Rawls

9
Rawls’s Theory of Justice An Introduction Bagian pertama dari “A Theory of Justice” (“Teori Keadilan”) adalah “Role of Justice” (“Peran dari Keadilan) dan hal ini dimulai dengan peryataan tegas “Keadilan merupakan landasan utama dari institusi sosial, berdasar kebenaran sebagai jalan pikir utamanya”. Rawls lebih jauh memberi pernyataan mengenai keadilan sosial: setiap orang berperan dalam kesejahteraan satu sama lain yang mana tidak boleh saling melebihi. Untuk alasan ini keadilan melarang adanya penindasan kebebasan yang ditimbulkan dari akibat seorang menginginkan sesuatu milik orang lain. Bagaimanapun, Rawls tidak memberikan pembelaan terhdap posisi yang dianggap absolut / mutlak namun berdasar bila posisi tersebut tidak mengganggu kebebasan seseorang apapun konsekuensinya. Posisi terbaik menurut Rawls justru posisi menengah namun berani mengorbankan kepentingan pribadi demi mendapat kepentingan bersama. Dengan bergabung bersama institusi sosial bersama masyarakat lain, kita dapat berusaha lebih baik dalam mencapai tujuan dan tujuan yang diinginkan juga menjadi lebih bervariasi. Meskipun tujuan kita berbeda-beda namun institusi sosial mampu memediasi situasi ini, namun hasilnya tidak akan sama dan akan selalu ada yang merasa mendapat hasil akhir yang kurang adil. Prinsip keadilan sosial dibentuk untuk mencapai “untuk memilih di antara perbedaan tujuan sosial dan menentukan bagian-bagian yang paling menguntungkan serta persetujuan pembagian hasil yang setepat-tepatnya.”

description

rawls

Transcript of Rawls

Page 1: Rawls

Rawls’s Theory of Justice

An Introduction

Bagian pertama dari “A Theory of Justice” (“Teori Keadilan”) adalah “Role of Justice” (“Peran

dari Keadilan) dan hal ini dimulai dengan peryataan tegas “Keadilan merupakan landasan

utama dari institusi sosial, berdasar kebenaran sebagai jalan pikir utamanya”.

Rawls lebih jauh memberi pernyataan mengenai keadilan sosial: setiap orang berperan dalam

kesejahteraan satu sama lain yang mana tidak boleh saling melebihi. Untuk alasan ini keadilan

melarang adanya penindasan kebebasan yang ditimbulkan dari akibat seorang menginginkan

sesuatu milik orang lain.

Bagaimanapun, Rawls tidak memberikan pembelaan terhdap posisi yang dianggap absolut /

mutlak namun berdasar bila posisi tersebut tidak mengganggu kebebasan seseorang apapun

konsekuensinya. Posisi terbaik menurut Rawls justru posisi menengah namun berani

mengorbankan kepentingan pribadi demi mendapat kepentingan bersama.

Dengan bergabung bersama institusi sosial bersama masyarakat lain, kita dapat berusaha lebih

baik dalam mencapai tujuan dan tujuan yang diinginkan juga menjadi lebih bervariasi. Meskipun

tujuan kita berbeda-beda namun institusi sosial mampu memediasi situasi ini, namun hasilnya

tidak akan sama dan akan selalu ada yang merasa mendapat hasil akhir yang kurang adil.

Prinsip keadilan sosial dibentuk untuk mencapai “untuk memilih di antara perbedaan tujuan

sosial dan menentukan bagian-bagian yang paling menguntungkan serta persetujuan

pembagian hasil yang setepat-tepatnya.”

Keadilan dalam segi kesama rataan terfokus pada keadilan dari institusi sebagai oposisi dari

banyak subjek lain yang dapat dievaluasi dari sudut pandang keadilan.

Salah satu alasan menggunakan keadilan sebagai landasan utama adalah “efeknya sangat

medalam dan langsung dirasakan sejak awal”. Alasan lainnya adalah, apa pun perbedaan di

antara mereka, semua bagian dari komunitas harus memiliki bagian yang sama.

Rawls mengutarakan mengenai “Keadilan sebagai Kesama Rataan”: adalah tidak ada

pembelaan dari hal-hal prinsip, kepentingan individu tidak boleh diutamakan. Lebih jauh lagi

diperlukan beberapa hukum dasar di antaranya adalah “perintah paksaan dari hukum yang

Page 2: Rawls

mengatur pubik” dan “landasan di mana semua aktivitas akan dilakukan” oleh karena dua hal ini

maka keadilan memerlukan kerangka sebelum menentukan hukum terhadap kelompok atau

perorangan, sehingga dapat diaplikasikan dengan baik untuk segala aspek.

Kebanyakan argumen dalam “Teori Keadilan” mengacu pada asumsi idealisasi yang disebut

“komunitas yang tertata dengan baik”. Hal ini merupakan idealisasi sebab “lingkungan sosial

yang telah ada tentu saja seolah-olah menetapkan standar apa saja yang disangkal dan apa

saja yang diterima.

KONTRAK SOSIAL

Ketika keadilan sebagai kesama rataan menjadi bagian dari tradisi kontrak sosial, hal ini

mementahkan hal-hal pre-politikal karena kontrak yang terjadi hanya “persetujuan bersama”

yang dibuat dalam kondisi “persamaan kedudukan”.

Untuk memberi keadilan dalam keadaan ini Rawls menghasilkan dua formula: yang pertama

diperlukan adanya persamaan dalam tugas dan hak yang diperoleh, yang kedua, bila ada pihak

yang memiliki kekurangan saat awal maka akan mendapat kompensasi.

KESETIMBANGAN YANG REFLEKTIF

Keterbatasan yang sering disebut ketidak tahuan menyebabkan pertimbangan mana yang

disebut relevan dan mana yang disebut irelevan. Sekalinya kita dapat menyatukan asumsi

moral ke dalam suatu bentuk situasi harus memilih, maka tidak ada lagi halangan dalam

menentukan hasilnya berdasarkan penilaian secara moral bagaimana yang paling sesuai.

Bagi Rawls, tidak ada cara untuk menentukan hal mana yang paling baik.

Dan bila kita telah dalam keadaan di mana penilaian pribadi dan pilihan situasional maka kita

mencapai tahap di mana Rawls sebut dengan “Kesetimbangan yang Reflektif”

Page 3: Rawls

UTILITARIANISME

Seseorang berpikir demi mencapai sesuatu yang lebih dari sekarang maka harus ada yang

dikorbankan demi mencapai tujuan tersebut. Bila kita memperluas jalan pemikiran berdasar

prinsip tersebut maka kita akan mencapai pemikiran berikut: bila seseorang merasa punya

keinginan baru dengan mengorbankan hal yang sudah dicapainya dan berbeda-beda pada

setiap orang makan akan terjadi kesenjangan yang besar dalam suatu lingkungan sosial.

Untuk mengamankan pemikiran kita mengenai keadlian maka diberikan kontras: keadilan

menolak hilangnya kebebasan dari seseorang akibat ada bagian lebih besar yang diterima oleh

orang lain.

Kesulitan lain dari utilitarianisme berawal dari fakta bahwa kepuasan berbeda-beda pada setiap

orang. Yang ingin disampaikan adalah, tidak semua kepuasan itu adalah hal yang baik, maka

peryataan seperti kalimat awal paragraf ini jangan asal dilontarkan.

Prinsip dari kebenaran dan juga keadilan membatasi bahwa kepuasan memiliki “nilai” di mana

kepuasan itu juga tidak mengganggu hak milik orang lain, namun kalimat ini masih sering

disalah artikan oleh banyak pihak.

INTUITIONISME

Rawls menjelaskan intuitionism sebagai suatu idiosinkrasi, sekumpulan prinsio awal yang mana

dapat menyebabkan konflik dalam kontras dan berbagai kasus.

Tidak seperti utilitarianism, intuitionism dapat menentukan suatu pilihan meskipun dalam

keadaan kesetimbangan equilibrium. Dalam waktu yang sama Rawls beranggapan bahwa

kesetimbangan equilibrium adalah keadaan ideal yang sama sekali tidak tersentuh.

Tugas kita adalah menentukan yang terbaik yang kita bisa.

Sikap Rawls terhadap intuisionis ini: sekarang tidak ada pemikiran irasional terhadap doktrin

tentang intuisionis ini . sengketa intuitionism adalah untuk menetapkan kriteria mengenai etis

yang dalam penilaian kami mempertimbangkan dan memikirkan secara tepat untuk dijadikan

prinsip pluralitas. Tidak seperti utilitarianisme, intuisionisme terlihat mampu memberikan koreksi

dalam cakupan luas, dapat mengabil keputusan meskipun dalam keadaan kesetimbangan

equilibrium.

Page 4: Rawls

DUA PRINSIP KEADILAN

Dalam menggambarkan isi prinsip, Rawls menawarkan beberapa komentar sebagai jalan

tengah penafsiran yang tidak saling menjatuhkan antar dua prinsip. Seperti yang kita ketahui,

prinsip dari keadilan adalah pengembangan untuk mengevaluasi kerangka dasar dari komunitas

yang disebut Rawls dengan kooperasi. Di mana harus dapat menggabungkan antara institusi

apa pun dengan kegiatan perorangan menjadi satu

Pawls mengungkapkan dua hal yang menjadi pegangan prinsip keadilan: yang pertama bahwa

setiap orang memiliki hak yang sama baik hak apapun terlebih dalam hal kebebasan, harus

sama antara yang satu dengan yang lain; Kedua, perbedaan sosial dan ekonomi harus diatur

sedemikian rupa sehingga semua orang dapat meraih hasil yang sama, semua orang dapat

merasakan posisi yang sama.

Persamaan hak dan kesempatan disertai perbedaan prinsip bekerja menciptakan keadaan

“keadilan prosedural”. Secara umum, keadilan prosedural ini menggeser titik focus darioutcome

spesifik menjadi prosedur yang merupakan proses untuk menghasilkan outcome. Tidak ada

untuk menghasilkan outcome spesifik kecuali memilih prosedur paling baik dan membuat

prosedur itu menghasilkan outcome.

DESERT

KESIMPULAN

Dari beberapa nama tersebut John Rawls, menjadi salah satu ahli yang selalu menjadi rujukan

baik ilmu filsafat, hukum, ekonomi, dan politik di seluruh belahan dunia, tidak akan melewati

teori yang dikemukakan oleh John Rawls. Terutama melalui karyanya A Theory of Justice,

Rawls dikenal sebagai salah seorang filsuf Amerika kenamaan di akhir abad ke-20. John Rawls

dipercaya sebagai salah seorang yang memberi pengaruh pemikiran cukup besar terhadap

diskursus mengenai nilai-nilai keadilan hingga saat ini.

Akan tetapi, pemikiran John Rawls tidaklah mudah untuk dipahami, bahkan ketika pemikiran itu

telah ditafsirkan ulang oleh beberapa ahli, beberapa orang tetap menggap sulit untuk

menangkap konsep kedilan John Rawls. Maka, tulisan ini mencoba memberikan gambaran

secara sederhana dari pemikiran John Rawls, khususnya dalam buku A Theory of Justice.

Page 5: Rawls

Kehadiran penjelasan secara sederhana menjadi penting, ketika disisi lain orang mengangap

sulit untuk memahami konsep keadilan John Rawls.

Teori keadilan Rawls dapat disimpulkan memiliki inti sebagai berikut:

1. Memaksimalkan kemerdekaan. Pembatasan terhadap kemerdekaan ini hanya untuk

kepentingan kemerdekaan itu sendiri,

2. Kesetaraan bagi semua orang, baik kesetaraan dalam kehidupan sosial maupun

kesetaraan dalam bentuk pemanfaatan kekayaan alam (“social goods”). Pembatasan

dalam hal ini hanya dapat dizinkan bila ada kemungkinan keuntungan yang lebih besar.

3. Kesetaraan kesempatan untuk kejujuran, dan penghapusan terhadap ketidaksetaraan

berdasarkan kelahiran dan kekayaan.

Untuk meberikan jawaban atas  hal tersebut, Rows melahirkan 3 (tiga) pronsip kedilan, yang

sering dijadikan rujukan oleh bebera ahli yakni:

1. Prinsip Kebebasan yang sama (equal liberty of principle)

2. Prinsip perbedaan (differences principle)

3. Prinsip persamaan kesempatan (equal opportunity principle)

Rawls berpendapat jika terjadi benturan (konflik), maka: Equal liberty principle harus

diprioritaskan dari pada prinsip-prinsip yang lainnya. Dan, Equal opportunity principle harus

diprioritaskan dari pada differences principle.

Pembahasan dibawah ini, akan mengacu kepada penomoran yang terdapat pada gambar di

atas.

Poin 1.

Keadilan adalah Kejujuran (Justice as Fairness) Masyarakat adalah kumpulan individu yang di

satu sisi menginginkan bersatu karena adanya ikatan untuk memenuhi kumpulan individu  –

Page 6: Rawls

tetapi disisi yang lain – masing-masing individu memiliki pembawaan serta hak yang berbeda

yang semua itu tidak dapat dilebur dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu Rows mencoba

memberikan jawaban atas pertanyaan, bagaimana mempertemukan hak-hak dan pembawaan

yang berbeda disatupihak dengan keinginan untuk bersama demi terpenuhnya kebutuhan

bersama.

Poin 2

Selubung Ketidaktahuan  (Veil of Ignorance)

Setiap orang dihadapkan pada tertutupnya seluruh fakta dan keadaan tentang dirinya

sendiri, termasuk terhadap posisi sosial dan doktrin tertentu, sehingga membutakan

adanya konsep atau pengetahuan tentang keadilan yang tengah berkembang.

Orang-orang atau kelompok yang terlibat dalam situasi yang sama tidak mengetahui

konsepsi-konsepsi mereka tentang kebaikan.

Poin 3

Posisi Original (Original Position)

Situasi yang sama dan setara antara tiap-tiap orang di dalam masyarakat

Tidak ada pihak yang memiliki posisi lebih tinggi antara satu dengan yang lainnya.

Pada keadaan ini orang-orang dapat melakukan kesepakatan dengan pihak lainnya

secara seimbang.

“Posisi Original” yang bertumpu pada pengertian ekulibrium reflektif dengan didasari oleh ciri

Rasionalitas (rationality), Kebebasan (freedom), dan Persamaan (equality). Guna mengatur

struktur dasar masyarakat (basic structure of society).

Poin 4

Prinsip Kebebasan yang Sama (equal liberty principle)

Setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan-kebebasan dasar yang paling luas dan

kompatibel dengan kebebasan-kebebasan sejenis bagi orang lain. “Setiap orang mempunyai

kebebasan dasar yang sama”

Dalam hal ini kebebasan-kebebasan dasar yang dimaksud antara lain:

Kemerdekaan berpolitik (political of liberty),

Kebebasan berpendapat dan mengemukakan ekspresi (freedom of speech and

expression),

Kebebasan personal (liberty of conscience and though).

Page 7: Rawls

Kebebasan untuk memiliki kekayaan (freedom to hold property)

Kebebasan dari tindakan sewenang-wenang.

Poin 5

Prinsip Ketidaksamaan (inequality principle)

Difference principle (prinsip perbedaan) – Ketidaksamaan sosial dan ekonomi diatur

sedemikian rupa, sehingga diperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi anggota

masyarakat yang paling tidak diuntungkan.

Equal opportunity principle (prinsip persamaan kesempatan)- Jabatan-jabatan dan

posisi-posisi harus dibuka bagi semua orang dalam keadaan dimana adanya persamaan

kesempatan yang adil.

Jadi sebenarnya ada 2 (dua) prisip keadilan Rows, yakni equal liberty principle dan inequality

principle. Akan tetapi inequality principle melahirkan 2 (dua) prinsip keadilan yakni Difference

principle dan Equal opportunity principle, yang akhirnya berjunlah menjadi 3 (tiga) prisip,

dimana ketiganya dibangun dari kotrusi pemikiran Original Position.