raysha ujian

8
TUGAS UJIAN STASE NEUROLOGI Oleh : Raysha Ramadhani Pembimbing : dr. Susanto, Sp.S Pendamping : Dr. Sonny Chandra KEPANITERAAN KLINIK STASE NEUROLOGI RSUD CIANJUR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN 1 | Page

description

neurology

Transcript of raysha ujian

TUGAS UJIANSTASE NEUROLOGI

Oleh :Raysha Ramadhani

Pembimbing :dr. Susanto, Sp.S

Pendamping :Dr. Sonny Chandra

KEPANITERAAN KLINIK STASE NEUROLOGIRSUD CIANJURFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015

Pertanyaan1. Lokasi perdarahan intracerebral tersering?2. Jelaskan yang dimaksud dengan autoregulasi otak?3. Sebutkan sistem kolateral pada arteri di kepala selain Sirkulus Willisi ?

Jawab1. Lokasi perdarahan intracerebral terseringLokasi tersering terjadinya Perdarahan intraserebral adalah pada basal ganglia, tepatnya pada putamen dengan presentasi 35% hingga 50%, diikuti dengan lobar sekitar 30%, thalamus (10-15%), nukleus kaudatus 7%, dan cerebelum 5% (Fisher, 1959; Feytag, 1968; Furlan, 1979).

2. Jelaskan yang dimaksud dengan autoregulasi otak!Yang dimaksud autoregulasi adalah penyesuaian fisiologis organ tubuh terhadap kebutuhan dan pasokan darah dengan mengadakan perubahan pada resistensi terhadap aliran darah dengan berbagai tingkatan perubahan kontriksi / dilatasi pembuluh darah. Dengan pengetahuan autoregulasi dalam menurunkan TD secara mendadak dimaksudkan untuk melindungi organ vital dengantidak terjadi iskemi. Autoregulasi otak telah cukup luas diteliti dan diterangkan. Bila TD turun, terjadi vasodilatasi, jika TD naik timbul vasokonstriksi. Pada individu normotensi, aliran darah otak masih tetap pada fluktuasi Mean Arterial Pressure ( MAP ) 60 70 mmHg. Bila MAP turun dibawah batas autoregulasi, maka otak akan mengeluarkan oksigen lebih banyak dari darah untuk kompensasi dari aliran darah yang berkurang. Bila mekanisme ini gagal, maka dapat terjadi iskemi otak dengan manifestasi klinik seperti mual, menguap, pingsan dan sinkope. Autoregulasi otak ini kemungkinan disebabkan oleh mekanisme miogenic yang disebabkan oleh stretch receptors pada otot polos arteriol otak, walaupun oleh Kontos dkk. Mengganggap bahwa hipoksia mempunyai peranan dalam perubahan metabolisme di otak. Pada penderita hipertensi kronis, penyakit cerebrovaskular dan usia tua,batas ambang autoregulasi ini akan berubah dan bergeser ke kanan pada kurva, sehingga pengurangan aliran darah terjadi pada TD yang lebih tinggi. (gambar 1 dan 2 ).Straagaard pada penelitiannya mendapatkan MAP rata-rata 113 mmHg pada 13 penderita hipertensi tanpa pengobatan dibandingkan dengan 73 mmHg pada orang normotensi. Penderita hipertensi dengan pengobatan mempunyai nilai diantar group normotensi dan hipertensi tanpa pengobatan dan dianggap bahwa TD terkontrol cenderung menggeser autoregulasi kearahnormal. Dari penelitian didapatkan bahwa baik orang yang normotensi maupun hipertensi, ditaksir bahwa batas terendah dari autoregulasi otak adalah kira-kira 25% dibawah resting MAP. Oleh karena itu dalam pengobatan krisis hipertensi, pengurangan MAP sebanyak 2025% dalam beberapa menit/jam, tergantung dari apakah emergensi atau urgensi penurunan TD pada penderita aorta diseksi akut ataupun oedema paru akibat payah jantung kiri dilakukan dalam tempo 1530 menit dan bisa lebih rendah lagi dibandingkan hipertensi emergensi lainnya. Penderita hipertensi ensefalopati, penurunan TD 25% dalam 23 jam. Untuk pasien dengan infark cerebri akut ataupun pendarahan intrakranial, pengurangan TD dilakukan lebih lambat (6 12 jam) dan harus dijaga agar TD tidak lebih rendah dari 170 180/100 mmHg.

t3. Sebutkan sistem kolateral pada arteri di kepala selain Sirkulus Willisi !

Panel A. Schematic representation of a complete circle of Willis. Panel B. Magnetic Resonance Angiography of the circle of Willis. 1= Anterior Cerebral Artery (ACA). 2= Middle Cerebral Artery (MCA). 3= Internal Carotid Artery (ICA). 4= Posterior Communicating Artery (PCOM). 5= Anterior Communicating Artery (ACOM). 6= Posterior Cerebral Artery (PCA). 7= Basilar Artery (BA). 8= Vertebral Artery (VA).

DAFTAR PUSTAKA1. Chusid, J.G. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsi Bagian I, Gajah Mada University Press. 19832. Duus P, Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala; Ed ke 2; EGC; Jakarta, 1994; 148-166, 309-38 3. Snell R, Neuroanatomi Klinik; Ed ke 2; EGC; Jakarta, 1996; 539-444. Sobotta, Atlas Anatomi Manusia Bagian 1; Ed ke 20; EGC; Jakarta, 1997.5. 1 | Page