Rap
Transcript of Rap
RAB
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN
I. KOMPONEN BIAYA
1. Gaji/tunjangan staf proyek
Gaji dan atau tunjangan yang diberikan kepada staf yang ditugaskan di proyek. Gaji diberikan untuk karyawan tidak tetap, sedangkan tunjangan diberikan untuk karyawan tetap.
2. Harga bahan
Harga semua bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Berbeda dengan harga bahan untuk penawaran, harga bahan yang dicantumkan pada RAP ada adalah harga riil dari toko atau supplier dengan ditambah kenaikan harga tak terduga.
3. Upah kerja
Upah kerja adalah upah untuk pelaksanaan setiap item pekerjaan yang dapat diperoleh berdasarkan analisa atau upah borong kerja yang ditawarkan mandor dan disetujui oleh pelaksana. Upah kerja yang diperoleh dari hasil analisa harus mendekati upah kerja riil.
4. Alat bantu kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, selalu diperlukan alat bantu kerja baik yang diadakan dengan cara membeli, menyewa maupun menggunakan milik sendiri. Yang dimaksud dengan alat milik sendiri adalah alat yang dimiliki oleh kontraktor atau tukang. Untuk alat milik sendiri jika untuk pengoperasiannya memerlukan biaya, harus dihitung biaya operasional dan perawatan ringan yang diperlukan. Alat bantu kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Alat bantu umum, yaitu alat bantu yang digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan, misalnya: cangkul, sekop, kereta dorong, mixer, pompa air dsb
b. Alat bantu khusus, yaitu alat bantu yang digunakan secara khusus untuk jenis pekerjaan tertentu, misalnya: vibrator, concrete pump, mesin las, gergaji dsb.
II. CARA PERHITUNGAN
1. Perhitungan gaji/tunjangan staf proyek
Dihitung berdasarkan gaji per orang per bulan (OB) dikalikan waktu pelaksanaan proyek.
2. Perhitungan harga bahan
Dihitung berdasarkan jumlah (volume) dikalikan harga satuan dimana:
a. Jumlah (volume) bahan dihitung berdasarkan jumlah (volume) sesuai dengan ketentuan yang berlaku di pasaran, misalnya: besi Ø 12 = Rp.65.000/lonjor, pasir pasang Rp.120.000/m3, engsel pintu = Rp.35.000/pasang, keramik = Rp.36.500/kotak dsb.
b. Harga satuan bahan dihitung berdasarkan harga riil dari toko atau supplier dengan ditambah kenaikan harga tak terduga. Besarnya tambahan kenaikan harga tak terduga sesuai dengan prakiraan (forcast) dari masing-masing estimator (biasanyan berkisar antara 2% d/d 5%).
3. Upah kerja
Dalam menghitung upah kerja untuk rencana anggaran pelaksanaan, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
a. Menggunakan tabel borong kerja dari mandor, yaitu tabel upah kerja yang ditawarkan oleh mandor untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, misalnya: pasang tembok = Rp.12500/m2, plesteran = Rp.8000/ m2, pasang keramik = Rp.11000/ m2 dsb.
b. Menggunakan analisa harga satuan yang memiliki akurasi cukup baik dengan upah kerja riil yang berlaku di lapangan, baik menggunakan model analisa yang sudah umum dipakai dalam proyek atau analisa sendiri yang diperoleh dari pengalaman.
4. Alat bantu kerja
Dalam menghitung anggaran untuk alat bantu kerja, selain memperhatikan jenis dan penggunaannya juga perlu diperhitungkan tentang tata cara pengadaannya, yang dapat dirinci sbb:
a. Pengadaan alat dengan cara membeli
Alat-alat bantu kerja yang diadakan dengan cara membeli diupayakan hanya alat-alat bantu kerja yang tidak dimiliki oleh kontraktor dan tukang serta tidak membutuhkan dana yang terlalu besar sehingga tidak memberatkan anggaran pelaksanaan proyek, misalnya: cangkul, sekop, ember, benang, slang plastic, kereta dorong (dalam jumlah yang sedikit, jika sangat dibutuhkan), dsb.
b. Pengadaan alat-alat dengan cara sewa
Alat-alat bantu kerja yang diadakan dengan cara sewa diupayakan hanya alat-alat bantu kerja yang tidak dimiliki oleh kontraktor dan tukang yang pengadaannya membutuhkan dana yang cukup besar sehingga akan memberatkan anggaran pelaksanaan proyek jika diadakan dengan cara membeli, misalnya: mixer beton, genset, vibrator, pompa air, truck, concrete pump, dsb.
c. Penggunaan alat dari milik sendiri
Penggunaan alat-alat bantu kerja milik sendiri dapat diadakan oleh kontraktor, sub kontraktor atau tukang yang bekerja pada proyek tersebut.
Anggaran yang perlu diperhitungkan adalah biaya mobilisasi dan demobilisasi alat, biaya operasional dan pengembalian dari nilai investasi jika alat tersebut harganya cukup mahal serta dipakai berulang-ulang pada proyek lainnya. Alat yang biasanya dimiliki oleh kontraktor adalah concrete mixer, vibrator, pompa air, truck dan genset. Sedangkan alat yang dimiliki oleh tukang adalah alat utama untuk mereka dapat bekerja, misalnya alat tukang batu adalah martil, cetok, raskam, unting-unting dsb.
d. Alat bantu yang dibuat di lapangan
Alat bantu kerja yang dibuat dilapangan pada umumnya adalah alat bantu sederhana dan hanya digunakan di satu lokasi proyek, misalnya: profil pondasi, meja pembengkokan tulangan, andang dsb. Dalam menentukan anggaran alat bantu yang dibuat sendiri biasanya hanya ditaksir berdasarkan jumlah bahan yang diperlukan dan upah pembuatannya.
III. CONTOH PERHITUNGAN RAP1. Gaji/tunjangan staf proyek
Waktu pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak adalah 120 hari
Anggaran untuk gaji/tunjangan staf proyek adalah sbb:
a. Tunjangan koordinator pelaksana
= 1 x 4 x Rp.2.500.000
= Rp.10.000.000
b. Gaji pelaksana sipil = 1 x 4 x Rp.2.000.000
= Rp.8.000.000
c Gaji pelaksana ME = 1 x 3 x Rp.2.000.000
= Rp.6.000.000
d. Gaji bagian logistik = 1 x 4 x Rp.1.750.000
= Rp.7.000.000
e. Gaji bagian gudang = 1 x 4 x Rp.1.250.000
= Rp.5.000.000
f Gaji security = 2 x 4 x Rp.1.000.000
= Rp.8.000.000
Jumlah =Rp.44.000.00
0
2. Pengadaan alat bantu
a. Pengadaan alat dengan cara membeli dihitung sbb:
Nama Alat Jumlah Harga Jumlah Harga
Cangkul 5 buah Rp.40.000 Rp.200.000
Sekop 6 buah Rp.50.000 Rp.300.000
Ganco 2 buah Rp.60.000 Rp. 120.000
Ember plastik 20 buah Rp.8.000 Rp.160.000
Slang waterpas 10 m1 Rp.1.000 Rp.10.000
Slang air Ø ¾ 20 m1 Rp.5.000 Rp.100.000
Benang 1 dos Rp.8.000 Rp.8.000
Jumlah Rp.898000
b. Pengadaan alat bantu dengan cara sewa, selain harga sewa juga perlu diperhitungkan biaya mobilisasi dan demobilisasi. Pada prinsipnya cara menghitung sewa alat adalah jumlah alat x harga sewa per satuan waktu x jumlah waktu ditambah biaya mobilisasi dan demobilisasi (jika ada).
c. Pengadaan alat bantu milik sendiri, perlu diperhitungkan biaya mobilisasi dan demobilisasi, biaya operasional dan pengembalian (return) nilai investasi dari pembelian alat tersebut (jika nilai pembelian alat tsb cukup mahal). Pada prinsipnya cara menghitung sewa alat adalah jumlah alat x biaya operasional per satuan waktu x jumlah waktu ditambah biaya mobilisasi dan demobilisasi (jika ada) dan pengembalian nilai investasi pembelian alat.
3. Pekerjaan pasangan tembok
Pasangan tembok ½ bata dengan luluhan 1PC : 4 Ps, volumenya = 245m2.
Anggaran biaya untuk pekerjaan pasangan tersebut adalah sbb:
a. Analisa harga satuan
Nama Bahan Jumlah Harga Jumlah Harga
Bata merah 70 bh Rp.200 Rp.14.000
Cement Portland 14,370 kg Rp.1000 Rp.14.370
Pasir pasang 0,040 m3 Rp.120.000 Rp. 4.800
Upah kerja 1 m2 Rp.15.000 Rp.15.000
Jumlah Rp.48.170
b. Biaya bahan dan upah = 245 x Rp.48.170 = Rp.11.801.650
c. Biaya alat bantu kerja ditaksir = Rp. 650.000
d. Jadi jumlah biaya pasang tembok = Rp.11.801.650 + Rp. 650.000 = Rp 12.451.650
4. Pekerjaan beton
Kolom beton pada bangunan lantai 1 berukuran 40 x 60 cm dengan ketinggian 360 cm berjumlah 16 buah, menggunakan besi 10 Ø 16 dengan sengkang Ø 8 yang dipasang jarak 20 cm. Bekisting menggunakan multiplek tebal 12 mm. Anggaran biaya untuk pekerjaan kolom tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya bekisting
Bekisting direncanakan untuk digunakan 3 kali pengecoran, jadi untuk 16 kolom perlu dibuatkan 6 buah bekisting dengan anggaran sbb:
Nama Bahan Jumlah Harga Jumlah Harga
Multiplek 12 mm 18 lbr Rp.14.0500 Rp.2.529.000Rangka kayu 3/5 x 4 m 75 lonjor Rp.18.000 Rp.135.0000Balok skor 5/7 x 4m 24 lonjor Rp.42.000 Rp.1.008.000Paku 1,50 kg Rp.9.000 Rp.13.500Patok 4/6 cm x 4m 6 lonjor Rp.28.800 Rp.172.800Upah kerja pembuatan 43,2 m2 Rp. 20.000 Rp.864.000
Minyak oli 5liter Rp.50000 Rp.25.000
Upah bongkar & pasang
16 buah Rp.12.500 Rp.200.000
Jumlah Rp
.6.162.300
b. Biaya pembesian
Biaya pembesian beton dihitung sbb:
Panjang besi tulangan termasuk untuk overstack = 460 cm, sehingga 1 lonjor besi dapat menjadi 2,50 batang tulangan. Jadi kebutuhan besi tulangan Ø 16 mm = (10 x 16) : 2,50 = 64 lonjor.
Panjang besi beugel = 174 cm, sehingga 1 lonjor dapat menjadi 6 buah beugel dengan sisa sepanjang 156 cm (dapat dimanfaatkan untuk beugel balok atau kolom yang lebih kecil.
Jadi kebutuhan besi Ø 8 mm = (18 x 16) : 6 = 48 lonjor
Nama Bahan Jumlah Harga Jumlah Harga
Besi Ø 16 mm 64 lonjor Rp.135.000 Rp8.640.000Besi Ø 8 mm 48 lonjor Rp.33.750 Rp.1.620.000Kawat baja 13 kg Rp.11.000 Rp.143.000Upah kerja 1310kg Rp.1.100 Rp.1.441.000
Jumlah Rp
.11.844.000
c. Biaya pengecoran beton
Biaya pengecoran beton 1 PC : 1,5 Ps : 2,5 Kr dihitung sbb:
Volume beton = 16 (0,40 x 0,60 x 3,60) = 13,825 m3
Analisa harga satuan
Nama Bahan Jumlah Harga Jumlah Harga
Cement Portland 400 kg Rp.1000 Rp.400.000
Pasir beton 0,480 m3 Rp.125.000 Rp.60.000
Kerikil pecah mesin 0,800 m3 Rp.150.000 Rp.120.000
Upah kerja 1 m3 Rp.90.000 Rp.90.000
Jumlah Rp.670.000
Jadi biaya pengecoran beton = 13,825x Rp.670.000 = Rp.9.262.750
d. Biaya perawatan beton
Biaya perawatan beton ditaksir I pekerja selama 6 hari (6 oh)
= 6 x Rp.30.000 = Rp.180.000
Total anggaran untuk pekerjaan beton = Rp.6.162.300 + Rp.11.844.000 + Rp.9.262.750 + Rp.180.000 = Rp.27.449.050
Harga beton bertulang per m3 = Rp.27.449.050 : 13,825 = Rp1.985.465
CARA MENGHITUNG RAP (RENCANA ANGGARAN PERENCANAAN)November 3rd, 2009 • Related • Filed Under
Yang dimaksud dengan RAP (Rencana Anggaran Pelasanaan ), adalah kebutuhan material dan tenaga secara detail untuk menyelesaikan suatu bangunan, atau dapat juga dimaksud dengan penjabaran dari RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Pada umumnya RAB digunakan untuk mengajukan penawaran pekerjaan borongan, sedangkan RAP digunakan untuk menentukan jumlah material dan tenaga dalam pelaksanaan pembangunan.
RAB dihitung berdasarkan Analisa BOW sedangkan RAP dihitung dengan kombinasi antara analisa BOW dan kebutuhan sesungguhnya.
Contoh Perhitungan RAP.
1. Fondasi Batu kali
Pertama-tama hitung total panjang Fondasi, misal didapat panjang fondasi 75 meter, kemudian hitung luas penampang yaitu dg cara (0,7 + 0,3)/2 x 0,7 = 0,35 m2, sehingga didapat Volume pasangan fondasi = 0,35 m2 x 75 m = 26,25 m3.
Maka material yang dibutuhkan adalah :
Campuran 1 semen : 3 Pasir
1. Batu kali = 26,25 m3 x 1,2 = 31,5 m32. Semen = 26,25 m3 x 202 kg = 5.302,5 kg (pc 40kg = 132,6 zak atau pc 50 kg = 106 zak).
Campuran 1 semen : 4 Pasir.
1. Batu kali = sama seperti diatas2. Semen = 26,25 m3 x 163 kg = 4.278,75 kg (pc 40 kg = 107 zak pc 50 kg = 86 zak).
Campuran 1 semen : 5 Pasir.
1. Batu kali = sama seperti diatas.2. Semen = 26,25 m3 x 136 kg = 3.570 kg (pc 40 kg = 89,25 zak, pc 50 kg = 71,4 zak).
Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Batu kali = sama seperti diatas.2. Semen = 26,25 m3 x 117 kg = 3.071,25 kg (pc 40 kg = 77 zak, pc 50 kg = 61,4 zak).
Campuran 1 semen : 8 Pasir
1. Batu kali = sama seperti diatas.2. Semen = 26,25 m3 x 91 kg = 2.388,75 kg (pc 40 kg = 60 zak, pc 50 kg = 48 zak )
Kebutuhan Tenaga.
1. Pekerja = 26,25 m3 x 1,5 = 39,4 OH2. Tukang = 26,25 m3 x 0,6 = 16 OH3. Kep.Tkg = 26,25 m3 x 0,06= 1,6 OH4. Mandor = 26,25 m3 x 0,075=2 OH
Dari analisa kebutuhan tenaga seperti diatas, kita dapat menentukan berapa waktu yang dibutuhkan dan jumlah tenaga, untuk menyelesaikan pekerjaan Pemasangan Fondasi tersebut.
Dan analisa diatas dapat digunakan sebagai pedoman biaya untuk patokan harga borongan, bila merencanakan untuk membangun rumah pelaksanaannya menggunakan tenaga harian, kita dapat memperkirakan berapa jumlah pekerja dan tukang yg digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yg sudah ditentukan.
Contoh : Dari perhitungan analisa diatas, untuk menyelesaikan pekerjaan pemasangan fondasi ditentukan waktu 10 hari kerja, maka pekerja yang dibutuhakan 39,4/10 = 3,9 = 4 orang, Tukang 16+2+1,6=19,6/10 = 2 orang, jumlah tenaga tersebut adalah jumlah tenaga maksimum, sehingga dalam pelaksanaan tidak harus dipenuhi semua, melihat kondisi lapangan, bila tenaga sesuai dengan hitungan diatas waktu penyelesaiannya lebih dari 10 hari perlu ditinjau cara kerja tenaga tersebut,bisa tenaga belum ahli dibindangnya atau cara kerjanya terlalu pelan, apabila hal itu yang terjadi sebaiknya tenaga pelaksananya diganti.
2. Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Upah Pekerjaan Sloof 15/20
Gambar sloof diatas, pertama-tama hitung total panjang sloof, misal didapat 85 meter, kemudian cari volume yaitu 0,2 m x 0,15 m x 85 m = 2,55 m3.
Untuk menghitung kebutuhan material sloof ada 3 item pekerjaan yaitu : Material beton, material besi, material begesting.
a. Beton campuran dg mutu K 150
Untuk mutu beton ada beberapa macam mulai dari B0,K100,K 125,K 150,K175,K 225,K 300.
Disini penulis menggunakan mutu beton K 150, krn untuk pembuatan beton dengan cara manual lebih mudah mencapai K 150, sedangkan untuk mutu diatasnya harus dengan pengawasan yg teliti.
Kebutuhan Material :
1. semen = 2,55 m3 x 299 kg = 762,45 kg ( pc 40 kg = 19,06 zak).
2. Pasir = 2,55 m3 x 799 kg = 2.037,45 kg (Bj =1,6) = 1,3 m3
3. Krikil = 2,55 m3 x 1.017 kg = 2.593,35 kg (Bj = 1,9)= 1,4 m3
Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 2,55 m3 x 1,65 = 4,21 OH2. Tukang = 2,55 m3 x 0,275= 0,7 OH3. Kep.Tukang = 2,55 m3 x 0,03 = 0,08 OH4. Mandor = 2,55 m3 x 0,083 = 0,212 OH
b. Pembesian (perhitungan dg besi polos)
KebutuhanMaterial :
1. Tulangan pokok 4 d 10.
Pajang total sloof 85 meter
Besi beton yang diperlukan 4 bh x 85 meter = 340 meter /12 meter (panjang 1 batang besi beton standar 12 meter) = 28,33batang atau 28,33 batang x 7,4 kg = 209,7 kg.
1. Tulangan begel/pembagi d 8 – 15
Panjang Total sloof 85 meter
Jumlah begel yg diperlukan 85/0,15 = 566,7 =567 bh.
Panjang 1 bh besi begel = {(2×15)+(2×20)}-{(2×2)+(2×2)}+5cm = 67 cm.
Angka 15 cm adalah lebar sloof atas bawah, 20 cm tinggi sloof kiri kanan , 2 cm selimut beton atas bawah kiri kanan, 5 cm pembengkokan ujung.
Total kebutuhan panjang besi untuk begel = 567 bh x 0,67 m = 379,9=380 meter/12 = 32 batang x 4,74 kg = 151,7 = 152 kg.
Total kebutuhan besi beton untuk membuat sloof sepanjang 85 meter = 209,7 kg + 152 kg = 361,7 kg Kebutuhan kawat bindrat 10% dari berat besi beton = 3,61 kg = 4 kg.
Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 361,7 kg x 0,007 = 2,5 OH.
2. Tukang = 361,7 kg x 0,0007 = 0,25 OH
3. Kep.Tukang = 361,7 kg x 0,00007 = 0,025OH
4. Mandor = 361,7 kg x 0,0004 = 0,145 OH
c. Begesting.
Kebutuhan Material :
Luas begesting = (85 m x 0,2 m)x 2 = 34 m2
Kebutuhan Material :
1. Papan 2/20×3m = 34 x 1,7 lbr = 57,8 lbr
2. Paku 2”-5” = 34 x 0,3 kg = 10,2 kg
Untuk material papan dari kebutuhan 57,8 lbr, tidak harus dipenuhi semua cukup 50% dari kebutuhan total, karna pengerjaan sloof biasanya tidak dikerjakan serentak, sehingga papan yg sudah dipakai dapat digunakan kembali.
Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 34 m2 x 0,52 OH = 17,68 OH2. Tukang = 34 m2 x 0,26 OH = 8,84 OH3. Kep.Tukang = 34 m2 x 0,026 OH = 0,884OH4. Mandor = 34 m2 x 0,026 OH = 0,884OH
Total kebutuhan untuk membuat sloof sepanjang 85 meter :
Material :
1. PC (semen 40 kg/zak) = 19 zak .2. Pasir = 2.037,45 kg (1,3 m3)3. Split (koral/krikil) = 2.593,25 kg (1,4 m3)4. Besi beton d 10 mm = 28,33 btg/ 29 batang5. Besi Beton d 8mm = 32 batang6. Bindrat = 4,3 kg7. Papan 2/30×3m = 57,8 lbr8. Paku = 10,2 kg
Upah :
1. Pekerja = 24,39 OH2. Tukang = 9,79 OH3. Kep.Tukang = 0,989 OH
4. Mandor = 1,2 OH
Maka untuk setiap 1 m sloof dengan dimensi dan penulangan seperti gambar diatas kebutuhan Material dan upah adalah :
1. PC (semen 40 kg/zak) = 0,224 zak .2. Pasir = 0,02 m33. Split (koral/krikil) = 0,02 m34. Besi beton d 10 mm = 0,333 batang5. Besi Beton d 8mm = 0,377 batang
1. Bindrat = 0,051 kg2. Papan 2/30×3m = 0,68 lbr3. Paku = 0,12 kg
Upah :
1. Pekerja = 0,29 OH2. Tukang = 0,94 OH3. Kep.Tukang = 0,0116 OH4. Mandor = 0,0141 OH
Bila pembaca akan membuat sloof dengan ukuran seperti gambar diatas, hitung pajang total sloof,kemudian kalikan kebutuhan material atau upah setiap 1 meter sloof.
Tetapi untuk kebutuhan material alam biasanya lebih dari perhitungan sampai dengan 75% karna pengaruh pada pengukuran dibak truck, sehingga untuk pasir dari kebutuhan 0,02 m3 menjadi 0,035 m3, sedangkan untuk split mencapai 25% maka kebutuhan split 0,02 m3 = 0,025 m3.
Saran untuk membeli material alam sebaiknya pendatangan tdk sekaligus, usahakan bertahap, karna bila terlalu banyak material dapat mempersulit gerak pekerja,dan akan banyak yg tercecer.
3. Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Upah Pekerjaan Kolom 15/15
Cara mencari kebutuhan material kolom,hampir sama dengan cara menghitung kebutuhan material beton lainnya,
Tentukan tinggi kolom (perhitungan tinggi kolom diukur mulai dari permukaan sloof sampai dengan bawah ringbalk) kemudian hitung jumlah kolom, contoh tinggi kolom 3,5 meter dan jumlah kolom 30 buah, maka 30 x 3,5 = 105 meter ( panjang total kolom).
Volume kolom = 0,15 x 0,15 x 105 = 2,36 m3.
a. Beton campuran dg mutu K 150
Untuk mutu beton ada beberapa macam mulai dari B0,K100,K 125,K 150,K175,K 225,K 300.
Disini penulis menggunakan mutu beton K 150, krn untuk pembuatan beton dengan cara manual lebih mudah mencapai K 150, sedangkan untuk mutu diatasnya harus dengan pengawasan yg teliti.
Kebutuhan Material :
1. semen = 2,36 m3 x 299 kg = 705,64 kg ( pc 40 kg = 17,64 za k).2. Pasir = 2,36 m3 x 799 kg = 1.885,64 kg (Bj = 1,6) = 1,2 m33. Krikil = 2,36 m3 x 1.017 kg = 2.400,12 kg (Bj = 1,9)= 1,3 m3
Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 2,36 m3 x 1,65 = 3,8944OH2. Tukang = 2,36 m3 x 0,275 = 0,7 OH3. Kep.Tukang = 2,36 m3 x 0,03 = 0,071 OH4. Mandor = 2,36 m3 x 0,083 = 0,196 OH
b. Pembesian (perhitungan dg besi polos)
KebutuhanMaterial :
1. Tulangan pokok 4 d 10.
Pajang total kolom 105 meter
Besi beton yang diperlukan 4 bh x 105 meter = 420 m /12 m = 35 btg atau 35 batang x 7,4 kg = 259 kg.
1. Tulangan begel/pembagi d 8 – 15
Panjang Total 105 meter
Jumlah begel yg diperlukan 105/0,15 = 700 bh.
Panjang 1 bh besi begel = {(4×15)}-{(2×2)+(2×2)}+5cm = 57 cm.
Angka 15 cm adalah lebar/panjang, 2 cm selimut beton atas bawah kiri kanan, 5 cm pembengkokan ujung.
Total kebutuhan panjang besi untuk begel = 700 bh x 0,57 m = 399= 400 meter/12 = 33,25 batang x 4,74 kg = 157,6 = 158 kg.
Total kebutuhan besi beton untuk membuat kolom sepanjang 105 meter = 259 kg + 158 kg = 518 kg Kebutuhan kawat bindrat 10% dari berat besi beton = 5,18 kg = 5 kg.
Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 518 kg x 0,007 = 3,63 OH.
1. Tukang = 518 kg x 0,0007 = 0,326 OH2. Kep.Tukang = 518kg x 0,00007 = 0,0326OH3. Mandor = 518kg x 0,0004 = 0,21 OH
c. Begesting.
Kebutuhan Material :
Luas begesting = (105 m x 0,15 m)x 2 = 31,5 m2
Perhitungan luas begesting hanya dua sisi, karena dua sisi yang lain begesting tidak dihitung sebabkan adanya pasangan bata, tetapi bila kolom utama untuk bangunan 2 lantai begesting dihitung empat sisi.
Kebutuhan Material :
1. Papan 2/30×3m = 31,5 x 1,7 lbr = 53,55 lbr
2. Paku 2”-5” = 31,5 x 0,3 kg = 9,45 kg
Untuk material papan kebutuhan 63 lbr, tidak harus dipenuhi semua, lihat kondisi lapangan apakah begesting bekas sloof masih dapat digunakan kembali, tetapi dalam perhitungan Anggaran tetap dimaksukan.
Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 31,5 m2 x 0,52 OH = 16,38 OH2. Tukang = 31,5 m2 x 0,26 OH = 8,19 OH3. Kep.Tukang = 31,5 m2 x 0,026 OH = 0,819OH4. Mandor = 31,5 m2 x 0,026 OH = 0,819OH
Total kebutuhan untuk membuat kolom sepanjang 105 meter :
Material :
1. PC (semen 40 kg/zak) = 17,64 zak .2. Pasir = 1,20 m33. Split (koral/krikil) = 1,30 m34. Besi beton d 10 mm = 35 batang5. Besi Beton d 8mm = 33,25 batang6. Bindrat = 5 kg7. Papan 2/30×3m = 53,55 lbr8. Paku = 9,45 kg
Upah :
1. Pekerja = 23,91 OH2. Tukang = 9,216 OH3. Kep.Tukang = 0,923 OH4. Mandor = 1,23 OH
Maka untuk setiap 1 m kolom dengan dimensi dan penulangan seperti gambar diatas kebutuhan Material dan upah adalah :
1. PC (semen 40 kg/zak) = 0,20 zak .2. Pasir = 0,02 m33. Split (koral/krikil) = 0,02 m34. Besi beton d 10 mm = 0,333 batang5. Besi Beton d 8mm = 0,317 batang6. Bindrat = 0,050 kg7. Papan 2/30×3m = 0,51 lbr8. Paku = 0,09 kg
Upah :
1. Pekerja = 0,23 OH2. Tukang = 0,09 OH3. Kep.Tukang = 0,009 OH4. Mandor = 0,0117 OH
Bila pembaca akan membuat kolom dengan ukuran seperti gambar diatas, hitung pajang total kolom, kemudian kalikan kebutuhan material atau upah setiap 1 meter kolom.
Tetapi untuk kebutuhan material alam biasanya lebih dari perhitungan sampai dengan 75% karna pengaruh pada pengukuran dibak truck , dan yg tercecer.
Saran untuk membeli material alam sebaiknya pendatangan tdk sekaligus, usahakan bertahap, karna bila terlalu banyak material dapat mempersulit gerak pekerja,dan akan banyak yg tercecer.
4. Cara Menghitung Kebutuhan Materail dan Upah Dinding Pasangan ½ bata.
Hitung keliling dinding, kalikan dengan tinggi didapat luas kotor, kemudian cari luas pintu, luas jendela, atau luas-luas bidang lain yg tidak ada pasangan batanya, luas bidang-bidang yang tidak ada pasangan bata dijumlah, kemudian luas kotor dinding dikurangi dengan luas bidang yang tidak ada pasangan bata, maka didapat luas bersih pasangan bata.
Contoh :
Luas dinding kotor, misal panjang dinding 30 meter tinggi 3 meter, maka luas dinding kotor 30 x 3 = 90 m2.
Luas bidang yang tidak dipasangi bata. Misal luas kusen total 10 m2, maka luas bidang yang dipasangi bata = 90 – 10 = 80 m2.
Jenis Pasangan bata ada 2, pasangan trasram yaitu pasangan bata 30 cm diatas sloof, campuran yang digunakan 1 semen : 3 Pasir ( untuk lebih jelas lihat postingan terdahulu).
Sedangkan campuran untuk dinding diatas trasram, campuran yang biasa digunakan adalah, campuran 1 semen : 6 pasir, 1 semen : 8 pasir, 1 semen : 3 kapur : 10 pasir.
Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Trasram :
Hitung luas pasangan Trasram dengan cara total keliling dinding dikalikan dengan 30 cm (tinggi pasangan Trasram dapat diambil lebih). Kurangi luas yang tidak ada pasangan trasram, misal didapat luas pasangan trasram 20 m2 :
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 3 Pasir :
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 20 m2 x 70 bh = 1400 bh
2. Semen : 20 m2 x 14,37 kg = 287,4 kg=7,2 zak (40kg)
3. Pasir : 20 m2 x 0,04 m3 = 0,8 m3
Upah :
1. Pekerja : 20 m2 x 0,30 OH = 0,6 OH
2. Tukang Batu : 20 m2 x 0,10 OH = 0,2 OH
3. Kepala tukang : 20 m2 x 0,01 OH = 0,2 OH
4. Mandor : 20 m2 x 0,015 OH = 0,3 OH
Untuk mendapatkan kebutuhan material pasangan trasram 1 m2 , tiap tiap item dibagi 20 m2
Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Bata diatas Pasangan Trasram :
Seperti contoh diatas dianggap luas pasangan ½ bata bersih 80 m2 .
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 14,37 kg = 1.149,6 kg=28,74 zak (40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,04 m3 = 3,2 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 7,185 kg = 574,8 kg=14,37 zak (40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,08 m3 = 6,4 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Untuk campuran perbandingan yang lain dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
Cara mencari berapa jumlah material dan upah sama seperti diatas.
5. Cara menghitung Kebutuhan Material & Upah Pekerjaan Plesteran
Perhitungan luas bidang plesteran adalah dua kali dari luas pasangan dinding bata, misalkan luas dinding bata 80 m2 maka luas plesteran adalah 80 m2 x 2 = 160 m2.
Sedangkan campuran plesteran ada beberapa macam , mulai dari campuran 1 semen : 3 Pasir , 1 semen : 5 pasir, 1 semen : 2 kapur : 8 pasir.
Untuk hasil yang baik plesteran pada trasram gunakan campuran 1 semen : 3 pasir, sedangkan yang diatasnya dapat mengunakan campuran yang lainnya.
Kebutuhan material dan upah pekerjaan plesteran trasram (1 semen : 3 pasir)
Perhitungan luas sama dengan seperti mencari luas pada pasangan bata, misal didapat pasangan bata luas 20 m2 maka plesteran trasram 20 m2 x 2 = 40 m2.
CARA MENGHITUNG RAP
(Rencana Anggaran Pelaksanaan) PEMBANGUNANRUMAHBy : Denawi UsmanYang dimaksud dengan RAP (Rencana Anggaran Pelasanaan ), adalah kebutuhanmaterial dan tenaga secara detail untuk menyelesaikan suatu bangunan, atau dapat juga dimaksud dengan penjabaran dari RAB (Rencana Anggaran Biaya).Pada umumnya RAB digunakan untuk mengajukan penawaran pekerjaan borongan,sedangkan RAP digunakan untuk menentukan jumlah material dan tenaga dalampelaksanaan pembangunan.RAB dihitung berdasarkan Analisa BOW sedangkan RAP dihitung dengan kombinasiantara analisa BOW dan kebutuhan sesungguhnya.Contoh Perhitungan RAP.1. Fondasi Batu kali
Pertama-tama hitung total panjang Fondasi, misal didapat panjang fondasi 75 meter,
kemudian hitung luas penampang yaitu dg cara (0,7 + 0,3)/2 x 0,7 = 0,35 m2, sehinggadidapat Volume pasangan fondasi = 0,35 m2 x 75 m = 26,25 m3.Maka material yang dibutuhkan adalah :
Campuran 1 semen : 3 Pasir
a. Batu kali = 26,25 m3 x 1,2 = 31,5 m3b. Semen = 26,25 m3 x 202 kg = 5.302,5 kg (pc 40kg = 132,6 zak atau pc 50 kg =106 zak).
Campuran 1 semen : 4 Pasir.a. Batu kali = sama seperti diatasb. Semen = 26,25 m3 x 163 kg = 4.278,75 kg (pc 40 kg = 107 zak pc 50 kg = 86zak).
Campuran 1 semen : 5 Pasir.a. Batu kali = sama seperti diatas.b. Semen = 26,25 m3 x 136 kg = 3.570 kg (pc 40 kg = 89,25 zak, pc 50 kg = 71,4zak).
Campuran 1 semen : 6 Pasir.a. Batu kali = sama seperti diatas.b. Semen = 26,25 m3 x 117 kg = 3.071,25 kg (pc 40 kg = 77 zak, pc 50 kg = 61,4zak).
Campuran 1 semen : 8 Pasira. Batu kali = sama seperti diatas.b. Semen = 26,25 m3 x 91 kg = 2.388,75 kg (pc 40 kg = 60 zak, pc 50 kg = 48 zak )
Kebutuhan Tenaga.a. Pekerja = 26,25 m3 x 1,5 = 39,4 OHb. Tukang = 26,25 m3 x 0,6 = 16 OHc.Kep.Tkg = 26,25 m3 x 0,06= 1,6 OHd. Mandor = 26,25 m3 x 0,075=2 OH
Dari analisa kebutuhan tenaga seperti diatas, kita dapat menentukan berapa waktuyang dibutuhkan dan jumlah tenaga, untuk menyelesaikan pekerjaan PemasanganFondasi tersebut.Dan analisa diatas dapat digunakan sebagai pedoman biaya untuk patokan hargaborongan, bila merencanakan untuk membangun rumah pelaksanaannyamenggunakan tenaga harian, kita dapat memperkirakan berapa jumlah pekerja dantukang yg digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yg sudahditentukan.
Contoh : Dari perhitungan analisa diatas, untuk menyelesaikan pekerjaan pemasanganfondasi ditentukan waktu 10 hari kerja, maka pekerja yang dibutuhakan 39,4/10 = 3,9 =4 orang, Tukang 16+2+1,6=19,6/10 = 2 orang, jumlah tenaga tersebut adalah jumlahtenaga maksimum, sehingga dalam pelaksanaan tidak harus dipenuhi semua, melihatkondisi lapangan, bila tenaga sesuai dengan hitungan diatas waktu penyelesaiannyalebih dari 10 hari perlu ditinjau cara kerja tenaga tersebut,bisa tenaga belum ahlidibindangnya atau cara kerjanya terlalu pelan, apabila hal itu yang terjadi sebaiknyatenaga pelaksananya diganti.
2. Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Upah Pekerjaan Sloof 15/20
Gambar sloof diatas, pertama-tama hitung total panjang sloof, misal didapat 85 meter,kemudian cari volume yaitu 0,2 m x 0,15 m x 85 m = 2,55 m3.
Untuk menghitung kebutuhan material sloof ada 3 item pekerjaan yaitu : Material beton,material besi, material begesting.a. Beton campuran dg mutuK150 Untuk mutu beton ada beberapa macam mulai dari B0,K100,K125,K150,K175,K225,K300.
Disini penulis menggunakan mutu beton K150, krn untuk pembuatan beton dengancara manual lebih mudah mencapai K150, sedangkan untuk mutu diatasnya harusdengan pengawasan yg teliti.Kebutuhan Material :
1. semen = 2,55 m3 x 299 kg = 762,45 kg ( pc 40 kg = 19,06 zak).2. Pasir = 2,55 m3 x 799 kg = 2.037,45 kg (Bj =1,6) = 1,3 m33.Krikil = 2,55 m3 x 1.017 kg = 2.593,35 kg (Bj = 1,9)= 1,4 m3
Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:- Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar, melakukan estimasi (perhitungan), dll.- Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.
Estimasi dibedakan menjadi:- Estimasi biaya konseptual- Estimasi biaya detail
Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang akan dibangun.Contoh:Untuk rumah SEDERHANA seluas 70m2 (belum ada gambar rencana dan spesifikasi).Biaya satuan rumah sederhana adalah Rp. 750.000 per meter persegi.Maka biaya total (biaya konseptual) adalah 70m2 x Rp. 750.000/m2 = Rp. 52.500.000,- (akurasinya -30% hingga +50%)Untuk rumah MEWAH seluas 500m2 (belum ada gambar rencana dan spesifikasi).Biaya satuan rumah mewah adalah Rp. 3.750.000 per meter persegi.Maka biaya total (biaya konseptual) adalah 500m2 x Rp. 3.750.000/m2 = Rp. 1.875.000.000,- (akurasinya -30% hingga +50%)Bila rencana rumah di atas telah memiliki dokumen rencana yang lengkap (rumah sederhana dengan luas 68 m2, rumah mewah menjadi 479 m2), maka estimasi biayanya dapat dilakukan secara detail dengan menghitung volume dan biaya satuan tiap komponen bangunan sehingga diperoleh biaya total yang lebih akurat (-5% hingga +15%).
Tahapan Proyek Konstruksi
Tahapan Proyek
Estimasi biaya konseptual juga dapat dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang diperbaharui dengan menggunakan indeks biaya (harga).Berikut ini adalah contoh indeks biaya (harga) konstruksi di Amerika sejak tahun 1913 hingga 1978:
Contoh estimasi biaya konseptual dengan menggunakan indeks biaya (harga):Untuk membangun jalan antar kota di Amerika pada tahun 1970 dibutuhkan biaya USD 75 per m2.Maka jika pada tahun 1978 akan dibangun jalan antar kota di Amerika, biaya yang dibutuhkan adalah:1790
= ———- x USD 75 per m2800
= 2.24 x USD 75 per m2= USD 167.81 per m2
Metode Faktor Kapasitas
Antara beberapa proyek bangunan sejenis namun besar dan luasnya berbeda terdapat suatu korelasi yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi biaya konseptual.
Korelasi tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:
K2B2 = B1 {—-}^xK1
dimana:B2 = Estimasi biaya bangunan sejenis yang baru dengan kapasitas K2B1 = Biaya bangunan lama dengan kapasitas K1K2 = Kapasitas bangunan baruK1 = Kapasitas bangunan lamax = Faktor kapasitas sesuai jenis bangunan
Berikut adalah faktor kapasitas untuk berbagai jenis bangunan:
Metode Rasio Biaya Komponen Bangunan
Tiap-tiap komponen bangunan memiliki rasio tertentu terhadap biaya total bangunan yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi biaya konseptual.
Berikut ini adalah contoh rasio biaya tiap komponen pada bangunan laboratorium:
Biaya investasi untuk suatu bangunan (konstruksi) dibedakan atas biaya konstruksi (construction), biaya non-konstruksi (non-construction), dan biaya daur hidup (life-cycle).
Estimasi (perhitungan) biaya konstruksi secara detail didasarkan atas:– Gambar rencana yang detail– Spesifikasi kegiatan atau pekerjaan yang detail.
Biaya tiap kegiatan atau pekerjaan disebut biaya satuan kegiatan atau pekerjaan (harga satuan pekerjaan).Biaya satuan pekerjaan dirinci berdasarkan:– Bahan yang digunakan,
– Alat yang digunakan,– Pekerja yang terlibat untuk pekerjaan tersebut.
Biaya-biaya di atas adalah biaya yang langsung (direct) berkaitan dengan kegiatan/pekerjaan tersebut dan disebut biaya langsung (direct cost).
Komponen biaya langsung (direct cost) antara lain dipengaruhi oleh:1. Lokasi pekerjaan.Contoh, harga di Bandung berbeda dengan Jakarta2. Ketersediaan bahan, peralatan, atau pekerja.Contoh, ketika semen langka di pasaran, harga yang normalnya Rp. 31.000/zak menjadi Rp. 40.000/zak3. Waktu.Contoh, pekerjaan galian yang normalnya dilaksanakan dalam 2 hari biayanya Rp. 25.000,- per m3, bila harus dipercepat menjadi 1 hari, biayanya meningkat menjadi Rp. 45.000,-.
Disamping biaya langsung, terdapat pula biaya tambahan (mark up) atau biaya tidak langsung. Komponen biaya tambahan terdiri dari:
1. Biaya Over head
Biaya Over head adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja.Contoh, ketika bagian logistik memesan semen dilakukan dengan menggunakan telepon genggam (HP). Biaya pulsa telepon tersebut tidak dapat ditambahkan pada harga semen yang dipesan.Contoh lain biaya operasional kantor proyek di lapangan (site office) seperti listrik, air, telepon, gaji tenaga administrasi, dst. tidak dapat dimasukkan ke biaya pekerjaan pondasi beton.
2. Biaya tak terduga (contingency cost)
Biaya tak terduga (contingency cost) adalah biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi (meskipun belum pasti terjadi).Contoh: untuk pekerjaan pondasi beton diperlukan pemompaan lubang galian yang sebelumnya tidak diduga akan tergenang air hujan.
3. Keuntungan (profit)
Keuntungan (profit) adalah jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak.
4. Pajak (tax),
berupa antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, Pajak Penghasilan (PPh), dll.
Biaya (Harga) Satuan Pekerjaan
Biaya (harga) satuan pekerjaan adalah jumlah:– Total biaya bahan yang digunakan,– Total biaya peralatan yang digunakan,– Total upah seluruh pekerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Contoh:Biaya satuan (1m3) beton K-250 untuk pondasi pelat adalah sebesar Rp. 453.000,-. Artinya biaya satuan tersebut meliputi total biaya bahan yang digunakan, total biaya peralatan yang digunakan, dan total upah seluruh pekerja yang terlibat dalam pembuatan 1 m3 beton K-250.Biaya satuan (buah) pondasi pelat beton adalah sebesar Rp. 675.000,- Artinya biaya satuan tersebut meliputi biaya bahan (beton, tulangan, cetakan) yang digunakan, biaya peralatan (cangkul, sekop, pengaduk beton, pemadat beton, dll.) yang digunakan, serta upah seluruh pekerja (menggali & menimbun, pasang cetakan, mengecor, memadatkan beton, dsb.)
Contoh Biaya (Harga) Satuan Bahan
Contoh Biaya (Harga) Satuan Peralatan
Contoh Biaya (Harga) Satuan Upah
Contoh Biaya (Harga) Satuan Pekerjaan
Biaya (Harga) Satuan dan Indeks Harga (Price Index)
Biaya satuan bahan, biaya satuan alat,dan biaya satuan upah dapat berbeda dari waktu ke waktu dan satu lokasi ke lokasi lain.Dengan menggunakan Indeks biaya (harga) maka estimator tidak perlu melakukan survei harga ulang untuk seluruh jenis bahan, peralatan maupun upah.Survei hanya dilakukan untuk beberapa jenis bahan dan upah tenaga kerja yang paling banyak dipakai dalam proyek tersebut. Contoh: pada pekerjaan gedung, maka bahan utamanya adalah semen, pasir, baja tulangan, bata merah atau batako.
dimana,PI : Indeks Harga untuk faktor pengali harga baruPi : Harga baru untuk bahan/peralatan/upah yang disurvei ulangP0 : Harga lama bahan/peralatan/upah yang disurvei ulangn : Jumlah bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang
Contoh Penghitungan Indeks Harga (Price Index)
Kasus: Penentuan Indeks Harga untuk mengubah biaya (harga) satuan Kota Bandung menjadi harga satuan Kota Pekanbaru untuk kurun waktu yang sama. Dalam contoh pada tahun 2001.
Untuk menentukan biaya (harga) satuan tahun 2005, maka perlu dihitung Indeks Harga akibat perubahan waktu (2001-2005).
Contoh Penggunaan Indeks Harga (Price Index)
Struktur Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek Konstruksi
CONTOH RENCANA ANGGARAN BIAYA KOS KOSAN (LANATAI 2, 10 Kamar)
No Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Harga Jumlah1 Pagar Keliling 11 m Rp Rp
150,000 1,650,000
2 Pekerjaan Bowplang 107 m2 Rp 20,000
Rp 2,140,000
3 Pem Gdng&Bedeng 20 m2 Rp 170,000
Rp 3,400,000
4 Galian Tanah 32 m3 Rp 50,000
Rp 1,600,000
5 Urugan Tanah 47 m3 Rp 180,000
Rp 8,460,000
6 Pas.Batu Kosong 4.8 m3 Rp 180,000
Rp 864,000
7 Pondasi 5.6 m3 Rp 450,000
Rp 2,520,000
8 Pasangan Batu Bata 645.84 m2 Rp 50,000
Rp 32,292,000
9 Plesteran 1291.68 m2 Rp 20,000
Rp 25,833,600
10 Acian 1291.68 m2 Rp 17,500
Rp 22,604,400
11 Sloop 5.6 m3 Rp 3,000,000
Rp 16,800,000
12 Kolom 15 m3 Rp 3,000,000
Rp 45,000,000
13 Balok Ring 12 m3 Rp 3,000,000
Rp 36,000,000
14 Plat beton 10 m3 Rp 3,000,000
Rp 30,000,000
15 Peker Kusen Kruing 91 m Rp 80,000
Rp 7,280,000
16 Pintu PVC 10 Set Rp 200,000
Rp 2,000,000
17 Pintu Panil 10 Set Rp 600,000
Rp 6,000,000
18 Daun Jendela 10 pcs Rp 400,000
Rp 4,000,000
19Kosntruksi Baja Ringan
85.06 m2 Rp 160,000
Rp 13,609,600
20 Plapon+Rangka 206 m2 Rp 80,000
Rp 16,480,000
21 Listplank 47 m Rp 15,000
Rp 705,000
22 Pas. Genteng 85.06 m2 Rp 50,000
Rp 4,253,000
23 Pas Bubungan 24 m Rp 35,000
Rp 840,000
24 Lis Plapon 245 m Rp Rp
15,000 3,675,000
25 Kloset Duduk 10 pcs Rp 800,000
Rp 8,000,000
26 Pas Pipa 1" 50 m Rp 15,000
Rp 750,000
27 Pas Pipa 3" 50 m Rp 30,000
Rp 1,500,000
28 Pas Keramik 30x30 206 m2 Rp 120,000
Rp 24,720,000
29 Pas Keramik Dinding 99 m2 Rp 120,000
Rp 11,880,000
30 Pas. Keramik 20x20 18 m2 Rp 110,000
Rp 1,980,000
31 Pas Keramik Plin 200 m Rp 20,000
Rp 4,000,000
32 Pengecatan Dinding 1291.68 m2 Rp 15,000
Rp 19,375,200
33 Pengecatan Plapon 206 m2 Rp 20,000
Rp 4,120,000
34 Septik Tank 1 unit Rp 2,500,000
Rp 2,500,000
35 Ralling Tangga 8 m Rp 300,000
Rp 2,400,000
36 Tangga Beton 7.3 m Rp 500,000
Rp 3,650,000
37 Talang Beton 65 m2 Rp 200,000
Rp 13,000,000
38 Rabatan 103 m2 Rp 30,000
Rp 3,090,000
39 Transport 130 hr Rp 60,000
Rp 7,800,000
40 Pasangan Paras 19.32 m2 Rp 120,000
Rp 2,318,400
41 Bak Kontrol 1 unit Rp 600,000
Rp 600,000
Total Rp 399,690,200
JENIS BAHAN YG DIGUNAKAN
No Nama Bahan Merek P L T Q Bahan Dasar1Semen Gresik 50kg
2Besi Beton 6 SNI 12000 6 6mm 3Besi Beton 8 SNI 12000 8 8mm 4Besi Beton 13 SNI 12000 13 13mm 5Keramik 30x30 Kia 30 30 0.5cm 6Keramik 20x20 Kia 20 20 0.5cm 7Keramik 20x25 Kia 20 25 0.5cm 8Keramik Plin Kia 30 12 0.5cm 9Kusen Pintu PVC Muriko 60 120 mm
10Kusen Jendela Allu Prima 1 4 inci Alluminium11Pintu PVC Muriko 700 44 2000mm 12Kunci Solid 1 Set Baja13Jendela Allu Prima 1750 1150 44mm Alluminium14Kaca Asahi 1100 1700 5mm Kaca15Engsel Solid 1 Set Baja16Instalasi Listrik Broco 1 Set 17Kloset INA 762 381 762 1 Set 18Shower Ex China 8 8 inci 19Pemipaan Wavin m 20Cat Vinilek 21Paras Kerobokan m2 22Plapon Gypsum 1220 2440 5mm 23Rangka Atap Baja Kcn. Truss 80 40 mm Galvanis24Atap K. Kebang m2 25Relling Tangga TAJ m Galvanis26Rangka Plapon Holo 40 40 m2 Besi27Paving Orien m2 28Washtafel Toto 29Alluminium Foil Shine Foil 120 300 cm Alluminium30Seng 90 180 0.5lbr Seng
PERKIRAAN JUMLAH BAHAN
1 Besi 16 Lonjor2 Besi 13 70 Lonjor3 Besi 8 115.52 Lonjor4 Besi 6 Lonjor5 Galian 30 m36 Urugan 13 m37 Beton 1:2:3 24 m3
8 Semen 193.8 Sak9 Pasir 13.92 m310 Koral 18.72 m311 Beton 1:3:8 47 m312 Semen 256.15 Sak13 Pasir 27.26 m314 Koral 40.89 m315 Hebel 13 m316 Keramik 30x30 150 m217 Keramik 25x20 30 m218 Keramik 20x20 6 m219 Batu Kali 8 m320 Baja Ringan 42.74 m221 Cat Dinding 227.27 m222 Cat Plapon 206 m223 Genteng 2700 bj24 Bubungan 17.5 m25 Semen Plesteran 50 Sak26 Pasir Plesteran 5 m327 Holo 39.5 lonjor28 Gypsum 70 lbr29 Paku Gypsum 6 ktk30 Bambu 50 btg31 Kayu 50 btg32 Paku 5cm 50 kg33 Paku 7cm 50 kg34 Sewa Molen 1 Set35 Palu 5 Set36 Kapak 2 Set37 Sekop 3 Set38 Cangkul 5 Set39 Meteran 2 Set40 Terval 1 lbr41 Triplek 2mm 10 lbr42 Triplek 2cm 10 lbr43 Kawat 2 Roll44 Paving m245 Paras 19 m246 Kusen Alluminium m47 Jendela Alluminium bj48 Pintu Harmonika m2
RAB PEMBANGUNAN RUMAH TYPE 45/100