari hasil uji paired sample t-test terhadap trading volume activity terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap perubahan volume perdagangan pada antara periode sebelum-setelah

peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini ditunjukkan oleh nilai asyimtotic sig

pada indeks LQ45 sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai alpha 5%. Begitu juga dengan nilai

asyimtotic sig pada indeks SMInfra18 sebesar 0.048 lebih besar dari nilai alpha 5%. Namun, pada

Jakarta Islamic Index (JII) tidak terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan antara

sebelum dan sesudah peristiwa pelantikan presiden dan wakil presiden.

Sehingga dari hasil tersebut, hipotesis 7 (H7) dan hipotesis 9 (H9) diterima karena secara

signifikan terdapat perbedaan antara trading volume activity masing-masing indeks antara sebelum

dan sesudah peristiwa pelantikan. Sedangkan hipotesis 8 (H8) ditolak karena trading volume

activity pada JII tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa

pelantikan.

Page 13: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

11

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan dan uji statistik terhadap abnormal return pada masing-masing

indeks menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai

Presiden dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden. Adanya reaksi ini menunjukkan bahwa pasar

menyambut baik dengan dilantiknya Jokowi dan Jusuf Kalla untuk memimpin Indonesia lima

tahun ke depan.

Pada indeks LQ45 terdapat abnormal return positif signifikan pada periode t-2 dan t+1.

Adanya abnormal return pada 2 periode tersebut menunjukkan bahwa saham-saham yang

tergabung dalam indeks LQ45 bereaksi terhadap peristiwa pelantikan presiden. Terbentuknya

abnormal return pada t-2 ini dikarenakan investor memanfaatkan moment yang positif terkait

pelantikan presiden. Pada saat itu, investor mendapat kepastian mengenai pelantikan Jokowi dan

Jusuf Kalla setelah ketua MPR-RI memberikan pengumuman resmi akan hal itu. Terbentuknya

abnormal return juga terjadi pada periode t+1, adanya abnormal return pada periode ini lebih

dikarenakan para investor telah mengalami jenuh beli dan investor mulai mengambil untung

setelah beberapa hari pergerakan indeks mengalami kenaikkan yang tinggi. Para investor

melakukan aksi profit taking sehingga harga saham banyak yang mengalami penurunan.

Pada Jakarta Islamic Index, abnormal positif signifikan hanya terbentuk pada periode t-2.

Terbentuknya abnormal return ini juga lebih dikarenakan adanya pengumuman mengenai

kepastian pelantikan presiden oleh ketua MPR-RI yang mana informasi ini direspon positif oleh

para investor. Meskipun pada indeks ini hanya terdapat satu periode saja yang positif signifkan,

namun pada periode selanjutnya tetap terdapat abnormal return walaupun hal tersebut tidak

signifikan. Adanya abnormal return tersebut, menunjukkan bahwa Jakarta Islamic Index juga

bereaksi terhadap informasi-informasi mengenai pelantikan presiden.

Sedangkan untuk indeks SMInfra18, ada dua periode dimana terdapat abnormal return

yang positif signifikan yakni pada periode t-2 dan t+6. Adanya abnormal return pada saat periode

t-2 juga disebabkan oleh adanya informasi yang diterima oleh investor mengenai kepastian

pelantikan presiden akan sesuai rencana dan akan berjalan baik semana mestinya. Informasi inilah

yang kemudian dianggap sebagai good news oleh para investor. Setelah itu, terbentuknya

abnormal return pada saat periode t+6 ini dikarenakan pada saat itu para investor asing banyak

melakukan aksi jual pasca pengumuman kabinet dan para investor juga cenderung wait and see

untuk melihat kinerja laba masing-masing emiten yang akan segera diumumkan sehingga hal ini

secara tidak langsung mempengaruhi pergerakan indeks di BEI secara keseluruhan.

Rata-rata abnormal return antara sebelum dan sesudah peristiwa pelantikan menunjukkan

tidak adanya perbedaaan yang signifikan baik pada LQ45, JII maupun SMInfra18. Tidak adanya

perbedaan yang signifikan dikarenakan sikap para investor yang lebih memilih untuk melakukan

transaksi pada moment-moment tertentu saja dengan kata lain investor lebih menahan diri dan

melihat perkembangan dari situasi yang terjadi sebelum mengambil keputusan. Dengan melakukan

cara ini, mereka berharap mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek disekitar peristiwa

pelantikan baik sebelum maupun sesudah pelantikan.

Hal ini terlihat pada saat sehari sebelum pelantikan. Para investor melakukan aksi beli

yang cukup besar dibandingkan hari-hari sebelumnya, sehingga mendorong kenaikkan indeks yang

cukup tinggi, namun setelah sehari pelantikan para investor lebih banyak melakukan aksi jual

sehingga menimbulkan tekanan yang cukup untuk membuat harga turun. Sikap investor yang

seperti itu dianggap wajar jika dikaitkan dengan suatu pilihan rasional. Investor lebih bersikap

rasional pada saat itu mengingat situasi dan kondisi yang belum cukup stabil untuk melakukan

investasi.

Selain itu juga, kondisi internal pasar saham menunjukkan kecenderungan pada beberapa

hari sebelum pelantikan, sehingga secara teknis wajar apabila terjadi kenaikkan pada saat sehari

sebelum pelantikan atau ketika pelantikan yang kemudian di manfaatkan oleh investor untuk

mendapatkan keuntungan. Tidak adanya perbedaan rata-rata abnormal return pada masing-masing

indeks ini menunjukkan bahwa terjadinya abnormal return disekitar peristiwa hanyalah bersifaat

sesaat dan tidak berkepenjangan.

Dari hasil perhitungan dan uji statistik terhadap perbedaan rata-rata volume perdagangan

saham sebelum dan sesudah pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menunjukkan bahwa terjadi

perubahan yang signifikan pada dua indeks dan satu tidak signifikan. Indeks yang mengalami

perbedaan perubahan yang signifikan yaitu indeks LQ45 dan SMinfra18, sedangkan Jakarta

Islamic Index tidak mengalami perubahan yang signifikan pada saat sebelum maupun sesudah

peristiwa pelantikan.

Page 14: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

12

Volume perdagangan saham sebelum peristiwa pelantikan Jokowi cenderung mengalami

kenaikkan hingga hari pelantikan baik pada indeks LQ45 maupun indeks SMinfra18. Hal ini bisa

dilihat dari pergerakan volume yang terjadi. Kecenderungan naik ini disebabkan oleh adanya

informasi yang menyatakan tentang kepastian Jokowi akan dilantik sebagai presiden yang

kemudian informasi ini dianggap sebagai good news oleh para investor. Namun, pada periode

setelah pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla volume perdagangan saham pada indeks LQ45

mengalami penurunan yang mana rata-rata volume pada saat sebelum pelantikan adalah sebesar

0.001924 menjadi 0.001461 setelah pelantikan. Begitu juga pada indeks SMinfra18 menunjukkan

penurunan rata-rata volume transaksi perdagangan saham dari 0.003623 menjadi 0.001751.

Penurunan yang terjadi ini, akibat dari aksi para investor yang melakukan profit-taking karena

pada hari sebelumnya telah terjadi kenaikkan harga saham cukup tinggi.

Pada Jakarta Islamic Index (JII), tidak terdapat perubahan volume yang signifikan terjadi

pada waktu sebelum maupun sesudah peristiwa pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai

presiden dan wakil presiden. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi kenaikkan ataupun

penurunan jumlah transaksi secara besar-besaran pada saham-saham yang termasuk dalam Jakarta

Islamic Index (JII) pada waktu sebelum maupun sesudah pelantikan presiden dan wakil presiden.

Adanya perbedaan mengenai tingkat signifikansi antara indeks JII dan dua indeks lainnya

yaitu LQ45 dan SMInfra18 adalah karena adanya perbedaan komposisi saham-saham yang

membentuk ketiga indeks tersebut. Jika dilihat pada Jakarta Islamic Index, lebih banyak di isi oleh

saham-saham yang masuk kriteria blue chip sehingga hal ini dapat mengecilkan kemungkinan

spekulasi terjadi yang dilakukan oleh investor. Akibat dari kecilnya aksi spekulasi tersebut

menyebabkan perubahan volume aktifitas transaksi secara rata-rata pada indeks JII tidak begitu

signifikan.

Sedangkan pada indeks LQ45 dan SMInfra18 banyak diisi oleh saham-saham yang tidak

terkategorikan saham blue-chip sehingga besar kemungkinan saham-saham tersebut digunakan

untuk berspekulasi di sekitar peristiwa pelantikan yang dapat menggerakkan perubahan yang

signifikan pada volume aktifitas transaksi jual maupun beli secara rata-rata disekitar peristiwa

pelantikan presiden baik sebelum pelantikan maupun sesudah pelantikan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat

ditarik beberapa kesimpulan :

1. Peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru

memberikan abnormal return bagi investor. Hal ini menunjukkan adanya reaksi dari para

investor. Reaksi terhadap pelantikan presiden tahun 2014 baok pada LQ45, JII dan

SMInfra18 direaksi serentak oleh para investor yakni pada periode dua hari sebelum hari

pelantikan.

2. Tidak adanya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pelantikan menunjukkan

bahwa meskipun terdapat muatan informasi pada peristiwa pelantikan Presiden namun

reaksi para investor tersebut tidak menimbulkan gejolak yang luar biasa bagi pasar modal

sebelum dan sesudah pelantikan pada ketiga indeks tersebut. Hal ini mengindikasikan

bahwa respon pasar modal terhadap pelantikan Presiden yang baru merupakan respon

yang sesaat dan tidak berkepanjangan karena hanya terbentuk pada beberapa periode saja

disekitar peristiwa pelantikan.

3. Perbedaan terhadap hasil trading volume activity pada indeks LQ45 dan SMInfra18

dengan Jakarta Islamic Index (JII) cenderung dikarenakan komposisi saham-saham yang

menyusun indeks. Pada indeks JII di dominasi oleh saham-saham yang termasuk kategori

blue-chip sedangkan pada LQ45 dan SMInfra18 lebih banyak saham yang tidak

terkategorikan blue-chip. Adanya perbedaan komposisi ini dapat menyebabkan kegiatan

spekulasi semakin banyak dan memperbesar terjadinya perubahan volume perdagangan

secara besar-besaran.

4. Dengan hasil tersebut juga disimpulkan bahwa Bursa Efek Indonesia dapat dikatakan

sebagai pasar modal dengan bentuk setengah kuat, hal ini dikarenakan reaksi pasar modal

melalui abnormal return yang diterima oleh investor disekitar hari-hari pelantikan

menunjukkan kecepatan pasar dalam menyerap informasi.

Page 15: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

13

Saran

Dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa hal yang dapat

dijadikan masukan bagi penelitian yang sama dikemudian hari. Berikut merupakan beberapa saran

yang dapat dijadikan bahan pertimbangan :

1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua indikator untuk mengukur terjadinya reaksi

pasar modal terhadap peristiwa politik yang diteliti. Diharapkan dalam penelitiaN

selanjutnya dapat menggunakan berbagai indikator lainnya supaya hasil penelitian yang

dilakukan lebih kaya. Misalnya menggunakan indikator jumlah transaksi jual beli saham

oleh investor asing.

2. Pada penelitian ini sampel yang digunakan hanya LQ45, Jakarta Islamic Index dan

SMinfra18 yang tergabung dalam indeks konsituen. Diharapkan pada peneltian

selanjutnya menggunakan indeks yang lebih banyak terutama menggunakan indeks

sektoral, sehingga pada hasil penelitian selanjutnya dapat dilihat bagaimana reaksi indeks

masing-masing sektor bereaksi terhadap suatu kejadian.

DAFTAR PUSTAKA

Anggarani, Diany Ayudana. 2012. Analisis Pengaruh Kondisi Politik Dalam Negeri Terhadap

Abnormal Retur Indeks LQ45 (Studi Tahun 1999, 2001, 2004 dan 2009). Tesis.

Program Studi Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Anwar, Yusuf. 2008. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. Bandung : PT

Alumni.

Asmita, Melia. 2005. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pemilu 2004 (Studi Kasus Saham

LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Program Studi Magister Akuntansi Program Pasca

Sarjana Universitas Diponegoro

Baldric Siregar dan Twenty Selvia Sari Sianturi. 2005. Reaksi Pasar Modal Terhadap Hasil

Pemilihan Umum Dan Pergantian Pemeritahan Tahun 2004. Jurnal Akuntansi dan

Manajemen, Vol. XVI, No.1 April 2005, Hal.35-49.

Chandra, Anastasia, Memarista. 2014. Perbedaan Average Abnormal Return, Average Trading

Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pemilu di Indonesia. Finesta, Vol. 2, No.1,

2014, Hal. 114-118.

Caparaso, James A. David Levine. 2008. Teori-Teori Ekonomi Politik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Darmaji, Cipto dan Hendi M Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya

Jawab. Jakarta : Salem Empat.

Hadi, Nor. 2013. Pasar Modal Acuan Teoretis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar

Modal. Yogyakarta : Graha Ilmu

Husnan, Suad. 1994. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekurita, Edisi Kedua.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 8. Yogyakarta: BPFE.

Kabela, Krisdumar dan Hidayat. 2009. Pengaruh Peristiwa Pemilihan Umum Presiden dan

Wakil Presiden 8 Juli 2009 di Indonesia Terhadap Abnormal Return di Bursa Efek

Indonesia. Prestasi, Vol.5, No.2, Desember 2009, Hal.57-66.

Krayenbuehl, T.E. 2001. Cross-Border Exposures and Country Risk: Assesment and Monitoring.

Woodhead Publishing Limited. Abington Hall: Abington.

Page 16: REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PELANTIKAN …

14

Luhur, Suryo. 2010. Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum 8 Juli 2009 Pada

Saham LQ45. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No. 2 Mei 2010, Hal.249-262.

Madura, J. 2003. Internasional Financial Management, 5th

edition. South-Western College

Publishing.

Munari. 2007. Reaksi Pasar Setelah Hasil Pemilu 20014 (Study Terpilihnya SBY sebagai Presiden

RI Periode 2004-2009). Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7, No.2 September

2007.

Permana, Mahadwartha, Sutejo. 2013. Perbedaan Abnormal Return Pada Sektor Keuangan

Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pilkada Gubernur DKI Jakarta 20 September

2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No.1 2013.

Suwaryo. 2008. Dampak Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Terhadap Abnormal Retur Investor.

Performance, Vol. 7, No.2 Maret 2008,(p.1-19).

Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Trenggonowati. 2009. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta :BPFE.

Trisnawati, Fenny. 2011. Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham. Pekbis

Jurnal, Vol. 3, No.3, November 2011, Hal. 528-535.

Wijaya, Tony. 2013. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik. Yogyakarta :

Graha Ilmu.