rantai dingin vaksin

download rantai dingin vaksin

of 6

description

cold chain

Transcript of rantai dingin vaksin

Sistim Rantai Dingin Vaksin atau Cold Chain Vaccines.. Siapa perlu?PendahuluanSejak ditemukannya vaksin dan tehnik pembuatan vaksin yang semakin berkembang pesat hingga saat ini, ada satu hal yang mutlak harus ada bila kita berbicara tentang penyimpanan vaksin, yaiturantai dinginataucold chain, yaitu suatu sistim penyimpanan vaksin dengan suhu antara 2 - 8 derajat Celsius, agar supaya komponen dalam vaksin yang bersifat bioaktif tidak mengalami kerusakan karena suhu yang tinggi atau suhu yang terlalu rendah, sehingga dengan suhu penyimpanan yang tepat, potensi proteksi vaksin akan tetap terjaga maksimal hingga waktu yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat vaksin, yang ditentukan dengan yang disebut Expiration Date atau Waktu Kadaluarsa vaksin.Hal ini kedengarannya gampang dilaksanakan, namun dalam kenyataannya adalah cukup sulit dan rumit untuk diikuti. Sejak vaksin selesai dibuat dalam pebrik farmasi, maka vaksin itu sudah harus disimpan dalam ruangan penyimpanan khusus dengan suhu yang telah ditentukan untuk jenis vaksin tersebut, biasanya berkisar antara 2 - 8 derajat Celsius, kecuali untuk jenis vaksin tertentu seperti vaksin polio oral OPV yang harus disimpan dibawah - 20 derajat Celsius.Sewaktu vaksin tersebut diangkut ke pelabuhan udara untuk dikirimkan kedaerah atau negara lain, maka vaksin tersebut harus dikemas sedemikian rupa sehingga suhu dalam kontainer vaksin ini tetap sekitar 2 - 8 derajat Celsius selama perjalanan hingga tiba ditempat tujuan.Setelah sampai ditempat tujuan, maka vaksin ini segera harus dipindahkan kedalam fasilitas ruang penyimpanan khusus dengan suhu 2 - 8 derajat Celsius, bila nanti vaksin ini dikeluarkan dari pelabuhan udara untuk dibawa ke distributor farmasi, maka juga diperlukan mobil dengan sistim pendingin yang khusus untuk bisa tetap menjaga suhu sehingga mutu dan potensi vaksin bisa tetap terjaga.Cerita rantai dingin atau cold chain ini masih berlanjut dari gudang penyimpanan distributor hingga tiba di rumah sakit, atau di klinik imunisasi atau dokter dan pasien pemakai vaksin.Semua perlengkapan dan sistim rantai dingin atau cold chain ini, sejak dari pebrik pembuat vaksin hingga mencapai tempat dokter dan pasien pemakai vaksin, adalah rumit dan berharga mahal. Jika ada kelainan atau kerusakan atau gangguan pada salah satu mata rantai tersebut diatas, maka vaksin tersebut sudah pasti akan mengalami kerusakan pada molekul bioaktif nya sehingga mutu dan potensi proteksi vaksin tersebut diragukan, dengan akibat vaksin tersebut tidak dapat lagi dipakai untuk tujuan imunisasi terhadap suatu jenis penyakit infeksi tertentu yang ditujukan oleh vaksin tersebut.Setiap tahun diseluruh dunia ada sekitar 50% lebih vaksin yang terbuang percuma karena masalah gangguan sistim rantai dingin atau cold chain ini, yang terjadi selama perjalanan dari pabrik pembuat hingga ke tempat tujuan vaksin. Bisa kita bayangkan berapa banyak pemborosan yang terjadi karenanya.Dibawah ini, dipaparkan tentang penemuan tehnik baru yang bisa dipakai untuk menggantikan sistim rantai dingin atau cold chain yang rumit, mahal dan tidak mudah untuk negara atau daerah yang masih berkembang, dimana listrik menjadi masalah utama untuk daerah atau negara tersebut, demi untuk menjaga mutu vaksin dan juga antibiotika yang akan kita pergunakan.Penemuan Stabilizer Protein Sutra oleh Dr. KaplanPenelitian yang dibiayai oleh Badan Kesehatan Nasional Amerika (National Institute of Health) telah mengembangkan zat pen-stabil baru berbasis sutra atausilk based stabilizer, yang didalam laboratorium, bisa membuat beberapa jenis vaksin dan antibiotik tetap stabil hingga140 derajat Fahrenheit, atau sekitar60 derajat Celsius.Hal ini memberikan kemungkinan menhilangkan keharusan untuk menyimpan beberapa jenis vaksin dan antibiotik dalam suhu rendah, sehingga hal ini bisa menyebabkan penghematan bermiliard dollar setiap tahun, dan memberikan akses bagi penduduk dunia ketiga untuk pemakaian produk biologi seperti hormon, vaksin dan antibiotika dikemudian hari.Arti Penting Sistim Rantai Dingin atau Cold Chain untuk Vaksin dan AntibiotikaKarena hormon, vaksin dan beberapa jenis antibiotika adalah merupakan produk biologi yang tidak stabil dan mudah menjadi rusak akibat pengaruh suhu dan kelembaban udara yang tinggi.Vaksin, hormon dan antibiotika seringkali memerlukan fasilitas pendingin untuk mencegah kerusakan struktur kimiawinya, karena perubahan dan kerusakan struktur kimiawinya dapat menyebabkan kehilangan potensi dan menjadi tidak berguna bagi pengobatan lagi.Denganzat penstabil dari sutra/silk bases stabilizer, yang membuat bioktif molekul vaksin dan antibiotika menjadi tidak aktif, maka para peneliti ini berhasil melindungi dan menstabilkan baik vaksin hidup juga antibiotika ketika disimpan dalam suhu yang lebih tinggi daripada suhu yang direkomendasikan oleh rantai dingin atau cold chain, untuk menyimpan vaksin hidup dan antibiotika ini.Penelitian ini dibiayai olehNIHsNational Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering(NIBIB), dikerjakan olehDavid Kaplan,Ph.D., danJeney Zhang, Ph.D, diTufts UniversitySchool of Engineering di Medford, Massachusetts, dan The National Eye Institute, the National Institute of Dental and Craniofacial Research dari NIH juga berkontribusi dalam penelitian ini.Hasil penemuan ini telah dipublikasikan secara on-line di Proceedings of theNational Academy of Sciences on July 9, 2012.Masalah Rantai Dingin atau Cold Chain bagi Produk Biologi Seperti Hormon, Vaksin dan AntibiotikaRantai DinginatauCold Chain, yang digunakan untuk menjaga suhu dingin bagi hormon, vaksin dan antibiotika sejak dari produksi hingga dipergunakan dirumah sakit atau klinik, adalah suatu proses yang mahal, bisa mencapai sekitar80%dari harga jual vaksin.Keperluan akan rantai dingin atau cold chain untuk produk biologi tertentu sungguh menjadi masalah bagi pihak penyedia jasa kesehatan, organisasi donor vaksin dunia, para ilmuwan dan perusahaan farmasi sejak beberapa puluh tahun yang silam, terutama pada keadaan disuatu daerah, dimana ketersediaan listrik masih menjadi masalah.Kegagaalan dalam menyediakan rantai dingin atau cold chain yang baik menyebabkan kerusakan hampir 50% vaksin diseluruh dunia, setiap tahun.Dalam usaha untuk mengatasi masalah rantai dingin atau cold chain ini, Dr. Kaplan dan team telah bekerja secara intensif dengan film sutra yang dibuat sedemikan rupa sehingga bisa melapisi dan membungkus molekul bioaktif dari vaksin dan antibiotik, sehingga ini bisa memperpanjangmasa hidupataushelf lifedari vaksin dan antibiotika ini.Sutradipakai karenapolimer proteindengan sifat dan struktur kimianya yang dimiliki sutra, bisa menciptakan lingkungan ideal yang unik, untuk berfungsi sebagai stabilizer untuk bioaktive molekul dari produk biologi seperti vaksin, hormon dan antibiotika , tetap stabil dalam jangka waktu tertentu, meskipun disimpan diluar suhu rantai dingin atau cold chain yang direkomendasikan untuk produk vaksin dan antibiotika tersebut.Bukti Pengujian Stabilizer Protein Sutra Bagi Mutu Vaksin dan AntibiotikUntuk menguji stabilizer sutra, maka Dr, Kaplan dan Team menyimpan 3 kelompok vaksin measles, mumps dan rubella (Vaksin MMR) selama 6 bulan pada suhu yang telah direkomendasikan yaitu 39.2 derajat Fahrenheit (4 derajat Celsius), juga ada yang disimpan pada suhu 77,98 derajat Fahrenheit (25.5 derajat Celsius) dan 113 derajat Fahrenheit (45 derajat Celsius).Catatan: suhu yang dianjurkan untuk penyimpanan vaksin MMR adalah antara 2 - 8 derajat Celsius. Atau 35.6 - 46.4 derajat FahrenheitHasil uji cobamembuktikan bahwa bioaktif molekul vaksin MMR yang telah dibungkus dengan stabilizer protein sutra ini bisa menjaga potensi dan stabilitas vaksin dengan kehilangan potensi yang sangat minimum, meskipun telah disimpan selama 6 bulan disuhu tinggi diluar rekomendasi suhu rantai dingin atau cold chain yang berlaku.Demikian juga dengan antibiotika yang diperlakukan dengan cara uji yang sama, bioaktif molekul antibiotik yang telah dibungkus dengan stabilizer sutra tetap menjaga aktivitas antibiotika ini dalam batas maksimum meskipun telah disimpan dalam suhu yang lebih dari 140 derajat Fahrenheit.Dr. Kaaplan dan Teamnya juga menemukan efek lain daari stabilizer sutra ini yaitu bisamelindungi antibiotika terhadap pengaruh sinar matahari.Penemuan stabilizer sutra ini bisa dikombinasikan dengansistim jarum mikro sutraatausilk microneedle systemyang juga merupakan temuan Dr. Kaplan. Jarum yang mungil ini bisa menyaluran obat langsung kedalam sel kulit yang mengandung lapisan sel khusus untuk mendistribusikan obat yng diberikan. Dengan cara ini, maka hanya diperlukan dosis obat atau dosis vaksin yang kecil saja, namun sudah bisa berefek menimbulakan reaksi imunologi yang lebih lama bila dibandingkan dengan cara pemberian obat dan vaksin yang konvensionil.Kombinasi kedua temuan ini akan membuat sederhana cara menstabilkan juga transport vaksin dan distribusinyaSehingga untuk vaksin juga antibiotika, pemakaian tehnik baru hasil research stabilizer protein sutra dan silk microneedle system atau jarum mikro sutra, akan sangat mengurangi efek pengaruh buruk udara panas dan lembab yang ada didaerah tropis dan sub tropis untuk produk biologi seperti hormon, vaksin dan antibiotika.Dan dengan demikian akan mengurangi sampai 80% beban biaya yang khusus dipergunakan untuk menjaga sistim Rantai Dingin atau Cold Chain agar tetap berfungsi baik selama transportasi vaksin dan mengurangi kerusakan vaksin akibat gangguan Rantai Dingin atau Cold Chain yang selama ini telah mencapai 50% lebih diseluruh dunia setiap tahunsuatu penghematan yang luar biasa, yang bisa dialihkan untuk keperluan kemanusiaan yang lainPengelolaan rantai dingin vaksin program imunisasi tingkat pusat kesehatanmasyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal Propinsi Dati I JawaTengah.xv + 98 halaman : tabel, bagan, grafik dan lampiran.Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tetapmerupakan penyebab utama kematian. Untuk mendapatkan dampakpenurunan kematian dan kesakitan, maka program imunisasi tidak hanyaberbicara tentang cakupan tetapi juga kualitas pelayanan harus terjamin.Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksinyang cukup, yaitu melalui pengelolaan rantai dingin vaksin dari pabrik sampaikelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentangpengelolaan rantai dingin vaksin program imunisasi di tingkat puskesmas,khususnya pengelolaan rantai dingin vaksin di dalam gedung puskesmas.Penelitian ini menggunakan metode survei dengan total populasi, bersifatevaluasi Formatif dan Explanatory Research.Dari hasil penelitian diperoleh gambaran tentang pengelolaan rantai vaksin,antara lain ; pengetahuan petugas tentang pengelolaan rantai dingin vaksin68 %, lemari es yang digunakan 28 % diantaranya sistem absorbsi,pengawasan pimpinan puskesmas terhadap pengelolaan rantai dingin vaksin68,6 % serta keadaan pengelolaan rantai dingin vaksin 70,6 % telahdilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Sedangkan kaitan antara faktor-faktoryang berpengaruh terhadap pengelolaan rantai dingin vaksin di tingkatpuskesmas ternyata ; umur petugas, pengalaman penataran petugas, jenislemari es yang digunakan dan pengetahuan petugas tidak ada kaitan yangbermakna dengan baik tindakannya pengelolaan rantai dingin vaksin tingkatpuskesmas. Hanya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan puskesmasyang menunjukan adanya kaitan yang bermakna dengan baik tidaknyapengelolaan rantai dingin vaksin tingkat puskesmas.Untuk meningkatkan pengelolaan rantai dingin vaksin di tingkat puskesmas,perlu ditingkatkan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan puskesmas,terutama dalam pemeriksaan terhadap persiapan vaksin yang akan di bawake lapangan dan penjelasan tentang pentingnya pengelolaan rantai dinginvaksin dalam mempertahankan potensi vaksin. Agar memperoleh gambaranyang lebih refresentatif maka perlu dilakukan penelitian yang sama yang lebihmendalam dengan jumlah sampel yang lebih besar. Pengelolaan rantai dingin vaksin program imunisasi tingkat pusat kesehatanmasyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal Propinsi Dati I JawaTengah.xv + 98 halaman : tabel, bagan, grafik dan lampiran.Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tetapmerupakan penyebab utama kematian. Untuk mendapatkan dampakpenurunan kematian dan kesakitan, maka program imunisasi tidak hanyaberbicara tentang cakupan tetapi juga kualitas pelayanan harus terjamin.Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksinyang cukup, yaitu melalui pengelolaan rantai dingin vaksin dari pabrik sampaikelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentangpengelolaan rantai dingin vaksin program imunisasi di tingkat puskesmas,khususnya pengelolaan rantai dingin vaksin di dalam gedung puskesmas.Penelitian ini menggunakan metode survei dengan total populasi, bersifatevaluasi Formatif dan Explanatory Research.Dari hasil penelitian diperoleh gambaran tentang pengelolaan rantai vaksin,antara lain ; pengetahuan petugas tentang pengelolaan rantai dingin vaksin68 %, lemari es yang digunakan 28 % diantaranya sistem absorbsi,pengawasan pimpinan puskesmas terhadap pengelolaan rantai dingin vaksin68,6 % serta keadaan pengelolaan rantai dingin vaksin 70,6 % telahdilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Sedangkan kaitan antara faktor-faktoryang berpengaruh terhadap pengelolaan rantai dingin vaksin di tingkatpuskesmas ternyata ; umur petugas, pengalaman penataran petugas, jenislemari es yang digunakan dan pengetahuan petugas tidak ada kaitan yangbermakna dengan baik tindakannya pengelolaan rantai dingin vaksin tingkatpuskesmas. Hanya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan puskesmasyang menunjukan adanya kaitan yang bermakna dengan baik tidaknyapengelolaan rantai dingin vaksin tingkat puskesmas.Untuk meningkatkan pengelolaan rantai dingin vaksin di tingkat puskesmas,perlu ditingkatkan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan puskesmas,terutama dalam pemeriksaan terhadap persiapan vaksin yang akan di bawake lapangan dan penjelasan tentang pentingnya pengelolaan rantai dinginvaksin dalam mempertahankan potensi vaksin. Agar memperoleh gambaranyang lebih refresentatif maka perlu dilakukan penelitian yang sama yang lebihmendalam dengan jumlah sampel yang lebih besar.