Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

32

Click here to load reader

Transcript of Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

Page 1: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

BAB I

PENDAHULUAN

Barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara dapat ditunjukkan

dengan Angka kematian Ibu (AKI). Semakin rendah AKI berarti pelayanan kesehatan

ibu semakin baik. Namun Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan yang

tertinggi di bandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait

dengan risiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara

pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi

masih tetap tinggi. Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka

kematian ibu (AKI) pada 2002 dan 2003 mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup,

yang berarti pelayanan kesehatan ibu di Indonesia masih perlu peningkatan

pelayanan,sudah barang tentu hal ini harus di benahi dengan berbagai pendekatan.

Pada hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun2002-2003

dilaporkan dari seluruh persalinan, 64% ibu tidak mengalami komplikasi selama

persalinan, persalinan lama sebesar 31%, perdarahan berlebihan sebesar 7%, infeksi

sebesar 5%. Pada ibu yang melahirkan melalui bedah sesarea lebih cenderung

melaporkan komplikasi 59%, yang sebagianbesar merupakan persalinan lama (42%).

Untuk bayi yang meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan, 39% ibu melaporkan

karena komplikasi termasuk persalinan lama (30%), perdarahan berlebihan 12% dan

infeksi(10%). Pada umumnya persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan

spontan normal seperti partus lama, distosia atau komplikasi lain disebabkan oleh

banyak faktor yang kompleks, misalnya ketidaktahuan akan bahaya persalinan,

keterampilan yang kurang, sarana yang tidak memadai, masih tebalnya kepercayaan

Page 2: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

pada dukun serta rendahnya pendidikan dan rendahnya keadaan sosial ekonomi

rakyat. Proses persalinan dipengaruhi oleh bekerjanya 3 faktor yang berperan yaitu

kekuatan mendorong janin keluar (power), yang meliputi his (kekuatanuterus),

kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma dan ligamentum action, faktor lain

adalah faktor janin (passanger), faktor jalan lahir (passage)dan faktor provider

maupun psikis. Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang,

maka proses persalinan akan berlangsung secaraspontan/normal. Namun apabila

salah satu dari faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang

menyebabkan his tidak adekuat, kelainan pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan

provider ataupun gangguan psikismaka persalinan tidak dapat berjalan secara

normal. Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia, karena seperti

kita ketahui, bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Dan baru sedikit

sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun.

Karenanya kasus-kasus partus lama masih banyak dijumpai, dan keadaan ini

memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka kematian ibu maupun anak. Yang

sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus lama. Bila persalinan

berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik terhadap ibu

maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.

Page 3: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI

Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung

12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan

aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24jam pada

primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva. (Mochtar, 1998 : h 348)

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang

dimulai dari tanda-tanda persalinan.

(http://www./health-categories.org/e-tem/WIKF/persalinan-lama. 10 Maret 2011

jam 11.05 WIB)

ETIOLOGI

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :

1 Tenaga atau Kekuatan (power) : his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding

perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum

rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan. His yang

tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada

jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi,

sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis

kelainan his:

Page 4: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan

lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal. Selama

ketubannya masih utuh umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu

maupun janin, kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama.

Keadaan ini dinamakan inersia Uteri Primer. Inersia Uteri Sekunder :

kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan

dalam waktu yang lama.

His terlampau kuat. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga biasa,

kelainannya terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuatdan

terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang

sangat singkat.

Incoordinate uterine contraction. Disini sifat his berubah, tonus

ototuterus meningkat juga diluar his dan kontraksinya tidak

berlangsungseperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara

kontraksi bagian-bagiannya. His menjadi tidak efisien dalam

mengadakan pembukaan

2 Janin (passanger) : letak janin, posisi janin, presentasi janin dan bentuk janin.

Kelainan letak, posisi atau presentasi janin

a. Posisi Oksipitalis Posterior Persisten

Prevalensi kondisi ini adalah 10%. Pada posisi ini ubun-ubun

tidak berputar kedepan, tetapi tetap berada di belakang. Salah satu

penyebab terjadinya adalah usaha penyesuaian kepala terhadap

bentuk dan ukuran panggul. Penyebab yang lain adalah otot-otot

Page 5: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

dasar panggul yang lembek pada multipara atau kepala janin yang

kecil dan bulat sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin

untuk memutar ke depan.

b. Presentasi Puncak Kepala

Pada presentasi ini, kepala janin dalam keadaan defleksi ringan

ketika melewati jalan lahir. Sehingga ubun-ubun besar menjadi bagian

terendah. Pada presentasi puncak kepala, lingkaran kepala yang

melalui jalan lahir adalah sirkumfernsiafrontooksipitalis dengan titik

perputaran yang berada di bawah simfisis adalah glabela.

c. Presentasi Muka

Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam

kedudukan defleksi maksimal, sehingga aksiput tertekan pada

punggung dan muka merupakan bagian terendah yang menghadap ke

bawah. Presentasi muka dikatakan primer jika terjadi sejak masa

kehamilan, dan dikatakan sekunder jika baru terjadi pada masa

persalinan.

Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah

keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau

keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala. Oleh karena itu

presentasi muka dapat ditemukan pada panggul sempit atau pada

janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan faktor

yang memudahkan terjadinya presentasi muka. Kelainan janin seperti

anensefalus dan tumor di leher depan juga dapat menyebabkan

presentasi muka. Terkadang presentasi muka dapat terjadi pada

Page 6: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

kematian janin intrauterine akibat otot janin yang telah kehilangan

tonusnya.

d. Presentasi Dahi

Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala

berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi

merupakan bagian terendah. Pada umumnya, presentasi dahi bersifat

sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi

muka atau presentasi belakang kepala. Sebab terjadinya presentasi

dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi muka

karena semua presentasi muka biasanya melewati fase presentasi

dahi lebih dahulu.

e. Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di

bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang,

yaitu presentasi bokong, presentasi bokong sempurna, presentasi

bokong kaki tidak sempurna, dan presentasi kaki.Diagnosis letak

sungsang umunya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, kepala teraba di

fundus uteri, sementara pada bagian bawah uterus teraba bokong

yang tidak dapat digerakkan semudah kepala. Selain dari pemeriksaan

luar, diagnosis juga dapat ditegakkan dari pemeriksaan dalam dan

pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRI.

Faktor yang menyebabkan terjadinya letak sungsang adalah

multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa,

Page 7: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

panggul sempit, dan usia prematur. Pada kehamilan sampai kurang

lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga

memungkinkan janin bergerak lebih leluasa, sehingga janin dapat

menempatkan diri pada presentasi kepala, letak sungsang atau letak

lintang. Pada kehamilam triwulan akhir janin tumbuh dengan cepat

dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dan kedua

tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong

dipaksa untuk mengisi tempat yang lebih luas di fundus uteri, sedang

kepala berada pada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.

f. Letak Lintang

Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang

dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong berada

pada sisi yang lain. Sebab tersering terjadinya letak lintang adalah

multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.

Pada kehamilan prematur, hidramnion, dan kehamilan

kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Kelainan bentuk

rahim seperti uterus arkuatus atau subseptus juga merupakan

penyebab terjadinya letak lintang. Adanya letak lintang dapat diduga

hanya dengan inspeksi. Uterus tampak melebar dan fundus tampak

lebih rendah tidak sesuai dengan usia kehamilannya. Pada palpasi,

fundus uteri kosong, kepala janin berada disamping, dan diatas

simfisis juga kosong.

Page 8: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

g. Presentasi Ganda

Presentasi ganda adalah presentasi dimana disamping kepala

janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau

keadaan disamping bokong janin dijumpai tangan. Presentasi ganda

terjadi karena pintu atas panggul tidak tertutup sempurna oleh kepala

atau bokong, misalnya pada seorang multipara dengan perut gantung,

pada kesempitan panggul dan janin kecil.

Kelainan Bentuk Janin

a) Pertumbuhan Janin yang Berlebihan

Berat neonatus yang besar adalah apabila berat janin melebihi

4000 gram. Pada janin besar, faktor keturunan memegang peran

penting. Selain itu janin besar juga dijumpai pada wanita hamil dengan

diabetes mellitus, postmaturitas, dan grande multipara.

b) Hidrosefalus

Adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan

serebrospinalis dalam ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar

dan terjadi pelebaran sutura serta ubun-ubun. Cairan yang tertimbun

dalam ventrikel biasanya berkisar antara 500-1500 ml, akan tetapi

kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Karena kepala janin terlalu

besar dan tidak dapat berakomodasi di bagian bawah uterus, maka

sering ditemukan dalam keadaan sungsang. Bagaimanapun letaknya,

hidrosefalus akan menyebabkan disproporsi sefalopelvik dengan

segala akibatnya.

Page 9: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

c) Kelainan bentuk janin yang lain

janin kembar melekat (doublemonster), janin dengan perut

besar, tumor-tumor lain pada janin.

3 Jalan Lintas (passage) : ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk

membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk

memanjang. Panggul menurut morfologinya dibagi 4 yaitu :

a) Panggul ginekoid. Jenis panggul yang paling banyak pada wanita

normal, mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya janin tanpa

komplikasi. Pintu atas panggul berbentuk hamper bulat.

Bentukpanggul ini ditemukan pada 45% wanita.

b) Panggul anthropoid. Panggul yang memiliki bentuk agak lonjong

seperti telur, pada bidang pintu atas panggul dengan diameter

terpanjang antero-posterior. Arkus pubis sempit dan lebarnya

kurangdari 2 jari, sehingga menyebabkan penyempitan pintu bawah

panggul.Bentuk panggul ini ditemukan pada 35% wanita.

c) Panggul android. Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi jelek

dan lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid. Panjang

diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter

transversa,akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati sacrum.

Spinaiskiadika menonjol ke dalam jalan lahir dan pintu bawah panggul

menunjukan suatu arkus pubis yang menyempit. Bentuk panggul

iniditemukan pada 15% wanita.

Page 10: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

d) Panggul platipelloid. Panggul berbentuk datar dengan tulang-tulang

yang lembut, jenis panggul ini paling jarang dijumpai dan jumlahnya

kurang dari 5% ditemukan pada wanita. Pintu atas panggul lebih jelas

terlihat dimana menunjukan pemendekan dari diameterantero-

posterior, sebaliknya diameter transversal lebar.Saluran (kanal) pelvis

yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiridari pintu atas

panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.

Faktor lain (Predisposisi)

a) Paritas dan Interval kelahiran (Fraser MD, 2009 : 432)

b) Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan

maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD

sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang

terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. (Sujiyatini, 2009 : h

13).

Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan persalinan berlangsung

lebih lama dari keadaan normal, dan dapat menyebabkan infeksi. Infeksi

adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya, bakteri di

dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta

pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.

(Wiknjosastro, 2007 )

Page 11: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

KPD pada usia kehamilan yang lebih dini biasanya disertai oleh

periode laten yang lebih panjang. Pada kehamilan aterm periode laten 24 jam

pada 90% pasien. ( Scott RJ, 2002 : h 177)

c) Kejiwaan (psyche) : persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan,

dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.

d) Faktor penolong (provider) : pimpinan yang salah .Dalam proses persalinan,

selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan juga mempunyai peran yang

sangat penting. Penolong persalinan bertindak dalam memimpin proses

terjadinya kontraksi uterus dan mengejan hingga bayi dilahirkan. Selanjutnya

melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh karena itu, penolong

persalinan seharusnya seorang tenaga kesehatan yang terlatih dan terampil

serta mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang

melahirkan, sehingga bila ada komplikasi selama persalinan, penolong segera

dapat melakukan rujukan.

Gejala klinik partus lama

Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah :

a) Pada ibu :

Gelisah

Letih

Suhu badan meningkat

Berkeringat

Nadi cepat

Pernafasan cepat

Page 12: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

Meteorismus

Sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks, cairan

ketuban berbau terdapat mekoneum

b) Janin :

Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif,air

ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.

Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukurancukup

besar dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius.Biasanya

kaput suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akanmenghilang

dalam beberapa hari.

Moulage kepala yang hebat, akibat tekanan his yang kuat,lempeng-

lempeng tulang tengkorak saling bertumpang tindih satusama lain.

Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)

Kematian Janin Intra Parital (KJIP)

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Adanya tanda dan gejala klinis partus lama:

Ibu kelelahan dan dehidrasi

Vulva edema

Perut kembung

Demam

Kaput suksedaneum

RUI

Page 13: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

Adanya komplikasi pada ibu:

Gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit, asidosis

Infeksi intrauterin sampai sepsis

Dehidrasi sampai syok

Robekan jalan lahir sampai robekan rahim (ruptur uteri)

Adanya komplikasi pada janin:

Gawat janin

Kematian janin

DIAGNOSIS KELAINAN PARTUS LAMA

Tanda dan gejala klinis Diagnosis

Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3 cm) tidak didapatkan kontraksi uterus

Belum inpartu, fase labor

pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam inpartu

Prolonged laten phase

pembukaan serviks tidak melewati garis waspada partograf

- Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik.

- Secondary arrest of dilatation atau arrest of descent.

- Secondary arrest of dilatation dan bagian terendah dengan caput terdapat moulase hebat, edema serviks, tanda rupture uteri immenens, fetal dan maternal distress.

- Kelainan presentasi (selain vertex)

Inersia uteri

Disporporsi sefalopelvik

Obstruksi

Malpresentasi

Pembukaan serviks lengakap, ibu ingin kala II lama (prolonged, mengedan, tetapi tidak ada kemajuan second stage)

Page 14: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

PENATALAKSANAAN

Memperbaiki keadaan umum ibu bertujuan untuk :

1. Koreksi cairan (rehidrasi)

2. Koreksi keseimbangan asam basa

3. Koreksi keseimbangan elektrolit

4. Pemberian kalori

5. Pemberantasan infeksi

6. Penurun panas

Tindakan yang diberikan :

1. Pasang infus dan kateter urin

2. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit

Infus Ringer laktat, kalori dan elektrolit

Infus dekstrosa 5% 250cc, tetesan cepat. Cairan dapat diberikan menurut

kebutuhan.

3. Koreksi asam basa dengan pengukuran karbondioksida darah dan pH(bila

perlu)

4. Pemberian antibiotika spektrum luas secara parenteral.

Inj. Ampicillin 1gr/6jam, Inj. Gentamycin 80mg/12jam,metronidazole

selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin3x500mg/hari selama 2 hari.

Inj. Cefotaxime 1gr/hr, selama 3 hari, dilanjutkan

amoksisilin3x500mg/hari selama 3 hari.

5. Penurun panas

Kompres

Inj. Xylomidone 2cc IM

Page 15: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

6. Terminasi persalinan:

Bila syarat persalinan per vaginam memenuhi dilakukan ekstraksi

vakum/ekstraksi forseps atau embriotomi

Bila syarat persalinan per vaginam tidak terpenuhi maka dilakukan SC

Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus lama

antara lain :

1 Pencegahan

Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan

mengurangi insidensi partus lama. Persalinan tidak boleh diinduksi atau

dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik yang matang adalah servik

yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah mengalami

pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari dan lunak

serta bisa dilebarkan.

2 Tindakan suportif

Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus

membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat

menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien. Intake cairan sedikitnya 2500

ml per hari. Pada semua partus lama, intake cairan sebanyak ini di

pertahankan melalui pemberian infus larutan glukosa. Dehidrasi, dengan

tanda adanya acetone dalam urine, harus dicegah. Makanan yang dimakan

dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan baik. Makanan ini akan

tertinggal dalam lambung sehingga menimbulkan bahaya muntah dan

aspirasi. Karena waktu itu, pada persalinan yang berlangsung lama di pasang

Page 16: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

infus untuk pemberian kalori. Pengosongan kandung kemih dan usus harus

memadai. Kandung kemih dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan

perasaan lebih mudah cidera dibanding dalam keadaan kosong.

Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus

diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan dengan

pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan dengan

bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu

kontraksi dan membahayakan bayinya. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus

dikerjakan dengan frekuensi sekecil mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti

pasien dan meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan

dengan maksud yang jelas.

Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan dan

kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang layak serta tidak

terdapat gawat janin ataupun ibu, tetapi suportif diberikan dan persalinan

dibiarkan berlangsung secara spontan.

3 Perawatan pendahuluan

Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :

Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuscular

Penisilin prokain : 1 juta IU intramuscular

Streptomisin 1 gr intramuscular

Infus cairan :

o Larutan garam fisiologis

o Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam

Page 17: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

o Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan

mengharuskan untuk segera bertindak

4 Pertolongan

Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,

manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio

sesarea dan lain-lain.

KOMPLIKASI

1. Ibu

Infeksi sampai sepsis. Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan

janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri

di dalam cairan amnion menembus amnion danmenginvasi desidua serta

pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.

Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ

Robekan jalan lahir

Ruptur uteri. Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan

bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas

tinggi dan pada mereka dengan riwayat seksio sesarea.

Robekan serta pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan

rektum. Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul

tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir

yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan

berlebihan. Karena gangguan sirkulasi,maka dapat terjadi nekrosis yang akan

jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula

Page 18: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

vesikovaginal,vesikoservikal, atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat

penekanan ini terjadi setelah persalinan kala dua yang sangat

berkepanjangan.

2. Anak

Gawat janin dalam rahim sampai meninggal

Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap

Trauma persalinan

Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan

dengan tindakan.

FAKTOR RESIKO

Apabila Partus lama tidak segera diakhiri akan menimbulkan :

1 Kelelahan pada ibu karena mengejan terus-menerus sedangkan intake kalori

biasanya berkurang

2 Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/ elektrolit karena intake

cairan yang kurang

3 Gawat janin sampai kematian karena asfiksia dalam jalan lahir.

4 Infeksi rahim, timbul karena ketuban pecah lama sehingga terjadi infeksi

rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong yang kurang

steril

5 Perlukaan jalan lahir, timbulkan persalinan yang traumatik.

Page 19: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung

12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan

aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).

Penyebab partus lama diantaranya adalah kelainan letak janin, kelainan

panggul, kelainan keluaran his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan

sefalopelfik, pimpinan persalinan yang salah dan primi tua primer atau sekunder.

Partus lama dapat dicegah juga diatasi. Pencegahan bias dilakukan, mulai dari

diri pasien sendiri, keluarga pasien dan tenaga medis. cara mengatasinya juga bias

dengan menggunakan obat, seperti oksitosin.

Page 20: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

Coba baca bahan ini yang, perlu apa ga nya.

Penanganan partus lama menurut Saifudin AB (2007 : h 186) adalah :

a.  False labor (Persalinan Palsu/Belum inpartu)

Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien boleh pulang. Periksa

adanya infeksi saluran kencing, KPD dan bila didapatkan adanya infeksi obati secara

adekuat. Bila tidak pasien boleh rawat jalan.

b.  Prolonged  laten phase (fase laten yang memanjang)

Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Bila his berhenti disebut

persalinan palsu atau belum inpartu. Bilamana kontraksi makin teratur dan pembukaan

bertambah sampaim 3 cm, dan disebut fase laten. Dan apabila ibu berada dalam

faselaten lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan, lakukan pemeriksaan dengan jalan

melakukan pemeriksaan serviks.  :

1)  Bila didapat perubahan dalam penipisan dan p[embukaan serviks, lakukan drip oksitosin

dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap

30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan

preprat prostaglandin, lakukan penilaian  ulang setiap 4jam. Bila ibu tidak masuk fase

aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin, lakukan secsio sesarea.

2)  Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan pembukaan serviks serta tak didapat

tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan

inpartu.

3)  Bila didapatkan tanda adanya amnionitis,  berikan induksi dengan oksitosin 5U dan 500

cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 15 menit ditambah 4

tetes sampai adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin,

serta obati infeksi dengan ampisilin 2 gr IV sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam

dan gentamicin 2x80 mg.

c.  Prolonged active phase  (fase aktif memanjang)

Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic Disporportion) atau adanya

obstruksi :

Page 21: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

1)  Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi dan

mempercepat kemajuan persalinan

2)  Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks pada waktu

fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi uterusnya.

d.  Kontraksi uterus adekuat

Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik)

pertimbangkan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi atau  malpresentasi.

e.  Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)

CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila dalam persalinan terjadi CPD

akan kita dapatkan persalinan yang macet. Cara penilaian pelvis yang baik adalah

dengan melakukan partus percobaan  (trial of labor) kegunaan  pelvimetri klinis terbatas.

1)  Bila diagnosis CPD ditegakkan, lahirkan bayi dengan SC

2)  Bila bayi mati lakukan kraniotomi atau embriotomi (bila tidak mungkin lakukan SC)

f.   Obstruksi (Partus Macet)

Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi :

1)  Bayi hidup lahirkan dengan SC

2)  Bayi mati lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi.

g.  Malposisi/Malpresentasi

Bila tejadi malposi atu malpresentasi pada janin secara umum :

1)  Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu (TTV)

2)  Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila air ketuban pecah lihat warna air ketuban :

a)  Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau intervensi

b)  Tidakada cairan ketuban pada saat ketuban pecah menandakan adanya pengurangan

jumlah air ketuban yang ada hubungannya dengan gawat janin.

3)  Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan memperbaiki kontraksi atau

kemajuan persalinan

4)  Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf

5)  Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan secar spesifik sesuai dengan keadaan

malposisi atau malpresentasi yang didapatkan. (Saifudin AB, 2007 : h 191-192)

h.  Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)

Page 22: Re-partus Lama - Obgyn Aldenoanandi

Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi  atau obstruksi bias disingkirkan,

penyebab paling banyak partus lama adalah kontraksi yang tidak adekuat

i.    Kala II memanjang (prolonged explosive phase)

Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke

plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan dan

menahan nafas yang etrlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJbradikardi yang lama

mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep

bila syarat memenuhi.

Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan, berikan oksitosin dri. Bila

pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan

ekstraksi vacuum / forcep  bila persyaratan terpanuhi. Lahirkan dengan secsio sesarea.