rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

17
Tugas Remedial UTS Arini Dina Hanifa Materi: Proses Kolonialisme Barat di Indonesia

Transcript of rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Page 1: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Tugas Remedial UTSArini Dina Hanifa

Materi: Proses Kolonialisme Barat di Indonesia

Page 2: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Kolonial berasal dari nama seorang petani romawi bernama Colonus. Ia pergi jauh mencari tanah yang belum dikerjakan. Lama-lama makin banyak orang yg mengikutinya, dan mereka menetap di sebuah tempat yg disebut Colonia.

Kolonialisme adalah masa penjajahan yg hanya menguasai tanahnya saja. Sedangkan Imperialisme tidak hanya tanah, tapi juga pemerintahan yg dikuasai.

Arti Kolonialisme

Page 3: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Kebijakan-kebijakan Pemerintah KolonialVOC: Sistem penyerahan wajibDaendels: Sistem kerja wajib

(kerja rodi)Raffles: Sistem sewa tanahVan Den Bosch: Sistem tanam

paksaVan Deventer: Sistem politik

liberal & sistem politik etis

Page 4: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Karena banyaknya pegawai & tentara VOC memerlukan biaya besar yg diambil dari penduduk. Mereka diwajibkan mengumpulkan tanaman hasil bumi ke kepala desa dan masing-masing desa ditetapkan jatah tertentu.

Kepala desa menyerahkan pada bupati utk disampaikan pada kompeni. Kompeni tidak mendapatkannya scr gratis, tapi juga memeri imbalan berupa hasil bumi tsb. Tapi tanpa tawar-menawar dan harganya ditetapkan oleh kompeni.

Kebijakan VOC:◦ Membuat tentara

◦ Membuat perjanjian dagang

◦ Membangun percetakan uang

VOC yg berkuasa dari tahun 1602 akhirnya bangkrut di tahun 1799 dikarenakan banyaknya gaji tentara dan biaya perang untuk mengatasi perlawanan penduduk, serta semakin maraknya korupsi. Juga dikarenakan persaingan dgn kongsi dagang lainnya.

Sistem Penyerahan Wajib VOC

Page 5: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Belanda yg dikuasai Prancis yg dirajai Louis Napoleon mengirim Herman Willem Daendels sebagai gubernur jendral Jawa.

Untuk melasanakan tugas tsb, Daendels mengambil beberapa langkah:◦ Menarik orang Indonesia untuk dijadikan tentara

◦ Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya

◦ Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon

◦ Membangun benteng-benteng

◦ Membangun jalan raya pos dari Anyer-Panarukan (kurang lebih 1000 km)

Untuk mewujudkannya Daendels menerapkan sistem kerja rodi.

Cara yg digunakan utk memperoleh dana untuk menghadapi Inggris:◦ Contingenten stelsel, yaitu pajak yg harus dibayar oleh rakyat berupa

hasil bumi

◦ Verplichte leverentie, yaitu kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah Belanda dgn harga yg ditetapkan

◦ Preanger stelsel, yaitu kewajiban kpd rayat Priangan utk menanam kopi

◦ Menjual tanah ke pihak swasta asing

Dengan menjual tanah ke pihak swasta asing Daendels yg keras & disiplin berarti telah melanggar Undang-undang negara. Daendels dipanggil pulang ke Belanda dan digantikan Janssens yg lemah dan kurang cakap sehingga dapat dikalahkan Inggris, dan harus menandatangani Kapitulasi Tutang.

Sistem Kerja Wajib (Kerja Rodi) Daendels

Page 6: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Akibat Kapitulasi Tutang, Indonesia jatuh ke tangan Inggris yg mengirimkan Thomas Stamford Raffles sbg letnan gubernur Indonesia pada tahun 1811. Raffles ingin memberikan kepastian hukum dan kebebasan berusaha sehingga menghapuskan segala sistem paksaan terutama pada petani.

Raffles berpatokan pada 3 asas:◦ Menghapus segala bentuk penyerahan wajib & kerja rodi

◦ Peran bupati sebagai pemungut pajak dihapus, dan dijadikan bagian pemerintahan

◦ Menganggap pemerintah kolonial adalah pemilik tanah, sehingga petani yg menggarap tanah dianggap sbg penyewa tanah milik pemerintah

Gagasan-gagasan Raffles mengenai kebijakan ekonomi kolonial yg baru, telah sangat mempengaruhi pandangan dari pejabat pemerintahan Belanda yg pada tahun 1816 mengambil alih kembali kekuasaan Jawa dari Inggris.

Kebijakan Raffles masih diteruskan oleh pemerintah kolonial Belanda yang baru, dan baru dihapuskan oleh Gubernur Jendral Van den Bosch yg pada 1830 menghidupkan unsur-unsur paksaan dalam penanaman tanaman dagang dalam bentuk yg lebih keras dan efisien.

Sistem Sewa Tanah (Landelijk Stelsel)

Page 7: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Pada 1830 Belanda sangat payah keuangannya karena harus membiayai perang Diponegoro dan usaha mencegah Belgia memisahkan diri. Van den Bosch mengajukan rencana utk dapat meningkatkan produksi tanaman ekspor (cultuur stelsel/Tanam Paksa) di Indonesia untuk menolong keuangan negeri Belanda.

Ketentuan Pokok tanam paksa tertera dalam Staatsblad (Lembaga Negara) tahun 1834, No.22, antara lain:

Penduduk harus menyerahkan sebagian tanahnya utk tanam paksa Penduduk harus menyediakan tanah utk tanam paksa tidak boleh

melebihi 1/5 tanah mereka Pekerjaan yg dilakukan utk Tanam Paksa tidak boleh melebihi

pekerjaan yg diperlukan utk menanam padi Bagian tanah yg digunakan utk Tanam Paksa dibebaskan dari pajak,

tapi nyatanya mereka masih harus membayar pajak Tanaman hasil Tanam Paksa diserahkan kepada pemerintah Gagal panen yg bukan karena kelalaian rakyat harus dibebankan

kepada pemerintah Petani desa mengerjakan tanah mereka dibawah pengawasan

kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai eropa hanya mengawasi apakah pekerjaan berjalan dgn baik dan tepat waktu.

Sistem Tanam Paksa (Cultuur stelsel)

Page 8: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Tanam Paksa mencapai puncak perkembangannya sekitar tahun 1830-1840. Tetapi tahun 1850 mulai terjadi pengendoran. Malapetaka di Cirebon, Demak, dan Grobogan sampai di negeri Belanda. Mereka juga mendengar ttg sikap pegai Belanda yg sewenang-wenang.

Pada tahun 1860 di Belanda terbit 2 buku yg menentang tanam paksa sehingga semakin banyak masyarakat yg menghendaki tanam paksa dihapus. Kedua buku itu adalah Max Havelaar yg dikarang oleh Douwes Dekker dgn nama samaran Multatuli, dan Suiker Contracten (kontrak-kontrak gula) ditulis oleh Frans van de Putte. Karena pendapat umum yg membalik, sejak itu tanam paksa berangsur-angsur dihapuskan. Tahun 1860 tanam paksa lada dihapuskan, pada tahun 1865 menyusul nila dan teh. Tahun 1870 bisa dikatakan semua tanam paksa sudah terhapus, kecuali kopi di daerah Priangan yg baru dihapus tahun 1917.

Sistem Tanam Paksa (Cultuur stelsel)

Page 9: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Di negeri Belanda antara tahun 1850-1860 terjadi perdebatan ttg untung rugi dan baik buruknya tanam paksa. Golongan yg menyetujui tanam paksa terdiri dari pegawai pemerintah dan pemegang saham perusahaan Netherlandsche Handel Maatschappy (NHM) yg selama tanam paksa mendapat hak monopoli utk mengangkut hasil tanam paksa dari Indonesia ke Eropa.

Golongan yg menentang tanam paksa ada beberapa golongan. Golongan pertama yaitu mereka yg merasa iba mendengar keadaan petani di Indonesia yg menderita. Mereka menentang tanam paksa berdasarkan perikemanusiaan. Kebanyakan diantaranya diilhami oleh ajaran agama. Kedua, golongan menengah yg terdiri dari pengusaha dan pedagang swasta, yg juga menginginkan agar tidak hanya pemerintah yg memegang kegiatan ekonomi, tapi juga mereka diberi kesempatan utk berusaha dgn mmenanam modal di Indonesia, yg bisa dijalankan apabila di Indonesia tidak ada tanam paksa yg disponsori oleh pemerintah. Golongan ini disebut kaum liberal. Mereka menghendaki pemerintah hanya bertindak sebagai pelindung warganya, menyediakan prasarana dan mengatur jalannya hukum., keamanan, dan ketertiban. Kegiatan ekonomi supaya diserahkan kepada swasta.

Pelaksanaan Politik Kolonial Liberal

Page 10: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Periode antara tahun 1870-1900 disebut zaman liberialisme. Pada tahun 1870 di Indonesia mulai dilaksanakan politik kolonial liberal yg sering disebut “Politik Pintu Terbuka (open door policy)”. Pada waktu itu pemerintahan Belanda dipegang oleh kaum liberal. Pengusaha swasta mendapat kesempatan utk menanam modalnya di Indonesia secara besar-besaran. Mereka juga mendirikan pabrik gula, coklat, teh, rokok, dll.

Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) 1870

Merupakan sendi dari peraturan hukum agraria kolonial di Indonesia (1870-1960). Peraturan itu terhapus dgn dikeluarkannya UUP A/Undang-undang Pokok Agraria 1960 oleh pemerintah RI. Wet itu tercantum dalam pasal 51 dari Indische Staatsregeling, yaitu peraturan pokok undang-undang Hindia Belanda. Menteri jajahan Belanda De Waal, menciptakan wet ini yg isinya antara lain:

Pasal1: Gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah

Pasal2: Gubernur jenderal boleh menyewakan tanah menurut peraturan undang-undang

Pasal3: Dengan peraturan undang-undang akan diberikan tanah-tanah dengan hal erfphact yaitu hak pengusaha untuk dapat menyewa tanah dari gubernemen paling lama 75 tahun, dan seterusnya.

Pelaksanaan Politik Kolonial Liberal

Page 11: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Undang-undang Gula (Suiker Wet)Ditetapkan bahwa tebu tidak boleh diangkut keluar Indonesia, tetapi

harus diproses dalam negeri. Pabrik gula milik pemerintah akan diambil alih oleh pihak swasta.

Terbukanya Indonesia bagi swasta asing berakibat munculnya perkebunan-perkebunan swasta asing di Indonesia. Selain perkebunan, juga terjadi penanaman modal di bidang pertambangan.

Khusus di Sumatera Timur yaitu Deli dan Serdang, tenaga kerjanya didatangkan dari Cina di bawah sistem kontrak.

Koelie Ordonnantie: peraturan pertama mengenai persyaratan hubungan kerja kuli kontrak di Sumatera Timur. Kemudian berlaku pula di semua wilayah Hindia Belanda di luar Jawa.

Poenale sanctie: Ancaman hukuman yg dapat dikenakan pada pekerja-pekerja perkebunan yg melanggar ketentuan-ketentuan kontrak kerja.

Akhir abad ke-19 di negeri Belanda mulai timbul kontroversi mengenai poenale sanctie. Akibatnya pemerintah Belanda mulai mengadakan usaha utk memperbaiki keadaan di lingkungan para pekerja di Sumatera Timur.

Pelaksanaan Politik Kolonial Liberal

Page 12: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Pencetus politik etis/balas budi adalah Van Deventer. Ia menulis karangan dalam majalah De Gids yg berjudul Eu Eereschuld (hutang budi). Van Deventer menjelaskan bahwa Belanda telah berhutang budi pada Indonesia, dan harus dikembalikan dengan memperbaiki nasib rakyat, mencerdaskan dan memakmurkan.

Menurut Van Deventer, ada 3 cara utk memperbaiki nasib rakyat yaitu memajukan:

a. Edukasi/Pendidikan

b. Irigasi/Pengairan

c. Emigrasi/Perpindahan penduduk

Usulan Van Deventer mendapat perhatian besar dari pemerintah Belanda. Mereka menerima saran tentang Politik etis, namun akan diselaraskan dgn sistem kolonial di Indonesia. Tetapi usaha-usaha yg dilaksanakan tidak untuk memajukan rakyat Indonesia, tetapi utk kepentingan penjajah itu sendiri.

Bangsa Indonesia pun tersadar, penderitaan dan kemiskinan rakyat Indonesia dapat diperbaiki jika Indonesia bebas merdeka dan berdaulat.

Politik Etis

Page 13: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Bidang Politik:Tindakan pemerintah Belanda utk menghapus kedudukan menurut penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah menurunkan kewibawaan tradisional pribumi. Kedudukan mereka jadi merosot.

Bidang Sosial Ekonomi:Kesejahteraan hidup rakyat makin merosot dikarenakan penindasan para penguasa.

Bidang Kebudayaan:Pengaruh kehidupan Barat di lingkungan tradisional makin meluas, mengancam tradisi keagamaan sehingga menimbulkan perlawanan.

Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial

Page 14: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Perlawanan di Maluku1817, dipimpin kapiten Pattimura/Thomas Matulessi

Perlawanan di Minangkabau, 1821-1837, dipmpin Tuanku Imam Bonjol

Perlawanan di Jawa, 1825-1830, dipimpin Pangeran Diponegoro

Perlawanan di Sulawesi Selatan, 1776-awal abad 20, dipimpin Sutan Hasanuddin

Perlawanan di Banjar, 1859-1863, dipimpin Pangeran Hidayat

Perlawanan di Bali, 1846-1849, dipimpin I Gusti Ketut Jelantik

Perlawanan di Aceh, 1873-1912, daerah Pidie dipimpin Teuku Cik Di Tiro, bagian Barat dipimpin Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien

Perlawanan di Batak, 1878-1907, dipimpin oleh Sisimangaraja XII

Bentuk-bentuk Perlawanan Rakyat dalam Menentang Kolonialisme Barat

Page 15: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Gerakan Rakyat di Indonesia/Gerakan SosialCiri-ciri:

1. Tradisional arkais yaitu organisasi, program, dan strateginya masih sederhana

2. Gerakannya mudah ditindas oleh kekuatan militer kolonial

3. Bersifat abortif yaitu gerakan-gerakan umurnya sangat pendek

4. Merupakan pergolakan lokal atau regional yg tak ada koordinasi satu sama lain

5. Memiliki orientasi tujuan yg masih kabur, yaitu tidak mempunyai gambaran dalam mencapai tujuan.

Penggolongannya: Gerakan melawan Pemerasan atau Peraturan yg Tidak Adil Gerakan Ratu Adil Gerakan Samin tahun 1903-1907 Gerakan Keagamaan

Bentuk-bentuk Perlawanan Rakyat dalam Menentang Kolonialisme Barat

Page 16: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Pada waktu terjadi penjelajahan samudera, bangsa Portugis dan Spanyol membawa misionaris untuk menyebarkan agama kristen misionaris. Fransiskus Xaverius dan Matteus Ricci, menyebarkan agama katolik ke India, Maluku, Cina, dan Jepang, sedangkan ke Filipina disebarkan oleh bangsa Spanyol. Fransiskus Xaverius menyebarkan agama katolik di Indonesia bagian timur misalnya Maluku, Sulawesi Utara, dan NTT.

Pada abad ke-17 penyebaran agama Katolik digantikan oleh Belanda (VOC). Tokoh penyebar agama Kristen Protestan yg terkenal di Indonesia antara lain Dr. Nomensen di Tapanuli (Batak), Sebastian Danchaerts di Ambon, Heurnius di Jakarta dan Saparua.

Kehadiran Belanda di Indonesia, VOC melarang misi Khatolik melakukan kegiatan keagamaan Di Maluku, sebagian besar penduduk beragama Khatolik pindah menjadi Calvinis.

Abad19, kelompok misionaris katoik dan zending dari gereja reformasi baik dari Eropa maupun Amerika mulai berdatangan. Tahun 1814, kelompok rohaniawan Netherlandsche Zendeling Genooftschap (NZG) dari Belanda yg didukung London Misionary Society memulai aktivitas keagamaan mereka.

Daerah-daerah Persebaran Agama Kristen

Page 17: rangkuman IPS kelas 8 masa kolonialisme Barat diIndonesia

Pada tahun 1830-an muncul usaha menterjemahkan Injil ke dalam bahasa Jawa setelah sebelumnya ke bahasa Melayu. Biarpun penyebaran agama Kristiani dimulai pada tahun 1563, samapi tahun 1822 perkembangan agama Kristiani masih terfokus di daerah pantai.

Sementara usaha pengkristenan Poso, Toraja, dan beberapa daerah lain di Sulawesi semakin berkembang sejak kedatangan C. Kruyt dan N. Adriani pada dekade terakhir ke-19.

Jika sebelumnya sebagian besar pemeluk agama kristiani di Jawa terdiri atas penduduk perkotaan, di bawah gereja-gereja lokal berkembang komunitas Kristiani di daerah pedesaan. Pertemuan dgn unsur-unsur lokal itu di Jawa kemudian menghasilkan gereja-gereja. Di pulau-pulau lain terdapat juga beberapa gereja lokal, seperti di kalangan masyarakat Batak, Minahasa dan lain sebagainya.

Daerah-daerah Persebaran Agama Kristen