Rangkuman CB III

12
Topik I : Terbuka Kepada Hal Gaib Kepercayaan pada Hal Gaib Manusia memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang bersifat gaib (perasaan religius) Hal gaib dimaksud adalah sesuatu yang dipercayai sebagai nyata adanya walau tidak kelihatan di mata. Hal gaib : Sesuatu yang supra natural, adikodrati, melampauhi kenyataan duniawi, bersifat transenden Hal gaib : tidak selalu kita artikan sebagai Tuhan Pengalaman Transendental Manusia 1. Pengalaman akan keterbatasan atau ketakberdayaan telah membuka hati dan jiwa manusia bahkan kesadarannya tentang adanya kekuatan yang mengatasi kekuatan dan daya tangkapnya sendiri (Rudolf Otto menyebutnya sebagai “misteri”) 2. Pengalaman mistik juga (pengalaman menyatu dengan yang ilahi) merupakan pengalaman yang mengantar manusia pada keyakinan akan adanya hal gaib Corak Kepercayaan pada Yang Gaib 1. Praktek magi a. Obyek kepercayaan : hal-hal yang impersonal b. Tujuan kepercayaan: memanipulasi daya-daya alam untuk mencapai tujuan-tujuan yang bersifat pribadi c. Cara berhubungan: berlangsung secara individual, mempergunakan seorang penyihir (dukun). Dalam prakteknya ada magi yang sungguh-sungguh jahat (black magic) 2. Magi dan agama - Agama telah mengalami perkembangan besar dibandingkan praktek magi

Transcript of Rangkuman CB III

Page 1: Rangkuman CB III

Topik I : Terbuka Kepada Hal Gaib

Kepercayaan pada Hal Gaib• Manusia memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang bersifat gaib (perasaan religius)• Hal gaib dimaksud adalah sesuatu yang dipercayai sebagai nyata adanya walau tidak

kelihatan di mata.• Hal gaib : Sesuatu yang supra natural, adikodrati, melampauhi kenyataan duniawi,

bersifat transenden • Hal gaib : tidak selalu kita artikan sebagai Tuhan

Pengalaman Transendental Manusia1. Pengalaman akan keterbatasan atau ketakberdayaan telah membuka hati dan jiwa

manusia bahkan kesadarannya tentang adanya kekuatan yang mengatasi kekuatan dan daya tangkapnya sendiri (Rudolf Otto menyebutnya sebagai “misteri”)

2. Pengalaman mistik juga (pengalaman menyatu dengan yang ilahi) merupakan pengalaman yang mengantar manusia pada keyakinan akan adanya hal gaib

Corak Kepercayaan pada Yang Gaib1. Praktek magi

a. Obyek kepercayaan : hal-hal yang impersonalb. Tujuan kepercayaan: memanipulasi daya-daya alam untuk mencapai tujuan-

tujuan yang bersifat pribadi c. Cara berhubungan: berlangsung secara individual, mempergunakan seorang

penyihir (dukun). Dalam prakteknya ada magi yang sungguh-sungguh jahat (black magic)

2. Magi dan agama- Agama telah mengalami perkembangan besar dibandingkan praktek magi- Dalam agama, hal yang disebut gaib menjadi lebih eksplisit, dan disebut “Tuhan”- Magi bersifat manipulatif dan mengontrol serta memaksa daya-daya supra natural

demi tujuan pribadi, sedangkan agama lebih merupakan sikap tunduk dan taat serta sikap penyerahan kepada yang Ilahi

- Magi mengedepankan tujuan individual, bersifat mengelabui dan berbau muslihat, sedang agama berlangsung dalam suasana sosial kebersamaan

Page 2: Rangkuman CB III

Keterbukaan kepada Hal Gaib Sebagai Keterbukaan pada Kebaikan• Ajaran-ajaran kitab keagamaan yang diklaim berasal dari yang ilahi (Gaib) selalu

mengarahkan orang untuk kebaikan • Demi perbaikan akhlak dan perbaikan hidup bersama • Dapat diaplikasikan dalam kenyataan sosial-individual berikut:

– Manusia ingin hidup baik – Menjadi baik tidak mudah – Manusia mau menolong dan ditolong

Mengembangkan Keterbukaan pada Kebaikan• Menjadikan keterbukaan kepada kebaikan sebagai modal utama • Terus memperbaiki gambaran tentang Yang Gaib (Tuhan)• Berangkat dari praktek ritual ke hidup nyata • Bersikap terbuka dan kritis menghayati hidup keagamaan • Bekerjasama dengan agama-agama lain untuk mewujudkan kebaikan bersama

Topik II : Gambaran Manusia Tentang Tuhan

Gambaran Tentang Tuhan1. Politeisme

Manusia percaya bahwa ada banyak penguasa yang berpengaruh dalam kehidupan manusia yang dijuluki sebagai para dewa. Kepercayaan ini adalah “percaya akan banyak Allah”

2. HenoteismePertama : yang berkuasa atas dunia ini bukan banyak melainkan satu, namun penguasa di satu tempat berbeda dengan penguasa di tempat lainKedua : ada banyak dewa, tetapi hanya satu yang mahakuasaKetiga : dewa atau penguasa di satu zaman berbeda dengan zaman lain

3. MonoteismePercaya hanya ada satu penguasa di dunia ini, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Teori Tentang Tuhan1. Deisme

Deisme berpendapat bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu, setelah selesai menciptakan ala mini, keluar dari padanya dan tidak pernah kembali lagi

Page 3: Rangkuman CB III

2. PanteismePanteisme berpendapat bahwa Tuhan, setelah selesai menciptakan ala mini, tetap saja tinggal di dalamnya, dan masih mengendalikan semua ciptaan-Nya

3. TeismePandangan ini menyatakan bahwa Tuhan, setelah selesai menciptakan alam ini, keluar daripadanya, tetapi masih mengontrolnya.

Bagaimana Manusia Menggambarkan Tuhan Menurut Kepercayaan Dan Iman Mereka1. Pembedaan tiga dewa (Hindu)

Adanya Trimurti, yaitu Brahma (Dewa Pencipta), Wisnu (Dewa Pemelihara) dan Siwa (Dewa Perusak)

2. Allah Tritunggal (Kristiani)Konsep Tuhan dalam Tritunggal adalah : Allah Bapa yang ada di Surga (gambaran tentang kesempurnaan, kesenangan, keindahan ketenangan dan ketentraman), yang menjelma menjadi manusia, Yesus Kristus (100% manusia dan 100% Tuhan) yang diutus-Nya untuk membebaskan manusia dari dosa. Dan setelah kematian-Nya, Ia bangkit dan naik ke surge, namun tetap berpengaruh atas manusia dalam kuasa Roh Kudus (realitas kuasa Allah yang masih tetap hidup dan melindungi dunia ini hingga kini dan selamanya)

3. Tuhan dan sifat-sifat-Nya (Islam)Tuhan dinyatakan sebagai sesuatu yang “Gaib” yang wujud-Nya tidak terlihat oleh mata, suaranya tidak terdengar, dan oleh karena-Nya apapun dan seperti apa pun pikiran manusia membayangkan wujud Allah, pastilah salah

4. Bukan sebagai pribadi (Buddha)Tuhan tidak dipandang sebagai suatu pribadi (personifikasi), tidak bersifat antropomorfisme (seperti sifat manusia) dan antropopatisme (perasaan manusia).

Implikasi Gambaran Tentang Tuhan dalam Keseharian :1. Tuhan Maha Kuasa2. Tuhan Maha Adil3. Tuhan Maha Tahu4. Tuhan Maha Pemaaf dan Pengampun5. Tuhan Maha Pengasih

Page 4: Rangkuman CB III

Topik III : Iman Dan Agama

Pengertian Iman• Secara etimologis “iman” berasal dari kata Arab : Percaya, merasa aman • Dalam kata itu terkandung pengertian: mantap, teguh, kokoh, stabil, tak tergoncangkan • Sebagai berada dalam hati • Kesatuan, keselarasan dan keserasian antara kata hati, ucapan dan perbuatan • Iman sebagai jawaban manusia atas pewahyuan Tuhan • Penyerahan diri secara total kepada Tuhan

Pengertian AgamaAgama pada dasarnya adalah sikap dasar manusia yang seharusnya kepada Tuhan. Agama mengungkapkan diri dalam sembah dan bakti sepenuh hati kepada Tuhan. Berbeda dengan iman yang didasarkan pada pewahyuan Tuhan, agama sebenarnya merupakan hasil usaha manusia, yang dikembangkan dlam rangka mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan pengungkapan iman.

Proses Terbentuknya Iman Dan Pengembangannya1. Proses terbentuknya cinta

a. Dimulai dari perkenalanb. Memperkenalkan imanc. Menghadapi tantangan

2. Memupuk dan mengembangkan cinta kepada Tuhana. Bhakti Yogab. Cinta kepada Tuhan sebagai prioritas utamac. Iman dan perbuatan

Aplikasi Konkrit Iman dalam Praktek Sehari-hari1. Aktif beribadat2. Menjadikan iman sebagai sumber inspirasi

Beriman dan Beragama• Seorang yang beragama bukanlah jaminan bahwa dia juga beriman dalam arti yang

sesungguhnya • Kita tidak cukup hanya beragama. Yang lebih penting adalah bahwa kita beriman, dan

hidup sebagai orang beriman dalam kehidupan nyata

Page 5: Rangkuman CB III

Topik IV : Ibadat Kepada Tuhan

1. Ibadat ritual dalam agama Islam- Shalat : sebagai ritual utama dalam agama Islam. Diawali dengan berwudhu, dengan

mengikuti urutan tertentu - Ibadah Puasa - Ibadah Ritual Haji (ada upacara Haji Besar)

2. Ibadat ritual dalam agama Kristen- Ibadat (kebaktian) dalam agama Kristen selalu berpusatkan pada Kristus - Ada Ibadat Mingguan (umumnya sekali seminggu); dan ada juga Ibadat Harian - Perayaan Sakramen mendapat kedudukan penting dalam perayaan liturgi

kebaktian.

3. Ibadat ritual dalam agama Hindu- Ritual dalam bentuk Puja : Trisandhya (dilakukan 3 x sehari); Suryasewana

(pemujaan kepada Tuhan); Berjapa (berkaitan dengan penyucian diri, pemujaan dan konsentrasi); Sembahyang /Muspa (Menyembah Tuhan dengan memakai sarana kembang); Tirthayatra (Meningkatkan kehidupan spiritual dengan mengunjungi tempat-tempat suci)

- Ritual dalam bentuk Yajna : Biasanya dilakukan untuk kesejahteraan material manusia).

4. Ibadat ritual dalam agama Buddha- Ritual sempurna melibatkan ketiga ungkapan keberadaan manusia : Tubuh (gerak),

perkataan (mantra), dan pikiran (meditasi)- Beberapa ritual utama: Doa (Mengungkapkan pengharapan dan bukan meminta);

Paritta dan Mantra (Bacaan perlindungan agar terhindar dari kejahatan); Persembahan (Biasanya dilakukan sebagai cara untuk mengembangkan potensi batin dan melatih pikiran); Uposata (Masuk untuk berdiam diri dalam keluhuran)

Makna ibadat kepada Tuhan- Sebagai perayaan iman (celebration of faith)- Membawa seluruh aktivitas hidup kepada Tuhan - Menimba kekuatan yang akan dibawa dalam kehidupan

Page 6: Rangkuman CB III

Menghayati kehyusukan ibadat- Mempersiapkan diri dengan baik - Mengikuti dengan kesunguhan hati - Hidup sebagai orang yang selalu dibaharui (mengibadahkan seluruh hidup)

- Ibadah berperan membaharui hidup kita, yang dalam kenyataannya selalu tenggelam dalam rutinitas sehari-hari

Topik V : Hari - Hari Besar Keagamaan

Hari - Hari besar dalam agama Islam• Maulid Nabi : Hari kelahiran nabi Muhammad, jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal

Tahun Hijriah • Isra’ dan Mi’raj : Untuk memperingati peristiwa diwajibkannya shalat lima waktu bagi

umat Islam• Nuzulul Qur’an : Hari untuk memperingati turunnya Wahyu Al-Qur’an yang pertama

kali, tgl 17 Ramadhan • Tahun Baru Hijriah: Memperingati pindahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke

Madinah • Idul Adha : Untuk memperingati ketabahan dan kesabaran nabi Ibrahim sewaktu

diminta Tuhan untuk menyembelih anaknya • Idul Fitri : Ungkapan syukur atas keberhasilan menjalani puasa selama sebulan penuh

Hari - Hari besar dalam agama Kristen• Natal : Hari raya kelahiran Yesus Kristus • Paskah : Hari raya kebangkitan Yesus • Kematian Yesus : Memperingati kematian Yesus di atas salib • Kenaikan Yesus : Memperingati kenaikan Yesus ke surga • Pentakosta : Hari kelima puluh sesudah Paskah : Memperingati turunnya Roh Kudus di

atas para rasul Yesus

Page 7: Rangkuman CB III

Peredaran tahun literatur Gereja

Hari - Hari besar dalam agama Hindu• Hari raya Galungan dan Kuningan : Hari raya untuk merayakan kemenangan dharma

atau kebenaran melawan adharma atau kebatilan • Hari Raya Nyepi : Perayaan tahun baru Saka

• Diisi dengan ibadat tapa, brata yoga semedi, penyepian: amati geni, amati karya, amati lelungan, amati lelanguan. Umat Hindu menekankan bharata, yoga, tapa, samadhi.

• Sehari sebelum perayaan, Nyepi dimulai dengan upacara Bhuta Yajna : Upacara kurban untuk membina hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama dan dunia (konsep Trihitakarana)

• Besoknya perayaan Nyepi disusul dengan upacara Ngembak Geni : acara silaturrahmi, saling bermaafan, bersyukur dan introspeksi diri

Hari - Hari besar dalam agama Buddha• Hari Suci Magha : Memperingati kejadian penting berkumpulnya 1250 biksu untuk

memberi hormat kepada Buddha Sakyamuni • Hari Suci Waisak : Memperingati tiga peristiwa penting (lahirnya Pangeran Siddharta

Gotama, Petapa Gotama mencapai penerangan sempurna, meninggalnya Buddha Sakyamuni)

Page 8: Rangkuman CB III

• Hari Suci Asadha : Memperingati saat pertama kalinya Buddha Sakyamuni memberikan khotbah setelah beliau menjadi Samma Sambuddha

• Hari Suci Kathina : Sebagai ungkapan perasaan terima kasih umat kepada anggota Sangha yang telah menjalankan masa vassa selama tiga bulan di daerah mereka.

Menyikapi peristiwa penting keagamaan• Mengenakan kaca mata dan perasaan yang sama : Memandang suatu agama sesuai

dengan pemahaman dan penghayatan para penganutnya • Menghormati peristiwa rohani agama lain • Menghadapi sikap ekstrim dengan cara yang bijak • Mengutamakan yang lebih penting: Ukuran suksesnya suatu perayaan tidak dilihat dari

kemeriahan upacara

Topik VI : Komunikasi Pribadi dengan Tuhan

1. Berkomunikasi dengan yang adikodratil2. Berwawanrasa dengan Tuhan (mengkomunikasikan perasaan)3. Berkomunikasi secara online (dapat berlangsung terus, setiap waktu)

Doa sebagai bentuk komunikasi dengan Tuhan1. Berdoa dengan meditasi (bentuk komunikasi yang sangat interens dengan Tuhan)2. Pikiran dan hati harus kosong (bersih)

Tempat - tempat komunikasi dengan Tuhan dapat berlangsung1. Rumah ibadat atau rumah doa2. Tempat - tempat ziarah3. Alam terbuka4. Ruang tertutup5. di sembarang tempat dan sembarang waktu

Buah hasil dari komunikasi dengan Tuhan1. hubungan erat dengan Tuhan2. kedamaian hati3. withdrawal dan return

Page 9: Rangkuman CB III

Topik VII : Mencintai dengan Tulus

• Pemahaman Islam : Bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang)

• Pemahaman Kristen : Cinta Tuhan yang begitu besar terwujud dalam diri Yesus Kristus, yang rela menderita dan mati demi manusia

• Pemahaman Hindu : Digambarkan dalam sifat Brahman (Tuhan Pencipta), yang mencintai seluruh ciptaan (bukan hanya manusia)

• Pemahaman Buddha : Buddha terlahir karena kasih sayang kepada dunia, untuk kepentingan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia

Perintah untuk mencintai• Islam: Belumlah sempurna iman kalian sebelum kalian mampu mencintai orang lain

seperti mencintai diri sendiri • Kristen: Aku memberi perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;

sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi • Hindu: Kemampuan manusia untuk mencinta menunjukkan bahwa setiap model cinta

itu perlu diwujudkan • Buddha: Korbankanlah dirimu, itu adalah kewajibanmu sendiri; jangan menunggu

perintah orang lain.

Wujud penghayatan cinta tulus dalam kehidupan sehari - hari• Peka terhadap penderitaan sesama (miskin dan penganggur; cacat fisik, mental, sosial;

tertimpa bencana alam atau kecelakaan; mengalami penganiayaan; sedang menderita penyakit, tekanan, ancaman, dsb)

• Tidak menyebabkan orang lain menderita (pasif)• Mengantisipasi masa depan (aktif-Proaktif)

Page 10: Rangkuman CB III