Rangkuman Bahan Ajar Konservasi dan Reklamasi Lahan

21
BAB III KONSEP KONSERVASI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAHAN 3.1 Konservasi Tana Dan Air Konservasi tanah merupakan suatu bentuk upaya dalam mencegah erosi tanah d memperbaiki tanah yang sudah rusak oleh erosi. Hal ini terkait dengan penempatan bidang tanahdengan memperlakukan ataumenggunakan tanah tersebut sesuai dengan kemampuannya guna mencegah kerusakan tanah oleh erosi. Konservasi tanah tidak be pelarangan atau penundaan penggunaan tanah tetapi penyesuaian macam penggunanny sifat-sifat tanah dan pemberian perlakuan sesuai dengan syarat yang dip utama konservasi adalah untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan produksi lahan d menjaga laju kehilangan tanah tetap di bawah ambang batas yang diperkenankan. Konservasi air merupakan penggunaan air seefisien mungkin. Misalnya, pengg air untuk pertanian, yaitu dengan mengatur waktu aliran air sehingga ketersediaa terjaga pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim penghujan dapat diatur s lahan pertanian tidak rusak karena terendam oleh air. Konservasi air pada dasarn pengaturan air yang jatuh ke permukaan bumi sedemikian rupa agar tidak segera m sungai-sungai melalui aliran permukaan. Tindakan terbaik dalam konservasi mengatur aliran air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan cara menahan ai agar meresap ke dalam tanah sehingga tersimpan sebagai air tanah. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konser etiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air p tempat tersebut dan tempat-tempat lain yang dialirinya. !erbagai tindakan konser adalah juga tindakan konservasi air. 3.! Me"o#e Konservasi Laan Teknik konservasi tanah di "ndonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir butir hujan, meningkatka infiltrasi tanah seperti pemberian bahan organikatau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghamb tanah dan hara terhanyut #$gus et al., %&&&'. Macam ( macam metode konservasi yaitu ) %. Metode *egetatif Teknik konservasi tanah secara vegetatif adalah setiap pemanfaatan tanaman maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah dari erosi, penghambat la permukaan, peningkatan kandungan lengas tanah, serta perbaikan sifat-sifat tana

description

Rangkuman Bahan Ajar Konservasi dan Reklamasi Lahan

Transcript of Rangkuman Bahan Ajar Konservasi dan Reklamasi Lahan

BAB IIIKONSEP KONSERVASI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAHAN

3.1 Konservasi Tanah Dan AirKonservasi tanahmerupakan suatu bentuk upaya dalam mencegah erosi tanah dan memperbaiki tanah yang sudah rusak oleh erosi. Hal ini terkait dengan penempatan setiap bidang tanah dengan memperlakukan atau menggunakan tanah tersebut sesuai dengan kemampuannya guna mencegah kerusakan tanah oleh erosi.Konservasi tanah tidak berarti pelarangan atau penundaan penggunaan tanah tetapi penyesuaian macam penggunannya agar sifat-sifat tanah dan pemberian perlakuan sesuai dengan syarat yang diperlukan. Tujuan utama konservasi adalah untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap di bawah ambang batas yang diperkenankan.Konservasi airmerupakan penggunaan air seefisien mungkin. Misalnya, penggunaan air untuk pertanian, yaitu dengan mengatur waktu aliran air sehingga ketersediaan air dapat terjaga pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim penghujan dapat diatur sehingga lahan pertanian tidak rusak karena terendam oleh air.Konservasi air pada dasarnya adalah pengaturan air yang jatuh ke permukaan bumi sedemikian rupa agar tidak segera masuk ke sungai-sungai melalui aliran permukaan. Tindakan terbaik dalam konservasi air adalah mengatur aliran air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan cara menahan air tersebut agar meresap ke dalam tanah sehingga tersimpan sebagai air tanah.Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat tersebut dan tempat-tempat lain yang dialirinya. Berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air.3.2 Metode Konservasi LahanTeknik konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir butir hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian bahan organik atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut (Agus et al., 1999).Macam macam metodekonservasiyaitu :1. Metode VegetatifTeknik konservasi tanah secara vegetatif adalah setiap pemanfaatan tanaman/vegetasi maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah dari erosi, penghambat laju aliran permukaan, peningkatan kandungan lengas tanah, serta perbaikan sifat-sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun biologi. Tanaman ataupun sisa-sisa tanaman berfungsi sebagai pelindung tanah terhadap daya pukulan butir air hujan maupun terhadap daya angkut air aliran permukaan (runoff), serta meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.Teknik konservasi tanah secara vegetatif yang dapat dilakukan adalah: penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry) termasuk didalamnya adalah pertanaman lorong (alley cropping), pertanaman menurut strip (strip cropping), strip rumput (grass strip), barisan sisa tanaman, tanaman penutup tanah (cover crop), penerapan pola tanam termasuk di dalamnya adalah pergiliran tanaman (crop rotation), tumpang sari (intercropping), dan tumpang gilir (relay cropping). Dalam penerapannya, petani biasanya memodifikasi sendiri teknik-teknik tersebut sesuai dengan keinginan dan lingkungan agroekosistemnya sehingga teknik konservasi ini akan terus berkembang di lapangan.Keuntungan yang didapat dari sistem vegetatif ini adalah kemudahan dalam penerapannya, membantu melestarikan lingkungan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, dapat memperbaiki sifat tanah dari pengembalian bahan organik tanaman, serta meningkatkan nilai tambah bagi petani dari hasil sampingan tanaman konservasi tersebut. Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat:a. Memelihara kestabilan struktur tanah melalui sistem perakaran dengan memperbesar granulasi tanah.b. Penutupan lahan oleh seresah dan tajuk dapat mengurangi evaporasi.c. Dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.d. Fungsi lain daripada vegetasi berupa tanaman kehutanan yang tak kalah pentingnya yaitu memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menambah penghasilan petani (Hamilton, et.al., 1997).Macam-macam teknik konservasi dengan metode vegetatif:a. Penghutanan kembali ( Reforestation )Penghutanan kembali (reforestation) secara umum dimaksudkan untuk mengembalikan dan memperbaiki kondisi ekologi dan hidrologi suatu wilayah dengan tanaman pohon-pohonan. Penghutanan kembali juga berpotensi untuk peningkatan kadar bahan organik tanah dari serasah yang jauh di permukaan tanah dan sangat mendukung kesuburan tanah. Penghutanan kembali biasanya dilakukan pada lahan-lahan kritis yang diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, erosi, abrasi, tanah longsor, dan aktivitas manusia seperti pertambangan, perladangan berpindah, dan penebangan hutan.Penghutanan kembali dengan maksud untuk mengembalikan fungsi tata air, efektif dilakukan pada lahan dengan kedalaman tanah >3 m. Tanah dengan kedalaman 65%), gersang dan berbatu-batu. Tanah demikian sebaiknya dijadikan hutan lindung, atau suaka alam, diamana semua tanaman dibiarkan secara alami, demikian juga semua fauna yang ada di dalamnya.

BAB VKONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI5.1 Pengertian Daerah Aliran SungaiDaerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggungpunggung bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air, dan kemudian berkumpul menuju suatu muara sungai, laut, danau atau waduk. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut.Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).Daerah aliran sungai dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Daerah hulu merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng lebih besar dari 15%, bukan merupakan daerah banjir,jenis vegetasinya merupakan tegakan hutan. Daerah hilir DAS merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, daerah yang memiliki kemiringan lereng kecil (45%)Lereng sangat curam tidak dianjurkan untuk usaha budidaya pertanian terutaman tanaman pangan tetapi diusahakan vegetasi permanen dengan fungsi kawasan lindung, yaitu kawasan yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan disekitarnya sebagai pengatur tata air pencegah banjir dan erosi.6.2 Penimbunan Kembali Lapisan Permukaan TanahReklamasi lahan tidak akan berhasil bilamana tumbuhan atau tanaman yang ditanam di atas permukaan tanah tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lapisan permukaan tanah lahan bekas tambang sudah rusak oleh kegiatan pertambangan itu sendiri sehingga menghasilkan tanah gundul. Di permukaan tanah timbul batuan induk atau tanah bercampur kerikil, batu-batu halus, dan kasar. Untuk menciptakan kembali lapisan permukaan tanah sehingga menjadi media tumbuh yang baik bagi tanaman maka lapisan tanah atas (top soil) ditimbun atau disebar kembali di permukaan tanah setebal kurang lebih 30 cm sesuai dengan lapisan olah.